Вы находитесь на странице: 1из 3

Konsep Emergency Severity Index Triage

Triage ESI bersandar pada lima dasar (Gilboy et al, 2012)Pertama , apabila pasien memerlukan
intervensi penyelamatan jiwa maka pasien akan masuk dalam ESI 1. Apabila pasien tidak bisa
menunggu karena resiko tinggi, perubahan kesadaran akut , atau nyeri hebat makan pasien akan
masuk dalam ESI 2. Apabila pasien memerlukan lebih dari satu sumber daya maka pasien masuk
dalam ESI 3. Namun, apabila pasien memerlukan sumber daya hanya satu maka pasien masuk
dalam ESI 4. Dan apabila pasien bisa menunggu karena resiko tidak tinggi, tidak terjadi
perubahan kesadaran akut atau nyeri hebat maka pasien masuk ke dalam ESI 5.
Algoritma ini menggunakan empat poin keputusan (A, B, C, dan D) untuk menyortir pasien ke
salah satu dari lima tingkat triase. Triase dengan algoritma ESI membutuhkan perawat UGD
yang berpengalaman, yang dimulai di bagian atas algoritma. Dengan latihan, perawat triase akan
dapat dengan cepat berpindah dari satu titik keputusan ESI ke yang berikutnya.

Gambar : Algoritma Emergency Severity Index Triage


A. Pada poin keputusan A perawat triage bertanya, "Apakah pasien ini membutuhkan
pertolongan segera?" Jika jawabannya adalah "ya," proses triase selesai dan pasien secara
otomatis masuk pada kategori triage ESI level 1. Apabila jawaban "tidak" maka menuju
ke langkah berikutnya dalam algoritma yaitu poin keputusan B. (Gilboy et al, 2012)
Pertanyaan-pertanyaan berikut digunakan untuk menentukan apakah pasien memerlukan
intervensi penyelamatan nyawa segera:
Apakah jalan napas pasien paten?
Apakah nafas pasien spontan?
Apakah nadi pasien teraba?
bagaimana denyut nadi, irama dan kualitas nadi pasien?
Apakah pasien terintubasi sebelum ke rumah sakit karena kekhawatiran tentang
kemampuan pasien untuk mempertahankan kepatenan jalan napas, bernapas spontan, atau
mempertahankan saturasi oksigen?
Apakah perawat mengkhawatirkan kemampuan pasien untuk memberikan oksigen yang
cukup ke jaringan?
Apakah pasien memerlukan obat segera, atau intervensi hemodinamik lainnya seperti
cairan atau darah?
Apakah pasien memenuhi salah satu kriteria berikut: sudah diintubasi, apnea, nadi tidak
teraba, gangguan pernapasan berat, SpO2 <90%, perubahan status mental akut, atau tidak
responsif? (Gilboy et al, 2012)
B. Pada keputusan poin B, perawat perlu memutuskan apakah pasien ini adalah pasien yang
seharusnya tidak menunggu untuk dilihat. Jika pasien tidak harus menunggu, pasien
diprioritaskan sebagai ESI level 2. Jika pasien bisa menunggu, maka bergerak ke langkah
berikutnya dalam algoritma. (Gilboy et al, 2012)
Tiga pertanyaan yang digunakan untuk menentukan apakah pasien memenuhi kriteria
tingkat-2:
1. Apakah ini situasi berisiko tinggi?
2. Apakah pasien tampak bingung, lesu atau mengalami disorientasi?
3. Apakah pasien nyeri berat atau tampak kesakitan? (Gilboy et al, 2012)

C. Jika jawaban atas pertanyaan-pertanyaan pertama dan kedua poin keputusan adalah
"tidak", maka perawat triase bergerak menuju keputusan poin C. Pertanyaan yang
digunakan yaitu Berapa banyak sumber daya yang diperlukan oleh pasien?. Sumber
daya yang dimaksud adalah utilisasi yang akan direncanakan dokter IGD terhadap pasien
tersebut. Contoh sumber daya adalah pemeriksaan darah dan urine di laboratorium,
pencitraan, pemberian cairan intravena, nebulisasi, pemasangan kateter urine, dan
penjahitan luka laserasi. Pemeriksaan darah, urine, dan sputum yang dilakukan
bersamaan hanya dihitung satu sumber daya. Demikian pula bila ada CT Scan kepala,
foto polos thorax, dan foto polos ekstremitas yang dilakukan bersamaan dihitung sebagai
satu sumber daya. Perkiraan penggunaan sumber daya oleh perawat triage ini
memerlukan pemahaman perawat triage terhadap standar pelayanan dan apa yang biasa
dilakukan dokter pada IGD tersebut (Gilboy et al, 2012)
Sebelum menetapkan pasien untuk ESI tingkat 3, perawat perlu melihat tanda-tanda vital
pasien dan memutuskan apakah pasien berada pada kriteria usia yang sesuai. Jika tanda-
tanda vital berada di luar kriteria, perawat triase harus mempertimbangkan upgrade
tingkat triase untuk ESI tingkat 2.

DAPUS :
Gilboy, N., Tanabe, P., Travers, D., Rosenau, A. M. (2012). Emergency Severity Index (ESI); A
Triage Tool for Emetgency Department Care Version 4. AHRQ Publication. www.ahrq.gov

Вам также может понравиться