Вы находитесь на странице: 1из 9

UFO TERLIHAT DI INDONESIA LAGI, KALI INI DI TULUNGAGUNG

Oleh : Nur Agustinus

Sebuah laporan tentang penglihatan pada bulan Juni 1981 kepada OMEGA (Organisasi Masyarakat
Eksplorasi Gejala Antariksa). Laporan piring terbang itu memang agak terlambat datangnya, sebab
disaksikan pada tahun 1979. Laporan ini diberikan oleh saudari Ninik Suryani ketika ia sedang berada di
rumahnya di Tulungagung.
Dalam keterangan laporannya ia mengatakan bahwa: Pada hari itu antara petang sampai malam hari yahun
1979, maaf saya tidak ingat lagi hari, tanggal dan bulannya, kira-kira jam 18.00 sampai jam 19.00. Waktu
itu saya sedang bercakap-cakap dengan saudara sepupu saya yang bersamaYuli Wardoyo di beranda
belakang rumah saya. Secara kebetulan saya memandang ke arah langit mengamati bintang-bintang, dan
tampaklah oleh saya sebuah benda seperti bola api. Benda itu besarnya kira-kira seperti dengan bola tennis.
Jadi dapat dikatakan sebuah bola tennis yang berpijar dan mempunyai ekor.
Ekornya itu nampak seperti disemburkan oleh kepalanya. Saya sendiri waktu itu tidak tahu, apakah benda
itu UFO atau bukan. benda itu berwarna persis api, baik kepala maupun ekornya. Dan benda itu bergerak
dengan kepala lebih dahulu dari arah Selatan ke Utara. Kami hanya sempat melihatnya selama beberapa
detik karena pandangan kami terhalang oleh atap rumah. Perlu anda ketahui bahwa benda itu tidak
bergerak dengan cepat tetapi perlahan.
Juga dalam keterangan saudari Ninik Suryani itu disertakan pula skets bentuk piring terbang yang
dilihatnya. Sayang sekali ia tidak sempat mengabadikannya.
Sebelum membahas masalah piring terbang itu sendiri, kita tinjau dahulu mengenai Ninik Suryani. Saya
sendiri telah bertemu dengan Ninik Suryani dan melihatnya sebagi seorang yang simpati dan jujur.
Menurut keterangannya ia sekarang bersekolah SMAK Frateran kelas I dan sekarang tinggal di rumah
saudaranya yang berada di Surabaya. Sebelum melihat piring terbang itu, ia sudah tertarik pada masalah
piring terbang dan antariksa tetapi tidak terlalu mendalam, baru setelah melihat sendiri, ia makin yakin
akan adanya piring terbang itu. Ia mengatakan sendiri bahwa tidak ada larangan untuk anda tidak percaya.
terserah mau percaya atau tidak.
Saudara sepupunya yang bernama Yuli Wandoyo yang bersekolah SMAK Petra di kota Kediri masih belum
sempat bertemu dengan OMEGA untuk dimintai keterangan lebih lanjut, tetapi ia telah juga memberikan
laporan-laporannya melalui surat kepada OMEGA.
Kembali ke masalah piring terbang yang dilihat oleh Ninik Suryani dan saudara sepupunya itu, kita harus
menganalisa dahulu tentang kebenarannya. Untuk itu kami menanyakan langsung kepadanya baik melalui
surat atau menanyakan di rumahnya.

Tanya : Bagaimana kira-kira keadaaan cuaca waktu itu ?


Jawab : Seingat kami cuaca pada petang itu cukup cerah dan tidak berawan.
Tanya : Apakah benda itu terbang sambil mengeluarkan bunyi ?
Jawab : Tidak, kami tidak mendengar suaranya sama sekali.
Tanya : Apakah benda-benda itu mengeluarkan jejak atau jurai pada lintasan penrbangannya ?
Jawab : Benda itu juga tidak mengeluarkan jejak.
Tanya : Apakah sinar atau cahaya yang dikeluarkan benda itu berkelap-kelip ?
Jawab : Tidak, warnanya yang seperti api itu terus ada dan tidak berkelap-kelip.
Tanya : Berapakah kira-kira diameter benda itu ?
Jawab : Diameternya kami tidak tahu, sebab benda itu sangat jauh dan tinggi letaknya dan dari tempat kami
hanya sebesar bola tennis saja.
Tanya : Sulit membayangkan dengan sebagai bola tennis. Apakah benda itu lebih besar dari pada pesawat
terbang ?
Jawab : Tidak ! lebih kecil sedikit dari pesawat terbang. Dibanding dengan bulan purnama kira-kira hanya
separuh atau seperempatnya saja.
Tanya : O, ya. Bagaimana keadaan bulan waktu itu, sabit, purnama, atau tidak ada sama sekali.
Jawab : Wah sayang sekali kami sudah tidak ingat lagi.
Tanya : Apakah benda terbang itu mrnghilang pada waktu anda melihat ?
Jawab : Tidak. Benda itu bergerak lambat dan hanya terlihat beberapa detik kemudian terhalang oleh atap
rumah rumah sehingga kami tak dapat melihatnya lagi.
Tanya : Mengenai warna, apakah secara keseluruhan benda itu berwarna seperti api ?
Jawab : Ya, dari kepala sampai ekornya mempunyai warna yang sama.
Tanya : Apakah kira-kira benda itu bukan hanya sebuah mercon apollo yang bisa diluncurkan pada waktu
Hari Raya Lebaran ?
Jawab : Saya memastikan bahwa saya tidak melihatnya pada waktu Hari Raya Lebaran, sebab saya waktu
itu baru kembali dari Surabaya, sedang pada hari Lebaran saya tidak dapat ke luar kota karena membantu
orang tua kami di Tulungangung.
Dari hasil tanya jawab di atas, jika dapat meninjaunya kembali dengan data-data yang telah ada. Dibawah
ini dibuat suatu laporan resmi yang berisikan tentang penampakan piring terbang di Tulungagung.
Waktu observasi: pada tahun 1979. Waktu: jam 18.00 sampai jam 19.30 WIB. Posisi: 8 derajat 5LS dan
111 derajat 54BT. Lokasi: Kota Tulungagung di Jalan Teuku Umar No. 62 Jawa Timur. Cuaca waktu itu:
Cerah.
Argumentasi yang dapat dikemukakan bahwa benda yang dilihat memang merupakan piring terbang ialah:
Pertama, bahwa benda itu bukan pecahan meteor karena geraknya lambat dan terlihat lama. Bukan sebuah
satelit karena bentuknya terlalu besar. Bukan balon, karena mengeluarkan cahaya dan berekor. Bukan
pesawat terbang karena tak bersuara. Bukan bulan, karena berwarna merah api dan bergerak (terbang).
Bukan bintang karena bentuknya terlalu besar. Alasan-alasan lainnya ialah bahwa benda itu berbentuk
cakram dan mengeluarkan cahaya seperti api (kuning kemerah-merahan) serupa dengan sifat piring terbang
yang pada waktu terbang lambat akan mengeluarkan cahaya merah (pada umumnya). Benda itu bukan
hasil dari roket atau mercon apollo dengan alasan yang telah dikemukakan diatas.

D AR I P E N C I PT AAN S AM PAI AK H I R

Kita tidak dapat mengetahui secara pasti, bagaimana Alam menciptakan bumi dan isinya. Tetapi meskipun
begitu, kita masih dapat membayangkan dan mengira-ngira, apa yang terjadi ketika itu. Dari banyaknya
hipotesa tentang peristiwa penciptaan itu, dapat disatukan menjadi satu, dan bila dibuat suatu bentuk cerita,
beginilah kisahnya :
dahulu sebelum bumi ini ada terdapat gas serupa awan yang berkumpul di suatu tempat di angkasa raya.
berkumpulnya awan gas itu karena gaya tarik sesamanya, maka bentuk gunpalan awan ini tidak menentu.
setelah melalui perjalanan waktu yang lama sekali, gumpalan awan itu kelihatan memecah menjadi bagian-
bagian kecil yang bergerak menjauhi pusatnya. bagian-bagian yang kecil ini akhirnya menjadi panas dan
mengeluarkan cahaya sendiri, dan inilah bintang itu !.
Bintang itupun masih berupa gas, dan kejadian planet juga terbentuk karena pemisahan. Pemisahan ini
disebabkan karena bintang itu berputar sedemikian cepatnya, sehingga bagian luarnya terlepas dan
bersama-sama dengan bintang induknya berputar, dan planet itu bergerak mengelilingi bintang induknya.
Perubahan dari awan menjadi bintang sampai planet dan satelitnya memakan waktu yang lama sekali.
Makin lama planet itu menjadi dingin dan permukaan tanahnya sudah mulai membentuk meskipun masih
lunak. Gas di sekeliling bumi itu tetap menjadi gas yang disebut atmosfer. Kejadian penciptaan makhluk
dikarenakan atmosfer bumi mengandung gas-gas metana, amonia, hidrogen dan uap air dikenai atau
diradiasi oleh sinar-sinar kosmis dan petir. Karena adanya reaksi kimia itu menyebabkan timbulnya suatu
organisma yang masih sederhana sekali bentuknya. Bentuk itu hampir menyerupai virus. Sampai pada
akhirnya virus itu berkembang menjadi bentuk yang lebih baik.
Pada masa makhluk hidup masih berupa virus ini, ada sebuah benda langit mendekati bumi yang kemudian
tertangkap oleh daya tarik bumi, benda itu sekarang bernama bulan.
Karena ada tarikan yang cukup kuat dan tanah di bumi masih belum padat, menyebabkan tertariknya tanah
didaerah samudera pasifik. Karena getaran ini meskipun sangat lama sekali, terjadilah keretakan besar
yang menyebabkan terpisahnya benua-benua.
Letak satelit bumi ini ada diantara bumi dan bulan. Makhluk hidup yang ada saat itu berubah dalam jangka
waktu yang lama, sehingga menjadi bentuk yang terdiri dari tulang dan daging. Karena tarikan dari dua
buah satelit, menyebabkan binatang pada masa itu tumbuh dengan bentuk yang serba besar dan raksasa.
Dan dari fossil yang ditemukan, terbukti bentuk jenis manusia telah ada saat itu. Tentunya nenek moyang
kita ini juga berupa raksasa, dan bentuknya masih sangat jelek.
Jauh saat itu, terjadilah kejadian yang luar biasa. Rupanya makhluk hidup yang mempunyai akal budi dan
kemauan bebas hanya primat yang merupakan neneng moyang manusia itu. Dan mulai saat itu terjadilah
apa yang disebut teori evolusi. Yang disebut kera tidak sama dengan primat jaman dahulu. Kera tidak
mempunyai akal sehebat primat. Sampai akhirnya muncullah manusia. Perubahan yang cepat sekali dari
bentuk raksasa menjadi mini, disebabkan karena jatuhnya satelit bumi ini kembali karena gempa dari bumi.
Jatuhnya diperkirakan di Arizona. Disana terdapat sebuah kawah meteorit yang besar dan mengandung
nikel dan unsur lain.
Jaman es mencair tiba untuk yang pertama kalinya. Diantaranya ada yang selamat. Nabi Nuh dalam kitab
suci, dapat dibenarkan adanya. Ada seorang pilot sempat melihat rangka kapal raksasa Nuh yang terdapar
di gunung Ararat itu. karena bentuknya yang tidak super besar, untuk binatang yang besar seperti
dinosaurus tidak dapat diselamatkan. Dari jamannya nabi Nuh merupakan seorang ilmuwan yang dianggap
gila oleh masyarakatnya. Diperkirakan ia terkejut melihat air naik setiap tahunnya, dan cepat-cepat
membuat sebuah bahtera dan menyelamatkan apa yang bisa diselamatkan. Nabi Nuh sempat menginjak
tanah lagi dan menurunkan kembali segala apa yang dibawanya serta turunannya. Dilihatnya pelangi
sebagai janji Tuhan untuk tidak menghancurkan manusia lagi.
Ketika jaman es tiba, daerah kutub menjadi dingin sekali, dan air laut ditarik kearah kutub untuk menjadi
es. Kelihatanlah dasar air laut ini, dan terjadilah perpindahan hewan dan penyebaran manusia yang
tentunya membawa tanaman, sehingga semua daerah terisi oleh segala makhluk hidup, peristiwa es mencair
terjadi lagi, tetapi tidak sebegitu parah seperti dahulu. Dan sampai sekarang bentuk pulau ini disebabkan
karena es yang mencair itu.
Melalui jaman-jaman manusia menjadi bentuk sampai sekarang ini. Ada yang sabar, ramah, baik, jahat
bahkan kejam, semuanya beraneka ragam. Timbulnya peperangan primitif sampai nuklir yang mampu
merusak manusia bahkan semuanya. Bumi diambang kemusnahan dari ciptaannya.
Bila kelak manusia sadar, terutama pemimpin negara-negara yang berambisi lomba senjata terus menjadi
sadar, maka masa kiamat buatan manusia itu dapat dihapuskan. Tinggal akhirnya kita menunggu masa
kiamat yang sesungguhnya, bumi mencapai titik akhirnya.
Matahari yang merupakan bintang induk kita, makin lama makin panas sebelum meledak. Sebelum
meledak menghancurkan segala planet yang ada, terjadilah jaman es terus menerus, sehingga pasa masa
kiamat itu dapat diperkirakan tida manusia yang merasakannya. Panas yang tinggi, dingin yang membeku,
tidak ada manusia yang akan sanggup menahannya.
Tapi bila ada, malanglah ia, sebelum meledak dan panas yang lama kelamaan mendadak menjadi dingin
dan matahari menjadi bintang tingkat tinggi dan kemungkinan menjadi sebuah black hole.
Benda apa saja yang masuk atau terperangkap oleh Black hole ini pasti musnah. Atau bila tidak, matahari
akan meledak. tetapi kita pasti tak akan pernah merasakannya. Nasib kita ada ditangan Tuhan. Dengan
begitu teori Arnold J. Toynbee berlaku semuanya berasal dari ketidakadaan menjadi ada atau lahir
kemudian tumbuh/berkembang dan musnah pada akhirnya. Tetapi sebelum menjalani masa punah itu,
semuanya (manusia dan apa saja) berusaha menjadi lebih sempurna dan mencapai titik abadi ciptaannya.
Mungkin berjuta-juta tahun setelah masa kepunahan itu, ada gas yang berkumpul lagi menjadi bintang,
menjadi planet, menjadi apa saja yang sudah pernah ada, dan mungkin kejadian itu terjadi lagi.

(Nur Agustus)
Bahan: Rahasia Alam Semesta; Konsep kehidupan Ajaran Sejarah

T E O R I M O D E R N T E N TAN G U FO

Tulisan masalah piring terbang banyak membuat pro dan kontra mengenai kebenaran akan adanya.
Masing-masing pihak saling mempertahankan argumentasinya, sehingga dikalangan orang-orang yang pro-
piring terbang muncul teori-teori mengenai piring terbang.
Oleh karena piring terbang itu sulit sekali diterangkan secara aerodinamis, maka berkali-kali dikemukakan
teori atau berbagai keterangan mengenai piring terbang lain. Piring terbang itu sendiri anehnya selalu
merahasiakan pribadinya sendiri, sehingga sulit untuk mengenalnya lebih lanjut.

Teori Frank Scully:


Frank Scully adalah satu-satunya orang yang pertama kali memajukan keterangan tentang penggerakkan
piring terbang. Ia sendiri menulis teorinya itu dalam bukunya: Behind The Flying Saucers yang
diterbitkan oleh henry Holt & Co, Inc.,New York 1950. Sebenarnya bukan ia sendiri yang membuat teori
itu, melainkan seseorang yang disebut Doctor G yang telah menyelididki piring terbang yang telah jatuh
dan dirampas oleh Angkatan udara Amerika Serikat.
Teori ini sendiri merupakan sebuah teori magnetika. Menurut Scully piring terbang itu terdiri dari sebuah
kabin stasioner yang dikelilingi oleh sebuah gelang yang dapat berputar seperti sebuah giroskop/semacam
gasing. Anehnya didalam piring terbang itu tidak terdapat motor macam apapun dan disimpulkan bahwa
piring terbang itu bergerak dengan mengikuti garis-garis gaya magnetis yang menyelimuti bumi atau yang
terdapat diantara planet-planet. dengan demikian adalah tidak mustahil, katanya, bahwa piring terbang itu
dalam geraknya dapat mencapai kecepatan cahaya.
Mungkin sangat terlalu berani Scully berteori bahwa piring terbang itu berasal dari planet Uranus, karena
makhluk makhluknya terdiri dari manusia-manusia kerdil. Tentu saja ada alasannya untuk memperkuat
teorinya yaitu barang-barang bumi yang berasal dari sebuah piring terbang yang jatuh atau peristiwa
per........
dengan makhluk ruang angkasa lainnya.
Tetapi anda jangan percaya begitu saja, maka kita bersama-sama melakukan suatu peninjauan kejadian-
kejadian selanjutnya membuktikan bahwa Scully itu merupakan pemberitaan sensasi barang-barang bukti
itu. Menurut Dr. Menzel didalam bukunya Flying Saucers dikatakan bahwa Doctor Geera tak lain adalah
Gebauer yang terlihat penipuan, yaitu menjual perkakas dari dump pemerintah seharga 3,50 dollar sebagai
alat eksplorasi sumber minyak elektronis seharga 100.000 dollar sungguh sangat disayangkan sekali.....

Teori de Groot - Houtman


Tetapi meskipun demikian, teori Frank Scully itu diremehkan oleh semua oarang. Teori elektro magnetis
itu diperbaharui lagi dalam buku The Exploration of Space karangan Arthur C. Clarke, yang memuat
pembahasan kemungkinan itu yang dibuat oleh J. de Groot, Van der Heul dan J.H. Houtman yang
merupakan anggota perkumpulan Astronautika Belanda.
Teori itu dikemukakan mereka sebagai berikut: kita dapat menangkap garis-garis medan magnet dengan
bantuan arus listrik yang kuat, dan ini hanya berhasil apabila garis-garisnya itu tidak sejajar sama sekali.
Sebagai pemisahannya, kita melihat sebagai pancaran keatas tangkai-tangkai bunga dalam vas. Kalau kita
secara mendatar menendang keluar, maka kita akan membumbung ke atas secara tegak lurus. Tetapi karena
di kutub sudut hanya terdapat dua garis gaya, maka pada tepi sebuah lingkaran yang bergaris tengah 81/2
meter/garis gaya itu hanya dua terhadap sejuta pada jarak 81/2m itu, maka kita harus mengadakan arus
listrik yang sejuta kali lebih besar daripada berat piring terbang itu.
Mungkin teori diatas sangat sulit dicerna oleh orang biasa yang tidak mengenal tehnik, maka selanjutnya
penulis itu mengemukakan kesimpulan yang ditulisnya sebagai berikut:
1. Secara tehnis maka tenaga listrik yang diperlukan ini masih belum dapat dilaksanakan dengan tingkat
tehnologi kita dewasa ini.
2. Suatu tenaga gaya listrik yang terlalu besar akan menimbulkan gejala pelepasan gas yang menyamai
lampu neon, sehingga
demikian sebab piring terbang itu bercahaya telah dapat diterangkan.
3. Karena pengaruh gaya listrik yang besar tadi, maka mampu menggoyangkan jarum pedoman.
4. Gerang goyang/limbung; Jw/diterangkan sebagai akibat dari bentuknya secara aerodinamis kurang
baik.
5. Sedang gerak berputarnya piring terbang itu adalah untuk memantapkan gerak goyang itu.
Penilaian dari teori ini mengandung lebih banyak unsur positifnya dan sesuai dengan dasar-dasar ilmiah,
tetapi anggapan bahwa garis-garis gaya itu harus memancar adalah kurang benar, juga perhitungan
selanjutnya mengenai besarnya arus listrik yang diperlukan juga sukar dimengerti. Kesimpulan yang
diperoleh ialah tidak bertentangan dengan ilmu pengetahuan, meskipun uraian
anggapan dasarnya agak menyeleweng.

Teori Dr. Wilbur B. Smith:


Teori Dr. Smith dikemukanan oleh Mayor Donald E. Keyhoe dalam buku: Flying Saucers from Outer
Space yang terbit pada tahun 1953 Dr. Smith sendiri adalah seorang sarjana geomagnetika di Canada yang
menyelidiki cara penggerakkan elektro magnetis bagi mesin terbang, yang diberi nama sandi Project
Magnet.
Berdasarkan anggapan pokok, yaitu bahwa mungkin untuk mengadakan suatu lubuk magnetis/magnetic
Sink/didalam medan magnet bumi, maka dengan lubuk magnetis dimaksudkan sebagai suatu tempat
dimana fluks magnet mengalir dalam jumlah yang dpat diatur dan sambil melepaskan sebagian tenaga
potensial didalam proses tadi.
Adapun faedah lubuk magnetis itu ialah sebagai berikut: Tenaga listrik dapat diperoleh dari
berkonvergensinya medan magnet bumi kedalam lubuk itu. Juga faedah lainnya ialah gaya-gaya reaksi
yang kuat dapat dikembangkan dalam sebuah gelang penghantar yang mengelilingi lubuk magnetis itu
untuk mengangkat dan menggerakkan mesin terbang sesuai denganrencana. Lubuk magnetis itu juga
berguna untuk keperluan perhubungan apabila dimodulasikan.
Selanjutnya dibawah ini adalah teori singkat Dr. Smith yang ditulis Mayor Keyhoe dalam bukunya. Pring
terbang itu dikatakan berupa sebuah cakram yang besar dengan sebuah kabin kecil ditengahnya, dan lubuk
itu terletak diatas kabin itu. Putaran piring terbang boleh jadi disengaja untuk menghimbas arus bolak-
balik atau disebabkan karena hambatan elektron terlalu banyak dari arus yang besar yang beredar
disekeliling cakram. Keterangan tentang warna adalah akibat dari panas yang disebabkan arus yang berdar
itu, semakin panas warnanya seperti merah padam atau bahkan putih panas.
Menurut Dr. Smith bentuk fisik piring terbang hanya satu, yaitu cakram, sedang yang lain ialah bentuk
yang dilihat apabila dipandang dari sudut yang berbeda. Piring terbang cakram itu menurut anggapannya
mempunyai kapal induk yang berbentuk cerutu. Sedang gerak goyang disebabkan penyesuaian piring
terbang itu dengan medan magnet yang berubah-ubah. Yang dapat dipastikan olehnya ialah awak pesawat
akan mengalami perubahan waktu dengan benda yang tidak bergerak. Karena piring terbang itu dalam
terbangnya sangat mengagumkan, adalah mungkin piring terbang semacam itu dikendalikan dari jauh dan
tidak membawa jasad hidup seperti yang kita kenal dan kita nanti-nantikan.
Sayangnya teori ini juga dibantah/meskipun kebenarannya memang banyak/dengan alasan bahwa anggapan
dasarnya belum dipastikan dengan suatu kemungkinan ilmiah yang dibuktikan; teorinya hanya dapat untuk
menerangkan pada bentuk cakram dan ia tidak menerangkan mengapa dan bagaimana bentuk piring
terbang lain digerakkan. Tetapi dari hasil penilaian para ahli, teori Dr. Smith ini nilainya bagi pelaksanaan
tehnik selanjutnya adalah kurang.

Teori Kapten Plantier


Menurut ia, piring terbang mendapatkan energi untuk bergerak ialah dari sinar kosmis yang berradiasi dan
radiasi sinar kosmis ini kemudian disadap oleh suatu medan gaya lokal dan inilah yang menyebabkan
tenaga dari piring terbang itu untuk bergerak dengan kehendak kita.
Kapten Plantier sendiri sampai pada kesimpulan sebagai berikut:
1. Dalam aerodinamis untuk mencapai effisien penuh, bentuk cakram adalah yang terbaik.
2. Medan gaya lokal akan bekerja terhadap para penumpang, sehingga mereka akan merasakan
perubahan kecepatan piring
terbang itu.
3. Medan gaya lokal juga mempengaruhi udara di sekeliling benda itu sehingga meniadakan bunyi
ledakan supersonik.
4. Perubahan warna ialah karena perubahan gaya medan lokal, yang bertenaga nuklir sehingga berpijar
juga udara sekelilingnya juga berpijar karena mengalami ionisasi.
5. Pada piring terbang yang terbang rendah, gaya nedan lokal membuat awan comulus diatas piring
terbang itu.
6. Buih atau benang putih yang biasa keluar dari piring terbang disebabkan ionisasi udara karena
medan gaya lokal yang ber-
senyawa dengan gas oksigen, karbon, air dan lain-lain yang belum kita kenal.

Kapten Plantier juga menerangkan gejala tanpa bunyi dan lain-lainnya, tetapi iapun juga mendapat
bantahan yang hampir sama dengan bantahan teori Dr. Smith.
masih ada teori-teori lain yang dikemukakan untuk menerangkan piring terbang, dan kebanyakan
menyinggung soal gravitasi yang merupakan salah satu sendi fisika yangs edikit diketahui orang. Antara
lain teori itu ialah teori Leonard G. Cramp yang dikemukakan dalam buku Space Gravity and Flying
Saucer.
Penjelasan mengenai teori ini tidak lengkap dan hanya berkisar pada sistim pergerakan piring terbang itu.
Dengan panjang lebar ia menguraikan manfaat propulsi medan G yang menurutnya sangat bermanfaat.
Tetapi teori Cramp ini tidak mengandung hipotesa yang dapat dikerjakan sehingga seluruhnya sulit diterima
secara ilmiah sebab kurang meyakinkan.

Teori Gluhareff:
Teori ini hampir sama dan dapat dikatakan serupa tetapi ia menggunakan istilah propulsi medan G dengan
perkataan Elektron-elektron G. Seperti halnya dengan teori-teori lain maka teori Gluhareff ini mempunyai
nasib yang sama karena kurang bukti ilmiah dan belum mempunyai nilai praktis.
Terus terang melihat kenyataan yang ada, problem piring terbang itu sendiri mungkin sulit sekali
dipecahkan, tetapi manusia tetap terus berusaha berteori dan membuat piring terbang sendiri. Entahlah apa
yang ada dibalik kesemuanya ini, yang jelas mereka datang pasti dengan sengaja ke bumi ini.

Oleh: Nur Agustinus


Bahan: Menyingkap Rahasia piring Terbang/J. Salatun

PERISTIWA PENAMPAKAN PIRING TERBANG DI INDONESIA

Pada penerbitan Liberty yang lalu, pernah ditulis tentang piring terbang di Indonesia. Dan arikel kali ini
merupakan kelengkapan dari penampakan UFO di Indonesia.
Ternyata perkiraan orang bahwa Indonesia tidak pernah dilewati UFO semula adalah salah, dan negara
Indonesia merupakan negara yang cukup sering dilewati piring terbang. Maka kali ini untuk melengkapi
karangan saya yang lalu, saya uraikan peristiwa penampakan piring terbang sejak tahun 1952.
Kisah ini dimulai tanggal 19 Mei 1952 dengan terlihatnya sebuah benda berwarna merah padam telah
muncul di atas kota Yogyakarta pukul 20.20 malam. Benda itu mulai nampak pada tinggi 40 derajat
dengan kedudukan azimuth 250 derajat kemudian melintasi huruf S sambil mengadakan gerakan-gerakan
isolasi, kemudian ia menghilang pada 20.43 pada tinggi 30 derajat dan azimuth 80 derajat. Jadi keseluruhan
benda tiu nampak selama 23 menit.
Peristiwa itu disaksikan oleh keluarga R. Reksawyata yang beralamatkan di Jl. Wilis 5 Yogyakarta yang
berjumlah tujuh orang. Masing-masing berkesempatan untuk mengamati benda ajaib tadi dengan sebuah
teropong. Benda itu bulat seperti cakram, berwarna merah padam, tidak berkelip-kelip dan tidak berbunyi.
Jika dilihat dengan mata telanjang benda aneh itu tampak 3 kali lebih besar dari pada planet Venus.
Seorang saksi dari keluarga itu yang bernama Djoko Wiradi mengomentari: Boleh jadi itulah yang
dinamakan piring terbang, karena ia tidak dapat dikenal sebagai benda astronomis atau gejala alam biasa,.
Saksi ini termasuk orang yang amat menggemari bidang astronomi.
Kota Medan yang terletak di Sumatra Utara rupanya merupakan kota yang termasuk paling sering dilewati
UFO di banding kota lain di Indonesia. Beberapa orang penduduk menyaksikan sebuah benda ajaib diatas
kota Medan pada jam 24.00 tengah malam. Benda itu sebesar sebuah bintang dan berwarna kekuning-
kuningan bercampur merah muda. benda ajaib itu tampak selama lebih kurang 15 menit sambil bergerak
secara teratur dan berbelok-belok dengan manis dar arah selatan ke utara dengan kecepatan yang
mengagumkan. Tepatnya kejadian itu pada tanggal 28 Januari 1953.
Dua belas hari kemudian, yaitu tanggal 9 Pebruari 1953 pada pukul 11.30 pagi, beberapa orang pegawai
kantor pekerjaan umum di Bandung yang sedang mencoba teodolit secara tidak sengaja mereka melihat
sebuah benda aneh yang sedang terbang. Benda itu kurang lebih bulat dan tampak pada bagian bawahnya
memancarkan cahaya. Benda itu terbang ke arah Timur dan disaksikan pula oleh beberapa perwira AURI
di pangkalan angkutan udara Husein Sastra Negara. Observatorium Boscha diberitahukan mengenai hal
itu, tetapi mereka tak dapat melihat apa-apa karena awan tebal.
Tepat tiga jam kemudian penduduk kota Magelang menjadi terkejut bercampur heran karena di udara
tampak 4 buah benda putih bulat lonjong mengkilap dan kecil, yang bergerak dari arah Utara ke Selatan
dengan perlahan-lahan dan menghilang dibalik awan. Keesokan harinya dikota yang sama yakni tanggal
10 Pebruari 1953 jam 15.15 siang, ratusan penduduk menyaksikan sebuah benda sebesar bintang yang
bergerak perlahan-lahan dari Timur ke Barat.
Tiga hari kemudian tepatnya hari Jumat tanggal 13 Pebruari 1953 banyak penduduk kota Semarang dan
Malang telah beruntung dapat menyaksikan gejala-gejala aneh. Dimulai jam 8 pagi penduduk kota
Semarang Timur melihat benda bulat berwarna putih yang bergerak dari Barat ke Timur dengan perlahan-
lahan sambil menembus awan pagi yang terang cemerlang.
Sedang di kota Malang pagi itu terlihat sebuah benda seperti cakram yang terbang ke arah barat dengan
lambat diatas awan Cumulus. Kemudian benda itu muncul lagi, tetapi dengan kedudukan lebih rendah dan
besarnya tampak seperti bulan purnama. Tiba-tiba benda itu melambung dengan cepat dan hilang menuju
ke Utara.
Bendfa itu berkilauan seperti warna aluminium dan meninggalkan sebuah jurai yang berwarna merah
jambu. Keesokan harinya benda itu muncul kembali dengan ukuran sebesar bulan dan dua kali ini ia
mengambang sebentar di udara dan mendadak meluncur pergi sambil meninggalkan jurai dengan warna
seperti pelangi yang rupanya karena sinar matahari. Jurai yang beraneka warna itu adalah suatu kejadian
yang unik dan belum pernah dilaporkan oleh negara-negara lain, jadi Indonesia cukup merasa lebih dalam
hal peristiwa penampakan piring terbang.
Pada tanggal 14 Pebruari 1953, beberapa orang yang sedang menerbangkan layang-layang di
Sungguminasa, sebelah selatan Ujung Pandang, Sulawesi telah menyaksikan sebuah benda aneh yang
mengambang di udara.
Benda itu berbentuk keranjang yang tergantung pada sebuah balon kecil. Tetapi meskipun angin bertiup
(angin barat) dengan kencangnya, benda itu tetap saja tak bergerak. Kemudian ia muncul juga di atas kota
Ujung Pandang dan baru menghilang pada petang harinya.
Sedang pada tanggal 15 Pebruari 1953 penduduk Banjarmasin untuk yang kedua kalinya meyaksikan
sebuah benda bulat berwarna putih yang terbang dengan kencangnya dari Barat ke Timur sambil
meninggalkan asap putih.
Selang beberapa waktu setelah penampakan piring terbang yang berturut-turut dan tak dapat diterangkan
sebagai gejala alam biasa, pada tanggal 7 April 1953 tiga orang penduduk kota Palembang melaporkan
penglihatannya atas sebuah benda aneh yang tampak lebih besar dari bulan purnama dan lewat pada pukul
20.00 malam. Benda misterius itu meluncur dari arah Tenggara ke Barat Laut, mempunyai bentuk bulat
telur seperti sebuah piring yang dilihat dari samping.
Warnanya putih ke biru-biruan seperti sebuah benda berpijar karena suhu yang amat tinggi, sedang tepinya
agak kabur. Di bagian belakangnya tampak api buang yang berwarna putih dan biru, menyerupai sebuah
alat pembakar Bunsen. Haluan terbangnya adalah lurus. Benda itu tampak selama lima detik dan tidak
mengeluarkan bunyi sama sekali.
Pada pagi hari tanggal 18 Mei 1953 seorang penduduk Makasar menyaksikan sebuah benda aneh yang
terbang amat tinggi di atas kota. Benda itu dilukiskan sebagai kepala dari jarum pentul dan bergerak
dengan kecepatan yang amat tinggi ke arah Barat. Benda ini tampak selama 10 menit dan sempat dilihat
dua orang lainnya. Perlu diketahui pada saat yang sama di Brisbane juga terlihat benda yang serupa.
Kurang lebih seminggu kemudian, yakni tanggal 25 Mei 1953 pukul 23.40 malam beberapa penduduk kota
Tanjung Balai, Asahan melihat sebuah benda yang berbentuk bulat panjang seperti sebuah cakram yang
dilihat dari samping. Benda itu bergerak dari arah Timur laut ke Barat daya dan tampak selama 10 menit
sambil terbang tidak begitu tinggi. Benda itu memancarkan cahaya putih kekuning-kuningan bersiripkan
cahaya kebiru-biruan dengan sisi merah dan lembayung.
Dalam bulan Pebruari 1954 sebuah perahu layar dengan 12 orang siswa Akademi ilmu pelayaran serta
seorang instruktur sedang mengadakan latihan mendayung di pantai Cilincing, sebelah Timur pelabuhan
Tanjung priok di teluk Jakarta telah menyaksikan
sebuah benda yang kita sebut sebagai piring terbang.
Pada waktu itu kira-kira pukul 11.00 - 11.30 pagi, cuaca sangat cerah, Langit tak berawan dan matahari
bersinar deengan panas terik. Mereka tiba-tiba melihat sebuah benda bulat sebesar piring tempat cawan
dan bergantung di sebelah timur laut pada tinggi 45 derajat di atas kaki langit, dan tampak seperti cermin
memantulkan sinar matahari setelah tampak 15 detik lamanya, maka benda itu menjadi miring sehingga
akhirnya tampak dari samping saja seperti benda yang pipih. Sementara itu warnanya yang mengkilap tadi
telah berubah menjadi garis hitam. Dari susutnya garis hitam itu, para saksi tahu bahwa benda itu
meninggalkan tempatnya dalam sekejap mata dan hilang dari pandangan.
Rupa-rupanya puncak kegiatan benda-benda aneh itu terjadi pada tanggal 18 Maret 1954 dan berpusat
didaerah Jawa Timur dan Jawa Tengah. Dimulai pada pukul 19.30 diatas kota Malang tampak sebuah
benda berekor berwarna merah kehijau-hijauan sebesar buah kelapa yang berkilauan yang terbang dari
Timur ke Barat. kemudian benda itu menghilang masuk awan, sehingga langit menjadi terang cuaca seperti
terangnya pancaran api. Pada saat yang bertepatan maka diatas kota kecamatan Binangun di daerah
Malang juga tampak benda yang meyerupai lampu gas pompa yang terbang juga menuju ke Barat. Benda
terbang itu meninggalkan coretan yang menyerupai awan putih bekas lintasan terbangnya.
Sepuluh menit kemudian, yaitu pukul 19.40 sebuah benda terbang tak dikenal bercahaya kebiru-biruan
bercampur hijau dan merah, tampak diatas kota Semarang yang terletak 275 Km sebelah barat laut Malang.
Benda itu bergerak dari Utara ke Selatan dan sempat tampak selama 20 detik.
Lima menit kemudian penduduk kota Surakarta juga melihat sebuah benda bersinar kehijau-kehijauan
selama 20 detik yang kemudian menghilang sambil meninggalkan asap putih yang panjang. Jarak antara
Semarang dan Surakarta ialah 75 Km dan Surakarta terletak di sebelah tenggara Semarang. Cahaya yang
dipancarkan sangat kuat sehingga mampu menembus sinar bulan yang pada waktu itu bersinar amat
terangnya.
Pada saat yang bertepatan pula, di kota Bangkalan, Madura tampak benda terbang yang ajaib karena
bentuknya menyerupai gitar!
Benda itu tampak besar. Perlu diketahui, tiga hari kemudian di Surabaya juga tampak benda aneh yang
menyerupai gitar terbang itu.
Masih pada tanggal yang sama yakni 18 Maret 1954 pada jam 20.00 tampak benda sebesar alu (alat
penumbuk padi) di kota Kediri. Benda itu melintasi langit sambil mengeluarkan cahaya putih bercampur
hijau dan merah dari arah Timur ke Barat selama tiga detik. Sejam kemudian di kota Mojokerto juga
tampak benda bulat sebesar bola yang bersinar putih ke biru-biruan, sedang bagian belakang diikuti warna
merah.
Meskipun benda itu hanya sebesar bola, namun mampu menerangi daerah langit Mojokerto seperti siang
hari.
Keesokan harinya pukul 19.45 petang sebuah benda terbang berbentuk cerutu kembali disaksikan di kota
Surakarta, yang bergerak ke arah Barat dengan cepatnya. Benda itu tidak mengeluarkan suara, tetapi
mengeluarkan jejak panjang yang menyala di belakangnya. Kejadian itu berulang pada jam 24.00, tetapi
dengan haluan dari utara ke selatan. Sebelumnya pada pukul 21.00 tampak benda aneh berupa senjata
cakra (menyerupai cakram bermata tombak) di atas kota Jember. Benda itu terbang menuju ke Timur dan
bersinar seperti bintang. Sungguh suatu masa kesibukan bagi para pemilik piring terbang itu, entah apa
sebabnya, tetapi apakah tujuan kunjungan mereka ke pulau Jawa.
Kurang lebih jam 10.00 pagi pada akhir bulan Maret 1954, dua orang anggota AURI yang berada di
pangkalan udara Halim Perdana Kusuma, Jakarta, telah melihat dua buah benda seperti balon pengamat
cuaca, akan tetapi benda ini berpijar merah padam serta terbang dengan cepatnya dan menghilang dalam
waktu yang singkat sekali.
Pada pertengahan bulan Mei 1954 dua orang penerbang AURI ketika mengadakan penerbangan telah
melihat sesuatu cahaya berwarna merah-hijau yang tampak disebelah mereka. Cahaya itu naik sekitar 350
ke atas ke arah barat laut dan tampak selama 3 detik. Besar benda itu sekitar lebih besar dari planet Venus.
Mereka melihat ketika sedang terbang diatas kota Jatinegara.
Pada hari Selasa tanggal 4 Desember 1956, Prof.Mr.Dr. Prayudi dari pimpinan Jawatan Perindustrian
melihat sebuah piring terbang dari rumahnya di Jatinegara. Benda itu terbang dari Barat Daya ke Timur
Laut lalu berhenti di udara seakan-akan hendak mendarat. Dr. Prayudi sempat melihat piring terbang itu
dengan teropongnya sehingga tampak denga jelas bahwa benda itu tampak menyerupai piringan bercahaya
seperti cakram di atas pangkalan angkatan udara Perdana Kusuma, memecah menjadi dua, kemudian
menjadi satu kembali.
Setelah itu benda terbang aneh itu menuju ke Timur, berputar-putar selama 5 detik diatas Cililitan lalu
menghilang ke arah Barat Laut. Sesaat kemudian benda itu kembali dan menghilang pada arah yang sama.
Kejadian tersebut berlangsung kurang lebih satu setengah menit.
Sementara itu kantor berita lokal tabuh di Banjarmasin mewartakan bahwa seorang suku Dayak bernama
Jenggang Ioui di kampung Berabai di tepi danau Semayang, Kalimantan Timur, telah melihat sebuah benda
yang bentuknya menyerupai piring. Benda itu tampak seakan-akan mendarat di atas permukaan danau
Semayang itu. Dengan suara yang tidak terlalu nyaring, sambil berputar-putar mengeluarkan api di
pinggiran bundarannya.
Setahun sebelumnya yakni tahun 1955 benda terbang ajaib itu muncul di beberapa tempat di tanah air kita.
Penyaksian dimulai pada tanggal 22 Juni 1955 diatas Jenoponto, Sulawesi, keesokan harinya benda terbang
yang ajaib itu disaksikan oleh penduduk-penduduk di kota-kota Pare-Pare, Bulukumba, Sengkang,
Rappang dan Pinrang. Diperkirakan benda itu terbang pada ketinggian 300 meter dari tanah dan
mempunyai panjang 3 meter dan lebar 1 meter. Diatas kepalanya tampak suatu gambar telur dan ekornya
seperti ekor kerbau berwarna merah, kuning dan hijau. Bagian inilah menyemburkan cahaya api yang
terang benderang.
Beberapa hari kemudian, yakni Minggu malam tanggal 26 Juni 1955, sejam sebelum tengah malam, terlihat
sebuah benda ajaib diatas kota Medan yang berbentuk bulat berwarna merah dan mempunyai garis tengah
sebesar 3 cm menurut pandangan. Ia terbang dari arah Barat ke Timur dengan cara tersentak-sentak, setiap
kali keluarlah api dari ekornya, sehingga makin bertambah cepat. Setelah tiga menit, benda itu
membumbung tegak lurus ke atas dan menghilang.
Setengah jam kemudian benda itu muncul kembali dengan cara yang sama dan menghilang dengan cara
membumbung tinggi ke atas.
Pada tanggal 6 Nopember 1957 dua orang pedagang ikan dari Port Dickson, Malaysia, telah melihat sebuah
benda terbang yang aneh di perairan Bagan Siapi-api yang meluncur dengan sangat cepat di langit.
Tek Oen Seng, seorang pedagang ikan dari Port Dickson bersama temannya waktu dalam perjalanan
pulang, mereka dikejutkan oleh sebuah benda aneh yang nampak agak hitam kemerah-merahan, meluncur
dengan cepatnya dengan meninggalkan asap berwarna hijau kehitam-hitaman. Benda itu menurut
keterangan Tek Oen Seng berwarna kehijau-hijauan seakan-akan menyala bercahaya. Bentuknya hampir
segitiga dan dari setiap sudutnya keluar asap tipis berwarna putih. Air dibawah piring terbang itu
membusa
menggelegak.
Empat hari kemudian lima orang nelayan menyaksikan sebuah benda berbentuk cerutu berwarna putih
kilap, kurang lebih 16 Km dari pantai Tarakan. Benda itu perlahan-lahan berubah menjadi bentuk piring.
Melalui lubang-lubang seperti pintu pada piring terbang itu keluar busa putih yang disemprotkan. Para
nelayan sempat heran dibuatnya.
Pada bulan Agustus 1959 seorang padri Belanda di Irian Jaya melaporkan bahwa ia telah menyaksikan
sebuah benda bersinar berbentuk cakram dan sesosok tokoh manusia tampak melambai-lambaikan
tangannya.
Minggu tanggal 20 September 1959 jam 2 malam seorang petugas polisi penjaga lapangan terbang Curug,
dekat Tangerang yang bernama Unan menyaksikan sebuah benda mirip kelapa yang bergerak ke Utara,
berwarna keputih-putihan dan berbunyi mendengung.
Pada waktu yang bersamaan sebuah patroli piket MBAU yang berkendaraan GAZ jeep menyaksikan benda
itu dari kota Jakarta. SMU Hakim yang memimpin patroli itu menerangkan: Kami sedang menuju ke
Barat di Jl. Sultan Agung ketika benda itu tampak semula di langit kiri atas didepan kita. Kami mengira
semula adalah pesawat terbang karena warnanya perak pucat seperti aluminium. Tetapi saya segera sadar
bahwa hal itu tak mungkin, karena benda tadi mengambang dan bentuknya seperti cakram. Kami belum
sempat merasa heran lebih lama lagi, ketika benda itu tiba-tiba memancarkan sinar putih yang amat terang
dan seketika itu ia meluncur ke arah utara agak barat laut. Sinarnya yang menyerupai neon begitu terang
sehingga aspal jalan tampak mengkilau dan alam menjadi terang dan benda-benda mempunyai bayangan di
tanah. Kami merasa takut ketika ia bersinar dengan amat tiba-tiba karena kami menyangka ia akan
meledak.
Laporan-laporan yang masuk LAPAN (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional) termasuk cukup
banyak, sehingga tak heran kalau negara Indonesia termasuk negara yang sering mendapat kunjungan oleh
piring terbang.
Tanggal 6 Juli 1977 pukul 18.30 diatas kota Bondowoso terlihat sebuah piring terbang dari barat ke timur
selama 7 menit. Obyek tersebut dilihat oleh seorang operator radio. Bentuknya mula-mula ceper dan
setelah terlintas di atas kepala bentuknya berubah menjadi bulat dengan warna hijau. Setelah melayang
lima menit benda terbang aneh itu menghilang dengan kecepatan tinggi.
Bila anda suatu ketika atau pernah melihat piring terbang, ada baiknya bila anda melaporkan kisah anda
sesuatu lembaga atau perkumpulan yang khusus menyelidiki UFO. Untuk kepentingan itu anda dapat
menghubungi Organisasi Masyarakat Eksplorasi Gejala Antariksa atau OMEGA yang dapat anda
alamatkan ke Jl. Krembangan Barat 31-I Surabaya. Atau bila anda ingin mendapat keterangan tentang
seluk beluk piring terbang anda juga dapat meminta keterangan pada alamat tersebut diatas. Bahan-bahan
dari artikel diatas diperoleh dari buku Menyingkap Rahasia Piring Terbang karangan J. Salatun.

Вам также может понравиться