Вы находитесь на странице: 1из 6

1.

Etiologi, epidemiologi, manifestasi klinis, penatalaksanaan, komplikasi dan


prognosis dari skenario ?
Jawab :
a. Etiologi :
Teori DHT : dengan bantuan 5 alpa reduktase testosteron
diubah menjadi DHT yang merangsang pertumbuhan kelenjar
prostat karena sel-sel prostat sensitif terhadap DHT dan
menyebabkan replikasi dari sel-sel prostat lebih banyak terjadi.
Teori penuaan dan hormon : peningkatan usia menyenankan
kadar hormon testosteron menurun dan hormon estrogen
meningkat. Peningkatan hormon estrogen/androgen
menyebabkan hiperplasia dari jaringan prostat dan
menyebabkan penurunan jumlah kematian sel-sel prostat.
Teori growth factors. Teori ini berdasarkan adanya hubungan
interaksi antara unsur stroma dan unsur epitel prostat yang
berakibat BPH. Faktor pertumbuhan ini dibuat oleh sel-sel stroma
di bawah pengaruh androgen. Adanya ekspresi berlebihan dari
epidermis growth factor (EGF) dan atau fibroblast growth factor
(FGF) dan atau adanya penurunan ekspresi transforming growth
factor- (TGF - ), akan menyebabkan terjadinya
ketidakseimbangan pertumbuhan prostat dan menghasilkan
pembesaran prostat.
b. Epidemiologi : tanda klinis BPH muncul pada lebih dari 50% laki-laki
usia 50mtahun ke atas.
c. Manifestasi klinis : sering berkemih, nokturia, urgensi (kebelet)
urgensi dengan inkontinensia, tersendat-sendat, mengeluarkan tenaga
untuk mengeluarkan kemih, rasa tidak lampias, inkintinensia overflow
dan menetes setelah berkemih
d. Penatalaksanaan :
a. Observasi : Biasanya dilakukan pada pasien dengan keluhan ringan.
Pasien dianjurkan untuk mengurangi minum setelah makan malam
yang ditujukan agar tidak terjadi nokturia, menghindari obat-obat
dekongestan (parasimpatolitik), mengurangi minum kopi dan tidak
diperbolehkan minum alkohol agar tidak terlalu sering miksi.
b. Terapi medikamentosa :
Penghambat adrenergenik alfa Obat-obat yang sering dipakai
adalah prazosin, doxazosin,terazosin,afluzosin atau yang lebih
selektif alfa 1a (Tamsulosin). Dosis dimulai 1mg/hari sedangkan
dosis tamsulosin adalah 0,2-0,4 mg/hari. Obat-obat golongan ini
dapat memperbaiki keluhan miksi dan laju pancaran urin. Efek
samping yang mungkin timbul adalah pusing, sumbatan di
hidung dan lemah
Pengahambat enzim 5 alfa reduktase Obat yang dipakai adalah
finasteride (proscar) dengan dosis 1X5 mg/hari. Obat golongan
ini dapat menghambat pembentukan DHT sehingga prostat
yang membesar akan mengecil. Efek samping dari obat ini
diantaranya adalah libido, impoten dan gangguan ejakulasi.
Fitofarmaka/fitoterapi Penggunaan fitoterapi yang ada di
Indonesia antara lain eviprostat. Substansinya misalnya pygeum
africanum, saw palmetto, serenoa repeus dll. Afeknya
diharapkan terjadi setelah pemberian selama 1-2 bulan dapat
memperkecil volum prostat
c. Terapi bedah
Pembedahan terbuka
Prostatektomi suprapubik Adalah salah satu metode
mengangkat kelenjar melalui insisi abdomen. Insisi dibuat
dikedalam kandung kemih, dan kelenjar prostat diangat
dari atas.
Prostatektomi perineal Adalah suatu tindakan dengan
mengangkat kelenjar melalui suatu insisi dalam perineum.
Teknik ini lebih praktis dan sangat berguan untuk biopsy
terbuka. Pada periode pasca operasi luka bedah mudah
terkontaminasi karena insisi dilakukan dekat dengan
rectum. Komplikasi yang mungkin terjadi dari tindakan ini
adalah inkontinensia, impotensi dan cedera rectal.
Prostatektomi retropubik Adalah tindakan lain yang dapat
dilakukan, dengan cara insisi abdomen rendah mendekati
kelenjar prostat, yaitu antara arkus pubis dan kandung
kemih tanpa memasuki kandung kemih.
Pembedahan endourologi,
Transurethral Prostatic Resection (TURP). Merupakan
tindakan operasi yang paling banyak dilakukan, reseksi
kelenjar prostat dilakukan dengan transuretra
menggunakan cairan irigan (pembilas) agar daerah yang
akan dioperasi tidak tertutup darah Indikasi TURP ialah
gejala-gejala sedang sampai berat, volume prostat kurang
dari 90 gr
Transurethral Incision of the Prostate (TUIP) Tindakan ini
dilakukan apabila volume prostat tidak terlalu besar atau
prostat fibrotic. Indikasi dari penggunan TUIP adalah
keluhan sedang atau berat, dengan volume prostat
normal/kecil (30 gram atau kurang).
Terapi invasive minimal
o Transurethral Microvawe Thermotherapy (TUMT),
Dilakukan dengan cara pemanasan prostat
menggunakan gelombang mikro yang disalurkan ke
kelenjar prostat melalui transducer yang diletakkan di
uretra pars prostatika, yang diharapkan jaringan
prostat menjadi lembek.
o Transuretral Ballon Dilatation (TUBD), pada tehnik ini
dilakukan dilatasi (pelebaran) saluran kemih yang
berada di prostat dengan menggunakan balon yang
dimasukkan melalui kateter. Teknik ini efektif pada
pasien dengan prostat kecil,
o Transuretral Needle Ablation (TUNA), pada teknik ini
memakai energy dari frekuensi radio yang
menimbulkan panas mencapai 100 derajat selsius,
sehingga menyebabkan nekrosis jaringan prostat.
d. Komplikasi :
1. Retensi urin akut, terjadi apabila buli-buli menjadi dekompensasi
2. Infeksi saluran kemih
3. Involusi kontraksi kandung kemih
4. Refluk kandung kemih
5. Hidroureter dan hidronefrosis dapat terjadi karena produksi urin
terus
6. berlanjut maka pada suatu saat buli-buli tidak mampu lagi
menampung
7. urin yang akan mengakibatkan tekanan intravesika meningkat.
8. Gagal ginjal bisa dipercepat jika terjadi infeksi
9. Hematuri, terjadi karena selalu terdapat sisa urin, sehingga dapat
10.terbentuk batu endapan dalam buli-buli, batu ini akan menambah
11.keluhan iritasi.
Prognosis :
Prognosis untuk BPH berubah-ubah dan tidak dapat diprediksi pada
tiap individu walaupun gejalanya cenderung meningkat. Namun BPH yang
tidak segera ditindak memiliki prognosis yang buruk karena dapat
berkembang menjadi kanker prostat. Menurut penelitian, kanker prostat
merupakan kanker pembunuh nomer 2 pada pria setelah kanker paru-
paru. BPH yang telah diterapi juga menunjukkan berbagai efek samping
yang cukup merugikan bagi penderita
Sumber : Silvia & Price, 2009. Patofisiologi. EGC. Jakarta
Sumber : Purnomo, BB. 2007.Dasar-dasar urologi. Edisi ke-2. Jakarta:
Sagung Seto.

2. Etiologi-prognosis karsinoma prostat dan prostatitis ?


Jawab :
a. Karsinoma prostat :
A. Etiologi : penyebab kanker prostat belum diketahui, sama
dengan hiperplasia prostat nodular, androgen dipercaya
memainkan peran dalam patogenesis
B. Epidemiologi : Karsinima perostat adalah keganasan pada
laki-laki yang paling sering kedua di Amerika serokat. Di
amerika insiden kanker prostat 50% lebih tinggi pada laki-
laki keturunan afriksa-amerika dibandingkan dengan laki-laki
kausia.
C. Manifestasi klinis : secara medik, kanker prostat
umumnya tidak menunjukkan gejala khas. Karena itu,
sering terjadi keterlambatan diagnosa. Biasanya gejala
mirip dengan BPH yaitu : : sering berkemih, nokturia,
urgensi (kebelet) urgensi dengan inkontinensia, tersendat-
sendat, mengeluarkan tenaga untuk mengeluarkan kemih,
rasa tidak lampias, inkintinensia overflow dan menetes
setelah berkemih
D. Pemeriksaan penunjang :
1. Digital Rectal Examination
2. Pemeriksaan PSA
3. Biopsi prostat
E. Penatalaksanaan :
Pembedahan untuk kanker prostat meliputi
pengangkatan seluruh kelenjar prostat dan jaringan di
dekatnya.
Terapi radiasi adalah penggunaan sinar berenergi
tinggi yang ditujukan pada kanker. Ini memiliki peran
penting dalam pengobatan kanker prostat. Radioterapi
dilakukan selain operasi untuk cancer prostat dini2. Ini
juga dapat diberikan pada pasien dengan kanker
lanjutan yang telah menyebar ke tulang, untuk
mengurangi rasa sakit.
Terapi hormon Terapi hormon dapat mengecilkan atau
memperlambat pertumbuhan kanker Anda, tetapi jika
digunakan dengan terapi yang lain tidak akan
menghilangkan kanker. Obat-obatan atau hormon yang
menghalangi atau menghentikan produksi testosteron
dan hormon laki-laki lain, yang disebut androgen.
Kemoterapi. Kemoterapi membunuh sel-sel kanker di
seluruh tubuh, termasuk yang di luar prostat, sehingga
digunakan untuk mengobati kanker lebih parah dan
kanker yang tidak dapat disembuhkan dengan terapi
hormon. Pengobatan biasanya intravena dan diberikan
dalam siklus berlangsung 3-6 bulan.
Vaksin kanker. prostat Vaksin ini dirancang untuk
mengobati, bukan mencegah, kanker prostat dengan
memacu sistem kekebalan tubuh Anda untuk menyerang
sel-sel kanker prostat. Sel kekebalan akan diambil dari
darah Anda, diaktifkan untuk melawan kanker, dan
ditanamkan kembali ke dalam darah Anda. Tiga siklus
terjadi dalam bersamaan. Ini digunakan untuk kanker
prostat ganas yang tidak lagi merespon terapi hormon.
F. Prognosis : harapan hidup setelah terapi hormon bervariasi
; 10% dapat bertahan hidup kurang dari 6 bulan; 50% dapat
bertahan hidup kurang dari 3 tahun
b. Prostatitis :
A. Etiologi :
B. Epidemiologi :
C. Manifestasi klinis :
D. Pemeriksaan Penunjang :
E. Penatalaksanaan :
National Institute of Health membagi prostatitis
dalam 4 klasifikasi :
1. Kategori I yaitu prostatitis bakterial akut
Terapi : Dipilih antibiotik yang sensitif terhadap kuman
penyebab infeksi dan pasien perlu dirawat di rumah
sakit untuk pemberian obat secara parenteral. Antibiotik
yang dipilih adalah dari golongan fluoroquinolon,
cotrimoksasol, dan golongan aminoglikosida. Untuk
parenteral dapat diberikan ceftriakson atau cefixime.
Setelah keadaan membaik dapat diberikan antibiotik
oral selama 30 hari. Jika keadaan miksi terganggu, maka
dapat dilakukan pemasangan kateter suprapubik karena
dalam keadaan ini pemasangan kateter transuretra
menjadi sulit dan menambah nyeri.
2. Kategori II yaitu prostatitis bakterial kronis
Terapi : Pada prostatitis bakterial akut, hampir semua
antibiotik dapat menembus barier plasma epitelium dan
masuk ke dalam sel - sel kelenjar prostat, tetapi pada
infeksi kronis tidak banyak jenis antibiotik yang dapat
menembus barier itu. Antibiotik yang dapat menembus
barier adalah doksisiklin, minoksilin, karbeniksilin,
cotrimoksasol, dan fluoroquinolon. Pengobatan diberikan
dalam jangka lama sampai pada hasil kultur didapatkan
kuman negatif.
3. Kategori III prostatitis non bakterial kronis atau sindrom
pelvik kronis.
Pada kategori ini terdapat keluhan nyeri dan
perasaan tidak nyaman di daerah pelvis yang telah
berlangsung paling sedikit 3 bulan. Kategori ini
dibedakan dalam 2 subkategori, yaitu subkategori IIIA
yaitu sindrom pelvik kronis dengan inflamasi, dan
kategori IIIB adalah sindrom pelvik non inflamasi
Terapi : kategori III dibagi menjadi 2 subkategori, yaitu
subkategori IIIA dan IIIB.
pada kategori IIIA tidak tampak kelainan pada
pemeriksaan fisik dan pada uji 4 tabung tidak
didapatkan pertumbuhan kuman, hanya saja pada EPS
terlihat banyak leukosit dan bentukan oval fat body.
Beberapa penulis menduga inflamasi ini disebabkan oleh
infeksi dari Ureaplasma urealitikum atau Chlamidia
trachomatis sehingga mereka memberikan antibiotik
yang sensitif terhadap kuman itu, antara lain minosiklin,
doksisiklin, atau eritromisin selama 2 - 4 minggu.
ada subkategori IIIB yang dulu dikenal dengan nama
prostatodinia terdapat nyeri pada pelvis yang tidak
berhubungan dengan keluhan miksi dan sering terjadi
pada usia 20-45 tahun. Pada uji 4 tabung tidak
didapatkan adanya bakteri penyebab infeksi maupun sel
- sel penanda proses inflamasi. Diduga kelainan ini ada
hubungannya dengan faktor stress. Pemberian obat -
obat simtomatik berupa obat penghambat adrenergik
alfa dapat mengurangi keluhan miksi.
4. Kategori IV yaitu prostitis inflamasi asimtomatik
Terapi : Sebagian besar prostatitis yang tanpa
menunjukkan gejala seperti pada kategori ini tidak
memerlukan terapi, tetapi didapatkannya sel - sel
inflamasi pada analisis semen seorang pria yang
mandul perlu mendapatkan terapi antibiotika.
Sumber :
Silvia & Price, 2009. Patofisiologi. EGC. Jakarta

3. Antibiotik lazim yang digunakan pada sistem urinari ?


Jawab :
Trimetoprim
Sulfonamid, untuk isk bawah, namun pada saat ini sulfonamid bukan
lagi pilihan pertama untuk isk, karena jumlah mikroba yang resistensi
makin meningkat. Misalnya untuk sistitis akut atau kronis
Sulfiksazol saat ini masih digunakan karena jumlah mikroba yang
resistensi masih rendah
antiseptik saluran kemih
o metenamin : aktif terhadap berbagai jenis mikroba, kuman gram
negatif umumnya kecuali proteus
o asam nalidiksat : untuk isk bawah tanpa penyulit, misalnya sistitis
akut,
o nitrofurantoin : efektif untuk mengobati bakteriuria yang
disebabkan oleh isk bawah)
o fosfomisin trometamin : aktif terhadap kuman gram negatif
maupun positif, diindikasikan untuk isk tanpa komplikasi
derivat kuinolon dan ampisilin
sumber :FK IU. 2012. Farmakologi dan terapi edisi 5. Jakarta : Badan
Penerbit FKUI.

4. Organ yang mungkin terkena neoplasma pada sistem urinari ?


Jawab :
Vesika urinari
o Ca Kandung Kemih adalah tumor yang didapatkan pada buli-
buli (kandung kemih)
Ginjal
o Pada anak :
Nephroblastoma (Wilms tumour )
o Dewasa :
Renal oncocytoma
Renal cell adenoma
Renal cell carcinoma
prostat (karsinoma prostat, BPH)
o karsinoma prostat
o BPH
Sumber :
Silvia & Price, 2009. Patofisiologi. EGC. Jakarta
Lecture dr. Didik Setyo SP.PA, Phd. 2015. Pathology of Kidney and Urinary
Tract.

Вам также может понравиться