Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
perubahan iklim
Iklim didefininisikan sebagai keadaan rata-rata cuaca di tempat yang luas
dalam waktu yang sangat lama. Sedangkan definisi perubahan iklim adalah
berubahnya kondisi fisik atmosfer bumi antara lain suhu dan distribusi curah
hujan yang membawa dampak luas terhadap berbagai sektorkehidupan manusia.
Indonesia mempunyai karakteristik khusus, baik dilihat dari posisi,
maupun keberadaanya, sehingga mempunyai karakteristik iklim yang spesifik. Di
Indonesia terdapat tiga jenis iklim yang mempengaruhi iklim di Indonesia, yaitu
iklim musim (muson), iklim tropica (iklim panas), dan iklim laut. Namun
sekarang, iklim di Indonesia menjadi lebih hangat. Iklim tersebut telh berubah
sejak abad 20. Suhu rata-rata tahunan telah meningkat sekitar 0,3oC sejak 1900.
Curah hujan tahunan telah turun sebesar 2 hingga 3 persen di wilayah Indonesia
dalam abad ini. Curah hujan di beberapa bagian wilayah Indonesia ini dipengaruhi
kuat oleh kejadian El-Nino. Di lain hal, IPCC juga mengungkapkan bahwa selama
100 tahun terakhir (1906-2005) temperatur permukaan bumi rata-rata telah naik
sekitar 0,74oC dengan pemanasan yang lebih besar pada daratan dibandingkan
dengan lautan. Tingkat pemanasan rata-rata selama 50 tahun terakhir hampir dua
kali lipat dari yang terjadi pada 100 tahun terakhir.
Salah satu hal yang mempengaruhi adanya perubahan iklim tersebut
adalah Efek Rumah Kaca yang merupakan hasil dari penyerapan energi oleh gas-
gas tertentu yang terdapat di atmosfer dan meradiasikan kembali sebagian dari
paanas tersebut ke bumi. Tanpa adanya efek rumah kaca yang alami, suhu di
permukaan bumi aka berada pada angka -18oC, bukan seperti suhu saat ini. Setiap
gas rumah kaca mempunyai efek pemanasan global yang berbeda. Pemanasan
global merupakan peningkatan rata-rata temperatur atmosfer yang dekat dengan
permukaan bumi dan troposfer, yang dapat berkontribusi pada perubahan pola
iklim global.
Perubahan iklim merupakan sesuatu yang sulit untuk dihindari dan
memberikan dampak terhadap berbagai sektor kehidupan. Indonesia beresiko
mengalami kerugian yang signifikan terhadap perubahan iklim tersebut. Karena
keberadaannya pulasebagai negara kepulauan, Indonesia sangat rentan terhadap
dampak perubahan iklim. Kekeringan yang semakin panjang, frekuensi peristiwa
cuaca ekstrem yang semakin sering, dan curah hujan tinggi yang berujung pada
bahaya banjir besar; -semuanya merupakan contoh dari dampak perubahan iklim.
Terendamnya sebagian daratan negara, -seperti yang terjadi di Teluk Jakarta-,
telah mulai terjadi. Demikian pula, keberagaman spesies hayati yang sangat kaya
dimiliki Indonesia juga berada dalam resiko yang sangat besar. Pada gilirannya,
hal ini akan membawa efek yang merugikan bagi sektor pertanian, perikanan dan
kehutanan, sehingga berujung kepada terciptanya ancaman atas ketersediaan
pangan dan penghidupan.
Perubahan iklim tersebut, salah satunya pemanasan global juga akan
menaikkan level permukaan air laut, sehingga menggenangi daerah pesisir
produktif yang sekarang digunakan sebagai lahan pertanian. Misalnya, di daerah
Karawang, Jawa Barat, suplai beras lokal akan mengalami reduksi besar sebagai
dampak dari penggenangan tersebut. Juga, kerugian dari sektor produksi ikan dan
udang di daerah yang sama dapat mencapai angka sebesar lebih dari 7.000 ton.
Jika prediksi ini menjadi nyata, beribu-ribu petani di kawasan tersebut harus
mencari sumber penghidupan yang lain.
Tak hanya itu, perubahan iklim juga akan meningkatkan dampak buruk
dari wabah penyakit yang ditularkan melalui air atau vektor lain seperti nyamuk.
Pada akhir dekade 1990an, El Nino dan La Nina diasosiasikan dengan wabah
malaria dan DBD. Akibat dari meningkatnya temperatur, malaria kini juga
mengancam daerah yang sebelumnya tak tersentuh karena suhu dingin, seperti
dataran tinggi Irian Jaya (2013 m. di atas permukaan laut) pada tahun 1997
(Climate Hotmap). Riset juga telah mengkonfirmasi hubungan antara
peningkatan temperatur dan mutasi virus DBD. Ini berarti kasus-kasus DBD yang
ada menjadi lebih sulit ditangani dan menimbulkan lebih banyak korban jiwa.
Masalah kesehatan lainnya juga dapat diperparah karena perubahan
iklim. Contohnya, manusia dengan penurunan fungsi jantung sangat mungkin
menjadi lebih rentan dalam cuaca yang panas karena mereka membutuhkan energi
lebih untuk mendinginkan tubuh mereka. Suhu panas juga dapat mencetuskan
masalah pernapasan. Konsentrasi zat ozone di level permukaan tanah akan
meningkat karena pemanasan suhu. Ini akan menyebabkan kerusakan pada
jaringan paru-paru manusia.
2. Dampak Perubahan Iklim
Tentu saja dari perubahan iklim ini dapat menimbulkan dampak negative.
Untuk Indonesia sendiri, ada sejumlah dampak perubahan iklim seperti :
1. Ekosistem
- Kemungkinan punahnya 20-30 persen spesies tanaman dan hewan bila
terjadi kenaikan suhu rata-rata global sebesar 1,5-2,5 derajat Celcius.
- Bertambahnya CO2 di atmosfer akan meningkatkan tingkat keasaman
laut. Hal ini berdampak negative pada organisme-organisme laut seperti terumbu
karang dan spesies-spesies yang hidupnya bergantung pada organisme tersebut.
Meski tingkat emisi GRK terus meningkat, ada banyak peluang untuk
menguranginya. Salah satu cara melalui perubahan gaya hidup dan pola konsumsi.
IPCC memberikan rekomendasi kebijakan dan instrument yang dinilai efektif
menurunkan emisi GRK, seperti :
Sektor Energi
- Mengurangi subsidi bahan bakar fosil.
- Pajak karbon untuk bahan bakar fosil.
- Kewajiban menggunakan energi terbarukan.
- Penetapan harga listrik bagi energi terbarukan.
- Subsidi bagi produsen
Sektor Transportasi
- Kewajiban ekonomi bahan bakar, penggunaan biofuel dan standar CO2
untuk alat transportasi jalan raya.
- Pajak unstuck plebeian endbrain, STNK, bahan bakar serta tarif
penggunaan jalan dan parker.
- Merancang kebutuhan transportasi melalui regulasi penggunaan lahan
serta perencanaan infrastruktur.
- Melakukan investasi pada fasilitas angkutan umumdan transportasi tak
bermotor.
Sektor Gedung
- Menerapkan standard dan pemberian label pada berbagai peralatan.
- Sertifikasi dan regulasi gedung
- Program-program demand side management.
- Percontohan oleh kalangan pemerintah termasuk pengadaan.
- Insentif untuk energy services company.
Sektor Industri
- Pembuatan standar
- Subsidi, pajak untk kredit.
- Izin yang dapat diperjualbelikan
- Perjanjian sukarela.
Sektor pertanian
- Insentif financial serta regulasi-regulasi untuk memperbaiki manajemen
lahan, mempertahankan kandungan karbon didalam tanah, penggunaan pupuk dan
irigasi yang efisien.
Sektor kehutanan
- Insentif financial (nasional dan internasional) untuk memperluas area
hutan, mengurangi deforestasi, mempertahankan hutan, serta manajemen hutan.
- Regulasi pemanfaatan lahan serta penegakan regulasi tersebut.