Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tanaman Salak
1. Salak
Salak merupakan tanaman buah asli dari Indonesia. Buah ini tumbuh subur di
daerah tropis. Tanaman ini termasuk dalam keluarga Palmae yang diduga berasal dari
Pulau Jawa. Ternyata tidak hanya di Indonesia, salak juga dapat tumbuh dan menyebar
tidak berbatang, rendah dan tegak dengan tinggi antara 1,5 7 meter, tergantung dari
jenisnya (Harsoyo, 1999). Berbunga banyak, tersusun dalam tandan rapat dan bersisik
dengan tandan bunga jantan dan tandan bunga betina terletak pada pohon yang
berlainan, sebagian tandan bunga terbungkus oleh seludang atau tongkol yang
berbentuk seperti perahu yang terletak diketiak pelepah daun (Sulastri, 1986). Bunga
salak berbentuk majemuk, bertangkai dan tertutup oleh seludang. Panjang seludang
bunga jantan hingga 50-100 cm sedangkan bunga betina 20-30 cm (Ashari, 1995). Daun
tersusun menyirip, termasuk daun sempurna yaitu mempunyai helai daun, tangkai daun
dan pelepah. Tangkai daun tersusun roset, sehingga batang sangat pendek dan seolah-
olah tidak ada. Pada permukaan tepi daun, pangkal dan ventral tangkai daun terdapat
duri tempel yang warnanya relatif sama. Bentuk dasar daun semua sama yaitu lanset,
hanya berbeda komposisinya. Salak memiliki warna permukaan bawah daun putih
(Suskendriyati, dkk, 2000). Buah umumnya berbentuk segitiga, bulat telur terbalik,
bulat atau lonjong dengan ujung runcing, terangkai rapat dalam tandan buah di ketiak
pelepah daun. Kulit buah tersusun seperti sisik-sisik/genteng berwarna cokelat
kekuningan sampai kehitaman. Daging buah tidak berserat, warna dan rasa tergantung
varietasnya. Dalam satu buah terdapat 1-3 biji. Biji keras, berbentuk dua sisi, sisi dalam
Divisi : Spermatophyta
Klas : Monocotyledoneae
Ordo : Principes
Familia : Palmae
Genus : Salacca
2. Biji Salak
Menurut Balitbu (2011) bentuk biji pada buah salak dipengaruhi oleh jumlah biji
serta sedikit alkaloid Sahputra (Karta, 2015 : 124). Kandungan flavonoid di dalam
ekstrak kulit salak mampu menurunkan kadar glukosa dalam darah, selain itu Anna
diuretik.
Biji salak mempunyai banyak khasiat dan berpotensi untuk kesehatan, sebagai mana
bahan alam atau berasal dari dalam sel dengan menggunakan pelarut dan metode yang
tepat. Sedangkan ekstrak adalah hasil dari proses ekstraksi, bahan yang diekstraksi
merupakan bahan alam. (Depkes RI, 1995), Ekstrak adalah sediaan kental yang
diperoleh dengan mengekstraksi senyawa aktif dari simplisia nabati atau simplisia
hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut
diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian sehingga
menggunakan pelarut yang tepat. Prinsip yang utama adalah yang berkaitan dengan
kelarutan, yaitu senyawa polar lebih mudah larut dalam pelarut polar dan senyawa
sederhana dan sangat menguntungkan karena pengaruh suhu dapat dihindari, suhu yang
sekunder. Pemilihan pelarut yang digunakan untuk proses maserasi akan memberikan
efektivitas yang tinggi dengan memperhatikan kelarutan senyawa bahan alam dalam
pelarut akibat kontak langsung dan waktu yang cukup lama dengan sampel (Djarwis,
2004).
Keuntungan metode maserasi, diantaranya :
a. Unit alat yang dipakai sederhana, hanya dibutuhkan bejana perendam
b. Biaya operasionalnya relatif rendah
c. Prosesnya relatif hemat penyari
d. Tanpa pemanasan
Salah satu kekurangan dari metode ini adalah membutuhkan waktuyang lama
untuk mencari pelarut organik yang dapat melarutkan dengan baik senyawa yang akan
diisolasi dan harus mempunyai titik didih yangtinggi pula sehingga tidak mudah
umumnya berbentuk tidak merata dan menjadi seperti partikel tunggal yang lebih besar
(Ansel, 1989). Granul instan adalah suatu sediaan yang berbentuk bulatan bulatan atau
Dalam skala besar, banyak campuran serbuk diubah menjadi serbuk granulat, agar
2009), sedangkan Granulasi adalah suatu proses pembesaran ukuran ketika partikel-
partikel kecil menjadi agregat yang lebih besar dan permanen dan membuatnya
granulasi basah merupakan metode yang paling tua dan paling konvensional dalam
bahan yang sama, bentuk granul biasanya lebih stabil secara fisik dan kimia dari pada
serbuk, setelah dibuat dan dibiarkan beberapa waktu granul tidak segera mengering bila
dibandingkandengan serbuk. Hal ini karena luas permukaan granul lebih kecil
dibandingkan dengan serbuk. Granul biasanya lebih tahan terhadap pengaruh udara dan
granul mudah larut oleh pelarut dari pada beberapa macam serbuk yang cenderung
mengambang diatas permukaan pelarut. Sehingga granul lebih disukai untuk dijadikan
larutan.
5. Monografi Eksipien
a. Povidon
Povidon berbentuk serbuk, berwarna putih, tidak berbau atau hampir berbau,
higroskopis. Kelarutan dari PVP adalah larut dalam air, etanol, kloroform dan praktis
tidak larut dalam eter. PVP digunakan sebagai bahan pengikat pada granulasi basah
berbau khas lemah (tajam atau tidak enak), higroskopis netral terhadap lakmus.
Kelarutannya dapat bercampur dengan air dan dengan etanol, tidak larut dalam eter,
etanol, metanol dan sedikit larut dalam etil asetat. Sukralosa digunakan sebagai
kekuatan pemanis sekitar 300-1000 kali dari sukrosa dan tidak memiliki sisa rasa
yang khas, dan berasa pahit. Larut dalam air dan etanol, tidak larut dalam air dan
etanol, tidak larut dalam minyak mineral. Tween digunakan sebagai zat pembasah,
emulgator, dan peningkatan kelarutan dengan konsentrasi 1-10 % (Rowe, dkk, 2006)
e. Asam Sitrat
Asam sitrat merupakan hablur bening, tidak berwarna atau serbuk hablur
granul sampai halus, putih tidak berbau, atau praktis tidak berbau, rasa sangat asam.
Kelarutan sangat mudah larut daloam etanol, agak sukar larut dalam etanol, agak
menyebabkan rasa terbakar pada lidah, mudah menguap walaupun pada suhu 78 %
dan mudah terbakar. Kelarutan etanol bercampur dengan air dan praktis bercampur
dibentuk selama hidrolisis pati menjadi gula oleh panas, asam atau enzim. Dekstrin
larut dalam air tetapi dapat diendapkan alkohol dan biasanya digunakan untuk
suspending agent, tablet binder, dan kapsul diluents (Hidayat, 2008: 1).
Uji skrining flavonoid pada ekstrak etanol daun benalu kersen
dkk., 2009).
Alkaloid dapat tertarik pada pelarut etanol karena senyawa alkaloid bersifat polar.
Reaksi positif yang terjadi pada uji alkaloid adalah endapan pada pereaksi Mayer
(Padmasari dkk., 2013). Endapan yang terjadi pada pereaksi Mayer terjadi ikatan
kompleks antara kalium dengan alkaloid, pada pembuatan pereaksi Mayer, larutan
merkurium (II) klorida ditambah kalium iodida akan bereaksi membentuk endapan
yang mengandung gugus hidroksil (-OH) (Mustikasari & Ariyani, 2008). Perubahan
warna terjadi ketika penambahan FeCl3 yang bereaksi dengan salah satu gugus
hidroksil pada senyawa tanin, penambahan FeCl3 pada ekstrak uji menghasilkan
warna hijau kehitaman yang menunjukkan mengandung senyawa tanin (Dewi dkk.,
2013).