Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
NOMOR TAHUN
TENTANG
BUPATI JOMBANG,
Permukiman;
Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) dan Pasal 28H ayat (1) Undang-Undang
Nomor 4725);
5234);
dan
BUPATI JOMBANG
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PERUMAHAN DAN
KAWASAN PERMUKIMAN.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
5. Pejabat adalah pegawai/instansi yang ditunjuk oleh Bupati yang tugas dan
7. Badan Hukum adalah badan hukum yang didirikan oleh warga Negara
kawasan permukiman.
sarana, dan utilitas umum sebagai hasil upaya pemenuhan rumah layak
huni.
12. Permukiman adalah bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas lebih
14. Rumah adalah bangunan gedung yang berfungsi sebagai tempat tinggal
mendapatkan keuntungan.
16. Rumah Swadaya adalah rumah yang dibangun atas prakarsa dan upaya
masyarakat.
kebutuhan khusus.
pemerintah daerah dan berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan
menengah dan rumah mewah, atau dalam bentuk rumah susun antara
21. Permukiman Kumuh adalah permukiman yang tidak layak huni karena
23. Kawasan Siap Bangun yang selanjutnya disebut kasiba adalah sebidang
tanah yang fisiknya serta prasarana, sarana dan utilitas umumnya telah
24. Lingkungan Siap Bangun yang selanjutnya disebut lisiba adalah sebidang
tanah yang fisiknya serta prasarana, sarana, dan utilitas umumnya telah
kaveling yang jelas dan merupakan bagian dari kawasan siap bangun
25. Kaveling Tanah Matang adalah sebidang tanah yang telah dipersiapkan
pemilikan tanah, rencana rinci tata ruang, serta rencana tata bangunan
dan lingkungan.
27. Pendanaan adalah penyediaan sumber daya keuangan yang berasal dari
belanja
dana lainnya.
30. Sarana adalah fasilitas dalam lingkungan hunian yang berfungsi untuk
lingkungan hunian.
kegiatan.
Kegiatan.
BAB II
Pasal 2
Pasal 3
kawasan permukiman;
Pasal 4
meliputi:
a. Pembinaan;
c. Penyelenggaraan perumahan;
BAB III
PEMBINAAN
Pasal 5
a. perencanaan;
b. pengaturan;
c. pengendalian; dan
d. pengawasan.
pemberian fasilitasi.
a. penyediaan tanah;
b. pembangunan;
c. pemanfaatan;
e. pembiayaan.
a. rumah;
b. perumahan;
c. permukiman;
e. kawasan permukiman.
a. pemantauan;
b. evaluasi; dan
a. sosialisasi;
e. pengembangan.
melalui:
BAB IV
Pasal 6
kawasan permukiman;
kawasan permukiman;
permukiman;
dan permukiman;
MBR;
permukiman kumuh.
BAB V
PENYELENGARAAN PERUMAHAN
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 7
kesejahteraan rakyat.
meliputi:
a. Perencanaan perumahan;
b. Pembangunan perumahan;
d. pengendalian perumahan.
(3) Perumahan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) mencakup rumah atau
(4) Rumah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dibedakan menurut jenis
dan bentuknya.
Bagian Kedua
Pasal 8
(1) Jenis rumah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (4) dibedakan
a. rumah komersial;
b. rumah umum;
c. rumah swadaya;
e. rumah Negara/Daerah.
(2) Bentuk rumah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (4) dibedakan
a. rumah tunggal;
c. rumah susun.
(4) Luas lantai rumah tunggal dan rumah deret memiliki ukuran paling
Perencanaan Perumahan
Paragraf 1
Umum
Pasal 9
plan).
Pasal 10
Pasal 11
peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
(4) Unsur kearifan lokal sebagaimana dimaksud pada ayat (3) meliputi :
(5) Unsur mitigasi bencana sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diwujudkan
dalam bentuk sarana lingkungan yang tanggap bencana dan PEIL banjir
Pasal 13
a. rencana-rencana teknis;
b. persyaratan rumah;
c. prasarana;
d. sarana; dan
e. utilitas umum.
berikut:
f. SKRK;
g. IMB;
(4) Persyaratan Tata Ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi
Pasal 14
(4) Pengesahan site plan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa Surat
Paragraf 2
Pasal 15
a. rumah umum;
b. rumah khusus;
c. rumah Negara/Daerah; dan
d. rumah komersil.
(3) Dalam hal rumah umum yang berbentuk rumah tunggal dan rumah deret
Pasal 16
memenuhi
Bangunan
Gedung.
Paragraf 3
Pasal 17
Pasal 18
persyaratan :
a. administrasi;
b. teknis; dan
c. ekologis.
meliputi:
untuk :
a. jalan;
b. drainase;
d. air bersih;
(4) Persyaratan teknis sarana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi
gambar, lokasi dan jenis sarana serta dilengkapi dengan gambar detail
a. tempat ibadah;
b. pendidikan;
c. kesehatan;
e. sarana parkir;
g. pemakaman; dan
h. pos keamanan.
(5) Persyaratan teknis utilitas umum sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
sesuai dengan jenis utilitas dan dilengkapi dengan gambar detail teknis
untuk pembangunan :
a. jaringan listrik;
b. jaringan telpon.
e. penghijauan;
Umum; dan
Umum.
(7) Persyaratan teknis sarana sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf a
(8) Persyaratan teknis sarana sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf f
Paragraf 4
Pasal 19
kegiatan :
a. bimbingan teknis;
Pasal 20
ayat
Umum perumahan.
Bagian Keempat
Pembangunan Perumahan
Pasal 21
pemerintah daerah.
Pasal 22
setempat.
Bagian Kelima
Pasal 23
memenuhi persyaratan :
(4) Prasana, sarana dan utilitas umum yang akan diserahkan harus
(5) Prasarana, sarana dan utilitas umum yang akan diserahkan harus sesuai
Bagian Keenam
Kemudahan Akses
Pasal 24
(2) Akses sebagaimana sebagaimana dimaksud pada ayat (1), terdiri dari
sistem
Wilayah.
dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) diatur dengan Peraturan Bupati.
Bagian Ketujuh
Pemanfaatan Perumahan
Pasal 25
hunian diatur sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan
Bagian Kedelapan
Pemanfaatan Rumah
Pasal 26
(1) Setiap orang yang menempati, menghuni, atau memiliki rumah wajib
dimaksud pada ayat (1), ayat (2) dan ayat (3) diatur dengan Peraturan
Bupati.
Bagian Kesembilan
Penghunian Rumah
Paragraf 1
Umum
Pasal 27
a. sewa; dan
b. bukan sewa.
Paragraf 2
Sewa
Pasal 28
(1) Penghunian rumah dengan cara sewa didasarkan kepada suatu perjanjian
tertulis.
kurangnya memuat:
(3) Rumah yang statusnya masih dalam sengketa tidak dapat disewakan.
Paragraf 3
Bukan Sewa
Pasal 29
(1) Penghunian rumah dengan cara bukan sewa sebagaimana dimaksud dalam
a. jual beli;
b. tukar menukar;
c. hibah;
d. hibah wasiat;
e. waris; atau
f. lelang.
(2) Penghunian rumah dengan cara bukan sewa sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), dapat melalui pemberian hak pakai dengan cara perjanjian
tertulis.
(3) Ketentuan mengenai penghunian rumah dengan cara sewa dan penghunian
perundang-undangan.
Bagian Kesepuluh
Pengendalian Perumahan
Pasal 30
pada tahap :
a. perencanaan;
b. pembangunan; dan
c. pemanfaatan.
a. perizinan;
b. penertiban; dan/atau
c. penataan.
Pasal 31
dalam Pasal 30 ayat (3) huruf a dilakukan sesuai dengan Rencana Tata
Ruang Wilayah, Rencana Detail Tata Ruang, dan Rencana Tata Bangunan
dan Lingkungan.
dalam Pasal 30 ayat (3) huruf c dilakukan melalui Sertifikat Laik Fungsi
Pasal 32
Pasal 33
Wilayah (RTRW) dan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) dan belum
(2) Dalam hal pembangunan perumahan yang tidak sesuai dengan Rencana
Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) dan
sanksi adminstratif.
Pasal 34
(RTRW) dan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) serta mencegah terjadinya
Pasal 35
(1) Bupati dapat menunjuk satuan kerja perangkat daerah yang membidangi
Bagian Kesebelas
Kemudahan dan/atau Bantuan Pembangunan dan
Paragraf 1
Umum
Pasal 36
(2) Kemudahan dan/atau bantuan selain sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dapat diperoleh dari badan usaha melalui tanggung jawab sosial dan
a. kepemilikan;
b. sewa beli;
c. sewa; dan
d. perbaikan.
Paragraf 2
Pasal 37
c. perizinan; dan/atau
d. penyediaan tanah;
(3) Pendampingan rumah swadaya sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf
Pasal 38
(1) Dalam hal MBR mempunyai penghasilan di bawah upah minimum propinsi
b. Dana.
(3) Bahan bangunan rumah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a
(4) Dana sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b digunakan untuk
(5) Dana sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b dapat diberikan kepada
(7) Dalam hal dana sebagaimana dimaksud pada ayat (4) diberikan untuk
Pasal 39
rumah
bagi MBR sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 dan Pasal 38 diatur dengan
Peraturan Bupati.
Paragraf 3
Pasal 40
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, huruf c, dan ayat (2) huruf a,
BAB VI
Pasal 41
kawasan permukiman.
Pasal 42
perundang-undangan.
Peraturan Bupati.
Pasal 43
dan
Pasal 44
lainnya.
lainnya.
Pasal 45
melalui :
Pasal 46
Pasal 47
Daerah.
lainnya; dan
a. prasarana;
b. sarana; dan
c. utilitas umum.
BAB VII
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 48
a. perencanaan;
b. pembangunan; dan
c. pemanfaatan.
Bagian Kedua
Pengendalian Perencanaan Kawasan Permukiman
Pasal 49
meliputi :
pendukung.
Bagian Ketiga
Pasal 50
permukiman sesuai dengan rencana tata ruang dan perizinan yang telah
ditetapkan.
a. pemantauan;
b. evaluasi;
c. pelaporan; dan
d. pemberian rekomendasi.
Pasal 51
Pemantauan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50 ayat (2) huruf a
masyarakat.
Pasal 52
Pasal 53
(2) Pelaporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan secara berkala.
Pasal 54
Bagian Keempat
Pasal 55
permukiman melalui :
b. pengenaan disinsentif.
(2) Pemberian insentif sebagaimana dimaksud pada Pasal 51 ayat (1) huruf a,
a. insentif perpajakan;
b. pemberian kompensasi;
c. subsidi silang;
e. kemudahan perizinan.
(4) Pemberian insentif selain sebagaimana dimaksud pada ayat (3), dapat
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai bentuk hibah dan tata cara pemberian
Pasal 56
(1) Insentif perpajakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 54 ayat (3) huruf a
bidang perpajakan.
berpenghasilan rendah.
(3) Subsidi silang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 54 ayat (3) huruf c
berpenghasilan rendah.
dalam Pasal 54 ayat (3) huruf d dapat diberikan dalam bentuk bantuan
stimulan.
(7) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara dan prosedur memperoleh
umum;
b. pemberian kompensasi;
c. pengurangan retribusi;
f. kemudahan perizinan.
Pasal 58
huruf
berupa :
c. pengenaan kompensasi.
(3) Pengenaan retribusi daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a
berupa:
(6) Pengenaan sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf d dilakukan
BAB VIII
Bagian Kesatu
Pemeliharaan
Pasal 59
secara berkala.
dan utilitas umum dalam jangka tertentu sesuai dengan umur konstruksi.
Pasal 60
(2) Dalam hal pemeliharaan rumah wajib dilakukan oleh setiap orang.
sarana, dan utilitas umum yang menjadi barang milik daerah sesuai
sarana, dan utilitas umum yang belum menjadi barang milik daerah
Bagian Kedua
Perbaikan
Pasal 61
sebagaimana semula.
kawasan permukiman.
Pasal 62
berkala.
(3) Perbaikan rumah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) oleh masyarakat
miskin dan MBR yang dilakukan secara swadaya dapat diberikan fasilitasi
(4) Prasarana, Sarana dan Utilitas Umum yang merupakan barang milik
(5) Ketentuan mengenai perbaikan Prasarana, Sarana dan Utilitas Umum yang
Pasal 63
Pemerintah Daerah.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai perbaikan Prasarana, Sarana dan Utilitas
BAB IX
Pasal 64
(2) Pencegahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertujuan agar tidak
terjadi :
b. ketidakteraturan bangunan;
(4) Pencegahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk perumahan dan
Pasal 65
(2) Tanggung jawab Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
masyarakat.
a. dokumen perizinan;
dilakukan melalui :
a. bimbingan teknis;
b. bantuan teknis;
c. pelatihan teknis;
d. pendampingan; dan
e. pelayanan informasi.
Bagian Kesatu
Penetapan Lokasi
Pasal 66
Kawasan Permukiman;
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai penetapan lokasi, kriteria teknis dan
Bagian Kedua
Pemugaran
Pasal 67
sebagaimana semula.
tata ruang;
(4) Pemugaran sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan oleh badan
permukiman.
Bagian Ketiga
Peremajaan
Pasal 68
permukiman.
a. sosialisasi;
tata ruang;
Bagian Keempat
Pemukiman Kembali
Pasal 69
dan permukiman dari lokasi yang rawan bencana, kumuh, dan/atau lokasi
yang alih fungsi menurut rencana tata ruang ke lokasi yang sesuai untuk
suatu lokasi ke lokasi lain yang lebih sehat, aman, dan sesuai dengan
a. sosialisasi;
Pasal 70
orang.
(5) Persyaratan dan tata cara Pemukiman kembali diatur lebih lanjut dengan
Peraturan Bupati.
Bagian Kelima
Pasal 71
Masyarakat.
(2) Tanggung jawab Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
(3) Tanggung jawab Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi:
(4) Tanggung jawab Masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan
kumuh.
Bagian Keenam
Pengawasan Peningkatan Kualitas
Pasal 72
Peraturan Bupati.
BAB XI
PENYEDIAAN TANAH
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 73
permukiman.
Pasal 74
Pemerintah Daerah;
Pasal 75
(1) Peralihan atau pelepasan hak atas tanah sebagaimana dimaksud dalam
(2) Peralihan hak atas tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dibuat
(3) Pelepasan hak atas tanah sebagaimana dimaksud ayat (1), dilakukan
(4) Peralihan hak atau pelepasan hak atas tanah sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) dan ayat (3), wajib didaftarkan pada kantor pertanahan sesuai
Pasal 76
Pasal 77
ketentuan
peraturan perundang-undangan.
BAB XII
PENDANAAN
Pasal 78
undangan.
Pasal 79
permukiman kumuh.
BAB XIII
PENYELESAIAN SENGKETA
Pasal 80
(2) Dalam hal penyelesaian sengketa sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
BAB XIV
HAK DAN KEWAJIBAN
Pasal 81
berhak :
permukiman; dan
Pasal 82
wajib :
BAB XV
PERAN MASYARAKAT
Pasal 83
(2) Peran masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan dengan
memberikan masukan.
(3) Peran masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dilakukan dengan
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai fungsi, tugas dan unsur Forum
BAB XVI
SISTEM INFORMASI
Pasal 84
permukiman.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai sistem informasi sebagaimana dimaksud
BAB XVII
LARANGAN
Pasal 85
Pasal 87
Pasal 88
(1) Badan hukum yang belum menyelesaikan status hak atas tanah
Pasal 89
(1) Badan hukum yang membangun Lisiba dilarang menjual kaveling tanah
(2) Dalam hal pembangunan perumahan untuk MBR dengan kaveling tanah
matang ukuran kecil, larangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dikecualikan.
BAB XVIII
SANKSI ADMINISTRATIF
Pasal 90
dalam Pasal 16, Pasal 18 ayat (1), Pasal 23 ayat (2), Pasal 24 ayat (2), Pasal
(2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa :
a. peringatan tertulis;
pelaksanaan pembangunan;
perumahan;
l. pengawasan;
n. pencabutan insentif;
p. penutupan lokasi.
BAB XIX
KETENTUAN PIDANA
Pasal 91
(1) Setiap orang pribadi atau badan yang melakukan pelanggaran ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 84, Pasal 85 dan Pasal 86, di pidana
(2) Pelanggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah tindak pidana.
BAB XX
KETENTUAN PENYIDIKAN
Pasal 92
c. meminta keterangan dan barang bukti dari orang pribadi atau badan
dipertanggungjawabkan.
Indonesia.
BAB XXI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 93
tetap berlaku;
(2) Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai
Bupati.
Pasal 94
Jombang.
Ditetapkan di Jombang
pada tanggal
BUPATI JOMBANG,
Ttd,