Вы находитесь на странице: 1из 22

BAB I

PENDAHULUAN

Berbicara mengenai pemalsuan nampaknya merupakan sesuatu yang tidak asing


lagi di lingkungan kita. Betapa tidak beberapa kasus yang hadir di tengah-tengah kita
itu semuanya tentu dilatarbelakangi oleh permasalahan-permasalahan yang kompleks.
Mulai dari bentuk penipuan sampai modus korupsi. Modus opernadi semuanya tentu
akan bermuara pada tindak pidana. Mengingat negara kita adalah negara hukum.
Seiring dengan permasalahan manusia yang begitu kompleks terlebih didukung
oleh kemajuan teknologi dari sekian penipuan berupa pemalsuan adalah pemalsuan
Dokumen berupa Tanda Tangan dan sidik Jari.
Berikut ini akan dipaparkan sedikit gambaran terkait masalah cara
mengidentifiksi pemalsuan dokumen berupa tanda tangan dan sidik jari.

A. Pemalsuan Dokumen Tanda Tangan


Kegiatan pemalsuan dokumen merupakan sebuah modus operandi kriminal yang
dilakukan manusia sejak jaman dahulu ketika manusia modern pertama kali mengenal
tulisan.
Pada jaman dahulu pemalsuan digunakan untuk mencari keuntungan pribadi
atau sekelompok orang misalnya pemalsuan stempel, pemalsuan tanda tangan,
pemalsuan dokumen keuangan dan alat tukar seperti uang, pemalsuan wasiat atau surat
penting kerajaan untuk memperoleh kekuasaan, pemalsuan surat tanah sampai dengan
pemalsuan kitab-kitab suci oleh oknum yang tidak bertanggungjawab.
Pemalsuan sendiri didefiniskan sebagai proses pembuatan, mengadaptasi,
meniru benda, statistik, atau dokumen-dokumen dengan maksud untuk. Kejahatan yang
serupa dengan penipuan adalah kejahatan memperdaya orang lain, termasuk melalui
penggunaan benda yang diperoleh melalui pemalsuan.
Ketika objek tersebut berupa catatan tertulis maka orang menyebutnya sebagai
dokumen palsu menipu (Wikipedia Berbahasa Indoensia, 2010). Apakah mudah
menentukan keotentikan sebuah dokumen ? Jawabannya tentu relatif, bisa mudah dan
bisa sangat sulit, tapi paling tidak sebuah dokumen otentik bisa diidentifikasi dengan
fisik, alat dan sistem.
B. Identifikasi Dokumen Otentik
1
Beberapa dokumen asli dapat diketahui hanya dengan mengidentifikasi secara
fisik, misalnya perangko dan uang kertas. Perangko dikenal karena memiliki ciri
tertentu seperti gambar air atau watermark, warna kertas, jenis cetaknya
(typography,engraving, lithography dan offset) dan huruf timbul. Proses pembuatan
perangko dengan kualitas kertas yang bagus dan sistem cetak tinggi mempersulit
pemalsuan perangko itu sendiri.
Sedangkan uang kertas dapat ditentukan asli atau tidaknya dengan dilihat, diraba
dan diterawang. Ciri uang yang asli sebagai sebuat alat atau dokumen keuangan yang
sah jika terlihat benang pengaman, ada tanda air, cetak intaglio atau cetak timbul,
Optical Variable Ink dan huruf mikro atau kode tertentu. Uang juga dapat teridentifikasi
dengan menggunakan alat yang disebut Money Detector. Alat ini bekerja melalui UV
atau Ultra Violet. Bagaimana dengan sebuah dokumen, alat lain yang digunakan sebagai
detektor sebuah dokumen adalah RFID, True Scan, Pyhtagoras dan Digimarc yang
diperkenalkan oleh Inggris. Alat ini dapat mendeteksi berbagai dokumen yang dicetak
dengan kualitas tinggi seperti perangko, uang kertas, paspor, visa, ijazah.
Sedangkan sebuah sistem dapat mengenal dokumen yang otentik jika
menerapkan sistem Single Identifikasi Number (SIN) atau nomor identifikasi yang
unik. Hal ini sudah diberlakukan pada beberapa dokumen penting dan vital seperti kartu
penduduk, kartu ATM, SIM, kartu credit dan Paspor. Sistem dengan database kearsipan
yang teritegrasi dan lengkap sebagai rujukan data juga memudahkan seseorang
membedakan mana dokumen palsu dan yang otentik.

C. Manusia dan Sistem Keamanan Dokumen


Peran manusia sangat penting dalam pencegahan beredarnya dokumen palsu.
Tentu saja harus didukung dengan sebuat sistem dan alat. Penggunaan SIN, kertas
dengan kualitas tinggi, sistem pencetakan tingkat tinggi, penggunaan signature digital,
kode, benang pengaman, hologram dan deskripsi dokumen otentik yang terdata dalam
sebuah direktori arsip yang canggih akan mempersempit ruang gerak pemalsu
dokumen.
Sebuah lembaga kearsipan yang terpusat, terintegrasi dan tertata dengan baik
seperti halnya lembaga keimigrasian juga faktor penentu sebuah sistem keamanan
dokumen otentik. Sebagai contoh sebuah firma hukum internasional Stephenson
Harwood di Inggris telah menggunakan sistem yang diberi nama the Ipswitch MOVEit
2
DMZ system. MOVEit DMZ menyediakan fasilitas kebijakan dan visibilitas yang
lengkap ke semua data kegiatan internal dan eksternal, termasuk file, peristiwa, orang,
kebijakan, proses dan audit. Sistem ini dapat menyediakan dienkripsi file, pesan dan
transfer data bila diperlukan. Sistem lain adalah data keamanan model VASCO. Sistem
ini untuk meningkatkan keamanan dokumen adobe dengan berbasis teknologi otentitas
controller VACMAN. Dalam dunia keimigrasian dikenal juga sistem keamanan yang
berbasis biometrik. Sistem keimigrasian secara terintegrasi meliputi pelayanan
dokumen keimigrasian, penyidikan dan penindakan, pengembangan sistem
keimigrasian, kerjasama lintas batas dan lintas negara, intelijen, serta kegiatan fasilitatif
yang berupa personel, logistik, dan keuangan akan memperkecil kemungkinan
penyalahgunaan dokumen yang dipalsukan. Sistem inilah yang dapat mengungkap
kasus pembunuhan tokoh Hamas Mahmoud Al Mabhouh di Hotel Al Bustan Rotana ,
Dubai UEA pada bulan Januari 2010 lalu hanya dengan petunjuk sebuah paspor. Setelah
melalui proses identifikasi dipastikan bahwa paspor milik pembunuh yang diduga agen-
agen salah satu negara asing adalah aspal alias asli dengan identitas palsu. Asli karena
bentuk fisik paspor sangat sempurna mirip dengan aslinya tapi berisi identitas yang
diragukan seperti SIN, alamat, photo dan tanda tangan yang tidak sesuai dengan
pemegang aslinya. Hal tersebut diperkuat setelah dilakukan pengecekan pada lembaga
resmi negara yang yang mengeluarkan paspor. Demikian juga dengan beberapa kasus
ijasah palsu pada tahun 2004 yang ditangani oleh Badan Reserse dan Kriminal Mabes
Polri setelah dicek ke Departemen Pendidikan Nasional, dokumen tersebut tidak
terdaftar.
Peran Manusia sendiri dalam sebuah sistem kearsipan adalah utama karena
secara filosofi kearsipan, manusialah yang menciptakan dokumen, manusia yang
menggunakan dokumen tersebut dan manusia juga yang menyimpannya. Maka setiap
penyalahgunaan sebuah dokumen dapat dipastikan manusialah oknumnya bukan
sistemnya atau alatnya.

D. Modus Operandi Pemalsuan Dokumen dan Tanda Tangan

3
Pada setiap tindak kejahatan terdapat banyak cara untuk melakukannya.
Termasuk dalam kejahatan pemalsuan dokumen dan tanda tangan, pelakunya
melakukan berbagai cara dalam melaksanakan tindak kejahatannya. Dalam
kriminologi, setiap tindak kejahatan, walaupun memiliki tingkat variasi yang tinggi,
namun akan selalu ada pola dan teknik yang akan muncul jika kejahatannya terus
berulang. Setiap tindakan kejahatan, lambat laun akan memunculkan pola pengulangan
yang bisa dipelajari sebagai pencegahan. Pola dan teknik kejahatan yang selalu muncul
berulang ulang, juga umum dikenal sebagai modus operandi.

Dalam tindak kejahatan pemalsuan dokumen, ada berbagai macam modus


pemalsuan, tergantung dari jenis dokumen dan juga tujuan si pelaku. Namun umumnya
dalam jenis apapun modus pemalsuan dokumen, pelakunya sudah merencanakan dulu
tindak kejahatannya. Dengan kata lain, pemalsuan dokumen bukanlah kejahatan
insidentil seperti street crimes. Pemalsuan dokumen adalah kejahatan terencana. Secara
niat dan perbuatan, pelakunya sudah merencanakan terlebih dahulu skema tindak
kejahatannya.

Berbagai modus operandi dalam kejahatan pemalsuan dokumen dan tanda


tangan:

1. Pemalsuan Tanda Tangan Pada Dokumen Bank

Dunia perbankan sering sekali melibatkan penggunaan dokumen dokumen pada


setiap kegiatan bisnisnya, baik untuk keperluan transaksi maupun keperluan lainnya.
Cek, giro, buku deposito, surat perintah transfer, dan sejenisnya, merupakan dokumen
dokumen yang digunakan oleh para nasabah perbankan. Lembaga perbankan sendiri,
merupakan lembaga yang menyimpan sejumlah uang yang tidak sedikit. Uang,
merupakan salah satu motif terbesar dalam dunia kejahatan. Hal ini membuat bank
menjadi salah satu sasaran dalam tindak tindak kejahatan. Transaksi transaksi
4
perbankan yang melibatkan penarikan uang, seringkali menggunakan surat surat dan
dokumen sebagai syarat administratif untuk mengambil sejumlah uang dari bank. Celah
ini kemudian dimanfaatkan oleh para pelaku kejahatan untuk mengelabui sistem di
perbankan yang mengandalkan dokumen dan tanda tangan dalam keperluan
administratinya.

Uniknya, berbagai kejahatan yang terjadi di perbankan, berhasil dilakukan


karena adanya permainan dari pihak yang bekerja di bank itu sendiri. Dengan kata lain,
ada orang dalam yang membantu tindak kejahatan, atau disebut juga sebagai inside job.
Tanpa bantuan orang dalam, sulit untuk melakukan kejahatan di bank, karena
banyaknya sistem administrasi dan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang harus
dimengerti.

Untuk dapat melakukan tindakan forgery, pelaku harus memiliki informasi


tentang pola transaksi di bank, bentuk tanda tangan korban, dan jumlah uang dalam
rekening korbannya. Uniknya, tidak semua orang memiliki akses untuk bisa
mendapatkan informasi tersebut. Hanya individu tertentu dengan status dan kedudukan
tertentu yang bisa mengakses informasi yang tergolong dirahasiakan.

Dalam kajian kriminologi, tindakan yang memanfaatkan posisi serta jabatan


yang legal untuk melakukan kejahatan, dikategorikan sebagai white-collar crime.
Modus operandi pelaku forgery saat ini ternyata lebih sering memalsukan tanda tangan
pada surat perintah transfer dibandingkan pada cek. Surat perintah transfer dapat
dengan segera memindahkan uang dalam jumlah milyaran ke rekening tertentu. Tidak
seperti cek yang dalam jumlah penarikannya terbatas hanya beberapa ratus juta saja.

2. Pemalsuan Pada Sertifikat dan Surat Surat Tanah

5
Dokumen dan surat surat tanah yang berbentuk sertifikat merupakan produk dari
lembaga resmi yang mengeluarkannya. Sertifikat tanah di Indonesia, dikeluarkan oleh
instansi Badan Pertanahan Nasional atau BPN. Dalam setiap dokumen resmi yang
dikeluarkan BPN, terdapat tanda tanda atau ciri khas yang memiliki identitas tersendiri
supaya sulit dipalsukan. Kerahasiaan dan keaslian dalam dokumen resmi BPN, dijaga
kualitasnya melalui pengamanan khusus yang terdapat di dalam dokumen tersebut. Bisa
dalam bentuk penggunaan kertas khusus, pita pengaman, penggunaaan tinta khusus, dan
lain sebagainya. Fungsi dari berbagai jenis pengaman ini adalah untuk mencegah
terjadinya kejahatan pemalsuan terhadap dokumen terkait. Sehingga, ketika terjadi
suatu kecurigaan atas sertifikat tanah yang diduga palsu, dapat dianalisa dengan cara
dibandingkan dengan dokumen asli yang memiliki standar pengamanan tersebut.

Pelaku sindikat tanah biasanya akan pura pura membeli tanah yang diketahui
melalui surat kabar atau informasi lainnya. Awalnya, pelaku akan datang kepada korban
untuk berpura pura membeli, dan kemudian akan meminta izin untuk meminjam surat
tanah supaya bisa difoto kopi, dengan alasan supaya bisa dipelajari lebih lanjut.
Padahal, foto kopi surat tanah tersebut nantinya akan digunakan untuk diduplikasi,
dipalsukan tanda tangannya, dan akan digunakan untuk melakukan tindak kejahatan
penipuan. Pelaku akan mempelajari bentuk tanda tangan yang tertera pada sertifikat
tanah tersebut, mempelajari bentuk cap dan stempel, agar nantinya bisa dipalsukan
dengan mudah.

Pelaku pelaku pemalsuan sertifikat tanah, menggunakan sertifikat palsunya


untuk berbagai keperluan. Bisa dipakai untuk membuat surat balik nama ke pihak BPN,

6
supaya seolah olah sudah terjadi transaksi jual beli dengan pemilik lama. Bisa juga
dipakai sebagai jaminan kepada pihak Bank, untuk peminjaman uang dan kredit.
Bahkan juga dipakai untuk menipu pembeli tanah agar menyangka sertifikat tanah
tersebut sah dan asli, yang nantinya bisa berujung sengketa dengan pemilik tanah yang
sah. Untuk itu masyarakat maupun instansi keuangan, perlu secara teliti memeriksa
keaslian suatu dokumen dan sertifikat tanah sebelum melakukan transaksi. Biasanya
kejahatan pemalsuan dokumen yang berkaitan dengan tanah, terjadi karena korban tidak
teliti dalam memeriksa secara seksama sertifikat tersebut. Oleh karena itu, penting
sekali untuk mengkonfirmasi keaslian sertifikat tanah kepada instansi yang
mengeluarkannya, dan tidak sembarangan memberikan sertifikat untuk difoto kopi, agar
memperkecil kemungkinan terjadinya tindak kejahatan.

3. Pemalsuan Tanda Tangan Pada Ijazah

Ijazah, yang merupakan tanda bukti atas suatu penyelesaian jenjang pendidikan,
merupakan barang berharga bagi pemiliknya. Ijazah dapat digunakan oleh pemiliknya
untuk berbagai keperluan; sebagai syarat untuk memperoleh pekerjaan, atau sebagai
syarat untuk melanjutkan ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Ijazah juga
digunakan untuk meningkatkan kredibilitas intelektual dan keahlian seseorang. Akan
menjadi suatu persoalan serius, ketika seseorang yang tidak memiliki keahlian atau
pengetahuan tertentu, memiliki ijazah yang menyatakan ia ahli di bidang tersebut.

Ada dua pola modus yang dipakai dalam pemalsuan tanda tangan ijazah.
Pertama adalah, pelaku menggunakan dokumen atau surat yang asli, namun isinya
dipalsukan. Biasanya pelaku menuliskan nilai (seperti nilai ujian, atau nilai kelulusan)

7
yang bukan sebenarnya, dan kemudian memalsukan tanda tangan pejabat yang
berwenang. Hal ini dimaksudkan agar seolah olah pemilik ijazah memiliki kredibilitas
yang tinggi terhadap status pendidikannya. Selain itu, modus kedua adalah memalsukan
seluruh dokumen, termasuk jenis kertas dari dokumen itu sendiri. Biasanya pola ini
dilakukan oleh sindikat pemalsu dokumen yang sudah profesional. Mereka membuat
dokumen yang bentuknya sangat mirip dengan yang asli, termasuk bentuk tanda tangan
pejabat yang berwenang dalam ijazah tersebut. Untuk mencegah berhasilnya tindak
kejahatan ini, perlu mengkonfirmasi kepada instansi yang mengeluarkan dokumen
tersebut. Konfirmasi bisa dengan cara menanyakan keaslian dokumen dan tanda tangan,
maupun dengan mengecek registrasi pada dokumen tersebut.

4. Pemalsuan Pada Kartu dan Dokumen Identitas

Kartu dan dokumen identitas seperti KTP, paspor, maupun Kartu Keluarga,
seringkali dipalsukan untuk tindak kejahatan. Mulai dari kejahatan penipuan, seperti
peminjaman uang, pengajuan kartu kredit, maupun untuk kejahatan politis seperti dalam
kasus pemilihan umum dan pemilihan gubernur. Modus kejahatan pemalsuan kartu
identitas biasanya dilakukan oleh sindikat. Jarang sekali pelaku pemalsuan kartu
identitas ini dilakukan seorang diri. Sindikat ini nantinya akan menjual kartu identitas
kepada masyarakat umum yang membutuhkannya.

Sebelum melakukan pemalsuan,pelaku mempelajari terlebih dahulu bentuk cap


stempel, bentuk tanda tangan pejabat setempat, dan jenis kertas yang digunakan. Modus
lain yang juga digunakan adalah, menggunakan dokumen kartu identitas asli, namun
identtasnya yang dipalsukan. Biasanya kartu identitas tersebut memang asli secara kasat
8
mata, namun identitas yang tertera didalamnya adalah palsu. Hal ini biasanya dilakukan
dengan cara membuat surat pengantar palsu. Surat pengantar itu biasanya dipalsukan
sedemikian rupa, sehingga akan diproses secara legal oleh kelurahan setempat, yang
dimana isi identitasnya adalah palsu. Untuk modus kedua ini (surat asli, namun identitas
palsu) biasanya digunakan oleh pelaku terorisme untuk menyembunyikan identitas
aslinya ketika diminta menunjukan kartu identitasnya.

5. Pemalsuan Surat Kuasa, Surat Perintah, dan Surat Waris

Jenis surat berharga yang juga sering dipalsukan adalah surat kuasa, surat
perintah dan surat waris. Modus yang dilakukan pelaku biasanya adalah dengan
memalsukan isi surat tersebut, dan kemudian memalsukan tanda tangan pihak yang
memberikan kuasa. Perkara ini terlihat sepele, namun permasalahan menjadi semakin
rumit ketika pihak yang memberikan kuasa sudah meninggal. Karena akan menjadi sulit
untuk mengkonfirmasi keaslian isi surat tersebut kepada pemberi kuasa. Hal ini biasa
terjadi pada surat kuasa dan surat waris. Untuk mencegah kejahatan pemalsuan tanda
tangan pada surat surat jenis ini, bisa dilakukan dengan menggunakan saksi pada saat
surat dibuat. Adanya saksi yang ikut menanda tangani proses ketika surat dibuat, akan
mempersulit pelaku untuk memalsukan surat tersebut. Karena apabila pelaku ingin
memalsukannya, maka ia terpaksa memalsukan pula tanda tangan para saksi. Untuk itu

9
sebaiknya gunakanlah lebih dari dua saksi, untuk memperkuat legitimasi dari isi surat
tersebut.

E. Fitur Untuk Verifikasi Tanda Tangan

Tabel di bawah ini menunjukkan beberapa fitur yang dapat diadaptasi dari
graphology dan graphometry untuk verifikasi tanda tangan.

No. Istilah Arti


1. Calibre hubungan antara height dan width
2. Proportion symetry dari tandatangan
3. Spacing spasi antar kata
4. Alignment to baseline hubungan antara tulisan dengan dasar
5. Progression dinamika, kecepatan, continuity, dan
uniformity.Progression terdiri dari 3 fitur:
density, distribution of pixel, dan progression.
6. Slant kemiringan secara umum dan secara individual
huruf
7. Form representasi bergambar dari movement, (antara
lain: pengukuran bentuk-bentuk cekung dari
setiap cell)
8. Terminologi khusus Merupakan bentuk-bentuk yang khas pada
setiap tanda tangan yang dihasi

F. Tipe Tipe Pelaku Pemalsuan Tanda Tangan

Pelaku pelaku kejahatan, seringkali dikategorisasi berdasarkan kualitas tindak


kejahatannya, dan juga motif dari tindakannya. Dalam Pemalsuan tanda tangan atau
forgery, para pelakunya juga memiliki karakteristik khusus yang membuatnya dapat
dibedakan antara satu sama lain. Namun uniknya, pelaku kejahatan pemalsuan tanda
tangan ini, tindakannya begitu halus sehingga kita tidak sadar bahwa tau-tau kita telah
menjadi korban kejahatan. Berbeda dengan jenis kejahatan lain seperti perampokan atau
10
pencurian, dimana korban melihat langsung pelakunya dan sadar bahwa dirinya telah
menjadi korban. Banyak sekali korban pemalsuan tanda tangan yang kaget ketika telah
kehilangan sejumlah uang di rekening banknya hanya melalui pemalsuan tanda
tangan. Karena halusnya tindakan yang mereka lakukan ini, saya menjuluki para pelaku
pemalsuan tanda tangan sebagai smooth criminal, seperti salah satu lagu legendaris dari
Michael Jackson.

Pada dasarnya, pelaku pemalsuan tanda tangan atau forger, dibagi menjadi 3 tipe:

1. Forger Profesional, adalah para kriminal yang secara terlatih memiliki


kemampuan untuk mengimitasi tanda tangan orang lain. Kriminal profesional
ini secara terorganisir melakukan tindak kejahatan yang menggunakan tanda
tangan palsu. Motif dari tindakan kejahatan mereka adalah motif ekonomi dan
terkadang politik. profesional ini melakukan kejahatan sudah seperti bisnis,
dimana tindakan kriminal tersebut adalah pekerjaannya dan diperjualbelikan
selayaknya komoditas. Seringkali dalam tindak kejahatannya, mereka
memalsukan tanda tangan orang orang terkenal, seperti para public figure.
Nantinya tanda tangan palsu ini akan dijual dan di klaim sebagai tanda tangan
asli. Bisnis tanda tangan para public figure ini, terutama milik atlet baseball dan
para pemusik, merupakan salah satu bisnis yang digemari di luar negeri.
Professional forger ini akan menjual tanda tangan palsu tersebut melalui situs
jual beli online, maupun forum kolektor tanda tangan. Tidak hanya sebatas para
public figure, bahkan buku harian adolf hitler, pernah dipalsukan oleh salah
seorang forger professional forger. Kasus pemalsuan buku harian ini, merupakan
salah satu kasus pemalsuan tulisan yang menggemparkan dunia di tahun 1970.
Sejak saat itulah, ilmu forensik tulisan mulai memiliki peran penting dalam
menentukan keaslian para tanda tangan tokoh tokoh terkenal. Selain
memalsukan tanda tangan tokoh terkenal, ada juga professional forger yang
terspesialisasi dalam pemalsuan tanda tangan pada dokumen dokumen berharga.
Mereka memalsukan tanda tangan dalam pembuatan ijazah palsu, KTP palsu,
maupun sertifikat tanah yang telah diimitasi. Umumnya, professional forger
yang seperti ini, telah memiliki peralatan canggih dan kemampuan yang terlatih
untuk mengakomodir tindak kejahatan mereka. Di Indonesia, ada beberapa
tempat yang khusus menyediakan dokumen palsu untuk dijual kepada publik.
11
Tempat tempat ini memiliki peralatan layaknya percetakan besar dan orang
orang yang terlatih dalam memalsukan surat berharga. Ciri utama dari forger
profesional adalah; mereka teroganisir dalam melakukan kejahatannya, dan
mereka memang dilatih untuk memalsukan tanda tangan. Profesional forger ini
banyak ditemukan pada kasus pemalsuan ijazah, pemalsuan KTP dan sertifikat
tanah. Mereka tidak hanya sekedar memalsukan tanda tangan, tapi juga
keseluruhan dokumen.

2. Tipe yang kedua adalah Forger Amatir. Bentuk tanda tangan palsu yang
dihasilkan oleh para amatir ini, umumnya akan lebih berantakan dan kurang
terkonsep. Sangat berbeda dengan hasil pemalsuan dari profesional forger yang
lebih rapih dan terlatih dalam pembuatannya. Para FDE (Forensic Document
Examiner istilah untuk individu yang bekerja di bidang forensik tulisan) akan
lebih mudah mendeteksi pemalsuan tanda tangan yang dihasilkan oleh forger
amatir, karena adanya perbedaan kualitas yang cenderung buruk. Forger amatir
ini seringkali mencuri cek dan dokumen dokumen berharga, untuk nantinya
diberi tanda tangan palsu diatasnya. Walaupun mereka yang melakukan
tindakannya secara berkala, namun mereka tidak terlatih seperti profesional
forger. Sehingga para amatir ini umumnya hanya berani memalsukan tanda
tangan yang bentuknya simpel dan mudah untuk ditiru. Mereka akan kesulitan
dalam meniru tanda tangan yang bentuknya sulit dan kompleks. Dalam
mengimitasi suatu tanda tangan, mereka cenderung akan lebih mengutamakan
bentuk supaya semirip mungkin, tapi mengesampingkan kualitas dan kecepatan
dari tanda tangan. Motif tindakan dari para forger amatir ini adalah mencari
keuntungan ekonomi, namun tindakannya tidak dilakukan secara teroganisir dan
tidak terlatih seperti para profesional forger. Forger amatir seperti ini banyak
ditemukan pada kasus pemalsuan tanda tangan di ranah perbankan

3. Tipe ketiga, yaitu Opportunist Forger, pada dasarnya tidak jauh berbeda
dengan para forger amatir. Hanya saja, forger amatir melakukan pemalsuan
karena memang sudah ada niat sejak awal untuk melakukan tindak kejahatan.
Sedangkan forger oportunis, melakukan pemalsuan karena ada situasi yang
secara tidak sengaja dapat menguntungkan mereka. Mungkin awalnya mereka
tidak berniat melakukan kejahatan, namun karena ada situasi tertentu, akhirnya
12
mereka terdorong untuk memalsukan tanda tangan supaya mendapatkan
keuntungan. Umumnya pelaku dalam kasus seperti ini terjadi dalam ranah
hubungan keluarga ataupun hubungan kerja. Contohnya dalam kasus surat
wasiat yang melibatkan sejumlah nama dalam suatu keluarga besar. Seringkali
ada salah satu anggota keluarga yang berani memalsukan tanda tangan dalam
surat wasiat, karena ia melihat lemahnya posisi anggota keluarga lain dalam hak
warisnya. Situasi seperti ini kemudian dimanfaatkan olehnya untuk memalsukan
tanda tangan pemberi waris, agar seluruh warisan berada di tangannya. Namun,
para forger oportunis tidak hanya bisa terjadi dalam ranah hubungan keluarga.
Dalam ranah hubungan pekerjaan juga seringkali terjadi, terutama yang
berkaitan dengan surat kuasa dan surat perintah. Dari segi motif, forger
oportunis ini ingin memanfaatkan situasi yang ada untuk mencari keuntungan
demi kepentingan pribadinya. Karena para forger oportunis ini biasanya tidak
pernah memalsukan tanda tangan sebelumnya, maka kualitas imitasi tanda
tangan yang mereka hasilkan pun akan seburuk para forger amatir. Imitasi tanda
tangan mereka hanya akan mengutamakan bentuk yang semirip mungkin,
sehingga akan membuatnya secara perlahan karena adanya keragu raguan.
Pembuatan tanda tangan yang perlahan, tentu akan menghasilkan kualitas garis
yang lebih buruk dibanding tanda tangan asli yang dibuat secara cepat dan
yakin.

B. Sidik Jari
1. Pengertian
Sidik jari (bahasa Inggris: fingerprint) adalah hasil reproduksi tapak jari baik
yang sengaja diambil, dicapkan dengan tinta, maupun bekas yang ditinggalkan pada
benda karena pernah tersentuh kulit telapak tangan atau kaki. Kulit telapak adalah kulit
pada bagian telapak tangan mulai dari pangkal pergelangan sampai kesemua ujung jari,
dan kulit bagian dari telapak kaki mulai dari tumit sampai ke ujung jari yang mana pada
daerah tersebut terdapat garis halus menonjol yang keluar satu sama lain yang
dipisahkan oleh celah atau alur yang membentuk struktur tertentu.

2. Sidik jari untuk identifikasi


13
Identifikasi sidik jari, dikenal dengan daktiloskopi adalah ilmu yang
mempelajari sidik jari untuk keperluan pengenalan kembali identitas orang dengan cara
mengamati garis yang terdapat pada guratan garis jari tangan dan telapak kaki.
Daktiloskopi berasal dari bahasa Yunani yaitu dactylos yang berarti jari jemari atau
garis jari, dan scopein yang artinya mengamati atau meneliti. Kemudian dari pengertian
itu timbul istilah dalam bahasa Inggris, dactyloscopy yang kita kenal menjadi ilmu sidik
jari.
Fleksibilitas dari gelombang pada kulit berarti tidak ada dua sidik jari atau
telapak tangan yang sama persis pada setiap detailnya. Pengenalan sidik jari melibatkan
seorang pakar, atau sebuah sistem pakar komputer, yang menentukan apakah dua sidik
jari berasal dari jari atau telapak yang sama.

3. Sejarah Ilmu Sidik Jari di Indonesia


Ilmu sidik jari di Indonesia khususnya di kalangan kepolisian [harus dicek
kebenarannya] dirintis oleh seorang desertir SS Nazi Jerman yang lari ke Belanda dan
kemudian ditempatkan di Makassar oleh pemerintah kolonial Belanda sebagai perwira
polisi. Setiap taruna Akpol di Indonesia mengenal namanya sebagai perintis sidik jari di
kalangan kepolisian Indonesia. Nama desertir SS Nazi tersebut adalah Gustav Poppeck,
mertua kedua pelukis maestro S.Sudjojono. Gustav Poppeck dimamakamkan di TPU
Menteng Pulo.
Gustav Poppeck lahir di kota kecil Gelsen Kirchen tahun 1892. Di usia yang ke
21 tahun (1903) Gustav Poppeck mendaftarkan diri sebagai tentara dan dikirim ke
China yang merupakan negara koloni Jerman yang saat itu berada dibawah
pemerintahan Presiden Paul Von Hindenburg. Berbagai bintang jasa diterimanya selama
bertugas di China dalam masa PD I (1914 - 1918). Sebelum kembali ke Jerman, para
tentara Jerman diberi kesempatan untuk cuti ke Jepang. Di Jepang, Gustav Poppeck
membaca sebuah poster besar di halaman Kedutaan Besar Belanda yang mencari tenaga
untuk dipekerjakan sebagai polisi di Hindia Belanda (Indonesia). Gustav Poppeck yang
membenci sosok Hitler yang saat itu berkuasa di negeri kelahirannya, Jerman langsung
mendaftarkan diri dan diterima. Gustav Poppeck dikirim ke Batavia dan masuk
pendidikan polisi di Sukabumi dan kemudian dikirim ke Makassar dan ditempatkan di
bagian Kriminal, bidang daktiloskopi atau sidikjari. Pada penjajahan Jepang, Gustav

14
Poppeck dipindahkan ke bagian logistik karena bidang daktiloskopi diambil alih oleh
Jepang.
Akhir tahun 1950 Gustav Poppeck yang sudah pindah menjadi warganegara
Belanda sejak tahun 1932 karena alasan keamanan masa itu dipensiunkan oleh
pemerintahan Indonesia karena bukan bangsa Indonesia. Gustav Poppeck bersama
istrinya Sara Elizabeth Font yang berkebangsaan Indonesia (ibu : Manado, ayah:
Spanyol) di"pulangkan" ke negeri Belanda akhir tahun 1950.
Pada awal tahun 1952 Gustav Poppeck kembali ke Indonesia dan atas pilihan
dan kecintaannya pada Indonesia menjadi warganegara Indonesia. Menetap di Jakarta
dan diminta untuk menjadi asisten Jaksa Agung Meester Suprapto dan pada usianya
yang ke 72 tahun Gustav Poppeck mengundurkan diri karena mengalami gagal operasi
pada kedua matanya. Gustav Poppeck dan Sara Elizabeth Font dikaruniakan dua anak:
penyanyi seriosa legendaris Indonesia Rose Pandanwangi dan Frits Sariako Poppeck.
Gustav Poppeck meninggal pada Februari 1966, di usia ke 74 tahun dimakamkan di
pemakaman Menteng Pulo dan tahun bulan Juli tahun 2005 bersama dengan Sarah
Poppeck Font dan menantunya pelukis maestro Indonesia S. Sudjojono dipindahkan ke
Pemakaman Pondok Rangon, Cibubur, Jawa Barat. (Sumber: Rose Pandanwangi, putri
Gustav Poppeck, ditulis oleh Wicky S, cucu Gustav Poppeck)

4. Fungsi sidik jari


Fungsinya adalah untuk memberi gaya gesek lebih besar agar jari dapat
memegang benda-benda lebih erat. Sidik jari manusia digunakan untuk keperluan
identifikasi karena tidak ada dua manusia yang memiliki sidik jari persis sama. Hal ini
mulai dilakukan pada akhir abad ke-19. Seiring perkembangan zaman pada abad ke 20
ini, Sidik jari sudah di kembangkan ke arah security system yang berfungsi sebagai data
keamanan. Sebagai contoh mesin absensi sidik jari dan akses kontrol pintu.
Sidik jari kaki bayi juga diambil di rumah sakit untuk identifikasi bayi. Ini
bertujuan untuk mencegah tertukarnya bayi yang sering terjadi di rumah sakit.

5. Pola Dasar Sidik Jari


Pola sidik jari selalu ada dalam setiap tangan dan bersifat permanen. Dalam
artian, dari bayi hingga dewasa pola itu tidak akan berubah sebagaimana garis tangan.
15
Setiap jari pun memiliki pola sidik jari berbeda. Ada empat pola dasar Dermatoglyphic
tentang sidik jari yang perlu diketahui, yakni Whorl atau Swirl, Arch, Loop, dan
Triradius.
Setiap orang mungkin saja memiliki Whorl, Arch, atau Loop di setiap ujung jari
(sidik jari) yang berbeda, mungkin sebuah Triradius pada gunung dari Luna dan di
bawah setiap jari, dan kebanyakan orang ada juga yang mempunyai dua Whorl atau
Loop di tangan lainnya. Pola-pola dapat juga ditemukan pada ruas kedua dan ketiga di
setiap jari.
1. Whorl Whorl bisa berbentuk sebuah Spiral, Bulls-eye, atau Double Loop. Whorl
adalah titik-titik menonjol dan kontras, dan bisa dilihat dengan mudah. Cetakan
Spiral dan Bulls-eye adalah persis sebangun dalam interpretasinya, namun yang
kedua memberikan sedikit lebih banyak fokus.
2. Arch Pola ini bisa terlihat sebagai sebuah Flat Arch, atau Tented Arch.
Perhatikan setiap pola Arch menaik sangat tinggi.
3. Loop Loop dapat menaik ke arah ujung jari, atau menjatuh ke arah pergelangan
tangan. Common Loop bergerak ke arah ibu jari, sementara Radial Loop (Loop
terbalik) bergerak mengarahkan ujung pemukulnya ke sisi lengan.
a. Loop Umum (Common Loop) Tipe paling umum dari sidik jari adalah
Common Loop. Cetakan ini mengungkap kemampuan untuk
menggunakan berbagai ide dari berbagai sumber ide, dan mencampurnya
dengan gaya yang unik.
b. Loop Memusat (Radial Loop) Sebuah cetakan menukik yang memasuki
dan berangkat dari sisi ibu jari tangan disebut Radial Loop (kadang-
kadang disebut Reverse Loop, atau Inventor Loop). Jika Common Loop
menunjukkan campuran gaya-gaya lain, Radial Loop mengungkapkan
kemampuan untuk menciptakan sebuah gaya atau sistem yang sama
sekali baru.
c. Double Loop Double Loop kebanyakan disalahpahami oleh hampir
semua penandaan Dermatoglyphic. Pada umumnya, menginterpretasikan
Double Loop sama seperti dengan Whorl.
4. Triradius Triradius (juga disebut Delta) dapat digunakan untuk menunjuk
dengan tepat pusat dari setiap gunung. Gunung-gunung itu kemudian bisa dilihat
sebagai terpusat, kecenderungan, atau berpindah.

16
BAB II
PENUTUP

Demikian pemaparan singkat terkait pemalsuan dokumen berupa tanda tangan


dan sidik jari. Dari uraian di atas dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Kegiatan pemalsuan dokumen merupakan sebuah modus operandi kriminal yang
dilakukan manusia sejak jaman dahulu ketika manusia modern pertama kali
mengenal tulisan.
2. Sistem untuk mengenal dokumen yang otentik adalah dengan menerapkan
sistem Single Identifikasi Number (SIN) atau nomor identifikasi yang unik.
3. Pemalsuan dokumen adalah kejahatan terencana. Secara niat dan perbuatan,
pelakunya sudah merencanakan terlebih dahulu skema tindak kejahatannya.
4. Fitur untuk mengidentifikasi atau memverifikasi keaslian Tanda Tangan dan atau
sebuah tulisan dapat diliaht dari beberapa indikator berupa Calibre, Proportion,
Spacing, Alignment to baseline, Progression, Slant dan Form.
5. Pemalsu tanda tangan disebut forger. Ada tiga tipe atau bentuk pemalsuan tanda
tangan, yaitu; Forger Profesional, forger amatir dan Forger Opportunist.
17
6. Identifikasi sidik jari dikenal Daktiloskopi. Daktiloskopi adalah ilmu yang
mempelajari sidik jari untuk keperluan pengenalan kembali identitas orang
dengan cara mengamati garis yang terdapat pada guratan garis jari tangan dan
telapak kaki.
7. Fungsi sidik jari manusia digunakan untuk keperluan identifikasi dalam bidang
security system (diantaranya ketika membuat SIM dan atau sejenisnya) dan
untuk identifikasi bayi di rumah sakit agar tidak tertukar.
8. Pola sidik jari selalu ada dalam setiap tangan dan bersifat permanen.
9. Pola untuk mengidentifikasi sidik jari manusia ada empat yatu Whorl / Swirl,
Arch, Loop, dan Triradius.

DAFTAR PUSTAKA

Ashbaugh, David R. (1991) "Ridgeology". Journal of Forensic Identification Vol 41 (1)


ISSN: 0895-l 73X

Biometric Passport, http://en.wikipedia.org/wiki/Biometric_passport, diakses 3


Nopember 2010

Biometrik, http://id.wikipedia.org/wiki/Biometrik, diakses 3 Nopember 2010

Krisnawati, Keamanan Dengan Sistem Biometrik,


http://p3m.amikom.ac.id/p3m/dasi/juni05/07%20-\

18
Cara mengidentifikasi pemalsuan dokumen
(tanda tangan dan sidik jari)

MAKALAH

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Kelompok


Mata Kuliah Kimia Forensik

Dosen Pengampu: Rizki Rahmah Fauzia, S.Farm., M.H., Apt

19
Disusun Oleh :
Kelompok V

1. Ade Surya W 7. Nur Asyiah


2. Ilmanuddin V.A 8. Sri Hartanti
3. Supriyatin 9. Hinda Hidazah
4. Maskuri 10. Sita Rosiana
5. Fiki Izzati 11. Dahlia Rosalina
6. Diah Saraswati

SEKOLAH TINGGI FARMASI (STF)


YPIB CIREBON
TAHUN 2016
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahhirobbil alamin, puji syukur penulis panjatkan atas segala nimat


karunia serta hidayah Allah SWT yang telah diberikan kepada penulis sehingga
makalah ini dapat terselesaikan. Tidak lupa sholawat dan salam semoga tercurah
limpahkan kepada kepada manusia pilihan Muhammad SAW, kepada keluarganya, para
sahabatnya umatnya temasuk kita semua. Mudah-mudahan kita mendapatkan syafaat di
akhirat kelak. Amin..
Dalam proses penyusunan makalah ini berjudul: Cara Mengidentifikasi
Pemalsuan Dokumen (Tanda Tangan dan Sidik Jari), penulis dihadapkan pada
berbagai kemudahan maupun kendala yang lebih memberikan makna pada makalah ini.
Namun demikian, dalam hal ini kami haturkan terima kasih kepada:
1. Yth ibu Rizki Rahmah Fauzia, S.Farm., M.H. Apt selaku dosen pengampu mata
kuliah Kimia Forensik.
2. Rekan-rekan semua, mahasiswa STF yang tengah mengambilmata kuliah Kimia
Forensik ini.

20
Penulis sadar bahwa dalam makalah ini terdapat banyak kekurangan oleh karena
itu penulis mengharapkan masukan, saran, kritik untuk perbaikan dan penyempurnaan
di kemudian hari.
Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan nilai tambah dan
bermanfaat.

Cirebon, April 2016


Penulis

DAFTARiISI

Halaman
KATA PENGANTAR....................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................
1. TANDA TANGAN ................................................................................... 1
A. Pemalsuan Tanda Tangan...........................................................
B. Identifikasi Dokumen Otentik.....................................................

C. Manusia dan Sistem Keamanan Dokumen ...............................


D. Modus Operandi Pemalsuan Tanda Tangan ...............................
E. Fitur Untuk Verifikasi Tanda Tangan .........................................
10
F.Tipe-Tipe Pelaku Pemalsuan tanda Tangan ...................................
11
2. SIDIK JARI ............................................................................................. 14

21
A. Pengertian ...............................................................................
..................................................................................................
14
B. Sidik jari Untuk Identifikasi ....................................................
..................................................................................................
14
C. Sejarah Sidik Jari di Indonesia ................................................
..................................................................................................
14
D. Fungsi Sidik jari ......................................................................
..................................................................................................
16
E. Pola Dasar Sidik Jari ...............................................................
..................................................................................................
16

BAB II PENUTUP ..............................................................................................


18
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................
19

ii

22

Вам также может понравиться