Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Susu
Susu adalah cairan dari ambing sapi, kerbau, kuda, kambing, domba, dan hewan
ternak penghasil susu lainnya baik segar maupun yang dipanaskan melalui proses
Indonesia, 1995).
Secara kimia, susu adalah emulsi lemak dalam air yang mengandung gula, garam-
garam mineral dan protein dalam bentuk suspensi koloidal. Air susu mengandung
unsur-unsur gizi yang sangat baik bagi pertumbuhan dan kesehatan. Komposisi unsur-
unsur gizi tersebut sangat beragam tergantung pada beberapa faktor, seperti faktor
keturunan, jenis hewan, makanan yang meliputi jumlah dan komposisi pakan yang
diberikan, iklim, waktu, lokasi, prosedur pemerahan, serta umur sapi. Komposisi utama
susu adalah air, lemak, protein (kasein dan albumin), laktosa (gula susu), dan abu
(Muharastri, 2008).
Sebagian besar susu yang dikonsumsi oleh manusia berasal dari sapi perah, karena
jenis ternak ini adalah penghasil susu yang potensial. Ternak lain seperti kerbau, kambing,
domba dan kuda juga menghasilkan susu, tetapi masih dalam jumlah terbatas. Susu yang
berasal dari sapi perah lazim disebut susu, sedangkan susu dari ternak yang lain diberi
sebutan sesuai dengan nama hewan penghasilnya. Sebagai contoh, susu dari kerbau
disebut susu kerbau dan susu dari kambing disebut susu kambing (Muhamad, 2002).
Universitas Sumatera Utara
Susu sapi mengandung semua bahan yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan
anak sapi yang dilahirkan. Susu juga sebagai bahan minuman manusia
yang
yang
optimal, mudah dicerna dan tidak ada sisa yang terbuang (Girisonta, 1995).
factor,
akan tetapi angka rata-rata untuk semua jenis kondisi dan jenis sapi perah
adalah
sebagai berikut: lemak 3,9%, protein 3,4%, laktosa 4,8%, abu 0,72%, dan
air
87,10%.
Selain zat diatas, susu yang mengandung bahan lain dalam jumlah sedikit
oleh
tubuh dan mudah dicerna, dapat menggantikan air susu ibu (ASI), dapat
diolah
menjadi mentega, keju, gula susu dan lain-lainnya, dan mempunyai rasa
yang
enak.
pengaruh
bakteri-
bakteri asam susu yang mengubah gula susu menjadi asam susu, bakteri-
bakteri
bibit
penyakit yang berasal dari binatang penghasil susu sendiri (TBC, sakit mulut
dan
kuku), orang yang memeras susu dan alat yang tidak bersih atau yang
dicuci
dengan air kotor dan c) dapat dicampur dengan bahan lain seperti air,
santan, air
beras atau diambil kepala susunya. Hal-hal yang harus diperhatikan dengan
susu
sapi yang baru dibeli adalah susu itu harus bersih, segera dimasak sesudah
Universitas Sumatera
Utara
diterima, sesudah dimasak segera dibiarkan menjadi dingin dan
cara
pengurangan
komponen apapun pada cairan tersebut. Secara kimiawi susu tersusun atas
dua
komponen utama, yaitu air yang berjumlah sekitar 87% dan bahan padat
yang
senyawa
kimia, baik yang tergolong senyawa zat gizi makro (makronutrien) seperti
lemak,
protein dan karbohidrat, maupun senyawa zat gizi miro (mikro nutrien)
seperti
Universitas Sumatera
Utara
Niacin 0,08 mg
Biotin 0,5 g
Pyridoxine 0,05-0,3 mg
Cyanocobalamine 0,5 g
a. Kerapatan
angka
karena
perbedaan kandungan lemak dan zat-zat padat bukan lemak (Amalia, 2012).
b. Ph
pH susu segar berada di antara pH 6,6 - 6,7 dan bila terjadi cukup
secara nyata. Bila pH susu naik di atas 6,6 - 6,8 biasanya hal itu dianggap
sebagai tanda adanya mastis pada sapi, karena penyakit ini menyebabkan
c. Warna
Warna susu yang normal adalah putih sedikit kekuningan. Warna susu
dapat bervariasi dari putih kekuningan hingga putih sedikt kebiruan. Warna
putih sedikit kebiruan dapat tampak pada susu yang memiliki kadar lemak
Universitas Sumatera
Utara
Warna putih dari susu diakibatkan oleh dispersi yang merefleksikan
sinar
dan
karoten
dengan
Bila
karoten dan santofil dikonsumsi oleh sapi perah, maka akan ikut dalam
aliran
Warna air susu dapat berubah dari satu warna kewarna yang lain,
tergantung dari bangsa ternak, jenis pakan, jumlah lemak, bahan padat dan
Susu segar memiliki rasa sedikit manis dan bau (aroma) khas. Rasa
dirasakan ada sedikit rasa asin yang disebabkan oleh klorida. Bau khas
dan sebagian bersifat volatil. Oleh sebab itu, beberapa jam setelah
pemerahan atau setelah penyimpanan, aroma khas susu banyak berkurang
(Muhamad, 2002).
e. Titik Beku
jumlah
air yang dipakai untuk pengenceran. Karena perbedaan titik beku air murni
dan air
susu hanya sekitar 0,50 C, penentuan titik beku harus benar-benar akurat bila
ingin
diketahui adanya pengenceran. Titik beku air susu berkisar antara -0,525 0
dan -
terutama
Universitas Sumatera
Utara
ditentukan oleh molekul-molekul yang kecil dan ion-ion dalam larutan, zat
-zat lain yang molekulnya besar seperti protein tidak mempunyai pengaruh
susu serta untuk mendapatkan warna, aroma dan rasa yang relatif tidak
Susu cair segar UHT (Ultra High Temperature) dibuat dari susu
segar yang diolah menggunakan pemanasan dengan suhu tinggi dan dalam
pada
suhu kamar yaitu mencapai 6-10 bulan tanpa bahan pengawet dan tidak
perlu
dimasukkan ke lemari pendingin. Jangka waktu ini lebih lama dari umur
simpan
produk susu cair lainnya seperti susu pasteurisasi. Selain itu susu UHT
merupakan
(patogen/penyebab
Universitas Sumatera
Utara
penyakit dan pembusuk) serta spora sehingga potensi kerusakan
mikrobiologis sangat minimal, bahkan hampir tidak ada. Kontak panas yang
sangat singkat pada proses UHT menyebabkan mutu sensori (warna, aroma
dan rasa khas susu segar) dan mutu zat gizi, relatif tidak berubah (Anonim,
2010).
Pabrik di jaga agar tetap pada suhu steril, baik pada pemrosesan maupun
Selain itu, proses sterilisasi harus diikuti langsung dengan pengemasan anti
Pada proses pengolahan susu UHT dikenal dua tipe pemanasan, yaitu:
(1)
tipe pemanasan langsung (direct heating) dan (2) tipe pemanasan tidak
langsung
antara susu
dan uap panas, baik dalam bentuk injeksi uap panas pada susu ataupun
injeksi
susu kedalam uap panas. Pada tipe pemanasan tidak langsung tidak terjadi
kontak
antara uap panas dengan susu, biasanya banyak digunakan pada berbagai
jenis
Plate Heat Exchange (PHE). Alat yang digunakan untuk proses UHT
misalnya
sampai temperatur 270 0F (132 0C) selama tidak kurang dari satu detik.
(filling).
Universitas Sumatera
Utara
1. Tahap pencampuran
susu
penunjang
(flavor) dan
pewarna.
2. Termisasi
dilanjutkan
tahap
tahap ini
detik.
3. Pasteurisasi
tersebut.
4. Homogenisasi
adalah
psi.
globula
lemak susu.
5. Sterilisasi
Universitas Sumatera
Utara
Tujuan utama sterilisasi adalah membunuh seluruh bakteri baik
pathogen
maupun non pathogen dan menurunkan jumlah spora bakteri agar susu
dapat
disimpan dalam jangka waktu yang lama tanpa pendinginan. Pada tahap ini
susu
PHE
selama 3 - 5
pada
sejumlah
vitamin C, asam folat, vitamin B12 dan kira - kira 20% tiamin serta
menyebabkan
Denaturasi
protein - protein yang mudah larut menyebabkan susu berwarna lebih putih.
6. Regenerasi
segera
didinginkan melalui tahap regenerasi. Pada tahap ini suhu susu diturunkan
hingga
suhu 280 C.
7. Pengisian (filling)
Tahap terakhir dari proses pembuatan susu UHT adalah susu steril
yang
disediakan
dan telah disterilkan (Legowo, 2005). Wadah utama yang digunakan harus
lemaknya,
dan
lain - lain.
Universitas Sumatera
Utara
2.3 Lemak
Lemak adalah senyawa kimia yang larut dalam pelarut organik dan
tidak larut dalam air. Salah satu sifat yang khas dari golongan lipida
(lemak dan minyak) adalah daya larutnya dalam pelarut organic (misalnya,
(Amalia, 2012).
gliserol
dan tiga molekul asam lemak yang lain. Di alam, bentuk gliserida
dan
Trigliserida
penstabil
(Ketaren, 2008).
suhu ruang berbentuk cair. Secara lebih pasti tidak ada hambatan
Yang dimaksud dengan lemak disini adalah suatu ester asam lemak
dengan gliserol. Gliserol adalah suatu trihidroksi alcohol yang terdiri atas
tiga atom karbon. Jadi tiap atom karbon mempunyai gugus -OH. Satu
molekul gliserol dapat mengikat satu, dua atau tiga molekul asam lemak
(Poedjadi, 1994).
Universitas Sumatera
Utara
O
O CH2 - OH H2C - O - C - R1
3R-C + CH - OH HC - O - C - R2 + 3H2O
OH CH2 - OH H2 C - O - C - R 3
menyebut trigliserida dalam bentuk padat pada suhu udara biasa. Lemak
menyebabkan lebih rendahnya titik lincir (slip point) yaitu suhu dimana
lemak atau minyak mulai mencair. Pada umumnya, lemak diperoleh dari
1995).
ditambahkan
lemak
rasa
Universitas Sumatera
Utara
bahan pangan. Lemak yang ditambahkan ke dalam bahan pangan atau
dijadikan
bahan
pangan seperti daging, ikan, telur, ternak susu, apokat, kacang tanah dan
beberapa
bersama
tersembunyi
(invisible fat), sedangkan minyak atau lemak yang telah diekstraksi dari
bahan
nabati dan dimurnikan dikenal sebagai lemak biasa atau lemak kasat mata
(visible
lipida,
yang pada umumnya mempunyai sifat sama yaitu tidak larut dalam air.
Dalam
pada
suatu bagian lipida, yaitu trigliserida. Lemak merupakan bahan padat pada
suhu
yang
lebur
Lemak adalah senyawa kimia yang tidak larut dalam air tetapi larut
terdiri atas satu molekul gliserol yang berikatan dengan tiga molekul asam
(Amalia, 2012).
Trigliserida dapat berwujud padat atau cair, dan hal ini tergantung
dari
nabati
Universitas Sumatera
Utara
berbentuk cair karena mengandung sejumlah asam lemak tidak jenuh, yaitu
asam oleat, linolleat atau asam linolenat dengan titik cair yang rendah.
Lemak hewan pada umumnya berbentuk padat pada suhu kamar karena
bamyak mengandung asam lemak jenuh, misalnya asam palmitat dan stearat
melindungi bagian -
bagian tubuh kita yang halus dan melindungi ujung-ujung tulang, itulah
antara tulang -
atau
jaringan,
lemak tersusun sebagian besar atas trigliserida (95 -98%), dan sisanya
phospholipid dan cholesterol. Ada pembagian lain mengenai minyak yaitu:
Lebih dari 95% lemak terdiri atas trigliserida yang terbagi menjadi 2
jenis, yaitu asam lemak jenuh dan asam lemak tidak jenuh.
b. Lemak Ganda
Universitas Sumatera
Utara
Lemak ganda mempunyai komposisi lemak bebas ditambah
dan
darah,
LDL (Low
Lipoprotein)
(Amalia, 2012).
c. Derivat Lemak
dua ,
yaitu:
1.2
Universitas Sumatera
Utara
lemak netral lemak
(Hawab, 2003).
Berat jenis lemak lebih rendah dari air, oleh karena itu mengapung ke
atas
dalam campuran air dan minyak atau cuka dan minyak. Sifat fisik trigliserida
oleh
2009).
a. Kelarutan
emulsi lemak dalam air, misalnya susu, atau air dalam lemak, misalnya
Lemak dan minyak larut dalam pelarut organik seperti minyak tanah,
2012).
Universitas Sumatera
Utara
b. Pengaruh Panas
tiga
titik suhu.
1. Titik cair
trigliserida mereka tidak mempunyai titik cair yang jelas tetapi akan
mencair pada suatu rentang suhu. Suhu pada saat lemak terlihat
mencair disebut titik lincir. Kebanyakan lemak mencair pada suhu antara
300 C dan 400 C. Titik cair lemak adalah di bawah suhu udara biasa (Amalia,
2012).
2. Titik asap
Jika lemak dan minyak dipanaskan sampai suhu tertentu, dia akan
mulai
menghasilkan
lemak
mulai berasap pada suhu di atas 200 0 C. Titik asap bermanfaat dalam
menentukan
lemak atau minyak yang sesuai untuk keperluan menggoreng (Amalia, 2012).
3. Titik nyala
Jika lemak dipanaskan hingga suhu yang sangat tinggi, dia akan
menyala. Suhu ini dikenal sebagai titik nyala. Minyaka yang termakan
Universitas Sumatera
Utara
c. Plastisitas
dioleskan.
yang
suatu
suhu, sebagian dari lemak akan cair dan sebagian lagi akan berbentuk
kristal-
proses
lebih
campuran trigliserida dengan rentang titik cair yang lebar akan membentuk
lipida dengan rentang sifat plastis yang lebar pula (Amalia, 2012).
kali lebih banyak dari karbohidrat dari protein. Apabila simpanan lemak
terjadi secara berlebihan sampai melebihi 20% dari berat badan normal maka
energi
karbohidrat
sehingga menjadi sumber energi yang lebih tinggi. Untuk orang yang
kebutuhan
susunan
Universitas Sumatera
Utara
makanannya, sehingga dapat mengurangi volume makanan yang harus
paling
besar. Simpanan ini berasal dari konsumsi berlebihan salah satu atau
kombinasi
umunya
2009).
yaitu:
ii. lemak dalam jaringan adipose dibawah kulit membentuk lapisan isolator
dari
dalam tubuh. Ini akan membantu menjaga agar suhu tubuh tetap.
iii. lemak disimpan dalam jaringan adipose sekitar organ yang peka
seperti
ginjal untuk melindungi organ ini dari kerusakan fisik (Amalia, 2012).
organ
dan
menunjang letak organ tubuh. Selain itu, simpanan lemak bawah kulit
dapat
melindungi kehilangan panas dalam tubuh dan menjaga suhu tubuh tetap
stabil
(Amalia, 2012).
Universitas Sumatera
Utara
Beberapa asam lemak mutlak diperlukan oleh tubuh manusia agar
berfungsi normal. Senyawa ini harus tersedia pada lemak dalam susunan
makanan, karena senyawa - senyawa itu tidak dapat disintesis dalam tubuh.
e. Protein Sparer
maka
demikian,
dioptimalkan
(Amalia, 2012).
memperlambat
lama.
Disamping itu, lemak memberi tekstur yang disukai. Lemak dalam pangan
juga
Universitas Sumatera
Utara
berfungsi untuk meningkatkan palabilitas (rasa enak, lezat). Sebagian
besar senyawa atau zat yang bertanggung jawab terhadap flavor pangan
K (Almatsier, 2009).
ayam gemuk, krim, susu, keju dan kuning telur, serta makanan yang
dimasak dengan lemak atau minyak. Sayur dan buah (kecuali apokat) sangat
Universitas Sumatera
Utara
Ayam 25,0 Cokelat manis, batang 52,9
(Almatsier, 2009).
yang
vitamin,
mengandung
juga hidrokarbon dan zat yang lain yang tak diketahui yang turut serta
dalam
menyusun lemak. Juga minyak yang masih kotor yang diperoleh dari
tumbuh-
sederhana
yang disebut asam lemak bebas, gliserol, mono dan digliserida yang
merupakan
berat
Universitas Sumatera
Utara
lemak di dalam kebanyakan lemak dan minyak kotor tumbuh-
Konsumsi lemak yang dianjurkan adalah 30% atau kurang dari total
yang
dibutuhkan. Konsumsi lemak total yang terlalu tinggi (lebih dari 40% dari
dan
kemudian
sehingga
lemak
yang mengeras pada dinding arteri disebut plak. Bila plak menutupi saluran
arteri
sepenuhnya, jaringan yang disuplai oleh arteri akan mati (Amalia, 2012).
gagal jantung dan orama jantung abnormal. Jika arteri otak tersumbat,
untuk
terhadap
adalah lemak
total, lemak jenuh dan energi total. Dengan mengurangi lemak total
dalam
makanan, jumlah energi total akan ikut berkurang. Jenis lemak yang
dikurangi ini
sedikit
dimakan
Universitas Sumatera
Utara
dan kemampuan tubuh untuk menurunkan kolesterol darah menurut
perioritas adalah jumlah lemak, lemak jenuh dan kolesterol (Almatsier, 2009).
selain
dermatis
gangguan
transportasi lipid dalam tubuh. Kemudian minuman bagi tubuh adalah kira-
kira
bentuk
emulsi dimana butiran halus lemak diselubungi oleh membran yang terdiri
atas
tersebut
vitamin
digliserida berisi satu atau dua asam lemak yng dihubungkan pada gliserol
dan jumlahnya di dalam susu, dapat mencapai kira-kira 0,5% digliserida dan
Universitas Sumatera
Utara
Di dalam air susu, lemak terdapat sebagai emulsi minyak dalam air.
Bagian
lemak tersebut dapat terpisah dengan mudah karena berat jenisnya yang
kecil.
mudah
(Adnan,
1984).
dari
susu,
seperti:
asam lemak seperti butiran dan kaproat, yang mempunyai bau yang keras,
(Amalia, 2012).
Lemak susu dapat diekstraksi dengan zat pelarut. Bila zat
pelarutnya
Secara
globula
dan
sebagian dalam serum. Sisanya adalah sterol, yang kadarnya berkisar antara
0,25-
Universitas Sumatera
Utara
2.4 Sebab-Sebab Kerusakan Lemak
pangan adalah usaha untuk mencegah pencemaran oleh bau yang berasal
dari bahan pembungkus, cat, bahan bakar atau pencemaran bau yang
berasal dari bahan pangan lain yang disimpan dalam wadah yang sama,
terutama terjadi pada bahan pangan berkadar lemak tinggi (Ketaren, 2008).
dapat menyerap lemak, maka lemak yang terserap ini akan teroksidasi
oleh udara sehingga rusak dan berbau. Bau dari bagian lemak yang rusak
ini akan diserap oleh lemak yang ada di dalam bungkusan yang
Lemak nabati dan minyak nabati hasil ekstraksi dari biji-bijian atau
buah yang disimpan dalam jangka waktu yang panjang dan terhindar
masih dalam jaringan dan dalam bahan pangan berlemak. Mikroba yang
merusak lemak dengan menghasilkan cita rasa tidak enak, disamping itu
Universitas Sumatera
Utara
Dengan adanya air, lemak akan terhidrolisis menjadi gliserol dan
asam
lemak. Reaksi ini dipercepat oleh basa, asam dan enzim-enzim. Dalam
teknologi
tersebut
lipase
lemak akan diuraikan sehingga kadar asam lemak bebas lebih dari 10%.
Hidrolisis
sangat mudah terjadi dalam lemak dengan asam lemak rendah (Amalia, 2012).
Kerusakan lemak yang utama adalah timbul bau dan rasa tengik
yang
asam
dengan
terjadinya
yang
baik adalah dalam tempat yang tertutup, gelap dan dingin. Wadah lebih
baik
terbuat dari aluminium atau stainless steel. Lemak harus dihindarkan dari
logam
kecepatan
2.4.1 Ekstraksi
aktif
atau
hampir semua pelarut duapkan dan massa atau serbuk yang tersisa
diperlakukan
POM,
1995).
Universitas Sumatera
Utara
Ekstraksi adalah suatu cara untuk mendapatkan minyak atau lemak
dari bahan yang diduga mengandung minyak atau lemak. Adapun cara
2012).
dalam pelarut minyak dan lemak. Pelarut minyak dan lemak yang biasa
Perlu diperhatikan bahwa jumlah pelarut menguap atau hilang tidak boleh
lebih dari dari 5%. Bila lebih, seluruh sistem ekstraksi pelarut perlu diteliti
2.4.3 Gravimetri
adalah
proses isolasi serta penimbangan suatu unsur atau suatu senyawa tertentu
dari
unsur tersebut, dalam bentuk yang semurni mungkin. Unsur atau senyawa
itu
dipisahkan dari suatu porsi zat yang sedang diselidiki, yang telah
ditimbang.
Pemisahan unsur atau senyawa dapat dicapai dengan beberapa metode,
yang
a. Pengendapan
c. Metode elektroanalisis
Universitas Sumatera
Utara
Kekurangan dari metode ini adalah bahwa metode gravimetri umumnya
dan
lainnya.
ditentukan
dengan menimbang langsung massa zat yang dipisahkan dari zat-zat lan.
Pada
mula
cuplikan zat yang dilarutkan dalam pelarut yang sesuai, lalu ditambahkan
zat
dipijarkan
dan setelah dingin ditimbang. Kemudian jumlah zat yang ditentukan dihitung
dari
faktor stoikiometrinya. Hasil disajikan sebagai persentase bobot zat
dalam
1. Pengeringan Bahan
jaringan
contoh basah. Pengeringan dengan oven vakum pada suhu rendah dan
pengering
Pengeringan
pada oven bersuhu 70-80 0C. Pengeringan suhu tinggi dilakukan pada
beberapa
Universitas Sumatera
Utara
lemak yang berikatan dengan protein dan karbohidrat sehingga lemak
tidak mudah terekstrak. Pengeringan ini memecah emulsi minyak dan air.
non polar tidak efisien. Tujuan dari hidrolisis asam ini adalah untuk memecah
HCl
dan dipanaskan dalam penangas air pada suhu 65 0 C selama 15-25 menit
(larutan
bening). Syarat pelarut yang ideal untuk hidrolisis ini adalah sebagai berikut.
melarutkan)
d. Tidak toksik dan tidak mudah terbakar dalam bentuk cair dan uap
f. Murah
Universitas Sumatera
Utara
Pemilihan pelarut dalam hidrolisis ini sangat tergantung lipida yang
akan diekstraksi. Jika yang akan diekstraksi adalah trigliserida (non polar)
maka pelarutnya non polar yaitu heksan, petroleum eter, dietil eter. Jika
lipidanya lesitin maka pelarutnya sedikit asam yaitu alkohol. Jika lipidanya
basis).
heksana,
dan butanol serta air. Karakteristik etil eter adalah titik didih 34,6 0C,
melarutkan
lemak baik dari petroleuum eter, lebih mahal, agak berbahaya karena
mudah
telah
dapat
tidak
berbahaya, dan lebih selektif dalam pelarutan lipida non polar. Sedangkan
butanol
dan air digunakan untuk mengekstraksi dari terigu, bekatul (Dina, 2013).
Ada berbagai macam metode yang dapat digunakan dalam
metode.
mengekstrak
lemak dari bahan dengan pelarut organik non polare seperti heksana,
petroleum
eter, atau dietel eter. Ekstraksi lemak dilakukan dengan cara refluks pada
suhu
yang sesuai dengan titik didih pelarut yang digunakan. Proses refluks ini
adalah
lemak/minyak
Universitas Sumatera
Utara
yang ada pada contoh. Refluks dihentikan sampai pelarut yang merendam
contoh
sudah berwarna jernih atau sudah tidak ada lagi lemak/minyak yang terlarut.
lemak setelah pelarut diuapkan. Jumlah lemak per berat bahan yang
yang terekstrak oleh pelarut organik tidak hanya lemak/minyak, tetapi juga
komponen lain yang larut pelarut organik seperti vitamin larut lemak (A, D,
Bahan pangan tidak banyak mengandung air (tepung atau produk kering
lainnya) dapat langsung dianalisis. Bahan pangan bentuk utuh dan banyak
baru
konstan
dengan adanya pendingin balik. Soxhlet terdiri dari pengaduk atau granul
anti-
selulosa, extraction
liquid, syphon arm inlet, syphon arm outlet, expansion
adapter, condenser
1997).
Ada dua metode yang dapat digunakan dalam metode soxhlet ini, antara
selama
gram
Universitas Sumatera
Utara
contoh, dimasukkan ke dalam selongsong kertas saring yang dialasi dengan
kapas.
dikeringkan
dalam oven pada suhu tidak lebih dari 800C selama 1 jam. Dimasukkan ke
dalam
alat soxhlet yang telah dihubungkan ke labu lemak. Diekstrak lemak dalam
contoh
dengan pelarut (heksana atau petroleum eter) selama 6 jam. Disuling pelarut
dan
dikeringkan ekstrak lemak dalam oven pengering pada suhu 105 0C.
Didinginkan
beratnya
tetap/konstan.
b. Dengan hidrolisis
HCl 25% dan 20 ml air. Ditutup gelas piala dengan kaca arloji. Dididihkan
selama 15 menit di ruang asam. Disaring dengan kertas saring dalam keadaan
panas dan cuci dengan air panas hingga tidak asam lagi. Dikeringkan kertas
saring berikut isinya pada suhu 1050C. Dilipat kertas saring yang telah
selama
kertas
kertas
saring yang dialasi dengan kapas. Disumbat selongsong kertas yang berisi
contoh
labu
ml.
dikeringkan
Universitas Sumatera
Utara
ekstrak lemak dalam oven pada suhu 100C. Didinginkan pada desikator
2013).
Dalam penentuan kadar lemak, contoh yang diuji harus cukup kering.
Jika contoh masih basah maka selain memperlambat proses ekstraksi, air
dapat turun ke dalam labu suling (labu lemak) sehingga akan mempersulit
2. Metode Babcock
Metode ini digunakan alam menentukan kadar lemak contoh cair atau
pasta. Metode ini sering digunakan untuk menentukan kadar lemak pada
susu segar. Lemak pada susu berada dalam bentuk emulsi O/W (lemak
dalam air). Emulsi pada susu dipecah dengan menggunakan asam kuat
polar) akan terpisah dari komponen susu lainnya yang bersifat polar.
karena
densitasnya lebih rendah, sedangkan komponen polar contoh susu berada
di
pasta
(digestion)
Universitas Sumatera
Utara
menggunakan asam sulfat pekat dengan waktu yang lebih lama
dibandingkan
contoh susu sehingga emak dari jaringan bahan akan keluar dengan optimal.
Lemak yang terpisah dari contoh dapat ditentukan dari volume yang tertera
di skala. Lemak dari contoh diekstrak dengan cara merusak emulsi (pada
susu) atau merusak jaringan bahan (pada bahan segar seperti ikan segar
minyak.
(Dina,
2013).
Universitas Sumatera
Utara