Вы находитесь на странице: 1из 33

KOLESTEROL dan ANTIKOLESTEROL

MAKALAH

Kelompok 2

Annisa Nurul Haq H. 31113112


Asmiyati 31113114
Deni Rahmat Atmaja 31113116
Dhita Jamilatul Wahidah 31113117
Silvia Cahya Wibawa 31113151

Farmasi 3C

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BAKTI TUNAS HUSADA


PROGRAM STUDI S1 FARMASI
TASIKMALAYA
2016
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Lipid atau lemak merupakan suatu zat yang kaya akan energi dan
berfungsi sebagai sumber energy utama untuk proses metabolisme. Lemak
yang beredar di dalam tubuh diperoleh dari dua sumber yaitu dari makanan
dan hasil produksi organ hati yang bisa disimpan di dalam sel-sel lemak
sebagai cadangan energy. Fungsi lemak adala sebagai sumber energy,
pelindung, organ tubuh, pembentuk sel, sumber asam lemak esensial, alat
angkut vitamin larut lemak, menghemat protein serta sebagai pelumas dan
memelihara suhu tubuh (Poedjadi, 1994).
Kolesterol merupakan masalah kompleks dalam tubuh manusia. Menjadi
sebuah dilema bagi siapapun yang belum tahu betul dengan manfaat dan
bahaya kolesterol. Di satu sisi memiliki manfaat yang tak tergantikan dalam
tubuh manusia di lain sisi kolesterol sangat berbahaya dalam tubuh. Apabila
jumlah kolesterol jahat mendominasi jumlah kolesterol baik bisa jadi itu bisa
menyebabkan beberapa penyakit seperti diabetes, stroke dan penyakit
serangan jantung.
Namun sebelum beranjak jauh dalam membahas hubungan tersebut
marilah kita kupas tentang kolesterol itu sendiri. Kolesterol adalah suatu jenis
lemak yang ada dalam tubuh. Ada dua jenis kolesterol dalam tubuh manusia
yaitu kolesterol (High Density Lipoprotein) dan kolesterol jenis LDL (Low
Density Lipoprotein). Kolesterol HDL merupakan kolesterol baik dalam
tubuh manusia karena mempunyai peran penting dalam pembentukan dinding
dinding atau membrane sel dan hormone yang dibutuhkan oleh tubuh.
Sedangkan LDL merupakan kolesterol jahat dalam tubuh manusia karena bisa
menghambat aliran darah ke jantung yang bisa menyebabkan seseorang
terkena penyakit jantung. Dari sini kita mulai memahami hubungan jantung
dan kolesterol. Ada hubungan yang sangat erat sebagai sebab akibat antara
jantung dan kolesterol. Standard normal kolesterol dalam darah adalah
sejumlah 200 mg/dl. Apabila anda memiliki jumlah kolesterol HDL (kolesterol
baik) lebih banyak daripada kolesterol LDL (kolesterol jahat) ini berarti anda
aman dari kemungkinan terkena penyakit jantung. Hal tersebut akan berlaku
sebaliknya jika anda memiliki kadar kolesterol jahat LDL jauh lebih banyak
dari jumlah kolesterol baik HDL dalam tubuh. Kedua jenis kolesterol dalam
tubuh ini terus berperang untuk mendominasi perannya masing masing
dalam tubuh.
Pada umumnya penyakit kolesterol banyak diderita oleh orang gemuk saja
akan tetapi tidak menutup kemungkinan kolesterol juga dapat diderita oleh
orang kurus itu disebabkan oleh faktor makanan yang tidak terkontrol dengan
baik sehingga terjadi hal-hal yang tidak terduga sebelumnya.
Kadar kolesterol tinggi merupakan salah satu problem yang sangat serius
karena merupakan salah satu factor yang paling utama untuk terjadinya
penyakit jantung pada seseorang, masalah lainnya ialah pada seseorang yang
tekanan darah tinggi dan perokok (Anwar, B., 2003). Resiko penyakit jantung
koroner sesuai dengan peningkatan kadar kolesterol darah, jika ada factor lain
(hipertensi dan perokok) maka resiko akan lebih besar (Kusmana, 2006).
Berdasarkan paparan diatas maka kami mengangkat makalah tentang
kolesterol dan antikolesterol.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latarbelakang di atas maka dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apa pengertian kolesterol, LDL, TCr, UDL, HDL dan IDL?
2. Apa saja komponen Lipid?
3. Bagaimana metabolism Lipid?
4. Bagaimana Farmakokinetika Lipid dalam tubuh?
5. Apa saja penyakit yang disebabkan karena kolesterol?
6. Bagaimana pengobatan penyakit kolesterol?
7. Jurnal penelitian tentang kolesterol
C. Tujuan Makalah
Tujuan umum tentang pembuatan makalah ini adalah bagaimana pembaca
mampu mengetahui tentang kolesterol dan antikolesterol.
BAB II

ISI

2.1 DefinisiLipid

Profil lipid adalah unsur-unsur lemak dalam plasma yang terdiri dari
kolesterol, trigliserida, fosfolipid, dan asam lemak bebas. Tiga unsur yang pertama
berkaitan dengan protein tertentu (Apoprotein) membentuk lipoprotein yaitu
kilomikron, VLDL (Very Low Density Lipoprotein), LDL (Low Density
Lipoprotein) dan HDL (High Density Lipoprotein) masing-masing mempunyai
unsur lemak dengan kandungan yang berbedabeda. Ikatan ini memungkinkan
unsur lemak itu dapat larut dalam darah dan kemudian dikirim ke seluruh jaringan
tubuh. Penetapan kadar lipid darah dalam plasma dilakukan dengan mengukur
kadar total kolesterol, HDL kolesterol, LDL kolesterol dan trigliserida. Profil lipid
pada umumnya diperiksa setelah subyek berpuasa 10-12 jam.

Tabel 1. Klasifikasi Lipoprotein Berdasarkan Densitas (Ultrasentrifuge)

2.2 Jenis-jenis Protein


2.2.1 Kolesterol Total
Kolesterol (C27 H45 OH) adalah alkohol steroid, semacam lemak yang
ditemukan dalam lemak hewani, minyak, empedu, susu, kuning telur, yang
sebagian besar disintesis oleh hati dan sebagian kecil diserap dari diet.
Keberadaan dalam pembuluh darah pada kadar tinggiakan cenderung membuat
endapan/ kristal/ lempengan yang akan mempersempit atau menyumbat pembuluh
darah (Sutedjo, 2008).
Hasil dari beberapa penelitian menunjukkan bahwa terdapa tubungan antara
kadar kolesterol dalam darah dengan resiko penyakit jantung koroner (PJK). Hasil
penelitian yang dilakukan oleh klini kriset lipid di Amerika Serikat menunjukkan
bahwa terdapat korelasi yang sama antara kadar kolesterol dengan risiko penyakit
jantung.
Selain itu penelitian ini juga menemukan bahwa untuk setiap penurunan 1%
kadar kolesterol darah maka akan terjadi penurunan resiko terhadap timbulnya
penyakit jantung koroner sebesar 2 %. Sedangkan National Cholesterol Education
Program (NCEP) menyimpulkan bahwa menurunkan total kolesterol dan LDL
kolesterol dengan diet, olah raga, obat dan metode yang lain dapat menurunkan
terjadinya PJK (Huli, 2001). Ada beberapa pendapat tentang nilai optimal dari
kolesterol darah dan sampai batas berapa penyakit kardiovaskuler tersebut tidak
terjadi. Winarno (1991) menyatakan bahwa kandungan total kolesterol darah yang
normal adalah 240 mg/ dl. Sedangkan National Cholesterol Education Program
(NCEP) pada Adult Treatment Panel III ( ATPIII)tahun 2001 menetapkan bahwa
kadar total kolesterol darah normaladalah 200 mg/dl, sedang/ ambang batas
tinggi adalah 200-239mg/dl, dan tinggi adalah 240 mg/dl. Kategori ketiga inilah
yangtermasuk hiperkolesterolemia.

Tabel 2. Angka Total Kolesterol

2.2.2 Trigliserida
Trigliserida merupakan senyawa yang terdiri dari 3 molekul asam lemak
yang teresterisasi menjadi gliserol, disintesis dari karbohidrat dan disimpan dalam
bentuk lemak hewani. Dalam serum dibawa oleh lipoprotein, merupakan
penyebab utama penyakit arteri dibanding kolesterol. Peningkatan trigliserida
biasanya diikuti oleh peningkatanVLDL (Very Low Density Lipoprotein). Pada
peristiwa hidrolisis lemak-lemak ini akan masuk dalam pembuluh darah dalam
bentuk lemak bebas (Sutedjo, 2008).Trigliserida adalah salah satu jenis lemak
bukan kolesterol yang terdapat dalam darah dan berbagai organ tubuh. Dari sudut
ilmu kimia, trigliserida merupakan substansi yang terdiri dari gliserol yang
mengikat gugus asam lemak. Makan- makanan yang mengandunglemak akan
meningkatkan kadar trigliserida dalam darah dan cenderung meningkatkan kadar
kolesterol. Lemak yang berasal dari buah-buahan seperti kelapa, durian dan
alpukat tidak mengandung kolesterol tetapi kadar trigliseridanya tinggi. Sejumlah
faktor dapat mempengaruhi kadar trigliserida dalam darah seperti kegemukan,
makan lemak, makan gula biasa dan minum alkohol (Soeharto, 2004).
Penelitian para ahli menegaskan bahwa peningkatan kadar trigliserida dalam
darah merupakan salah satu faktor resiko dari penyakit kardiovaskuler.
Hipertrigliseridemia dapat menyebabkan peningkatan LDL Kolesterol dan
penurunan HDL Kolesterol. Hasil penelitian lain menunjukkan bahwa trigliserida
secara langsung dapat juga berperan sebagai faktor resiko yang independen,
terutama pada pria dan wanita yang berusia di atas 50 tahun. Walaupun pada usia
di bawah 50 tahun peranan trigliserida secara statistik hanya bersifat tidak
langsung. Rasio total kolesterol/ HDL yang tinggi memang biasanya selalu diikuti
oleh kadar LDL Kolesterol yang tinggi dan HDL Kolesterol yang rendah.
Sedangkan jika rasio LDL/ HDL antara 4 sampai 5 dan angka trigliserida di atas
normal, maka resiko penyakit kardiovaskuler meningkat, walaupun kadar LDL
relatif rendah (Soeharto, 2004).

Tabel 4. Angka HDL Kolesterol

2.2.4 LDL atau Kolesterol Jahat


LDL (Low Density Lipoprotein) adalah lipoprotein dalam plasmayang
mengandung sedikit trigliserida, fosfolipid sedang dan kolesteroltinggi. LDL
mengandung paling banyak kolesterol dari semualipoprotein dan merupakan
pengirim kolesterol utama dalam darah.Sel-sel tubuh memerlukan kolesterol
untuk bisa tumbuh danberkembang sebagaimana mestinya. Sel-sel ini
memperoleh kolesteroldari LDL. Walaupun demikian jumlah kolesterol yang bisa
diserapoleh sebuah sel ada batasannya. Oleh karena itu makin banyak lemakjenuh
atau makan makanan yang mengandung kolesterol yang tinggiakan
mengakibatkan kadar kolesterol dalam darah tinggi (Sutedjo,2008).
LDL kolesterol sering dianggap sebagai indikator dalampemeriksaan
penyakit degeneratif karena LDL kolesterol banyakmengandung kolesterol.
Pengukuran kadarnya dalam darah dapatmembantu dugaan adanya risiko
gangguan kardiovaskuler.Berdasarkan penelitian epidemiologik dan percobaan
binatang,peningkatan LDL kolesterol berkaitan erat dengan insiden penyakit
jantung koroner (Huli, 2001).
Kadar LDL di dalam darah dianggap penting dalam hubungannya dengan
terbentuknya plak pada arteri. Manfaat lain memeriksakan
kadar LDL dalam darah adalah mengevaluasi lebih lanjut apakah total kolesterol
pada ambang batas tinggi disebabkan karena LDL yang tinggi atau karena HDL
yang tinggi (Huli, 2001). Untuk menilai tinggi rendahnya kadar LDL dalam darah,
umumnya kita membandingkan dengan angka standard dari NCEP.
Tabel 5. Angka LDL Kolesterol

2.3 Lipoprotein
Lipoprotein merupakan suatu makrosomal berbentuk bola, bagian dalamnya

terdiri dari trigliserida dan kolesterol ester, yang dikelilingi oleh bagian

permukaan yang bersifat polar yaitu fosfolipid, kolesterol bebas dan

apolipoprotein.

Lemak (fat) yang diserap dari makanan dan yang di sintesa di hati dan jarinan

adiposa harus di angkut ke berbagai jaringan dan organ untuk di gunakan dan

disimpan. Karena lipid tidak larut dalam air, cara pengangkutannya dalam plasma

yang berbahan dasar air akan dipecahkan dengan cara menggabungkan lipid non

polar (triasilgliserol dan ester kolesteril) dengan lipid amfipatik (fosfolipid dan

kolesterol) dan protein untuk menghasilkan lipoprotein yang dapat bercampur

dengan air.

Tabel. 2.1 Pembagian Lipoprotein Utama.


Note: seluruh kelas lipoprotein mengandung fosfolipid, kolesterol esterifikasi dan
tanpa esterifikasi dan trigliserida untuk berbagai tingkat VLDL, very low density
lipoprotein; IDL, intermediate-density lipoprotein; LDL, low-density lipoprotein;
HDL, high-density lipoprotein; Lp(a), lipoprotein A; LCAT, lecithin cholesterol
acyltransferase; CETP, cholesteryl ester transfer protein.
a. Densitas dari partikel ditentukan dengan ultrasentrifuge.
b. Ukuran partikel di ukur menggunakan elektroforesis gel.
c. Mobilitas elektroforesis partikel pada elektrofores gel agarosa
mencerminkan ukuran dan muatan permukaan partikel dengan menjadi posisi
dari LDL dan menjadi posisi dari HDL.
Lipoprotein memiliki dua bagian yaitu inti yang terdiri dari trigliserida dan
ester kolesterol yang tidak larut air dan bagian luarnya terdiri dari kolesterol
bebas, fosfolipid, dan apo-protein yang lebih larut air. HDL, LDL, dan Lp (a)
dominan intinya mengandung ester kolesterol, pada VLDL dan kilomikron, TG
merupakan komponen yang dominan.

2.5 Jenis Lipoprotein


Lipoprotein dibagi menjadi beberapa jenis, berdasarkan berat jenisnya, yaitu,
kilomikron, Very Low Density Lipoprotein (VLDL), Intermediate Density
Lipoprotein (IDL), Low Density Lipoprotein (LDL), High Density Lipoprotein
(HDL). Lipoprotein ini dapat berinteraksi dengan enzim tubuh seperti Lipoprotein
Lipase (LPL), Lechitin Cholesterol Acyl Transferase (LCAT), dan Hepatic
Triglyceride Lipase (HTGL) sehingga lipoprotein ini dapat berubahjenisnya.
2.5.1 Kilomikron
Kilomikron ialah lipoprotein yang diproduksi oleh usus halus dan bertugas
mengangkut trigliserida dari makanan ke dalam jaringan.
2.5.2 Very Low Density Lipoprotein (VLDL)
VLDL merupakan lipoprotein yang terdiri atas 60% trigliserida,10-15%
kolesterol dan bertugas membawa kolesterol dari hati ke jaringan perifer.
2.5.3 Low Density Lipoprotein (LDL)
LDL ialah lipoprotein pada manusia yang berguna sebagai pengangkut
kolesterol ke jaringan perifer dan berguna untuk sintesismembran dan hormon
steroid. LDL mengandung 10% trigliserida serta50% kolesterol, dipengaruhi oleh
banyak faktor misalnya kadar kolesteroldalam makanan, kandungan lemak jenuh,
dan tingkat kecepatan sintesisdan pembuangan LDL dan VLDL dalam tubuh.
2.5.4High Density Lipoprotein (HDL)
HDL disebut juga -lipoprotein adalah lipoprotein terkecil yang berdiameter
8-11 nm, namun mempunyai berat jenis terbesar dengan inti lipid terkecil.20
Unsur lipid yang paling dominan dalam HDL ialah kolesterol dan fosfolipid.
Komponen HDL adalah 20% kolesterol, <5%trigliserida, 30% fosfolipid dan 50%
protein. HDL ialah protein lipid yang memiliki inti dominan ester kolesterol dan
terdiri atas Apo I, Apo-II,Apo C, Apo E, dan Apo D. HDL berfungsi sebagai
pengangkut kolesteroldalam jalur cholesterol transport dari ekstra hepar ke dalam
hepar.
HDL berfungsi sebagai penyimpan apoliporotein C dan E yangmenjadi
bahan dalam metabolisme kilomikron dan VLDL.23 HDL dalamplasma memiliki
banyak macam ukuran, bentuk, komposisi dan muatanlistrik. HDL memiliki
beberapa macam bentuk yaitu HDL-1, HDL-2 danHDL-3. HDL dalam mikroskop
elektron tampak sebagai partikel sferisyang terdapat dalam plasma normal atau
berbentuk diskoidal. HDLmerupakan hasil produksi dari hepar dan usus yang
membentuk HDLdalam limfe dan plasma. Katabolisme kilomikron dan VLDL
juga menghasilkan HDL, karena HDL memberikan Apo C dan Apo E untuk
kilomikron dan VLDL yang membentuk HDL nasscent.
HDL berperan dalam proses Reverse Cholesterol Transport (RCT) sehingga
HDL dapat meningkatkan pengangkutan kolesterol dari jaringan untuk
dikembalikan ke hepar dan diekskresikan lewat empedu. HDL dibentuk di
hepardengan pembentukan Apo A-1 yang kemudian berinteraksi dengan hepatic
ATP-Binding Cassette Transporter A1 (ABCA 1) hepar lalu tersekresi dalam
plasma dengan bentuk Lipid poor Apo A1 yang berinteraksi denganABCA 1 yang
mengambil kolesterol berlebih dari sel dan membentuk pre--HDL (nascent).
Kolesterol bebas dari HDL diesterifikasi enzim LCAT untuk merubah pre--HDL
(nascent) menjadi -HDL.21 LCAT adalah enzim yang bertugas mengikat
lipoprotein atau lemak bebas dalam plasma dan disekresi oleh hati. LCAT diduga
dapat mempertahankan gradien kolesterol yang tak teresterifikasi antara sel
periferal dan HDL.Pemecahan HDL berada di dalam hepar. HDL mengalami 2
jalurtransport ke hepar. Pertama melalui reseptor scavenger, kelas B, tipe 1(SR-
B1) yang merupakan reseptor scavenger hepar. Kedua, denganberinteraksi melalui
VLDL dan LDL dengan enzim CETP yangmerupakan glikoprotein plasma yang
berguna untuk pertukaran esterkolesterol pada HDL dengan TG pada LDL.
Partikel HDL kemudianmenjadi lebih kaya akan TG dan kembali ke hepar.
Fungsi HDL yang lain, HDL diduga dapat memiliki efekantiaterogenik,
seperti menghambat oksidasi LDL, meningkatkan produksinitrit oksida dalam
endotel, menghambat inflamasi dalam endotel,meningkatkan bioavailabilitas
protasiklin, menghambat koagulasi sertaagregasi platelet.Lipoprotein yang
berperan penting dalam pendistribusiankolesterol ialah HDL dan LDL. Fungsi
HDL yaitu mengangkut kolesterolkembali ke hati untuk proses metabolisme.
Fungsi LDL ialah sebagaipembawa kolesterol ke sel-sel yang mengandung
reseptor LDL gunadimanfaatkan sel tersebut. Lipoprotein mengalami metabolisme
melalui 3jalur, yakni jalur metabolisme eksogen, endogen, dan reverse
cholesteroltransport. Pertama, jalur eksogen berarti penyerapan trigliserida
dankolesterol dari sumber makanan yang berasal di usus untuk
membentukkilomikron selanjutnya masuk ke sirkluasi limfe, sirkulasi darah,
dandihidrolisis oleh LPL menjadi FFA yang selanjutnya diserap oleh jaringan.
Kilomikron yang menjadi kilomikron remnant karena kehilangan
sebagiantrigliseridnya masuk ke dalam hepar. Kedua, metabolisme endogen
ialahsintesis cVLDL dari TG dan kolesterol dalam hepar. cVLDL dalam
darahmengalami hidrolisis oleh LPL menjadi cIDL dan dipecah lagi
menjadicLDL. Hepar dan jaringan perifer steroidogenik yang mempunyai
reseptorkolesterol LDL (rLDL atau ApoB/E receptor) akan menangkap
cLDL.Kolesterol LDL dioksidasi dan ditangkap oleh makrofag menjadi sel
busa(foam cell). Ketiga, jalur reverse cholesterol transport ialah
membawakolesterol untuk dikembalikan ke hepar dengan bantuan cHDL
yangmerupakan hasil esterifikasi pre - HDL oleh LCAT. Sistem reseptor
scavenger kelas B tipe (SR-B1) atau melalui bantuan Cholesterol EsterTransfer
Protein (CETP) menukar kolesterol ester HDL dengan TG pada VLDL dan LDL
untuk kembali ke hepar melalui rLDL.

2.6 Metabolisme Lipoprotein


Terdapat tiga jalur dalam metabolisme lipoprotein. Ketiga jalur tersebut
antara lain sebagai berikut:
a. Jalur metabolisme eksogen
Makanan yang mengandung lemak terdiri atas trigliserida dan
kolesterol. Selain dari makanan, di dalam usus juga terdapat kolesterol dari
hati yang diekskresi bersama empedu ke usus halus Baik lemak dari
makanan maupun dari hati disebut lemak eksogen (Adam, 2009).
Semakin banyak kita mengonsumsi makanan berlemak, maka akan
semakin banyak lemak yang disimpan di hati yang akan mengakibatkan
sintesis kolesterol akan meningkat. Kolesterol yang berlebihan akan
diekskresi dari hati ke dalam empedu sebagai kolesterol atau garam
empedu. Kemudian akan diabsorbsi ke dalam sirkulasi porta dan kembali
ke hati sebagai bagian dari sirkulasi enterohepatik (Murray dkk., 2009).
Di dalam enterosit mukosa usus halus, trigliserida akan diserap
sebagai asam lemak bebas sedangkan kolesterol sebagai kolesterol.
Kemudian di dalam usus halus asam lemak bebas akan diubah menjadi
trigliserida sedangkan kolesterol akan mengalami esterifikasi menjadi
kolesterol ester. Dimana keduanya bersama dengan fosfolipid dan
apolipoprotein akan membentuk lipoprotein yang dikenal dengan nama
kilomikron (Adam, 2009).
Kilomikron ini akan masuk ke saluran limfe yang akhirnya masuk ke
dalam aliran darah melalui duktus torasikus. Trigliserida dalam kilomikron
akan mengalami hidrolisis oleh enzim lipoprotein lipase (LPL) menjadi
asam lemak bebas yang dapat disimpan kembali sebagai trigliserida di
jaringan lemak (adiposa), tetapi bila berlebih sebagian trigliserida akan
diambil oleh hati sebagai bahan untuk membentuk trigliserida hati.
Kilomikron yang sudah kehilangan sebagian besar trigliserida akan
menjadi kilomikron remnant yang mengandung kolesterol ester yang
cukup banyak yang akan dibawa ke hati (Adam, 2009).
b. Jalur metabolisme endogen
Trigliserida dan kolesterol di hati akan disekresi ke dalam sirkulasi
sebagai lipoprotein VLDL. Dalam sirkulasi, VLDL akan mengalami
hidrolisis oleh enzim lipoprotein lipase dan akan berubah menjadi
intermediate density lipoprotein (IDL) yang juga akan mengalami
hidrolisis menjadi LDL. LDL adalah lipoprotein yang paling banyak
mengandung kolesterol. Sebagian LDL akan dibawa ke hati, kelenjar
adrenal, testis, dan ovarium yang mempunyai reseptor untuk LDL.
Sebagian lainnya akan mengalami oksidasi dan ditangkap oleh sel
makrofag (Adam, 2009).
c. Jalur reverse cholesterol transport
HDL dilepaskan sebagai partikel kecil miskin kolesterol
mengandung apolipoprotein A, C dan E disebut HDL nascent. HDL
nascent yang berasal dari usus halus dan hati mengandung apolipoprotein
A1. HDL nascent mengambil kolesterol bebas yang tersimpan di
makrofag. Setelah mengambil kolesterol bebas, kolesterol tersebut akan
diesterifikasi menjadi kolesterol ester oleh enzim LCAT. Selanjutnya
sebagian kolesterol ester tersebut dibawa oleh HDL yang akan mengambil
dua jalur. Jalur pertama akan ke hati sedangkan jalur kedua kolesterol ester
dalam HDL akan dipertukarkan dengan trigliserida dari VLDL dan IDL
dengan bantuan cholesterol ester transfer protein (CETP) untuk dibawa
kembali ke hati (Adam, 2009).

2.7 Penyakit yang Berhubungan dengan Profil Lipid

1. Ateriosklerosis dan Aterosklerosis


Ateriosklerosis adalah penyakit arteri yang paling umum. Kondisi ini
merupakan proses yang sama dimana serat-serat otot dan lapisan endothelial
dari dinding arteri yang kecil serta arteriole menjadi meneba. Meskipun
proses patologi dari ateriosklerosis dan aterosklerosis berbeda, sangat jarang
terjadi satu kondisi tanpa terjadi kondisi lainnya. Istilahnya digunakan silih
berganti. Aterosklerosis terutama mengenai arteri yang besar diseluruh
percabangan arteri dalam berbagai tingkatan. Lesi besar, ateroma, adalah
setempat dari bercak lemak dalam fibrosa yang melapisi lumen pembuluh
yang tersumbat secara perlahan. Bercak ini terutama ditemukan pada aorta
abdominalis, koroner, popliteal, dan arteri karotis internal.
-Faktor-Faktor Risiko
Tidak ada faktor risiko tunggal sebagai penunjang utama; makin banyak
jumlah faktor risiko, makin besar kemungkinan berkembangnya
penyakit.
1. Diit tinggi lemak sangat besar pengaruhnya
2. Hipertensi
3. Diabetes
4. Merokok adalah salah satu faktor risiko yang paling besar
5. Obesitas, stress, dan kurang olahraga
- Manifestasi Klinis
Tergantung pada jaringan atau organ yang terkena, missal : jantung, otak,
pembuluh perifer.
- Penatalaksanaan
Penatalaksanaan tradisional dan ateriosklerosis tergantung pada
modifikasi faktor risiko, pemberian obat, dan tindakan keperawatan yang
berhubungan dengan penyakit yang diakibatkan. Beberapa teknik
radiologi telah menunjukkan pentingnya hubungan terapeutik dengan
prosedur pembedahan, seperti angioplasti dan aterektomi rotasional.
Penyakit kardiovaskuler aterosklerotik ditemukan pada 80% populasi
diatas usia 65tahun, dan merupakan kondisi yang paling umum dari
sistem arterial pada lansia.

2. Aterosklerosis Koronar
Aterosklerosis koronaria (suatu bentuk ateriosklerosis) ditandai dengan
penumpukan substansi lemak dan jaringan fibrosa abnormal pada dinding
pembuluh. Penumpukan ini mengarah pada perubahan dalam struktur dan
fungsi, dan penurunan aliran darah ke miokardium. Penyebab kemungkinana
termasuk perubahan adalam metabolism lemak, koagulasi darah, dan sifat
biofisik dan biokimia dinding arteri. Aterosklerosis merupakan penyakit
yang bersifat progesif. Sifat progresif tersebut dapat memulih dan pada
beberapa kasus dapat memburuk.
- Manifestasi Klinis
Diakibatkan oleh penyempitan lumen arteri dan obstruksi darak ke
miokardium.
1. Nyeri dada
2. Angina pektoris
3. Infark miokardium
4. Perubahan gambaran EKG, aneurisme ventricular
5. Disritmia, kematian mendadak
- Faktor-Faktor Risiko yang Dapat Dimodifikasi
1. Perokok kretek
2. Tekanan darah tinggi
3. Kolesterol darah tinggi (hiperlipidemia)
4. Hiperglikemia (diabetes mellitus)
5. Obesitas
6. Ketidakaktifan fisik
7. Penggunaan kontrasepsi oral
8. Pola perilaku (stress, keagresifan, bermusuhan)
9. Geografi: insiden lebih tinggi pada region industrialisasi
Proses penuaan menyebabkan perubahan dalam integritas lapisan dinding
arteri (ateriosklerosis), mengganggu aliran darah, dan nutrisi jaringan.
Perubahan ini seringkali sudah mencukupi untuk mengurangi oksigenasi dan
meningkatkan konsumsi oksigen (MVO2) miokardium. Akibatnya dapat
mencetuskan angina pectoris dan akhirnya terjadi gagal jantung kongestif.
(Baughman dan JoAnn, 2000)

Dari hasil penelitian telah diketahui kaitan yang erat antara komponen
dalam makanan, yakni kolesterol, lemak, asam lemak, karbohidrat, dan protein
dengan aterosklerosis dan penyakit jantung koroner. Komponen lipida, terutama
kolesterol dan trigliserida, mendapat perhatian yang paling banyak.
Kolesterol adalah lipida structural (pembentukan struktur sel) yang tidak
diperlukan di dalam diet karena banyak disintesis di dalam tubuh. Lipida ini
merupakan komponen yang dibutuhkan dalam kebanyakan sel tubuh. Kolesterol
digunakan oleh banyak organism sebagai unsure structural dalam menbran dan
sebagai bahan baku untuk menyintesis garam empedu dan hormon-hormon
steroida seperti aldosteron, estrogen, testosterone, dan vitamin D. Karena ada
kaitan yang erat antara kolesterol darah dengan aterosklerosis dan penyakit
jantung koroner, ada tanggapan bahwa kolesterol adalah zat yang harus dihindari
atau berbahaya. Padahal, tanpa kolesterol manusia akan mati.
Tumbuhan tidak mengandung kolesterol, tetapi menyintesis senyawa yang
mirip kolesterol, seperti sitosterol, ergosterol, dan digitalis. Sejumlah kecil
kolesterol diperoleh dari makanan. Kolesterol dalam diet diserap dengan baik (60-
80%), tetapi sterol nabati hanya sedikit diserap (<5%).
Kadar kolesterol dalam darah tidak banyak dipengaruhi oleh perubahan
jumlah kolesterol dalam diet. Pada keadaan normal, kadar kolesterol dalam darah
sekitar 200 mg per 100mL. diet dengan kadar kolesterol yang lebih rendah dari
normal tidak akan memengaruhi jumlah kolesterol dalam darah, mengingat tubuh
dapat menyintesisi kolesterol. Bahkan, tidak adanya kolesterol dalam makanan
akan merangsang biosintesis di dalam tubuh. Sebaliknya, jumlah kolesterol yang
tinggi dalam makanan mungkin tidak akan meningkatkan absorpsinya (jumlah
maksimum dapat diserap adalah 1g/hari). Tambahan lagi, kandungan kolesterol
yang tinggi dalam diet akan menghambat aktivitas enzim hydroxymethylglutaryl
CoA reductase(HMG-CoA reductase) untuk menyintesis kolesterol dalam hati dan
usus.
Pada keadaan normal, jumlah kolesterol yang terikat dalam LDL 2-3 kali
lipat kolesterol yang terikat dalam bentuk HDL. Maka, kadar LDL dalam darah
menjadi focus perhatian dan merupakan indikator yang lebih baik bagi risiko
penyakit jantung koroner dibandingkan dengan kadar kolesterol dalam darah.
Kadar normal LDL dalam darah sekitar 120mg/100 mL serum.
(Silalahi, 2006)

Terdapat beberapa hipotesis mengenai apa yang pertama kali


menyebabkan kerusakan sel endotel, yang kemudian mencetuskan rangkaian
proses kerusakan sel endotel. Dapat dikatakan bahwa beberapa proses pencetus
yang terlibat berbeda-beda pada masing-masing individu.
1. Kolesterol serum tinggi
2. Tekanan darah tinggi
3. Infeksi
4. Kadar besi darah tinggi
5. Kadar homosistein darah
Aterosklerosis terjadi akibat disfungsi sel endotel yang melapisi arteri.
Aterosklerosis mengakibatkan reaksi inflamasi dan pada banyak kasus,
menghasilkan radikal bebas. Kerusakan dapat terjadi akibat cedera fisik, seperti
hipertensi, atau cedera kimia, seperti peningkatan LDL, pajanan logam berat, atau
pajanan kimia.
(Corwin, 2009)
3. Dislipidemia dan Aterosklerosis
Definisi
Dislipidemia meliputi perubahan-perubahan dalam profil lipid yang
berhubungan dengan peningkatan resiko aterosklerosis:
Diharapkan Resiko batas Resiko tinggi
Kolesterol Total <200 200-239 240
(mg/dL)
Kolesterol LDL <130 130-159 160
(mg/dL)
Kolesterol HDL 50 39-49 35
(mg/dL)
Rasio LDL/HDL >1,3
Trigliserida (TG, >250 (puasa) dianggap sebagai resiko kemungkinan
mg/dL)
Aterosklerosis adalah penyakit kronis yang ditandai dengan penebalan
dan pengerasan dinding arteri. Lesi mengandung deposit lipid dan mengalami
klasifikasi, mengakibatkan obstruksi pembuluh darah, agregasi trombosit, dan
vasokontriksi abnormal.
Epidemiologi
Hiperlipidemia
- Perkiraan seluruh insident dislipidemia di Amerika Serikat berkisar dari 38% sampai
50%.
- Dislipidemia relatif dengan perubahan dalam dinding vaskular biasa terjadi pada
anak-anak di Amerika Serikat.
- 1/500 orang menderita hiperkolesterolemia familial yang diketahui heterozigotik
maupun homozigotik.
- Terdapat insidensi tinggi dislipidemia pada penderita diabetes, hipertensi, dan pada
orang Amerika keturunan Afrika.
- Penyebab dislipidemia meliputi:
1. Hiperkolesterolemia biasa (poligenik)
2. Hiperkolesterolemia familial
3. Diet tinggi lemak jenuh dan/atau kolesterol
4. Diabetes
5. Gagal ginjal
6. Obat-obatan
7. Merokok
8. Hipotiroidisme
Aterosklerosis
- Penyakit aterosklerosis koroner merupakan penyebab utama kematian di Amerika
Serikat.
- Penyakit aterosklerosis serebrovaskular merupakan penyebab utama stoke di
Amerika Serikat.
- Faktor resiko dan kemungkinan mekanisme cedera untuk aterosklerosis meliputi:
1. Dislipidemia
a. Peningkatan kolesterol total atau kolesterol LDL, terutama LDL kecil padat.
b. Penurunan HDL, faktor resiko tunggal terpenting pada dislipidemia.
c. Peningkatan trigliserida, terutama bila LDL juga rendah.
d. Peningkatan lipoprotein, faktor risiko herediter yang diprediksi pada wanita.
2. Merokok
3. Hipertensi
4. Jenis kelamin pria
5. Wanita setelah monopause
6. Usia >50
7. Diabetes
8. Peningkatan fibrinogen serum
9. Peningkatan homosistein serum
10. Diet tinggi lemak, obesitas, gaya hidup nyaman (kurang gerak)
11. Riwayat keluarga
12. Faktor resiko baru yang sedang diselidiki termasuk protein C-reaktif,
peningkatan asam urat serum, antibodi antifosfolipid, adhesi molekul-1-
interselular terlarut, antibodi terhadap agen infeksi, dan endotoksin serum.
Pemeriksaan
Arkus kornea, xantoma, tekanan darah tinggi, bising abdomen, bising dan
penurunan denyut nadi pada arteri di ekstremitas, obesitas, bukti adanya gagal
jantung kongestif, defisit neurologis fokal.
Diagnosis Banding
- Dislipidemia familial vs dislipidemia poligenik umum vs dislipidemia sekunder
(gagal ginjal, diabetes, diinduksi obat, hipotiroidisme).
- Hipertensi, pertama sebagai faktor resiko, kedua akibat penyakit pembuluh darah
ginjal sebagai efek organ sasaran.
- Penyakit jantung iskemik.
- Penyakit serebrovaskular.
- Penyakit pembuluh darah perifer.
Pencegahan
- Semakin banyak bukti bahwa aterosklerosis dimulai sejak masa kanak-kanak.
Kebiasaan diet yang baik dan olahraga serta pengontrolan berat badan harus
dimulai sejak dini dan dilanjutkan seumur hidup.
- Berhenti merokok dan berolahraga berhubungan dengan peningkatan HDL.
- Pencarian agresif dan penatalaksanaan faktor resiko seperti dislipidemia familial,
obesitas, hipertensi, dan diabetes sangat penting.
- Keputusan untuk melaksanakan terapi diet atau dalam kombinasi dengan terapi
farmakologis didasarkan pada kadar dislipidemia dan ada atau tidaknya faktor
resiko lain.
(Valentina L. Brashers., 2003)

4. Hiperkolesterolemia
Di Indonesia, angka kejadian hiperkolesterolemia penelitian MONICA I
(1988) sebesar 13.4 % untuk wanita dan 11,4 % untuk pria. Pada MONICA II
(1994) didapatkan meningkat menjadi 16,2 % untuk wanita dan 14 % pria.
Prevalensi hiperkolesterolemia masyarakat pedesaan, mencapai 200-248 mg/dL
atau mencapai 10,9 persen dari total populasi pada tahun 2004,. Penderita pada
generasi muda, yakni usia 25-34 tahun, mencapai 9,3 persen. Wanita menjadi
kelompok paling banyak menderita masalah ini, yakni 14,5 persen, atau hampir
dua kali lipat kelompok laki-laki.
Hiperkolesterolemia adalah salah satu gangguan kadar lemak dalam darah
(dislipidemia) yang mana kadar kolesterol dalam darah lebih dari 240 mg/dl.
(perkeni 2004). Hiperkolesterolemia berhubungan erat dengan kadar kolesterol
LDL di dalam darah. Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang
ditandai peningkatan kolesterol total, kolesterol LDL, trigliserida di atas nilai
normal serta penurunan kolesterol HDL.

Klasifikasi dislipidemia menurut WHO


Fredrickson Klasifikasi Peningkatan
dislipidemia lipoprotein
I Kilomikron
IIa Hiperkolesterolemi LDL
a
IIb Dislipidemia LDL + VLDL
kombinasi
III Dislipidemia VLDL remnant +
remnant kilomikron
IV Dislipidemia VLDL
endogen
V Dislipidemia VLDL +
campuran kilomikron
Keterangan LDL = Low Density Lipoprotein
VLDL = Very Low Density Lipoprotein(Trigliserida)
Penyebab Hiperkolesterolemia
Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya hiperkolesterolemia. Bisa
disebabkan oleh faktor genetik seperti pada hiperkolesterolemia familial dan
hiperkoleterolemia poligenik, juga bisa disebabkan faktor sekunder akibat dari
penyakit lain seperti diabetes mellitus, sindroma nefrotik serta faktor kebiasaan
diet lemak jenuh (saturated fat), kegemukan dan kurang olahraga.
Hiperkolesterolemia Poligenik
Tipe ini merupakan hiperkolesterolemia yang paling sering ditemukan,
merupakan interaksi antara kelainan genetik yang multipel, nutrisi dan faktor-
faktor lingkungan lainnya serta memiliki lebih dari satu dasar metabolik. Penyakit
ini biasanya tidak disertai dengan xantoma.
Hiperkolesterolemia Familial
Penyakit yang diturunkan ini terjadi akibatkan oleh adanya defek gen pada
reseptor LDL permukaan membran sel tubuh. Ketidakadaan reseptor ini
menyebabkan hati tidak bisa mengabsorpsi LDL. Karena mengganggap LDL tidak
ada, hati kemudian memproduksi VLDL yang banyak ke dalam plasma. Pada
pasien dengan Hiperkolesterolemia familial ditemukan kadar kolesterol total
mencapai 600 sampai 1000 mg/dl atau 4 sampai 6 kali dari orang normal. Banyak
pasien ini meninggal sebelum berumur 20 tahun akibat infark miokard.
Kebiasaan Diet lemak Jenuh, Kurang olahraga dan Kegemukan
Pada tubuh manusia, reseptor LDL menangkap LDL yang tidak teroksidasi
dan disimpan di dalam sel tubuh. Jika sudah berlebih, LDL tidak masuk ke dalam
sel kemudian dimetabolime di hepar untuk menjadi asam empedu dan
diekskresikan keluar. Pada proses patologi, oksidan LDL ditangkap oleh makrofag
dan kemudian menjadi sel busa dan menumpuk di dalam tubuh, tidak diekskresi
dan apabila menumpuk didalam pembuluh darah menimbulkan plak aterome dan
lama-kelamaan menjadi aterosklerosis.
Penelitian pada binatang yang ditingkatkan kadar serumnya menunjukkan
LDL memicu atrogenesis. Ada bentuk kelainan gen pada manusia yang
menyebabkan peningkatan LDL secara berat yang menimbulkan penyakit
kardiovaskuler pada usia muda. LDL menimbulkan penumpukan kolesterol pada
dinding arteri. LDL juga menyebabkan rangsangan inflamasi dani inflamasi pada
lesi aterogenik. Peningkatan LDL berhubungan dengan semua tingkatan
aterogenik yaitu disfungsi endotel, pembentukan dan pertumbuhan plak,
ketidakstabilan plak dan thrombosis.Peningkatan LDL plasma menyebabkan
retensi partikel LDL pada dinding arteri meningkat, oksidasi LDL dan
pengeluaran zat-zat mediator inflamasi. Terapi terhadap peningkatan LDL
menunjukkan fungsi endotel koroner menjadi normal.
Proses terjadinya aterosklerosis. Dimulai dari cedera pada endotel
pembuluh darah oleh karena faktor hipertensi, merokok, makan makanan yang
mengandung banyak lemak, oksidasi LDL, diabetes mellitus, zat vasoaktif dan
sitokin.

Akibat Penyakit Lain


Berikut ini dislipidemia yang disebabkan oleh penyakit lain :
Tabel 2. Penyebab Hiperkolesterolemia yang disebabkan oleh penyakit
Penyakit penyebab Kelainan lipid
Diabetes mellitus (DM) TG dan HDL

Gagal ginjal kronis TG

Sindrom nefrotik Kolesterol total

Hipotiroidisme Koleterol total

Penyalahgunaan alcohol TG

Kholestasis Kolesterol total

Kehamilan TG

Obat-obatan (kontrasepsi TG dan atau


oral, diuretic, beta bloker, Kolesterol total ,
kortikosteroid) HDL

Keterangan : TG = Trigliserida, HDL = High Density Lipoprotein, =

meningkat, = menurun

Peningkatan prevalensi Diabetes seiring dengan peningkatan faktor risiko


yaitu obesitas (kegemukan), kurang aktivitas fisik, kurang konsumsi serat, tinggi
lemak, merokok, hiperkolesterol, hiperglikemia dan lain-lain. Prevalensi faktor
risiko DM dari 2001-2004 yaitu : obesitas dari 12,7% menjadi 18,3%.
Hiperglikemia dari 7,9% menjadi 11,3% dan hiperkolesterol dari 6,5% menjadi
12,9%. Diabetes berpotensi menyebabkan hiperkolesterolemia dengan
meningkatkan kadar kolesterol LDL.
Sindrom nefrotik adalah sindroma klinis yang ditandai dengan adanya
proteinuria, hipoalbunemia, edema dan hiperkolesterolemia. Patogenesis
terjadinya hiperkolesterolemia adalah kebocoran pada membrane basalis
glomerulus menyebabkan proteinuria sehingga terjadi hipoalbiminemia.
Hipoalbuminemia dikompensasi oleh hepar dengan memprodusksi kolesterol
sehingga terjadi hiperkolesterolemia. Terjadi hipoalbuminemia yang selanjutnya
merangsang hepar untuk memprodusksi kolesterol sehingga terjadi
hiperkolesterolemi
5. Diabetes Melitus (DM)
Diabetes Melitus (DM) adalah gangguan metabolisme yang heterogen,
baik secara genetis maupun klinis dengan gejala berupa kurangnya daya
kesanggupan (toleransi) karbohidrat.
Penggolongan (Klasifikasi) DM menurut WHO yaitu DM tipe 1, tipe 2,
diabetes gestasional, diabetes tipe khusus lain. Diabetes tipe 2 juga dikenal
sebagai tipe dewasa atau tipe non independen insulin. Berbagai penelitian
menunjukkan adanya kecenderungan angka insiden dan prevalensi DM tipe 2
meningkat di berbagai penjuru dunia. World HealthOrganization (WHO)
meramalkan peningkatan jumlah penderita DM pada tahun mendatang, khususnya
di Indonesia. WHO meramalkan kenaikan jumlah penderita dari 8,4 juta pada
tahun 2000 menjadi 21,3 juta pada tahun 2003. Patogenesis DM tipe 2 didasari
atas gangguan sekresi insulin oleh sel beta pancreas dan gangguan kerja insulin
akibat ketidakpekaan (insensitifitas) jaringan sasaran (target) terhadap insulin.
Penyebab utama kematian pada DM tipe 2 ialah penyakit jantung koroner
atau PJK ( 80%).46 Angka kematian akibat PJK di penderita DM tipe 2 dapat
meningkat 2 sampai 4 kali lebih banyak dibandingkan dengan yang non-diabetes
karena lesi aterosklerosis pada penderita DM tipe 2 proses perkembangannya
lebih cepat. Salah satu faktor risiko terjadinya PJK pada DM tipe 2 yaitu
dislipidemi, yaitu gangguan metabolisme lipid berupa peningkatan kadar
kolesterol total, trigliserida (TG), low density lipoprotein (LDL), dan penurunan
kadar high density lipoprotein (HDL). Gambaran dislipidemi pada DM tipe 2 yang
paling sering ditemukan adalah peningkatan kadar TG dan penurunan kadar HDL.
Walaupun kadar LDL tidak selalu meningkat, tetapi partikel LDL akan mengalami
penyesuaian perubahan (modifikasi) menjadi bentuk kecil dan padat yang bersifat
aterogenik.
(Josten et al, 2006)
Penebalan dinding pembuluh darah otak yang berukuran besar
dapat di sebabkan oleh diabetes mellitus, penebalan ini akan berakibat terjadinya
penyempitan lumen pembuluh darah sehingga akan mengganggu aliran darah
serebral dengan akibat terjadinya iskemia dan infark. Tingginya gula darah sangat
erat hubungannya dengan obesitas,hipertensi, dan dislipid, gula darah yang
meninggi akan mengakibatkan kerusakan lapisan endotel pembuluh darah yang
berlangsung secara cepat dan progresif.
Dislipidemia pada diabetes ditandai dengan meningkatnya kadar
trigliserida dan menurunnya kadar HDL kolesterol. Kadar LDL kolesterol tidak
banyak berbeda dengan yang ditemukan pada individu non diabetes, namun lebih
didominasi oleh bentuk yang lebih kecil dan padat (small dense LDL). Partikel-
partikel LDL kecil padat ini secara intrinsik lebih bersifat aterogenik daripada
partikel-partikel LDL yang lebih besar. Selanjutnya, karena ukurannya yang lebih
kecil, kandungan didalam plasma lebih besar jumlahnya, sehingga lebih
meningkatkan risiko aterogenik. Trias dari abnormalitas profil lipid ini dikenal
dengan istilahdislipidemia diabetik.
Adanya dislipidemia diabetik, meningkatkan risiko Penyakit Kardiovaskular dan
keadaan ini ekivalen dengan kadar LDL kolesterol antara 150-220 mg/dl.Untuk
memahami patofisiologi dislipidemia pada diabetes, perlu diketahui perubahan
perubahan komposisi lipoprotein yang dapat meningkatkan sifat terogenisitasnya.
Dalam pengamatan the Multiple Risk Factor Intervention Trial mendapatkan
bahwa mortalitas akibat Penyakit Kardiovaskular diantara pasien diabetes
mencapai 4 kali lebih tinggi daripada individu non DM dengan kadar kolesterol
serum yang sama. Selanjutnya, pasien diabetes dengan kadar kolesterol serum
terendah, mempunyai angka kematian yang lebih tinggi dibandingkan kelompok
individu non DM yang mempunyai kadar kolesterol tertinggi. Meningkatnya sifat
aterogenisitas ini disebabkan karena adanya pengaruh proses glikosilasi, oksidasi
dan tingginya kandungan trigliserida didalam lipoprotein. Glikosilasi LDL akan
meningkatkan waktu paruhnya, sehingga bentuknya menjadi lebih kecil dan padat
serta lebih bersifat aterogenik. Bentuk ini lebih mudah mengalami oksidasi serta
lebih mudah diambil oleh makrofag untuk membentuk sel-sel busa (foam cells).
Glikosilasi HDL akan memperpendek waktu paruhnya dan membentuk lebih
banyak varian HDL3 yang kurang bersifat protektif dibandingkan varian HDL2.
Kemampuan HDL untuk mengangkut kolesterol dari jaringan perifer kembali ke
hati mengalami penurunan bila HDL banyak mengandung trigliserida. Perbaikan
kendali glukosa darah melalui perubahan gaya hidup atau dengan terapi insulin
dan OHO dapat menurunkan kadar trigliseridaa, meningkatkan kadar HDL,
mengurangi glikosilasi lipoprotein dan menurunkan kandungan trigliseridaa
didalam lipoprotein.

2.8 Antikolesterol
2.8.1. Mekanisme Antikolesterol
Hipolipidemik adalah obat yang digunakan untuk menurunkan kadar lipid
plasma. Tindakan menurunkan lipid plasma merupakan salah satu tindakan yang
ditujukan untuk menurunkan risiko aterosklerosis. Obat-obat penurun kolesterol
yang dijual secara komersial sudah banyak jenisnya di pasaran. Obat penurun
kolesterol tersebut dapat dibagi menjadi empat golongan, yaitu
a. Resin pengikat empedu yang bekerja dengan cara mengikat asam empedu
diusus dan meningkatkan pembuangan LDL dari aliran darah, contoh obat
ini adalah kolesteramin dan kolestipal.
b. Penghambat sintesis lipoprotein yang bekerja dengan cara mengurangi
kecepatan pembentukan VLDL dan meningkatkan HDL, contoh obat ini
adalah raisin.
c. Penghambat HMG-KoA reduktase atau golongan statin yang bekerja
dengan cara menghambat secara kompetitif enzim HMG-koA reduktase,
contoh obat ini adalah fluvastatin, lovastatin, pravastatin, simvastatin, dan
atorvastatin.
d. Derivate asam fibrat yang bekerja dengan cara meningkatkan aktivitas
lipoprotein lipase, contoh obat ini adalah siprofibrat, simfibrat,
benzafibrat, klofibrat, fenofibrat, dan gemfibrosil.

2.8.1. Penggolongan Obat Antikolesterol


Obat-obat yang digunakan dalam pengobatan kelebihan lipid darah
(hiperlipidemia) biasanya ditujukan untuk:
1. Menurunkan produksi lipoprotein oleh jaringan
2. Meningkatkan perombakan (katabolisme) lipoprotein dalam plasma
3. Mempercepat bersihan kolesterol dari tubuh
Obat-obat dapat digunakan tunggal atau kombinasi tetapi harus disertai
diet rendah lipid, terutama kolesterol dan lemak jenuh. Penggolongan obat-obat
kolesterol adalah:
1. Niasin atau asam nikotinat (Vitamin B7)
Obat ini mempunyai kemampuan menurunkan lipid yang luas, tetapi
penggunaan dalam klinik terbatas karena efek samping yang tidak
mnyenangkan.

- Mekanisme kerja:
Niasin merupakan vitamin larut air, menghambat lipolisis trigliserida
menjadi asam lemak bebas. Di hati, asam lemak bebas digunakan
sebagai bahan sintesis trigliserida yang selanjutnya senyawa ini
diperlukan untuk sintesis VLDL, VLDL selanjutnya digunakan untuk
sintesis LDL. Dengan demikian obat ini dapat menurunkan kadar
trigliserida (dalam VLDL) dan kolesterol (dalam VLDL dan LDL).
Penggunaan niasin ini meningkatkan kadar HDL, selanjutnya dengan
meningkatkan sekresi activator plasminogen jaringan dan menurunkan
fibrogen plasma, niasin dapat mengubah beberapa disfungsi sel endotel
penyebab thrombosis yang berkaitan dengan hiperkolesterolemia dan
aterosklerosis.
- Penggunaan:
Berdasarkan atas kemampuan menurunkan kadar plasma kolesterol
dan trigliserida, maka digunakan pada hiperlioprotein tipe IIb dan IV
dengan VLDL dan LDL yang meningkat. Niasin juga merupakan obat
antihiperlipidemia paling poten untuk kadar HDL plasma.

2. Derifat Asam Fibrat


Obat ini menurunkan kadar trigliserida darah. Obat ini sedikit menurunkan
kadar kolesterol. Digunakan terutama untuk menurunkan VLDL, pada
hiperlipedemia tipe IIb, III, dan V.
- Mekanisme Kerja:
Memacu aktivitas lipase lipoprotein, sehingga menghidrolisis
trigliserida pada kilomikron dan VLDL, sehingga mempercepat
pengeluaran partikel-partikel dalam plasma. Fibrate monoterapi efektif
dalam mengurangi VLDL, namun kenaikan timbul baik dalam LDL
dapat terjadi dan nilai kolesterol total mungkin tetap relative tidak
berubah. Konsentrasi HDL plasma akan naik 10% sampai 15% atau
lebih dengan firate. Genfibrosil mengurangi sitesis VLDL dan pada
tingkat lebih rendah, apolipoprotein B dengan peningkatan bersama
dalam tingkat lipoprotein trigliserida kaya dari plasma. Clofibrate
kurang efektif dibandingkan gemfibrosil atau niasin dalam mengurangi
produksi VLDL. Termasuk golongan ini adalah Klofibrat, Bezafibrat
dan Gemfibrozil.

3. Resin Pengikat Asam Epedu


- Mekanisme Kerja:
Obat ini merupakan resin (dapar) penukar ion yang bersifat basa, yang
mempunyai afinitas tinggi terhadap asam empedu. Asam empedu akan
diikat oleh resin ini, membentuk senyawa yang tidak larut dan tidak
dapat direabsorpsi untuk selanjutnya dieksresi melalui feses. Dengan
demikian ekskresi asam empedu yang biasanya sedikit akibat
peredaran darah enterohepatik, dapat ditingkatkan hampir 10 kalinya.
Kekurangan asam empedu didapat dari sintesis baru dari kolesterol
(yang terdapat dalam LDL), dengan demikian kadar LDL plasma
menurun.
- Penggunaan:
Obat ini (yang biasa dikombinasi dengan diet atau niasin) adalah obat-
obat pilihan dalam mengobati hiperlipidemia tipe IIa dan IIb.
Contoh obat golongan ini adalah Kolesteramin dan kolestipol.

4. Probukol
Obat ini menurunkan kadar HDL dan LDL, maka obat ini tidak disukai.
Namun sifat antioksidannya penting dalam menghambat anterosklerosis.
- Mekanisme kerja:
Dengan menghambat oksidasi kolesterol, sehingga terjadi penguraian
LDL-kolesterol yang teroksidasi oleh makrofag. Makrofag yang
dimuati oleh kolesterol, mejadi sel busa yang menempel pada vascular
dan merupakan dasar pembentukan plas pada aterosklerosis. Dengan
demikian, pencegahan oksidasi kolesterol akan menghambat
perkembangan aterokloresis.
- Penggunaan:
Pada hiperkolesteromia tipe IIa dan IIb, meskipun kurang dari resin
yang mengikat asam empedu. Obat ini digunakan jika hiperlipidemia
lain tidak efektif. Contoh obat ini adalah vitamin E, vitamin A, dan
antioksidan lainnya.

5. Inhibitor HMG-CoA (Hidroksimetilglutaril Koenzim A) Reduktase

- Mekanisme kerja:
Statin menghambat 3-hydroxy-3-methylgluratyl koenzim A (HMG-
CoA) ke mevalonate, tingkat-membatasi proses biosintesis kolesterol.
Mengurangi sintesis LDL dan katabolisme disempurnakan melalui
reseptor LDL. LDL berfungsi sebagai mekanisme utama untuk
menurunan efek lipid.
- Penggunaan:
Ketika digunakan sebagai monoterapi, statin total yang paling ampuh
dan LDL agen penurun kolesterol total dan kolesterol LDL berkurang
dengan dosis sebesar 30% atau lebih ketika ditambahkan ke terapi diet.
Kombinasi terapi dengan statin dan BAR sangat rasional untuk
meningkatkan jumlah reseptor LDL, menyebabkan degredasi lebih
besar dari LDL kolesterol, sintesis intraseluler kolesterol dihambat dan
enterophatic daur ulang dari asam empedu terganggu. Kombinasi
terapi dengan statin dan ezetimbie juga rasional karena ezitimibe
menghambat penyerapan kolesterol di sebrang perbatasan usus dan
menambah 12% sampai 20% pengurangan lebih lanjut bila
dikombinasi denga obat stanin lainnya. Contoh obat golongan ini
adalah: lovastatin, pravastatin, simvastatin, dan fluvastatin.

6. Minyak ikan
Sediaan minyak ikan yang kaya akan trigliserida laut omega-3,
bermanfaat dalam pengobatan hipertrigliseridemia berat. Meskipun
demikian, kadang-kadang minyak ikan dapat memperburuk
hiperkolesteromia (Susanto, 2007).
7. Ekstrak etanol buah labu siam (Sechinum edul Sw.)
Ekstrak etanol buah labu siam dapat menekan peningkatan kadar
kolesterol total yang diinduksi secara endogen (PTU) dan eksogen
(pakan lemak tinggi).
Adapun mekanisme PTU dalam meningkatkan kadar kolesterol
total adalah dengan menurunkan hormon tiroid sehingga terjadi
penimbunan lemak di dalam tubuh. PTU bekerja sebagai antitiroid
yang menghambat sel-sel tiroid pada tikus sehingga produksi hormon
tiroid terhambat dan mengakibatkan hipotirio-disme. Pengaruh
langsung hipotiroidisme terhadap lipoprotein adalah peningkatan kadar
kolesterol terutama LDL-kolesterol yang diakibatkan oleh kenaikan
metabolik pada reseptor LDL, sehingga kadar LDL akan meningkat
(Guyton, 1987).
Dosis 125 mg/Kg BB, 250 mg/Kg BB, dan 500 mg/Kg BB
memiliki aktivitas sebagai antihiperkoles-terolemia yang dapat
menurunkan kadar kolesterol total dan LDL-kolesterol dan menaikkan
kadar HDL-kolesterol pada tikus putih galur Wistar
hiperkolesterolemia. Dengan taraf kepercayaan 99%, efek tertinggi
yang dihasilkan dari ekstrak etanol buah labu siam ini adalah pada
ekstrak dengan dosis 500 mg/Kg BB dalam menurunkan kadar
kolesterol total, LDL-kolesterol, dan menaikkan kadar HDL-kolesterol
(Hemayanti, Y,. dkk. 2013).

JURNAL:
(Hermayanti,Y. dkk. Indonesia Journal of Pharmaceutical
Scince and Technology. Vol. II, No.2, Juli 2013. Aktivitas
Antihiperkolesterolemia EEkstrak Etanol Buah Labu Siam
(Sechinum edul Sw.) Terhadap Tikus Putih jantan Galur Wistar

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
DAFAR PUSTAKA

Вам также может понравиться

  • 8.2.2 (3) SOP Pengelolaan Obat
    8.2.2 (3) SOP Pengelolaan Obat
    Документ2 страницы
    8.2.2 (3) SOP Pengelolaan Obat
    Rista Widhi N
    Оценок пока нет
  • Surat Pernyataan Kepemilikan SIPA
    Surat Pernyataan Kepemilikan SIPA
    Документ1 страница
    Surat Pernyataan Kepemilikan SIPA
    Eka Rusningwati
    Оценок пока нет
  • Rencana Kerja
    Rencana Kerja
    Документ8 страниц
    Rencana Kerja
    kakan
    Оценок пока нет
  • RUK Program Tahunan
    RUK Program Tahunan
    Документ1 страница
    RUK Program Tahunan
    Apip Fauzi
    Оценок пока нет
  • RUK Program Ausrem Belum Fix
    RUK Program Ausrem Belum Fix
    Документ2 страницы
    RUK Program Ausrem Belum Fix
    kakan
    Оценок пока нет
  • Format Rencana Kerja Beti
    Format Rencana Kerja Beti
    Документ37 страниц
    Format Rencana Kerja Beti
    arsenio dan ayesha Chanel
    Оценок пока нет
  • 3.9.1.1 SOP Jenis-Jenis Pemeriksaan Lab
    3.9.1.1 SOP Jenis-Jenis Pemeriksaan Lab
    Документ4 страницы
    3.9.1.1 SOP Jenis-Jenis Pemeriksaan Lab
    kakan
    Оценок пока нет
  • BMHP
    BMHP
    Документ1 страница
    BMHP
    kakan
    Оценок пока нет
  • Daftar Hadir
    Daftar Hadir
    Документ2 страницы
    Daftar Hadir
    kakan
    Оценок пока нет
  • 8211sk Pelayanan Farmasi
    8211sk Pelayanan Farmasi
    Документ6 страниц
    8211sk Pelayanan Farmasi
    kakan
    Оценок пока нет
  • Dftar Obat
    Dftar Obat
    Документ5 страниц
    Dftar Obat
    kakan
    Оценок пока нет
  • Tugas Kiee
    Tugas Kiee
    Документ21 страница
    Tugas Kiee
    kakan
    Оценок пока нет
  • Kajian Resep
    Kajian Resep
    Документ12 страниц
    Kajian Resep
    kakan
    Оценок пока нет
  • BAB I Dan 2
    BAB I Dan 2
    Документ16 страниц
    BAB I Dan 2
    kakan
    Оценок пока нет
  • Tugas Kiee
    Tugas Kiee
    Документ21 страница
    Tugas Kiee
    kakan
    Оценок пока нет
  • Print Kebutuhan Obat
    Print Kebutuhan Obat
    Документ6 страниц
    Print Kebutuhan Obat
    kakan
    Оценок пока нет
  • Daftar Hadir
    Daftar Hadir
    Документ2 страницы
    Daftar Hadir
    kakan
    Оценок пока нет
  • Tugas Makalah Kelompok Asma
    Tugas Makalah Kelompok Asma
    Документ22 страницы
    Tugas Makalah Kelompok Asma
    Dani Subagja
    Оценок пока нет
  • TUGAS Kuliah
    TUGAS Kuliah
    Документ26 страниц
    TUGAS Kuliah
    kakan
    Оценок пока нет
  • Independent Samples Test
    Independent Samples Test
    Документ5 страниц
    Independent Samples Test
    kakan
    Оценок пока нет
  • Kirim Fatma
    Kirim Fatma
    Документ3 страницы
    Kirim Fatma
    kakan
    Оценок пока нет
  • Daftar Hadir Teh Eneng 1
    Daftar Hadir Teh Eneng 1
    Документ2 страницы
    Daftar Hadir Teh Eneng 1
    kakan
    Оценок пока нет
  • Kirim Helen
    Kirim Helen
    Документ4 страницы
    Kirim Helen
    kakan
    Оценок пока нет
  • KORTIKOSTEROID TOPIKAL Isci
    KORTIKOSTEROID TOPIKAL Isci
    Документ4 страницы
    KORTIKOSTEROID TOPIKAL Isci
    kakan
    Оценок пока нет
  • Isi 1
    Isi 1
    Документ25 страниц
    Isi 1
    kakan
    Оценок пока нет
  • Isi 1
    Isi 1
    Документ25 страниц
    Isi 1
    kakan
    Оценок пока нет
  • KOLESTEROL
    KOLESTEROL
    Документ36 страниц
    KOLESTEROL
    kakan
    Оценок пока нет
  • Daun Limus
    Daun Limus
    Документ1 страница
    Daun Limus
    kakan
    Оценок пока нет
  • An Francisco
    An Francisco
    Документ14 страниц
    An Francisco
    kakan
    Оценок пока нет
  • KORTIKOSTEROID TOPIKAL Isci
    KORTIKOSTEROID TOPIKAL Isci
    Документ4 страницы
    KORTIKOSTEROID TOPIKAL Isci
    kakan
    Оценок пока нет