Вы находитесь на странице: 1из 4

Istilah berpikir kritis (critical thinking) berasal dari bahasa Yunani Kuno.

Paul, Elder dan Bartell


berpendapat bahwa kata critical berasal dari dua kata yaitu kriticos yang berarti penilaian
perbedaan dan kriterion berarti standar. Secara etimologis, kedua kata ini menyiratkan makna
perkembangan penilaian perbedaan pada standar-standar (Chabeli,2007).

Berpikir kritis adalah suatu proses dimana seseorang atau individu dituntut untuk
menginterpretasikan dan mengevaluasi informasi untuk membuat sebuah penilaian atau
keputusan berdasarkan kemampuan, menerapkan ilmu pengetahuan dan pengalaman (Pery &
Potter, 2005). Berpikir kritis adalah suatu istilah yang digunakan untuk menjelaskan suatu proses
kognitif yang mengarahkan pemecahan masalah dan pengambilan keputusan, dimana merupakan
proses perbaikan dari pikiran yang mengubah metode proses berfikir untuk meyakinkan bahwa
kesimpulan yang diambil telah tepat, beralasan dan teliti (Black & Hawk, 2009).

Berfikir kritis dalam lahan praktik keperawatan merupakan proses pengambilan keputusan yang
membutuhkan keterampilan kognitif untuk menganalisis standar-standar, mendiskriminasi,
mencari informasi, memberi alasan secara logis, memprediksi dan mentransfer ilmu (Lewis et
al,2007). Bahkan Alfaro-LeFevre (2004) telah mengembangkan indikator untuk mengidentifikasi
keterampilan dan perilaku pemikir kritis, yang terdiri atas tiga aspek yaitu pengetahuan, perilaku
afektif dan perilaku emosional. Ketiga aspek ini harus dimiliki oleh seorang perawat medikal
bedah khususnya di unit ortopedi agar dapat mengembangkan keterampilan dan perilaku berpikir
kritis untuk memberikan high-quality care.

Berpikir kritis dalam keperawatan merupakan komponen dasar dalam mempertanggungjawabkan


profesi dan kualitas asuhan keperawatan. Pemikir kritis keperawatan menunjukkan kebiasaan
mereka dalam berpikir, kepercayaan diri, kreativitas, fleksibilitas, pemeriksaan penyebab
(anamnesa), integritas intelektual, intuisi, pola piker terbuka, pemeliharaan dan refleksi. Pemikir
kritis keperawatan mempraktekkan keterampilan kognitif meliputi analisa, menerapkan standar,
prioritas, penggalian data, rasional tindakan, prediksi, dan sesuai dengan ilmu pengetahuan.

Berfikir kritis perlu bagi perawat:


1. Penerapan profesionalisme.
2. Pengetahuan tekhnis dan keterampilan tekhnis dalam memberikan asuhan
keperawatan.
Diperlukan perawat karena:
1. Perawat setiap hari mengambil keputusan.
2. Perawat menggunakan keterampilan berfikir:
Menggunakan pengetahuan dari berbagai subjek dan lingkungannya.
Menangani perubahan yang berasal dari lingkungan.
Penting membuat keputusan.
Penerapan Berpikir Kritis dalam Keperawatan:
1. Penggunaan bahasa dalam keperawatan
Berfikir kritis adalah kemampuan menggunakan bahasa secara refleksi.
Perawat menggunakan bahasa verbal dan nonverbal dalam mengekspresikan ide,
fikiran, info, fakta, perasaan, keyakinan, dan sikapnya terhadap klien, sesame
perawat, profesi. Secara nonoverbal saat melakukan pedokumentasian keperawatan.
2. Argumentasi dalam keperawatan
Sehari-hari perawat dihadapkan pada situasi harus berargumentasi untuk
menemukan, menjelaskan kebenaran, mengklarifikasi isu, memberikan penjelasan,
mempertahankan terhadap suatu tuntutan atau tuduhan. Badman and Badman (1988)
argumentasi terkait dengan konsep berfikir dalam keperawatan berhubungan dengan
situasi perdebatan, debat tentang suatu isu, upaya untuk mempengaruhi individu
ataupun kelompok, penjelasan yang rasional.
3. Pengambilan keputusan dalam keperawatan
Sehari-hari perawat harus mengambil keputusan yang tepat. Keputusan apa
yang harus dilakukan.
4. Penerapan proses keperawatan
Perawat berfikir kritis pada setiap langkah proses keperawatan:
a. Pengkajian
Mengumpulkan data, melakukan observasi dalam pengumpulan data
berfikir kritis, mengelola dan mengkatagorikan data menggunakan ilmu-ilmu
lain.
b. Perumusan diagnosa keperawatan
Tahap pengambilan keputusan yang paling kritis, menentukan masalah
dan dengan argument yaitu secara rasional.
c. Perencanaan keperawatan
Menggunakan pengetahuan untuk mengembangkan hasil yang
diharapkan, keterampilan guna mensintesa ilmu yang dimiliki untuk memilih
tindakan.
d. Pelaksanaan keperawatan
Pelaksanaan tindakan keperawatan adalah keterampilan dalam menguji
hipotesa, tindakan nyata yang menentukan tingkat keberhasilan.
e. Evaluasi keperawatan
Mengkaji efektifitas tindakan, perawat harus dapat mengambil
keputusan tentang pemenuhan kebutuhan dasar klien.

Perbedaan antara pemikir kritis dan bukan pemikir kritis


1. Pemikir kritis
a. Cepat mengidentifikasi informasi yang relevan, dan memisahkannya dari
informasi yang irelevan.
b. Dapat memanfaatkan informasi untuk merumuskan solusi masalah atau
mengambil keputusan, dan jika perlu mencari informasi tambahan yang relevan.
2. Bukan pemikir kritis
a. Mengumpulkan fakta dan informasi, memandangan semua informasi sama
pentingnya.
b. Tidak melihat, menangkap, maupun memikirkan masalah inti.

Metode berfikir kritis:


a. Individual decision Group.
b. Persuasi.
c. Propaganda.
d. Coercion.

Karakteristik berfikir kritis:


a. Proses pengetahuan multi dimensi.
b. Orientasi pada proses.
c. Kerangka interpretasi pengetahuan, tantangan, pengambilan keputusan, hipotesa
dan memodifikasi.

Proses berfikir kritis:


a. Memahami.
b. Mengevaluasi isi dan bagan isi.
c. Mempertanyakan, menjawab, bertanya, menjawab, dst.
d. Membangun pertanyaan: Pemicu proses berkelanjutan yaitu proses untuk mencari
jawaban dengan kemungkinan:
Ada jawaban.
Tak terdapat jawaban.
e. Titik jawab => upaya pencarian => mencari jawaban melalui rangkaian kegiatan
=> riset.
Model berfikir kritis (The Six Rs) => Costa, Dkk (1985)
a) Remembering.
b) Repeating.
c) Reasoning.
d) Reorganizing.
e) Relating.
f) Reflecting.

Bentuk berfikir

Вам также может понравиться