Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
HASIL SURVEI
6. Alat yang digunakan : tidak ada alat khusus yang digunakan dan hanya
menggunakan tangan.
7. Alat pelindung diri : Tidak ada APD yang digunakan oleh karyawan
10. Keluhan kesehatan atau sakit : Keluhan atau penyakit yang sering terjadi
pada pegawai yaitu keluhan sakit punggung, tidak ditemukan surat izin/
cuti sakit.
11. Upaya K3 lainnya : Belum ada komitmen dan kebijakan pimpinan upaya
kesehatan keelamatan kerja bagi para pekerja mebel.
13. Konstruksi bangunan : lantai yang digunakan hanya berupa tanah dan
tidak terdapat plafon. Sementara konstruksi lainnya seperti
dinding,pintu,ventilasi,kamar mandi dalam kondisi baik.
14. Hygenitas : terdapat tempat sampah pada setiap proses pengerjaan, tempat
cuci tangan tidak tersedia dan hal ini akan berpengaruh pada hygenitas
perorang pekerja.
7. Alat pelindung diri : Tidak ada APD yang digunakan oleh karyawan
10. Keluhan kesehatan atau sakit : Keluhan atau penyakit yang sering terjadi
pada pegawai yaitu keluhan sakit punggung, tidak ditemukan surat izin/
cuti sakit.
11. Upaya K3 lainnya : Belum ada komitmen dan kebijakan pimpinan upaya
kesehatan keelamatan kerja bagi para pekerja mebel.
13. Konstruksi bangunan : lantai yang digunakan hanya berupa tanah dan
tidak terdapat plafon. Sementara konstruksi lainnya seperti
dinding,pintu,ventilasi,kamar mandi dalam kondisi baik.
14. Hygenitas : terdapat tempat sampah pada setiap proses pengerjaan, tempat
cuci tangan tidak tersedia dan hal ini akan berpengaruh pada hygenitas
perorang pekerja.
c. Bagian Pengamplasan
1. Fisik :pencahayaan yang kurang dari lampu serta hanya mengandalkan cahaya
matahari dapat mengganggu visualiasi dari pekerja dan dapat menimbulkan
kecelakaan kerja. Pengaturan temperature yang hanya menggunakan kipas angin
berukuran kecil dapat mengganggu kenyamanan pekerja. Factor bising dari suara
amplas dapat menimbulkan gangguan pada pendengaran pekerja.
7. Alat pelindung diri : Tidak ada APD yang digunakan oleh karyawan
10. Keluhan kesehatan atau sakit : Keluhan atau penyakit yang sering terjadi
pada pegawai yaitu keluhan sakit punggung, tidak ditemukan surat izin/
cuti sakit.
11. Upaya K3 lainnya : Belum ada komitmen dan kebijakan pimpinan upaya
kesehatan keelamatan kerja bagi para pekerja mebel.
13. Konstruksi bangunan : lantai yang digunakan hanya berupa tanah dan
tidak terdapat plafon. Sementara konstruksi lainnya seperti
dinding,pintu,ventilasi,kamar mandi dalam kondisi baik.
14. Hygenitas : terdapat tempat sampah pada setiap proses pengerjaan, tempat
cuci tangan tidak tersedia dan hal ini akan berpengaruh pada hygenitas
perorang pekerja.
2. Kimia : bahan iritan yang terkandung dalam cat (Titanium dioksida, Poly
Vinly Acrylic) dan dempul.
7. Alat pelindung diri : Tidak ada APD yang digunakan oleh karyawan
10. Keluhan kesehatan atau sakit : Keluhan atau penyakit yang sering terjadi
pada pegawai yaitu keluhan sakit punggung, tidak ditemukan surat izin/
cuti sakit.
11. Upaya K3 lainnya : Belum ada komitmen dan kebijakan pimpinan upaya
kesehatan keelamatan kerja bagi para pekerja mebel.
13. Konstruksi bangunan : lantai yang digunakan hanya berupa tanah dan
tidak terdapat plafon. Sementara konstruksi lainnya seperti
dinding,pintu,ventilasi,kamar mandi dalam kondisi baik.
14. Hygenitas : terdapat tempat sampah pada setiap proses pengerjaan, tempat
cuci tangan tidak tersedia dan hal ini akan berpengaruh pada hygenitas
perorang pekerja.
e. Bagian finishing
1. Fisik : pencahayaan yang kurang dapat menimbulkan kecelakaan kerja
karena terjatuh akibat barang yang berserakan, cedera akibat pecahan kaca
dan alat yang tajam, pngaturan temperature yang kurang maksimal dari
kipas angin.
7. Alat pelindung diri : Tidak ada APD yang digunakan oleh karyawan
10. Keluhan kesehatan atau sakit : Keluhan atau penyakit yang sering terjadi
pada pegawai yaitu keluhan sakit punggung, tidak ditemukan surat izin/
cuti sakit.
11. Upaya K3 lainnya : Belum ada komitmen dan kebijakan pimpinan upaya
kesehatan keelamatan kerja bagi para pekerja mebel.
13. Konstruksi bangunan : lantai yang digunakan hanya berupa tanah dan
tidak terdapat plafon. Sementara konstruksi lainnya seperti
dinding,pintu,ventilasi,kamar mandi dalam kondisi baik.
14. Hygenitas : terdapat tempat sampah pada setiap proses pengerjaan, tempat
cuci tangan tidak tersedia dan hal ini akan berpengaruh pada hygenitas
perorang pekerja.
f. Bagian Distributor barang
1. Fisik: kebisingan berasal dari kendaraan lalu-lintas.
2. Ergonomik : posisi menyetir yang terus menerus
3. Kimia : debu di jalan
4. Biologi : tidak terdapat faktor biologi pada tahap distribusi barang
5. Psikososial : kerja berlebih, shift malam, hubungan interpersonal dengan
karyawan lain baik
6. Alat yang digunakan :tangan untuk menyetir kendaraan.
7. Alat pelindung diri : Tidak ada APD yang digunakan oleh karyawan
8. Pemeriksaan kesehatan : belum tersedia pemeriksaan kesehatan dalam
perusahaan. Tidak ada pemeriksaan kesehatan yang pernah dilakukan
sesuai peraturan (sebelum bekerja, berkala, dan berkala khusus).
9. Rambu K3 ditempat kerja : Belum ada tentang peraturan K3 di tempat
kerja, tidak terdapat petugas K3 dan rambu-rambu penggunaan APD.
10. Keluhan kesehatan atau sakit : Keluhan atau penyakit yang sering terjadi
pada pegawai yaitu keluhan sakit punggung, tidak ditemukan surat izin/
cuti sakit.
11. Upaya K3 lainnya : Belum ada komitmen dan kebijakan pimpinan upaya
kesehatan keelamatan kerja bagi para pekerja mebel.
12. Pencegahan penganggulanagan kebakaran : Belum ada komitmen dan
kebijakan pimpinan mengenai pelatihan kebakaran dan tidak ditemukan
alat pemadaman kebakaran.
13. Konstruksi bangunan : lantai yang digunakan hanya berupa tanah dan
tidak terdapat plafon. Sementara konstruksi lainnya seperti
dinding,pintu,ventilasi,kamar mandi dalam kondisi baik.
14. Hygenitas : terdapat tempat sampah pada setiap proses pengerjaan, tempat
cuci tangan tidak tersedia dan hal ini akan berpengaruh pada hygenitas
perorang pekerja.
PEMBAHASAN
Mebel CV. Asriani Indah adalah sebuah tempat usaha pembuatan furnitur
bangunan yang terletak di Jl. AP. Pettarani II-H Lr VII 6. Panakkukang, Kota
Makassar. Pemiliknya, bernama Bapak Hj. Nur Asriani, adalah seorang wiraswasta.
Mulanya, usaha pembuatan furnitur ini hanya usaha kecil-kecilan, semakin lama
berkembang dan menjadi makin besar seperti sekarang.
Usaha pembuatan furnitur ini melayani permintaan pembuatan kursi, rangka
meja, rangka pintu, rangka kusen dan sebagainya. Yang perlu diperhatikan disini
adalah, usaha meubel yang dirintis ini menatangkan bahan dasar yang berasal dari
papua untuk selanjutnya pekerjaan lainnya sampai ke usaha finishing dikerjakan di
tempat usaha.
Pada saat ini jumlah pekerja sebanyak 10 orang. Pekerjaan membuat furnitur
dilakukan di halaman depan tempat usaha yang sekaligus digunakan menjadi tempat
menjual barang jadi hasil produksi usaha mebel.
Peralatan yang digunakan dalam pembuatan furnitur di meubel CV. Asriani
Indah adalah sebagai berikut :
1. Alat penghalus / gurinda
2. amplas
3. Alat bor
6. pernis
7. Gergaji
8. Compressor
9. Kabel listrik
10. Gunting
11. Tang
12. Obeng
b. Pengelolaan Limbah
Dari hasil survey ada beberapa limbah yang dihasilkan dari proses
pembuatan meubel berupa limbah padat antara lain :
a. Sisa amplas
b. Serbuk kayu
b. Proses pemotong
c. Proses menghaluskan
d. Penyemprotan
e. Finishing Proses
F. Proses distribusi
Pada tahapan ini bahan baku yang telah diproses menjadi meja, kursi,
lemari dll. Di distribusikan kepada konsumen yang telah memesan
atau distributor furniture dengan menggunakan mobil bak terbuka.
c. Alat Pelindung Diri (APD) yang digunakan pekerja Mebel CV. Asriani
Indah
Pada saat survey tidak ada APD yang digunakan karyawan pada segala
proses pengerjaan meubel. Hal ini tentunya akan mengakibatkan risiko kerja
yang meningkat dinilai dari segi bahaya pada setiap proses pengerjaan meubel.
d. Ketersediaan obat P3K di tempat kerja pekerja Mebel CV. Asriani Indah
Pada saat survei tidak tampak ketersediaannya obat P3K (Pertolongan
Pertama Pada Kecelakaan). Hal ini tentu saja perlu diperhatikan mengingat ada
bahaya kerja yang dapat dialami oleh para karyawan di tempat kerja.Alangkah
lebih baik jika ada obat P3K karena apabila sewaktu-waktu ada pekerja yang
terluka, misalnya luka akibat benda tajam, bisa ditangani segera.
e. Pemeriksaan kesehatan yang pernah dilakukan sesuai peraturan
(sebelum kerja, berkala, dan khusus) di Mebel CV. Asriani Indah
Pemeriksaan kesehatan bagi para karyawan di CV. Asriani Indah
Mebel masih sangat kurang dan cenderung dilakukan pada saat sakit saja,
dan pemeriksaan kesehatan sebelum kerja dan secara berkala belum
dilakukan.
f. Peraturan pimpinan tentang K3 di tempat kerja
Peraturan pimpinan tentang K3 di tempat kerja belum ada
g. Penyakit yang dialami berhubungan dengan pekerjaan pada pekerja
Mebel CV. Asriani Indah
Keluhan kesehatan atau penyakit yang sering dialami oleh pekerja CV.
Asriani Indah Mebel adalah keluhan musculoskeletal berupa nyeri punggung
terutama pada yang seing mengangkat beban berat. Selain itu, mereka juga
sering mengalami luka akibat benda tajam yang disebabkan seringnya mereka
kontak dengan barang berat yang menyebabkan mereka cedera dan terjatuh
akibat pengangkatan barang.
h. Upaya K3 lainnya di Mebel CV. Asriani Indah
Upaya K3 lainnya yang di jalankan seperti penyuluhan/pelatihan,
pengukuran/pemantauan lingkungan tentang hazard yang pernah dilakukan
yaitu penyuluhan dan pelatihan mengenai kesehatan dan keselamatan kerja.
Belum ada komitmen dan kebijakan pimpinan mengenai pelatihan kebakaran,
namun alat pemadam api ringan sudah tersedia di dekat pintu masuk.
i. Untuk mengetahui upaya-upaya pencegahan bencana (terutama
kebakaran)
Belum ada komitmen dan kebijakan pimpinan mengenai pelatihan
kebakaran, serta tidak tersedianya alat-alat untuk memadamkan api.
Narasi
Survey kami dilakukan pada hari selasa, tanggal 26 juli 2016. Kami
melakukan survey pada pukul 11.00 hingga pukul 01.00 WITA. Survey yang kami
lakukan bertempat di CV. Asriani Indah, Jl. AP. Pettarani II-H Lr VII 6. Panakkukang,
Kota Makassar. Selama melakukan survey di Mebel CV. Asriani Indah kami disambut
dengan hangat oleh Pekerja Mebel. CV. Asriani Indah merupakan sebuah rumah
yang berlantai 2, dimana lantai 1 digunakan untuk menjual barang dan pembuatan
mebel dan lantai 2 digunakan untuk ruang manajer, sekaligus menjadi rumah tinggal
pemilik usaha.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan walk through survey, maka didapatkan beberapa
kesimpulan, yaitu:
1. Terdapatnya beberapa faktor hazard di Tempat Kerja Mebel yaitu:
Faktor fisik : bising dari mesin pemotong kayu, bahaya tertimpa kayu,
penerangan yang kurang, bahaya tertusuk, tergores, dan tangan
terpotong. Pengaturan temperature yang kurang maksimal.
Faktor kimia: debu dari kayu, dan cat serta dempul yang dapat
mengiritasi pekerja.
Faktor ergonomi yang berasal dari cara kerja pekerja dalam posisi
membungkuk
B. Saran
1. Memberikan safety talk kepada para pekerja sebelum memulai pekerjaan
mengenai kesehatan dan keselamatan kerja sehingga pekerja mengetahui
potensi hazard yang ada di lingkungan kerjanya.
2. Penguanan masker yang sesuai, agar serbuk kayu tidak masuk ke
pernafasan. Selain itu juga pengguaan APD lain seperti sarung tangan.
3. Pemilik memberlakukan peraturan yang tegas mengenai penggunaan APD
pada pekerja.
4. Pemilik memperhatikan kondisi fisik bangunan pada lingkungan kerjanya
seperti pengaturan pencahayaan sehingga dapat meminimalkan kelelahan
mata pada pekerja dan mengurangi resiko kecelakaan kerja.
5. Pemilik memperhatikan ketersidiaan P3K sehingga dapat melakukan
pertolongan pertama yang timbul dari kecelakaan kerja.
6. Pemilik memperhatikan ketersidiaan alat pemadam kebakaran sehingga
dapat meminimalisasi akibat yang timbul dari kecelakaan kerja.