Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hipertensi adalah tekanan darah sistolik lebih dari atau sama dengan140
mmHg dan tekanan diastolik lebih dari atau sama dengan 90 mmHg
adalah 120 mmHg untuk tekanan sistolik dan 80 mmHg untuk tekanan
diastolik. Hipertensi yang terjadi dalam jangka waktu yang lama dan terus-
stroke dan tubberkulosis yakni mencapai 6,7% dari populasi kematian pada
hingga 74,5 juta jiwa, namun hampir sekitar 90-95% kasus tidak diketahui
hipertensi terkontrol, 6-15% pada orang dewasa dan 50% tidak menyadari
diketahui oleh karena itu hipertensi atau tekanan darah tinggi sering disebut
sebagai sillent killer. Berbagai faktor terkait dengan genetik dan pola hidup,
seperti aktivitas fisik yang kurang, asupan makanan asin dan kaya lemak,
dalam hal ini. Secara umum penyebab hipertensi dapat dibedakan menjadi
kerusakan pada pembuluh darah 1jantung, ginjal dan otak. (Wahdah, 2011).
yang menderita hipertensi, olahraga secara teratur, makan sayur dan buah
yang berserat tinggi seperti sayuran hijau, pisang, tomat, wortel, melon, dan
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melaksanakan Asuhan Keperawatan pada klien
Banjarmasin.
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian pada klien dengan Hipertensi di Unit Gawat
Banjarmasin.
f. Pendokumentasian asuhan keperawatan pada klien dengan
Banjarmasin.
g. Dapat membandingkan kesenjangan antara teori dengan kenyataan
C. Manfaat
a. Bagi Rumah Sakit Suaka Insan Banjarmasin
Hasil penulisan ini dapat digunakan dalam suatu kebijakan untuk
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
I. KONSEP HIPERTENSI
A. Anatomi
1 Jantung
5
jaringan dan organ. Arteri terdiri dari lapisan dalam: lapisan yang
5
licin, lapisan tengah jaringan elastin/otot: aorta dan cabang-
lebih kecil yaitu arteri dan arteriol, yang berukuran 4 mm (0,16 inci)
Sinusoid tiga sampai empat kali lebih besar dari pada kapiler dan
Edisi 2 tahun 2002, hal 110). Vena merupakan pembuluh darah yang
jantung. Vena yang ukurannya besar seperti vena kava dan vena
mengarah ke jantung.
B. Definisi
dengan 160 mmHg dan atau tekanan diastolic sama atau lebih besar 95
lebih dari atau sama dengan 140 mmHg dan tekanan diastolic lebih dari
darah sistolik >140 mmHg dan tekanan darah diastolik >90 mmHg, atau
dokter yang memeriksa. Hal ini berarti hipertensi arterial tidak akan
D. Klasifikasi
Klasifikasi hipertensi menurut WHO
1. Tekanan darah normal yaitu bila sistolik kurang atau sama dengan
sama dengan 160 mmHg dan diastolik lebih besar atau sama dengan
95 mmHg.
1. Hipertensi Emergensi
Situasi dimana diperlukan penurunan tekanan darah yang segera
menit/jam.
2. Hipertensi urgensi
Situasi dimana terdapat peningkatan tekanan darah yang bermakna
E. Etiologi
Pada umumnya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik
Na.
2. Obesitas
Terkait dengan level insulin yang tinggi yang mengakibatkan
3. Stress lingkungan.
4. Hilangnya elastisitas jaringan dan arterosklerosis pada orang tua
hipertensi adalah:
a. Umur ( jika umur bertambah maka TD meningkat )
11
adalah:
F. Epidemiologi
Hipertensi merupakan salah satu penyakit kardiovaskuler yang
tiga setelah stroke dan tubberkulosis yakni mencapai 6,7% dari populasi
hingga 74,5 juta jiwa, namun hampir sekitar 90-95% kasus tidak
G. Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh
korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis
jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah,
sel jugularis ini bisa meningkatkan tekanan darah. Dan apabila diteruskan
pembuluh darah, sehingga terjadi kenaikan tekanan darah. Selain itu juga
Pathways
Elastisitas
arteriosklerosi
Hipertensi
Suplai
GagguanO2
otak
perpusi Respon Afterload Resti
Nyeri kepala otak edema
sinkop Retensi
ginjal sistemik Pem.darah
vasokontrik koroner retina
diplopi
injuri
Penyumbatan
menurun
jaringan vasokontrik
pembuluh
RAA meningkat fatique
15
Perubahan
Gangguan
Vasokontri
Spasme
Resistensi ksi arteriole
pembuluh pembuluh
darah otak darah
meningkat ginjal
Iskemik
miokard
Penurunan
curah jntng
Rangsang aldosteron
Intoleransi
aktifitas
(Smeltzer, 2011).
H. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang dilakukan dengan cara yaitu :
1 Pemeriksaan Laboratorium (Darah) :
a. Darah rutin (Hematokrit/Hemoglobin): untuk mengkaji
anemia.
b. Blood Unit Nitrogen/kreatinin: memberikan informasi tentang
diuretik.
e. Kalsium serum : Peningkatan kadar kalsium serum dapat
menyebabkan hipertensi.
f. Kolesterol dan trigliserid serum : Peningkatan kadar dapat
primer (penyebab).
2. Pemeriksaan Urine
1. Urinalisa: Darah, protein, glukosa, mengisaratkan disfungsi
hipertensi.
3. Steroid urin : Kenaikan dapat mengindikasikan
hiperadrenalisme .
4. EKG
Melihat tanda iskemi, untuk melihat adanya hipertrofi ventrikel kiri
5. Foto dada
Apakah ada oedema paru (dapat ditunggu setelah pengobatan
klinis pasien.
I. Komplikasi
Efek pada organ :
1. Otak
a. Pemekaran pembuluh darah
b. Perdarahan
c. Kematian sel otak : stroke
2. Ginjal
a. Malam banyak kencing
b. Kerusakan sel ginjal
c. Gagal ginjal
3. Jantung
a. Membesar
b. Sesak nafas (dyspnoe)
c. Cepat lelah
d. Gagal jantung
J. Penatalaksanaan
18
1. Penatalaksanaan Medis
Tujuan pengobatan adalah menurunkan resistensi vaskular
klinik.
Setelah penurunan tekanan darah secara cepat tercapai dengan
hipertensi adalah :
a. Natrium nitropusida
b. Nikardipin hidroklorida
c. Nitrogliserin
d. Enaraplirat
e. Hidralazin Hidroklorida
f. Diazoksid
g. Labatalol Hidroklorida
h. Fentolamin ( Mansjoer:522 )
Obat pilihan pada kedaruratan hipertensi adalah yang memiliki efek
di ICU, pasang femoral intra arterial, line dan pulmonair dan status
100 mmHg, TD sistolik tidak kurang dari 160 mmHg, ataupun MAP
tidak kurang dari 120 mmHg selama 48 jam pertama, kecuali pada
didapat.
Penurunan TD secara akut ke TD normal / subnormal pada awal
jantung dan ginjal dan hal ini harus dihindari pada beberapa hari
dengan empat cara, yakni diet rendah garam, diet rendah kolesterol
dan lemak terbatas, diet rendah serta dan diet rendah energi (bagi
tergantung pada usia dan aktifitas. Menu yang dianjurkan dalam diet
yang dibagi dalam tiga kali waktu makan (pagi, siang, malam).
21
BAHAN
PORSI SEHARI UKURAN PORSI
MAKANAN
Karbohidrat 3 5 piring Kecil
Lauk hewani 1 2 potong Sedang
Lauk nabati 2 3 potong Sedang
Sayuran 4 5 mangkuk
Buah buahan 4 5 buah/potong Sedang
Susu / yoghurt 2 3 gelas
Diet tinggi buah-buahan, sayuran, dan produk susu tanpa lemak atau
K. Cara Pencegahan
1. Pencegahan Primer
Faktor resiko hipertensi antara lain: tekanan darah diatas rata-rata,
sebagainya.
b. Dilarang merokok atau menghentikan merokok.
c. Merubah kebiasaan makan sehari-hari dengan konsumsi rendah
garam.
d. Melakukan exercise untuk mengendalikan berat badan.
2. Pencegahan sekunder
Pencegahan sekunder dikerjakan bila penderita telah diketahui
primer.
b. Harus dijaga supaya tekanan darahnya tetap dapat terkontrol
dikontrol.
d. Batasi aktivitas. (Smeltzer, 2011)
tekanan darahnya
2. Bicarakan dengan penderita tujuan yang hendak dicapai mengenai
tekanan darahnya
3. Diskusikan dengan penderita bahwa hipertensi tidak dapat sembuh,
mortilitas
4. Yakinkan penderita bahwa penderita tidak dapat mengatakan
terapi.
5. Pada penderita tertentu mungkin menguntungkan bila penderita atau
efektifitas maksimal
9. Usahakan biaya terapi seminimal mungkin
10. Untuk penderita yang kurang patuh, usahakan kunjungan lebih
sering
11. Hubungi segera penderita, bila tidak datang pada waktu yang
ditentukan.
24
Kaji :
1) Bersihan jalan nafas
2) Adanya/ tidaknya jalan nafas
3) Distres pernafasan
4) Tanda-tanda perdarahan di jalan nafas, muntahan, edema
laring
b. Breathing
Kaji :
1) Frekuensi nafas, usaha dan pergerakan dinding dada
2) Suara nafas melalui hidung atau mulut
3) Udara yang dikeluarkan dari jalan nafas
c. Circulation
Kaji :
1) Denyut nadi karotis
2) Tekanan darah
3) Warna kulit, kelembapan kulit
4) Tanda-tanda perdarahan eksternal dan internal
d. Disability
Kaji :
1) Tingkat kesadaran
2) Gerakan ekstremitas
3) GCS ( Glasgow Coma Scale )
4) Ukuran pupil dan respon pupil terhadap cahaya
e. Eksposure
Kaji :
25
lelah
Tanda : frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung,
takipnea
b. Sirkulasi
B. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan O2 otak menurun
2. Perubahan pola napas berhubungan dengan penurunan ekspansi paru
3. Penurunan COP berhubungan dengan penurunan O2 miokrdium
4. Resiko injury berhubungan dengan diplopia
5. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kelemahan anggota
gerak
6. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan fisik
7. Nyeri (akut) berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskular
serebral.
C. Intervensi Keperawatan
1. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan O2 otak menurun
Tujuan : gangguan perfusi jaringan dapat diatasi
Kriteria hasil :
27
peningkatan TIK.
Intervensi :
a. Auskultasi suara napas, perhatikan daerah hipoventilasi dan
ketidakteraturan pernapasan
R/ Perubahan dapat menunjukan komplikasi
pasien sadar
R/ Mencegah/menurunkan atelectasis
e. Kaji TTV tiap hari
R/ Mengetahui perubahan status kesehatan
3. Penurunan COP berhubungan dengan penurunan O2 miokrdium
Tujuan : Menurunkan beban kerja jantung
Kriteria hasil :
a. Berpartisipasi dalam menurunkan TD
b. Mempertahankan TD dalam rentan yang dapat diterima
Intervensi :
a. Pantau TTV tiap jam dan catat hasilnya
R/ Peningkatan tekanan darah sistemik yang diikuti dengan
peningkatan TIK
b. Kaji respon motorik terhadap perintah sederhana
R/ Mampu mengetahui tingkat respon motorik pasien.
c. Catat keberadaan denyutan sentral dan perifer
R/ Denyutan karotis, jugularis, radialis, femoralis mungkin
untuk bergerak
29
gerak
Tujuan : Mempertahankan posisi fungsi optimal
Kriteria hasil : Dapat melakukan aktifitas mandiri
Intervensi :
a. Kaji derajat mobilitas pasien dengan menggunakan skala
ketergantungan
R/ Pasien mampu mandiri ataukah masih membutuhkan orang
mobilisasi
R/ Proses penyembuhan yang lambat sering menvertai trauma
d. Periksa kembali kemampuan dan keadaan secara fungsional
R/ Mengidentifikasi kemungkinan kerusakan secara fungsional
6. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan fisik
Tujuan : Berpartisipasi dalam aktivitas yang diinginkan
Kriteria hasil : Melaporkan peningkatan dalam toleransi aktivitas
aktifitas
oksigen
30
kebutuhan.
R/ Kemajuan aktifitas bertahap mencegah peningkatan kerja
BAB III
PENGKAJIAN
Identitas Klien
Nama Ny Hj. Z Jenis kelamin Perempuan
Usia 73 th Agama Islam
Alamat Banjarmasin Tanggal masuk 15/09/2016, jam 9.10 am
Diagnosa Medis Hipertensi
No. MR
Keluhan Utama:
Sakit pada tengkuk dan kepala
31
Pengkajian primer
Airway Jalan nafas tidak ada sumbatan
Bernafas melalui hidung
Tidak ada sekret
Reflek batuk (+) baik
Breathing Ekspansi dada (+)
RR : 23/mnt
Nafas teratur tidak ada kesulitan bernafas
Tidak ada bunyi nafas tambahan
Circulation Sianosis : bibir (-), pangkal lidah(-), kuku (-)
CRT < 2 Temp: 37,7 C
SpO2 : 97C TD : 200/100 mmHg
Pols : 80 x/mnt, J 10Am TD: 160/70 mmHg
Disability Compos mentis
Bicara baik, jawaban sesuai pertanyaan
Stimulus nyeri bisa dirasakan
Mendengar dengan jelas dan mengenali petugas kesehatan
Exposure Tidak tampak adanya bekas trauma / cidera
Pengkajian Sekunder
Riwayat kesehatan sekarang : Sejak 2 hari yang lalu bagian tengkuk dan kepala terasa sakit
Pengkajian Nyeri : P,Q,R,S,T : P:tekanan darah tinggi; Q:berdenyut denyut; R: tengkuk dan
kepala; S:6; T: ketika tensi tinggi
Riwayat kesehatan Lalu: OS mengatakan 10 th yang lalu sakit tekanan darah tinggi, 2015
opname di RSSI selama 1 minggu
Riwayat Kesehatan Keluarga : OS tidak ingat apakah kedua/salah satu orang tuanya dulu ada
yang sakit hipertensi atau penyakit yang lainnya.
Pengkajian Head to toe
ketika dipijat
TERAPI MEDIS
NAMA OBAT INDIKASI KONTRA EFEK SAMPING NURSING
INDIKASI CONSIDERATION
S
ISDN tab 3 Mg Profilaksis - Hipersensitiv - pusing, wajah dan 1. obs. Vital sign
(SL) dan terhadap leher terasa panas 2. kaji riwayat
Isosorbid pengobatan nitrat,hipotensi dan memerah hipersensitive
dinitrat 5 angina,gagal - hipovolemia - sakit kepala rasa 3. kaji kontra
Mg,10MG jantung kiri - kardiopati seperti melayang indikasi
obstruktif - alergi 4. kaji kebenaran
hiperterofik berat( ruam, gatal2, dosis
- stenosis aorta sakit bernafas, 5. cek ulang vital
- tamponade sesak dada, sign
jantung bengkak mulut, 6. dokumentasikan
- pericarditis wajah bibir/lidah,
konstriktif pingsanm
- stenosis mitral tachicardia/bradica
- anemia berat rdia nyeri dada,
- trauma kepala muntah
- Pendarahan - Hati2 gagal ginjal
otak berat, liver berat,
- gloukoma hipotiroidisae,
sudut sempit malnutrisi,
hipotermia
Tensicap 25 mg -hipertensi - Hipersensitive - ruam, proritus, 1. kaji vital sign
(captopril) 2x1 -gagal - gangguan proteinuria, 2. kaji riwayat
jantung ginjal, hamil, neutropenia, hipersensitive
- lactasi, anak anemia, 3. Kaji
hiponatremia thrombositopenia kontraindikasi
- 4. Pastikan
hipovolemia kebenaran dosis
5. Cek ulang vital
sign
6. dokumentasikan
Neuro sanbe -pegal2 otot - hipersensitive -Relatif aman 1.Kaji Vital sign
3x1 (x) (vit B - kesemutan Vit B - Berlebihan : 2. Kaji Riwayat
complex) (bagian saraf) 1. sensi rasa hangat hipersensitive
- Anemia 2. rekasi alergi 3. Kaji
3. kebiruan kontraindikasi
4. Diaporesis 4. pastikan
5. Mual / muntah kebenaran dosis
6. kulit mati rasa 5. Cek efek samping
7. utine berwarna 6. Cek ulang vital
orange sign
7. Dokumentasikan
35
DO :
-T: 37,7C P: 80 x/mt R:23
x/mt
TD : 200 /100 mmHg
-P : Tekanan darah meningkat
-Q: Berdenyut
-R: Tengkuk dan kepala tekanan vaskuler cerebral Resiko perubahan perfusi
-S: 6 jaringan
-T: ketika tekanan darah Ruptur cerebral
DS: OS 2015 opname di RSSI i Infark cerebral
mgg dengan hipertensi
B. PRIORITAS MASALAH
1. Nyeri Otot
2. Resiko Perubahan perfusi jaringan
vaskuler ditandai dengan DS mengatakan 10 th yang lalu sakit hipertensi, sakit pada
tengkuk dan kepala sejak 2 hari yang lalu, T: 37,7C, P:80 x/mt, R: 23 x/mt, TD: 200/100
4. Menurunkan 4.Berkolaborasi
4.Kolaborasi tekanan dg
untuk vaskuler Dokter untuk
pemberian obat pemberian anti
anti hipertensi hipertensi
5. Memberi KIE
5. KIE utk 5. Oenurunan ttg
menurunkan suhu tubuh -minum cukup
suhu tubuh mengurangi 6-8 gelas /hari
stimulus nyeri -gunakan
pakaian yg tipis
dan menyerap
keringat
-Istirahat yg
cukup
6. menganjurkan
37
tandai dg: OS mengatakan nyeri pada tengkuk dan kepala, pernah opname di RSSI 1