Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
LATAR BELAKANG
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sesuai dengan PP No. 101 Tahun 2014, pengertian Limbah B3 adalah sisa
suatu usaha dan/atau kegiatan yang mengandung Bahan Berbahaya dan Beracun
(B3).
Sedangkan Bahan Berbahaya dan Beracun yang selanjutnya disingkat B3
adalah zat, energi, dan/atau komponen lain yang karena sifat, konsentrasi,
dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat
mencemarkan dan/atau merusak lingkungan hidup, dan/atau membahayakan
lingkungan hidup, kesehatan, serta kelangsungan hidup manusia dan makhluk
hidup lain.
Pengelolaan Limbah B3 merupakan salah satu rangkaian kegiatan yang
mencakup penyimpanan, pengumpulan, pemanfaatan, pengangkutan, dan
pengolahan limbah B3 termasuk penimbunan hasil pengolahan tersebut.
Upaya pengelolaan limbah B3 dapat dilakukan melalui tahapan sebagai
berikut:
Reduksi limbah dengan mengoptimalkan penyimpanan bahan baku
dalam proses kegiatan atau house keeping, substitusi bahan, modifikasi
proses, maupun upaya reduksi lainnya.
Kegiatan pengemasan dilakukan dengan penyimbolan dan pelabelan
yang menunjukkan karakteristik dan jenis limbah B3
Upaya pemanfaatan dapat dilakukan melalui kegiatan daur ulang (recycle),
perolehan kembali (recovery) dan penggunaan kembali (reuse) limbah B3 yang
dlihasilkan ataupun bentuk pemanfaatan lainnya. Pengolahan limbah B3 dapat
dilakukan dengan cara thermal, stabilisasi, solidifikasi secara fisika, kimia,
maupun biologi dengan cara teknologi bersih atau ramah lingkungan.
BAB III
METODOLOGI
3.1. Daur Ulang Limbah B3 Besi Baja ( PT. Purna Baja Harsco,
2012)
Slag EAF merupakan produk samping dengan volume besar yang
terbentuk dalam proses pembuatan baja (15-20% dari kapasitas baja cair)
dimana masih mengandung sisa-sisa metal. Penanganan slag ini
sebelumnya sulit dan metodenya tidak efisien.
Teknologi slag atomizing (Slag Atomizing Technology: SAT)
merupakan sistem baru untuk membentuk slag cair menjadi butiran kecil
(atomize) dari Electric Arc Furnace (EAF) dengan efisiensi tinggi.
Material hasil dari proses SAT berbentuk bola dengan diameter dan ukuran
yang berbeda-beda, dan disebut PS (Precious Slag) ball.
SAT plant pertama beroperasi pada 1997 di Korea, sejak itu total
kapasitas terpasang telah meningkat menjadi 1,12 juta ton. Kapasitas yang
sedang dibangun dan diproyeksikan akan direalisasikan pada 2009 di
Korea Selatan, Afrika Selatan, Malaysia, Thailand, Taiwan, Indonesia,
Iran, Vietnam dan AS berjumlah 3,4 juta ton. Tanggal 1 Desember 2008
SAT Plant di PT Purna Baja Harsco (di dalam kawasan pabrik PT
Krakatau Steel) mulai beroperasi, dengan kapasitas 5.000 ton per bulan.
SAT merupakan proses merubah slag cair (1500-1550C) menjadi
bola-bola kecil dengan diameter berkisar antara 0.1 hingga 4.5 mm.
Prosesnya berupa sistem hembusan angin berkecepatan tinggi dengan
katalis dan air pada aliran slag cair yang ditumpahkan melalui tundish
menuju slag pitt. Dengan bantuan air, aliran udara berkecepatan tinggi
menghasilkan pertukaran panas yang cepat yang merubah aliran slag
menjadi bola-bola (ps ball) dengan permukaan yang mengkilap. Struktur
PS Ball dipisahkan berdasarkan ukurannya dalam suatu mesin pengayak.
Proses Atomizing
Dalam proses SAT, slag cair didinginkan dengan cepat oleh udara
dan air berkecepatan tinggi. Berbagai unsur tidak stabil membentuk
CaO-Fe2O3, SiO2-Fe2O3 dan Mg-Fe2O3. Tidak ada CaO bebas di dalam
produk, dan permukaan akan mengkilap dengan adanya struktur spinel.
Struktur spinel merupakan bentuk kombinasi dari CaO-Fe2O3, CaO-SiO2.
Butiran PS Ball
Karakteristik PS Ball
PS Ball adalah singkatan dari Precious Slag Ball, material baru
yang dihasilkan dari slag EAF. PS Ball memiliki permukaan mengkilap
dengan struktur spinel yang stabil. PS Ball berbentuk bulat dengan
diameter antara 0.1 sampai 4.5 mm, material dengan tidak ada kapur
bebas.
PS Ball cocok untuk berbagai penerapan, berkat sifat fisik dan
kimianya. Yang paling penting adalah fakta bahwa PS Ball tidak
berbahaya dan ramah lingkungan yang dihasilkan oleh teknologi yang
bebas pengaruh negatif terhadap lingkungan.
PS Ball sangat unggul dibanding pasir dalam hal kekuatan tekan,
kekerasan, dan anti-weathering. Strukturnya sangat kuat, tahan cuaca dan
tidak mudah aus dengan bentuk bulat mengkilap.
Sebagai material baru, PS Ball memiliki keunggulan sifat-sifat fisik
dan kimia yang memberikan kemampuan untuk berbagai penerapan yang
luas, seperti pelapis genting metal, manholes, amplas, pemadatan jalan,
bahan pemberat, peredam suara dan pelindung radiasi, campuran semen,
bahan lantai, pemadat tanah, tiang pancang, pengolahan air dan air
buangan, bahan filter, bahan lantai yang tidak licin, bata dan bahan beton
prefabrikasi, ubin yang tidak mudah aus, campuran aspal, dan lain-lain.
PS Ball sebagai produk akhir sangat seragam (koefisien
keseragaman: 1,22 dibandingkan dengan pasir: 1,64) dengan kekuatan
tekan yang lebih besar (161% lebih tinggi dari pasir), tingkat kekerasan
740 Vickers (62 Rockwell).
Kehidupan manusia pada saat ini tidak terlepas dari peralatan elektronik
misalnya penggunaan pesawat televisi, komputer, kulkas, ponsel dan lain-lain.
Penggunaan peralatan elektronik akan semakin meningkat seiring dengan
meningkatnya jumlah penduduk dan perkembangan teknologi peralatan
elektronik. Selama 10 tahun terakhir jumlah peralatan elektronik di Indonesia
mengalami peningkatan yang cukup drastis. Peningkatan ini mengakibatkan
limbah elektronik juga meningkat (Agus Pramono, 2006).
Peningkatan jumlah limbah elektronik tidak hanya terjadi di Indonesia
tetapi limbah elektronik sudah menjadi permasalahan negara-negara maju. Di
negara Jerman menghasilkan limbah elektronik sebanyak 1,8 juta Mg per
tahun. Di Austria menghasilkan limbah elektronik 85000 Mg per bulan dan
5000 Mg merupakan limbah yang berbahaya. Di Polandia menghasilkan 3000 Mg
per tahun sejak 2005 dan terjadi peningkatan 3-5 % per tahun sampai
sekarang (Gramatyka, Nowosielki, Sakiewicz, 2007).
Di Kota Guizu China terdapat 5500 industri rumahan yang mengolah
komponen-komponen yang berasal dari limbah elektronik (www.bermula.
wordpress.com). Mereka mengolah limbah elektronik dengan memisah-misahkan
tiap bagian dan mengelompokkannya, kemudian mengambil logam timah,
emas, tembaga, perak dan jenis logam lainnya dari sirkuit kabel, chip, dan
bahan plastik. Tujuan pengolahan limbah elektronik ini antara lain untuk
pengambilan logam- logam bernilai ekonomi tinggi atau logam berharga.
Mereka mengutamakan untuk pengambilan logam emas, perak dan
tembaga. Sebagai contoh perusahaan Yokohama Metal Co Ltd menemukan
bahwa satu ton ponsel bekas dapat menghasilkan 150 g emas, 100 kg tembaga, 3
kg perak dan logam-logam lain (www.bermula.wordpress.com, 2008).
Limbah elektronik dibagi menjadi 10 kategori yaitu (Gramatyka,
Nowosielki, Sakiewicz, 2007 dan Antrekowitcsh, dkk, 2006) :
- Peralatan rumah tangga yang berukuran besar(contoh: lemari
pendingin)
- Peralatan rumah tangga yang berukuran kecil(contoh: kompor listrik)
- Alat komunikasi dan teknologi informasi(contoh: komputer)
- Peralatan untuk kehidupan sehari-hari(contoh: TV)
- Peralatan untuk penerangan(contoh: lampu listrik)
- Peralatan industri dengan tenaga listrik(contoh: mixer)
- Permainan anak-anak(contoh: video game)
- Peralatan kedokteran (contoh: alat X-ray)
- Monitor
- Peralatan automatic bertenaga listrik
Sumber: Mechanical recycling of waste electric and electronic equipment: a review, 2003
Komponen B3 dalam limbah elektrik dan elektronik
Berbagai cara daur ulang limbah elektronik yang telah dilakukan oleh
beberapa negara adalah(Antrekowitsch, 2006):
- Pemisahan atau pemilahan secara mekanik
Pemisahan atau pemilahan komponen-komponen penyusun limbah
elektronik dilakukan sebagai langkah awal proses daur ulang. Pemisahan
komponen ini berdasarkan pada bahan-bahan yang dipisahkan yaitu bahan
plastik, logam, keramik, dan kaca. Setelah dilakukan pemisahan ini
dilakukan perlakuan terhadap masing-masing bahan. Bahan plastik,
keramik dan gelas dapat digiling dan dijadikan bahan dasar plastic,
keramik dan kaca yang dapat digunakan lagi. Bahan logam diproses secara
metalurgi untuk mendapatkan logam-logam murni tanpa tercampur logam- logam
lain (Marwati, Siti, 2009).
- Pirometalrgi
Pirometaurgi merupakan proses secara temal, biasanya menggunakan
insinerator atau alat pelebur suatu bahan pada suhu tinggi. Proses ini biasa
digunakan untuk melelehkan bahan plastik atau memisahkan komponen plastik
dengan komponen logam. Dalam proses pembakaran ini dapat digunakan untuk
mendapatkan konsentrat logam tembaga dan timbal. Untuk logam emas dan
perak dapat juga diperoleh pada proses ini tetapi pada proses yang memerlukan
waktu yang panjang akan merusak logam perak. Proses ini masih mempunyai
banyak kelemahan yaitu komponen barbahan plastik tidak dapat digunakan
lagi dan logam-logam yang diperoleh masih dalam bentuk logam campuran.
Selain itu dalam proses ini dihasilkan gas-gas yang berbahaya karena terjadi
kombnasi logam- logam berat dengan senyawa-senyawa organik dalam bahan
plastik yang bersifat volatil akibat adanya proses pada suhu tinggi(Marwati, Siti,
2009).
- Hidrometalurgi
Proses hidrometalurgi biasanya dilakukan setelah dilakukan proses
pemilahan antara bahan logam dan non logam. Proses ini merupakan proses
pelarutan logam-logam yang terdapat dalam limbah elektronik khususnya
komponen-komponen yang berukuran kecil misalnya pada pelarutan PCB
dan chip. Proses pelarutan ini menggunakan pelarut antara lain asam sulfat dan
peroksida, aquaregia, tiourea, larutan sianida, asam nitrat, asam klorida, natrium
oksida dan lain-lain. Proses ini cukup efektif dibandingkan dengan proses yang
lain karena dapat digunakan untuk recovery logam-logam dengan
kemurnian yang relatif tinggi. Proses recovery yang diawali dengan proses
hidrometalurgi dapat dilanjutkan dengan proses ekstraksi, pengendapan,
filtrasi, elektrolisis, dan lain-lain disesuaikan dengan logam yang akan diambil
lagi(Marwati, Siti, 2009).
- Elektrokimia
Proses elektrokimia merupakan metode yang sering digunakan untuk
pemurnian atau pengendapan dengan melibatkan larutann elektrolit dan arus
listrik. Proses ini dilakukan setealah proses hidrometalurgi karena melibatkan
larutan elektrolit. Hasil pelarutan logam-logam dalam limbah elektronik
difungsikan sebagai larutan elektrolit kemudian dilakukan pemisahan logam-
logam yang telah dilarutkan. Sebagai contoh proses elektrokimia yang dilakukan
untuk pengolahan limbah elektronik yaitu pada pengambilan logam emas dan
perak melalui proses elektroplating(Marwati, Siti, 2009).
Berbagai cara telah dilakukan untuk mengolah limbah elektronik. Cara-
cara tersebut mempunyai kekurangan dan kelebihan. Untuk proses pemisahan
atau pemilahan secara mekanik mempunyai kelebihan terpisahnya komponen-
komponen sesaui bahannya sehingga dapat dilakukan proses lanjutan untuk
penggunaan kembali komponen yang dihasilkan dari limbah elektronik.
Kelemahan dari cara ini adalah timbulya polusi berupa debu dan suara pada
saat proses penghancuran secara mekanik(Marwati, Siti, 2009).
Proses pirometalurgi juga mempunyai kelemahan yaitu proses ini
memerlukan energi tinggi dan menimbulkan gas-gas yang berbahaya.
Kelebihan dari proses ini adalah diperoleh logam-logam campuran dengan
kemurnian yang tinggi dan dapat dilanjutkan dengan pemisahan logam-logam
yang dikehendaki(Marwati, Siti, 2009).
Proses hidrometalurgi mempunyai kelebihan dapat diperoleh logam-
logam dengan kemurnian tinggi. Kelemahan dalam proses ini menimbulkan
pencemaran air yang dihasilkan dari pelarut yang bersifat korosif dan
toksik(Marwati, Siti, 2009).
Proses elektrokimia mempunyai kelebihan dapat memisahkan logam-
logam dengan kemurnian tinggi khususnya logam-logam berharga seperti emas
dan perak. Kekurangan proses ini memerlukan kondisi larutan elektrolit dan
kondisi elektrokimia yang optimum untuk menghasilkan hasil yang
maksimal(Marwati, Siti, 2009).
Berdasarkan kelebihan dan kekurangan proses daur ulang dan recovery
logam-logam dalam limbah elektronik maka diperlukan kombinasi proses daur
ulang dengan meninjau komponen yang akan diambil. Proses yang dilakukan juga
harus memperhatikan aspek ekonomi dan aspek ekologi(Marwati, Siti, 2009).
BAB IV
KESIMPULAN
Daur ulang limbah B3 besi baja bisa dilakukan dengan Teknologi Slag
Atomizing dengan produk akhir PS Ball;
Daur ulang limbah B3 Oil Sludge bisa dilakukan dengan Thermal plasma
dengan produk akhir berupa produksi listrik;
Daur ulang limbah B3 elektronik bisa dilakukan dengan:
- Pemisahan atau pemilahan secara mekanik
- Pirometalrgi
- Hidrometalurgi
- Elektrokimia