Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PHARYNGITIS
Oleh:
Kelompok K26
Pembimbing:
FAKULTAS KEDOKTERAN
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan
hidayah-Nya, penulisan referat stase THT ini dapat diselesaikan dengan baik.
stase THT.
kami, yang telah membimbing dan menuntun kami dalam pembuatan referat ini.
Kami menyadari bahwa penulisan ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kami tetap membuka diri untuk kritik dan saran yang membangun.
Penulis
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Faringitis
2.1.1 Definisi
Faringitis adalah infeksi atau iritasi pada farng dan / atau tonsil. Faringitis
seringkali disebabkan oleh infeksi dengan kasus terbanyak disebabkan oleh virus.
Penyebab lain kasus ini aalah bakteri, alergi, trauma, toksik, dan neoplasia
(Acerra, 2015).
dari bagian belakang tenggorokan. Faringitis adalah salah satu alasan paling
gatal dan terasa sakit etika menelan. Sakit tenggorokan pada umumnya merupakan
tanda dari penyakit lain, seperti pilek atau flu (Somro, 2011).
2.1.2 Epidemiologi
oleh virus atau sebagai manifestasi dari infeksi streptokokus hemolitik grup A beta
(GAS). Faringitis yag paling sering dikeluhkan pasien pada umumnya disebabkan
oleh GAS. Faringiti yang disebabkan oleh GAS jauh lebih umum pada anak-anak
(15% - 30%) dibandingkan pada orang dewasa (5% - 10%). Hal ini dipengaruhi
oleh cuaca, dengan peningkatan terlihat pada akhir musim gugur, musim dingin,
dan musim semi di daerah beriklim sedang. Hal ini terjadi terutama pada anak-
anak usia sekolah, meskipun dapat terjadi pada mereka yang tinggal dalam jarak
Bakterial :
haemolyticum
2. Corynobacterium diptheriae
3. Haemophilus influenza
4. Legionella pneumophia
5. Neisseria meningitides
6. Neisseria gonorrhoae
7. Streptococcus pyogenus
8. Streptococcus spp. (grup B, C
and G)
9. Treponema palidum
10. Yersinia enterolitica
Fungal / ricketsial / 1. Candida
2. Mycoplasma pneumonia
3. Coxiolla bumeti
4. Clamidia pneumoniae
Virus 1. Rhinovirus
2. Adenovirus
3. Coronavirus
4. Coxsackie A virus
5. Cytomegalovirus
6. Epsain Barr virus
7. Herpes simplex virus
8. Human imunodefisiency virus
2.1.4 Patofisiologi
mukosa faring dan menyebabkan respon inflamasi lokal. Virus lain seperti
ekstraseluler dan protease. Selain itu protein fragmen M dari serotype tertentu
GABHS mirip dengan antigen sarcolemma miokard dan terkait dengan demam
(Acerra, 2015).
a. Faringitis viral
Demam disertai rhinorre , mual , nyeri tenggorok, sulit
menelan
Adenovirus : disertai gejala konjungtivitis terutama
pada anak
EBV (Eibsein Barr Virus) : produksi eksudat banyak ,
dan hepatospleenomegali
b. Faringitis bacterial
Nyeri kepala hebat, muntah, kadang disertai demam,
soepardi, 2014)
Anamnesis :
tidak nyaman
b. Nyeri otot (myalgia), demam , rhinorrhea.
Pemeriksaan Fisik :
a. Lymfadenopati
b. Eritema pharyng dengan atau tanpa exudate
c. Tonsil membesar, faring da tonsil hiperemi (Somro, 2011)
faringitis akut. Sedangakan tanda dan gelaja yang tidak sesuai dengan kritria
Kultur tenggorok
Kultur dari swab tenggorok untuk menentukan berapa persen streptococcus grup
yaitu 90-95%.
2. 17 Penatalaksanaan
b. Faringitis bakterial
- Kortikosteroid:
- Antibiotik:
Children Adults
Penicilin Penicillin Vk Penicillin VK 300mg PO
Children Adults
Clindamycin 20mg/kg/day PO tid for 300mg PO tid dor 10 days
10 days
Erythromycin 40mg/kg/day PO tid for 250mg PO qid or
c. Faringitis fungal
2.18 Komplikasi
faringitis.
rheumatic akut.
2.19 Prognosis
illness. Gejala pada tenggorokan membaik 3-4 hari tanpa pengobatan. Dengan
Somro A, dkk. 2011. Pharyngitis and Shore Throat: A Review. African Journal of
(http://www.academicjournals.org/article/article1380813588_Somro%20et
%20al.pdf)
overview#a5)
(http://emedicine.medscape.com/article/225243-followup#e3)
Alberta Medical Association. 2008. Guideline for The Diagnosis and Management
of Acute Pharyngitis.
Adams GL. 1997. Penyakit Penyakit Nasofaring dan Orofaring. dalam: Boies.
Rusmarjono & Soepardi EA. 2014. Faringitis, Tonsilitis, dan Hipertrofi Adenoid.
dalam: Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher.
Jjakarta: FKUI