Вы находитесь на странице: 1из 12

AKU BAGIO APLIKASI KUBAH GAS BIO TEKNOLOGI

DIGESTER FIXED DOME DALAM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR


POTONG AYAM MENJADI GAS BIO
Ishaq Ainun Bashro/NIM 130534608450

Jurusan Teknik Elektro FT Universitas Negeri Malang

Abstrak. Limbah pemotongan ayam merupakan hasil ikutan dari


proses pemotongan ayam industri rumahan atau pun industri pabrik
yang pada umumnya hanya dibuang begitu saja sehingga dapat
menjadi penyebab pencemaran lingkungan sekitar. Limbah
pemotongan ayam berupa limbah padat dan limbah cair. Pada
limbah padat (kotoran ayam, bulu pemotongan ayam, isi perut
ayam) umumnya telah banyak dimanfaatkan dengan cara
mengolahnya menjadi produk yang memiliki manfaat dan nilai jual.
Sedangkan pada limbah cair pemotongan ayam industri
pemotongan ayam (darah pemotongan ayam, air sisa prebusan
ayam, sludge) baik itu industri rumahan atau pun industri pabrik
masih belum ada tindakan pengolahan limbah cair tersebut menjadi
suatu produk sehingga limbah hanya dibuang begitu saja dan
berakibat pada pencemaran lingkungan. Masalah ini banyak
dijumpai di industri rumahan termasuk pada mitra Bapak Armada
Prayoga pemilik industri pemotongan ayam skala rumahan dimana
limbah cair pemotongan ayam tersebut hanya dibuang begitu saja
ke sungai.

AKU BAGIO dapat menjadi solusi permasalah pembuangan


limbah cair tersebut dengan memanfaatkan teknologi digester fixed
dome yang dapat mengolah limbah organik menjadi gas bio
sehingga dihasilkan suatu energi alternatif bahan bakar yang masih
tergantung pada bahan bakar fosil. Prinsip yang digunakan pada
teknologi ini yaiti limbah organik yang didiamkan begitu saja dalam
suatu alat kedap udara dengan kondisi anaerob dapat memicu
pertumbuhan bakteri fermentatif yang dapat menguraikan limbah
cair sehingga dihasilkan suatu gas methan (CH4) yang dapat
digunakan sebagai sumber energi alternatif. Digester fixed dome
merupakan suatu teknologi rancang bangun yang di desain seperti
kubah yang dibuat kedap udara kondisi anaerob yang dimana dapat
menampung limbah organik sehingga dihasilkan gas bio dengan
bantuan penguraian dari bakteri fermentatif.

Tujuan yang akan dicapai melalui program kreativitas ini adalah


menciptakan suatu industri baik industri rumahan atau pun industri
pabrik yang berbasis Zero-waste yaitu suatu industri dimana
semua limbah hasil samping pengolahan produknya juga dapat
termanfaatkan sehingga tidak ada limbah yang terbuang begitu
saja. Dalam jangka panjang program ini dapat bermanfaat bagi
mitra dimana mitra dapat memanfaatkan energi alternatif bahan
bakar yang telah dihasilkan untuk berbagai kebutuhan rumah
tangga.

Kata kunci : pengolahan limbah cair.

PENDAHULUAN

Pembangunan sektor industri merupakan sektor yang perlu


diperhatikan di Indonesia saat ini. Dewasa ini Industri Pemotongan
ayam yang menghasilkan berbagai macam produk olahan daging
ayam cukup berkembang di Indonesia dimana industri ini telah
memberikan kontribusi nyata terhadap pembangunan ekonomi
negara.Industri Rumah Potong Ayam (RPA)memiliki pangsa pasar
yang cukup luas mengingat masyarakat indonesia yang gemar
mengonsumsi daging ayam. RPA terbagi menjadi dua yaitu RPA
Modern dan RPA tradisional. RPA modern merupakan
pengembangan dari RPA tradisional dimana skala yang digunakan
lebih besar, dan untuk pemotongan ayam dilakukan dengan
bantuan alat-alat canggih, serta telah memiliki instalasi pengolahan
limbah. Sedangkan RPA tradisional merupakan industri skala
rumahan yang jumlah produksi pemotongan ayamnya tidak begitu
besar.RPA tradisional dalam pemotongan ayam menggunakan
proses secara manual dan umumnya tidak memiliki sistem
pengolahan limbah yang baik sehingga limbah pemotongan ayam
banyak dibuang begitu saja. Meskipun RPA tradisional hanya
industri berskala kecil, namun jumlah rumah potong ayam
tradisional yang tidak terkontrol dengan pembuangan limbah yang
kurang diperhatikan dapat menyebabkan pencemaran lingkungan
yang akhirnya berdampak pada pencemaran udara, pencemaran
tanah, pencemaran air sehingga dapat menurunkan kualitas
lingkungan alam.

Setiap industri selain mengahasilkan suatu produk yang


bermanfaat disisi lain dihasilkan pula limbah yang dapat berdampak
negatif terhadap lingkungan sekitar, begitu pula pada industri
pemotongan ayam baik RPA skala besar ataupun skala rumahan.
Limbah pemotongan ayam berupa limbah padat dan limbah cair.
Limbah padat terdiri dari bangkai ayam, bulu, ayam, kotoran ayam,
dan isi perut (usus, hati, ampela). Sedangkan limbah cair terdiri dari
darah ayam, endapan lemak (sludge), air bekas pencucian ayam.
(Erlita : 2011)

Limbah padat pemotongan ayam umumnya telah banyak


termanfaatkan menjadi olahan yang lebih bermanfaat dan bernilai
jual. Berbeda dengan limbah cair pemotongan ayam yang tidak ada
tindakan pengolahan limbah tersebut dan dibuang begitu saja
sehingga masih perlu diperhatikan dan diberi solusi tepat
penanganan limbah cair tersebut. Meskipun Limbah cair
pemotongan ayam bukan merupakan limbah sintetis yang dapat
merusak ekosistem lingkungan, tetapi limbah cair yang berupa
darah ayam, endapan minyak, dan air bekas pencucian ayam dapat
menimbulkan bau tidak sedap yang mengundang lalat dan
tumbuhnya mikroorganisme-mikroorganisme sehingga dapat
mencemari lingkungan sekitar. Salah satu cara pengolahan limbah
cair tersebut dapat dilakukan dengan cara mengolah limbah cair
tersebut menjadi gas bio menggunakan digester biogas model fixed
dome.

Digester merupakan suatu alat yang digunakan dalam


pembuatan biogas berupa suatu penampungan limbah dengan
kondisi anaerob yang memanfaatkan mikroorganisme-
mikroorganisme anaerob sehingga dapat mengolah limbah menjadi
gas bio. Secara prinsip pembuatan gas bio sangat sederhana, yaitu
memasukkan subtrat (dalam hal ini adalah limbah cair potong
ayam) ke dalam digester. Didiamkan dalam waktu tertentu akan
dibentuk gas bio berupa gas methan yang dapat digunakan sebagai
sumber energi seperti kompor gas, pembangkit listrik, dan sumber
energi lain. (Ginting, N. 2010.)

Dengan pengolahan limbah cair pemotongan ayam


menggunakan digester Fixed Dome maka akan didapatkan produk
akhir berupa gas bio atau lebih dikenal dengan biogas. Biogas
merupakan gas hasil aktivitas biologi melalui proses fermentasi
anaerob yang terjadi didalam biodigester. Kandungan biogas
didominasi oleh kandungan gas methana (CH4) yang merupakan
hasil sampingan dari proses degradasi bahan organik, seperti :
kotoran ternak, kotoran manusia, sampah, dan sisa-sisa limbah
lainnya. Proses ini merupakan peluang besar untuk menghasilkan
energi alternatif sehingga akan mengurangi dampak penggunaan
bahan bakar fosil. (wibowo :2013)

PEMBAHASAN

Rumah Potong Ayam

Rumah potong ayam yang berada didaerah Sengkaling Kota


Batu termasuk RPA tradisional yang mana sepenuhnya masih
mengandalikan tenaga manusia kecuali dalam proses pencabutan
bulu ayam.
Menurut Lestari (1994), Rumah potong ayam mempunyai
fungsi anatra lain sebagai berikut :
1. Penunjang usaha bahan makanan hewani
2. Menjamin penyediaan bahan makanan hewani yang sehat
3. Sebagai rantai usaha yang diawali dari peternak ayam hingga
sampai pada konsumen
4. Pintu gerbang usaha peternakan ayam yang berkualitas

Limbah Cair Rumah Potong Ayam


Menurut Setyowati (2008), Rumah pemotongan ayam akan
menghasilkan limbah cair terutama didalam proses pemotongan
dan pencucian karkas. Kandungan limbah cair dari RPA tersebut
antara lain limbah berbentuk kimia, fisika, dan mikrobiologi. Di
dalam limbah cair yang terjadi akibat proses pemotongan dan
pencucian karkas terkandung mikroba antara lain Bacillus subtilis,
Bacillus thuringiensis, dan Lysinibacillusfusiformis.
Menurut Baehaki (2011), salah satu mikroba yang terkandung
didalam limbah cair RPA yaitu Bacillus Sp mampu menghasilkan
protease. Protease merupakan salah satu enzim dari tiga enzim
yang bias diperdagangkan sebagai katalisator hayati. Protease
dimanfaatkan industry baik sector pangan dan non-pangan. Salah
satu contoh non-pangan dimanfaatkan untuk industry biodeterjen.

Biogas

Biogas merupakan gas campuran metana (CH4),


Karbondioksida (CO2) dan gas lainnya yang didapatkan dari hasil
penguraian material organik seperi kotoran hewan, kotoran
manusia, tumbuhan oleh bakteri pengurai metanogen pada sebuah
biodigester. Proses penguraian material organik terjadi secara
anaerob (tanpa oksigen). Biogas terbentuk pada hari ke 4 sampai ke
5 setelah biodigester terisi penuh dan mencapai puncak pada hari
ke 20 sampai ke 25. Biogas yang dihasilkan oleh biodigester
sebagian besar terdiri dari 50-70% metana, 30-40% karbondioksida
dan gas lainnya dalam jumlah kecil. (Hendriani : 2008)
Ada 3 kelompok bakteri yang berperan dalam proses
pembentukan biogas yaitu :
1. Kelompok bakteri fermentatif Streptococci, Bacteriodes, dan
beberapa jenis Enterobactericeae
2. Kelompok bakteri asetogenik : Desulvofibrio
3. Kelompok bakteri metana :Mathanobacterium,
Mathanobacillus, Methanosacaria, Methanococcus. (Darmanto :
2012)
Bakteri metanogen secara alami dapat diperoleh dari
berbagai sumber seperti air bersih, endapan air laut, sapi, kambing,
lumpur (Sludge) kotoran anaerob ataupun TPA (Tempat
Pembuangan Akhir). Metanogen adalah mikroorganisme yang
menghasilkan metana sebagai produk sampingan metabolik dalam
kondisi anoxic. (Darmanto : 2012)

Digester
Digester merupakan suatu alat yang digunakan dalam
pembuatan biogas berupa suatu penampungan limbah dengan
kondisi anaerob yang memanfaatkan mikroorganisme-
mikroorganisme anaerob sehingga dapat mengolah limbah menjadi
gas bio. Secara prinsip pembuatan gas bio sangat sederhana, yaitu
memasukkan subtrat (dalam hal ini adalah limbah cair potonga
ayam) kedalam digester. Didiamkan dalam waktu tertentu akan
dibentuk gas bio berupa gas methan yang dapat digunakan sebagai
sumber energi seperti kompor gas, pembangkit listrik, dan sumber
energi lain (Ginting, N. 2010). Berdasarkan cara pengumpulan gas,
terdapat 2 jenis digester yaitu model kubah tetap (Fixed Dome) dan
model tangki terapung (Floating Drum). Pada model fixed
penampung gas menjadi satu kontruksi dengan mesin digester,
sedangkan pada model floating penampung gas akan terapung
diatas digester sehingga kapasitasnya akan naik turun sesuai
dengan produksi gas yang dihasikan.

MenurutPadomo (1991), pembuatan digester bertujuan untuk


mengalihkan persepsi tentang penggunaan gas LPG yang
berbahaya, disamping aman digester juga sangat ramah lingkungan
sebab memanfaatkan limbah yang berasal dari rumah tangga dan
industry rumah pemotongan hewan terutama limbah cair yang
dialirkan begitu saja dialam bebas, namun dengan adanya digester
ini membuat lingkungan yang ada disekitar RPH khususnya bias
terkendali. Keuntungan lain dalam pengolahan anaerobic darilimbah
RPH meliputi :

Pengurangan konsentrasi pencemar dalam air limbah


Produksi lumpur lebih rendah
Emisi tanpa bau
Produksi energi gas yang dapat dimanfaatkan dalam RPH
sebagai subtitusi energi konvensional.
PENUTUP

KESIMPULAN

Limbah pemotongan ayam merupakan hasil ikutan dari proses


pemotongan ayam industri rumahan atau pun industri pabrik
yang pada umumnya hanya dibuang begitu saja sehingga dapat
menjadi penyebab pencemaran lingkungan sekitar. Limbah
pemotongan ayam berupa limbah padat dan limbah cair. Pada
limbah padat (kotoran ayam, bulu pemotongan ayam, isi perut
ayam) umumnya telah banyak dimanfaatkan dengan cara
mengolahnya menjadi produk yang memiliki manfaat dan nilai
jual. Sedangkan pada limbah cair pemotongan ayam industri
pemotongan ayam (darah pemotongan ayam, air sisa prebusan
ayam, sludge) baik itu industri rumahan atau pun industri pabrik
masih belum ada tindakan pengolahan limbah cair tersebut
menjadi suatu produk sehingga limbah hanya dibuang begitu
saja dan berakibat pada pencemaran lingkungan. Masalah ini
banyak dijumpai di industri rumahan termasuk pada mitra
Bapak Armada Prayoga pemilik industri pemotongan ayam skala
rumahan dimana limbah cair pemotongan ayam tersebut hanya
dibuang begitu saja ke sungai.

DAFTAR RUJUKAN

Baehaki, A., Rinto dan B. Arif. 2011. Isolasi dan Karekterisasi Protease dari Bakteri
Tanah Rawa Indralaya, Sumatera Selatan. J. Teknologi dan Industri
Pangan, Vol. XXII (1) : 10-16
Darmanto. A., Sudjito Soeparman, dan Denny Widhiyanuriawan. 2012, Pengaruh
Kondisi Temperatur Mesophilic (35C) Dan Thermophilic (55C) Anaerob
Digester Kotoran Kuda Terhadap Produksi Biogas. Jurnal Rekayasa Mesin
ISSN 0216-468X Vol.3, No. 2 Tahun 2012, pp. 317-326.

Erlita, D.C. 2011. Pengelolaan Limbah Pemotongan Ayam dan Dampaknya Terhadap
Masyarakat Sekitar. Skripsi. Universitas Diponegoro Semarang

Ginting, N. 2010. Teknologi Biogas : Solusi bagi Energi Alternatif. Departemen


Peternakan, FP USU, Medan.

Hendriani, 2008. Pengaruh SRB (Sulfat Reducing Bacteria) terhadap Reduksi


Kandungan Sulfat pada Pembuatan Biogas, Prosiding Seminar nasional
Fundamental dan Aplikasi Teknik Kimia 2008, Jurusan Teknik Kimia ITS,
hal 1 7, ISSN 1410 5667.

Lestari, P.T.B.A., 1994. Rumah Pemotongan Hewan Ruminansia Indonesia.


P.T. Bina Aneka Lestari, Jakarta.

Roihatin. A dan Rizqi A. K. 2007 Pengolahan Air Limbah Rumah Pemotongan


Hewan (RPH) dengan Cara Elektrokoagulasi Aliran Kontinyu. Jurusan Teknik
Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro, Semarang.

Setyowati, A. Lia. 2008. AMDAL dan peternakan ayam. http://liasetyowati.


blogspot. com/2008/01/amdal-dan-peternakan-ayam.html. (Diakses tanggal
27 juli 2012).
Wibowo, Dj. 1985. Gas Bio Sebagai Suatu Sumber Energi Alternatif, Sajian Makalah
Seminar Pengembangan Sumber Energi Tropis Serta Pemanfaatannya Secara
Efektif di Bidang Pertanian. FATETA UGM, Yogyakarta.
TEKNOLOGI DIGESTER FIXED DOME DALAM PENGOLAHAN
LIMBAH CAIR POTONG AYAM MENJADI GAS BIO

MAKALAH PENDEK

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH

Bahasa Indonesia Keilmuan

Yang diampu oleh Didin Widyartono., S.S., S.Pd., M.Pd.

Oleh :
Ishaq Ainun Bashro (130534608450)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

Desember 2016

Вам также может понравиться