Вы находитесь на странице: 1из 16

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)


2.1.1 Definisi

Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) merupakan bayi (neonatus) yang lahir

dengan memiliki berat badan kurang dari 2500 gram atau sampai dengan 2499

gram (Hidayat, 2005).

Sedangkan menurut Prawirohardjo (2002) BBLR yaitu bayi dengan berat

kurang dari 2500 gram dengan kehamilan kurang dari 37 minggu atau bayi yang

kurang dari semestinya menurut masa kehamilannya

2.1.2 Klasifikasi BBLR

Menurut Saifuddin (2006), berkaitan dengan penanganan dan harapan

hidupnya bayi berat lahir rendah dibedakan menjadi:

a. Bayi berat lahir rendah (BBLR), berat lahir 1500-2500 gram.


b. Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR), berat lahir <1500 gram.
c. Bayi berat lahir ekstrem rendah (BBLER), berat lahir <1000 gram

Sedangkan menurut Surasmi (2003) bayi dengan berat lahir rendah di bagi

menjadi dua golongan, yaitu:

a. Prematur murni
Prematur murni adalah bayi lahir dengan usia kehamilan kurang dari 37

minggu dan mempunyai berat badan sesuai dengan berat badan untuk masa

kehamilan.
b. Dismaturitas

Dismaturitas adalah bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan

seharusnya untuk masa kehamilan. Hal ini karena bayi mengalami gangguan

5
6

pertumbuhan dalam kandungan dan merupakan bayi yang kecil untuk masa

kehamilan.

2.1.3 Penyebab

Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan bayi berat lahir rendah

yaitu:
a. Faktor ibu meliputi:
1) Gizi saat hamil.
Kondisi anak setelah lahir sangat bergantung pada mutu gizi yang

dikonsumsi ibunya sewaktu mengandung. Angka kejadian Berat Badan

Lahir Rendah (BBLR) salah satunya disebabkan karena kurang gizi

sewaktu dalam kandungan. Risiko terburuk akibat gizi yang tidak cukup

bagi ibu hamil adalah kematian ibu dan bayinya (Anshor,dkk, 2010).
Menurut Kusmiyati (2009) karena adanya malnutrisi pada ibu

hamil, volume darah menjadi berkurang, aliran darah ke uterus dan

plasenta berkurang, ukuran plasenta berkurang dan transfer nutrien

melalui plasenta berkurang sehingga janin tumbuh lambat atau

terganggu. Ibu hamil dengan kekurangan gizi cenderung melahirkan

prematur atau BBLR. Rata-rata kenaikan berat badan selama hamil

adalah 10-20 kg atau 20% dari berat badan ideal sebelum hamil.
Proporsi kenaikan berat badan selama hamil terbagi menjadi 3

trimester, yaitu kenaikan pada trimester I, trimester II, trimester III.

Kanaikan berat badan trimester I lebih kurang 1 kg. Kenaikan berat

badan ini hampir seluruhnya merupakan kenaikan berat badan ibu.

Kenaikan berat badan trimester II adalah 3 kg atau 0,3 kg/minggu.

Sebesar 60% kenaikan berat badan ini dikarenakan pertumbuhan jaringan

pada ibu. Kenaikan berat badan trimester III adalah 6 kg atau 0,3-0,5

5
7

kg/minggu. Sekitar 60% kenaikan berat badan ini karena pertumbuhan

jaringan janin. Timbunan lemak pada ibu lebih kurang 3 kg.


Penilaian status gizi ibu hamil adalah dari body mass indeks

(Indeks Masa Tubuh = IMT), ukuran lingkar lengan atas (LILA), dan

kadar hemoglobin (Hb). Berat badan dilihat dari Quatelet atau body mass

index (Indeks Massa Tubuh = IMT). Ibu hamil dengan berat badan

dibawah normal sering dihubungkan dengan abnormalitas kehamilan,

berat badan lahir rendah. Penilaian Indeks Masa Tubuh diperoleh dengan

memperhitungkan berat badan sebelum hamil dalam kilogram dibagi

tinggi badan dalam meter kuadrad.

Indikator penilaian untuk IMT adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1 Indeks Masa Tubuh

Nilai IMT Kategori


Kurang dari 20 Underweight/Dibawah normal
20 24,9 Desireble/Normal
25 29,9 Moderate obesity/Gemuk/Lebih dari Normal
Over 30 Severe obesity/Sangat Gemuk

Lingkaran Lengan Atas (LILA) mencerminkan tumbuh kembang

jaringan lemak dan otot yang tidak berpengaruh banyak oleh cairan

tubuh. Pengukuran ini berguna untuk skrining malnutrisi protein yang

biasanya digunakan oleh DepKes untuk mendeteksi ibu hamil dengan

risiko melahirkan BBLR bila LILA < 23,5 cm (Wirjatmadi B, 2007).

Standar minimal untuk ukuran Lingkar Lengan Atas pada wanita dewasa

atau usia reproduktif adalah 23,5 cm. Jika ukuran LILA kurang dari 23,5

cm maka interpretasinya adalah Kurang Energi Kronis (KEK)

(Kusmiyati, 2009).

5
8

Menurut WHO kadar Hb normal ibu hamil adalah 11 gr%. Akibat

anemia kehamilan pada kehamilan muda (trimester pertama) yaitu

abortus, missed abortus, kelainan kongenital. Sedangkan anemia pada

kehamilan trimester kedua yaitu persalinan prematur, perdarahan

antepartum, ganggguan pertumbuhan janin dalam rahim, asfiksia

intrauterin sampai kematian, berat badan lahir Rendah (BBLR), gestosis

dan mudah terkena infeksi, IQ rendah (Manuaba, 2001).

Menurut Supriasa (2001) dalam Siagan (2010) untuk penilaian

status gizi dapat dilakukan melalui empat cara, yaitu: secara klinis,

biokimia, biofisik, dan antropometri. Penilaian status gizi secara klinis

sangat penting sebagai langkah pertama untuk mengetahui keadaan gizi

penduduk, karena hasil penilaian dapat memberikan gambaran masalah

gizi yang nyata. Hal ini dapat dilihat pada jaringan epitel seperti kulit,

mata, rambut dan mukosa oral.

Penilaian status gizi secara biokimia adalah pemeriksaan spesimen

yang diuji secara laboratoris yang dilakukan pada berbagai macam

jaringan tubuh. Jaringan tubuh yang digunakan antara lain: darah, urine,

tinja dan juga beberapa jaringan tubuh seperti hati dan otot. Salah satu

ukuran yang sangat sederhana dan sering digunakan adalah hemoglobin

sebagai indeks dari anemia.

Penilaian status gizi secara biofisik adalah metode penentuan

status gizi dengan melihat kemampuan fungsi (khususnya jaringan) dan

melihat perubahan strukur dari jaringan. Pemeriksaan fisik dilakukan

untuk melihat tanda dan gejala kurang gizi. Pemeriksaan dengan

5
9

memperhatikan rambut, mata, lidah, tegangan otot dan bagian tubuh

lainnya. Sedangkan penilaian secara antropometri adalah suatu

pengukuran dimensi tubuh dan komposisi dari berbagai tingkat umur dan

tingkat gizi (dengan mengukur LILA). Antropometri digunakan untuk

melihat ketidakseimbangan asupan protein dan energi.

2) Umur kurang dari 20 tahun/diatas 35 tahun.

Beberapa penyebab BBLR yang berasal dari luar adalah pernikahan

usia muda yang biasa disebut fase menarche. Pada usia muda, risiko

melahirkan BBLR bisa dua kali lipat karena terjadi kompetisi makanan

antara janin dan ibu hamil yang justru masih dalam pertumbuhan

(Anshor,dkk, 2010).

Bayi yang dalam kandungan, sangat bergantung pada kondisi ibunya.

Bayi yang lahir dari ibu remaja mempunyai risiko kesehatan yang lebih

besar dari ibu dewasa, seperti 9% dari bayi yang dilahirkan ibu remaja

termasuk kategori BBLR (Berat bayi lahir rendah) (Priyatna, 2009).

Umur ibu kurang dari 20 tahun menunjukkan rahim dan panggul ibu

belum berkembang secara sempurna karena wanita pada usia ini masih

dalam masa pertumbuhan sehingga panggul dan rahim masih kecil.

Disamping itu usia diatas 35 tahun cenderung mengakibatkan timbulnya

masalah-masalah kesehatan seperti DM, anemia, TB paru dan dapat

menimbulkan persalinan lama dan perdarahan pada saat persalinan seta

risiko terjadinya cacat bawaan pada janin.

3) Jarak antara dua kehamilan

5
10

Jarak kehamilan sebaiknya lebih dari 2 tahun. Jarak kehamilan yang

terlalu dekat menyebabkan ibu punya waktu yang singkat untuk

memulihkan kondisi rahimnya agar bisa kembali kekondisi sebelumnya.

Ibu dikatakan terlalu sering melahirkan bila jaraknya kurang dari 2

tahun. Penelitian menunjukkan bahwa apabila keluarga dapat mengatur

jarak antara kelahiran anaknya lebih dari 2 tahun maka anak akan

memiliki probabilitas hidup lebih tinggi dan kondisi anaknya lebih sehat

dibanding anak dengan jarak kelahiran dibawah 2 tahun. Jarak

melahirkan yang terlalu dekat akan menyebabkan kualitas janin/anak

yang rendah dan juga akan merugikan kesehatan ibu. Ibu tidak

memperoleh kesempatan untuk memperbaiki tubuhnya sendiri (ibu

memerlukan energi yang cukup untuk memulihkan keadaan setelah

melahirkan anaknya). Dengan mengandung kembali maka akan

menimbulkan masalah gizi ibu dan janin/bayi berikut yang dikandung

(Baliwati, 2006).

Berbagai penelitian membuktikan bahwa status gizi ibu hamil

belum pulih sebelum 2 tahun pasca persalinan sebelumnya, oleh karena

itu belum siap untuk kehamilan berikutnya (FKM UI, 2007). Selain itu

kesehatan fisik dan rahim ibu yang masih menyusui sehingga dapat

mempengaruhi KEK pada ibu hamil. Ibu hamil dengan persalinan

terakhir 10 tahun yang lalu seolah-olah menghadapi kehamilan atau

persalinan yang pertama lagi. Umur ibu biasanya lebih bertambah tua.

Apabila asupan gizi ibu tidak terpenuhi maka dapat mempengaruhi KEK

pada ibu hamil.

5
11

Kriteria jarak kelahiran dibagi menjadi 2, yaitu :

a. Risiko rendah ( 2 tahun sampai < 10 tahun).


b. Risiko tinggi (< 2 tahun atau 10 tahun) (Rochjati P, 2003).
4) Penyakit ibu

Faktor risiko lain pada ibu hamil adalah riwayat penyakit yang

diderita ibu. Adapun penyakit yang diderita ibu yang berpengaruh

terhadap kehamilan dan persalinannya adalah penyakit yang bersifat

kronis seperti jantung, asma, anemia, TB paru dan malaria (Rochjati,

2003)

5) Faktor Pekerjaan

Pekerjaaan terkait pada status sosial ekonomi dan aktifitas fisik ibu

hamil. Dengan keterbatasan status sosial ekonomi akan berpengaruh

terhadap keterbatasan dalam mendapatkan pelayanan antenatal yang

adekuat, pemenuhan gizi, sementara itu ibu hamil yang bekerja

cenderung cepat lelah sebab aktifitas fisiknya meningkat karena memiliki

tambahan pekerjaan/kegiatan diluar rumah (Depkes RI, 2003)

6) Paritas

Paritas (jumlah anak) merupakan keadaan wanita yang berkaitan

dengan jumlah anak yang dilahirkan. Paritas juga merupakan salah satu

faktor yang mempengaruhi status gizi ibu hamil. Paritas merupakan

faktor yang sangat berpengaruh terhadap hasil konsepsi. Perlu

diwaspadai karena ibu pernah hamil atau melahirkan anak 4 kali atau

lebih, maka kemungkinan banyak akan ditemui keadaan :

a. Kesehatan terganggu : anemia, kurang gizi.


b. Kekendoran pada dinding perut dan dinding rahim.

Kriteria paritas (jumlah anak) dibagi menjadi 2, yaitu :

5
12

1. Paritas rendah (< 4x kelahiran).

2. Paritas tinggi ( 4x kelahiran) (Roechjati P, 2003)

7) Gaya hidup

a. Kebiasaan minum jamu

Kebiasaan minum jamu merupakan salah satu kebiasaan yang

berisiko bagi wanita hamil, karena efek minum jamu dapat

membahayakan tumbuh kembang janin seperti menimbulkan

kecacatan, abortus, BBLR partus prematurus, kelainan ginjal dan

jantung janin, asfiksia neonatorum, kematian janin dalam kandungan

dan malformasi organ janin. Hal ini terjadi terutama apabila minum

jamu pada trimester I (Kusmiyati, 2009).

b. Merokok
Penelitian yang dilakukan oleh BMA Tobacco Control Resource

Centre menunjukkan bahwa ibu yang merokok selama kehamilan

memiliki risiko melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR) sebesar

1,5-9,9 kali dibandingkan dengan berat badan lahir bayi dari ibu yang

tidak merokok.
Kondisi BBLR sangatlah merugikan. Bayi dengan kondisi BBLR

sering disertai dengan komplikasi antara lain: sindrom gangguan

pernapasan idiopatik, pneumonia aspirasi, perdarahan intraventrikuler,

hiperbilirubinemia, sindrom aspirasi mekonium, hipoglikemia

simtomatik, dan asfiksia neonatorum. Bahkan, bayi dengan BBLR

merupakan salah satu penyebab utama kematian perinatal. Angka

kematian perinatal pada bayi BBLR lebih daripada 2 kali angka

kematian bayi normal.

5
13

Merokok selama hamil telah dilaporkan mempunyai efek yang

merugikan terhadap ibu ataupun janin yang dikandung. Sebuah

penelitian eksperimental menggunakan hewan coba mencit

menyimpulkan bahwa paparan asap rokok yang diberikan selama

masa kehamilan hari ke-0 (hari konsepsi), 1 dan 2 menyebabkan

retardasi pertumbuhan embrio, sedangkan paparan asap rokok selama

masa kehamilan hari ke-0 hingga hari ke-17 menyebabkan penurunan

berat badan fetus. Dalam penelitian ini, mencit dipapar asap rokok

selama 10 menit, 3 kali sehari (dr. Yuliana, 2009).


Selain perokok aktif, perokok pasif juga memiliki risiko untuk

melahirkan BBLR. Hasil uji statistik menunjukkan adanya hubungan

yang bermakna antara ibu hamil perokok pasif dengan kejadian

BBLR. Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang

mendapatkan ibu hamil perokook pasif berisiko 1,8 kali untuk

melahirkan BBLR. Perokok pasif adalah penduduk yang bukan

perokok, namun tinggal serumah dengan perokok aktif yang merokok

didalam rumah. Lingkungan berasap tembakau mengandung lebih dari

4000 senyawa kimia. Tiga komponen toksik yang utama adalah

karbonmonoksida (CO), nikotin (C10H14N2) dan tar. Karbonmonoksida

yang terabsobsi kedalam tubuh secara langsung akan mengikat

hemoglobin (Hb). Hb memiliki kemampuan mengikat CO jauh lebih

besar dibandingkan dengan kemampuannya mengikat oksigen (02),

sehingga kapasitas 02 di dalam darah akan berkurang. Efeknya bagi

janin lebih berbahaya daripada ibu karena janin menerima 0 2 lebih

sedikit. Nikotin merupakan vasokonstriktor yang dapat menurunkan

5
14

perfusi plasenta dan menurunkan penerimaan 02 bagi janin (Bell, 2007

dalam Irmawati, 2011)

b. Faktor kehamilan

1) Hamil dengan hidramnion.

Yaitu kehamilan dengan banyaknya air ketuban lebih dari 2 liter.

Hidramnion sering terjadi pada hamil kembar, cacat bawaan janin (atau

sebaliknya), dan ibu dengan diabetes mellitus. Bahaya yang dapat terjadi

pada kehamilan yaitu keracunan kehamilan, preeklamsia/eklamsia, cacat

bawaan pada bayi kecil, kelainan letak (letak sungsang/letak lintang). Pada

persalinan dapat terjadi persalinan prematur, kurang bulan, berat lahir

kurang dari 2500 gram (Rochjati, 2007).

2) Perdarahan antepartum.

Perdarahan antepartum adalah perdarahan yang terjadi sebelum bayi

lahir, keluar dari liang senggama, terjadi pada kehamilan tri bulan terakhir

setelah 28 minggu atau lebih.

3) Komplikasi hamil meliputi preeklamsi/eklamsia dan ketuban pecah dini

Preeklamsia atau eklamsia yaitu kondisi ibu hamil dengan tekanan

darah meningkat, keadaan ini sangat mengancam jiwa ibu dan bayi yang

dikandung. Ketuban pecah dini adalah kondisi dimana air ketuban keluar

sebelum waktunya dan biasanya faktor penyebab paling sering adalah

terjadinya benturan pada kandungan.

c. Faktor janin

5
15

Faktor janin yang dapat menyebabkan terjadinya Bayi Berat Lahir Rendah

antara lain cacat bawaan dan infeksi dalam rahim.

1) Cacat bawaan yaitu keadaan janin yang cacat sebagai akibat pertumbuhan

janin di dalam kandungan tidak sempurna


2) Infeksi dalam rahim yaitu janin mengalami infeksi sebagai akibat penyakit

yang diderita ibu. Seperti ibu yang menderita HIV/AIDS sangat rentan

mengakibatkan infeksi dalam rahim. Infeksi bakteri juga dapat berinteraksi

dengan membran plasenta memicu prostaglandin atau secara langsung

menimbulkan kontraksi otot rahim dan dilatasi leher rahim, sehingga

bakteri yang masuk lebih banyak dan akan terus berlanjut yang dapat

menimbulkan bayi prematur dengan berat badan lahir rendah.

3) Faktor yang tidak diketahui (Ambarwati, 2009).

2.1.4 Faktor Risiko BBLR

Menurut Berhman Cit Anna Wijayanti (2000) dalam Ambarwati (2009),

berbagai faktor risiko pada ibu hamil yang berhubungan dengan kejadian BBLR

antara lain:

a. Risiko demografi. Usia ibu hamil <17 tahun atau >35 tahun, ras, status sosial

ekonomi rendah.
b. Risiko medis sebelum hamil. Paritas > 4, berat badan dan tinggi badan ibu

yang rendah, cacat bawaan, infeksi uretra, DM, hipertensi, rubella, riwayat

obstetrik (BBLR, abortus spontan, kelainan genetik).


c. Risiko medis saat hamil, interval kehamilan yang pendek, hipotensi,

hipertensi, preeklamsia, eklamsia, bakteriuria, infeksi TORCH, perdarahan

trimester I, kelainan pada plasenta, hiperemesis gravidarum, oligohidramnion,

polihidramnion, anemia, ketuban pecah dini.

5
16

d. Risiko perilaku dan lingkungan. Merokok, kurang gizi, minum alkohol, obat-

obatan keras, terpapar bahan kimia toksik dan tempat tinggal di ketinggian.
e. Faktor risiko lainnya. Pemeriksaan kehamilan ini adekuat, stress atau

gangguan psikososial, bentuk uterus mudah berubah, uterus berkontraksi tiba-

tiba, defisiensi hormon progesteron.

2.1.5 Masalah-masalah pada BBLR

Beberapa penyakit yang berhubungan dengan prematuritas antara lain:

sindrom gangguan pernapasan idiopatik (penyakit membran hialin), pneumonia

aspirasi karena refleks menelan dan batuk belum sempurna, perdarahan spontan

dalam ventrikel otak lateral akibat anoksia otak (erat kaitannya dengan gangguan

pernapasan), hiperbilirunemia karena fungsi hati belum matang, dan hipotermia

Beberapa penyakit yang berhubungan dengan dismaturitas antara lain:

sindrom aspirasi mekonium, hipoglikemia, hiperbilirubinemia, serat hipotermia.

Oleh karena itu bayi berat lahir rendah mempunyai risiko kematian tinggi

(Saifuddin, 2006)

Bayi yang dilahirkan dengan Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR)

menyebabkan kondisi yang tidak menguntungkan dalam pertumbuhan,

perkembangan, daya hidup, dan perkembangan penyakit saat dewasa. Berbagai

penelitian telah menunjukkan hubungan antara berat badan lahir dengan mortalitas

(kematian) dan morbiditas (kesakitan) bayi. Pada penelitian longitudinal terhadap

bayi dengan berat badan dibawah 2000 gram menunjukkan bahwa dua pertiga

diantaranya meningggal sampai usia enam tahun, dengan tingkat kematian

tertinggi terjadi pada tahun pertama. Bayi BBLR mudah terkena penyakit infeksi,

5
17

lebih mudah dan lebih lama sakit, dan sakit yang diderita lebih berat, serta

mempunyai keterbatasan intelektual.

Konsekuensi rendahnya berat lahir bayi terhadap gangguan pertumbuhan

telah ditunjukkan oleh berbagai penelitian, yaitu adanya hambatan kematangan

dan pertumbuhan skeletal (kerangka tubuh) pada usia enam sampai sepuluh tahun,

penundaan pubertas, dan rendahnya kemampuan untuk mengejar (catvh-up)

ketinggalan pertumbuhan.

Dampak rendahnya berat lahir bayi terhadap perkembangan terjadi melalui

gangguan perkembangan motor, adaptif, personal, sosial, dan perkembangan

bahasa pada lima tahun pertama (Sunarti. 2004)

2.1.6 Pencegahan

a. Upayakan agar melakukan antenatal care yang baik, segera melakukan

konsultasi merujuk penderita bila terdapat kelainan


b. Meningkatkan gizi masyarakat sehingga dapat mencegah terjadinya

persalinan dengan BBLR


c. Tingkatkan penerimaan gerakan keluarga berencana
d. Anjurkan lebih banyak istirahat bila kehamilan mendekati aterm atau istirahat

baring bila terjadi keadaan yang menyimpang dari normal


e. Tingkatkan kerjasama dengan dukun beranak yang masih mendapat

kepercayaan masyarakat (Ambarwati, 2009)

2.1 7 Penanganan

a. Mempertahankan suhu dengan ketat. Bayi berat lahir rendah mudah

mengalami hipotermia. Oleh karena itu, suhu tubuhnya harus dipertahankan

dengan ketat.

5
18

b. Mencegah infeksi dengan ketat. Dalam penanganan bayi berat lahir rendah

harus memperhatikan prinsip-prinsip pencegahan infeksi karena sangat

rentan. Salah satu cara pencegahan infeksi, yaitu dengan mencuci tangan

sebelum memegang bayi.


c. Pengawasan nutrisi dan ASI. Refleks menelan pada bayi dengan berat lahir

rendah belum sempurna. Oleh karena itu, pemberian nutrisi harus dilakukan

dengan hati-hati.
d. Penimbangan ketat. Penimbangan berat badan harus dilakukan secara ketat

karena peningkatan berat badan merupakan salah satu status gizi/nutrisi bayi

dan erat kaitannya dengan daya tahan tubuh. ( Saifuddin 2001 dalam

Syarifudin 2009)

5
19

2.2 Kerangka Konseptual


Faktor Ibu:

Umur
Status gizi
Penyakit ibu
Gaya hidup
Usia kehamilan
Pendidikan
pekerjaan

Faktor janin:

Cacat bawaan
Infeksi dalam
rahim

Faktor Kehamilan:
BBLR
Hidramnion
Hamil ganda
Komplikasi
kehamilan (APB,
preeklamsi-
eklamsi, ketuban
pecah dini)

Faktor lain yang tidak


diketahui

Keterangan:
: yang diteliti

: tidak diteliti

Gambar 2.1 Kerangka konsep faktor yang mempengaruhi kelahiran Bayi


Lahir Rendah (BBLR)

5
20

Sumber : Anshor,dkk (2010); Kusmiyati (2009); Manuaba (2001); Depkes RI

(2003); Rochjati (2003); Priyatna (2009); Ambarwati (2009)

Keterangan :

Dari kerangka konsep diatas dijabarkan bahwa ada 4 faktor yang mempengaruhi

kelahiran bayi BBLR yaitu faktor ibu, faktor janin, faktor kehamilan dan faktor

lain yang tidak diketahui. Dari faktor ibu bisa terjadi karena umur ibu, status gizi,

penyakit ibu, gaya hidup, usia kehamilan, pendidikan, pekerjaan. Dari faktor janin

bisa terjadi karena cacat bawaan dan infeksi dalam rahim. Dari faktor kehamilan

bisa terjadi karena hidramnion, hamil ganda, atau komplikasi kehamilan seperti

APB, preeklamsi-eklamsi, ketuban pecah dini.

Вам также может понравиться

  • Bacaan ISTIGHOSAH
    Bacaan ISTIGHOSAH
    Документ2 страницы
    Bacaan ISTIGHOSAH
    defa anachwa
    100% (2)
  • III
    III
    Документ2 страницы
    III
    santi
    Оценок пока нет
  • Soal Kasus Rca
    Soal Kasus Rca
    Документ1 страница
    Soal Kasus Rca
    santi
    Оценок пока нет
  • Askep Bayi Beresiko Tinggi Maulana
    Askep Bayi Beresiko Tinggi Maulana
    Документ14 страниц
    Askep Bayi Beresiko Tinggi Maulana
    santi
    Оценок пока нет
  • F
    F
    Документ10 страниц
    F
    santi
    Оценок пока нет
  • Bahan Refrat TB
    Bahan Refrat TB
    Документ40 страниц
    Bahan Refrat TB
    Laksmita Ayu Dewi Tetanel
    Оценок пока нет
  • BBL Prematur
    BBL Prematur
    Документ5 страниц
    BBL Prematur
    santi
    Оценок пока нет
  • Boro Budur
    Boro Budur
    Документ9 страниц
    Boro Budur
    santi
    Оценок пока нет
  • Tugas Prakarya
    Tugas Prakarya
    Документ3 страницы
    Tugas Prakarya
    santi
    Оценок пока нет
  • STT
    STT
    Документ14 страниц
    STT
    Irfan Hidayat
    Оценок пока нет
  • Faktor
    Faktor
    Документ6 страниц
    Faktor
    santi
    Оценок пока нет
  • 1ABSTRAK
    1ABSTRAK
    Документ1 страница
    1ABSTRAK
    santi
    Оценок пока нет
  • Imronn
    Imronn
    Документ1 страница
    Imronn
    santi
    Оценок пока нет
  • Surat Lamaran Pekerjaan
    Surat Lamaran Pekerjaan
    Документ2 страницы
    Surat Lamaran Pekerjaan
    santi
    Оценок пока нет
  • Basket
    Basket
    Документ1 страница
    Basket
    santi
    Оценок пока нет
  • Document
    Document
    Документ22 страницы
    Document
    santi
    Оценок пока нет
  • Dinah Puspita
    Dinah Puspita
    Документ1 страница
    Dinah Puspita
    santi
    Оценок пока нет
  • TERAPI NYERI
    TERAPI NYERI
    Документ12 страниц
    TERAPI NYERI
    rossalyndastefani-1
    Оценок пока нет
  • Analisa Data
    Analisa Data
    Документ5 страниц
    Analisa Data
    santi
    Оценок пока нет
  • Proses
    Proses
    Документ3 страницы
    Proses
    santi
    Оценок пока нет
  • Rencana Asuhan Keperawatan
    Rencana Asuhan Keperawatan
    Документ4 страницы
    Rencana Asuhan Keperawatan
    santi
    Оценок пока нет