Вы находитесь на странице: 1из 1

Masalah yang dihadapi perusahaan

Pada bulan Juni 19X4 Sabdo Palon mengajukan permintaan Oper kredit pada Bank Ageng
Mangir yang mereka terima dari Mitsubishi Shoyi Bank. Alasan yang diajukan adalah dikarenakan
apresiasi yen Jepang terhadap rupiah cukup tinggi yang menyebabkan setiap membayar angsuran
kredit mereka membutuhkan dan arupiah yang lebih besar dan itu mengganggu likuiditas keuangan
mereka. Tetapi Bank Mangir tidak dapat memenuhi permintaan Sabdo Palon karena dana kredit
yang dialokasikan ke perusahaan sudah cukup tinggi.
Pada bulan Nopember, Sabdo Palon kembali mengajukan permintaan pada Bank Ageng
Mangir untuk mencairkan deposito perusahaan pada bank sebesar 600 juta dengan alasan
membutuhkan dana tunai yang mendesak. Bank Ageng Mangir meluluskan permintaan itu.
Karena deposito tadi dipergunakan untuk agunan kredit, maka Bank Ageng Mangir meminta
Sabdo Palon menyediakan agunan pengganti. Sabdo Palon menjaminkan rumahnya terhadap Bank
Anjasmara dengan cara paripasu.
Pada bulan April Sabdo palon kembali mengajukan permintaan pada Bank Ageng Mangir
untuk mencairkan sisa deposito mereka dan Bank Ageng Mangir meloloskan permintaan tersebut
karena khawatir Sabdo Palon kekurangan uang tunai.
Pada bulan maret, Sabdo Palon tidak dapat melunasi surat promes yang sudah jatuh tempo sebesar
54 juta dan Bank Mangir memberikan peringatan akan menarik seluruh kredit yang telah diberikan
apabila tidak dilunasi. Akhirnya pada bulan april Sabdo Palon berhasil melunasinya.
Namun pada bulan mei, nilai surat promes yang tidak ditebus sebesar 67 juta. Bank Ageng
Mangir terpaksa menhadapi lagi hal kurang menyenangkan . PT Sabdo Palon tidak dapat membayar
angsuran kredit jangka menengah bserta bunganya sebesar 263 juta. Dengan kejadian itu dewan
direksi Bank Ageng Mangir merasa bahwa mereka harus segera mengambil tindakan yang lebih
serius guna menyelamatkan kredit yang telah mereka berikan pada PT Sabdo Palon.

Вам также может понравиться