Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Latar Belakang
Pada dasarnya manusia tidak bisa hidup sendirian. Mereka saling membutuhkan
satu sama lain. Hingga terciptalah satu kerja sama diantara mereka. Baik dalam
melestarikan umat manusia ataupun kerja sama dalam bisnis dan lain sebagainya.
Akan tetapi, karena manusia itu pada dasarnya tidak semua manusia itu memiliki
sifat baik. Maka tidak menutup kemungkinan akan terjadi beberapa ketidakcocokan
dalam proses kerjasama tersebut. Hingga akhirnya, ia melakukan satu hal yang bisa
dianggap pidana atau pun perdata. Dengan demikian, maka lahirlah sebuah rule
yang mengatur tentang perbuatan mereka. Yaitu hukum pidana dan perdata.
Hukum perdata adalah hukum yang mengatur hubungan antara orang perorangan
didalam masyarakat (Status Hukum:Art in the science of law : 2013). Hukum
perdata ini merupakan satu induk hukum dari hukum dagang, waris, pernikahan,
perceraian, dan lain sebagainya. Sedangkan hukum pidana adalah suatu
keseluruhan dari asas-asas dan peraturan-peraturan yang diikuti oleh negara atau
suatu masyarakat hukum umum lainnya, dimana mereka itu sebagai pemelihara
dari ketertiban hukum umum telah melarang dilakukannya tindakan-tindakan yang
bersifat melanggar hukum dan telah mengaitkan pelanggaran terhadap peraturan
dengan suatu penderitaan yang bersifat khusus berupa hukuman .
Akan tetapi, disini penulis tertarik untuk menganalisis kasus Perdata Internasional.
Karena selain sesuai dengan mata kuliah yang diambil sekarang, yaitu Hukum
Perdata Internasional juga karena manusia itu tidak luput dari pergaulan
internasional. Sehingga tidak menutup kemungkinan mereka melakukan tindakan
perdata di luar negeri dan akhirnya menimbulkan satu kebingungan untuk memilih
hukum mana yang akan diambil untuk memutuskan perkara tersebut. Maka dari itu,
timbullah hukum perdata internasional yang mengatur mereka. Dimana hukum
perdata internasional menurut Prof.J.G. Sauveplanne adalah :
keseluruhan aturan-aturan yang mengatur hubungan-hubungan hukum perdata
yang mengandung eemen-elemen internasional dan hubungan-hubungan hukum
yang memiliki kaitan dengan negara-negara asing sehingga dapat menimbulkan
pertanyaan apakah penundukan langsung kearah hukum asing itu tanpa harus
menundukkan diri pada hukum intern .
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk menerapkan pemahaman tentang
hukum perdata internasional.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Merek
Seiring berkembangnya jaman, UU tentang Merek selalu berubah, hingga akhirnya
pada tahun 2001 undang-undang merek terbaru berhasil dibuat. Isi dari UU tersebut
hampir sama, akan tetapi ada beberapa hal yang berbeda. Hal itu disebabkan
karena penyesuaian dari zaman ke zaman (mengikuti arah lajunya peraturan merek
internasional). Perubahan penting yang tercantum dalam UU no 15 Tahun 2001
adalah penetapan sementara pengadilan, perubahan delik biasa menjadi delik
aduan, perang Pengadilan Niaga dalam memutuskan sengketa merek kemungkinan
menggunakan alternatif penyelesaian sengketa dan ketentuan pidana yang
diperbuat (HAKI, 2008:184).
Menurut UU Merek Indonesia (Pasal 1 ayat 1), merek adalah : gambar, nama, kata,
huruf, angka, susunan warna, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang
memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau
jasa.
Prosedur Permohonannya adalah :
a. Permohonan (30 Hari)
b. Pemeriksaan Kelengkapan administrasi => Kekurangan Persyaratan (2 bulan)
=> kalau terpenuhi, lanjut ke pemeriksaan substantif (9 bulan). Kalau tidak
terpenuhi berarti merek dianggap ditarik kembali.
c. Setelah melalui prosedur pemeriksaan substansif=> kalau disetujui (10 hari),
maka lanjut ke keputusan diterima atau tidaknya. Akan tetapi kalau tidak disetujui
(penolakan) => ada tanggapan => pemeriksaan kembali kemudian menunggu
keputusan diterima atau tidak. Apabila tidak ada tanggapan, maka itu berarti
penolakan tetap.
d. Pengajuan merek diterima => pengumuman (2 bulan)
e. Ada oposisi (3 bulan) => kalau ya, maka masuk ke sanggahan, kemudian
oposisi diterima atau tidak? Kemudian apabila oposisi itu diterima maka langsung
mengajukan banding (3 bulan) => komisi banding=> pengadilan niaga => putusan
pengadilan =>Kalau putusan pengadilan ya berarti langsung dikabulkan. Kalau
menolak, kasasi ke mahkamah agung => putusan mahkamah agung => kalau ya,
berarti dikabulkan akan tetapi kalau tidak berarti tetap ditolak.
f. Kalau tidak ada oposisi berarti langsung ke pembuatan sertifikat merek-daftar
umum merek (30 hari).
B. Analisis Kasus
Seperti yang kita ketahui bahwa Merek merupakan salah satu tanda yang berupa
gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna atau kombinasi dari
unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan
perdagangan . Dari kata memiliki daya pembeda dalam kalimat diatas berarti
merek tersebut digunakan sebagai daya pembeda antar produk milik seseorang.
Sehingga tidak mungkin ada satu unsur kesamaan dalam beberapa produk. Kecuali
pemilik produk tersebut bermaksud untuk mengambil keuntungan dari produk yang
sudah ada sebelumnya tersebut. Begitupun dalam kasus ini, Jono berusaha untuk
menyatukan beberapa unsur yang sama dengan merek milik Gianni Versace
seorang warga negara Italia yang berwirausaha dalam bidang fashion, parfum, dan
lain sebagainya. Merek milik Gianni tersebut sudah terdaftar di hampir 30 negara
dan sudah terkenal. Maka dari itu, pengadilan memutuskan bahwa memang benar,
Jono tersebut ingin numpang terkenal dari merek-merek Gianni. Karena tidak ada
pembelaan dari Jono. Bahkan Jono pun tidak hadir dalam acara persidangan dan
hanya diwakilkan oleh kuasa hukumnya.
Untuk memutuskan bahwa suatu perkara tersebut merupakan Hukum Perdata
Internasional atau bukan, maka terlebih kita harus mengetahui titik-titik taut yang
ada dalam permasalahan tersebut.
Titik taut itu dibagi menjadi dua. Yaitu titik taut primer dan titik taut sekunder. Yang
menjadi titik taut primer dalam kasus ini adalah kewarganegaraan. Karena Gianni
Versace SpA merupakan salah seorang warga negara Italia yang berkedudukan di
Italia. Sedangkan Jono merupakan salah seorang warga negara Indonesia yang
berkedudukan di Medan. Kemudian titik taut sekundernya adalah lex loci. Yaitu
hukum yang berlaku adalah hukum Indonesia, sesuai dengan tempat dimana
kegiatan dagang atau industri tersebut berjalan.
BAB IV
SIMPULAN
A. Simpulan
Dari analisis tersebut dapat dikatakan bahwa kasus Gianni Versace SpA merupakan
salah satu kasus Hukum Perdata Internasional. Karena mengandung unsur asing.
Dengan titik taut primernya kewarganegaraan dan titik taut sekundernya lex loci.
Sehingga dalam putusan tersebut, Majelis Hakim Pengadilan Niaga mengambil
keputusan sesuai dengan hukum Indonesia yaitu pasal 4 UU No. 15 Tahun 2001
tentang merek mengatakan bahwa pendaftaran merek yang beritikad baik adalah
pemohon mendaftarkan mereknya secara layak dan jujur tanpa ada niat apapun
untuk membonceng, meniru, atau menjiplak ketenaran merek pihak lain. Setelah
melakukan beberapa pertimbangan, akhirnya pengadilan mengabulkan seluruh
tuntutan Gianni dan membatalkan merek milik Jono.
B. Saran
Dari beberapa penjelasan analisis tersebut maka dapat disarankah bahwa kita
harus lebih kreatif dalam menciptakan satu nama untuk merek. Tidak membonceng
merek milik orang lain, karena hal tersebut dapat merugikan diri kita sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
PUTUSAN
NOMOR 77/MEREK/2003/PN.NIAGA.JKT.PST.
MELAWAN:
8. BAHWA ADA SERIBU SATU KATA ATAU KOMBINASI KATA LAIN YANG DAPAT
DIGUNAKAN OLEH TERGUGAT UNTUK MEREK DARI PRODUKNYA TANPA HARUS
MENJIPLAK MEREK-MEREK PENGGUGAT. PERBUATAN INI BERTENTANGAN DENGAN
RASA KEPATUTAN DAN KEADILAN SERTA MAKSUD DAN TUJUAN DARI UNDANG-
UNDANG NO. 15 TAHUN 2001 UNTUK MEMBERIKAN PERLIUNDUNGAN TERHADAP
MEREK TERKENAL (BANDINGKAN DENGAN PASAL 6 BIS KONVENSI PARIS);
TENTANG HUKUMNYA:
BAHWA REPUTASI ATAU ITIKAD BAIK DALAM DUNIA BISNIS DIPANDANG SEBAGAI
KUNCI SUKSES ATAU KEGAGALAN DARI SEBUAH PERUSAHAAN. PARA PELAKU USAHA
BERJUANG UNTUK MENDAPATKAN DAN MENJAGA REPUTASI MEREKA DENGAN
MEMPERTAHANKAN KUALITAS PRODUK KEPADA PARA KONSUMEN. KALANGAN
PELAKU USAHA MENGELUARKAN UANG DALAM JUMLAH YANG BESAR UNTUK
KEPERLUAN PERIKLANAN DAN MEMBANGUN REPUTASI PRODUK BARU ATAU
MEMPERTAHANKAN REPUTASI DARI PRODUK YANG TELAH ADA;
MENIMBANG, BAHWA BERDASARKAN SURAT BUKTI P-19, SEBAGAIMANA TELAH
DIPERTIMBANGKAN PADA AD.2. A TERSEBUT DI ATAS DIPEROLEH FAKTA BAHWA
PENGGUGAT TELAH MELAKUKAN KEGIATAN PROMOSI DAN PUBLIKASI YANG MELUAS,
GENCAR DAN BESAR-BESARAN, SERTA TERUS-MENERUS DI SELURUH DUNIA;
MENIMBANG, BAHWA BERDASARKAN SURAT BUKTI P-1 S/D P-1, DIPEROLEH FAKTA
BAHWA MEREK VERSUS, VERSUS GIANNI VERSACE, VERSACE CLASSIC V2 DAN
VERSUS VERSACE MILIK PENGGUGAT TELAH DIDAFTARKAN DIBEBERAPA NEGARA DI
DUNIA, SEHINGGA DENGAN DIDAFTARKANNYA MEREK MILIK PENGGUGAT TERSEBUT
DIBEBERAPA NEGARA DI DUNIA DAPATLAH DIPANDANG BAHWA PENGGUGAT TELAH
MELAKUKAN INVESTASI NEGARA-NEGARA TERSEBUT;
MENGADILI:
TTD. TTD.
TTD.
BINSAR SIREGAR, SH.
PANITERA PENGGANTI,
TTD.