Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Abstrak
Perubahan produksi dan pangsa pasar gas alam domestik maupun global mempengaruhi
suplai terhadap pabrik pupuk-amoniak baik dari sisi jumlah, komposisi maupun harga. Kondisi
ini memungkinkan pabrik amoniak menerima jenis gas alam berat kaya dengan CO 2 (raw gas)
maupun gas alam ringan minim CO2 (treated gas). Pada penelitian ini telah dilakukan analisa
pengaruh perubahan komposisi gas alam terutama kandungan CO2 dengan variasi 0, 5, 10,
15, 20, 25, 30, 35, 40, 45 dan 50% vol terhadap operasional reforming dan shift converter
sistem pabrik amoniak-2 PT. PI Mexisting dengan metodelogi simulasi mengggunakan Aspen
HYSYS V8.0. Untuk memproduksi amoniak dengan jumlah yang sama, hasil studi
menunjukkan penambahan CO2 dalam gas umpan akan meningkatkan pressure drop sistem,
laju pembentukan komponen hidrogen turun sementara konsumsi energi bertambah di
reforming, beban katalis shift converter dan beban feed gas compressor meningkat.
Kandungan CO2 sebesar 7% vol masih mungkin diaplikasikan, mengingat ada batasan beban
peralatan.
Kata kunci: energi, gas umpan, kandungan CO2, reforming, simulasi, shift converter
Abstract
Changes in production and market share of natural gas globally and domestically has affected
the supply to the fertilizer-ammonia plants both in terms of quantity, composition and price.
This condition allows the ammonia plant receive vary specification of natural gas, heavy
natural gas (raw gas) rich in CO2 and lean natural gas (treated gas) minimum of CO2. In this
study was conducted an analysis effect of changes the composition of natural gas mainly CO2
content with the variation of 0, 5, 10, 15, 20, 25, 30, 35, 40, 45 and 50% vol towards
operating system of reforming and shift converter in existing ammonia-2 plant of PT. Pupuk
Iskandar Muda using simulator Aspen HYSYS V8.0. To produce ammonia at the same
quantity, the study result indicated that the addition of CO 2 in the feed gas increases the
pressure drop of system, the formation rate of the hydrogen component is decreases while
energy consumption increased in reforming. Load of shift converter and feed gas compressor
are increased. CO2 content about 7% vol could be applied by considering load limits of
equipment.
Keywords: CO2 content, energy, feed gas, reforming, simulation, shift converter
178
Jefry Yusuf dkk. / Jurnal Rekayasa Kimia dan Lingkungan, Vol. 10, No. 4
sumber ke sumber (Sun, dkk., 2015). Tidak steam reforming. Selanjutnya untuk mem-
hanya untuk produksi listrik, namun gas produksi amoniak, gas sistesis ini akan
alam juga mendominasi bahan baku untuk direaksikan dengan nitrogen dengan rasio
produksi massal beberapa bahan kimia hidrogen dan nitrogen mulai dari 3:1
seperti amoniak, metanol dan dimetil eter (Aasberg-Petersen dkk, 2011).
(Makogon, 2010). Gas alam mengandung
banyak komponen yang berbeda dan Tingginya pertumbuhan permintaan pasar
bervariasi dari sumber ke sumber. Gas alam domestik dan global akan gas alam, dipre-
mengandung metana (khususnya 75%- 90% diksikan supplai untuk domestik termasuk
dari total) dan hidrokarbon yang lain, seperti pabrik pupuk akan mengalami perubahan
etana, propana dan butanan. Didalam adisi, baik dari sisi jumlah, harga dan komposisi.
gas mengandung beberapa pengotor yang Kemungkinan gas alam sebagai bahan baku
tidak diiinginkan seperti, air, nitrogen, utama yang digunakan pada pabrik pupuk
karbondioksida, dan hidrogen sulfida (Sun, tidak hanya gas alam berat atau raw gas
dkk., 2015). tetapi juga gas alam ringan atau treated gas
(similar to LNG). Komposisi LNG memiliki
Komposisi dari gas alam sangat bervariasi rasio CO2/CH4 sekitar 0,0/92,13. Perban-
untuk satu sumber dengan sumber lainnya dingan komposisi raw gas dengan treated
misalnya, rasio CO2/CH4 untuk gas alam gas atau LNG seperti yang ditunjukkan Tabel
Natuna yang terletak di Laut Cina Selatan 1.
(Suhartanto dkk, 2001) dan zona D pada
Dalan formation yang terletak di sebelah PT. Pupuk Iskandar Muda (PT. PIM)
selatan Iran, masing-masing adalah 71/28 merupakan salah satu perusahaan yang
dan 85/2,5 (Galimov dan Rabbani, 2001). bergerak di bidang petrokimia yang
Untuk gas alam Point A Aceh rasio CO2/CH4 menggunakan gas alam sebagai bahan baku
adalah 19,39/72,5. Amoniak disintesis dari utama untuk memproduksi pupuk dan
hidrogen dan nitrogen. Sumber Reaksi produk samping lainnya. Pabrik amoniak-2
sistesis amoniak adalah sebagai berikut : didesain untuk menerima bahan baku raw
gas untuk memproduksi 1200 MTPD
3H2 + N2 2NH3 (1) amoniak. Diagram alir proses pabrik ini
secara umum seperti yang ditunjukkan
Gas alam digunakan sebagai bahan baku dalam Gambar 1.
untuk memproduksi gas sintesis melalui
H2 Recycle
179
Jefry Yusuf dkk. / Jurnal Rekayasa Kimia dan Lingkungan, Vol. 10, No. 4
Menurut Twigg, 1989; Yexin dan Gosnell, tidak melibatkan proses penghilangan sulfur
2004; Broadhurst dan Cotton, 2005, dan mercuri tetapi hanya proses treatment
keberadaan karbon dioksida dalam bahan kandungan CO2 dalam gas umpan,
baku akan menurunkan efisiensi proses compressor, steam reforming dan shift
reforming. Perubahan temperatur keluaran converter. Detail boundary sistem dari
reaktor merupakan fungsi dari jumlah penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2.
karbon dioksida dalam gas alam sebagai
umpan. Selain itu pressure drop akan Parameter-parameter proses aktual untuk
meningkat hingga 25% baik di upstream dan membangun simulator diambil dari pabrik
downstream reforming sistem. dan dimasukkan ke Aspen HYSYS 8.0. Pre-
simulator yang telah jadi diuji, dengan cara
Penelitian ini bertujuan hanya untuk melihat membandingkan kondisi proses aktual
pengaruh kandungan CO2 dalam gas alam pabrik dengan hasil simulasi. Jika selisih
sebagai bahan baku produksi amoniak keduanya sangat dekat maka proses validasi
terhadap beban feed gas compressor dan simulator telah selesai dan siap untuk
waste heat boiler, temperatur dan pressure digunakan untuk penelitian.
operasional serta laju pembentukan
komponen kunci di reforming dan shift Variabel bebas dalam penelitian ini berupa
converter sistem dengan metode simulasi komposisi gas umpan dengan variasi
menggunakan Aspen HYSYS V8.0. komponen CO2 yaitu 0, 5, 10, 15, 20, 25,
30, 35, 40, 45 dan 50% vol merujuk pada
2. Metodelogi dan Bahan kondisi yang pernah dan akan terjadi seperti
pada Tabel 1. Variabel terikat atau tetap
2.1. Prosedur penelitian merupakan nilai parameter kontrol aktual
pabrik seperti yang ditunjukkan pada Tabel
Penelitian ini bersifat prediksi yang akan 2.
terjadi terhadap pabrik amoniak-2 PT. PIM
seandainya komposisi gas alam sebagai Kedua variabel ini dijadikan sebagai input
bahan baku pembuatan amoniak berubah. terhadap simulator, proses berjalan dan
Secara umum prosedur penelitian ini dimulai diperoleh hasil untuk setiap variabel bebas.
dari penyiapan sebuah simulator. Software Secara sederhana, prosedur penelitian ini
yang digunakan sebagai simulator adalah dapat dilihat pada Gambar 3.
Aspen HYSYS V8.0. Simulator yang disetup
NG Fuel
Elec. H2
Steam Steam
Power Recycle
+
Chemicals
Steam Steam +
Udara To CO2
Turbin
Proses BFW BFW Removal
Gambar 2. Flow diagram sederhana pretreatment, reforming dan shift converter system
180
Jefry Yusuf dkk. / Jurnal Rekayasa Kimia dan Lingkungan, Vol. 10, No. 4
Aspen HYSYS V8.0 berisi informasi untuk Data desain dan aktual
komponen berikut yang digunakan pada pabrik
simulasi: metana, etana, propana, n-butana,
i-butana, n-pentana, i-pentana, n-hexana, Aspen Hysys 8.0 (setup)
hidrogen, karbon dioksida, carbon monok-
sida, nitrogen, argon dan air.
No
2.2.2. Model thermodinamika Pre-simulator
181
Jefry Yusuf dkk. / Jurnal Rekayasa Kimia dan Lingkungan, Vol. 10, No. 4
Pertama, setiap reaktor seperti primary Gas keluaran primary reformer masuk ke
reformer, secondary reformer, HTSC dan secondary reformer-adiabatic oxidative
LTSC serta heat exchanger yang terlibat reformer bersamaan dengan injeksi udara
dalam proses produksi amoniak sesuai pada line yang berbeda. Temperatur Jumlah
dengan scope penelitian diset-up dan udara yang ditambahkan diatur dibatasi oleh
dirangkai dengan software Aspen HYSYS temperatur dan rasio komponen hidrogen
V8.0 seperti yang ditunjukkan pada Gambar dan nitogen di inlet amoniak converter
4, kemudian nilai aktual industri yang adalah 2,8 3 atau setara dengan rasio 2,9
merujuk pada (PIM, 2004) dimasukkan ke 2,92 dioutlet LTSC (PIM, 2004).
dalam rangkaian simulator dan dijalankan.
Perbandingan hasil simulasi dengan data Ada dua jenis reaksi yang terjadi didalam
industri dapat dilihat pada Tabel 3. Hasil steam reforming secara bersamaan yaitu
perbandingan menunjukkan akurasi reaktor reaksi reforming dan shift. Reaksi utama di
simulator sangat bagus. Persen error rata- steam reforming dapat dilihat pada reaksi 2,
rata untuk reaktor primary reformer, 3, dan 4. Total reaksi konversi ini bersifat
secondary reformer, HTSC dan LTSC endotermis, dimana panas reaksi disedia-
berturut-turut adalah 0,18; 0,42; 0,12; dan kan/berasal dari downward firing gas fuel
0,01. diantara rows tubes pada area seksi radian
pada primary reformer sementara pada
3.2. Hasil simulasi secondary reformer disediakan/berasal dari
reaksi combustion (Aasberg-Petersen dkk,
3.2.1. Steam Reforming 2011). Reaksi metana reforming dan shift
dibatasi oleh kesetimbangan reaksi.
Steam reforming pada pabrik amoniaknya
umumnya terdiri dari dua reaktor berkatalis Reaksi reforming :
yaitu primary dan secondary reformer. CH4 + H2O 3H2 + CO (2)
Primary reformer-fired reformer adalah
CnHm + nH2O H2 + CO (3)
tempat pertama dimana hidrokarbon di
konversi. Gas alam dicampur dengan steam
dengan rasio tertentu, mixed feed ini Reaksi shift :
dipanaskan terlebih dahulu di area konveksi CO + H2O CO2 + H2 (4)
seksi dari primary reformer. Hot mixed
process feed distribusikan ke tube-tube Reaksi combustion :
katalis reformer yang berada pada radian 2H2 + O2 H2O (5)
seksi primary reformer. Feed turun melewati
182
Jefry Yusuf dkk. / Jurnal Rekayasa Kimia dan Lingkungan, Vol. 10, No. 4
H2 CO2 CO H2 CO2 CO
3000
Laju Pembentukan (kmol/jam)
2500 800
700
2000
600
1500 500
400
1000
300
500 200
0 100
0 10 20 30 40 50 0
0 10 20 30 40 50
Kandungan CO2 Gas Umpan (% Vol)
Kandungan CO2 Gas Umpan (% Vol)
Gambar 5. Laju pembentukkan komponen H2, Gambar 7. Laju pembentukkan komponen H2,
CO2 dan CO pada primary reformer. CO2 dan CO pada secondary
reformer.
824 72
Temperatur (oC)
140 995
822 70 120
Temperatur (oC)
990
820 68 100
985
818 66 80
816 64 980
60
814 62 975
40
812 60 20 970
810 58
0 965
0 10 20 30 40 50
0 10 20 30 40 50
Kandungan CO2 Gas Umpan (% vol) Kandungan CO2 Gas Umpan (% vol)
Gambar 6. Profil temperatur dan heat duty tubes Gambar 8. Profil temperatur udara proses dan
katalis pada primary reformer. temperatur outlet pada secondary
reformer
183
Jefry Yusuf dkk. / Jurnal Rekayasa Kimia dan Lingkungan, Vol. 10, No. 4
Laju pembentukan komponen hidrogen dan reaksi menurun dengan naiknya temperatur.
karbon dioksida juga mengalami penurunan Reaksi secara termodinamika lebih menyukai
pada secondary reformer. Sebaliknya, laju pada temperatur rendah dan secara kinetika
pembentukan CO meningkat seperti yang lebih menyukai temperatur tinggi (Smith,
ditunjukkan pada Gambar 7. Untuk menge- 2010). Reaksi shift hampir selalu dioperasi-
jar metan slip yang sama di secondary kan secara adiabatik.
reformer, diperlukan panas yang berlebih.
Pada studi ini, untuk menjaga rasio H/N di Ketika reaksi berlangsung, temperatur
synloop, maka adjusment panas ini tidak meningkat hingga mencapai kesetimbangan.
dilakukan dengan penambahan udara proses Pada pabrik amoniak, syngas yang akan
seperti reaksi 5. Tetapi hanya dengan masuk ke seksi atau unit sintesa amoniak
menaikkan temperatur udara proses. harus benar-benar bebas dari komponen
yang memiliki unsur oksigen seperti CO dan
Pada Gambar 8 dapat dilihat bahwa, CO2, sehingga sangat penting CO leakage
semakin tinggi kandungan CO2 didalam dari shift converter ini harus serendah
reaktor secondary maka temperatur udara mungkin. Oleh karena itu, sudah menjadi
proses juga semakin tinggi. Menaikkan kebiasaan untuk menggunakan dua reaktor
temperatur udara proses berarti menaikkan yang terhubung secara seri inter-stage
jumlah fuel ke primary reformer. Panas cooling, yaitu high temperatur shift
udara proses ini memanfaatkan panas fuel converter (HTSC) dan low shift temperatur
gas convection section primary reformer. converter (LTSC). Prinsip kinerja HTSC dan
Meskipun panas yang ditambah sudah cukup LTSC sangat dipengaruhi oleh temperatur
besar, tetapi trending temperatur keluaran dan steam to gas ratio (mol/mol). Kondisi
secondary reformer mengarah turun. operasi HTSC berada pada presure
atmosperic hingga 50 kg/cm2 dengan
Zhanga dkk., 2003, Zamaniyan dkk., 2008, temperatur 300 hingga 500oC. LTSC
dan Nikoo dan Amin, 2011 menulis bahwa merupakan WGSR pada temperatur rendah.
reaksi shift yang diharapkan mampu mem- Umumnya kondisi operasi LTSC berada pada
bantu kekurangan panas pada kasus tinggi- presure atmosperic hingga 50 kg/cm2
nya volume CO2 pada kedua reaktor steam dengan temperatur 175 hingga 275oC .
reforming diatas, tidak berkontribusi signifi-
kan sehingga diperlukan panas dari luar Bertambahnya volume CO2 dalam gas
yang lebih besar. Pada reaksi shift keberada- umpan meningkatkan jumlah CO keluaran
an CO2 intial menggeser kesetimbangan steam reforming ke HTSC. Untuk mendapat-
reaksi ke arah kiri. kan nilai setingan CO slip HTSC, kerja atau
beban rektor ini lebih besar. Ini ditandai oleh
3.2.2. Shift Converter tingginya temperatur bed katalis seperti
yang ditunjukkan pada Gambar 9. Laju
Syngas hasil proses reforming seperti yang konversi CO menjadi CO2 meningkat tajam
telah dijelaskan sebelumnya memiliki kom- seperti pada Gambar 10 dengan penamba-
ponen utama berupa hidrogen, karbon han laju pembentukkan rata-rata adalah
oksida, nitrogen, argon dan sisa metana 12,12 kmol/jam untuk setiap penambahan
dalam konsentrasi tertentu tergantung pada 1% vol CO2. Merespon tingginya CO di up-
propertis dan jumlah material umpan dan stream, temperatur inlet HTSC yang diperlu-
kondisi operasi pada seksi reforming. kan menjadi lebih rendah (Zamaniyan dkk,
Tergantung pada tujuan akhir penggunaan 2008). Hal ini dikarenakan jumlah CO yang
syngas ini dan itu mungkin perlu dilakukan besar mendorong reaksi ke arah kanan.
perubahan komposisi. Pada pabrik amoniak, Reaksi berjalan sebagai fungsi termodina-
carbon oxides perlu dihilangkan secara mika. Profil temperatur inlet HTSC dan LTSC
keseluruhan melalui tahapan shift konversi, dapat dilihat pada Gambar 9 dan 11.
carbon dioxide removal dan methanasi
(Aasberg-Petersen dkk., 2011). Umpan inlet LTSC memiliki steam to gas
lebih rendah dan jumlah hidrogen dan CO
Untuk mengoptimalkan yield hydrogen dan sama untuk setiap kenaikkan CO2 dalam gas
untuk menghilangkan carbon monoksida, umpan steam reforming, temperatur inlet
syngas selanjutnya dialirkan ke shift LTSC bisa lebih rendah merespon kondisi
converter sistem dimana reaksi water gas umpan untuk mencapai kesetimbangan
shift (WGS) atau sering disebut juga reaksi (Zamaniyan dkk., 2008). Untuk beban kon-
shift memainkan peran untuk merubah CO versi LTSC yang sama, selisih temperatur
menjadi CO2 seperti yang ditunjukkan pada inlet dengan outlet konverter ( temperatur
reaksi 4. Reaksi WGS adalah reaksi ekso- reaktor) lebih rendah.
termis reversible. Konstanta kesetimbangan
184
Jefry Yusuf dkk. / Jurnal Rekayasa Kimia dan Lingkungan, Vol. 10, No. 4
Tin T Tin T
400 120 220 28
110 210 27
Temperatur (oC)
Temperatur (oC)
26
100 200
300 25
190
90 24
250 180
80 23
170
22
200
70
160 21
150 60 150 20
0 10 20 30 40 50 0 10 20 30 40 50
1300 WHB HE
Laju Pembentukan (kmol/jam)
85
1200
75
Heat Duty (Gcal/Jam)
1100
1000 65
900 55
800 45
700 35
600 25
500 15
0 10 20 30 40 50 0 10 20 30 40 50
Kandungan CO2 Gas Umpan (% Vol) Kandungan CO2 Gas Umapan (% Vol)
Gambar 10. Laju konversi CO menjadi CO2 pada Gambar 12. Heat duty WHB dan HE steam
HTSC generator
13 46
0,9
Steam turbin (ton/jam)
16
Pressure drop (kg/cm2g)
12 45
0,8
Power (Gcal/jam)
44 14
11
0,7
43 12
10 0,6
42
10
9 0,5
41
8 0,4 8
40
7 39 0,3 6
0 10 20 30 40 50 0 10 20 30 40 50
Kandungan CO2 Gas Umpan (% vol)
Kandungan CO2 Gas Umpan (% vol)
Gambar 13. Pressure drop sistem Gambar 14. Kinerja feed gas compressor dan
kebutuhan steam turbin
185
Jefry Yusuf dkk. / Jurnal Rekayasa Kimia dan Lingkungan, Vol. 10, No. 4
186
Jefry Yusuf dkk. / Jurnal Rekayasa Kimia dan Lingkungan, Vol. 10, No. 4
Amin M. R., Sharear S., Siddique N., Shaidul of Chemical Reactor Engineering, 8, 1 -
Islam (2013) Simulation of ammonia 34.
synthesis, American Journal of Chemical
Engineering, 1(3), 59 - 64. Suhartanto, T., York, A.P.E., Hanif, A.
(2001) Potential utilisation of
Broadhurst V. P., Cotton J. B. (2005) Taking Indonesias natuna natural gas field via
Feed Stock, Hydrocarbon Engineering. methane dry, Catalyst Letter, 71, 49 -
54.
Galimov E.M., Rabbani A.M. (2001)
Geochemical characteristics and origin Sun, C.Z., Wen, B.Y., Bai, B.F. (2015)
of natural gas in Southern Iran, Application of nanoporous graphene
Geochem. Int., 39, 780 - 792. membranes in natural gas processing:
Molecular simulation sof CH4/CO2,
International Energy Outlook, (2013) U.S. CH4/H2S and CH4/N2 separation,
Energy Information Administration.. Chemical Engineering Science, 138, 616
- 621.
Lin, WS., Zhang, N., Gu, AZ. (2010) LNG
(liquefied natural gas): a necessary Twigg, V. M. (1989) Catalyst Handbook
part in China's future energy infra- Second Edition, Wolfe Publishing Ltd.
structure, Energy, 35, 4383 - 4391.
Xiong, X.O., Lin, W.S., Gu, A.Z. (2015)
Makogon Y. F. (2010) Natural gas hydrates- Integration of CO2 cryogenic removal
A promising source of energy, Journal with a natural gas pressurized
of Natural Gas Science and Engineering, liquefaction process using gas
2, 49 - 59. expansion refrigeration, Energy, 35, 1 -
9.
Newell, RG., Iler, S. (2013) The global
energy outlook, National Bureau of Yexin Y., Gosnell H. J. (2004) New fertilizer
Economic Research, Cambridge, MA. plant- cnooc chemical ltd, The 49th
Annual Safety in Ammonia Plants and
Nikoo, M. K., Amin, N.A.S. (2011) Related Facilities Symposium Denver,
Thermodynamic analysis of carbon Colorado, USA.
dioxide reforming of methana in view of
solid carbon formation, Fuel Processing Zamaniyan A., Zoghi, A.T., Ebrahimi H.
Technology, 92, 678 691. (2008) Software development for
design and simulation of terraced wall
PIM (2004) Manual Operating Ammonia and top fired primary steam reformers,
Plant, PT. Pupuk Iskandar Muda. Computers and Chemical Engineering,
32, 1433 1446.
PIM (2014) Natural Gas Laboratorium
Analysis, PT. Pupuk Iskandar Muda. Zhanga X., Colleen S.M. L., Mingosa P. M.,
and Haywarda O. D. (2003) Carbon
Smith R. J. B., Loganathan M., Shanta M.S. dioxide reforming of methane with Pt
(2010) A review of the water gas shift catalysts using, Catalyst Letters, 88, 3 -
reaction kinetics, International Journal 4.
187