Вы находитесь на странице: 1из 17

MAKALAH

POST PARTUM

DISUSUN OLEH :

DESI KARMILA SARI (14.02.006)


EMY TATIEK PRABANDARI (14.02.011)
RISALATUN QHOIROH (14.02.034)
SUSILAWATI (14.02.042)
UMI NUR ISTIQOMAH (14.02.044)
WENI TRIANTI (14.02.045)

AKADEMI KEBIDANAN SAPTA KARYA PALEMBANG

TAHUN AJARAN 2015/ 2016


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini yang
berjudul Konsep Dasar Asuhan Masa Nifas dan Menyusui
Dalam menyelesaikan makalah ini tidak terlepas dari bantuan berbagai
pihak. Karena itu ucapan terima kasih saya sampaikan kepada keluarga tercinta
atas dukungannya, orang-orang terdekat atas pengertiannya, dan pihak-pihak lain
yang telah membantu saya dalam penyelesaian makalah ini.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, dimana
sebagai manusia biasa tidak pernah luput dari kekhilafan seperti pepatah yang
mengatakan tiada gading yang tak retak, dan tak ada mawar yang tak berduri,
maka saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat saya harapkan. Dan saya
berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.

palembang, 14 juni 2016

penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL.......................................................................................I
KATA PENGANTAR......................................................................................II
DAFTAR ISI....................................................................................................III
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
1.1 Latar Belakang............................................................................................1
1.2 Tujuan.........................................................................................................2
1.2.1 Tujuan Umum...................................................................................2
1.2.2 Tujuan Khusus..................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................3
2.1 Pengertian masa nifas dan menyusui..........................................................4
2.2 Tujuan asuhan masa nifas...........................................................................4
2.2.1 tujuan umum.....................................................................................4
2.2.2 tujuan khusus....................................................................................4
2.3 Peran tanggung jawab bidan dalam asuhan masa nifas..............................5
2.4 involusi atat-alat kandungan.......................................................................6
2.5 perawatan pasca persalinan.........................................................................7
2.5.1 mobilisasi..........................................................................................7
2.5.2 perubahan pada kelenjar mammae....................................................8
2.5.3 laktasi................................................................................................9
2.5.4 colostrum..........................................................................................9
2.5.5 asi dan pengeluaran..........................................................................10
2.5.6 faktor yang mempengaruhi laktasi...................................................11
2.6 perubahan pada masa nifas.........................................................................12
2.6.1 perubahan psikologis........................................................................13
2.6.2 beberapa perubahan lain pada masa nifas.........................................14
2.6.3 perubahan anatomi............................................................................15
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN........................................................16
3.1 Kesimpulan.................................................................................................16
3.2 Saran...........................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PEMBAHASAN

1.1 Latar Belakang


Masa nifas (puerperium) adalah masa yang dimulai setelah plasenta keluar
dan berakhir ketika alat- alat kandungan kembali seperti keadaan semula (sebelum
hamil). Biasanya berlangsung selama lebih kurang 6-8 minggu.
Payudara adalah organ yang sangat penting bagi wanita untuk
mempertahankan kelangsungan hidup keturunannya karena ASI merupakan
sumber makanan bayi yang penting terutama pada bayi-bayi pada bulan-bulan
pertamanya.Sejak seorang wanita memasuki kehidupan berkeluarga, seharusnya ia
harus menanamkan suatu keyakinan bahwa ia harus menyusui, karena menyusui
adalah realisasi dari tugas yang wajar dan mulia dari seorang ibu.Dewasa ini, di
Indonesia sekitar 80-90 % ibu-ibu di perdesaan masih menuusui bayi nya lebih
dar 1 tahun, namun hal ini tidak sama dengan ibu-ibu di kota-kota. Para ibu
mempunyai berbagai alasan seperti ibu harus bekerja, pengaruh kosmetologi,
pemakaian pil KB. Angka kematian anak-anak di Indonesia semakin lama
semakin meningkat, terlebih anak-anak yang mengkonsumsi susu formula yang
biasanya dapat mengakibatkan bayi diare.
1.2 TUJUAN PENULISAN
1.2.1 Tujuan Umum
Penulis dapat menerapkan dan mengembangkan pola pikir secara ilmiah
dalam memberikan asuhan kebidanan secara nyata serta mendapatkan pengalaman
dalam memecahkan masalah
1.2.2 Tujuan Khusus
Tujuan khusus yang akan dicapai adalah mampu melakukan :
1. Pengkajian dan menganalisa data pada klien dengan puerperium
fisiologis
2. Merumuskan diagnosa kebidanan dan menentukan prioritas masalah pada klien
3. Menyusun rencana kebidanan
4. Melaksanakan tindakan kebidanan
5. Evaluasi asuhan kebidanan
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian
Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali dimulai setelah kelahiran
plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum
hamil. Lama masa nifas ini yaitu 6 8 minggu. Batasan waktu nifas yang paling
singkat (minimum) tidak ada batas waktunya, bahkan bisa jadi dalam waktu yang
relatif pendek darah sudah keluar, sedangkan batasan maksimumnya adalah 40
hari. Jadi masa nifas (puerperium) adalah masa setelah keluarnya plasenta sampai
alat-alat reproduksi pulih seperti sebelum hamil dan secara normal masa nifas
berlangsung selama 6 minggu 40 hari.
1. Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah
lahirnya plasenta sampai 6 minggu setelah melahirkan (Pusdiknakes,
2003:003).
2. Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-
alat kandungankembali seperti keadaan sebelum hamil yang berlangsung
kira-kira 6 minggu. (Abdul Bari,2000:122).
3. Masa nifas merupakan masa selama persalinan dan segera
setelah kelahiran yang meliputi minggu-minggu berikutnya pada
waktu saluran reproduksi kembali ke keadaan tidak hamil yangnormal.
(F.Gary cunningham,Mac Donald,1995:281).
4. Masa nifas adalah masa setelah seorang ibu melahirkan bayi yang
dipergunakan untuk memulihkan kesehatannya kembali yang umumnya
memerlukan waktu 6- 12 minggu. ( Ibrahim C, 1998)

Nifas dibagi dalam 3 periode :


1. Puerperium Dini yaitu kepulihan dimana ibu diperbolehkan berdiri dan
berjalan-jalan. Dalam agama Islam dianggap telah bersih dan
boleh bekerjasetelah 40 hari.
2. Puerperium intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang
lama 6-8 minggu.
3. Remote puerperium adalah waktu yang di perlukan untuk pulih dan sehat
sempurna terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai
komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna bisa berminggu-minggu, bulan atau
tahunan.

Menyusui adalah memberikan makanan kepada bayi yang secara langsung dari
payudara ibu sendiri. Menyusui adalah proses alamiah, dimana berjuta-juta ibu
melahirkan diseluruh dunia berhasil menyusui bayinya tanpa pernah membaca
buku tentang pemberian ASI. Walupun demikian dalam lingkungan kebudayaan
kita saat ini melakukan hal yang sifatnya alamiah tidaklah selalu mudah untuk
dilakukan oleh para ibu-ibu menyusui. Menyusui merupakan cara pemberian
makan yang diberikan secra langsung oleh ibu kepada anaknya, namun seringkali
ibu menyusui kurang memahami dan kurang mendapatkan informasi, bahkan
sering kali ibu-ibu mendapatkan suatu informasi yang salah tentang manfaat ASI
ekslusif itu sendiri, tentang bagaimana cara menyusui ataupun langka-langkah
menyusui yang benar kepada bayinya, dan kurangnya informasi yang diberikan
tentang dampak apabila Asi esklusif itu tidak diberikan dan apa yang harus
dilakukan bila timbul kesukaran dalam menyusui secara ekslusif kepada bayinya
(Utami Roesli, 2000).

2.2 Tujuan Asuhan Masa Nifas


Asuhan masa nifas diperlukan dalam periode ini karena merupakan masa
kritis baik ibu maupun bayinya. Diperkirakan 60% kematian ibu akibat kehamilan
terjadi setelah persalinan dan 50% kematian masa nifas terjadi dalam 24 jam
pertama.

Tujuan asuhan masa nifas normal terbagi 2 yaitu:


2.2.1 Tujuan umum
Membantu ibu dan pasangannya selama masa transisi awal mengasuh anak.
2.2.2 Tujuan khusus
Menurut Saifuddin, A. 2009 tujuan asuhan masa nifas adalah:
a. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya baik fisik maupun psikologik
b. Melakukan skiring, mendeteksi masalah, atau merujuk bila terjadi
komplikasi pada ibu maupun bayinya
c. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan Diri,
nutrisi, keluarga berencana, menyusui, pemberian imunisasi kepada
bayinya dan perawatan bayi sehat.
d. Memberikan pelayanan keluarga berencana (KB)

2.3 Peran dan Tanggung Jawab Bidan dalam Masa Nifas


Bidan memiliki peranan yang sangat penting dalam pemberian asuhan post
partum. Adapun peran dan tanggung jawab dalam masa nifas antara lain :
1. Memberikan dukungan secara berkesinambungan selama masa nifas sesuai
dengan kebutuhan ibu untuk mengurangi
ketegangan fisik dan psikologis selama masa nifas.
2. Sebagai promotor hubungan antara ibu dan bayi serta keluarga.
3. Mendorong ibu untuk menyusui bayinya dengan meningkatkan rasa nyaman.
4. Membuat kebijakan, perencana program kesehatan yang berkaitan ibu
dan anak dan mampu melakukan kegiatan administrasi.
5. Mendeteksi komplikasi dan perlunya rujukan.
6. Memberikan konseling untuk ibu dan keluarganya mengenai cara untuk
mencegah pendarahan, mengenai tanda-tanda bahaya, menjaga gizi yang baik
serta mempraktekan kebersihan yang aman.
7. Melakukan manajemen asuhan dengan cara mengumpulkan data, menetapkan
diagnosa dan rencana tindakan serta melaksanakannya untuk
mempercepat proses pemulihan, mencegahkomplikasi dengan memenuhi
kebutuhan ibu dan bayi selama priode nifas.
8. Memberikan asuhan secara professional
2.4. INVOLUSI ALAT-ALAT KANDUNGAN
Involusi adalah perubahan yang merupakan proses kembalinya alat
kandungan atau uterus dan jalan kelahiran setelah bayi dilahirkan hingga
mencapai keadaan seperti sebelum hamil.
1. Uterus berangsur- angsur menjadi kecil sehingga akhirnya kembali seperti
sebelum hamil.
INVOLUSI TFU BERAT UTERUS
Bayi lahir Setinggi pusat 1000 gram
Uri lahir 2 jari bawah pusat 750 gram
1 Minggu Pertengahan pusat 500 gram
2 Minggu Tidak teraba diatas350 gram
simphisis
6 Minggu Bertambah kecil 50 gram
8 Minggu Sebesar normal 30 gram
1. Plasental bed mengecil karena kontraksi dan menonjol ke kavum uteri dengan
diameter 7,5 cm, minggu ke-3 menjadi 3,5 cm, minggu ke-6 menjadi 2,4 cm
dan akhirnya pulih.
2. Luka- luka pada jalan lahir apabila tidak disertai infeksi akan sembuh dalam
6-7 hari.
3. Lochea adalah cairan yang berasal dari kavum uteri dan vagina pada masa
nifas.
a) Lochea rubra ( cruenta): berisi darah segar dan sisa- sisa selaput ketuban,
sel- sel desidua, vernik caseosa, lanugo dan mekonium, selama dua hari
pascapersalinan.
b) Lochea sanguinolenta: berwarna merah kuning berisi darah dan lendir,
hari ke-3 sampai ke-7 pascapersalinan.
c) Lochea serosa: berwarna kuning, cairan tidak berubah lagi, pada hari ke-7
sampai ke-14 pascapersalinan.
d) Lochea alba: cairan putih setelah 2 minggu.
e) Lochea purulenta: terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah dan berbau
busuk.
f) Lochiostasis: lochea tidak lancar keluarnya.
4. Setelah persalinan bentuk servik agak mengganggu seperti corong berwarana
merah kehitaman, konsistensinya lunak, kadang- kadang terdapat perlukaan
kecil.
5. Ligamen, fasia dan diafragma pelvis yang meregang pada waktu persalinan,
setelah bayi lahir secara berangsur- angsur menjadi ciut dan pulih kembali
sehingga tidak jarang uterus jatuh kebelakang dan menjadi retrofleksikarena
ligamentum rotundum menjadi kendor.

2.5. PERAWATAN PASCA PERSALINAN


2.5.1 Mobilisasi
setelah persalinan ibu harus beristirahat , tidur terlentang selama 8 jam, kemudian
boleh miring-miring ke kanan dan ke kiri untuk mencegah terjadinya trombosis
dan tromboemboli. Pada hari kedua diperbolehkan duduk, hari ketiga jalan-jalan,
dan hari keempat/ kelima sudah diperbolehkan pulang
1. Makanan harus bermutu, bergizi, dan cukup kalori. Sebaiknya makan
makanan yang mengandung protein, banyak cairan, sayur-sayuran dan buah-
buahan.
2. Hendaknya kencing dapat dilakukan sendiri secepatnya. Kadang-kadang
wanita mengalami sulit kencing, karena sfingter uretra ditekan oleh kepala
janin dan spasme oleh iritasi musculus sfingter ani selama persalinan, juga
oleh karena adanya edema kandung kemih yang terjadi selama persalinan.
3. Buang air besar harus dilakukan 3-4 hari pascpersalinan.
4. Perawatan payudara telah dimulai sejak wanita hamil supaya puting susu
lemas, tidak keras, dan kering sebagai persiapan untuk menyusui bayinya.
5. Untuk menghadapi masa laktasi sejak dari kehamilan telah terjadi perubahan

2.5.2 Perubahan Pada Kelenjar Mammae Yaitu:


a) Proliferasi kelenjar- kelenjar, alveoli dan jaringan lemak bertambah.
b) Keluaran cairan susu jolong dari duktus laktiferus disebut colostrum
berwarna kuning- putih susu.
c) Hipervaskularisasi pada permukaan dan bagian dalam, dimana vena- vena
berdilatasi sehingga tampak jelas.
d) Setelah persalinan, pengaruh supresi estrogen dan progesteron hilang.
Maka timbul pengaruh hormon laktogenik (LH) atau prolaktin yang akan
merangsang air susu. Di samping itu, pengaruh oksitosin menyebabkan mio-
epitel kelenjar susu berkontraksi sehingga air susu keluar. Produksi akan banyak
sesudah 2-3 hari pascapersalinan.

2.5.3 Laktasi
dapat diartikan dengan pembentukan dan pengeluaran air susu ibu. Untuk
menghadapi masa laktasi (menyusukan) sejak dan kehamilan telah teijadi
perubahan-perubahan pada kelenjar mamae yaitu:Proliferasi janingan pada
kelenjar-keleujar, alveoli, dan jaringan lunak bertambah. Keluar cairan susu
jolong dan ductus laktiferus disebut colostrum, berwarna kuning-putih susu.
Hipervaskulanisasi pada permukan dan bagian dalam, dimana vena-vena
berdilatasi sehingga tampak jelas. Setelah persalinan, pengaruh supresi astrogen
dan progesteron akan hilang. Maka timbul pengaruh hormon laktogonik (LH) atau
prolaktin yang akan merangsang air susu. Disamping itu, pengaruh oksitosin
menyebabkan mio-epitel kelenjar susu berkontraksi, sehingga air susu keluar.
Produksi akan banyak sesudah 2-3 hari pasca persalinan.

2.5.4 Colostrum
Elandula mammae sudah mulai mengeluarkan kolostrum pada bulan ke 3
kahmilan, kolostrum akan diproduksi terus sampai 2 3 hari post partum antibody
dengan jelas dapat dibuktikan didalam kolostrum.

2.5.5 Asi dan pengeluaran


Asi disebut juga bentuk matur dari kolostrum selama 5 hari post partum,
setelah persalinan pengaruh estrogen dan progesterone hilang, maka timbul
pengaruh dari laktogen dan hormone yang merangsang produksi air susu
disamping timbul juga pengaruh hormone oksitosin yang menyebabkan miopitel
kelenjar susu berkontraksi sehingga keluar air susu atau milk injection, hisapan
bayi pada putting susu merupakan rangsangan psikis yang secara reflektosis
mengakibatkan oksitosin dikeluarkan oleh hipofise anterior.
2.5.6 Faktor faktor yang mempengaruhi laktasi
Faktor anatomis, makanan atau diet, cairan yang dikonsumsi, istirahat, isapan
bayi, obat obatan dan psikologis ibu. Produksi ASI bertambah sesuai dengan
kebutuhan bayi dan pada umumnya ASI bertambah jika ibu dalam keadaan
normal.
1. Teknik menyusui
1. Posisi menyusui
Cara meyusui yang tergolong biasa dilakukan adalah dengan duduk berdiri
atau berbaring, ada posisi khusus yang berkaitan dengan situasi apabila ibu pasca
operasi Caesar yaitu bayi diletakkan disamping kepala ibu dengan kaki diatas.
Menyusui bayi kembar dilakukan dengan cara seperti memegang bola, kedua bayi
disusui bersamaan dengan payudara kiri dan kanan pada ASI yang memancar bayi
ditengkurapkan di atas dada ibu dengan ibu sedikit menahan kepala bayi, dengan
posisi ini maka bayi tidak akan tersedak.
2. Langkah langkah menyusui
a. Sebelum menyusui ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan pada putting
susu dan areola sekitarnya, sebagai disinfeksi dan menjaga kelembaban
puting.
b. Bayi diletakkan menghadap perut ibu atau payudara.
c. Ibu duduk atau berbaring santai, bila duduk lebih baik menggunakan kursi
yang rendah agar kaki ibu tidak tergantung dan punggung ibu bersandar pada
sandaran kursi.
d. Bayi dipegang dengan satu tangan, kepala bayi terletak pada lengkung siku
ibu dan bokong bayi terletak pada lengan. Kepala bayi tidak boleh
tertengadah dan bokong bayi ditahan dengan telapak tangan ibu.
e. Satu tangan bayi diletakkan dibelakang badan ibu dan yang satu didepan.
f. Perut bayi menempel badan ibu, kepala bayi menghadap payudara.
g. Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus.
h. Ibu menatap bayi dengan kasih sayang.
i. Payudara ibu dipegang dengan ibu jari diatas dan jari yang lain mneopang
dibawah, jangan menekan puting susu atau areola saja.
j. Bayi diberi rangsangan untuk membuka mulut (Rooting reflect) dengan cara
menyentuh pipi dengan puting susu atau menyentuh sisi mulut bayi.
k. Setelah bayi membuka mulut dengan cepat kepala bayi didekatkan ke
payudara ibu dengan puting serta areola dimasukkan ke mulut bayi, usahakan
sebagian besar areola dapat masuk ke dalam mulut bayi sehingga puting susu
berada di bawah langit langit dan lidah bayi akan menekan ASI keluar dari
tempat penampunganASI yang terletak di bawah areola.
l. Setelah bayi mulai menghisap payudara tidak perlu dipagang atau disangga
lagi.

2.6 PERUBAHAN PERUBAHAN PADA MASA NIFAS


2.6.1 Perubahan psikologis
a. Menurut Christina S. Ibrahim:
Reaksi ibu setelah melahirkan anak bermacam-macam. Kebanyakan ibu-ibu
merasa gembira karana bayi yang telah lama ditunggunya sudah datang, wajah
bayi ingin dilihatnya, sekarang sudah dapat dilihatnya.Reaksi ibu setelah
melahirkan ini ditentu kan pula oleh temperamennya. Bila ibu bertempera men
gembira, riang, dan cukup cerdas, biasanya menjadi ibu yang lebih sukses. Ibu-ibu
yang selalu murung banyak berkhayal, kemungkinan mengalami kesulitan dalam
tugasnya sebagai seorang ibu.
b. Menurut Reva Rubin
a) Adaptasi psikososial pada waktu post partum. Periode ini diuraikan oleh
Rubin dalam 3tahap yaitu:
b) Periode tak ingin
c) Periode ini terjadi 1-2 hari sesudah melahirkan, pada masa ini umumnya
pasif dan tergantung.
Periode taking hold
Peniode ini berlangsung 2-4 had. post partum. ibu menjadi perhatian pada kemam
puannya menjadi orang tua yang sukses dan meningkatkan tanggung jawab
terhadap bayi.
Periode letting go
Periode ini biasanya terjadi setelah ibu pulang ke rumah, dan sangat berpengaruh
terhadap waktu dan perhatian yang diberikan oleh keluarga. Ibu mengambil
tanggung jawab tehadap perawatan bayinya dan harus beradaptasi dengan
kebutuhan bayi yang sangat tergantung yang menyebabkan berkurangnya hak ibu,
kebebasan dan hubungan sosial.
2.6.2 Beberapa Perubahan Lain Pada Masa Nifas :
1. After pains atau mules-mules sesudah partus akibat kontraksj uterus, kadang-
kadang sangat mengganggu selama 2-3 hari post partum. Perasaan mules ini
lebih terasa bila wanita tersebut sedang menyusui. Perasaan sakit itupun timbul
bila masih terdapat sisa-sisa selaput ketuban, sisa-sisa plasnta atau gumpalan
darah di dalam Cavum Uteri.
2. Suhu badan wanita inpartu tidak lebih dan 37,2C. Sesudah partus dapat naik
0,5C dan keadaan nonnal tetapi tidak melebihi 38,0C sesudah 12 jam
pertama melahirkan. Umumnya suhu badan akan kembali normal. Bila suhu
badan lebih dan 38,0C, mungkin ada infrksi.
3. Nadi. Umumnya berkisan antara 60 sampai 80 denyutan per menit. Segera
setelah partus dapat terjadi bradikardi. Bila terdapat takikandia sedangkan
badan tidak panas, mungkin ada perdarahan berlebihan. Pada nifas umumnya
denyut nadi lebih labil dibanding kan dengan suhu badan.

2.6.2 Perubahan Anatomi


1. Perubahan pembuluh darah rahim
Dalam kehamilan, uterus mempunyai banyak pembuluh-pembuluh darah yang
besar, tetapi karena setelah persalinan tidak diperlukan lagi peredaran darah yang
banyak,maka arteri harus mengecil lagi dalam nifas
2. Perubahan pada cervix dan vagina
Beberapa han setelah persalinan, ostium externum dapat dilalui oleh 2 jan,
pinggir-pinggirnya tidak rata tetapi retak-retak karena robekan dalam persalinan.
Pada akhir minggu pertama hanya dapat dilalui oleh satu jan saja, dan lingkaran
retraksi berhubungan dengan bagian atas dari canalis cervicalis.Pada cervix
terbentuk sel-sel otot baru, karena hyperplasi ini dan karena retraksi dan cervix,
robekan cerviks menjadi sembuh. Vagina yang sangat diregang waktu persalinan,
lambat laun mencapai ukuran-ukurannya yang normal. Pada minggu ke-3 post
partum rugae mulai tampak kembali.
3. Dinding perut dan perineum
Setelah persalinan dinding perut longgar karena diregang begitu lama, tetapi
biasanya pulih kembali dalam 6 minggu. Kadang-kadang path wanita yang
asthemia teijadi diastasia dari otot-otot rectus abdominia sehingga sebagian dan
dinding perut di garis tengah hanya terdiri dan peritoneum, prociatipis dan kulit.
Tempat yang lemah ini menonjol kalau berdiri atau mengejan.
4. Saluran kencing
Dinding kandung kencing memperlihatkan oedema dan hyperaemia. Kadang-
kadang. oedema daii trigonum, menimbulkan obstraksi dan urethra sehingga
terjadi retensio urinae. Kandung kencing dalam masa puerperium kurang sensitif
dan kapasitasnya bertambah, sehingga kandung kencing penuh atau sesudah
kencing masih tinggal urine residual. Sisa urine ini dan trauma pada dinding
kandung kencing waktu persalinan memudahkan terjadinya infeksi. Dilatasi ureter
dan pyelum, normal kembali dalaip waktu 2 minggu.

2.6 Frekuensi Kunjungan Masa Nifas


Paling sedikit 4 kali kunjungan. Masa nifas dilakukan untuk menilai keadaan ibu
dan bayi baru lahir dan untuk mencegah, mendeteksi dan menangani masalah-
masalah yang terjadi.
Kunjungan I (1-2jam setelah persalinan. Setiap 15 menit,4x dilakukan) Tujuan :
1. Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.
2. Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan, rujuk jika perdarahan
berlanjut.
3. Memberikan konseling pada ibu atau anggota keluarga bagaimana
mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.
4. Pemberian ASI awal.
5. Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir (Bounding
Attachment).
6. Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermia.
7. Pengawasan oleh petugas kesehatan dalam 2 jam pertama setelah
melahirkan.
Kunjungan II 30 menit setelah persalinan. 2x pemeriksaan)
Tujuan :
1. Memastikan involusi uterus berjalan normal, uterus berkontraksi,
fundus di bawah umbilicus, tidak ada perdarahan abnormal, tidak ada bau.
2. Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan
abnormal.
3. Memastikan ibu mendapat cukup makanan, cairan dan istirahat.
4. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan
tanda-tanda penyulit.
5. Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi,
merawat tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan perawatan bayi sehari-
hari.
Kunjungan III (2 minggu setelah persalinan)
Tujuan :
Sama seperti pada 6 hari setelah persalinan.
Kunjungan IV (6 minggu setelah persalinan)
Tujuan :
1. Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang dialami ibu
atau bayinya.
2. Memberikan konseling untuk KB secara dini
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Masa nifas (puerperium) adalah masa yang dimulai setelah plasenta keluar
dan berakhir ketika alat- alat kandungan kembali seperti keadaan semula (sebelum
hamil). Biasanya berlangsung selama lebih kurang 6-8 minggu. Pada masa nifas
ibu nharus diberikan asuhan agar mencegas terjadinya masalah di masa nifas.

3.2 Saran
Pada masa nifas, kesehatan ibu harus sangat di perhatikan supaya bayi
juga sehat dan pertumbuhannya lancar atau seimbang. Kepada para ibu dianjurkan
untuk memberikan bayi mereka ASI, karena selain mengandung zat-zat yang
diperlukan untuk pertumbuhan bayi, ASI juga merupakan makanan bayi yang
paling aman, hemat dan mengandung antibody.
Semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca, begitu juga dengan
penulis. Bila dalam pembuatan Makalah ini ada kekurangan, penulis
mengharapkan kritikan dan saran dari pembaca guna penyempurnaan Makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

Saifudin, Abdul Bari Dkk, 2000, Buku Acuan


Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Yayasan Bidan Pustaka
Sarwono Prawirohardjo, Jakarta
Ambarwati, 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia.
Ibrahim, Christin S, 1993, Perawatan Keebidanan (Perawatan Nifas), Bharata
Niaga Media Jakarta
Pusdiknakes, 2003. Asuhan Kebidanan Post Partum. Jakarta: Pusdiknakes.
Saleha, 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika.
Suherni, 2008. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta: Fitramaya.

Вам также может понравиться