Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa , karena atas
yang membahas tentang Magmatisme dan Sistem Geotermal dalam bidang studi
Geotermal.
penyusunan makalah ini kami dibantu dan dibimbing oleh berbagai pihak. Oleh
karena itu kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang sudah
mungkin , namun makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran yang bersifat membangun dari
pembaca.
Penulis
1
DAFTAR ISI
BAB I Pendahuluan
1.3 Tujuan.........5
BAB II ISI
2
BAB III Penutup
DAFTAR PUSTAKA...43
LAMPIRAN.44
3
BAB I
PENDAHULUAN
bergoyang.
Panas bumi yaitu panas didalam bumi yang diakomodasi oleh adanya
permukaan.
Sumber energi panas bumi merupakan sebuah sumber energi panas yang
terdapat dan terbentuk di dalam kerak Bumi. Menurut Pasal 1 UU No.27 tahun
2003 tentang Panas Bumi, Panas Bumi adalah sumber energi panas yang
terkandung di dalam air panas, uap air, dan batuan bersama mineral ikutan dan gas
lainnya yang secara genetik semuanya tidak dapat dipisahkan dalam suatu sistem
4
Sistem panas bumi ialah terminologi yang digunakan untuk berbagai hal
(Santoso, 2004).
Daerah panas bumi (geothermal area) atau medan panas bumi (geothermal
field) ialah daerah dipermukaan bumi dalam batas tertentu dimana terdapat energi
adalah: Sumber panas (heat source), Batuan reservoir (permeable rock), Batuan
1.3 TUJUAN
5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. MAGMATISME
batuan. Magmatisme berada di zona penujaman atau dengan istilah zona subduksi.
panasbumi dengan suhu yang tinggi terletak pada tempat-tempat tertentu, yaitu di
diperbesar oleh gerakan magma dan sirkulasi hidrotermal. Energi panas bumi 50%
ada di dalam magma, 43% di dalam batu kering panas (hot dry rock), dan 7% di
6
Pada Gambar 1.1. diperlihatkan sistem magmatisme berkomposisi asam sampai
dengan basa. Sumber panas yang menggerakkan konveksi hidrotermal terdiri dari
1. Sistem magma asam yang besar, membentuk kaldera utama dan kaldera yang
7
Gambar 1.1. Evolusi dapur magma asam sebagai fungsi kedudukan tektonik
(Hidreth, 1981).
Menurut Hochstein dan Muffler (1995), transfer panas dari kerak terdiri dari:
- Pelepasan panas secara hampir terus menerus dalam jangka tertentu dari
2. Transfer panas oleh plume, letaknya tidak berkaitan dengan tektonik lempeng,
tetapi selalu berasosiasi dengan pengangkatan dan banjir basalt 58 yang banyak.
Plume mantel mempunyai jari-jari sekitar 500-1000 km, sedangkan pada plume
secara konduksi adalah perpindahan panas melalui bahan akibat adanya interaksi
8
atomik/molekul penyusun batuan tersebut dalam mantel. Proses konveksi
perpindahan panas terjadi karena molekul penyusun batuan dapat berpindah atau
dengan kata lain perpindahan panas diikuti oleh perpindahan massa. Kedua proses
Sumber panas di dalam kerak akibat magma felsik (asam) yang dihasilkan oleh
1. Panas akibat konduksi lokal dari mantel bersuhu tinggi. Konduksi sangat sulit
untuk memanaskan kerak di atas suhu leleh pada jarak antara mantel bersuhu
mengurangi jarak antara mantel bersuhu tinggi dan Moho sehingga secara mekanik
1. Sumberdaya batu panas (lebur sebagian >6000 C , padat/hot dry rock 900 C
-6500 C).
30-3500 C).
9
- Cekungan pengendapan/fluida panas pada akifer regional 300 C - 1500 C.
900 C -2000 C
interaksi yang kompleks dari proses vulkano-tektonik aktif antara lain stratigrafi
yang lebih tua dan struktur geologi. Reservoar panasbumi yang produktif harus
memiliki porositas dan permeabilitas yang tinggi, ukuran cukup besar, suhu tinggi,
bongkah lava) dan unsur struktur (misalnya sesar, kekar, dan rekahan). Sistem
oleh tekanan larutan atau pengendapan mineral-mineral dari air saat mendingin
10
Gambar 1.2. Kompleks lava dome, dimana tefra/piroklastik berperan sebagai
reservoar, intrusi lava yang baru sekaligus menjadi sumber baru yang memanaskan
dikeluarkan. Proses ini sangat dipengaruhi oleh pergerakan lempeng yang berbeda
baik secara fisik maupun kimia serta adanya suhu tingi dan tekanan tinggi yang
berasal dari dalam bumi. Dalam hal ini dibagi kedalam 7 busur magmatisme yaitu
sebagai berikut.
11
1. Mid Oceanic Redge
Zona MOR adalah zona dimana lempeng samudera dan samudera saling
menjauh atau divergen. Ini sangat dikontrol oleh arus konveksi yang terjadi pada
12
Continenal rift zone merupakan zona yang hampir sama dengan zona MOR
(MOR diatas dan continental rift zone dibawah). Bedanya, pada zona continental
rift zona terjadi pada lempeng continental yang tetap dikontrol oleh arus konveksi
pada mantel bumi sehingga lempeng continental saling menjauh atau divergen dan
membentuk sebuah pecahan celah yang panjang hingga ribuan kilometer dan
lebarnya ratusan kilometer atau mirip dengan graben. Magma yang dihasilkan
pada zona ini adalah magma basah intermediet karena berasal dari astenosfer yang
bersifat ultra basah bertemu dengan lempeng benua yang bersifat asam sehingga
3. Island Arc
13
Island arc merupakan busur kepulauan yang terbentuk akibat terjadinya
pergerakan lempeng samudera dari MOR yang secara terus menerus sehingga
membentuk suatu busur kepulauan. Dilihat dari gambar 1 diatas island arc terletak
pada zona subduction karena island arc yang sudah terbentuk dibawa oleh
4. Volcanic Arc
Volcanic arc merupakan busur gunung api yang terbentuk pada zona
intermediet.
Back arc basin merupakan suatu cekungan dibelakang zona subduction (lihat
gambar 1.4). Proses ini hampir sama dengan zona MOR yang terjadi pada lempeng
14
dibelakang zona subduction. Ini biasanya terbentuk bersamaan dengan island arc.
6. Oceanic Intraplate
Oceanic intraplate terjadi pada zona hotspot yang berasal dari mantel. Ini
bersifat ultra basah karena langsung berasal dari astenosfer dalam bumi.
7. Continental Intraplate
Continental intraplate ini juga terjadi pada zona hotspot tepatnya pada
mulai menipis namun magma tidak bisa keluar karena berada paling jauh dibawah
sehingga hanya terbentuk gunung. Dari lempeng continental yang terus bergerak
maka terbentuk deretan pegunungan. (lihat gambar 1 bagian 7). Magma yang
dihasilkan bersifat ultra basah yang berasal dari astenosfer dalam bumi.
beberapa bagian lempeng yang kaku (rigid), yang bergerak satu sama lain diatas
massa astenosfer yang plastis dengan kecepatan rata-rata 10cm/tahun atau 100
km/10 juta tahun (Morgan, 1968; Hamilton, 1970 dalam Alzwar dkk., 1988).
15
menjadi tiga yaitu konvergen (saling bertumbukan), divergen (saling menjauh)
dan transform (saling berpapasan) (Lockwood & Hazlett, 2010), dimana kegiatan
(MOR) menempati urutan pertama sebagai penghasil magma terbesar, diikuti oleh
subduksi adalah bagian dari permukaan bumi yang dibentuk oleh penenggelaman
(subduksi) dari lempeng litosfer yang dingin dan tebal sampai ke mantel bumi
(Tatsumi & Eggins, 1995). Zona subduksi dicirikan oleh pembentukan palung-
palung laut dalam, rantai gunung api (Perfit & Davidson, 2000) serta konsentrasi
hiposenter gempa bumi yang tinggi (kebanyakan pada kedalaman 100 km sampai
> 600 km) pada zona Wadati-Benioff (Schmincke, 2003). Subduksi ini akan
kerak samudera basaltik, peridotit dan sedimen laut dalam (Tatsumi & Eggins,
16
1995). Proses subduksi biasanya akan termanifestasi dalam bentuk magmatisme
dan vulkanisme seperti pada Ring of Fire di Samudera Pasifik (Tatsumi & Eggins,
1995). Proses magmatisme ini terutama dipengaruhi oleh volatil (H2O) yang
terbawa oleh kerak samudera yang menunjam dimana akan mendorong terjadinya
seperti amfibol (d=110 km) dan plogophit (d=200 km) (Tatsumi & Eggins, 1995).
Penunjaman dari kerak samudera yang dingin menyebabkan upwelling dari mantel
panas dibawah busur vulkanik. Senyawa volatil seperti H2O dilepaskan dari kerak
2000)
sumber asal magma. Pada batuan ini, pelelehan dapat terjadi karena perubahan 3
17
parameter dasar :tekanan (P), temperatur (T) dan komposisi kimia (X), yaitu
(Schmincke, 2003):
4. Kombinasi antara satu faktor dengan faktor yang lain (Lockwood & Hazlett,
2010)
dan cair yang bersifat mudah bergerak. Pada bumi, material cair (liquid) ini
merupakan campuran dari silikat kompleks dan gas-gas terlarut seperti air,
batuan beku. Komposisi batuan beku diuraikan dalam bentuk unsur mayor, unsur
minor dan unsur jarang (Rogers & Hawkesworth, 2000). Unsur-unsur tersebut
1. Unsur mayor adalah unsur yang mempunyai kelimpahan oksida > 1wt.%,
18
2. Unsur minor mempunyai kelimpahan oksida 0,1-1 % , sebagai pengganti dari
unsur mayor pada mineral esensial atau bisa membentuk sejumlah kecil mineral
3. Unsur jarang mempunyai kelimpahan oksida < 0,1 % berat serta sebagai
pengganti dari unsur mayor maupun unsur minor pada mineral esensial maupun
aksesoris. Contoh: LILE (Cs, Rb, K, Ba, Sr, Pb), HFSE (Sc, Y, Th, U, Pb, Zr)
4. Unsur volatil dan oksida, pada bagian bumi yang dalam semua unsur volatil
akan larut dalam magma, tetapi ketika tekanan berkurang karena pergerakan
magma keatas maka gas akan membentuk fase uap yang terpisah dari magma
kimia dan mineralogi berbeda dari magma asal (parental magma) (Schmincke,
2003).
19
Gambar 1.7. Ilustrasi proses fraksinasi kristalisasi pada dapur magma
lebih dari 10 kilometer di kerak bumi, ketika magma dalam kondisi stagnan,
diferensiasi meliputi dua hal yaitu fraksinasi kristalisasi (mekanisme utama) dan
(berat jenis tinggi) akan tenggelam dalam magma yang berkomposisi lebih asam
akibat adanya reaksi antara magma dengan batuan dinding yang berkomposisi
berbeda (Schmincke, 2003). Proses asimilasi ini bisa mengubah komposisi kimia
(magma mixing) ini terjadi ketika magma dari dua dapur magma yang berbeda
keduanya.
20
Gambar 1.8. Ilustrasi proses asimilasi dan proses percampuran magma
pada magma menjadi lebih asam (felsic) pada perjalanannya keatas sebelum
kimia akibat proses diferensiasi ini disebut magma turunan (Schminke, 2003).
sebagai sistem penghantaran panas di dalam mantel atas dan kerak bumi dimana
panas dihantarkan dari suatu sumber panas (heat source) menuju suatu tempat
penampungan panas (heat sink). Dalam hal ini, panas merambat dari dalam bumi
(heat source) menuju permukaan bumi (heat sink). Proses penghantaran panas
pada sistem panas bumi melibatkan fluida termal yang bisa berupa batuan yang
meleleh, gas, uap, air panas, dan lain-lain. Dalam perjalanannya, fluida termal
yang berupa uap dan atau air panas dapat tersimpan dalam suatu formasi batuan
21
yang berada diantara sumber panas dan daerah tampungan panas. Formasi batuan
Sistem panas bumi yang terpengaruh kuat oleh adanya uap dan atau air
panas dikatakan sebagai sistem hydrothermal. Sistem ini sering berasosiasi dengan
pusat vulkanisme atau gunung api di sekitarnya. Jika fluida magmatik dari gunung
berada pada daerah bermorfologi datar (flat terrain) dan dapat pula berada pada
daerah bermorfologi curam (step terrain). Di Indonesia, sistem panas bumi yang
Suhu yang sangat tinggi pada mantel cukup untuk memanasi batuan di
ini disebut magma. Magma yang bersifat liquid ini memiliki densitas yang rendah
permukaan bumi dan memanasi batuan sekitarnya dan air yang terkandung dalam
batuan tersebut. Magma juga dapat keluar ke permukaan bumi melalui aktifitas
22
Energi geotermal yang digunakan oleh manusia bukanlah energi yang
berasal secara langsung dari magma. Manusia mengekstraksi air yang dipanaskan
oleh magma sebagai sumber energi panas bumi. Energi inilah yang dipergunakan
disebabkan oleh magma. Proses ini akan menghasilkan anomali geotermal yang
disebabkan oleh aktivitas magmatik. Panas yang dibawa ini kemudian disimpan
untuk sementara (sementara dalam kerangka skala umur geologi) di dalam kerak
Magma yang bergerak ke atas menuju kerak bumi dibedakan antara magma
basaltik dan magma silisik. Magma basaltik berasal dari material dalam mantel
yang mengalami partial melting. Apabila magma ini muncul ke permukaan dan
membentuk dyke-dyke serta thin sheet (sill) maka energi panasnya dilepas dengan
cepat sehingga tidak akan terbentuk tubuh intrusi yang besar. Tetapi apabila
magma ini membeku di kerak bumi pada regime ekstensi, maka dapat
23
Magma silisik dapat dihasilkan dari material-material mantel yang
mengalami partial melting ataupun dari diferensiasi magma basaltik. Magma ini
tektonik lempeng. Dengan mengetahui jalur aktifitas magmatik ini maka dapat
boundaries).
24
Dengan demikian dapat ditarik suatu hipotesa bahwa sumberdaya panasbumi yang
disebabkan oleh aktifitas magmatik atau intrusi magma diduga akan berada di
1. Sumber Panas
dapat berupa :
25
- Massa panas mineral radioaktif, timbul dari decay mineral-
2. Fluida
Batuan Reservoir
26
permeabilitas yang tinggi, mempunyai geometri yang besar, suhu
4. Batuan Penudung
terbentuk oleh tekstur batuan kedap air tetapi dapat pula oleh
27
c) Temperatur rendah (
literaturliteratur.
berada di daerah dengan heatflow normal atau agak tinggi. Termasuk dalam
Sistem hot dry rock berada di dalam lingkungan temperatur tinggi dengan
permeabilitas rendah. Pada sistem ini sedikitnya dua sumur harus dibor pada
dalam pori batuan. Air tersebut akan terpanaskan dan masuk ke dalam sumur
memproduksi listrik.
28
Umumnya terdapat di gunung api bertipe stratovolcano atau kaldera
tinggi.
dunia. Sistem ini dibagi lagi menjadi 3 tipe berdasarkan permeabilitas batuan
29
Pada sistem geotermal temperatur tinggi, umumnya panas yang mencapai
permukaan adalah panas yang dibawa oleh sirkulasi air meteorik dalam yang
plutonik yang membeku. Kemudian air meteorik yang membawa panas ini
sedang. Saturasi air dalam reservoar adalah 0,7 < (SI) < 1.
2. Natural 2-phase system (sistem dominasi dua fasa; uap dan air), jika k reservoar
dan k recharge area sedang. Saturasi air dalam reservoar adalah 0,4 < (SI) < 0,7.
30
Gambar 1.12. Sistem dominasi dua fasa; uap dan air (Hochstein dan Browne,
2000).
3. Vapour dominated system (sistem dominasi uap), jika k reservoar tinggi dan k
dalam recharge area kecil (sedikit sekali infiltrasi air meteorik). Saturasi air (Sl)
c. Sistem geotermal temperatur tinggi yang berada pada elevasi sedang (moderate
terrain).
31
Sumber panas pada sistem ini adalah batuan kerak bumi yang panas dan luas.
2. Intrusi dyke pada daerah pemekaran lempeng berada dalam batuan basalt
3. Batuan plutonik yang mendingin yang berada sangat dalam di bawah permukan
Pada ketiga model di atas, dapat juga ditemukan liquid dominated geothermal
system.
berada pada elevasi sedang (moderate terrain) dapat dibagi lagi menjadi:
1). Sistem geotermal bertemperatur tinggi pada elevasi sedang dengan heat source
berasal dari batuan kerak bumi yang panas yang sangat luas penyebarannya.
Morfologi yang mengelilingi sistem ini tidak curam dan vulkanisme berbentuk
6.9).
32
Gambar 1.14. Liquid dominated system pada morfologi relatif datar (Hochstein
2). Sistem geotermal bertemperatur tinggi pada jalur pemekaran lempeng. Sistem
geotermal ini berada pada batuan basaltik muda pada jalur pemekaran lempeng
sedimen. Sistem ini terbentuk di batuan sedimen sampai metamorf derajat rendah
dengan sumber panas berasal dari batuan beku dalam yang mendingin (deep
cooling pluton) yang kemungkinan adalah hasil subduksi yang lebih tua daripada
subduksi saat ini. Umumnya berada agak jauh dari zona subduksi saat ini.
4). Sistem geotermal temperatur tinggi dengan sumber panas berupa batuan kerak
bumi yang panas pada lingkungan tabrakan lempeng (plate collision). Sumber
33
panas sistem ini berasal dari batuan granit berumur muda yang kemungkinan
system)
Sistem ini terbentuk di berbagai kerangka geologi dan hidrologi, baik di sepanjang
batas lempeng aktif maupun di luar batas lempeng aktif. Semua sistem
2000). Umumnya sistem ini menghasilkan energi dari air meteorik yang masuk
sangat dalam ke bawah permukaan, kemudian terpanaskan oleh batuan yang panas
rekahan.
Berdasarkan geologi dan hidrologi model sistem ini dapat dikelompokkan lagi
menjadi:
Temperatur sedang sampai rendah ini mungkin berasal dari sumber panas yang
pendinginan. Selain itu juga, sistem ini juga ditemui pada daerah busur vulkanik
yang telah mati yang batuan kerak di bawahnya telah mendingin, contohnya di Te
34
2. Sistem Heat Sweep
Reservoar sistem ini dapat berupa batuan vulkanik atau batuan sedimen. Sistem ini
tidak banyak dideskripsi secara detil tetapi beberapa sistem telah dieksplorasi
pada jalur pemekaran lempeng aktif. Contoh yang sangat baik untuk sistem ini
adalah East African Rift. Daerah ini berada sepanjang kerak bumi yang panas
dengan sumber panas berupa batuan intrusi. Contoh skematik sistem ini dapat
35
b. Sistem Heat Sweep pada daerah tumbukan lempeng (plate collision). Sumber
panasnya berupa kerak benua yang mengalami deformasi (shearing). Infiltrasi air
hujan maupun air meteorik yang berasal dari lelehan salju, masuk dan menyapu
sumber panas ini, kemudian mengalir ke permukaan kembali. Sistem ini banyak
c. Sistem Heat Sweep pada zona rekahan. Sistem ini dapat terbentuk di daerah
dengan topografi agak datar jika fluida mengalir menuju permukaan bumi melalui
zona rekahan di kedalaman yang cukup dalam pada batuan yang memiliki
permeabilitas sangat tinggi (>100 milidarcy). Batuan tersebut memiliki heat flux
yang tinggi (>70 mW/m 2 ). Heat flux yang tinggi ini dapat terbentuk pada batuan
Gambar 1.16. Sistem Heat Sweep pada zone rekahan (Hochstein dan Browne,
2000).
36
3. Sistem temperatur rendah
Sistem ini memiliki suhu kurang dari 1250 C. Sistem umumnya bersifat konvektif
dengan sistem heat sweep yang dikontrol oleh struktur. Reservoarnya berupa
fracture network. Sistem ini jarang terdapat di jalur gunung api tetapi banyak
Pada sistem panas bumi konvektif yang memiliki sirkulasi fluida dari
melalui daerah upflow dan outflow, fluida dengan temperatur yang umumnya
tinggi tersebut akan bereaksi dengan batuan sekitar dan kemudian keluar melalui
sebagainya. Selain itu juga karena perubahan keadaan kesetimbangan (P, pH, T)
terdeposisi di permukaan bumi atau dalam bentuk vein-vein. Air panas yang keluar
melalui rekahan-rekahan keluar sebagai mata air panas apabila laju alirnya sangat
cepat dan jumlah massa yang ditrasfer besar. Air panas ini ini mungkin juga akan
mendingin dan keluar sebagai mata air hangat. Fluida berupa gas juga dapat keluar
melalui rekahan-rekahan dalam batuan. Segala bentuk gejala sebagai hasil proses
37
Pengamatan manifestasi permukaan merupakan salah satu cara mengenali sistem
reservoar, dan keadaan sumber panasnya. Keadaan sumber panas (heat source)
sekitar daerah thermal mungkin akan mengalami kelainan atau yang disebut
38
1. Acid Crater Lake (Danau Kawah Asam)
Merupakan danau di dalam kawah gunungapi, memiliki suhu yang tinggi dan pH
air yang rendah (acid). Air dalam kawah berasal dari air meteorik yang bercampur
dengan air hasil kondensasi uap dan gas-gas magmatik dari dalam gunung api.
2. Fumarol
Fumarol adalah uap panas (vapour) yang keluar melalui celah-celah dalam batuan
dan kemudian berubah menjadi uap air (steam). Pada mulanya istilah ini
uap air dengan kecepatan >150 m/s dan umumnya mengandung gas magmatik
yang sangat agresif seperti HF, HCl, dan SO2. Apabila kandungan SO2 dominan
3. Solfatara
Istilah ini diambil dari nama sistem hidrotermal vulkanik aktif di Italia, yaitu
Phlegrean Fieds. Solfatara adalah rekahan dalam batuan yang menyemburkan uap
air (steam) yang bercampur dengan CO2 dan H2S (kadang-kadang SO2). Di
sekitar lubang rekahan tersebut diendapkan sulfur dalam jumlah yang banyak.
Endapan sulfurnya dapat ditambang, seperti yang terdapat di Kawah Ijen, Jawa
Timur.
39
4. Steaming Ground
Apabila uap air (steam) yang keluar sedikit jumlahnya dan keluar melalui pori
dalam tanah atau batuan, maka terbentuklah steaming ground, bukan lagi fumarol.
Kenampakannya hanya berupa uap putih dan hangat, tidak terdengar bunyi dari
5. Warm Ground
Gas-gas dan uap air yang naik ke permukaan akan menaikkan suhu di sekitar
daerah thermal area sehingga suhu di sekitar daerah ini akan lebih tinggi dari
sekitarnya dan juga lebih tinggi dari suhu udara di dekat permukaan bumi yang
Neutral Hot Springs merupakan mata air panas dengan pH netral atau mendekati
netral (pH 6-7). Mata air ini diassosiasikan sebagai direct discharge fluida dari
sehingga seringkali disebut air klorida. Mata air ini memiliki suhu yang tinggi
diselimuti oleh uap putih yang tidak lain adalah uap air panas. Di sekitar mata air
sering dijumpai endapan silika sinter dan mineral-mineral sulfida, seperti galena,
Acid Hot Springs merupakan mata air panas, dengan pH asam (pH < 6) yang
terbentuk dari hasil kondensasi gas-gas magmatik dan uap panas (vapour) di dekat
40
permukaan bumi kemudian melarut dan bercampur dengan air meteorik. Air ini
kemudian keluar menjadi mata air dengan pH asam. Fluida asam ini melarutkan
batuan sekitar mata air menjadi partikel-partikel kecil yang terdiri dari silika dan
lempung. Apabila partikel-partikel ini bercampur dengan air dari mata air, maka
hanya berupa uap asam panas, maka batuan yang terdisintegrasi ini akan
41
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
2. Tujuh busur magmatik yaitu Mid Oceanic Redge, Continental Rift Zone, Island
Arc ,Volcanic Arc, Back Arc Basin, Oceanic Intraplate, dan Continental Intraplate
3. Sistem panas bumi (geothermal system) secara umum dapat diartikan sebagai
sistem penghantaran panas di dalam mantel atas dan kerak bumi dimana panas
dihantarkan dari suatu sumber panas (heat source) menuju suatu tempat
3.2 SARAN
Semoga dengan membaca makalah ini dapat menambah lagi wawasan pembaca
42
DAFTAR PUSTAKA
http://zullogist.blogspot.co.id/2013/05/7-busur-magmatisme.html (dilihat 2
http://belajarsejarahfun.blogspot.co.id/2015/01/magmatisme-pada-zona-
http://mochhim23.blogspot.co.id/2015/09/definisi-panasbumi-konsep-dasar.html
43
LAMPIRAN
- Suhu tinggi.
2. Apa yang membedakan Continental Rift Zone dan Mid Ocean Ridge ?
- Pada zona continental rift zona terjadi pada lempeng continental yang
tetap dikontrol oleh arus konveksi pada mantel bumi sehingga lempeng
3. Jelaskan unsur mayor , unsur minor , unsur jarang dan unsur volatil &
- Unsur mayor adalah unsur yang mempunyai kelimpahan oksida > 1wt.%,
esensial. Contoh: SiO2, Al2O3, FeO, Fe2O3, CaO, MgO dan Na2O
dari unsur mayor pada mineral esensial atau bisa membentuk sejumlah
44
- Unsur jarang mempunyai kelimpahan oksida < 0,1 % berat serta sebagai
pengganti dari unsur mayor maupun unsur minor pada mineral esensial
maupun aksesoris. Contoh: LILE (Cs, Rb, K, Ba, Sr, Pb), HFSE (Sc, Y, Th,
U, Pb, Zr)
- Unsur volatil dan oksida, pada bagian bumi yang dalam semua unsur
volatil akan larut dalam magma, tetapi ketika tekanan berkurang karena
pergerakan magma keatas maka gas akan membentuk fase uap yang
terpisah dari magma (Nelson, 2012) Contoh: H2O, CO2, SO2, F, Cl, etc.
bumi dimana panas dihantarkan dari suatu sumber panas (heat source)
1) Sumber Panas
pembawa atau penghantar panas (matriks batuan) hasil kontak yang berasal
45
- Massa panas cair, dapat sebagai fluida pembawa atau penghantar panas
(out flow dan down flow sumber panasbumi yang berkaitan dengan proses
kontaminasi air tanah) dari daur panasbumi dan pengaruh struktur geologi
2) Fluida
jenis batuan asal, komposisi fluida atau tingkat keasaman fluida, dan
1984). Fluida yang berasal langsung dari reservoir panasbumi berupa air
klorida, yaitu air atau fluida panasbumi yang mempunyai kandungan anion
utama berupa klorida, bersifat netral atau sedikit asam (dipengaruhi oleh
46
3) Batuan Reservoir
4) Batuan Penudung
Batuan penudung (cap rock) merupakan zona yang tidak lolos atau kedap
sifat fisik tertentu, seperti densitas dan daya hantar listrik atau kemagnetan.
Zona ini tidak selalu terbentuk oleh tekstur batuan kedap air tetapi dapat
47