Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
DRAFT
BUKU PUTIH SANITASI
KABUPATEN TRENGGALEK
Provinsi Jawa Timur
September 2012
Disusun oleh:
POKJA SANITASI KABUPATEN TRENGGALEK
BAB 1
PENDAHULUAN
Dalam rangka memenuhi tujuan peningkatan akses penduduk terhadap layanan sanitasi maka
pemerintah menetapkan program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) dengan target pada
tahun 2014 yaitu:
1. Terbebasnya buang air besar sembarangan melalui 10 % offsite (5% komunal dan 5 % sewerage
system) dan 90 % onsite.
2. Penerapan praktik 3R (reuse, recycle, reduce) serta pemenfaatan TPA dengan sistem sanitary landfill
3. Pengurangan genangan air di wilayah perkotaan.
4. Sinergitas antar sektor dan lembaga baik vertikal dan horizontal.
5. Peningkatan kapasitas kelembagaan pemerintah daerah.
6. Peningkatan kontribusi stakeholder sanitasi.
Kabupaten Trenggalek telah melaksanakan Strategi Sanitasi Berbasis Masyarakat (STBM) mulai tahun
2009 yang dituangkan dalam Peraturan Bupati Nomor 15 tahun 2009 tentang Strategi Sanitasi Berbasis
Masyarakat (STBM) di Kabupaten Trenggalek. Cakupan kegiatan STBM adalah ODF/ Terbebas Buang air Besar
Sembarangan (TBABs), Pengelolaan Air Limbah Rumah Tangga (PAM RT), Cuci Tangan Pakai sabun (CTPS),
Sampah dan air limbah. Berdasarkan Data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Trenggalek sampai dengan tahun
2011 tercapai 57 desa ODF.
Mengingat pentingnya hal-hal tersebut di atas dan perlu segera ditindaklanjuti, maka pada tahun ini
melalui program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) disusunlah Buku Putih Sanitasi (BPS)
Kabupaten Trenggalek yang selanjutnya akan digunakan sebagai dasar penyusunan Strategi Sanitasi Kota
(SSK) Kabupaten Trenggalek. Strategi Sanitasi Kota (SSK) Kabupaten Trenggalek inilah yang selanjutnya akan
menjadi acuan pembangunan sanitasi permukiman di Kabupaten Trenggalek ke depan.
Untuk mewujudkan visi dan menjalankan misi pembangunan daerah Trenggalek 2010-1015 tersebut
dilakukan melalui lima strategi pokok pembangunan, yaitu:
1. Pelayanan prima;
2. Perluasan lapangan kerja;
3. Peningkatan kemampuan usaha kecil dan menengah;
4. Peningkatan dan pemerataan pembangunan;
5. Pemberdayaan perempuan.
Strategi pembangunan daerah Kabupaten Trenggalek 2010-2015 yang bertumpu pada pemberdayaan
rakyat ini dijalankan melalui model dual track strategy dimana di satu sisi berupaya mewujudkan terpenuhinya
kebutuhan dasar rakyat seperti hak atas pangan, pelayanan kesehatan, pendidikan, air bersih dan sanitasi,
pekerjaan, secara merata, berkualitas, dan berkeadilan melalui pemihakan kepada rakyat miskin (pro-poor)
untuk menuju Trenggalek makmur dan berakhlak. Di sisi lain, pembangunan yang ada berupaya mewujudkan
pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan berkelanjutan terutama melalui pengembangan agroindustri/
agrobisnis.
1.3.2. Tujuan
Tujuan dari penyusunan Buku Putih Sanitasi adalah sebagai berikut:
1. Memberikan gambaran awal/baseline karakteristik dan kondisi sanitasi serta prioritas atau arah
pengembangan Kabupaten dan masyarakat saat ini.
2. Mewujudkan prioritas pembangunan sanitasi di Kabupaten Trenggalek yang dapat diakses
masyarakat dan berkelanjutan.
3. Memberikan informasi yang akurat, lengkap dan mutakhir tentang kondisi sanitasi yang disepakati
SKPD dan stakeholder yang menyangkut aspek teknis dan non-teknis
1.4. Metodologi
Metodologi yang digunakan dalam penyusunan Buku Putih ini berupa studi data sekunder dan data
primer. Data sekunder diperoleh dari berbagai instansi terkait untuk pengkajian kondisi aspek teknis dan
keuangan sektor sanitasi Kabupaten Trenggalek. Data primer diperoleh dari Survei Resiko Kesehatan
Lingkungan (Environmental Health Risk Assessment atau EHRA) yang mengkaji penerapan Pola Hidup Bersih
dan Sehat (PHBS) dan ketersediaan fasilitas sanitasi di beberapa sampel di suatu kelurahan dan Studi
Kelembagaan PPSP untuk mengkaji kondisi dan potensi kelembagaan saat ini dalam pengelolaan sanitasi di
Kabupaten Trenggalek.
Kedua data ini saling melengkapi dan dapat memberikan informasi yang lebih spesifik mengenai profil
kondisi sanitasi Kabupaten Trenggalek dari aspek teknis maupun non teknis serta bermanfaat sebagai alat
bantu penyusunan perencanaan sanitasi Kabupaten Trenggalek. Teknik analisis data yang dipergunakan untuk
menganalisa atau mengkaji beberapa data dan informasi yang didapatkan, dilakukan secara deskriptif kualitatif
dan kuantitatif.
Secara substansi output Buku Putih Sanitasi mencakup 2 (dua) hal yaitu penentuan area risiko sanitasi
dan posisi sanitasi. Penentuan area risiko sanitasi dilakukan berdasarkan analisa pembobotan, sedangkan
penentuan posisi sanitasi kabupaten dilakukan dengan analisa SWOT. Analisa SWOT dilakukan dengan
mengidentifikasi Strength, Weakness, Opportunity dan Threat. Adapun bagan alir penyusunan Buku Putih
Sanitasi Kabupaten Trenggalek adalah sebagai berikut.
1 Kesepahaman
pentingnya buku putih
Internalisasi Penyamaan Persepsi
Penyusunan rencana
kerja Pokja sanitasi
Ruang Lingkup
2
3
Pemetaan sistem sanitasi
Persepsi SKPD 4
Analisis SWOT
Gambar 1.1 Bagan alir penyusunan Buku Putih Sanitasi Kabupaten Trenggalek
RPJP Kabupaten Trenggalek Tahun 2011-2031 terdiri atas visi dan misi Kabupaten Trenggalek 20 tahun
mendatang. Visi Pembangunan Kabupaten Trenggalek adalah Terwujudnya Kabupaten Trenggalek Sejahtera
dan Berakhlak. Visi tersebut diterjemahkan dengan 7 (tujuh) misi antara lain mengembangkan infrastruktur yang
bermanfaat bagi masyarakat dan mempunyai nilai tambah.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Trenggalek Tahun 2010-2015
telah menetapkan 16 (enam belas) program prioritas pembangunan yang salah satunya adalah pembangunan
dan pemeliharaan infrastruktur. Kebijakan umum pembangunan Kabupaten Trenggalek tahun 2010-2015 untuk
meningkatkan pemenuhan kebutuhan infrastruktur jalan dan jembatan khususnya jalan perdesaan, sentra-sentra
produksi pertanian dan wilayah tujuan wisata sesuai dengan tata ruang dicapai dengan peningkatan sarana dan
prasarana dasar permukiman melalui penyediaan akses air bersih, drainase dan jalan lingkungan dengan
mendorong swadaya masyarakat.
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Trenggalek Tahun 2011-2015
sebagai operasionalisasi dari RPJMN dan RPJMD Kabupaten Trenggalek Tahun 2010-2015 memuat strategi
pembangunan kabupaten Trenggalek, strategi pembangunan per kawasan dan strategi pembangunan sektoral
serta rencana program investasi Infrastruktur. RPIJM Kabupaten Trenggalek Tahun 2011-2015 Bidang
Infrastruktur dijabarkan menjadi dua bidang yaitu Bidang Infrastruktur Keciptakaryaan dan Bidang Bina Marga.
Rencana Investasi Bidang Keciptakaryaan mencakup kelayakan dari sektor pengembangan permukiman,
penataan bangunan dan lingkungan, penyehatan lingkungan permukiman serta pengembangan air minum.
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Trenggalek Tahun 2012-2032 memberikan arahan untuk
pengembangan permukiman ke depan serta bagaimana pengembangan infrastruktur penunjangnya. Beberapa
infrastruktur penunjangnya seperti saluran drainase, air bersih dan sistem pengelolaan sampah kabupaten diatur
dalam dokumen ini.
Posisi Buku Putih Sanitasi adalah sebagai baseline data tentang kondisi sanitasi saat ini (existing) untuk
penyusunan SSK dan mekanisme monitoring dan evaluasinya. Sedangkan makna buku putih sanitasi adalah
sebagai dokumen yang menggambarkan karakteristik dan kondisi sanitasi Kabupaten Trenggalek termasuk
didalamnya prioritas/ arah pengembangan pembangunan sanitasi. Dengan demikian Buku Putih Sanitasi
diharapkan dapat berperan menjadi dokumen yang mampu mengintegrasikan data dan informasi terkait sanitasi
secara komprehensif dari dokumen-dokumen perencanaan lainnya. Adapun data dan informasi komprehensif
dalam Buku Putih Sanitasi setidaknya mencakup bagaimana teknis dan operasional sanitasi, kelembagaan
sanitasi, keuangan sanitasi, komunikasi sanitasi dan bagaimana pengembangan sumber daya manusia dalam
sektor sanitasi.
BAB 2
GAMBARAN UMUM WILAYAH
Kabupaten Trenggalek terdiri dari 14 kecamatan, 152 desa dan 5 kelurahan, 555 dusun/lingkungan,
1.287 rukun warga dan 4.490 rukun tetangga. Karakteristik geografis di Kabupaten Trenggalek dapat dibagi
dalam beberapa tipologi kawasan. Dari 14 kecamatan hanya 4 kecamatan yang mayoritas desanya berupa
dataran, yaitu Kecamatan Trenggalek, Kecamatan Pogalan, Kecamatan Tugu dan Kecamatan Durenan.
Sedangkan 10 kecamatan lainnya mayoritas desanya berupa pegunungan. Kawasan pegunungan terletak pada
kabupaten sebelah utara dan tengah yaitu Kecamatan Bendungan, Kecamatan Pule, Kecamatan Kampak dan
Kecamatan Dongko. Kawasan pesisir terletak di Kecamatan Watulimo, Kecamatan Munjungan dan Kecamatan
Panggul.
Air tanah atau juga disebut air artesis merupakan air tanah yang terletak jauh di dalam tanah, diantara
dua lapisan kedap air. Air tanah dimanfaatkan penduduk sebagai sumber air bersih melalui pengeboran ataupun
sumur di permukiman penduduk. Keberadaan air tanah sangat tergantung pada curah hujan dan kemampuan
peresapan air ke dalam tanah. Kondisi air tanah di Kabupaten Trenggalek cukup bervariasi. Potensi air tanah
terbesar terdapat di Kecamatan Bendungan. Sedangkan produktifitas air tanah sedang terletak di kawasan
dataran. Selain air tanah dalam, Kabupaten Trenggalek juga memiliki air permukaan. Air permukaan sebagian
besar berupa sungai besar dan anak sungai. Setiap sungai tentunya memiliki Daerah Aliran Sungai (DAS)
dimana kondisi lingkungan DAS akan mempengaruhi debit sungai. Luas DAS di Kabupaten Trenggalek dapat
dilihat pada tabel di bawah ini.
Secara klimatologis, Kabupaten Trenggalek berada di sekitar garis Katulistiwa, maka seperti
Kabupaten-kabupaten lainnya di Jawa Timur yang mempunyai perubahan iklim sebanyak dua jenis setiap
tahunnya yakni musim kemarau dan musim penghujan. Bulan September April merupakan musim penghujan,
sedangkan musim kemarau terjadi pada bulan MeiAgustus. Namun akhir-akhir ini dengan perubahan anomali
cuaca maka siklus hujan menjadi tidak menentu. Jumlah hari hujan di Kabupaten Trenggalek rata-rata 212 hari
hujan pada tahun 2010 dengan rata-rata curah hujan sebanyak 20 mm.
Wilayah yang dipengaruhi pasang surut (rob) mencakup tiga kecamatan yang berada pada kawasan
pesisir yaitu meliputi Kecamatan Watulimo, Kecamatan Munjungan dan Kecamatan Panggul. Adapun tabel
wilayah Kabupaten Trenggalek per kecamatan dan peta administrasi Kabupaten Trenggalek adalah sebagai
berikut.
Tabel 2.2 Nama Luas Wilayah per Kecamatan dan Jumlah Kelurahan
2.2. Demografi
Menurut data BPS hasil dari registrasi penduduk, jumlah penduduk Kabupaten Trenggalek pada akhir tahun
2009 sebesar 796.966 jiwa. Jumlah penduduk ini naik sebesar 0,99 % bila dibandingkan dengan keadaan akhir
tahun 2008. Rata-rata laju pertumbuhan penduduk selama 1 dasawarsa terakhir sebesar 2,09 %. Pertumbuhan
yang cukup tinggi tersebut dipicu oleh pertumbuhan penduduk yang besar pada tahun 2008 sebesar 14,79 %
dari tahun 2007. Dari jumlah penduduk tahun 2009, sebanyak 402.412 jiwa atau 50,49 % merupakan penduduk
laki-laki dan 394.554 jiwa atau 49,51 % merupakan penduduk perempuan. Pada tahun 2009, sex ratio yang
dihasilkan sebesar 102.
Untuk proyeksi jumlah penduduk di masa yang akan datang menggunakan metode model bunga berganda.
Penggunaan model bunga berganda didasarkan pada asumsi, tingkat pertumbuhan penduduk tiap tahun selalu
proporsional dengan jumlah penduduk pada tahun sebelumnya. Model bunga berganda adalah sebagai berikut:
Pt = P0 ( 1 + r ) t
Dimana :
Pt : jumlah penduduk pada tahun ke t
P0 : jumlah penduduk pada tahun dasar
r : p/100
Proyeksi ini dipilih dikarenakan jumlah penduduk di Kabupaten Trenggalek mengalami peningkatan setiap
tahunnya dengan laju perkembangan penduduk relatif. Adapun hasil proyeksi penduduk Kabupaten Trenggalek
dengan menggunakan metode bunga berganda dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 2.3 Jumlah dan kepadatan penduduk saat ini dan proyeksinya untuk 5 tahun
Kepadatan
Jumlah Jumlah
penduduk Proyeksi Jumlah Penduduk
No Kecamatan penduduk KK
(jiwa/ha)
2011 2012 2013 2014 2015 2016
1. Panggul 88455 7 16369 91045 93256 95522 97842 100219
2. Munjungan 55693 4 12545 57834 59482 61176 62919 64711
3. Watulimo 76454 5 19464 80048 82911 85877 88948 92130
4. Kampak 40285 5 10175 41413 42210 43022 43851 44695
5. Dongko 72655 5 17750 74662 76465 78311 80202 82139
6. Pule 60623 5 13277 62707 64389 66117 67890 69712
7. Karangan 54920 12 11912 57850 60062 62358 64742 67216
8. Suruh 28686 5 8016 18761 16691 14850 13211 11754
9. Gandusari 57221 11 13694 59549 61300 63102 64957 66866
10. Durenan 59744 12 10721 62471 64867 67356 69940 72623
11. Pogalan 59316 12 14745 51236 50077 48944 47836 46754
12. Trenggalek 74072 12 18128 96583 106031 116403 127789 140290
13. Tugu 56171 8 14225 87099 101128 117417 136331 158290
14. Bendungan 29407 3 7823 30585 31322 32078 32852 33644
Jumlah 813702 107 188844 837101 871843 910191 952533 999310
Sumber: Hasil analisa, 2012
jasa-jasa dan perdagangan, hotel serta restoran karena dalam kurun waktu 5 tahun terakhir tersebut, tidak
terdapat pergeseran struktur ekonomi. Sedangkan sektor lapangan usaha yang memberikan kontribusi terkecil
bagi perekonomian Kabupaten renggalek adalah sektor lapangan usaha listrik, gas dan air bersih sebesar 0,43%
Anggaran sanitasi dan belanja modal sanitasi Kabupaten Trenggalek 5 tahun terakhir mengalami
peningkatan, meskipun pada tahun 2008 sub sektor persampahan tidak ada anggaran dan belanja modal.
Belanja modal sanitasi per penduduk di Kabupaten Trenggalek mengalami peningkatan yang signifikan mulai
tahun 2007 sampai dengan tahun 2009, kemudian setelah tahun 2009 sampai sekarang mengalami penurunan.
Berikut tabel ringkasan anggaran sanitasi dan belanja modal sanitasiKabupaten Trenggalek.
Tabel 2.5 Ringkasan anggaran sanitasi dan belanja modal sanitasi per penduduk 5 tahun terakhir
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Trenggalek mulai tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 mengalami
peningkatan yaitu mulai 5,45 % sampai dengan 6,46%. Berikut tabel ruang fiskal daerah dan tabel data
perekonomian umum daerah Kabupaten Trenggalek.
Tabel 2.6 Data Mengenai Ruang Fiskal Kabupaten Trenggalek 5 tahun terakhir
Sedangkan rencana sistem perdesaan dilakukan dengan membentuk pusat pelayanan desa secara
hierarki, serta pengembangan dan peningkatan penyediaan sarana dan prasarana penunjang.
Rencana sistem jaringan prasarana wilayah mencakup:
a. Pengembangan sistem transportasi darat dan laut.
b. Pengembangan sistem jaringan prasarana energi.
c. Pengembangan sistem jaringan telekomunikasi.
d. Pengembangan sistem jaringan sumber daya air.
e. Pengembangan sistem jaringan prasarana lingkungan.
Adapun peta rencana pusat layanan dan peta rencana pola ruang Kabupaten Trenggalek dapat dilihat di
bawah ini.
Persampahan merupakan isu penting di lingkungan perkotaan yang terus menerus dihadapi sejalan
dengan perkembangan jumlah penduduk dan peningkatan aktivitas pembangunan. Dalam skala Kabupaten
Trenggalek sampah ditangani oeh Sub Dinas Kebersihan dan Pertamanan dengan pengangkutan secara
komunal yaitu dimana sampah dari tiap rumah tangga diangkut oleh petugas kebersihan ke TPS (Tempat
Pemprosesan Sementara) dengan gerobak, dari TPS lalu diteruskan diangkut ke TPA (Tempat Pemprosesan
Akhir) oleh truk-truk sampah. Dalam skala kabupaten atau di wilayah pedesaan, sistem pembuangan sampah
dilakukan secara swadaya oleh masyarakat dengan menimbun sampah di pekarangan rumah masing-masing.
Sampah dalam kawasan dikumpulkan oleh masing-masing rumah (daerah terbangun) dan kotoran sampah
tersebut banyak yang dibakar oleh penduduk. Timbulan sampah diwilayah Kabupaten Trenggalek yang
ditangani adalah sebesar sekitar 705 M3/hari, Sampah terangkut 63,546 M3/hari
Di pedesaan dan beberapa lingkungan permukiman terdapat sistem persampahan yang dikelola oleh
tenaga persampahan yang kelola mandiri oleh masyarakat setempat. Sistem ini disebut dengan istilah
rayoneering, yang merupakan upaya masyarakat untuk dapat mengelola persampahannya secara mandiri. Di
beberapa lingkungan permukiman, tenaga pengumpul sampah dan sarana prasarana persampahan diupayakan
oleh masyarakat hingga lokasi transer depo, yang selanjutnya diangkut oleh truk sampah ke TPA. Adapun
sarana pendukung jaringan persampahan yang terdapat di Kabupaten Trenggalek yang masih dalam kondisi
baik (75%).
Adapun arahan pengelolaan persampahan di wilayah perkotaan Kabupaten Trenggalek adalah sebagai
berikut:
1. Meningkatkan prasarana pengelolaan lingkungan untuk mendukung kegiatan permukiman dan sistem
aktivitas pada sentra-sentra produksi melalui kebijakan pengembangan prasarana lingkungan.
2. Mengembangkan prasarana lingkungan dengan cara:
a. Pengembangan TPA untuk melayani kawasan perkotaan.
b. Pengelolaan limbah rumah tangga dengan sistem terpadu.
c. Pengelolaan limbah industri dan pertambangan dengan memperhatikan kualitas lingkungan.
3. Mengoptimalkan TPS (Tempat Pemrossesan Sementara) dan TPST (TPS Terpadu) pada bagian-
bagian lingkungan di masingmasing kecamatan, guna mengurangi beban TPA Regional,
mengoptimalkan pemrosessan sampah mendekati sumbernya, serta mengurangi proses angkut
sampah yang beresiko limbah.
4. Mengoptimalkan sampah yang dapat bernilai ekonomi diantaranya pengubahan bentuk dan
karakteristiknya menjadi kompos (pupuk organik) skala kecil, pengubahan sampah menjadi biogas,
ataupun pemanfaatan sampah kembali/metode daur ulang yang mengubah karakteristik sampah
menjadi bahan/material, menyesuaikan kondisi keterbatasan lahan yang ada.
5. Pengembangan pengawasan terhadap pengelolaan limbah industri dan pertambangan.
6. Penegakan hukum yang tegas bagi pengelolaan limbah industri dan pertambangan yang tidak sesuai
dengan standar dan ketentuan yang berlaku.
Mengingat kawasan perdesaan kecenderungannya masih tersedia cukup luas lahan pekarangan dan
sampah organik cenderung lebih dominan maka arahan rencana pengelolaan sampah di kawasan perdesaan
Wilayah Kabupaten Trenggalek antara lain meliputi:
1. Mengoptimalkan upaya untuk penanganan yaitu dengan pemilahan dalam bentuk pengelompokan dan
pemisahan sampah sesuai dengan jenis, jumlah, dan/atau sifat sampah, pengumpulan dalam bentuk
pengambilan dan pemindahan sampah dari sumber sampah ke tempat penampungan sementara atau
tempat pengolahan sampah terpadu, serta pengangkutan dalam bentuk membawa sampah dari sumber
dan/atau dari tempat penampungan sampah sementara atau dari tempat pengolahan sampah terpadu
menuju ke tempat pemrosesan akhir;
2. Mengoptimalkan sampah yang dapat bernilai ekonomi diantaranya pengubahan menjadi kompos
(pupuk organik) sksla sedang, pengubahan sampah menjadi biogas, ataupun pemanfaatan sampah
kembali/metode daur ulang yang mengubah karakteristik sampah menjadi bahan/material;
3. Mengurangi pengolahan sampah dengan metode pembakaran.
Rencana Penanganan Air Limbah dalam RTRW Kabupaten Trenggalek mencakup 2 hal yaitu Rencana
Pengembangan Sistem Pengolahan Limbah Non Domestik dan Rencana Pengembangan Sistem Pengolahan
Limbah Domestik. Rencana Pengembangan Sistem Pengolahan Limbah Non Domistik meliputi :
1. Pengembangan fasilitas pengelolaan limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun),
Sistem drainase kota Trenggalek terbagi dua bagian yakni drainase dalam kota dan drainase selatan
kota Trenggalek. Drainase Dalam Kota Trenggalek merupakan wilayah perkotaan Trenggalek yang sudah
terdapat sistem saluran drainase. Saluran drainase yang ada di Kabupaten Trenggalek merupakan saluran
drainase yang terletak di tepi kanan kiri sepanjang jalan, yang merupakan saluran tertutup dimana pada bagian
atasnya difungsikan untuk trotoar. Sedangkan Drainase Selatan Kota Trenggalek merupakan sistem drainase
yang ada di selatan kota Trenggalek sebagian besar merupakan saluran drainase alami merupakan saluran
memakai pasangan batukali dan sudetan yang merupakan saliran buatan berupa saluran terbuka tanpa
pasangan. Saluran yang ada di selatan kota Trenggalek selain berfungsi sebagai saluran pembawa pada waktu
musim hujan dapat berfungsi sebagai saluran pembuagan bagi daerah tangkapan hujan di bagian selatan Kota
Trenggalek.
Arahan rencana pengembangan sistem jaringan prasarana air minum dalam RTRW Kabupaten
Trenggalek dilakukan melalui:
1. Pemanfaatan secara optimal dan proporsional sumber mata air yang ada, khususnya memprioritaskan
supply untuk daerah miskin dan terpencil/terisolasi dengan penekanan pada pengelolaan yang murah
dan terjangkau;
2. Perlindungan sumber-sumber air baku, eksplorasi sumber-sumber air baku baru, pengembangan
jaringan distribusi air minum dan pembangunan tempat-tempat pengelolaan atau penampungan air
minum.
3. Pemanfaatan air tanah secara lebih proporsional dan berkelanjutan sebagai air baku untuk keperluan
industri, air minum, dan air minum secara lebih ketat dengan kewajiban mendasari pertimbangan teknis
pengendalian pengambilan per zona dan pertimbangan teknis dari instansi teknis terkait yang
berwenang
4. Peningkaatan peran serta masyarakat termasuk keberadaan HIPPAM dan WSLIC (Water Sanitation
Low Income Community)
5. Pengembangan sumber sumber air baku melalui analisis geolistrik pada cekungan air tanah yang ada,
guna meningkatan cakupan pelayanan air minum.
Fasilitas pendidikan mengalami peningkatan dan makin merata penyebarannya yang meliputi jumlah
Sekolah Dasar (SD), Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) dan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA)
dalam 10 tahun terakhir sebagaimana tabel berikut.
Rasio murid per sekolah yang tinggi terdapat di Kecamatan Trenggalek, Kecamatan Watulimo,
Kecamatan Panggul, Kecamatan Pogalan, Kecamatan Durenan dan Kecamatan Kampak. Sedangkan rasio guru
per sekolah terbesar terdapat pada Kecamatan Pule, Kecamatan Kampak, Kecamatan Gandusari dan
Kecamatan Trenggalek. Selain pendidikan formal dalam rangka peningkatan pelayanan pendidikan
diselenggarakan juga melalui pendidikan luar sekolah (PLS) antara lain Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), dan
Keaksaraan Fungsional (Kejar Paket A, Kejar Paket B dan Kejar Paket C).
Jumlah rumah tangga miskin di Kabupaten Trenggalek berdasarkan pendataan PPLS 2008 sebanyak
57.406 dengan rincian rumah tangga sangat miskin (RTSM) berjumlah 10.664, rumah tangga miskin (RTM)
32.008 dan rumah tangga hampir miskin (RTHM) 14.734. Kecamatan yang banyak terdapat rumah tangga
miskin adalah Kecamatan Dongko 8.051, kemudian Kecamatan Panggul 6.521 dan Kecamatan Pule 6.039.
Kecamatan yang banyak terdapat rumah tangga sangat miskin adalah Kecamatan Dongko 3.050, kemudian
disusul Kecamatan Bendungan 1.376 dan Kecamatan Panggul 1.093.
Jumlah Rumah Tangga Miskin di Kabupaten Trenggalek menunjukkan penurunan selama beberapa
tahun terakhir, berdasarkan pendataan yang dilakukan oleh BPS pada tahun 2006 jumlah RTM adalah sebesar
79.003 RTM dan turun menjadi 57.406 pada tahun 2009. Jika dilihat dari tiap sektor adalah pertanian 62,21
persen, perkebunan/kehutanan 5,52 persen, perdagangan dan jasa 5,46 persen, peternakan 0,60 persen,
perikanan 0,44 persen, pertambangan/galian 0,31 persen, industri/kerajinan 3,76 persen, bangunan 2,64 persen,
angkutan 0,73 persen, lainnya 6,56 persen dan tidak diketahui 11,7 persen.
Sebagian besar rumah yang ditempati penduduk Kabupaten Trenggalek berupa rumah permanen yaitu
sekitar 163.959 unit, sisanya penduduk menempati rumah semi permanen sekitar 87.206 unit. Kedua jenis
rumah ini tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Trenggalek, baik yang ada di perkotaan maupun yang ada di
perdesaan. Adapun tabel jumlah rumah per kecamatan dapat dilihat di bawah ini.
Kawasan kumuh di Kabupaten Trenggalek diindikasikan berupa perkampungan nelayan yang tersebar
di beberapa kecamatan, khususnya di kawasan pesisir yaitu Kecamatan Watulimo, Kecamatan Munjungan dan
Kecamatan Panggul. Kawasan kumuh ini identik dengan kepadatan bangunan yang tinggi dengan dominasi
rumah non permanen, sanitasi rumah yang buruk, perilaku hidup bersih dan sehat yang rendah serta masalah
sosial yang tinggi.
Adapun stuktur organisasi dan tata kerja SKPD yang terkait sektor sanitasi di Kabupaten Trenggalek
diatur melalui Peraturan Bupati, adalah sebagai berikut:
1. Peraturan Bupati Trenggalek Nomor 104 Tahun 2011 tentang Penjabaran Tugas Pokok dan Fungsi
Sekretariat Daerah Kabupaten Trenggalek.
2. Peraturan Bupati Trenggalek Nomor 107 Tahun 2011 tentang Penjabaran Tugas Pokok dan Fungsi
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Trenggalek.
3. Peraturan Bupati Trenggaleknomor 120 Tahun 2011 tentang Penjabaran Tugas Pokok dan Fungsi
Dinas Kesehatan Kabupaten Trenggalek.
4. Peraturan Bupati Trenggalek Nomor 130 Tahun 2011 tentang Penjabaran Tugas Pokok dan Fungsi
Dinas Pekerjaan Umum Perumahan, Permukiman Dan Kebersihan Kabupaten Trenggalek.
5. Peraturan Bupati Trenggalek Nomor 122 Tahun 2011 tentang Penjabaran Tugas Pokok dan Fungsi
Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Trenggalek.
6. Peraturan Bupati Trenggalek Nomor 118 Tahun 2011 tentang Penjabaran Tugas Pokok dan Fungsi
Dinas Pendapatan Kabupaten Trenggalek.
7. Peraturan Bupati Trenggalek Nomor 109 Tahun 2011 tentang Penjabaran Tugas Pokok dan Fungsi
Badan Pengelola Keuangan Dan Aset Daerah Kabupaten Trenggalek.
8. Peraturan Bupati Trenggalek Nomor 113 Tahun 2011 tentang Penjabaran Tugas Pokok dan Fungsi
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Trenggalek.
BAB 3
PROFIL SANITASI WILAYAH
3.1. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan Promosi Higiene
3.1.1. Tatanan Rumah Tangga
Berdasarkan Studi EHRA perilaku higiene / sehat dikaitkan dengan pemakaian sabun. Pemakaian
sabun penting untuk dikaji karena sabun adalah salah satu desinfektan yang dapat mencegah masuk dan
berkembangnya kuman patogen ke dalam tubuh. Dalam Kuesioner EHRA menanyakan kepada responden
tentang pemakaian sabun hari ini atau kemarin. Kemudian juga penggunaan sabun untuk keperluan apa saja
serta bagaimana tempat cuci tangan dan waktu mencuci tangan bagi anggota keluarga. Berikut hasil identifikasi
perilaku higiene dalam tatanan rumah tangga berdasarkan Studi EHRA di kabupaten Trenggalek.
- Sebagian besar responden yaitu 3447 responden (99%) pada saat dilakukan survey menjawab
memakai sabun pada hari tersebut.
- Sebagian besar responden menggunakan sabun untuk keperluan mandi, mencuci peralatan makan
minum juga masak dan mencuci pakaian. Demikian juga untuk higiene anak sudah bagu karena dari
responden yang punya anak sebanyak 100% memandikan anak dengan sabun, menceboki pantat
anak, dan mencuci tangan anak
- Sebagian besar kondisi warga Kabupaten Trenggalek biasa mencuci tangan di kamar mandi dan dapur
Permasalahan kesehatan yang terkait dengan perilaku yang tidak mencerminkan hidup bersih dan
sehat adalah terjadinya penyakit diare. Cuci tangan pakai sabun adalah pencegahan cemaran yang sangat
efektif dan efisien khususnya untuk memblok transmisi melalui jalur fingers. Waktu-waktu cuci tangan pakai
sabun yang perlu dilakukan seorang ibu/pengasuh untuk mengurangi risiko balita terkena penyakit-penyakit
yang berhubungan dengan diare mencakup 5 (lima) waktu penting yakni, 1) sesudah buang air besar (BAB), 2)
sesudah menceboki pantat anak, 3) sebelum menyantap makanan, 4) sebelum menyuapi anak, dan terakhir
adalah 5) sebelum menyiapkan makanan bagi keluarga.
Berdasarkan hasil studi EHRA, diketahui bahwa dari 3480 responden yang disurvey, 1459 responden
pernah terkena sakit diare atau sebesar 41,9 % dan sisanya yaitu 2021 responden tidak pernah sakit diare.
Penderita yang terkena diare terbanyak adalah orang perempuan dewasa sejumlah 414 responden, kemudian
Orang dewasa laki-lak sebesar 343 responden, dan selanjutnya anak-anak balita sebesar 228 responden.
Tabel 3.1 Rekapitulasi Kondisi fasilitas sanitasi di sekolah/pesantren (tingkat sekolah: SD/MI/SMP/MTs/SMA/MA/SMK)
Jumlah Jumlah Jml Tempat Fas. Cuci Persediaan Siapa yang membersihkan
Sumber Air Bersih Jml Toilet/WC
Siswa Guru Kencing Tangan Sabun Toilet
Nama Sekolah
PDAM SPT SGL Siswa Guru Pesuruh
L P L P S K T S K T S K T Guru L P Guru L P Y T Y T L P L P L P
SD/MI V V V V V V V
SMP/MTs V V V V V V V
SMA/MA/SMK V V V V V V V
Jumlah
Apakah pengetahuan ttg Higiene dan Apakah ada Tempat buangan air
Cara Pengelolaan Sampah
Sanitasi diberikan dana utk air kotor
bersih / sanitasi
Kapan Tangki Kondisi
Ya, saat / pend. Higiene
Nama Sekolah Ya, saat Septik Higiene
mata Dari
pertemuan / Tidak Dibuat Dari Dikosongkan Sekolah
pelajaran Dikumpulkan Dipisahkan Kamar
penyuluhan pernah kompos Toliet
PenJas di Ya Tidak Mandi
tertentu
kelas
SMAN 1 Trenggalek V V V V V
SMAN 2 Trenggalek V V V V V
SMPN 1 Trenggalek V V V V V
SMPN 2 Trenggalek V V V V V
SMPN 5 Trenggalek V V V V V
3.2.1. Kelembagaan
Tabel 3.3 Peta Pemangku Kepentingan dalam Pembangunan dan Pengelolaan Air Limbah Domestik
PEMANGKU KEPENTINGAN
FUNGSI Pemerintah
Swasta Masyarakat
Kabupaten/Kota
PERENCANAAN
Menyusun target pengelolaan air limbah domestik skala kab/kota V
Menyusun rencana program air limbah domestik dalam rangka pencapaian target
Menyusun rencana anggaran program air limbah domestik dalam rangka V
pencapaian target
PENGADAAN SARANA
Menyediakan sarana pembuangan awal air limbah domestik V V
Membangun sarana pengumpulan dan pengolahan awal (Tangki Septik)
Menyediakan sarana pengangkutan dari tangki septik ke IPLT (truk tinja) V
Membangun jaringan atau saluran pengaliran limbah dari sumber ke IPAL (pipa
kolektor)
Membangun sarana IPLT dan atau IPAL V
PENGELOLAAN
Menyediakan layanan penyedotan lumpur tinja V V
Mengelola IPLT dan atau IPAL
Melakukan penarikan retribusi penyedotan lumpur tinja V
Memberikan izin usaha pengelolaan air limbah domestik, dan atau penyedotan air
limbah domestik
Melakukan pengecekan kelengkapan utilitas teknis bangunan (tangki septik, dan V
saluran drainase lingkungan) dalam pengurusan IMB
PENGATURAN DAN PEMBINAAN
Mengatur prosedur penyediaan layanan air limbah domestik (pengangkutan, V V
personil, peralatan, dll)
Melakukan sosialisasi peraturan, dan pembinaan dalam hal pengelolaan air limbah
domestik
Memberikan sanksi terhadap pelanggaran pengelolaan air limbah domestik V
PEMANGKU KEPENTINGAN
FUNGSI Pemerintah
Swasta Masyarakat
Kabupaten/Kota
MONITORING DAN EVALUASI
Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap capaian target pengelolaan air limbah V
domestik skala kab/kota
Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kapasitas infrastruktur sarana
pengelolaan air limbah domestik
Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap efektivitas layanan air limbah V
domestic, dan atau menampung serta mengelola keluhan atas layanan air limbah
domestik
Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap baku mutu air limbah domestik V
Sumber: Dinas PU Perkimsih Kabupaten Trenggalek, 2012
Ketersediaan Pelaksanaan
Peraturan Tidak Efektif Tidak Efektif Keterangan
Ada (Sebutkan) Belum Efektif Dilaksanakan
Ada Dilaksanakan Dilaksanakan
Target capaian pelayanan pengelolaan air limbah domestik
di Kab/Kota ini V
Ketersediaan Pelaksanaan
Peraturan Tidak Efektif Tidak Efektif Keterangan
Ada (Sebutkan) Belum Efektif Dilaksanakan
Ada Dilaksanakan Dilaksanakan
Tatacara perizinan untuk kegiatan pembuangan air limbah
domestic bagi kegiatan permukiman, usaha rumah tangga, V
dan perkantoran
(peta belum tersedia karena Kabupaten Trenggalek belum memiliki pengelolaan air limbah domestik)
Peta 3.2 Peta lokasi infrastruktur utama pengelolaan air limbah domestik
(peta belum tersedia karena Kabupaten Trenggalek belum memiliki pengelolaan air limbah domestik)
Grey Water
Black Water
Tabel 3.6 Sistem Pengelolaan Air Limbah yang ada di Kabupaten Trenggalek
Tabel 3.7 Pengelolaan sarana jamban keluarga dan MCK oleh Masyarakat
Tahun Tahun
Jumlah Jumlah MCK Jumlah Sanimas
MCK Sanimas
Kecamatan
Pddk Jamban Dikelola Dikelola Dikelola Dikelola Dikelola Dikelola Dikelola Dikelola
RT RW dibangun dibangun
miskin Keluarga RT RW CBO Lainnya RT RW CBO Lainnya
Kec. Bendungan
Kec. Dongko
Kec. Durenan
Kec. Gandusari
Kec. Kampak
Kec. Karangan
Kec. Munjungan
Kec. Panggul
Kec. Pogalan
Kec. Pule
Kec. Suruh
Kec. Trenggalek
Kec. Tugu
Kec. Watulimo
Sumber: Dinas PU Perkimsih Kabupaten Trenggalek, 2012
No Nama Media Jenis Acara Isu yang Diangkat Pesan Kunci Pendapat Media
- - - - - -
Catatan: Saat ini belum ada media komunikasi terkait air limbah di Kabupaten Trenggalek
Jenis Kegiatan
No Nama Kegiatan Mitra Kerja Sama Bentuk Kerjasama
Sanitasi
1 Kampanye cuci tangan pakai PHBS Unilever In Kind
sabun
Tabel 3.14 Penyedia layanan air limbah domestik yang ada di Kabupaten Trenggalek
Tahun mulai
No Nama Provider Jenis kegiatan
operasi
Berikan informasi terkait dengan pendapatan dan belanja (baik belanja investasi maupun untuk operasi dan
pemeliharaan) yang dilakukan pemerintah (SKPD terkait) maupun institusi lain yang berwenang dalam operasi
pengelolaan air limbah domestik (misalnya PD. PAL/Unit Air Kotor di PDAM).
Berikan informasi mengenai besaran retribusi serta penerimaan dari retribusi.
Untuk mendapatkan penjelasan rinci mengenai cara mendapatkan data tersebut, silakan lihat PT-04: Profil
Keuangan dan Perekonomian Daerah dalam Lampiran Petunjuk Praktis ini.
Tabel 3.15 Ringkasan pendapatan dan belanja dari subsektor pengelolaan air limbah domestik
Rata-rata Pertumbuhan
No Subsektor/SKPD 2007 2008 2009 2010 2011
(%)
1 Air limbah 744.853.800 2.422.484 3.202.358.000 2.192.548.500 2.304.140.600 1.689.264.676 Fluktuatif
Pembangunan
2 - 200.000.000 400.000.000 - 90.000.000 230.000.000 Fluktuatif
MCK
Pembangunan
3 - 3.131.450.000 1.735.536.000 981.000.250 1.097.640.500 1.736.406.688 Fluktuatif
jaringan sanitasi
Program
Percepatan
4 - - - - 75.000.000 75.000.000 -
Pembangunan
Sanitasi (PPSP)
Sumber: Studi Keuangan PPSP Kabupaten Trenggalek 2012
3.3.1. Kelembagaan
Jelaskan mengenai aspek legal formal (peraturan maupun kebijakan yang ada mengenai persampahan di
tingkat kabupaten/kota)
Jelaskan institusi yang berwenang dalam pengelolaan persampahan (baik operator maupun regulator).
Untuk mendapatkan penjelasan rinci mengenai cara mendapatkan data tersebut, silakan lihat PT-03: Kajian
Kelembagaan dan Kebijakan dalam Lampiran Petunjuk Praktis ini.
Tabel 3.16 Peta Pemangku Kepentingan dalam Pembangunan dan Pengelolaan Persampahan
PEMANGKU KEPENTINGAN
FUNGSI
Pemerintah Kabupaten/Kota Swasta Masyarakat
PERENCANAAN
Menyusun target pengelolaan sampah skala kab/kota, V
Menyusun rencana program persampahan dalam rangka pencapaian target V
Menyusun rencana anggaran program persampahan dalam rangka pencapaian target V
PENGADAAN SARANA
Menyediakan sarana pewadahan sampah di sumber sampah V V
Menyediakan sarana pengumpulan (pengumpulan dari sumber sampah ke TPS) V
Membangun sarana Tempat Penampungan Sementara (TPS) V
Membangun sarana pengangkutan sampah dari TPS ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) V
Membangun sarana TPA V
Menyediakan sarana komposting V
PENGELOLAAN
Mengumpulkan sampah dari sumber ke TPS V V
Mengelola sampah di TPS V V
Mengangkut sampah dari TPS ke TPA V V
Mengelola TPA V
Melakukan pemilahan sampah* V V
Melakukan penarikan retribusi sampah
Memberikan izin usaha pengelolaan sampah
PENGATURAN DAN PEMBINAAN
Mengatur prosedur penyediaan layanan sampah (jam pengangkutan, personil, peralatan, dll) V
Melakukan sosialisasi peraturan, dan pembinaan dalam hal pengelolaan sampah V
Memberikan sanksi terhadap pelanggaran pengelolaan sampah V
MONITORING DAN EVALUASI
Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap capaian target pengelolaan sampah skala V
kab/kota
Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kapasitas infrastruktur sarana pengelolaan V
persampahan
Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap efektivitas layanan persampahan, dan atau V
menampung serta mengelola keluhan atas layanan persampahan
Sumber: Dinas PU Perkimsih Kabupaten Trenggalek, 2012
Ketersediaan Pelaksanaan
Keteranga
Peraturan Tidak Efektif Tidak Efektif
Ada (Sebutkan) Belum Efektif Dilaksanakan n
Ada Dilaksanakan Dilaksanakan
Kerjasama pemerintah kab/kota
Tidak
dengan swasta atau pihak lain
ada
dalam pengelolaan sampah
Retribusi sampah atau kebersihan Tidak
ada
Sumber: Dinas PU Perkimsih Kabupaten Trenggalek, 2012
Jelaskan tingkat kesadaran masyarakat dalam pengelolaan persampahan, informasi mengenai keterlibatan
masyarakat (laki-laki dan perempuan) dalam pengelolaan persampahan, serta informasi mengenai akses,
pengaruh, dan manfaat yang diperoleh oleh rumah tangga miskin.
Untuk mendapatkan penjelasan rinci mengenai cara mendapatkan data tersebut, silakan lihat PT-06: Kajian
PMJK, Promosi Higiene, dan Sanitasi Sekolah dalam Lampiran Petunjuk Praktis ini.
Dikelola oleh
Sektor
Dikelola
Formal di
Dikelola oleh Masyarakat Pihak Keterangan
tingkat
Jenis kegiatan Swasta
Kelurahan/Ke
camatan
RT RW
L P L P L P L P
Pengumpulan sampah dari rumah V V V V
Pemilahan sampah di TPS V V V V
Pengangkutan Sampah ke TPS V V V V
Pengangkutan sampah ke TPA
Pemilahan sampah di TPA V V V V
Para Penyapu Jalan
Sumber: Dinas PU Perkimsih Kabupaten Trenggalek, 2012
Dikelola
oleh Dikelola
Dikelola oleh Dikelola oleh
Sektor Pihak
Jenis Kegiatan Kabupaten/Kota Masyarakat
Formal di Swasta
Tingkat
L P L P L P L P
Pengumpulan sampah dari rumah V V
Pemilahan sampah di TPS V V
Pengangkutan Sampah ke TPS V V
Pengangkutan sampah ke TPA V V
Pemilahan sampah di TPA V V V V
Para Penyapu Jalan V V
- - - - - - - - - - -
Catatan: Saat ini belum ada proyek layanan terkait persampahan yang berbasis masyarakat di Kabupaten
Trenggalek
Jelaskan mengenai penggunaan berbagai media komunikasi untuk menunjang pengelolaan air limbah domestik.
Untuk mendapatkan penjelasan rinci mengenai cara mendapatkan data tersebut, silakan lihat PT-05: Kajian
Komunikasi dan Pemetaan Media dalam Lampiran Petunjuk Praktis ini
Jenis
No Nama Media Isu yang Diangkat Pesan Kunci Pendapat Media
Acara
- - - - - -
Catatan: Saat ini belum ada media komunikasi terkait persampahan di Kabupaten Trenggalek
Jenis Kegiatan
No Nama Kegiatan Mitra Kerja Sama Bentuk Kerjasama
Sanitasi
- - - - -
Catatan: Saat ini belum ada kerjasama terkait persampahan di Kabupaten Trenggalek
- - - -
Catatan: Saat ini belum ada mitra potensial terkait persampahan di Kabupaten Trenggalek
Jelaskan berbagai penyedia layanan (service provider) yang ada dalam pengelolaan persampahan yang berasal
dari dunia usaha maupun LSM, di kabupaten/kota.
Untuk mendapatkan penjelasan rinci mengenai cara mendapatkan data tersebut, silakan lihat PT-02: Survei
Penyedia Layanan Sanitasi dalam Lampiran Petunjuk Praktis ini.
Tabel 3.27 Penyedia layanan pengelolaan persampahan yang ada di Kabupaten Trenggalek
Tahun mulai
No Nama Provider Jenis kegiatan
operasi
- - - -
Catatan: Saat ini belum ada penyedia layanan pengelolaan persampahan di Kabupaten Trenggalek
Berikan informasi terkait dengan pendapatan dan belanja (baik belanja investasi maupun untuk operasi dan
pemeliharaan) yang dilakukan pemerintah (SKPD terkait) maupun institusi lain yang berwenang dalam
pengelolaan persampahan.
Berikan informasi mengenai besaran retribusi serta penerimaan dari retribusi.
Untuk mendapatkan penjelasan rinci mengenai cara mendapatkan data tersebut, silakan lihat PT-04: Profil
Keuangan dan Perekonomian Daerah dalam Lampiran Petunjuk Praktis ini.
Tabel 3.28 Ringkasan pendapatan dan belanja dari subsektor pengelolaan persampahan
Rata- Pertumbuhan
No Subsektor/SKPD n-4 n-3 n-2 n-1 n
rata (%)
Belanja Pengelolaan 850 350 1,8 - -
- -
1 Persampahan juta juta milyar
Retribusl Sampah - - - - - - -
Sebutkan Isu Strategis dan Permasalahan Mendesak terkait pengelolaan persampahan di kabupaten/kota.
Silakan lihat buku-buku mengenai perencanaan strategis daerah untuk penjelasan lebih detailnya.
Permasalahan yang disampaikan dapat berupa permasalahan yang terkait infrastruktur maupun non-
infrastruktur.
Berikan penjelasan detail mengenai kondisi riil pengelolaan drainase lingkungan di kabupaten/kota saat ini, baik
yang terkait dengan kualitas dan kuantitas infrastruktur maupun aspek non-infrastruktur lainnya.
Jelaskan permasalahan prioritas yang dihadapi terkait dengan pengelolaan drainase lingkungan.
3.4.1. Kelembagaan
Jelaskan aspek legal formal (peraturan maupun kebijakan yang ada mengenai pengelolaan drainase di tingkat
kabupaten/kota)
Jelaskan institusi yang berwenang dalam pengelolaan drainase (baik operator maupun regulator).
Untuk mendapatkan penjelasan rinci mengenai cara mendapatkan data tersebut, silakan lihat PT-03: Kajian
Kelembagaan dan Kebijakan dalam Lampiran Petunjuk Praktis ini.
Tabel 3.29 Peta Pemangku Kepentingan dalam Pembangunan dan Pengelolaan Drainase Lingkungan
PEMANGKU KEPENTINGAN
FUNGSI
Pemerintah Kabupaten/Kota Swasta Masyarakat
PERENCANAAN
Menyusun target pengelolaan drainase lingkungan skala kab/kota V
Menyusun rencana program drainase lingkungan dalam rangka pencapaian target
Menyusun rencana anggaran program drainase lingkungan dalam rangka pencapaian target V
PENGADAAN SARANA
Menyediakan / membangun sarana drainase lingkungan V V
PENGELOLAAN
Membersihkan saluran drainase lingkungan V V
Memperbaiki saluran drainase lingkungan yang rusak
Melakukan pengecekan kelengkapan utilitas teknis bangunan (saluran drainase lingkungan) V
dalam pengurusan IMB
PENGATURAN DAN PEMBINAAN
Menyediakan advis planning untuk pengembangan kawasan permukiman, termasuk V V
penataan drainase lingkungan di wilayah yang akan dibangun
Memastikan integrasi sistem drainase lingkungan (sekunder) dengan sistem drainase V
sekunder dan primer
Melakukan sosialisasi peraturan, dan pembinaan dalam hal pengelolaan drainase lingkungan V
Memberikan sanksi terhadap pelanggaran pengelolaan drainase lingkungan V
MONITORING DAN EVALUASI
Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap capaian target pengelolaan drainase V
lingkungan skala kab/kota
Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kapasitas infrastruktur sarana pengelolaan V
drainase lingkungan
Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap efektivitas layanan drainase lingkungan, dan V
atau menampung serta mengelola keluhan atas kemacetan fungsi drainase lingkungan
Sumber:Dinas PU Perkimsih Kabupaten Trenggalek, 2012
Ketersediaan Pelaksanaan
Peraturan Keterangan
Efektif Tidak Efektif
Ada (Sebutkan) Tidak Ada Belum Efektif Dilaksanakan
Dilaksanakan Dilaksanakan
DRAINASE LINGKUNGAN
Jelaskan sistem pengelolaan drainase lingkungan yang ada di kabupaten/kota. Penjelasan ini perlu memuat
mengenai teknologi yang digunakan.
Informasikan jumlah masyarakat penerima manfaat untuk mengetahui tingkat layanan dari sistem pengelolaan
drainase lingkungan tersebut.
Kondisi Drainase
Jumlah Pembersihan Drainase Pengelola oleh Bangunan Di Atas Saluran
Saat Ini
Kelurahan/Desa Masyarakat
Rutin Tidak Rutin Pemerintah
RT RW Lancar Mampet Kelurahan (RT /RW) Swasta Ada Tidak Ada
Kota
L P L P L P
Kec. Bendungan
Kec. Dongko
Kec. Durenan
Kec. Gandusari
Kec. Kampak
Kec. Karangan
Kec. Munjungan
Kec. Panggul
Kec. Pogalan
Kec. Pule
Kec. Suruh
Kec. Trenggalek
Kec. Tugu
Kec. Watulimo
Sumber:Dinas PU Perkimsih Kabupaten Trenggalek, 2012
Berikan informasi mengenai penggunaan berbagai media komunikasi untuk menunjang pengelolaan drainase.
Untuk mendapatkan penjelasan rinci mengenai cara mendapatkan data tersebut, silakan lihat PT-05: Kajian
Komunikasi dan Pemetaan Media dalam Lampiran Petunjuk Praktis ini.
Jenis
No Nama Media Isu yang Diangkat Pesan Kunci Pendapat Media
Acara
- - - - - -
Catatan : Saat ini belum ada media komunikasi terkait drainase lingkungan di Kabupaten Trenggalek
Jenis Kegiatan
No Nama Kegiatan Mitra Kerja Sama Bentuk Kerjasama
Sanitasi
Pembangunan
1. Drainase Lingkungan - Perusahaan Rokok - Hibah UangTunai
Saluran Drainase
Sumber: Dinas PU Perkimsih Kabupaten Trenggalek, 2012
Beri penjelasan mengenai berbagai penyedia layanan (service provider) yang ada dalam pengelolaan drainase
yang berasal dari dunia usaha maupun LSM, di kabupaten/kota.
Untuk mendapatkan penjelasan rinci mengenai cara mendapatkan data tersebut, silakan lihat PT-02: Survei
Penyedia Layanan Sanitasi dalam Lampiran Petunjuk Praktis ini.
Tabel 3.39 Penyedia layanan pengelolaan drainase lingkungan yang ada di Kabupaten Trenggalek
Tahun mulai
No Nama Provider Jenis kegiatan
operasi
- - - -
Catatan : Saat ini belum ada penyedia layanan pengelolaan drainase lingkungan di Kabupaten Trenggalek
Tabel 3.40 Ringkasan pendapatan dan belanja dari subsektor pengelolaan drainase
Pertumbuhan
No Subsektor/SKPD 2007 2008 2009 2010 2011 Rata-rata
(%)
1 Drainase 879,405,000 3,763,350,000 5,474,970,302 2,686,295,800 3,572,146,200 3,275,233,460 Fluktuatif
Berisi penjelasan ringkas terkait kondisi riil pengelolaan komponen terkait sanitasi di kabupaten/kota saat ini
Berikan informasi mengenai kondisi pengelolaan air limbah industri rumah tangga saat ini.
Tampilkan informasi terkait dengan: jenis industri rumah tangga, lokasi, dan jumlah industri rumah tangga yang
ada serta pengolahan yang sudah dilakukan (baik yang dilakukan secara mandiri maupun secara komunal).
Beberapa contoh industri rumah tangga adalah: pembuatan tahu, pembuatan batu bata, industri batik rumah
tangga dll.
Sebutkan juga permasalahan spesifik dan paling prioritas yang dihadapi.
Pengelolaan limbah medis di Kabupaten Trenggalek direncanakan dilakukan di rumah sakit, poliklinik,
laboratorium medis, seluruh puskesmas dan puskesmas pembantu di seluruh kecamatan. Pengolahan limbah
medis dilakukan dengan sterilisasi terlebih dahulu kemudian dilakukan reduce, reuse, recycle dan treatment.
Limbah medis yang telah disterilisasi dan dipisah berdasarkan jenisnya dapat diangkut dengan truk kontainer
tertutup dan harus dibersihkan secara berkala. Proses sterilisasi juga dapat dilakukan melalui proses
pembakaran di incenerator. Proses pembakaran terkadang masih menghasilkan abu yang berbahaya sehingga
perlu pengelolaan lebih lanjut. Secara umum, penanganan limbah medis di Kabupaten Trenggalek adalah
sebagai berikut:
1. Limbah medis yang dapat di daur ulang dapat langsung di bawa ke tempat pengumpul limbah daur
ulang
2. Limbah radioaktif disimpan terlebih dahulu sampai masa aktifnya terlampaui
3. Limbah kimia yang tidak berbahaya dapat di buang ke dalam saluran pembuangan air
4. Limbah kimia berbahaya dapat di daur ulang dengan distilasi, ekstraksi dan elektrolisis
5. Limbah yang tidak dapat di daur ulang akan dibakar (insinerasi)
Nama Fasilitas
Lokasi Jenis Pengolahan Limbah Medis Kapasitas (m3/hari)
Kesehatan
IPAL RSUD dr. Sudomo Limbah cair, Limbah padat dan B3 3 m3/Jam
BAB 4
PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI SAAT INI
DAN YANG AKAN DIRENCANAKAN
4.1. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan Promosi Higien
Masyarakat di Kabupaten Trenggalek belum seluruhnya menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat
(PHBS). Di mana indikator yang termasuk di dalam PHBS ini adalah pertolongan persalinan oleh tenaga
kesehatan, menimbang bayi dan balita, Asi ekslusif, mencuci tangan pakai sabun, menggunakan air bersih,
menggunakan jamban, melakukan pemberantasan sarang nyamuk, makan sayur dan buah setiap hari,
melakukan aktifitas fisik setiap dan tidak merokok di dalam rumah. Hasil pemantauan pada tahun 2010 dari
2.755 rumah tangga yang disurvei terdapat 986 (35,79%) rumah tangga berperilaku hidup bersih dan sehat.
Sedangkan di dalam Renstra Kementerian Kesehatan Tahun 2009 2014 diharapkan pada tahun 2014
persentase rumah tangga yang melaksanakan PHBS sebesar 70%. Adapun untuk indikator PHBS yang lain
seperti penggunaan jamban, dari 157 desa yang ada di Kabupaten Trenggalek pada tahun 2010 masih 49 desa
( 31,21%) yang sudah Open Defecation Free (ODF).
Pada tahun 2012, Kabupaten Trenggalek berkomitmen untuk mendukung program PPSP dengan
melaksanakan program dan kegiatan yang berkaitan dengan perilaku hidup bersih sehat (PHBS). Berdasarkan
SKPD Dinas Kesehatan, terdapat 3 program diantaranya program upaya kesehatan masyarakat, program
pengawasan obat dan makanan serta program promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat. Semua
program tersebut dialokasikan melalui APBD II. Indikasi biaya untuk ketiga program tersebut sebesar 1,5 M. Di
dalam program upaya kesehatan masyarakat terdapat kegiatan penyusunan studi EHRA yang merupakan
dokumen pendukung Buku Putih Sanitasi (BPS). Selain Dinas Kesehatan, Bappeda juga mendukung program
PPSP dengan melaksanakan kegiatan penyusunan Master Plan Kesehatan, fasilitasi kegiatan tim
kabupaten/kota sehat, studi keuangan PPSP, studi kelembagaan PPSP dan fasilitasi penyusunan Buku Putih
Sanitasi dan Strategi Sanitasi Kabupaten. Indikasi biaya kegiatan PPSP di Bappeda sebesar 600 juta.
Tabel 4.1 Rencana program dan kegiatan PHBS dan promosi higiene tahun n+1
Rencana program dan kegiatan PHBS dan promosi higiene tahun 2013 (n+1)
Sebagai tindak lanjut dari program dan kegiatan PHBS tahun 2012, maka Dinas Kesehatan
juga merencanakan berbagai program di tahun 2013. Berdasarkan Renstra Dinas kesehatan tahun
2010-2015, terdapat 3 program yaitu program upaya kesehatan masyarakat dengan estimasi biaya
sebesar 9,4 M. Program pengawasan obat dan makanan sebesar 18,7 M dan program promosi
kesehatan dan pemberdayaan masyarakat sebesar 500 juta.
Tabel 4.2 Kegiatan PHBS dan promosi higiene yang sedang berjalan
Biaya Sumber
No Nama program/kegiatan satuan volume Lokasi kegiatan Pelaksana kegiatan
(Rp.)(juta) dana
3 Program Promosi Kesehatan paket 1 300 APBD II Dinas Kesehatan Dinas Kesehatan
dan pemberdayaan
masyarakat
9. Program Pengendalian
Pencemaran dan Perusakan
Lingkungan Hidup
Biaya Sumber
No Nama program/kegiatan satuan volume Lokasi kegiatan Pelaksana kegiatan
(Rp.)(juta) dana
Tabel 4.3 Rencana program dan kegiatan pengelolaan air limbah domestik tahun n+1
Rencana program dan kegiatan Pengelolaan air limbah domestik tahun 2013 (n+1)
1. Program Peningkatan
Sarana Prasarana
Penyehatan
Lingkungan dan
Permukiman
2. Program
Pengembangan
Jaringan Irigasi, rawa
dan jaringan lainnya
3 Pemantauan Kualitas
Rencana program dan kegiatan Pengelolaan air limbah domestik tahun 2013 (n+1)
Lingkungan
Pengelolaan air limbah domestik ditekankan pada upaya mencegah pencemaran lingkungan.
Upaya untuk mengurangi dan mengolah air limbah domestik baik grey water maupun black water
dilakukan melalui berbagai program dan kegiatan. Pada tahun 2012, dilakukan pembangunan MCK
sebesar 5 unit yang menggunakan dana APBD II dan Bantuan Keuangan provinsi. Pembangunan
sarana dan prasarana sanitasi juga dibantu melalui dana DAK. Selain kegiatan yang bersifat
pembangunan, pemerintah Kabupaten Trenggalek juga melakukan pengendalian terhadap
pencemaran lingkungan yang dilakukan Kantor Lingkungan Hidup.
Tabel 4.4 Kegiatan pengelolaan air limbah domestik yang sedang berjalan
Perkimsih
Tabel 4.5 Rencana program dan kegiatan pengelolaan persampahan saat ini ( tahun n+1)
1. Program Kinerja
Pengelolaan
Persampahan
Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dan tingkat perekonomian masyarakat maka
timbulan sampah juga akan semakin besar. Pengembangan sarana dan prasarana persampahan di
Kabupaten Trenggalek diprioritaskan pada kawasan perkotaan. Pada tahun 2012, pengelolaan
persampahan diprioritaskan pada pengembangan TPS yang mendapatkan bantuan pendanaan dari BK
provinsi dengan volume 100 unit. Pengadaan sarana dan prasarana persampahan yang dialokasikan
Dinas PU Perkimsih melalui dana APBD II sebesar 975.000.000.
1 Program
pengembangan kinerja
pengelolaan
persampahan
2. Kegiatan Pembangunan
Infrastruktur Perumahan
dan Permukiman
Tabel 4.7 Rencana program dan kegiatan pengelolaan drainase saat ini (tahun n+1)
Indikasi
Sumber
Nama biaya SKPD Sumber dokumen
No satuan volume pendanaan/p
program/kegiatan (Rp.) penanggungjawab perencanaan
embiayaan
(Juta)
1 Program Peningkatan
Sarana Prasarana
Penyehatan Lingkungan
dan Permukiman
2. Pemantauan Kualitas
Lingkungan
3. Infrastruktur drainase Meter 2 8,000 APBN, APBD Dinas PU perkimsih RPIJM Bidang Cipta
perkotaan/ Karya 2010-2015
Pembangunan drainase
Drainase lingkungan memiliki fungsi utama sebagai penampung dan pengaliran air hujan agar tidak
menggenangi suatu kawasan. Dalam lingkup kawasan permukiman, drainase lingkungan memegang peranan
pening untuk menghindari genangan di musim hujan. Pada tahun 2012, Dinas PU Perkimsih melaksanakan
kegiatan pengadaan konstruksi saluran drainase agar tercipta lingkungan yang sehat. Pembiayaan program
lingkungan sehat perumahan berasal dari APBD II dan BK provinsi.
1. Program Lingkungan
sehat Perumahan
2. Kegiatan Pembangunan
Infrastruktur Perumahan
dan Permukiman
Saluran/drainase
Tabel 4.9 Rencana program dan kegiatan saat ini ( tahun n+1)
Rencana program dan kegiatan Sanitasi sub sektor Air Bersih tahun 2013 (n+1)
Indikasi
Sumber Sumber
Nama biaya SKPD
No satuan volume pendanaan/p dokumen
program/kegiatan (Rp.) penanggungjawab
embiayaan perencanaan
(Juta)
1. Program
pengembangan
Jaringan Irigasi, rawa
dan jaringan lainnya
Komponen terkait sanitasi lainnya di Kabupaten Trenggalek diprioritaskan pada sub sektor air bersih.
Air bersih merupakan komponen yang memegang peranan penting bagi kelangsungan hidup masyarakat. Pada
tahun 2012, dianggarkan pengadaan konstruksi jaringan air bersih / air minum melalui pendanaan oleh BK
provinsi sebesar 3.051 unit. Pembangunan sarana dan prasarana air minum juga dianggarkan melalui DAK
sebesar 16 unit. Selain kegiatan yang dianggarkan melalui BK provinsi maupun APBN melalui DAK, kegiatan
yang terkait dengan air bersih juga dianggarkan melalui APBD II dengan kegiatan pembangunan air bersih/air
minum, pembangunan sanitasi permukiman (PPSP) dan penyediaan air bersih saat terjadi bencana alam.
1. Kegiatan Pembangunan
Infrastruktur Perumahan
dan Permukiman
2. Program
Pengembangan dan
Pengelolaan Jaringan
Irigasi, Rawa, dan
jaringan pengairan
lainnya
4. Program Penyediaan
dan Pengelolaan Air
Baku
BAB 5
INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI
Peta area beresiko Kabupaten Trenggalek dapat diklasifikasikan berdasarkan nilai skoring 1-4 dengan
rincian sebagai-berikut :
Skor 4 : Resiko Sangat Tinggi berwarna merah.
Skor 3 : Resiko Tinggi berwarna kuning.
Skor 2 : Berisiko Sedang berwarna biru.
Skor 1 : Kurang Berisiko berwarna hijau.
Hasil akhir penilaian terhadap area beresiko untuk Kabupaten Trenggalek telah ditetapkan oleh
kelompok kerja Sanitasi Kabupaten Trenggalek berdasarkan skor penilaian terhadap data sekunder, data EHRA,
dan persepsi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait Sektor Sanitasi. Hasil analisis data sekunder,
persepsi SKPD dan EHRA juga hasil kesepakatan kelompok kerja sanitasi Kabupaten Trenggalek menunjukkan
area berisiko pada tingkat desa dan kelurahan sebagaimana terlihat pada peta dan tabel berikut ini.
5.2.2. Posisi Pengelolaan Sanitasi Sub Sektor Air Limbah Kabupaten Trenggalek
5.2.4. Posisi Pengelolaan Sanitasi Sub Sektor Drainase Lingkungan Kabupaten Trenggalek