Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
id
Skripsi
Oleh:
Anis Fatati
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ABSTRACTION
Anis Fatati. Influence Method Study of Jarimatika to Skill Count Which Result is
Number Two Number Evaluated From Ability Early Student of the Class 2nd SDN
Banyudono Regional of Sub-Province Boyolali School Year 2009/2010 (Experiment in
school of SDN I Ngaru-Aru and SDN II Ngaru-Aru), Thesis. Surakarta: Education and
Pedagogy Faculty in Sebelas Maret University of Surakarta, June 2010.
Target of Research are: (1) To know the difference of mathematics study by using
method of study jarimatika yield the skill which better than conventional mathematics
study, (2) To know the relation between student having high ability early yield the skill
better compared by a student owning ability of early and lower, (3) To know the
existence of interaction of study use the method of jarimatika and ability early student to
skill the student.
This research is experiment research; population medium in this research is all
student of class of II SD of Country se - District of Banyudono of Sub-Province Boyolali.
With the population counted 920 Students. Sample taken by cluster is random sampling.
Sample in this research counted 71 student deputizing population. Instrument used for the
data collecting of is test skill calculate the multiplication in the form of double helix.
Before test used beforehand conducted by test-drive to know the validity, internal
consistency and rehabilitee. To test the validity use the validity construct by correlation
of is amount of score of total score. To counting the internal consistency for the item 1st,
used by product correlation formula from correlation Pearson. Rehabilitee of problem of
test skill counting the multiplication with the correlation whats measured with the
formula of Kudre and Richardson 20 recognized with the formula K - R 20 and obtained
by index of rehabilitee r11 = 0,839. For the rehabilitee of test ability of early measured
with the technique Alpha that is by spited instrument become the shares meaning each of
part of consisted of only one item later; then each of part of searched the its variance
score and also its total variance and obtained by index of rehabilitee r11= 0,332.
Hypothesis examination use the Anava two bands with the cell frequency do not
equal to significantly of 5%. Is previously conducted by a antecedent test that is balance
test, and test the prerequisite that is test normality and test the homogeneity.
Test the balance with the test t obtained by result t counting = 1,25, so that ttable =
1,76 < t calculate = 1,25 < ttable= 1,76. Hence, second the group well balanced. Test the
normality use the method Lilliefors, to for the group of experiment obtained by price
Lmax= 0,132 and group control obtained by price Lmaks= 0,1331. Because price p =0,132 >
0,05 = a and p = 0,1331 > 0,05 = . So, Ho accepted. Inferential so those that sample
come from normal population. Test the homogeneity use the method Barhett by realistic
test the Chi square obtained by price 2 of tables of = 43,775. Because price 2 of is tables
of = 43,775 > 2 Obs = 0,998 hence H0 accepted inferential so that that sample come from
homogeneous populace
From result test the inferential hypothesis (1) There are difference of between usage of
method Jarimatika to skill count the its result multiplication number two number (F1.2 = 8,135 >
4,00 = F0,05; 2;68). (2) There are difference of between ability of early student to skill count the
its result multiplication number two number (F1.3 = 7,22 > 3,15 = F0,05;2;68. (3) There is no
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
difference of between ability of early student to skill counting the its result multiplication is
number two number (F2.3=0,73 < 3,15=F0,05;2; 68)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
10
konsep atau materi yang diberikan. Karena matematika sebagai ilmu eksakta
merupakan pengetahuan yang bersifat deduktif, untuk mempelajarinya tidak
cukup hanya dengan hafalan dan membaca, tetapi memerlukan pemikiran dan
pemahaman. Penguasaan konsep matematika mutlak diperlukan untuk tiap anak
dalam upaya mempelajari ilmu pengetahuan yang lain maupun dalam pemecahan
masalah kehidupan sehari-hari.
Di samping itu, seorang guru sebelum melakukan kegiatan belajar
matematika juga harus memperhatikan salah satu faktor internal dari siswa yaitu
kemampuan awal. Pembelajaran akan berhasil dengan baik bila dimulai dari apa
yang telah diketahui oleh peserta didik, baik pengetahuan dari tingkah laku dalam
arti luas prasyarat bagi bahan pembelajaran berikutnya. Apabila siswa mempunyai
kemampuan awal mengenai meteri yang disampaikan, maka ia akan lebih cepat
memahami konsep-konsepnya dibandingkan dengan siswa yang tidak mempunyai
kemampuan awal tentang materi tersebut, karena di dalam pelajaran terutama
matematika terdapat prasyarat tertentu yang harus dimiliki siswa untuk dapat
mengikuti meteri tertentu mudah.
Sebelum guru melakukan kegiatan belajar, para guru penting untuk
mengetahui kemampuan awal dari para siswanya, karena dengan demikian dapat
diketahui apakah siswa telah memiliki keterampilan atau pengetahuan yang
merupakan prasyarat untuk mengikuti pelajaran. Dalam hubungannya dengan
belajar, kemampuan awal juga memegang peranan yang besar.
Keterampilan hitung merupakan sebuah kemampuan khusus dalam hitung-
menghitung dengan angka. Banyak dijumpai kesalahan hitung yang dilakukan
siswa dalam mengerjakan soal-soal matematika. Hal ini tentu saja mempengaruhi
kemampuan siswa di dalam menyelesaikan soal-soal dalam matematika.
Pendidikan merupakan suatu sistem yang kompleks yang melibatkan berbagai
faktor dan aspek secara keseluruhan, maka usaha-usaha untuk senantiasa
meningkatkan keterampilan hitung perlu ditingkatkan, sehingga untuk mengatasi
dan meningkatkan keterampilan hitung siswa, diharapkan guru mampu menguasai
metode pembelajaran karena suatu metode belum tentu cocok digunakan untuk
commitAda
setiap pokok bahasan yang berbeda. to user
kalanya guru harus menggunakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
11
12
B. Identifikasi Masalah
C. Pembatasan Masalah
13
D. Perumusan Masalah
E. Tujuan Penelitian
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
14
F. Manfaat Penelitian
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
15
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Hakikat Keterampilan Hitung Matematika
16
17
3 x 2 = 2 x 3
6 x 3 = 3 + 3 + 3 + 3 + 3 + 3 = 18
3 x 6 = 6 + 6 + 6 = 18
Jadi 6 x 3 = 3 x 6 = 18
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
18
Agar latihan dapat memberikan hasil yang efektif, hal-hal yang perlu
diperhatikan adalah latihan mengingat, latihan verbal, konsentrasi
sejumlah kecil konsep dan mempelajari konsep kembali. Siswa
dianggap telah menguasai keterampilan apabila mereka mampu
memahami operasi matematika beserta sifat-sifatnya dan dapat
menerapkannya pada berbagai jenis soal yang berhubungan dengan
keterampilan tersebut.
19
2. Hakikat Matematika
a. Hakikat Matematika
Ernest dalam Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan No. 067 (1991:3)
menyatakan matematika timbul dari pemikiran manusia yang berhubungan
dengan ide, proses, dan penalaran, sehingga dalam mempelajari matematika
diperlukan adanya pengertian, pikiran dan penalaran, tidak cukup hanya
dengan hafalan saja.Russel dalam Bell (1978: 260) mengemukakan bahwa
Mathe-matics the queen and serves of the sciencis yang artinya matematika
adalah ratu dan pelayan ilmu-ilmu lainnya. Karso (2000: 4) berpendapat
bahwa matematika adalah ilmu pengetahuan mengenai struktur yang
terorganisasikan, mulai dari unsur-unsur yang tidak didefinisikan ke unsur-
unsur yang didefinisikan, ke aksioma/postulat dan akhirnya ke dalil. Dalam
Kurikulum 2004 (2003: 5), Ciri utama matematika adalah penalaran deduktif,
yaitu kebenaran suatu konsep atau pernyataan diperoleh sebagai akibat logis
dari kebenaran sebelumnya sehingga kaitan antar konsep atau pernyataan
dalam matematika bersifat konsisten.
Dari pengertian di atas, matematika merupakan suatu sistem
yang diorganisasikan dari unsur-unsur pembentuknya yaitu unsur-unsur
yang tidak didefinisikan, unsur yang didefinisikan, postulat/aksioma dan
dalil.
Matematika adalah ilmu deduktif, sebab dalam matematika tidak
menerima generalisasi yang berdasarkan observasi, eksperimen, coba-coba
(induktif) saja tetapi generalisasi yang harus dibuktikan secara deduktif.
Kebenaran matematika dikembangkan berdasarkan alasan yang logis dengan
menggunakan pembuktian deduktif. Hal ini berarti bahwa matematika
merupakan ilmu yang mensyaratkan adanya konsep yang logis dan rasional.
commit to user
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
20
b. Pengertian Matematika
Beberapa definisi matematika dikemukakan oleh para ahli matematika
dengan maksud agar pembaca dapat menangkap dengan mudah keseluruhan
pandangan dari masing-masing para ahli matematika tersebut. Dengan
demikian muncul definisi tentang matematika yang beragam. Di bawah ini
beberapa pendapat para ahli tentang matematika, antara lain:
1) Matematika adalah cabang ilmu pengetahuan eksak dan teroganisir
secara sistematik.
2) Matematika adalah pengetahuan tentang bilangan dan kalkulasi.
3) Matematika adalah pengetahuan tentang penalaran logis dan
berhubungan dengan bilangan.
4) Matematika adalah pengetahuan tentang fakta-fakta kuantitatif dan
masalah tentang ruang dan bentuk.
5) Matematika adalah pengetahuan tentang struktur-struktur yang
logis.
6) Matematika adalah pengetahuan tentang aturan-aturan yang ketat.
(Soedjadi, 2001: 11)
Soedjadi (2001: 13-19), mengatakan bahwa ciri-ciri khusus atau
karakteristik yang dapat merangkum pengertian matematika secara umum
adalah sebagai berikut:
1) Memiliki objek kajian abstrak
Objek yang dipelajari dalam metematika meliputi:
a) Fakta berupa konvensi-konvensi yang diungkap dengan simbol
tertentu. Simbol bilangan 3 secara umum dipahami sebagai bilangan
tiga. Jika disajikan angka 3 orang sudah dengan sendirinya
menangkap maksudnya yaitu tiga atau sebaliknya, jika seseorang
mengatakan kata tiga dengan sendirinya dapat disimbolkan dengan
tiga.
b) Konsep adalah ide abstrak yang dapat digunakan untuk
menggolongkan sekumpulan objek. Segitiga adalah suatu konsep.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
21
22
23
24
3. Matematika di Sekolah
25
dapat berupa kalimat dan persamaan matematika, diagram, grafik atau tabel
(Depdiknas, 2003: 6).
Sedangkan tujuan pembelajaran matematika di SD sesuai Kurikulum
2004 (2003: 6) adalah:
1) Melatih cara berpikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan, misalnya
melalui kegiatan penyelidikan, eksplorasi, eksperimen, menunjukkan
kesamaan, perbedaan, konsisten dan inkonsistensi.
2) Mengembangkan aktivitas kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi, dan
penemuan dengan mengembangkan pemikiran divergen, orisinil, rasa
ingin tahu, membuat prediksi dan dugaan, serta mencoba-coba.
3) Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah.
4) Mengembangkan kemampuan menyampaikan informasi atau
mengkomunikasikan gagasan antara lain melalui pembicaraan lisan,
catatan, grafik, peta, diagram, dalam menjelaskan gagasan.
Tujuan pembelajaran Matematika di sekolah dasar yaitu tujuan umum
dan tujuan khusus. Tujuan umum pembelajaran Matematika di jenjang
pendidikan dasar yaitu: (a) mempersiapkan siswa agar sanggup menghadapi
perubahan keadaan dalam kehidupan dan di dunia yang selalu berkembang,
melalui latihan bertindak atas dasar pemikiran secara logis, rasional, kritis,
cermat, jujur, dan efektif, (b) mempersiapkan siswa agar dapat menggunakan
Matematika dan pola pikir Matematika dalam kehidupan sehari-hari, dan
dalam mempelajari berbagai ilmu pengetahuan ( Depdiknas, 2004).
Dengan demikian, tujuan umum pembelajaran matematika pada
jenjang pendidikan dasar tersebut memberi tekanan pada penataan nalar dan
pembentukan sikap siswa serta juga memberi tekanan pada keterampilan
dalam penerapan matematika.
26
27
garis. Titik adalah pernyataan tentang posisi yang tidak memiliki panjang
dan lebar sedangkan garis hanya dapat diukur panjangnya.
De Lange dalam Fadjar Shodiq (2007: 7), mengemukakan bahwa
beberapa kompetensi atau kemampuan yang harus dipelajari dan dikuasi para
siswa selama proses pembelajaran untuk di kelas adalah:
1) Berfikir dan bernalar secara matematis.
2) Berargumentasi secara matematis.
3) Berkomunikasi secara matematis.
4) Pemodelan.
5) Penyusunan dan pemecahan masalah.
6) Representasi.
7) Simbol.
8) Alat dan teknologi.
National Council of Teachers of Mathematics (NCTM, 2000)
memperbarui standar yang dikembangkan untuk menyesuaikan kurikulum
matematika dan untuk menyediakan suatu dasar perubahan. Begitu pentingnya
pendidikan matematika bagi siswa saat sekarang dan yang akan datang, maka
keluarlah kebijakan dari pemerintah tentang persyaratan kelulusan siswa pada
jenjang pendidikan formal yang mempersyaratkan matematika sebagai salah
satu pelajaran yang menentukan kelulusan.
Dengan ditetapkannya batas kelulusan matematika di suatu sekolah,
maka akan menjadi tantangan untuk terus meningkatkan mutu pendidikan dan
merangsang timbulnya ide-ide kreatif atau metode yang dapat memacu siswa.
Matematika merupakan bidang studi yang dipelajari oleh semua siswa
dari SD hingga SLTA bahkan di perguruan tinggi. Ada banyak alasan tentang
perlunya siswa belajar. Menurut Cornelius seperti dikutip Mulyono
Abdurahman (2003: 253) mengemukakan lima alasan perlunya belajar
matematika, yaitu:
1) Sarana berpikir yang jelas dan logis.
2) Sarana untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari.
3) Sarana mengenal pola-polacommit to user
hubungan dan generalisasi pengalaman.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
28
29
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
30
31
32
33
34
35
ada lagi Sakamoto, metode belajar matematika dengan soal cerita yang
dikembangkan Hideo Sakamoto dari Jepang.
Menjamurnya kursus berhitung, menurut praktisi pendidikan
Arief Rachman, sebenarnya berguna untuk membantu membangun
logika anak. Repotnya, tidak semua metode itu cocok bagi anak karena
karakter yang berbeda. Apalagi bagi anak yang mengalami kesulitan
belajar matematika yang secara nyata membutuhkan perhatian lebih
bahkan pelayanan khusus.
Metode konvensional yang hanya mengandalkan ceramah dan
latihan ketat tanpa memperhatikan kebutuhan siswa sebagai anak yang
berkembang perlu dievaluasi kembali. Kunci belajar matematika bukan
sekedar pintar berhitung, tapi juga menguasai konsepnya. Memang
tidak mudah membuat anak menyukai matematika. Bila keliru memilih
metode, bisa jadi anak enggan setiap kali mengikuti pelajaran
matematika.
c) Kelebihan dan Kekurangan Jarimatika
Anak perlu mengusai keterampilan berhitung agar dapat
memahami alam semesta, dapat merancang dengan baik, membuat
perencanaan dan evaluasi dengan baik, berlaku adil, berbelanja dengan
baik dan sebagainya.
Begitu pentingnya keterampilan berhitung, sampai-sampai
orang tua secara sadar maupun tidak memaksa anak untuk segera
menguasainya dengan baik. Padahal seperti halnya mempelajari
keterampilan yang lain, mempelajari keterampilan berhitung sampai
menguasainya dengan baik memerlukan suatu proses.
Dibanding dengan metode lain, metode jarimatika lebih
menekankan pada penguasaan konsep terlebih dahulu baru secara
cepatnya sehingga anak-anak menguasai ilmu secara matang. Selain itu
ini disampaikan secara fun sehingga anak akan merasa senang dan
gampang bagaikan tamasya belajar. (http//www. jarimatika-
pusat.com). commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
36
37
38
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
39
Pada gambar di atas terdapat 4 buah piring dan pada setiap piring
terdapat 2 buah apel. Bentuk perkaliannya adalah 4 x 2.
Cara menghitungnya, 2 + 2 + 2 + 2.
Jadi, hasilnya 8.
Rumus: (T1 + T2) + (B1 x B2)
Keterangan:
T1 commit
= jari tangan kanan yang to user (puluhan)
ditutup
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
40
41
42
Ratna Wilis Dahar, 1989: 117) tersebut adalah The most important single
factor influencing learning is what the learner already knows. Ascertain this
and teach him accordingly. Dalam penjelasan pernyatan tersebut adalah
faktor yang paling penting yang mempengaruhi belajar adalah apa yang telah
diketahui siswa. Dalam pernyataan tersebut menegaskan pentingnya struktur
kognitif siswa yang juga merupakan kemampuan awal untuk belajar
berikutnya. Senada dengan pernyataan West (1991) bahwa the cognitive
strategies are a collection of known ways that people learn. These strategies
become techniques in the hands of teachers and designers. Much of the
research on which the strategies are based has been conducted with people in
school- like or actual school situations and other contexts in which people
want or are expected to learn ( h.26 )
Dari uraian di atas penulis dapat menyebutkan bahwa kemampuan
awal yaitu pengetahuan dan keterampilan yang telah dikuasai siswa agar dapat
mengikuti pembelajaran yang baru untuk mencapai tujuan. Kemampuan awal
menggambarkan kesiapan siswa dalam menerima materi pelajaran baru yang
akan diberikan oleh guru. Kemampuan awal perlu dikondisikan oleh guru
sebelum mengajar agar siswa siap mengikuti pembelajaran dan tentu saja
materi yang disiapkan akan menarik. Dalam membuat perencanaan
pembelajaran guru perlu memperhatikan kemampuan awal siswa agar bobot
materi yang diajarkan bisa tepat, sebab kalau bobot materi terlalu berat maka
siswa akan sulit menangkap isi pembelajaran, akan tetapi kalau terlalu ringan
menjadi tidak menarik sebab siswa merasa tidak memerlukan materi itu.
Sedangkan Gagne (1990), menyatakan bahwa sebelum menentukan strategi
belajar mengajar yang sesuai, guru telah menetapkan prasyarat belajar yang
dituntut untuk mengikuti program yang bersangkutan.
Dari uraian di atas penulis kemukakan bahwa kemampuan awal adalah
pengetahuan atau keterampilan prasyarat yang harus dikuasai siswa untuk
menerima pengetahuan atau keterampilan yang baru. Guru mengajar harus
memperhatikan pengetahuan prasyarat yang harus ada pada siswa, agar
pembelajaran bisa lancar. Kemampuan prasyarat terpenuhi maka pembelajaran
commit to user
lancar, sebaliknya jika kemampuan prasyarat tidak terpenuhi maka siswa akan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
43
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
44
45
Kemampuan Awal
Penutup
Hasil Akhir
Gambar 2.6. Proses Belajar Mengajar
Model paradigma di atas berlaku secara umum untuk setiap mata pelajaran.
Kaitannya dengan mata pelajaran kurikulum matematika, bagian pendahuluan,
guru mata pelajaran belum menyelenggarakan pengukuran kemampuan awal
siswa. Selama ini, pembelajaran dirancang tanpa memperhatikan kemampuan
awal siswa.
Pada bagian pendahuluan tiap pembelajaran, guru diharapkan
melakukan pengukuran kemampuan awal dengan menggunakan materi dari
seluruh pokok.
46
47
C. Kerangka Berpikir
48
banyak faktor, diantaranya intern dan ekstern siswa. Faktor intern yang turut
mempengaruhi siswa antara lain motivasi belajar, aktifitas belajar, kondisi
intelektual, psikologi, dan kemampuan awal yang telah dikuasai sebelumnya.
Faktor ekstern yang turut mempengaruhi keterampilan berhitung siswa antara lain
kondisi lingkungan, keluarga, metode mengajar yang digunakan, guru, dsb.
Faktor ekstern yang turut mempengaruhi keterampilan berhitung siswa
antara lain metode mengajar yang digunakan oleh guru. Hal ini disadari adanya
suatu kenyataan bahwa suatu metode mengajar tidak dapat dilaksanakan untuk
semua kondisi. Baik adanya perbedaan kemampuan siswa, aspek psikologi, sosial
ekonomi, aktifitas , motifasi belajar, dsb.
Untuk meningkatkan keterampilan berhitung siswa diharapkan guru
mempunyai kemampuan dan keterampilan dalam memilih serta menggunakan
metode pembelajaran yang tepat.
Metode Jaritmatika merupakan salah satu pendekatan yang dapat
digunakan oleh guru untuk diterapkan dalam kegiatan pembelajaran, dengan
metode Jaritmatika diharapkan keterampilan berhitung matematika dapat
meningkat.
Proses menyelesaikan soal berhitung perkalian dan pembagian pada tiap
siswa tidaklah sama. Hal ini dikarenakan kemampuan awal mereka yang berbeda-
beda. Siswa yang memiliki kemampuan awal yang lebih tinggi dimungkinkan
akan lebih cepat menyelesaikan soal berhitung perkalian dan pembagian
dibandingkan teman-temannya yang kemampuan awal lebih rendah. Pembelajaran
menggunakan metode jaritmatika akan berlangsung lancar dan berhasil baik jika
didukung dengan kemampuan awal siswa yang baik.
Berdasarkan pemikiran di atas, digambarkan kerangka pemikiran dalam
penelitian ini sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
49
Keterampilan berhitung
D. Hipotesis
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
50
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Tempat Penelitian
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan mulai awal tahun 2010. Tahap-tahap dapat
dirinci sebagai berikut:
a. Tahap persiapan dan perijinan penelitian
Pada tahap ini meliputi penyusunan, pengajuan dan mengurus perijinan
proposal.Tahap ini dilaksanakan mulai bulan Januari- Maret 2010.
b. Tahap pelaksanaan penelitian
Tahap pelaksanaannya meliputi penyusunan instrumen, pelaksanaan penelitian
Tahap ini dilaksanakan mulai bulan Maret- Mei 2010.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
51
c. Tahap penyelesaian
Tahap ini meliputi analisis data dan penyelesaian laporan selengkapnya.Tahap
ini dilaksanakan mulai bulan Mei-Juni 2010.
d. Tahap pelaksanaan ujian
Tahap ini meliputi pelaksanaan ujian, revisi dan pengiriman laporan. Tahap ini
dilaksanakan mulai bulan Juni terakhir 2010.
B. Metode Penelitian
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
52
1. Populasi
2. Sampel
Menurut Cholid Narbuko dan H. Abu Achmadi (2006: 107)
mengemukakan bahwa sampel adalah "elemen-elemen populasi yang dipilih atas
dasar keterwakiliannya". Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2002: 109)
sampel adalah "sebagian atau wakil populasi yang diteliti".
Bertolak dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa sampel adalah wakil
populasi yang dipilih atas dasar kemewakilannya.
Adapun yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas II di
SD Negeri Ngaru-Aru I dan SD Negeri Ngaru-Aru II di Banyudono, Boyolali
Tahun Ajaran 2009/ 2010.
53
D. Variabel Penelitian
1.Definisi Variabel Penelitian
Variabel-variabel dalam penelitian ini dapat didefinisikan sebagai
berikut:
a. Variabel Bebas
1) Metode pembelajaran
a) Definisi Konseptual:
Metode matematika adalah cara yang tepat yang telah
direncanakan dengan baik oleh guru dalam menyampaikan materi
pelajaran, sehingga tercapai tujuan pembelajaran yang diharapkan
pada penelitian ini adalah metode konvensional dan metode
jaritmatika.
b) Skala pengukurannya adalah skala nominal. Siswa dibagi dalam dua
kelompok, yaitu:
(1) Kelompok eksperimen: siswa yang diberi pelajaran dengan
menggunakan metode jaritmatika.
(2) Kelompok kontrol: siswa yang diberi pelajaran metode
konvensional.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
54
2) Kemampuan awal
a) Definisi konseptual: kemampuan awal merupakan kemampuan yang
dimiliki oleh siswa sebelum mengikuti pelajaran matematika pokok
bahasan perkalian bilangan sampai 100.
b) Indikatornya adalah tes awal yang diberikan sebelum penelitian
c) Skala pengukurannya adalah interval kemudian setelah itu dipandang
sebagai skala ordinal. Kemampuan awal diklasifkasikan dalam tiga
kategori, yaitu tinggi, sedang dan rendah. Pembagian tersebut
berdasarkan klasifikasi sebagai berikut:
(1) Kelompok tinggi: untuk Xtotal + Stotal
(2) Kelompok sedang: Xtotal - Stotal < nilai Xtotal
(3) Kelompok rendah : Xtotal - Stotal
Dimana Xtotal adalah nilai rata-rata gabungan dan Stotal adalah standar
deviasi gabungan. Pengelompokkan ini disesuaikan dengan asumsi
bahwa prestasi belajar yang diraih siswa tersaji dalam kurva normal
(Anas Sudijono, 2005: 36).
b. Variabel Terikat
1) Definisi konseptual: kemampuan berpikir siswa untuk melakukan operasi
penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian dan prosedur-
prosedurnya dalam waktu yang cepat dan tepat.
2) Indikator: skor tes yang diujikan semester II kelas dua.
3) Skala pengukurannya: interval.
2. Rancangan Penelitian
Penelitian menggunakan rancangan faktorial sederhana 2 x 3, untuk
mengetahui pengaruh dua variabel bebas terhadap variabel terikat.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
55
Kemampuan Awal
Tinggi Sedang Rendah
(B1) (B2) (B3)
Metode
Pembelajaran AB11 AB12 AB13
Metode Jarimatika
Pembelajaran (A1)
Konvensional
(A2) AB21 AB22 AB23
3. Desain Penelitian
Desain penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 3.2. Desain Penelitian
a. Dokumentasi
Budiyono (2004: 47), berpendapat bahwa "metode dokumentasi adalah
cara pengumpulan data dengan melihatnya dalam dokumen-dokumen yang
telah ada". Suharsimi Arikunto (2001: 188), mengatakaan bahwa "metode
commit to user
dokumentasi yaitu mencari data mengenail hal-hal atau variabel yang berupa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
56
catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger
agenda dan sebagainya."
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan dokumentasi adalah cara
pengumpulan data dengan jalan melihat data yang sudah ada yang berguna
untuk penellitian.
Data yang diperlukan dalam dokumentasi terdiri dari:
1) Buku laporan (raport) digunakan untuk mengetahui keadaan awal siswa
dalam belajar matematika.
2) Data ulangan harian matematika sesuai subyek penelitian.
3) Buku induk untuk mengetahui data awal siswa.
4) Buku pelajaran matematika milik siswa guna mengetahui kemampuan
siswa dalam pelajaran matematika sehari-hari.
Seluruh dokumen di atas, digunakan untuk membantu dalam
melakukan penelitian, untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum
eeksperimen dilakukan.
b. Tes
1) Pengertian Tes
Suharsimi Arikunto (2001: 32), menyatakan bahwa tes adalah
"serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk
mengukur keterampilan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang
dimiliki oleh individu atau kelompok. Tuckam dan Mudjijo (1995: 3),
mengemukakan kegunaan tes adalah:
1. Untuk mendukung objektivitas pengamatan yang dilakukan.
2. Untuk menumbuhkan perilaku di bawah kondisi yang relatif
terkontrol.
3. Untuk mengukur sampel kemampuan individu (siswa).
4. Untuk memperoleh kemampuan-kemampuan dan mengukur
hasil yang sesuai dengan tujuan dan tolak ukurnya.
5. Untuk mengungkapkan perilaku yang tidak kelihatan.
6. Untuk mendeteksi karakteristik dan komponen-komponen
perilaku.
7. Untuk meramalkan perilaku yang akan datang.
8. Untuk menyediakan data sebagai umpan balik dan membuat
keputusan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
57
Tes hasil belajar merupakan salah satu jenis tes kekuatan yang
bermaksud mengukur kemampuan siswa yang dites dalam menjawab atau
memecahkan pertanyaan atau persoalan sehubungan dengan hal-hal atau
materi pelajaran yang telah dipelajarinya. Dengan perkataan lain, tes hasil
belajar bermaksud mengukur sejauh mana para siswa telah menguasai atau
mencapai tujuan-tujuan pengajaran yang telah ditetapkan.
Mudjijo (1995: 29), menjelaskan jenis dan bentuk tes hasil belajar
sebagai berikut:
a) Tes lisan (oral test)
b) Tes tertulis (written test)
c) Tes tindakan atau perbuatan (performance test)
58
59
60
c. Angket
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
61
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
62
N xy ( x )( y )
rxy =
(N x ( x ))(N y ( y ))
2 2 2 2
r11 =
(K ) (Vt pq )
K 1 commit
Vt to(Suharsini
user Arikunto, 2002: 188)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
63
Keterangan:
r11 = reliabilitas instrumen
K = banyaknya butir pertanyaan
Vt = proporsi subyek yang menjawab betul pada sesuatu butir
(proporsi subyek yang mendapat skor 1) atau varians total
64
Bagi suatu soal yang dapat dijawab benar oleh siswa pandai maupun
siswa bodoh, maka soal itu tidak baik karena tidak mempunyai daya pembeda.
Demikian pula jika semua siswa baik pandai maupun bodoh tidak dapat
menjawab dengan benar. Soal tersebut tidak baik juga karena tidak
mempunyai daya pembeda. Soal yang baik adalah soal yang dapat dijawab
benar oleh siswa-siswa yang pandai saja.
commit
sebagai kelompok bawah (JB). to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
65
B A BB
D= = PA PB (Suharsimi Arikunto, 2001: 213)
JA JB
Di mana:
J = jumlah peserta tes
JA = banyaknya peserta kelompok atas
JB = banyaknya peserta kelompok bawah
BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab
soal itu benar
BA
BB = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab
JA
soal itu benar
BB
PA = = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab
JB
benar (ingat, P sebagai indeks kesukaran)
4) Derajat Kesukaran
Salah satu tugas tes ialah untuk membedakan siswa yang pandai dan
siswa yang kurang pandai berdasarkan Kriteria tertentu. Sebuah tes dikatakan
mempunyai daya pembeda yang sempurna apabila setiap siswa yang
menjawab benar soal tersebut mempunyai skor yang lebih tinggi dari pada
siswa yang menjawab salah soal tersebut.
Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya sesuatu soal disebut
commit to user
indeks kesukaran (difficulty index). Besarnya indeks kesukaran antara 0,00
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
66
sampai dengan 1,0. Indeks kesukaran ini menunjukkan taraf kesukaran soal.
Soal dengan indeks kesukaran 0,0 menunjukkan baha soal itu terlalu sukar,
sebaliknya indeks 1,0 menunjukkan bahwa soalnya terlalu mudah.
0,0 1,0
sukar mudah
di dalam istilah evaluasi, indeks kesukaran ini diberi simbol P (p besar),
singkatan dari kata proporsi. Dengan demikian maka soal dengan P = 0,70
lebih mudah jika dibandingkan dengan P = 0,20. Sebaliknya soal dengan P =
0,30 lebih sukar daripada soal dengna P = 0,80.
Melihat besarnya bilangan indeks ini maka lebih cocok jika bukan
disebut sebagai indeks kesukaran tetapi indeks kemudahan atau indeks
fasilitas, karena semakin mudah soal itu, semakin besar pula bilangan
indeksnya. Akan tetapi telah disepakati bahwa walaupun semakin tinggi
indeksnya menunjukkan soal yang semakin mudah, tetapi tetap disebut indeks
kesukaran.
Rumus mencari P adalah:
B
P= (Suharsimi Arikunto, 2001: 208)
JS
Di mana:
P = indeks kesukaran
B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul
JS = jumlah seluruh siswa peserta tes
Menurut ketentuan yang sering diikuti, indeks kesukaran sering
diklasifikasikan sebagai berikut:
- Soal dengan P 1,00 sampai 0,30 adalah soal sukar
- Soal dengan P 0,30 sampai 0,70 adalah soal sedang
- Soal dengan P 0,70 sampai 1,00 adalah soal mudah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
67
Dalam penelitian ini analisis data yang digunakan adalah analisis variansi
dua jalan 2x3. Dua faktor yang digunakan untuk menguji signifikansi perbedaan
efek baris, efek kolom terhadap keterampilan berhitung adalah faktor A (metode
pembelajaran) dan faktor B (kemampuan awal). Teknik analisis data ini
digunakan untuk menguji ketiga hipotesis yang telah dikemukakan di depan.
Sebelum dilakukan analisis variansi, maka dilakukan pengujian data, yaitu
uji Z, metode Lilliefors, dan metode Bartlett. Uji Z digunakan untuk menguji
keseimbangan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Metode
Lilliefors digunakan untuk uji normalitas antara kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol. Metode Bartlett digunakan untuk uji homogenitas antara
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
1. Uji Keseimbangan
t=
(X 1 X2 )
1 1
Sp +
n1 n2
(n 1 1)s12 + (n 2 1)s 22
Dengan S p =
2
n1 + n 2 2
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
68
Keterangan :
t : t ~ t (n1 + n2 2 )
X1 : Rata-rata nilai siswa pretes kelompok eksperimen
d. Daerah Kritik
DK : { t| | t | >t/2}
e. Keputusan Uji
Ho ditolak jika t DK
f. Kesimpulan
1) Kedua kelompok sampel memiliki kemampuan awal sama jika Ho
diterima.
2) Kedua kelompok sampel memiliki kemampuan awal berbeda jika Ho
ditolak.
2. Uji Prasyarat Analisis
a. Uji Normalitas
1) Hipotesis
H0 : Sampel berasal dari populasi yang berditribusi normal
H1 : Sampel tidak berasal dari populasi yang berditribusi normal
2) Statistik Uji
Statistik Ujinya adalah:
L = Max {| F(zi)-S(zi)|}
Dengan Z ~ N (0,1)
S(zi) = proporsi cacah z < zi terhadap seluruh cacah zi
( xi-x)
zi =
s
commit to user
s : standar devisiasi sampel
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
69
x : mean sampel
3) Daerah Kritik
DK= {L | L > L/2}
4) Keputusan Uji
H0 ditolak jika L DK atau H0 tidak di tolak jika L DK
(Budiyono, 2004: 171)
b. Uji Homogenitas
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah kelas kelompok sampel
mempunyai variansi yang sama atau tidak. Uji homogenitas dalam penelitian
ini menggunakan himpunan metode Bartlett, sebagai berikut:
1) Hipotesis
H 0 : 12 = 22 (populasi homogen)
H1 : paling sedikit satu variansi yang berbeda
2) Tingkat Signifikansi : = 0,05
3) Statistik Uji
2,203 k
2 =
c
f log RKG f j log S 2j
j =1
Dimana 2 terdistribusi x2 (k-l)
k = jumlah cacah sampel
j = 1, 2, 3, ..... k
N = cacah semua pengukuran
nj = cacah pengukuran pada sampel ke-j
f = N k = derajat bebas untuk RKG
fj = nj 1 = derajat bebas untuk S2j
( X ) ( 2
SS j = X 1)S 2j
2 j
j n j
nj
1 1 1 k
c = 1+ commit
f =toNuser
3(k 1) f j f
k= fj
j =1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
70
3. Uji Hipotesis
Dalam penelitian ini digunakan uji hipotesis dengan Analisis Variansi Dua
Jalan dengan frekuensi sel tak sama, dengan asumsi bahwa populasi berdistribusi
normal dan populasi bervariansi sama, dengan model sebagai berikut:
Xijk = + i + i + ij + ijk
Dengan:
Xijk = penggunaan ke-k di bawah faktor A kategori I dan faktor B
kategori j
i = 1,2 untuk i 1 adalah pembelajaran dengan metode pembelajaran
jarimatika dan i = 2 adalah pembelajaran konvensional.
j = 1,2,3 untuk j = 1 adalah kemampuan awal siswa tinggi, j = 2
adalah kemampuan awal siswa sedang j = 3 adalah kemampuan
awal siswa rendah
k = 1,2,3,........nij ; nij = cacah pengamatan pada sel ij
= rerata dari seluruh data amatan
i = efek faktor A ke kategori i
j = efek faktor B ke kategori j
ij = kombinasi efek baris ke-i dan kolom ke-j pada variabel terkait
ijk = deviasi pengamatan terhadap rataan populasinya (ij)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
71
Prosedur penelitian:
a. Hipotesis
1) H0A : i 0 untuk semua i
H1A : paling sedikit ada satu i yang tidak nol
2) H0B : j = 0 untuk semua j
H1B : paling sedikit ada j yang tidak nol.
3) H0AB : ij = 0 untuk semua pasang (ij)
H1AB : paling sedikit ada satu ()ij yang tidak nol
b. Statistik Uji
RKA
1) Fa =
RKG
RKB
2) Fb =
RKG
RKAB
3) Fab =
RKG
dengan :
JKA JKA
RKA = =
dkA p 1
JKB JKB
RKB = =
dkB q 1
JKAB JKAB
RKAB = =
dkAB (p 1)(q 1)
JKG JKG
RKG = =
dkG pq (n 1)
c. Komputasi
b
b1 b2 b3 Total
a
a1 ab11 ab12 a 1b 3 A1
a2 a2b1 a2 a 2b 3 A2
Total B1 B22 B32 G
Keterangan :
commit to user
+sel a1b1 memuat : Xn1; Xn2; ... ; Xnn
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
72
a) . = SSij
ij
A i2
b) . =
i q
B2j
c) . =
i p
. = ABij
2
d)
ij
Dengan:
N : jumlah cacah pengamatan semua sel
G2 : kuadrat jumlah rerata pengamatan semua sel
2
A1 : jumlah kuadrat rerata pengamatan pad abaris ke-i
2
B1 : jumlah kuadrat rerata pengamatan pada kolom ke-j
ABij : jumlah kuadrat rerata pengamatan pada sel abij
2) Jumlah Kuadrat
JKA = n h {(3) (1)}
73
3) Derajat Kebebasan
dkA = p1
dkB = q1
dkAB = ( p 1 ) ( q 1 ) = pq = p - q + 1 +
dkT = N1
dengan SSij = X 2
( X )
ijk
2
ijk
k n ijk
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
74
e. Daerah Kritik ( DK )
Fa = {F F > ; p 1, n pq}
Fa = {F F > ; q 1, n pq}
Fab = {F F > ; (p 1)(q 1), n pq}
f. Keputusan Uji
Dalam uji hipotesis, yang diharapkan adalah penolakan H0. Oleh karena
itu direncanakan uji komparasi ganda menggunakan metode Scheffe. Hal ini
dilakukan karena ingin mengetahui perlakuan manakah yang secara signifikan
berbeda dengan yang lain. Metode Scheffe dipilih dengan alasan bahwa metode
ini akan menghasilkan beda rata dengan tingkat signifikansi yang kecil. Jadi uji
komparasi ganda ini digunakan terhadap pasangan baris, setiap pasangan kolom
dan setiap pasangan sel yang daerah kritiknya ditolak.
Langkah-langkah menggunakan metode Scheffe :
a. Mengidentifikasi semua pasangan komparasi rataan dan merumuskan
hipotesis yang bersesuaian dalam komparasi tersebut.
b. Menentukan tingkat signifikasi.
c. Mencari harga statistik uji F dengan rumus sebagai berikut :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
75
Fi-j =
(X X ) j
2
1 1
RKG +
ni nj
Fi-j = nilai Fobs pada pembagian baris ke-i dan baris ke-j
Xi = rataan baris ke-i ;
Xj = rataan pada baris ke-j
RKG = rataan kuadrat galat dari perhitungan anilisis variansi
nj = ukuran sampel baris ke-i ; nj = ukuran Smpel baris ke-j
3) Fi-j =
(X X )
i j
2
1 1
RKG +
n n
i j
Fij-kj =
(X ij X kj ) 2
1 1
RKG +
n
ij n kj
Keterangan:
Fij-kj = nilai Fobs pada pembandingan rataan pada sel ij dan rataan pada
sel kj
X ij
= rataan pada baris ke-i
X kj
= rataan pad abaris ke-j
RKG = rataan kuadrat galat
Nij = ukuran sampel baris ke-i
Nkj = ukuran sampel baris ke-j
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
76
Fij-jk =
(X ij Xik )
2
1 1
RKG +
n
ij n ik
d. Menentukan tingkat signifikansi ()
e. Menentukan daerah kritik (DK)
{
DKi-j = Fi j Fi j > (p 1)F ;( p i ), n pq }
DKi-k = {F ik Fi k > (q 1)F;( q i ), n pq }
{
DKij-kj = Fij kj Fij kj > (pq 1)F ;( pq i ), n pq }
DKij-ik = {F ij ik Fij ik > (pq 1)F; ( pq i ), n pq }
f. Menentukan keputusan uji (beda rerata) untuk setiap pasang komparasi rerata.
g. Menyusun rangkuman analisis (komparasi ganda).
(Budiyono, 2000: 208-210)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
77
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Ngaru - Aru 1 dan SD Negeri
Ngaru - Aru II. Tempat penelitian ini berlokasi sangat strategis karena terletak di
pinggir Jalan Raya Semarang - Boyolali. Tepatnya beralamat di Tegalsari
Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali. Sekolah berdekatan dengan
Kelurahan Ngaru - Aru.
Lingkungan fisik sekolah tempat penelitian cukup baik, hal ini terlihat
dari tata ruang dan pemeliharaan sarana dan prasarana yang ada. Diantaranya
ruang kelas, kantor guru, halaman sekolah, kamar mandi, perpustakaan dan UKS.
Halaman sekolah yang luas digunakan sebagai tempat upacara, olahraga, dan
anak anak bermain pada jam waktu istirahat.
Sekolah ini juga memiliki kantin sekolah yang cukup terawat dan terletak
di dalam sekolah yang menjual makanan dan minuman yang cukup lengkap,
sehingga siswa tidak perlu membeli makanan keluar sekolah. Untuk mengindikasi
timbulnya penyakit pada siswa sejak dini, guru juga rajin memantau jajanan yang
dijual di kantin sekolah, sehingga siswa tetap terjaga kebersihan makanannya.
Ditinjau dari segi kuantitas dan kualitas pembelajaran, SD Negeri Ngaru -
Aru 1 dan SD Negeri Ngaru Aru II sudah cukup baik. Karena ditunjang dengan
jumlah guru yang cukup, yaitu 12 orang terdiri dari : 6 guru kelas, 1 guru agama
islam, 1 guru penjaskes/olahraga, 2 guru bahasa inggris, 1 kepala sekolah, dan 1
penjaga sekolah. Para guru memiliki profesionalitas yang cukup tinggi karena
pengalaman mengajar yang sudah cukup lama. Selain itu, ada diantara guru telah
bersertifikasi, sehingga kinerjanya sudah tidak diragukan lagi. sehingga para wali
siswa tidak perlu khawatir karena anak-anaknya tidak bersekolah di tempat yang
salah.
Dilihat dari prestasi ini, sekolah ini terbilang cukup baik. Pada ujian
UASBNdi SD Negeri Ngaru Aru II masuk rangking 10 besar terus menerus.
commit
Dari hasil lomba SD Negeri Ngaru to Iuser
Aru mendapatkan juara yang cukup baik,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
78
Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas data kemampuan
awal mata pelajaran matematika siswa yang diambil dari nilai hasil tes sebelum
diberikan perlakuan pada materi perkalian bilangan yang hasilnya dua angka di
SD Negeri Ngaru Aru I dan SD Negeri Ngaru Aru II kelas II. Kelas
eksperimen adalah kelas yang digunakan sebagai objek yang diteliti dan diberi
perlakuan (menggunakan metode jarimatika) dalam penelitian. Kelas kontrol
merupakan kelas pembanding untuk kelas eksperimen dan tidak diberi perlakuan
dalam kegiatannya. Sedangkan data keterampilan berhitung diambil setelah
commit to user
dilakukan eksperimen pembelajaran. Selanjutnya data- data yang diperoleh akan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
79
digunakan untuk menguji hipotesis penelitian. Berikut ini adalah uraian mengenai
data data yang diperoleh dari penelitian.
Data tentang kemampuan awal yang digunakan adalah nilai dari tes uji
coba yang diberikan kepada murid murid di SD Negeri Bendan 1, kemudian
digunakan sebagai pre tes pengadaan penelitian.Di dalam penelitian ini sekolah
yang dijadikan dalam penelitian ini SD Negeri Ngaru Aru II dengan jumlah 39
siswa, untuk kelompok kontrol di sekolah SD Negeri Ngaru Aru I dengan
jumlah 32 siswa selanjutnya dikelompokkan dalam tiga kategori berdasarkan rata
rata gabungan.Hasil perhitungan rata rata gabungan untuk skor yang lebih dari atau
sama dengan 42,56dikategorikan tinggi dan sedang, rata rata gabungan kurang
dari42,56 dikategorikan rendah. Untuk kelompok eksperimen 4 siswa termasuk
kategori tinggi, 26 siswa kategori sedang dan 9 siswa termasuk kategori
rendah.Untuk kelompok kontrol 4 siswa termasuk kategori tinggi, 26 siswa
kategori sedang dan 2 siswa kategori rendah. ( Data selengkapnya dapat dilihat
pada lampiran 24)
Tabel 4.1 Data Keterampilan Berhitung perkalian kelompok eksperimen
No No . Induk Nama Siswa Nilai Kategori Kemampuan
Siswa Awal
1 1158 Alviando Yoga P 65 Sedang
2 1159 Auliya Nurainy P 74 Tinggi
3 1160 Amanda Sofianingtyas 50 Rendah
4 1161 Ahyi Inayan S 60 Sedang
5 1162 Anggita Nur I 69 Sedang
6 1163 Apriyan Nur Selma 46 Rendah
7 1164 Arifah Nurul H 64 Sedang
8 1165 Angit Indra W 50 Rendah
9 1166 Azriel Arsyl A 40 Rendah
10 1167 Deni Fikron M 52 Sedang
11 1168 Dea Putra R 68 Sedang
12 1169 Delia Ayu R 60 Sedang
13 1171 Fawwas Arifin 42 Rendah
14 1172 Febri Nur Ardhianto 42 Sedang
15 1173 Gracia Cita C commit to user 54 Sedang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
80
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
81
82
83
84
85
86
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
87
a. Reliabilitas
Reliabilitas soal tes kemampuan awal dinyatakan dengan
teknik alpha yaitu dengan membelah instrumen menjadi n bagian yng
berarti masing masing bagian terdiri dari satu butir saja kemudian
masing- masing bagian dicari variansi skornya serta variansi totalnya
dan diperoleh indeks reliabilitas r11 = 0,700705 dan jika r11 0,254
maka instrumen dapat dipakai untuk pengukuran. ( perhitungan
selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 14)
b. Konsistensi Internal
Konsistensi internal masinng- masing butir soal dilihat dari
korelasi antara skor butir butir tersebut dengan skor totalnya, jika
indeks konsistensi internal r XY 0, 254 maka butir soal tersebut tidak
dipakai.Dari 20 butir soal kemampuan awal yang harga r XY 0, 254
ada 20 butir yasng dipakai semuanya. ( perhitungan selengkapnya
dapat dilihat pada lampiran
2. Pengujian Persyaratan Analisis
1. Pengujian Persyaratan Eksperimen
88
Tabel 4.7 Harga Statistik Uji dan Harga Kritik Uji Normalitas
Jumlah
Sampel Lhit Ltab Keputusan Uji
Siswa
Kelompok 39 0,132 0.142 Ho tidak ditolak
Eksperimen
Kelompok 32 0,1331 0.157 Ho tidak ditolak
Kontrol
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
89
1. Persyaratan Analisis
a. Uji Normalitas
Uji normalitas menggunakan metode Lilliefors. Taraf signifikan
yang digunakan adalah 0,05. Sehingga diperoleh harga statistik uji
berikut ini :
Tabel 4.8Hasil Analisis Uji Normalitas
Keputusan
Sumber n Lmaks Ltab Kesimpulan
Uji
Eksperimen 39 0,132 0.142 Ho tidak
Normal
ditolak
Kontrol 32 0,1331 0.157 Ho tidak
Normal
ditolak
90
Dari Tabel 4.9 terlihat bahwa semua harga 2 obs bukan merupakan
anggota daerah kritik, sehingga dapat disimpulkan bahwa sampel berasal dari
populasi yang homogen. Perhitungan homogenitas model pembelajaran dapat
dilihat pada Lampiran 31, homogenitas angket pada Lampiran 35.
3. Pengujian Hipotesis
1. Analisis Variansi Dua Jalan dengan Sel Tak Sama
Berdasarkan hasil uji prasyarat analisis, menunjukkan bahwa
sampel berasal dari populasi yang berdisribusi normal dan homogen.
Pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis variansi dua jalan dengan
sel tak sama ( 2 x 3 ) untuk hasil keterampilan berhitung . Hasil perhitungan
analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama disajikan pada tabel berikut :
Tabel 4.10Rangkuman Analisis Variansi Dua Jalan dengan Sel Tak Sama
Keputusan
Sumber JK dK RK Fobs F
Uji
Metode 789,84 1 789,84 8,135 4,00 Ditolak
Pembelajaran(A)
Kemampuan 1402,53 2 701,265 7,22 3,15 Ditolak
Awal (B)
Interaksi (AB) 141,71 2 70,855 0,73 3,15 Diterima
Galat (G) 5631,6 65 97,09 8,135
Total 7965,68 70
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari Tabel 4.10 dapat diperoleh
informasi sebagai berikut :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
91
92
93
kemampuan awal belajar siswa. Oleh karena itu, uji komparasi ganda pasca
anava antar sel tidak dilakukan.
Berdasarkan uji analisis di atas maka dapat diketahui bahwa tidak
adanya interaksi antara metoe pembelajaran dengan kemampuan awal belajar
siswa mungkin dikarenakan:
a. tingkat inteligensi siswa dimungkinkan lebih menentukan kemampuan siswa
untuk memahami suatu permasalahan sehingga siswa yang mempunyai
kemampuan tinggi dan tingkat intelegensi yang relatif rendah keterampilan
berhitung juga rendah.
dimungkinkan juga faktor yang ada dalam diri siswa yaitu pada saat pengisian
angket turut mempengaruhi hasil nilai angket misalnya pengisian jawaban tidak
sesuai pada kondisi yang sebenarnya dialami oleh siswa. Hal ini akan
mempengaruhi skor angket yang diperoleh siswa.
94
2. Hipotesis Kedua
Berdasarkan hasil analisis variansi dua jalan sel tak sama untuk efek utama
faktor B ( Kemampuan Awal ) diperoleh harga statistik uji Fobs = 7,22 dan
Ftabel = 3,15 , ternyata F obs > F tbel sehingga Fobs DK dengan demikian Ho
B ditolak.Hal ini berarti pada tingkat signifikansi = 0,05 terdapat
perbedaan efek kemampuan awal yang berbeda beda terhadap
keterampilan berhitung perkalian yang hasilnya dua angka.Karena Ho B
ditolak maka perlu dilakukan uji lanjut anava yaitu komparasi ganda.
Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 20.
Hal ini sesuai dengan hipotesis kedua dalam penelitian ini mengatakan
bahwa Terdapat perbedaan keterampilan berhitung antara siswa yang
mempunyai kemampuan awal tinggi dengan siswa yang mempunyai
kemampuan awal sedang dan rendah.
Pada uji komparasi ganda antara kolom 1 dengan kolom 3 diperoleh
bahwa F1 2 = 17,13 dan F tab = 56,3 , ternyata F 1- 2 > Ftab sehingga F 1- 2
DK dengan demikian Ho ditolak. Hal ini berarti pada tingkat signifikansi
= 0,05 siswa yang mempunyai kemampuan awal tinggi secara signifikan
keterampilan berhitung berbeda dengan siswa yang mempunyai
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
95
kemampuan awal sedang dan rendah pada materi perkalian yang hasilnya
dua angka.
Berdasarkan hasil rataan marginal dapat dilihat pada tabel 4.6,diperoleh
rata-rata hasil keterampilan berhitung matematika yang mempunyai
kemampuan awal tinggi sebesar 83,9, sedang rerata hasil belajar siswa yang
mempunyai kemampuan awal sedang sebesar 69,7, dan rerta hasil belajar
siswa yang mempunyai kemampuan awal rendah sebesar 72,57. Ini
menunjukkan bahwa rerata keteampilan berhitung perkalian matematika
pada siswa yang mempunyai kemampuan awal tinggi lebih tinnggi daripada
rerata hasil keterampilan berhitung matematika yang mempunyai
kemampuan awal sedang. Hal ini dimungkinkan karena siswa yang
mempunyai kemamuan awal tinggi mempunyai bekal materi prasyarat yang
memadai, lingkungan yang mendukung dan kondisi mental anak, sehingga
siswa dapat memahami materi dengan lebih baik, baik secara komputasi
maupun secsra konsep.Sehingga dapat disimpulkan bahwa siswa dengan
kemampuan awal tinggi mempunyai hasil keterampilan berhitung
matematika yamg lebih baik daripada hasil keterampilan berhtung
matematika siswa yang mempunyai kemampuan aweal sedang pada materi
perkalian yang hasilnya dua angka.
Pada uji komparasi ganda antara kolom 1 dan kolom3 diperoleh bahwa
F1 3 = 5,44 dan F tabel = 6,3 , ternyata F 1- 3 > Ftab sehingga F 1- 3 DK
dengan demikian Ho ditolak. Hal ini berarti pada tingkat signifikansi =
0,05 siswa yang mempunyai kemampuan awal tinggi secara signifikan
keterampilan berhitung matematikanya berbeda dengan siswa yang
mempunyai kemampuan awal rendah pada materi perkalian yang hasilnya
dua angka.
Berdasarkan hasil rataan marginal dapat dilihat pada tabel40 diperoleh
rata-rata hasil keterampilan berhitung matematika yang mempunyai
kemampuan awal tinggi sebesar 168,5,sedang rerta hasil belajar siswa yang
mempunyai kemampuan awal sedang sebesar 139,25dan serta hasil belajar
commit to user
siswa yang mempunyai kemampuan awal rendah sebesar 102,5. Ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
96
97
E. Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan yang perlu penulis
kemukakan, ini dimaksudkan agar dalam penggunaan hasil penelitian taidak
terdapat persepsi yang salah. Keterbatasan-keterbatasan yang dimaksud
berkaitan dengan beberapa aspek yaitu subjek penelitaian, metode
pembelajaran, pelasanaan eksperimen dan pengambilan data hasil
keterampilan berhitung maematika.
1. Populasi dalam penelitian ini terbatas pada SD Negeri sekecamatan
Banyudono sehingga dapat menghemat waktu.
2. Metode pembeljaran dalam penelitian ini terbatas pada metode
pembelajran jarimatika dan metode pembelajaran konvensional sehingga
mengabaikan metode pembelajaran yang lain Ada kemungkinan metode
pembelajaran lain dapat lebih meningkatkan hasil keterampilan berhitung
matematika
3. Pelaksanaan eksperimen dalam penelitian ini mengalami keterbatasan
peneliti hanya dapat mengajar dua sekolah sampel. Dalam hal ini peneliti
menjelasakan dan memberikan semua perangkat pembelajaran untuk
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
98
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
1. SIMPULAN
71
C. SARAN
Berdasarkan kesimpulan dan implikasi di atas, maka penulis memberikan
beberapa saran sebagai berikut:
1. Kepada Siswa
Siswa hendaknya memperlihatkan terkait materi yang disampaikan oleh guru.
Seorang siswa diharapkan untuk beradaptasi dengan b aik berkaitan dengan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
72
commit to user