Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
TINJAUAN PUSTAKA
Universitas Sriwijaya
6
2.2 Aluminium
Aluminium ditemukan oleh Sir Humphrey Davy dalam tahun 1809
sebagai suatu unsur, dan pertama kali direduksi sebagai logam oleh H. C. Oersted
tahun 1825. Secara industri tahun 1886, Pault Heroult di Perancis dan C. M. Hall
di Amerika Serikat secara terpisah telah memperoleh logam aluminium dari
alumina dengan cara elektrolisa dari garamnya yang terfusi. Sampai sekarang
proses Heroult Hall masih dipakai untuk memproduksi aluminium. Penggunaan
aluminium sebagai logam setiap tahunnya adalah pada urutan yang kedua setelah
jenis logam besi dan baja, yang tertinggi diantara logam non ferro (Surdia, 1999).
Produksi aluminium tahunan di dunia mencapai 25 juta ton pertahun pada tahun
2016 (Haffiyan, 2016)
Aluminium merupakan logam ringan mempunyai ketahanan korosi yang
baik dan hantaran listrik yang baik dan sifat-sifat yang baik lainnya sebagai
logam. Sebagai tambahan terhadap, kekuatan mekaniknya yang sangat meningkat
dengan penambahan Cu, Mg, Si, Mn, Zn, Ni, dsb, secara satu persatu atau
bersama-sama, memberikan juga sifat-sifat baik lainnya seperti ketahanan korosi,
ketahanan aus, koefisien pemuaian rendah dan sebagainya. Material ini
dipergunakan di dalam bidang yang luas bukan saja untuk peralatan rumah tangga
tapi juga dipakai untuk keperluan material pesawat terbang, mobil, kapal laut,
kontruksi dan sebagainya (Surdia, 1999). Sifatsifat fisik, mekanik, dan panas
yang dimiliki oleh aluminium dapat dilihat pada tabel 2.1 dibawahini :
Universitas Sriwijaya
7
Aluminium memiliki berat jenis 2,7 gram/ cm3, kira-kira sepertiga dari
berat jenis baja (7,83 gram/ cm3), tembaga (8,93gram/ cm3), atau kuningan.
Selain itu aluminum menunjukan ketahanan korosi yang baik pada kebanyakan
lingkungan termasuk udara, air (air garam), petrokimia dan lingkungan kimia
lainya. Dilihat dari konduktivitas thermalnya adalah antara 50-60 % dari tembaga,
bersifat nonmagnetic dan tidak beracun (Surdia, 1995).
Pada penelitian ini, alumunium yang akan digunakan sebagai bahan utama
adalah aluminium bekas potongan etalase (scrap). Berikut ini beberapa manfaat
dan kelebihan dari aluminium adalah (Capral Ltd, 2013):
1. Ringan
2. Tahan terhadap korosi
3. Kuat
4. Tahan terhadap suhu rendah
5. Mudah diolah
6. Penghantar panas yang baik
7. Penghantar listrik yang baik
8.Non-magnetic
9. Konduktor panas yang baik
10. Mudah di daur ulang
11. Perawatan yang mudah
Universitas Sriwijaya
8
Tabel 2.2 Data sifat fisik dan sifat mekanik Alumina (Al2O3) (Johan, A.,2009).
Sifat Fisik Satuan SI Nilai
Densitas g/cm3 3,95
Universitas Sriwijaya
9
.4 Magnesium
Magnesium merupakan logam yang ringan, putih keperak-perakan dan
cukup kuat. Magnesium sifatnya sepertiga lebih ringan dibandingkan aluminium,
yaitu 1,74 gr/cm3.Magnesium mempunyai susunan atom heksagonal dan
mempunyai kekuatan tarik 19 kgf/mm2 setelah penganilan, kekuatan mulur 9,8
kgf/mm2 dan perpanjangannya 16% (Surdia, 1985, dalam Arifin, 2009).
Magnesium mudah terurai di udara, dan magnesium yang terbelah-belah secara
halus dapat dengan mudah terbakar di udara dan mengeluarkan api putih. Dalam
pembuatan komposit ini menggunakan penambahan unsur Mg, walaupun unsur
Mg mudah terbakar setidaknya berfungsi meningkatkan wettability terhadap
partikel Alumina dan Fly ash. Wettability merupakan kemampuan suatu cairan
untuk membasahi seluruh permukaan zat padat (Pech chanul dan Makhlouf,
2000). Sehinggga Mg mampu membasahi partiket Alumina dan Fly ash sehingga
berdampak meningkatnya sifat mekanis yang dihasilkan.
Universitas Sriwijaya
10
oksida (P2O5) dan carbon. Di Indonesia, produksi limbah abu dasar dan abu
terbang dari tahun ke tahun meningkat sebanding dengan konsumsi penggunaan
batubara sebagai bahan baku pada industri PLTU (Harijono D, 2006, dalam
Irwanto, 2010
Faktor-faktor yang mempengaruhi sifat fisik, kimia dan teknis dari fly ash
adalah tipe batubara, kemurnian batubara, tingkat penghancuran, tipe pemanasan
dan operasi, metoda penyimpanan dan penimbunan. Adapun komposisi kimia dan
klasifikasinya seperti dapat dilihat pada Tabel 2.3.
Menurut ASTM C618 fly ash dibagi menjadi dua kelas yaitu fly ash kelas F
dan kelas C. Perbedaan utama dari kedua ash tersebut adalah banyaknya calsium,
silika, aluminium dan kadar besi di ash tersebut.
1. Kelas F : fly ash yang dihasilkan dari pembakaran batubara antrasit dan
bituminous.
Universitas Sriwijaya
11
2. Fly ash kelas C merupakan yang dihasilkan dari pembakaran batu bara
jenis lignite dan subbituminous.
2. 6 Stir Casting
2. Dengan adanya proses pengadukan pada suhu diatas temperatur cair makaudara
yang terperangkap memungkinkan untuk naik ke atas permukaan logam cair
sehingga cacat yang diakibatkan oleh terperangkapnya udara dalam logam cair
dapat dihindari.
Universitas Sriwijaya
12
3. Proses stir casting menghasilkan produk yang hasilnya relatif lebih baik
dibandingkan hasil casting yang lainnya karena pencampuran logam dapat
lebih homogen.
Selain itu keuntungan dari proses ini adalah mampu menggabungkan partikel
penguat yang tidak dibasahi oleh logam cair. Bahan yang tidak dibasahi tersebut
terdistribusi oleh adanya gaya pengadukan secara mekanik yang menyebabkan
pertikel penguat terperangkap dalam logam cair. Metode pembuatan ini
merupakan metode yang paling sederhana, relatif lebih murah dan tidak
memerlukan peralatan tambahan.
Universitas Sriwijaya
13
berhadapan adalah 136 dan beban 30 kg. Mesin uji kekerasan Vickers yang
ada adalah Vickers Hardness dengan tipe VKH-2E. Mesin mengacu pada JIS
B7725 dan standart pengujian JIS Z 2244. Antara dua bidang berhadapan adalah
beban N
VHN =
luas penekanan
=1,854 2
d mm( )
2 (2.1)
Universitas Sriwijaya
14
m
=
v
(2.2)
Dimana :
= densitas benda (gram/cm3)
m = massa benda (gram)
v = volume benda (cm3)
Pada benda dengan bentuk yang tidak beraturan, dimana kita kesulitan
untuk menentukan volumenya, kita dapat menghitung densitas dengan hukum
Archimedes. Dalam pengujian densitas disini pada prinsipnya menentukan massa
spesimen diudara (mudara) dan massa spesimen diair (mair). Massa diudara (mudara)
dapat dihitung dengan timbangan digital secara normal yang merupakan massa
sesungguhnya. Massa dalam air (mair) dapat dihitung dengan cara massa diudara
(mudara) dikurangi gaya keatas, sedangkan gaya ke atas dapat dihitung dengan teori
Archimides. Pada teori Archimides dikatakan bahwa suatu benda yang dicelupkan
dalam suatu fluida akan mengalami gaya ke atas sama dengan massa fluida yang
dipindahkan oleh benda. Jadi dari teori Archimides tersebut dapat diterapkan
untuk mencari densitas dengan persamaan rumus perhitungan seperti dibawah ini
(Barsoum, 1997) :
mudara
=
( mudaramfluida ) / fluida (2.3)
Dimana :
mudara = massa spesimen diudara (gram)
Universitas Sriwijaya
15
.8 Pengujian Fluiditas
Fluiditas didalam ilmu pengecoran diartikan sebagai kemampuan
logam cair mengalir dalam cetakan sebelum berhenti karena terjadi solidifikasi
(Flemings M.C., 1974). Fluiditas merupakan salah satu sifat fisik logam cair yang
sangat penting untuk diketahui, karena produk hasil pengecoran dapat menjadi
cacat apabilah sifat fluiditasnya jelek, atau biasa disebut misrun.
Fluiditas diukur dengan mengukur panjang cairan logam yang
mengalir ketika dituang ke dalam cetakan yang kecil, penampang saluran yang
kecil diharapkan terjadi pendinginan yang cepat dan gradien suhu besar (Sabatino,
2005). Fluiditas merupakan sifat teknik yang kompleks dan tergantung pada
banyak faktor yang dapat dikategorikan sebagai berikut (Sabatino, 2005) :
Variabel logam:
o komposisi kimia
o jangkauan pembekuan
o viskositas
o kalor peleburan
Cetakan dan variabel cetakan/logam
o koefisien transfer panas (coating)
o konduktivitas termal cetakan dan logam
o massa jenis cetakan
o panas spesifik
o tegangan permukaan
Variabel pengujian :
o diameter saluran
Universitas Sriwijaya
16
b)
Gambar 2.7 Skema representasi dari pemadatan dalam logam murni dan eutectics:
a) pemadatan dimulai pada dinding saluran; b) penjepitan dari aliran dengan butir
dari dinding saluran. Butir bertambarakan satu sama lain dan aliran berhenti.
Universitas Sriwijaya
17
Ada beberapa jenis pengujian fluiditas logam cair. Namun metode yang
umumnya digunakan dalam penelitian adalah metode pengujian spiral, yang
ditunjukkan dengan gambar dibawah ini :
Universitas Sriwijaya