Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
html
BAB I
PEMBAHASAN
D. PATOFISIOLOGI
Pada dermatitis eksfoliatif terjadi pelepasan stratum korneum ( lapisan kulit yang paling
luar) yang mencolok yang menyebabkan kebocoran kapiler , hipoproteinemia dan
keseimbangan nitrogen yang negatif . Karena dilatasi pembuluh darah kulit yang luas ,
sejumlah besar panas akan hilang jadi dermatitis eksfoliatifa memberikan efek yang nyata
pada keseluruh tubuh.
Pada eritroderma terjadi eritema dan skuama ( pelepasan lapisan tanduk dari permukaan
kult sel sel dalam lapisan basal kulit membagi diri terlalu cepat dan sel sel yang baru
terbentuk bergerak lebih cepat ke permukaan kulit sehingga tampak sebagai sisik / plak
jaringan epidermis yang profus.
Mekanisme terjadinya alergi obat seperti terjadi secara non imunologik dan imunologik
(alergik)tetapi sebagian besar merupakan reaksi imunologik. Pada mekanismee
imunologik, alergi obat terjadi pada pemberian obat kepada pasien yang sudah tersensitasi
dengan obat tersebut. Obat dengan berat molekul yang rendah awalnya berperan sebagai
antigen yang tidak lengkap ( hapten ). Obat / metaboliknya yang berupa hapten ini harus
berkojugasi dahulu dengan protein misalnya jaringan , serum / protein dari membran sel
untuk membentuk antigen obat dengan berat molekul yang tinggi dapat berfungsi langsung
sebagai antigen lengkap.( Brunner & Suddarth vol 3 , 2002 : 1878 )
E. MANIFESTASSI KLINIS
1. Eritroderma akibat alergi obat , biasanya secara sistemik. Biasanya timbul secara akut
dalam waktu 10 hari. Lesi awal berupa eritema menyeluruh , sedangkan skuama baru
muncul saat penyembuhan.
2. Eritroderma akibat perluasan penyakit kulit yang tersering addalah psoriasis dan
dermatitis seboroik pada bayi ( Penyakit Leiner
a. Eritroderma karena psoriasis
Ditemukan eritema yang tidak merata. Pada tempat predileksi psoriasis dapat
ditemukan kelainan yang lebih eritematosa dan agak meninngi daripada sekitarnya
dengan skuama yang lebih kebal. Dapat ditemukan pitting nail
b. Penyakit leiner ( eritroderma deskuamativum )
Usia pasien antara 4 -20 minggu keadaan umum baik biasanya tanpa keluhan.
Kelainan kulit berupa eritama seluruh tubuh disertai skuama kasa
c. Eritroderma akibat penyakit sistemik , termasuk keganasan. Dapat ditemukan
adanya penyakit pada alat dalam , infeksi dalam dan infeksi fokal. ( Arif Masjoor ,
2000 : 121 )
- Menggigil,demam,dan kulit gatal bersisik.
- Warna kulit berubah dari merah muda menjadi merah gelap
- Kemungkinan terjadi kerontokan rambut
- Umumnya terjadi relaps
(Brunner dan Suddarth,2002)
F. KOMPLIKASI
Komplikasi eritroderma eksfoliativa sekunder :
Abses Limfadenopati
Furunkulosis Hepatomegali
Konjungtivitis Rinitis
Stomatitis Kolitis
G. PENATALAKSANAAN
1. Diet tinggi protein
2. Sistemik
o Golongan 1 : kortikosteroid (prednison 3-4 x 10mg). Penyembuhan beberapa hari
sampai beberapa minggu.
o Golongan 2 : kortikosteroid (prednison 4 x 10-15 mg). Bila terjadi akibat
pengobatan dengan ter pada psoriasis,obat harus dihentikan. Penyembuhan terjadi
dalam beberapa minggu sampai beberapa bulan.
Penyakit Leiner : kortikosteroid (prednison 3 x 1-2 mg ).
Sindrom Sezary : kortikosteroid (prednison 30 mg ) dan sitostatik (klorambusil 2-
6 mg ).
Topikal : salep lanolin 10%
( Arief, Mansjoer, 2000: 122 )
H. EPIDEMIOLOGI
Insidens eritroderma sangat bervariasi, menurut penelitian dari 0,9-70
d a r i 1 0 0 . 0 0 0 populasi. Penyakit ini dapat mengenai pria ataupun wanita namun paling
sering pada pria denganrasio 2 : 1 sampai 4 : 1, dengan onset usia rata-rata > 40
tahun, meskipun eritroderma dapatterjadi pada semua usia.
Insiden eritroderma makin bertambah. Penyebab utamanya adalah psoriasis. Hal
tersebut seiring dengan meningkatnya insidens psoriasis. Penyakit kulit yang sedang
diderita memegang peranan penting lebih dari setengah kasusdari eritroderma.
Identifikasi psoriasis mendasari penyakit kulit lebih dari seperempat
kasus.Didapatkan laporan bahwa terdapat 87 dari 160 kasus adalah psoriasis berat. Anak-
anak bisa menderita eritroderma diakibatkan alergi terhadap obat. Alergi terhadapobat bisa
karena pengobatan yang dilakukan sendiri ataupun penggunaan obat secara tradisional.
I. PROGNOSIS
Eritroderma yang termasuk golongan I, yakni karena alergi obat secara sistemik,
prognosisnya baik. Penyembuhan golongan ini ialah yang tercepat dibandingkan golongan
yang lain. Pada eritroderma yang belum diketahui sebabnya, pengobatan dengan
kortikosteroid hanya mengurangi gejalanya, penderita akan mengalami ketergantungan
kortikosteroid. Sedangkan, pada Sindrom Sezary buruk, kematian disebabkan infeksi
BAB II.
KONSEP DASAR KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
Pengkajian keperawatan yang berkelanjutan dilaksanakan untuk mendeteksi infeksi. Kulit
yang mengalami disrupsi , eritamatosus serta basah amat rentan terhadap infeksi dan
dapat menjadi tempat kolonisasi mikroorganisme pathogen yang akan memperberat
inflamasi antibiotik , yang diresepkan dokter jika terdapat infeksi , dipilih berdasarkan
hasil kultur dan sensitivitas
1. Biodata
a. jenis Kelamin Biasnya laki laki 2 -3 kali lebih banyak dari perempuan
b. Riwayat Kesehatan
- Riwayat penyakit dahulu ( RPM )
Meluasnya dermatosis keseluruh tubuh dapat terjadi pada klien planus ,
psoriasis , pitiasis rubra pilaris , pemfigus foliaseus , dermatitis. Seboroik dan
dermatosiss atopik , limfoblastoma
- Riwayat Penyakit Sekarang
Mengigil panas , lemah , toksisitas berat dan pembentukan skuama kulit
c. Pola Fungsi Gordon
- Pola Nutrisi dan metabolisme
Terjadinya kebocoran kapiler ,hipoproteinemia dan keseimbangan nitrogen
yang negative mempengaruhi keseimbangan cairan tubuh pasien(dehidrasi)
- Pola persepsi dan konsep dir
Konsep diri
Adanya eritema ,pengelupasan kulit , sisik halus berupa kepingan / lembaran
zat tanduk yang besr besar seperti keras selafon , pembentukan skuama
sehingga mengganggu harga diri.
d. Pemeriksaan fisik
- KU : lemah
- TTV : suhu naik atau turun
- Kepala Bila kulit kepala sudah terkena dapat terjadi alopesia.
- Mulut Dapat juga mengenai membrane mukosa terutama yang disebabkan oleh
obat.
-Abdomen Adanya limfadenopati dan hepatomegali.
-Ekstremitas Perubahan kuku dan kuku dapat lepas
- Kulit
Kulit periorbital mengalami inflamasi dan edema sehingga terjadi ekstropion
pada keadaan kronis dapat terjadi gangguan pigmentasi. Adanya eritema ,
pengelupasan kulit , sisik halus dan skuama.
( Marwali Harahap , 2000 : 28 29 : Rusepno Hasan , 2005 : 239 , Brunner &
Suddarth , 2002 : 1878 ).
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan integritas kulit b.d eksfoliasi dan respon peradangan.
2. Gangguan rasa nyaman: Gatal berhubungan dengan adanya lesi pada kulit
3. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan penampakan kulit yang tidak bagus.
4. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan penampakan kulit yang tidak bagus
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
1. DP. 1. Gangguan integritas kulit bd eksfoliasi dan respon peradangan.
Kriteria hasil : - menunjukkan peningkatan integritas kulit
- menghindari cidera kulit
- Kulit utuh, eritema dan skuama hilang
Intervensi
a. Lakukan inspeksi lesi setiap hari dan Pantau adanya tanda-tanda infeksi
R/ mengetahui dan mengidentifikasi kerusakan kulit untuk melakukan intervensi
yang tepat
b. Ubah posisi pasien tiap 2-4 jam dan anjurkan klienmenggunakan pakaian tipis dan
alat tenun yang lembut
R/ tekanan dari baju, membiarkan luka terbuka terhadap udara meningkat proses
penyembuhan dan menurunkan resiko infeksi
c. Jaga kebersihan alat tenun
R/ untuk mencegah infeksi
Brunner & Suddart. 2002. Keperawatan Medikal Bedah, volume 3. Jakarta : EGC
Nursing practice hospital and home the adult.1996. Churehill living stone.distributed in
the USA,New York
http://74.125.67.100/images?
q=dermatitis+exfoliativa&um=1&hl=en&client=fireworka&rls=org.mozilla:enUS:offical
&channel=s&prmdo=1&tbs=isch:1&sa=N&atart=40&nds20
http://iklanbarisgratis.info/search/Askep+Eritroderma
http://iklanbarisgratis.info/search/ERITRODERMA
http://hidayat2.wordpress.com/2009/07/05/askep-eritroderma/
http://jobs.bestmoviepics.com/search/eritroderma
http://kamus-kesehatan.blogspot.com/2009/08/eritroderma.html
kelompok 2 :
Aprilianti
Aidil Rahmat
Darius
Erma Jen .C.
Ni Made Ardhani
Nur yuliana
Reno Dwi Sebastian
Rizki Amalia Datau
Bahrul Ilmi