Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Oleh :
1610631060026
1E
2016
BAGAIMANA AGAMA MENJAMIN KEBAHAGIAAN
MANUSIA
ABSTRACT
Happiness is often associated with worldly successes. People who gain wealth,
high position, and popularity is often referred to as the happy man. It is religion
that becomes the base. Is that right? Religion is the foundation or fundamentals,
while the office or position is the guardian. In the opinion of Ibn al-Qayyim al -
Jawziyya that to reach that happiness requires a healthy heart condition (qalbun
Salim), then we need to do is find out the characteristics of a healthy heart and
how to cure a diseased liver so that the liver can come back healthy. So we can
conclude that human life goal is peace in the world and happy in the afterlife. In
other words, there can be mentioned in the world happy and happy hereafter.
Happiness envisioned is worldly happiness and hereafter. To achieve the said
happiness is impossible without religious basis. Religion is a religion taudullh.
Why happiness is impossible to grasp without taudullh? For the ultimate
happiness of God, we can not achieve it if not given by God. To achieve
happiness, then follow the ways that God has built into his religion. Way of
achieving happiness than those already outlined Allah is misguidance and
deviation. The crooked path that can not lead you to the ultimate goal of
happiness. Why is the way in addition to the established God as the crooked path?
Because in it there is an element of shirk and polytheism is the theological
foundation that is very wrong and not forgiven. If the foundation is wrong, then
the existing buildings on it are also wrong and does not have the power alias
fragile. Therefore, avoid idolatry so that the foundation of our lives and strong!
That runway will be sturdy and strong if it stands on taudullh.
A. Latar Belakang
Salah satu pertanyaan mendasar manusia adalah apa manfaat agama bagi
dirinya? Mengapa manusia harus beragama dan apakah mungkin manusia hidup
tanpa agama? Sejak penciptaan manusia, telah ada kecenderungan mendalam
dalam diri setiap manusia untuk menyembah. Agama adalah anugerah besar
Tuhan bagi manusia dan agama selalu ada bersama manusia. Berdasarkan bukti-
bukti dan dokumen sejarah, semua masyarakat memiliki kecenderungan terhadap
agama. Hal ini membuktikan bahwa agama adalah kebutuhan mendasar bagi
manusia.
Manusia adalah makhluk yang kompleks dan penuh rahasia, dan dianggap
sebagai dunia yang lebih besar dari pada alam semesta. Sejak awal penciptaan,
manusia telah berusaha untuk mengenal dirinya, kebutuhannya dan cara untuk
memenuhi semua tuntutan tersebut. Upaya manusia untuk memahami hakikat dan
mengenal dirinya dengan benar serta memahami alam semesta, telah
menyebabkan munculnya berbagai aliran. Amat jelas bahwa jika satu aliran
keyakinan tidak dapat menjawab tuntutan mendasar manusia, maka aliran tersebut
tidak akan mampu bertahan lama dan dengan sendirinya akan hilang.
Manusia adalah wujud yang terdiri dari jiwa dan raga. Ia selalu berusaha
memenuhi kebutuhan material dan spiritualnya untuk meraih kebahagiaan dan
kesempurnaan. Untuk itu, manusia memerlukan agenda yang benar yang dapat
menjamin kebahagiaan material dan spiritualnya itu. Dengan demikian, manusia
harus memperhatikan semua aspek keberadaannyadan mengenal baik jalan yang
mengantarkannya kepada kesempurnaan. Jika hal tersebut terpenuhi, maka
kebahagiaan yang diinginkan manusia akan terwujud.
5. Jika sesaat saja lupa kepada allah,segera ia sadar dan kembali mendekat
dan berzikir kepadanya.
Faktor yang menyebabkan hati manusia menjadi sakit sehingga fungsi hati
terganggu dan menjadi tidak normal alias sakit.Seperti dalam kitab Thibb al
Qulub sebagai berikut :
Hal yang dapat menjadi faktor penyebab manusia hidup dalam bermasyarakat:
Kunci beragama berada pada fitrah manusia. Fitrah itu sesuatu yang
melekat dalam diri manusia dan telah menjadi karakter (tabiat) manusia. Kata
fitrah secara kebahasaan memang asal maknanya adalah suci'. Yang dimaksud
suci adalah suci dari dosa dan suci secara genetis. Meminjam term Prof. Udin
Winataputra, fitrah adalah lahir dengan membawa iman.
Berbeda dengan konsep teologi Islam, teologi tertentu berpendapat
sebaliknya yaitu bahwa setiap manusia lahir telah membawa dosa yakni dosa
warisan. Di dunia, menurut teologi ini, manusia dibebani tugas yaitu harus
membebaskan diri dari dosa itu. Adapun dalam teologi Islam, seperti telah
dijelaskan, bahwa setiap manusia lahir dalam kesucian yakni suci dari dosa dan
telah beragama yakni agama Islam. Tugas manusia adalah berupaya agar
kesucian dan keimanan terus terjaga dalam hatinya hingga kembali kepada Allah.
Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplahatas)
fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada
perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan
manusia tidak mengetahui.(QS Ar-Rum/30:30)
Yang dimaksud fitrah Allah pada ayat di atas adalah bahwa manusia
diciptakan Allah mempunyai naluri beragama yaitu agama tauhid. Kalau ada
manusia tidak beragama tauhid, maka hal itu tidaklah wajar. Mereka tidak
beragama tauhid itu karena disebabkan banyak factor antara lain pengaruh
lingkungan.
Sebagaimana telah dijelaskan dalam Uraian sebelum ini, bahwa manusia menurut
Al-Quran adalah makhluk rohani, makhluk jasmani, dan makhluk sosial. Sebagai
makhluk rohani, manusia membutuhkan ketenangan jiwa, ketenteraman hati dan
kebahagiaan rohani. Kebahagiaan rohani hanya akan didapat jika manusia dekat
dengan pemilik kebahagiaan yang hakiki. Menurut teori mistisime Islam, bahwa
Tuhan Mahasuci, Mahaindah, Dan mahasegalanya.Tuhan yang Mahasuci itu tidak
dapat didekati kecuali oleh jiwa yang suci. Oleh karena itu, Agar jiwa bisa dekat
dengan Tuhan, maka sucikanlah hati dari segala kotoran dan sifat-sifat yang jelek.
Bagaimana cara mensucikan jiwa agar bisa dekat dengan Tuhan? Untuk
menjawab hal ini, agamalah yang mampu member penjelasan. Atau dapat
dikatakan hanya agama yang mempunyai otoritas untuk menjelaskan hal ini.
Tanpa agama, manusia akan salah jalan dalam menempuh cara untuk bisa
dekat dengan Tuhan. Hadis Qudsi meriwayatkan bahwa nabi menjelaskan bahwa
Allah berfirman, Hambaku senantiasa mendekatkan diri kepada-Ku dengan an-
nawfil (melaksanakan ibadah-Ibadah sunat) sehingga Aku mencintainya. Barang
siapa yang telah Aku cintai, maka pendengarannya adalah pendengaran-Ku,
penglihatannya adalah penglihatan-Ku, dan tangannya adalah tangan-Ku. (HR
Muslim). Maksud hadis itu tentu saja bahwa orang tersebut dilindungi Allah dan
segala permohonan dan doanya akan dikabulkan Allah.
KESIMPULAN
Hati yang sakit adalah hati tidak memiliki kriteria sebagaimana diuraikan
di atas. Jadi, kalau hati enggan atau menghindar dari makanan yang sehat
malah sebaliknya, hati beralih ke makanan yang tidak sehat berarti hati itu
sakit. Demikian pula, jika ia tidak mau makan obat, menghindar dari obat yang
bisa menyembuhkan yakni Al-Quran, berarti hati itu pun sakit. Hati yang sakit
adalah hati yang tidak berfungsi dengan semestinya.