Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Daftar Isi
Daftar Isi. i
Bab I : Pendahuluan
I.2 Skenario 1
I.3.4 Hipotesis... 2
BAB II : Isi
3-7
Daftar Pustaka. 9
Bab I
Pendahuluan
I.1. Latar Belakang
Dewasa ini dalam menganalisis dan memecahkan masalah banyak yang mengalami kesulitan,
baik itu pribadi maupun masalah sosial. Dalam menganalisis suatu permasalahan harus
diterapkan berpikir kritis. Dengan berpikir kritis dan memiliki religious worldview akan
mempermudah seseorang dalam menganalisis dan memecahkan masalah dengan baik. Dalam
makalah ini akan diterapkan berpikir kritis dan religious worldview terhadapa permasalahan
sosial, yaitu masalah pelayanan kesehatan yang sangat kurang khususnya di Indonesia.
Banyak daerah di Indonesia yang masih kurang mendapatkan pelayanan kesehatan.
Pemberdayaan
Menggali
Keterbatasan pelayanan kesehatan sangat potensi
mengganggu proses kesehatan dalam masyarakat.
Untuk itulah, makalah ini dibuat agar pembaca dapat lebih mengerti dan memahami
Perilaku sehat
mengenai berpikir kritis serta religious worldview dalam memecahkan masalah.
Tidak ada
Letak Geografis
Kemudahan
Sarana dan prasarana yang tidak memadai
Geografis
Kemampuan
Kurangnnya tenaga kesehatan
Sarana dan prasarana
Pengetahuan
Masalah ekonomi
Ekonomi dan finansial
Perilaku
Tenaga kesehatan
Adat
I.2.3. Analisis Masalah
Keuangan
Accessibility
I.2.4. Hipotesis
2. Religious worldview.
Berpikir kritis sudah diterapkan bahkan pada saat zaman sebelum masehi, salah satu
tokoh yang menerapkannya adalah seorang ahli filsafat yang bernama Pythagoras. Kemudian
berpikir kritis mulai berkembang dan dilanjutkan dengan filsuf yang penemuannya
mempengaruhi saat ini yaitu, Socrates, Plato, dan Aristoteles.1
Kata kritis muncul dari bahasa Yunani, berarti hakim dan diserap oleh bahasa latin.
Dalam Kamus Oxfprd menerjemahkan sebagai sensor atau pencarian kesalahan.2
Berdasarkan pengertian tersebut maka dapat diketahui bahwa berpikir kritis adalah cara
berpikir yang mencakup keterampilan, menafsirkan dan menilai pengamatan informasi.3
Definisi lainnya adalah seni disiplin untuk memastikan bahwa individu menggunakan
pemikiran terbaiknya dan mampu menangani masalah dalam keadaan apapun.4
1. Menggunakan nalar (logika) dan beralasan, di dasarkan pada bukti yang masuk akal.
Jangan mengambil keputusan yang tidak masuk akal dan diluar pengatahuan.
2. Berpikir otonomi, berpikir untuk diri sendiri, bukan hanya terpengaruh oleh
pandangan yang berasal dari orang lain.
3. Berpikir reflektif, maksudnya dalam berpikir harus memikirkan sebab akibat dan juga
keuntungan dan kerugian dari tindakan yang akan dilakukan.
4. Mengkritik agrumen bukan orang yang beragrumen,
5. Tidak memakai emosi dan anedot.
6. Kreatif, dengan berpikir kreatif akan timbul suatu hubungan atas suatu pernyataan
sehingga dapat menciptakan cara baru dalam penyelesaian permasalahan.
7. Untuk memulai terkadang menggunakan intuisi. Intuisi merupakan bisikan hati dan
intuisi biasanya mucul ketika melihat sesuatu secara sekilas pada saat ada sesuatu
yang tidak benar.
8. Menggunakan 5W + 1 H.
Worldview
Worldview adalah suatu asumsi, ide dan kepercayaan dasar dalam melihat suatu
realitas. Worldview ini dapat diandaikan sebagai suatu lensa yang dari lensa tersebut individu
atau kelompok dapat melihat kenyataan. Worldview dibagi menjadi 2 , yaitu religious
worldview dan selular worldview. Selular worldview tidak menganggap ada sosok lain selain
semesta, hal ini disarkan pada pengalaman yang empiris dan berdasarkan penelitian.
Religious worldview menganggap adanya sosok yang tidak dapat dijelaskan dalam
pengalaman yang didapat manusia.7
Religious Worldview
Religious worldview adalah suatu asumsi atau kepercayaan akan adanya pencipta
(Tuhan) yang menciptakan alamsemesta serta kejadian-kejadian yang ada didalamnya.
Sejarah penciptaan dari awal hingga saat ini menunjukan kuasa Tuhan kepada manusia, di
dalam sejarah ini juga terdapat maksud Tuhan untuk menciptakan masyarakat yang sejahtera
dan damai.8
Accessibility(Keterjangkauan)
Di dalam kamus besar bahasa Indonesia akses berarti jalan masuk, maka dapat disimpulkan
aksesbilitas merupakan ukuran kemudahan yang meliputi (waktu, biaya dan usaha) dalam
melakukan perpindahan anatara tempat-tempat atau kawasan dari sebuah sistem.11 Factor-
faktor yang mempengaruhi masyarakat dalam mengakses pelayanan kesehatan dibagi
menjadi 2, yaitu kemudahan dan kemampuan masyarakat dalam mengakses pelayanan
kesehatan.
Kemudahan
Letak geografis
Letak geografis merupakan suatu diskripsi kenampakan alam suatu daerah. Letak
geografis ini mempengaruhi aksesibiltas suatu daerah karena kondisi geografis
memberikan tantangan berupa medan alam untuk dapat mengakses pelayanan
kesehatan. Tantangan alam ini dapat berupa medan pegunungan, laut, sungai, rawa-
rawa dan sebagainya. Selain itu cuaca, iklim dan tingkat curah hujan juga
mempengaruhi.
Sarana dan prasarana
Pembangunan ataupun sarana dan prasarana yang sudah tersedia memiliki peran
penting dalam mendukung aktivitas sosial, ekonomi, budaya serta sebagai modal
besar dalam memfasilitasi interaksi dan komunikasi antar kelompok masyarakat serta
menghubungkan antarwilayah. Pembangunan dan pemanfaatan sarana dan prasarana
mutlak dilakukan karena akan mendukung penigkatan kesejahteraan suatu daerah
yang diwujudkan dalam peran jaringan transportasi, komunikasi dan informatika.12
Oleh karena itu, jika sarana dan prasarana kurang memdai dapat menyebapkan tingkat
kesehatan suatu daerah menurun.