Вы находитесь на странице: 1из 19

LAPORAN KASUS STATUS PSIKIATRI

SKIZOPRENIA PARANOID ( F20.0)

Tanggal masuk : 13-12-2016

I DATA IDENTIFIKASI
Nama Tn Abbas
Umur : 38 tahun
Jenis kelamin : laki laki
Alamat :desa lappa kabupaten pinrang
Agama : Islam
Status perkawinan : Belum Menikah
Pendidikan terakhir : SMP
Pekerjaan : Belum Bekerja
Menjalani Perawatan : sudah pernah

No.Hp :085299816398

II RIWAYAT PSIKIATRI
Diperoleh dari : Ny. Siti Vitriani
Alloanamnesis, 20-12-2016

A Keluhan Utama
Mengamuk
B Riwayat Gangguan Sekarang
Keluhan dan gejala :
Seorang pasien laki laki umur 38 tahun di antar oleh keluarganya
ke RSKD DADI. dengan keluhan mengamuk yang dialami sejak SMP
namun bertambah parah sejak 1 thn yang lalu tahun yang lalu. Pada saat
mengamuk, pasien melempari dan menghambur hamburkan barang jualan,
bicara tidak jelas dan teriak teriak sendiri pasien mengalami perubahan
kepribadian sejak SMP, pasien suka bepergian dari rumah tak tentu arah
dan diantar pulang oleh temannya yang menemukannya. Pada malam hari,
pasien juga bicara sendiri hingga berteriak-teriak tidak jelas. Menurut
keluarga, pasien mendengar bisikan yang menyuruhnya melempar barang
barang dan mengamuk. Namun sejak berobat di RS DADI pada tgl 13 12
2016, pasien mengalami perubahan gejala yaitu, pasien sering mendengar

1
bisikan dan melihat seorang dokter yang bennama dokter mulyadi, yang
selalu menyuruh pasien untuk sholat, minum obat dengan teratur dan
pasien mengikuti perintah dari suara suara itu. Pasien makan dengan baik
dan mandi jika disuruh oleh keluarganya,

Awal perubahan perilaku pada saat pasien masi sekolah SMP,


secara tiba tiba pasien mengalami perubahan perilaku. dan keluargan pasie
memutuskan untuk membawa pasien berobat ke rumah sakit dan tidak
melanjutkan sekolahnya karena di anggap membahayakan orang orang di
sekitarnya. pasien sering berobat di kampungnya, namun pasien tidak
mengkonsumsi obat dengan teratur. Terdapat riwayat keluarga yang sama
yakni kakak pasien

Hendaya/disfungsi:

Hendaya sosial (+)


Hendaya pekerjaan (+)
Hendaya Waktu luang (+)
Faktor stressor
Tidak di temukan
Riwayat gangguan sebelumnya
1 Riwayat penyakit dulu
o Infeksi (-)
o Trauma (-)
o Kejang (-)
2 Riwayat penggunaan zat psikoaktif
o Narkotik (-)
o Alkohol (-)
o Merokok (+) tidak menentu
o Obat-obat lain (-)

C Riwayat gangguan psikiatrik sebelumnya


Mulai awal tahun 1992. Pada saat pasien masi sekolah SMP

D Riwayat kehidupan pribadi


1 Riwayat prenatal dan perinatal
Pasien lahir normal, cukup bulan, lahir di rumah, ditolong oleh
dukun. Pasien mendapat ASI Eksklusif 6 bulan.Pertumbuhan dan

2
perkembangan baik. Menurut keluarga pasien termasuk orang yang
baik.
2 Riwayat masa kanak Awal-Pertengahan
a Usia 1 3 tahun
Pasien mendapatkan ASI hingga usia 2 tahun, dan memiliki
pertumbuhan serta perkembangan baik, sama seperti anak
seusianya.
b Usia 3 5 tahun
Pertumbuhan dan perkembangan baik, sama seperti anak
seusianya.
c Usia 6 11 tahun
Pertumbuhan dan perkembangan baik, sama seperti anak
seusianya.
3 Riwayat masa kanak akhir dan remaja
Hubungan pasien dengan keluarga serta teman baik
4 Riwayat Masa Dewasa
Hubungan pasien dengan teman-teman dan keluarganya baik..
a Riwayat Pekerjaan : Tidak bekerja
b Riwayat Pernikahan : Tidak menikah
c Riwayat pendidikan : Pendidikan terakhir SMP
d Riwayat Keagamaan : Pasien beragama islam
e Riwayat aktivitas sosial : Pasien adalah pribadi yang baik dan
riang.
f Situasi hidup sekarang : Pasien tinggal kedua orang tuanya,

g Riwayat hukum : tidak ada


h Riwayat psikoseksual : tidak ada
i Riwayat keluarga
- Merupakan anak ke 3 dari 5 orang bersaudara (, ,
, ,)
- Kedua orang tua pasien masih hidup.
,
- Hubungan pasien dengan keluarga baik
- Tidak ada keluarga pasien yang menderita keluhan yang
sama
j Persepsi pasien tentang diri dan kehidupannya: pasien merasa
sakit dan memerlukan pengobatan.

III PEMERIKSAAN STATUS MENTAL


A Deskripsi Umum
1 Penampilan

3
Tampak seorang laki laki memakai baju kaos abu abu dan celana
pendek jeans, wajah seumur, warna kulit sawo matang, tampak
kurus.
2 Kesadaran
Kualitas : Berubah
Kwantitas : GCS 15. E4M6V5 (Compos mentis)
3 Perilaku dan aktivitas psikomotor
Saat wawancara, pasien tampak cukup tenang
4 Sikap terhadap pemeriksa : Pasien kooperatif

B Keadaan Afektif
1 Mood : Baik
2 Afek : apropiate ( baik)
3 Keserasian : Serasi
4 Empati : Tidak dapat dirabarasakan

C Verbalisasi
1. bicara : Bicara spontan, lancar, dan intonasi yang baik
2. Hendaya berbahasa : tidak ada

D Fungsi intelektual (kognitif)


1 Taraf pendidikan : sesuai dengan tingkat pendidikannya
2 Orientasi
- Waktu : Baik,
- Tempat : Baik,
- Orang : Baik
3 Daya ingat
- Jangka panjang :Baik
- Jangka sedang :sedikit terganggu
- Jangka segera : Baik
4 Konsentrasi dan perhatian: Cukup baik
5 Pikiran Abstrak : Tidak terganggu
6 Bakat Kreatif : Tidak ada
7 Kemampuan menolong diri sendiri : Baik, pasien dapat melakukan
perawatan diri sehari-hari secara mandiri seperti mandi dan makan.

E Gangguan persepsi
1 Halusinasi:
a Halusinasi auditorik : Ditemukan (suara seorang laki laki
yang menyuruhnya pasien mengamuk, melempar lempar
barang di rumahnya dan berjalan jalan), keluhan dirasakan
hampir setiap waktu (pagi, siang, malam).

4
b Halusinasi visual : pasien sering melihat bayangan
laki laki yang mengganggunya tiap hari sambil mengajaknya
bicara yang selalu menyuruh pasien untuk mengamuk.
2 Ilusi : tidak ditemukan
3 Depersonalisasi : tidak ditemukan
4 Derealisasai : tidak ditemukan
F Pikiran
1 Arus pikiran : Relevant kadang asosiasi longgar
2 Isi pikiran :
3 Waham; di temukan, namun terdapat delusion of influence pasien
terkadang jalan tak tentu arah karena mendengar perintah dari suara
suara yang membisikinya untuk berjalan, saat sekarang pasien
mendengar suara perintah untuk menyuruhnya minum obat dan
sholat
G Pengendalian impuls : Baik
H Daya nilai dan tilikan
1 Norma sosial : Terganggu
2 Uji daya nilai : Baik/ tidak terganggu
3 Penilaian relaitas: Baik
I Tilikan : Derajat 2 (agak menyadari bahwa dirinya sakit
dan butuh bantuan, tetapi dalam waktu yang sama juga menyangkali
penyakitnya.
J Taraf dapat dipercaya
Dapat dipercaya

IV PEMERIKSAAN FISIK DAN NEUROLOGIS


Status Internus
TD :
N :
P :
S :

Pemeriksaan Fisik
Kepala : Normocephal
- Konjungtiva :tidak anemis
- Thorax :
- Cor :
- Abdomen :

5
Status Neurologis :

GCS E4M6V5(Compos mentis), pupil bulat isokor, Refleks Patologis (-) pada
keempat ekstremitas, sensorik dan motorik dalam batas normal.

IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA

pasien laki laki umur 38 tahun di antar oleh keluarganya ke RSKD


DADI. dengan keluhan mengamuk yang dialami sejak SMP namun
bertambah parah sejak 1 thn yang lalu tahun yang lalu. Pada saat
mengamuk, pasien melempari dan menghambur hamburkan barang,
bicara tidak jelas dan teriak teriak sendiri, pasien suka bepergian dari
rumah tak tentu arah dan juga pasien sering mendengarkan suara bisikan
bisikan. Namun sejak berobat di RS DADI pada tgl 13 12 2016, pasien
mengalami perubahan gejala yaitu, pasien sering mendengar bisikan dan
melihat seorang dokter yang bennama dokter mulyadi, yang selalu
menyuruh pasien untuk sholat, minum obat dengan teratur dan pasien
mengikuti perintah dari suara suara itu.

Awal perubahan perilaku pada saat pasien masi sekolah SMP,


secara tiba tiba pasien mengalami perubahan perilaku. dan keluargan
pasien memutuskan untuk membawa pasien berobat ke rumah sakit dan
tidak melanjutkan sekolahnya karena di anggap membahayakan orang
orang di sekitarnya. pasien sering berobat di kampungnya, namun pasien
tidak mengkonsumsi obat dengan teratur. Terdapat riwayat keluarga yang
sama yakni kakak pasien

Pada pemeriksaan status mental, Tampak seorang laki laki memakai baju
kaos abu abu dan celana pendek jeans, wajah seumur, warna kulit sawo matang,
tampak kurus dengan kesadarankualitas :berubah, kwantitas : GCS E4M6V5
(Compos mentis). Perilaku dan aktivitas psikomotor pasien saat wawancara
tampak cukup tenang Sikap pasien terhadap pemeriksa kooperatif.
Terdapat gangguan persepsi berupa Halusinasi Halusinasi auditorik
Ditemukan suara seorang laki laki yang menyuruh pasien untuk mengamuk,

6
menghambur hamburkan barang dan berjalan tidak tentu arah., keluhan dirasakan
hampir setiap waktu (pagi, siang, malam) dan Halusinasi visual pasien sering
melihat bayangan laki laki yang menyuruh pasien untuk mengamuk dan
melempar barang barang di sekitarnya
Isi pikir di temukan waham delusion of influence pasien terkadang jalan
tak tentu arah karena mendengar perintah dari suara suara yang
membisikinya untuk berjalan,
Tilikan pada pasien yaitu derajat 2 (agak menyadari bahwa dirinya sakit
dan butuh bantuan, tetapi dalam waktu yang sama juga menyangkali penyakitnya.

V DIAGNOSIS MULTIAKSIAL (BERDASARKAN PPDGJ III)


a Aksis I
Berdasarkan alloanamnesis dan autoanamnesis, didapatkan adanya
gejala klinis yang bermakna berupa perubahan pola tingkah laku
yaitu pasien , mengamuk, melempar barang barang, bicara tidak
jelas, sering bepergian tak tentu arah. Keadaan ini menimbulkan
distress pada pasien dan keluarganya serta menimbulkan hendaya
sosial, pekerjaaan, dan hendaya waktu senggang. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa pasien mengalami Gangguan Jiwa.
Adanya hendaya berat dalam menilai realita berupa halusinasi
auditorik, visual dan waham sehingga digolongkan ke dalam
Gangguan Jiwa Psikotik.
Pada pemeriksaan status internus dan neurologis tidak ditemukan
adanya kelainan, sehingga kemungkinan gangguan mental organik
dapat disingkirkan dan pasien digolongkan ke dalam Gangguan
Jiwa Psikotik Non Organik.
Dari alloanamnesis dan autoanamnesis didapatkan halusinasi
auditorik yaitu suara seorang laki laki yang menyuruh pasien
mengamuk, berjalan jalan tak tentu arah dan melempar barang
barang. Halusinasi visual yaitu pasien sering melihat bayangan laki
laki yang menyuruh pasien mengamuk. dan Waham delusion of
control yaitu menyuruh pasien untuk berjalan jalan tak tentu arah

7
karena mendengar perintah dari suara suara yang di dengarnya.
memenuhi kriteria dua gejala Skizofrenia (F20). Dan memenuhi
pedoman penggolongan diagnosis gangguan jiwa (PPDGJ III),
diagnosis pasien diarahkan pada Skizofrenia Paranoid (F20.0)
karena terdapat halusinasi auditorik serta waham yang menonjol.
b Aksis II
Tidak ada.
c Aksis III
Tidak ada
d Aksis IV
Tidak ada.
e Aksis V
GAF Scale 60-51 berupa gejala sedang (moderate)

VI PROGNOSIS ; dubia et bhonam


Prognosis dari pasien ini adalah Dubia et bhonam
Faktor Pendukung :
a Gejala positif
b Tidak ada kausa organik
c Dukungan keluarga yang cukup baik
Faktor Penghambat :
a Ketidakaturan minum obat
b Sosial ekonomi rendah
c Penyakit yang di derita sudah lama
VII RENCANA TERAPI
1 Psikofarmaka :
- R/ Haloperidone 5 mg ( 3 x 1)
2 Psikoterapi
Supportif dengan dukungan keluarga agar lebih
memperhatikan dan memberikan dukungan kepada
pasien serta lebih memperhatikan keteraturan pasien
dalam meminum obat.
3 Sosioterapi
Memberikan penjelasan kepada keluarga dan orang-orang terdekat pasien
tentang gangguan yang dialami pasien, sehingga tercipta dukungan sosial
dalam lingkungan yang kondusif sehingga membantu proses
penyembuhan pasien serta melakukan kunjungan berkala.

VIII DISKUSI DAN PEMBAHASAN

8
Berdasarkan PPDGJ III, pada umumnya skizofrenia ditandai oleh
penyimpangan yang fundamental dan karakteristik dari pikiran dan persepsi,
serta oleh afek yang tidak wajar (Innapropriate) atau tumpul (blunted).
Kesadaran yang jernih (clear consciousness) dan kemampuan intelektual
biasanya terpelihara, walaupun kemunduran kognitif tertentu dapat
berkembang kemudian.
Berdasarkan PPDGJ III, untuk mendiagnosis skizofrenia (F20), maka:

1) Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas (dan biasanya
dua gejala atau lebih bila gejala-gejala itu kurang tajam atau kurang jelas):

a) - Thought echo = isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau


bergema dalam kepalanya (tidak keras) dan isi pikiran ulangan,
walaupun isinya sama, namun kualitasnya berbeda, atau

- Thought insertion or withdrawal = isi pikiran yang asing dari luar


masuk kedalam pikirannya (insertion) atau isi pikirannya diambil
keluar oleh sesuatu dari luar dirinya (Withdrawal) dan

- Thought broadcasting = isi pikirannya tersiar keluar sehingga


orang lain atau umumnya mengetahuinya.

b) - Delusion of control = waham tentang dirinya dikendalikan oleh


suatu kekuatan tertentu dari luar atau

- Delusion of influence = waham tentang dirinya dipengaruhi oleh


suatu kekuatan tertentu dari luar atau

- Delusion of passivity = waham tentang dirinya tidak berdaya dan


pasrah terhadap suatu kekuatan dari luar; (tentang dirinya= secara
jelas ,merujuk ke pergerakan tubuh/anggota gerak atau kepikiran,
tindakan atau penginderaan khusus).

9
- Delusion perception = pengalaman inderawi yang tidak wajar, yang
bermakna sangat khas bagi dirinya , biasanya bersifat mistik dan
mukjizat.

C) Halusional Auditorik ;

- Suara halusinasi yang berkomentar secara terus menerus terhadap


perilaku pasien .

- Mendiskusikan perihal pasien di antara mereka sendiri (diantara


berbagai suara yang berbicara atau

-Jenis suara halusinasi lain yang berasal dari salah satu bagian tubuh.

d) Waham-waham menetap jenis lainnya, yang menurut budaya


setempat dianggap tidak wajar dan sesuatu yang mustahi,misalnya
perihal keyakinan agama atau politik tertentu atau kekuatan dan
kemampuan diatas manusia biasa (misalnya mampu mengendalikan
cuaca atau berkomunikasi dengan mahluk asing atau dunia lain)

2) Atau paling sedikitnya dua gejala dibawah ini yang harus selalu ada
secara jelas:

a) Halusinasi yang menetap dari panca indera apa saja , apabila disertai
baik oleh waham yang mengambang maupun yang setengah berbentuk
tanpa kandungan afektif yang jelas, ataupun disertai oleh ide-ide
berlebihan (over-valued ideas) yang menetap, atau apabila terjadi
setiap hari selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan terus
menerus.

10
b) Arus pikiran yang terputus (break) atau yang mengalami sisipan
(interpolation) yang berakibat inkoherensia atau pembicaraan yang
tidak relevan atau neologisme.

c) Perilaku katatonik seperti keadaan gaduh gelisah (excitement), posisi


tubuh tertentu (posturing) atay fleksibilitas cerea, negativisme,
mutisme, dan stupor.

d) Gejala negatif seperti sikap apatis, bicara yang jarang dan respons
emosional yang menumpul tidak wajar, biasanya yang mengakibatkan
penarikan diri dari pergaulan sosial dan menurunya kinerja sosial,
tetapi harus jelas bahwa semua hal tersebut tidak disebabkan oleh
depresi atau medikasi neureptika.

3) Adapun gejala-gejala khas tersebut diatas telah berlangsung selama kurun


waktu satu bulan atau lebih (tidak berlaku untuk setiap fase nonpsikotik
prodromal);

4) Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu
keseluruhan (overall quality) dari beberapa aspek perilaku pribadi (personal
behavior), bermanifestasi sebagai hilangnya minat, hidup tak bertujuan,
tidak berbuat sesuatu, sikap larut dalam diri sendiri (self absorbed attitute),
dan penarikan diri secara sosial.

Untuk mendiagnosa Skizofrenia Paranoid (F20.0) menurut PPDGJ III,


adalah sebagai berikut:

1) Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia

2) Sebagai tambahan:

a) Halusinasi dan/ waham arus menonjol;

11
- Suara-suara halusinasi yang mengancam pasien atau memberi
perintah, atau halusinasi auditorik tanpa bentuk verbal berupa bunyi
pluit (whistling), mendengung (humming), atau bunyi tawa
(laughing).

- Halusinasi pembauan atau pengecapan rasa, atau bersifat seksual ,


atau lain-lain perasaan tubuh, halusinasi visual mungkin ada tetapi
jarang menonjol.

- Waham dapat berupa hampir setiap jenis, tetapi waham dikendalikan


(delusion of control), dipengaruhi (delusion of influence) atau
passivity (delussion of passivity), dan keyakinan dikejar-kejar yang
beraneka ragam, adalah yang paling khas.

b) Gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan, serta gejala


katatonik secara relatif tidak nyata / tidak menonjol.

Pada pasien ini terdapat halusinasi dan waham yang menonjol, diagnosis
pasien ini adalah Skizofrenia Paranoid (F20.0) dan memenuhi pedoman
diagnostik Skizofrenia Paranoid (F20.0) dari PPDGJ III.

IX FOLLOW UP

Alloanamnesis tanggal 18 november 2016:

DM: Assalamu alaikum mbak,

P: Wa Alaikum Salam dok

DM: Perkenalkan saya sofyan dokter muda yang bertugas di rs DADI makassar,
kalau boleh tahu namanya siapa ibu?

P: nama saya Jumarni dok

DM:saya mau tanya tanya tentang keluarga ta atas nama abbas yang di rawat di rs
DADI, apa boleh ibu?

12
P:iye boleh dok

DM: kenapa abbas di bawa ke rumah sakit dadi?

P:dia sering mengamuk di rumah dok

DM:apa yang dia lakukan kalau dia mengamuk?

P: dia menghambur hamburkan barang dok

DM: sejak kapan dia alami kelainan kaya begitu?

P: berubah perilakunya sejak tamat SMP tapi tambah parah sudah 1 tahun
terakhir ini. Katanya ada dia liat dan dengar suara suara laki laki yang menyuruh
dia untuk mengamuk dan berjalan jalan sendiri Dok,

DM: apa ada keluhan lainnya ?

P: tidak ada dok, hanya mengamuk ji dok

DM: apakah abbas bisa mandi dan makan sendiri?

P:iye bisa ji dok, bisa dia lakukan sendiri kalau di suruh ki dok.

DM: awal perubahan perilaku sejak kapan?

P:sejak SMP dok, sejak itu kami memutuskan untuk tidak melanjutkan sekolahnya
abbas lagi dok.

DM:apa sudah pernah berobat sebelumnya?

P: pernah dok, berobat di pinrang, tapi abbas tidak minum obatnya secara teraturr
jadi sering kambuh penyakitnya dok

DM: kita masi ingat nama obatnya?

P: lupa ka dok.

DM: apakah abbas dulu persalinanya normal? cukup bulan? Di bantu oleh siapa?

13
P: persalinan normal dok, cukup bulan dan di lahirkan di dukun.

DM:bagaimana kehidupannya abbas sehari hari

P: termasuk anak yang baik dok, mudah bergaul dan banyak temannaya.

DM:apakah ada anggota keluarga ta yang mengalami gangguan seperti abbas?

P: iyah ada dok, saudaranya.

DM: ok bu, trima kasih atas informasinya. Mudah mudahan abbas cepat sembuh

P: iyye dok, trima kasih dok,sudah ku coba dok sama mamku, sembuhji mamaku.

DM: memang sakit mamata waktu pakai itu ilmu?

P: tidak kutahumi dok, kupakai itu ilmuku sehat terus mamaku sampai na antarka
kesini.

DM: sakit apa memang mamata?

P: sakit badan dok, selalu sakit badannya.

DM: kalo pakai ilmuta, sembuhmi?

P: na bilangji mamaku enakji perasaanku.

DM: menurut keluargata, kenapaki selalu curiga sama mantan suami pertamata?

P: karena waktu pisahka dok, mulai meka sakit sakit

DM: sakit sakit apa itu?

P: kayak mengamuk dokter, selaluka dengar suara.

DM: kenapaki yakin kalo mantan suami pertamata yang guna gunaki?

P: karena mulainya na tinggalkanka dokter disitu juga mulaika mengamuk dokter.

DM: tabe, kenapa memang na tinggalkanki?

14
P: na bil katanya selaluka marah marah, baru selalu katanya kutuduh selingkuh

DM: memang selingkuhki atau kita tuduhji mantan suamita?

P: memang selingkuh dokter, selalu pulang terlambat kerumah alasannya kerj.

DM: memang kerja apa mantan suami pertamata?

P: tukang ojek dokter.

DM: pernahki memang lihatki selingkuh?

P: tidak pernahji dok, cuma curigaka selalu terlambat pulang kerumah.

DM: kenapaki yakin mantan suami pertamata guna gunaki?

P: mungkin cemburuki dokter, karena meniikah lagi sama suami yang sekarang.

DM: memang mantan suami pertamata tahuki kita sudah menikah??

P: tidak kutahu juga dokter karena tidak tinggal di bantaengmi.

DM: kenapaki pale tuduhki bilang gara gara cemburuki na guna gunaki?

P: karena waktuku sakit pertama kali dokter, gara gara suami pertamaku mulai
ka mengamuk jadi keorang pintarka na bilang di guna gunaka sama suami
pertamaku jadi sakit beginika.

DM: tabe, siapa memang minta pisah waktu samaki suami pertamata?

P: dia dokter, na bilang slelauka marah marahi, selaluka curiga bilang selingkuhi
padahal memang dokter selingkuhki karena selalu terlambat pulang kerumah.

DM: sudah menikah kembali mantan suami perrtamata?

P: tidak kutshi dokter karena tidak tinggal di bantaeng lagi ke luar kotaki kerja ke
Kalimantan.

DM: na bilang juga keluargata selaluki berkelahi dengan tetanggata, kenapa?

15
P: na guna gunaka juga dokter

DM: kenapa tetanggata yang guna gunaki? Kukira tadi mantan suami pertamata
yang guna gunaki?

P: na bisikka itu nenek nenek bilang tetanggamu yang guna guna jadi sakit
meko lagi.

DM: terus mantan suami pertamamu kenapa tuduhki lagi?

P: memang dia guna gunaka dok karena cemburuki sama saya menikahka lagi.

DM: kenapaki memang tetanggata, ada masalah?

P: selaluka berkelahi sama tetanggaku, na marahika selalu tetanggaku, tidak na


sukaka dokter.

DM: kenapa memang selaluki berkelahi, na marahi dengan tidak na sukaki?

P: selaluka na lihat lihat kalo duduk- dudukka di depan rumahku, baru kalo
kutanyaki marah marahmi kayak tidak na sukaka dokter

DM: tetangga yang mana itu? Sebelah rumahta?

P: semuanya tetanggaku dokter, kalo na lihat lihatka salalu kutanya kenapa lihat
lihatka? Langsungki marah semua

DM: berapa kali meki sakit begini?

P: dua kali mungkin dokter?

DM: yang pertama karena apa?

P: gara mantan suami pertamaku na tinggalkanka dokter na bilang selaluka marah


marah.

DM: yang kedua ini kenapaki lagi mengamuk?

P: suami keduaku dokter na tinggalkanka gara gara ini sakitku.

16
DM: sakit apa memangki memang sekarang?

P: sering mengamuk dokter, marah marah, kulempar barang barang.

DM: jadi gara- gara seringki mengamuk, kenapaki memang mengamuk sama
suami keduata?

P: selaluka curiga dokter sama suami keduaku selaluki terlambat pulang, kalo
lamami pulang kumarahimi dokter ku bilang kenapaki lama sekali pulang, na
bilangji kerjaka, tapi kenapa lama sekali, macet katanya.

DM: kerja dimana memang suamita?

P: di bantaengji dokter, kulupa kerja apa.

DM: masih minumki obatta dirumah?

P: tidak dokter, disniji minumka obat.

DM: kenapaki tidak lanjutki minum obatta?

P: kuminumji dulu dokter, waktu sudahka keluar dari sini tapi sudah menikahka
lagi tidak kuminum lagi obatku.

DM: kita tahu dimanaki ini?

P: tahu dokter rumah sakit dadi.

DM: kita tahu sakit apaki?

P: tahu dokter seringka mengamuk.

DM: mau jeki minum obatta?

P: iya dokter, mau jeka minum obatku.

DM: iye pale ibu jumarni, istirahat meki

P: selesaimi dokter?

17
DM: iya, bisa meki istirahat, terima kasih ibu jumarni

P: iye dok, sama sama. Bisa meka pulang dokter ?

DM: tunggu dokter penanggung jawabta nah, nanti dating lagi lihatki nanti
dokternya yang lihatki baruki na tentukanki bisa pulang atau tidak. Masih kita
dengar itu suara suara dengan bayangan?

P: tidakmi dokter, baik meka tidak sakit meka, tidak mengamukka juga disini.

DM: tunggu meki besok dari dokter penanggung jawabta.

P: iye dok terima kasih

DM: sama sama ibu jumarni.

18
19

Вам также может понравиться