Вы находитесь на странице: 1из 6

Albendazole Pada

Soil Transmitted Helminthiasis

B Susanti Dewayani
Ridwanto Situmeang
Tiangsa Sembiring
Endang D. Hamid
Syahril Pasaribu
Chairuddin P. Lubis

Bagian IImu Kesehatan Anak


Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara

PENDAHULUAN
Kecacingan masih merupakan problema kesehatan dan ekonomi yang utama
pada masyarakat, pekerja maupun individu. Diseluruh dunia diperkirakan masih
ditemukan sebanyak 300 juta kasus penyakit kecacingan, baik infestasi tunggal
maupun infestasi campuran lebih ciri satu jenis cacing (Ascaris lumbricoides,
Trichuris trichiura dan cacing tambang) 3,4,5,6,7
Akan tetapi oleh karena kecacingan yang terjadi senantiasa tanpa gejala. maka
penyakit ini dianggap tidak merupakan penyakit yang berbahaya.3,4
Anak usia sekolah merupakan frekwensi terbanyak yang menderita kecacingan
yang dapat menyebabkan gangguan gizi, anemia, gangguan pertumbuhan yang pada
akhirnya akan mempunyai pengaruh terhadap tingkat kecerdesan seorang
anak.3,4,5,6,7,12
Sejak lama telah dicoba memberantas kecacingan ini dengan memakai obat-
obatan seperti : Piperazine, levamisole, Pyrantel pamoate, Mebendazole,gabungan
Oxantel Pyrantel pamoate dan Thiabendazole, dengan berbagai regimen bahkan ada
yang harus puasa, memakan obat pencahar dengan hasil yang berbeda-beda, serta
tidak satupun diantara obat-obat tersebut diatas yang bekerja secara efektif untuk
semua soil transmitted helminthiasis .
Albendazole, dikatakan merupakan preparat anthelmintik terakhir yang
mempunyai hasil yang baik untuk infestasi campuran soil transmitted helminthiasis
dan cara pemberian yang sederhana yaitu dosis tunggal3.
Spektrum aktivitasnya sangat luas yaitu meliputi Nematoda. Cestoda dan
infeksi Echinococcus pada manusia. Jadi Albendazole aktif terhadap Ascaris
lumbricoides, cacing tambang, Trichuris trichiura, Taenia saginata dan solium,
Strongyloides stercoralis, Hymenolepis nana dan diminuta serta Echinococcus
granulosus.3
Albendazole merupakan obat yang aman hanya sedikit dan jarang ditemukan
efek samping berupa mulut kering, perasaan tak enak di epigastrium, mulai lemah dan
diare.
Albendazole adalah methyl-(5propylthio-I-H-benzimidazol-2-yl) carbamate
yang merupakan derivat terbaru dari Benzimidazole dengan aktivitas anthelmintik
yang besar3.4.7.
Selain bekerja terhadap cacing dewasa, Albendazole telah terbukti mempunyai
aktivitas larvasidal dan ovisidal. Obat ini secara selektif bekerja menghambat
pengambilan glukosa oleh usus cacing dan jaringan dimana larva bertempat tinggal.

1
e-USU Repository 2004 Universitas Sumatera Utara
Akibatnya terjadi pengosongan cadangan glikogen dalam tubuh parasit yang mana
akan mengakibatkan berkurangnya pembentukan adenosin tri phospat (ATP).
ATP ini penting untuk reproduksi dan mempertahankan hidupnya, dan
kemudian parasit akan mati.3
S.C Jagota (1986) meneliti efikasi Albendazole terhadap soil transmitted
helminthiasis dengan dosis 400 mg/dosis tunggal dan tinja diperiksa ulang pada
minggu ketiga setelah pemberian obat. Pada penelitian ini angka kesembuhan yang
diperoleh 92,2% untuk Ancylostoma duodenale. 90,5% untuk Trichuris trichiura dan
95,3% untuk Ascaris lumbricoides.
Ovedoff telah melakukan pengobatan dengan Albendazole terhadap anak-anak
penderita helminthiasis di Taiwan (Oktober 1981 - Maret 1982 ) dengan dosis 400
mg/dosis tunggal dan tinja diperiksa kembali setelah 21 hari. Dimana didapat hasil
angka penyembuhan: Ancylostoma duodenale 100%, 100 Necator americanus, 100%.
Ascaris lumbricoides 86,)% dan Trichuris trichiura: 17%.
Zhong Hui - lan, dalam tahun 1981 - 1983 Beijing mendapatkan hasil angka
penyembuhan penderita soil transmitted helminthiasis setelah pemberian Albendazole
dosis tunggal 400 mg sebagai berikut: Ascaris lumbricoides 100%, Ancylostoma
duodenale 100%. Trichuris trichiura 71% dan Enterobiasis 100% 2
Berdasarkan data dan hasil penelitian tersebut diatas, kami ingin melihat
efikasi Abendazole pada anak-anak dengan soil transmitted helminthiasis

BAHAN DAN CARA


Penelitian ini dilakukan pada anak Sekolah Dasar Negeri I desa Tanjung
Anom. Kecamatan Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara. Semua
anak mulai kelas I - VI diikutkan dalam penelitian ini yang dilaksanakan pada bulan
Nopember 1995 sampai Desember 1995.
Albendazole 400 mg/oral/dosis tunggal diberikan pada setiap anak dan
dimakan didepan petugas.
Tinja diperiksa dengan cara Kato-Katz untuk mengetahui jumlah pengeluaran
telur cacing perhari. Tinja diperiksa sebanyak 2 (dua) kali yaitu sebelum pemberian
obat dan kemudian pada hari ke 21 setelah pemberian obat.
Pemeriksaan dilakukan di Bagian Parasitologi Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara Medan.
Efek samping obat dipantau dengan memakai kuesioner yang diisi petugas
setiap hari selama 7 hari.

Kriteria Inklusi :
1. Murid Sekolah Dasar kelas I sampai kelas VI
2. Sehat
3. Dalam satu bulan terakhir tidak mendapat obat cacing
4. Pada pemeriksaan tinja ditemukan dua jenis telur cacing atau lebih (atau
ditemukan bersamaan dengan larva cacing tambang)

Kriteri Eksklusi :
1. Menolak makan obat
2. Tidak ikut serta memeriksakan tinja pada hari ke 21
3. Timbul efek samping yang berat seperti mencret, muntah-muntah, kaku perut
dan lain-lain

2
e-USU Repository 2004 Universitas Sumatera Utara
Untuk mengevaluasi efektifitas obat terhadap cacing usus dipakai parameter.
yaitu angka penyembuhan (AP) atau cure rate (CR) 14.
Dikatakan sembuh bila pada pemeriksaan tinja terakhir tidak ditemukan telur
cacing.
Izin subyek penelitian dilakukan dengan mengisi formulir yang diberikan
petugas serta ditandatangani oleh orang tua subyek.

HASIL
Dari 271 murid sekolah dasar yang tinjanya diperiksa, ternyata ada 234
(86,3%) contoh tinja yang positip dengan telur cacing usus.
Dari 234 contoh tinja yang positip ini ternyata 187 merupakan infestasi
campuran cacing usus dan 47 dengan infestasi tunggal, 37 lainnya tidak ditemukan
telur cacing usus (tabel).

Tabel I. Hasil Pemeriksaan Tinja Anak Sekolah Dasar Negeri I desa Tanjung Anom

Jlh. yg. Infest. % Infest. % Negatip %


diperiksa tunggal camp
271 47 17,3 187 69 37 13.7

Tabel II. Prevalensi Infestasi Cacing Usus Pada Anak Sekolah Dasar Negeri I desa
Tanjung Anom
Jlh. yg. Jumlah yg. A. lumbricoides % T. trichiura % Cacing %
diperiksa positip No. Pas No. Pas Tambang
271 234 131 56 184 78,6 79 33,8

Pada tabel diatas terlihat, dari 234 anak yang tinjanya positip, ternyata infestasi yang
terbanyak adalah Trichuris trichiura yaitu 184 (78,6%), disusul Ascaris lumbricoides
131 (56%) dan cacing tambang 79 (33,8%).

Tabel III. Hubungan Infestasi dan Jenis Kelamin


Infestasi Jumlah Penderita Total %
Laki-Laki Perempuan
AL + CT 2 1 3 1, 6
AL + TT 22 24 46 24,6
CT + TT 22 34 56 29,9
AL + CT + TT 50 32 82 43,9
Total 96 91 187 100
Keterangan : AL : Ascaris Lumbricoides CT : Cacing Tambang
TT : Trichuris Trichiura

Infestasi gabungan Ascaris lumbricoides + Cacing tambang + Trichuris


trichiura merupakan kejadian yang terbanyak yaitu 82 kasus (43,9%), disusul oleh
infestasi gabungan Cacing tambang + Trichuris trichiura 56 kasus (29,9%), infestasi
Ascaris lumbricoides + Trichuris trichiura dan Ascaris lumbricoides + Cacing
tambang yang masing-masing 46 kasus (24,6%) dan 3 kasus (1,6%)
Prevalensi jumlah penderita antara laki-laki dan perempuan hampir sama
dimana laki-laki 51,34% sedangkan perempuan 48,66%.

3
e-USU Repository 2004 Universitas Sumatera Utara
Sebelum pengobatan dengan Albendazole 400 mg/oral/dosis tunggal, tinja
diperiksa secara kwantitatip dengan metoda Kato-Katz untuk mengetahui jumlah rata-
rata telur per gram tinja. Setelah pengobatan pemeriksaan dilakukan untuk
mengetahui angka penyembuhan dan angka penurunan telur didalam tinja, yang
bertujuan untuk mengetahui manfaat pengobatan (tabel IV, V, VI)

Tabel IV. Efikasi Obat Pada Ascaris Lumbricoides


Pengobatan Telur RTPG TTPG Angka Angka Penurunan
(+) Penyembuhan Telur
Sebelum 131 8728 1.143.349
Sesudah 1 115 115 99,24% 99,99%

Tabel V. Efikasi Obat Pada Trichuris Trichiura


Pengobatan Telur RTPG TTPG Angka Angka Penurunan
(+) Penyembuhan Telur
Sebelum 184 1108 203.913
Sesudah 12 52 621 93,48% 99,69%

Tabel VI. Efikasi Obat Pada Cacing Tambang


Pengobatan Telur RTPG TTPG Angka Angka Penurunan
(+) Penyembuhan Telur
Sebelum 79 282 2231
Sesudah 0 0 0 100% 100%
Keterangan : RTPG : Rata-rata Telur Per Gram tinja
TTPG : Total Telur Per Gram tinja

Dari 187 anak yang mengikuti penelitian ini, 5 anak (2,7%) diantaranya
dikeluarkan dari penelitian ini karena tidak memakan obat dengan alasan tidak mau
makan obat dan tidak datang kesekolah pada hari pemberian obat. Jadi yang
mengikuti penelitian ini adalah 182 anak dengan angka drop out sebesar 2,7%.

DISKUSI
Infeksi terhadap Ascaris lumbricoides ditemukan sebanyak 131 orang.
ternyata angka penyembuhan 99,24% dan angka penurunan jumlah telur adalah
99,99%.
Beberapa penulis seperti Ovedoff. ( 1982) memperoleh angka penyembuhan
86,5% dan angka penurunan jumlah telur 99,9%.
JF Rossignol (1983) mendapatkan hasil angka penyembuhan 97,5% dan angka
penurunan jumlah telur 99,9%. Sedangkan OO Kale (Nigeria) memperoleh angka
penyembuhan 98,5% dan angka penurunan jumlah telur 93.0%.
Pada penelitian ini kami menemukan infeksi Trichuris trichiura dengan angka
penyembuhan 93,48% dan angka penurunan jumlah telur 99,69%.
P Pene (1981) memperoleh hasil angka penyembuhan 78.3% dan angka
penurunan jumlah telur 90.9%. Sementara JF Rossignol (1983) mendapatkan angka
penyembuhan 68,9 % dan angka penurunan jumlah telur 89.2%
Dari 79 penderita yang terinfeksi dengan cacing tambang, ternyata hasil yang
kami peroleh adalah angka penyembuhan dan angka penurunan jumlah telur masing-
masing 100%.
Ovedoff (1982) juga mendapatkan hasil angka penyembuhan dan angka
penurunan jumlah telur 100%. Sementara JF Rossignol (1983) memperoleh hasil

4
e-USU Repository 2004 Universitas Sumatera Utara
95,0% dan 92.2% masing-masing untuk angka penyembuhan dan angka penurunan
jumlah telur.
Dari berbagai efek samping obat yang mungkin terjadi pada penelitian ini
kami hanya menemukan satu kasus dengan keluhan pusing atau efek samping sebesar
0.5%.
Efek samping ini timbul pada hari pertama dan menghilang pada hari kedua
Ini sesuai dengan hasil penelitan se Jagota (1986), P.Pene (1981) dan Zhong Hui Lan
(1983) dimana dikatakan efek samping minimal.

KESIMPULAN
Penelitian pengobatan soil transmitted helminthiasis dengan menggunakan
Albendazole 400 mg/oral/dosis tunggal pada murid-murid kelas I sampai dengan
kelas 1 di Sekolah Dasar Negeri I desa Tanjung Anom, Kecamatan Pancur Batu,
Kabupaten Deli Serdang menunjukkan bahwa pengobatan ini memberikan hasil yang
memuaskan terutama untuk cacing tambang. Selama penelitian ini kami hanya
menemukan satu kasus dengan keluhan pusing.
Dari hasil yang kami peroleh terlihat, bahwa Albendazole efektif pada
infestasi campuran soil transmitted helminthiasis dengan cara pemberian yang
sederhana dan efek samping yang minimal.

KEPUSTAKAAN

Ovedoff DL. Summary of Albendazole trials in South-East Asia. Smith


Kline&French. Sydney,Australia

Lan Zhong Hui. Cao Wei-Ji, Jean Francois Rossignol, Feng Man Ling, Hui Rui-Yun
et al. Albendazole in Nematode, Cestode, Trematode and Protozoan
(Giardia) infections, Chinese Medical Journal,99( 11) : 912\0 15, 1986.

Pasaribu S. Anthelmintik generasi baru. Dibacakan pada Simposium Sehari


Anthelmintik Generasi Baru.Medan 2 Desember 1989.

Djali D. Prevalensi cacing usus dikalangan karyawan salah satu Bank dikota Medan
MKI:3( 11 ):83-85, 1981

Jagota Se. Albendazole a Broad Spectrum Anthelmintic, in the Treatment of Intestinal


Nematode and Cestode Infections : A Multicenter Study in 480 Patients
Clin.Ther ;8 : 226-231, 1986.

Nokes C. Parasitic helminth infection and cognitive fimction in school


children.Proc.R.Soc. London B.Biol..Sci:247(1319):77-81,1992.

Pasaribu S. Infestasi cacing usus dibangsal anak RSPM.MKN (edisi khusus) 195-
198, 1988.

Alisah SAN, Rasad R. Pengobatan infeksi Nematoda usus dengan Mehendazole 500
mg dosis tunggal MEDIKA ; 3 : 192-197, 1990.

5
e-USU Repository 2004 Universitas Sumatera Utara
Lubis CP, Siregar H, Siregar A, Lubis RM. Measuring Malnutrition and intestinal
helminthiasis on Tobacco Plantation Worker's Children Paediatrica
Indonesiana: 19 : 84-90, 1979.

Lubis CP, Yoel C. Nurbafbri NY, Napitupulu L Intestinal Parasitic Infestation among
children in six plantation, North Sumatera, Indonesia. Di presentasikan pada
International Congress of Pediatrics XVII, Manila, 1983.

Pasaribu S, Lubis H. Nurbafri NY, Daulay AP, Lubis CP. Infestasi Parasit Usus di 4
(empat) desa Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, Indonesia dI presentasikan
pada KONIKA VI, Denpasar, 1984.

Pasaribu S. Efukasi Oxantel-Pyrantel Pamoate dosis tunggal pada soil transmitted


helminthiasis. MEDIKA ; 2 : 37 40,1993.

Lubis CP. Sutjipto A. Siregar H. Halim S. Sutanto AH dan Siregar H Kombinasi


Pyrantel pamoate dan Mebendazole pada pengobatan cacing tambang. Di
presentasikan pada Pertemuan IImiah Tahunan ke V Badan Koordinasi
Gastroenterologi Anak Indonesia. Parapat 9-12 Desember 1977

Gani EH. Khemoterapi maSH kini untuk pengobatan soil transmitted helminthiasis
dibacakan pada Simposium Sehari Peran Serta Masyarakat dalam Usaha
Penanggulangan Penyakit Kecacingan. Medan.1994.

Rollo IM. Drugs used in the chemotherapy of helminthiasis dalam Pharmacological


Basics of Therapeutics 6th. eds. Edited by Goodman and Gilman's. Mac
Millan Publishing Co.INC.New York: 1013-1037. 1980

Sukorban S. Santoso SO. Khemotherapi parasit anthelmintik dalam Farmakologi dan


Terapi, edisi 2, FK UI. Jakarta: 400-4 14. 1980

Rossignol JF, Maisonneuve H. AJbendazole . Placebo-Controlled Study in 870


Patients with intestinal helminthiasis. Tropical Medicine and HygieneJ1(5)
707-711.1983.
Pene P. Mojon M. Gadn JP. Coulaud JP. Rossignol JF. Albendazole : A new broad
spectrum anthelmintic, Double-Blind Multicenter Clinical Trial And.
Trop.Med.Hyg.3 I (2):263-266. 1982.

6
e-USU Repository 2004 Universitas Sumatera Utara

Вам также может понравиться