Вы находитесь на странице: 1из 31

MATERI UJI SMA/SMK PPKN ANCAMAN TERHADAP NEGARA INDONESIA

A. Ancaman terhadap Negara Indonesia dalam bingkai Bhineka Tunggal ika

1. Pengertian Ancaman
Ancaman adalah setiap usaha dan kegiatan, baik dalam negeri maupun luar negeri yang
dinilai membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara, dan keselamatan segenap
bangsa. Ancaman dapat dikategorikan sebagai berikut.
a. Berdasarkan asal datangnya ancaman
1. Ancaman Dari Luar, Yaitu segala ancaman terhadap ketahanan nasional yang berasal dari luar
negeri.
2. Ancaman Dari Dalam, Yaitu Segala ancaman terhadap ketahanan nasional yang berasal dari
dalam negeri.
b. Berdasarkan bentuk ancaman
1. Ancaman Fisik, Yaitu segala bentuk ancaman yang dapat mengganggu ketahanan nasional suatu
Negara yang dilakukan dengan tindakan secara fisik.
Contohnya : Pembunuhan, Serangan Bersenjata, Terorisme baik berasal dari dalam maupun luar
negeri.
2. Ancaman Ideologis, yaitu segala bentuk ancaman yang dapat mengganggu ketahanan nasional
suatu Negara yang dilakukan dalam tataran pemikiran.
Contohnya : Arus Globalisasi, Perang Ideologi, dan kepentingan politik baik berasal dari luar
maupun dalam negeri.

2, Ancaman Terhadap Negara Indonesia dalam Integritas Nasional

Ancaman terhadap negara mempunyai keterkaitan dengan terwujudnya integrasi nasional.


Namun kita sebelumnya akan membahas tentang pengertian Integrasi Nasional agar lebih
mengerti makna dan maksud Integrasi Nasional.
3. Integrasi berasal dari bahasa Inggris intregate yang artinya menyatupadukan, menggabungkan
dan mempersatukan. Sedangkan nasional berasal dari bahasa Inggris juga, nation yang artinya
bangsa.
4. Pada intinya bahwa pada dasarnya ancaman merupakan segala sesuatu yang dapat mengganggu
stabilitas kehidupan masyarakat. Sedangkan integrasi nasional proses penyatuan dan
penyesuaian antara kebudayaan yang berbeda-beda sehingga tercipta suatu keselarasan dalam
kehidupan bermasyarakat. Jika kita hubungkan maka jika terjadi ancaman maka proses integrasi
nasional atau proses penyatuan tersebut tidak dapat berjalan dengan baik, maka dari itu kita
sebagai warga negara yang baik harus sebisa mungkin mencegah terjadinya ancaman terhadap
negara tersebut sehingga kita dapat melaksanakan integrasi nasional dengan sempurna

Dari segi geografis Indonesia merupakan bangsa yang mejemuk, posisi yang strategis dan
potensial serta kemajemukan Indonesia disebabkan oleh berbagai hal, diantaranya sebagai
berikut.
- Terletak diantara dua benua yaitu benua asia dan benua Australia dan dua samudra yaitu
samudra Pasifik dan Samudra Hindia
- Kaya akan sumber daya hayati baik hewan maupun tumbuhan.
- Memiliki banyak wilayah dengan potensi lahan yang subur.
- Dilewati garis khatulistiwa dan memiliki iklim tropis dengan dua musim yaitu musim
kemarau dan hujan
- Memiliki jumlah penduduk terbesar ke-4 didunia dengan beragam suku, ras, bahasa, dan
agama sehingga memiliki kebudayaan yang beragam.
- Terletak diantara dua dangkalan besar yaitu dangkalan sunda dan dangkalan sahul
- Terletak diantara tiga lempeng yaitu lempeng Indo-Australia, Eurasia, dan Pasifik

A. Bentuk ancaman terhadap Negara Indonesia

Pembukaan UUD 1945 alinea ke-4 menyebutkan tujuan bangsa Indonesia membentuk suatu
pemerintahan Negara adalah untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
darah Indonesia untuk memajukan kesejahteraan umum , mencerdaskan kehidupan bangsa dan
ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan social, dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) berdasarkan
pancasila.

1. Ancaman Menurut UU No. 34 tahun 2004


Bagian penjelasan UU no 34 tahun 2004 tentang tentara nasional Indonesia (TNI)
menyebutkan ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan Negara yaitu sebagai
berikut.
a. Agresi berupa penggunan kekuatan bersenjata oleh Negara lain terhadap kedaulatan Negara,
keutuhan wilayah, dan keselamatan segenap bangsa.
b. Pelanggaran wilayah yang dilakukan Negara lain.
c. Pemberontakan bersenjata
d. Sabotase dari pihak tertentu untuk merusak instalasi penting dan objek vital nasional
e. Spionase Yang dilakukan oleh Negara lain untuk mencari dan mendapatkan rahasia militer
f. Aksi Teror bersenjata yang dilakukan oleh teroris internasional atau bekerjasama dengan
teroris dalam/luar negeri
g. Ancaman keamanan dilaut atau udara yuridiksi nasional Indonesia
h. Konflik komunal yang terjadi antar kelompok masyarakat dapat membahayakan keselamatan
bangsa.

2. Ancaman Disitegrasi
Ancaman terhadap keutuhan NKRI tidak selamanya dalam bentuk fisik atau bersifat militer.
Ancaman nonfisik atau tidak bersifat militer juga menjadi suatu ancaman dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara yang mengancam integrasi bangsa. Berikut ini merupakan bentuk
bentuk ancaman yang dapat menimbulkan disentegrasi dan mengganggu keutuhan NKRI dalam
bingkai Bhineka Tunggal Ika.
a. Ideologi
b. Demografi
c. Penyalahgunaan Teknologi
d. Faktor Alam
e. Masalah social dan budaya
f. Politik
3. Ancaman Globalisasi
Globalisasi merupakan proses dunia menjadi satu jaringan tanpa batas antarbangsa karena
kemajuan teknologi dan komunikasi. Batas antarbangsa menjadi samar, masyarakat dapat
mengakses informasi, mendapatkan barang serta berpergian dengan mudah, namun dibalik
semua keuntungan globalisasi tersimpan bahaya yang mengancam. Berikut merupakan ancaman
globalisasi dalam berbagai bidang
a. Ekonomi
b. Sosial budaya

4. Ancaman Memudarnya kesadaran terhadap nilai nilai budaya bangsa


Memudarnya kesadaran terhadap nilai nilai budaya bangsa menjadi permasalahan yang
perlu mendapat perhatian serius. Permasalahan ini sering dikaitkan dengan kemajuan dibidang
komunikasi termasuk didalamnya penyebaran informasi baik melalui media cetak maupun media
elektronik. Hal tersebut berdampak terhadap ideologi, agama, budaya dan nilai nilai yang dianut
masyarakat Indonesia
Pengaruh derasnya budaya global yang negative menyebabkan kesadaran terhadap nilai
nilai budaya bangsa semakin memudar. Hal ini tercermin dari perilaku masyarakat Indonesia
yang lebih menghargai budaya asing dibandingkan budaya bangsa baik dalam cara berpakaian,
bertutur kata, pergaulan bebas dan pola hidup konsumtif serta kurangnya penghargaan terhadap
produk dalam negeri
B. Membangun Integrasi Nasional Melalui Pemahaman Terhadap Nilai-nilai Bhineka Tunggal
Ika

Bhineka Tunggal Ika adalah semboyan bagi bangsa Indonesia yang artinya walaupun berbeda-
beda namun tetap satu jua. Makna dari semboyan ini menggambarkan persatuan dan kesatuan
bangsa dan NKRI.

1. Aktualisasi pemahaman nilai-nilai bhineka tunggal ika


aktualisasi nilai-nilai bhineka tunngal ika terimplomentasi dalam setiap bidang kehidupan,
di antaranya politik, hukum, pemerintahan, ekonomi, pendidikan, kesehatan, social dan budaya.
a. aktualisasi bidang politik
berikut adalah contoh aktualisasi bidang politik :
1. pada saat pemilu, setiap warga memiliki hak suara sekalipun warga yang cacat, seharusnya
warga yg seperti itu harus di fasilitasi untuk menyalurkan hak suaranya tersebut
2. walaupun berbeda politik, setiap anggota DPR harus mendahulukan kepentingan bangsa
setiap memutuskan kebijakan dan membuat peraturan perundang-undan
b. aktualisasi bidang hukum dan pemerintahan
berikut ini contoh aktualisasi bidang hukum dan pemerintahan :
seorang presiden atau kepala daerah harus dapat mengakomodasikan kepentingan rakyatnya
tanpa membedakan suku, agama, dan status sosial.
Para penegak hukum, seperti : polisi, pengacara, jaksa, dan hakim, harus bersikap objektif dan
tidak melakukan diskriminasi kepada semua para pelanggar hukum.
Masyarakat harus menaati setiap hukum yang berlaku di indonesia. Tidak adda perbedaan.

aktualisasi bidang sosial budaya


penerapan aktualisasi nilai-nilai bhineka tunggal ika dalam kehidupan sosial budaya akan
mencipatakan sikap yang mengakui, menerima dan menghormati segala bentuk keragaman
masyarakat.
Berikut ini contoh aktualisasi bhineka tunggal ika dalam bidang sosial budaya :
1. satu suku dengan suku yang lainnya harus saling menghormati.
2. setiap orang di negeri ini bangga dan turut serta dalam mengembangkan kebudayaan nasional.
aktualisasi bidang pertahanan keamanan
penerapan pemahaman nilai-nilai bhineka tunggal ika dalam kehidupan pertahanan keamanan
akan menumbuhkan kesadaran cinta tanah air. Hal ini penting dalam membentuk sikap bela
negara.
Berikut ini contoh aktualisasi bhineka tunggal ika dalam bidang pertahan dan keamanan :
1. setiap WNI harus memiliki sifat bela negara.
2. setiap unsur TNI/POLRI menjadi pengayon seluruh lapisan masyarakat tanpa diskriminasi
3. setiap individu dan masyarakat turut serta dalam menjaga keamanan di lingkungan sekitar.
2. perwujudan nilain-nilai bhineka tunggal ika dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
dalam memperkuatkan integrasi nasional
dalam perwujudan nilain-nilai bhineka tunggal ika dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
dalam memperkuatkan integrasi nasional dapat di laksanakan melalui dua pendekatan, yaitu :
1. pendekatan struktual yaitu upaya penanaman nilain-nilai bhineka tunggal ika dalam rangka
memperkuat integrasi nasional yang dapat di lakukan oleh pemerintah atau negara.
2. pendekatan kultural yaitu upaya penanaman nilai-nilai ke bhinekaan terhadap masyarakat

C. Pentingnya Usaha Pembelaan Negara dalam kesatuan NKRI


Setiap bangsa atau Negara tidak akan lepas dari ancaman, baik dari dalam maupun luar
negeri. Oleh karena itu dibutuhkan upaya bela Negara dan kerelaan berkorban guna meniadakan
ancaman yang membahayakan kemerdekaan dan kedaulatan Negara serta nilai nilai pancasila
dan UUD 194. Konsep bela Negara sering kali dikaitkan dengan militer, kepolisian maupun
aparat penegak hokum lainya.
Arti bela Negara yang sebenarnya adalah upaya setiap warga Negara untuk mempertahankan
NKRI dari segala bentuk ancaman. UU Nomer 3 tahun 2002 tentang pertahanan Negara
menjelaskan tata cara penyelenggaraan pertahanan Negara yang dilakukan oleh TNI dan
komponen bangsa lainya. Prinsip penyelenggaraan pertahanan menurut UU No. 3 tahun 2002
adalah sebagai berikut
1. Bangsa Indonesia berhak dan wajib membela serta memperthankan kemerdekaan dan
kedaulatan Negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan segenap bangsa dari segala ancaman,
tantangan, hambatan, dan gangguan
2. Pembelaan Negara yang diwujudkan dengan keikutsertaan dalam upaya pertahanan Negara
merupakan tanggung jawab dan kehormatan bagi setiap warga Negara
3. Bangsa Indonesia cinta perdamaian tetapi lebih cinta pada kemerdekaan dan kedaulatanya
4. Pertahanan Negara disusun berdasarkan prinsip demokras, hak asasi manusia, kesejahteraan
umum, lingkungan hidup, ketentuan hokum nasional, hokum internasional, kebiasaan
internasional, dan prinsip hidup berdampingan secara damai dengan memperhatikan kondisi
geografis Indonesia sebagai Negara kepulauan.
5. Bangsa Indonesia menentang segala bentuk penjajahan dan menganut politik luar negeri yang
bebas aktif
Berikut adalah beberapa dasar hokum dan pertauran tentang kewajiban bela Negara.
- Tap MPR No. VI Tahun 1973 tentang konsep wawasan nusantara dan keamanan nasional.
- Undang Undang No. 29 tahun 1954 tentang pokok pokok perlawanan rakyat
- Undang Undang No. 3 tahun 2002 tentang pertahanan Negara
- Amandemen UUD 1945 pasal 30 dan pasal 27 ayat 3.
- Tap MPR No. VI tahun 2000 tentang pemisahan TNI dengan Polri
Menurut pasal 9 ayat (2) UU No. 3 Tahun 2002 usaha pembelaan Negara diselenggarakan
melalui pendidikan kewarganegaraan, pelatihan dasar militer secara wajib, pengabdian sebagai
prajurit TNI secara sukarela maupun wajib dan pengabdian sesuai dengan profesi masing
masing.
a. Pendidikan Kewarganegaraan
Pendidikan Kewarganegaraan dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia
yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air
b. Pelatihan dasar kemiliteran
Salah satu contoh komponen warga Negara yang mendapat pelatihan dasar militer adalah unsur
mahasiswa yang tersusun dalam organisasi resimen mahasiswa (menwa)
c. Pengabdian sebagai prajurit TNI
Berdasarkan pasal 10 ayat 3 UU No 3 Tahun 2002, TNI merupakan komponen utama dalam
kegiatan bela negar. Dalam upaya pembelaan Negara, peranan TNI sebagai alat pertahanan
Negara sangat penting dan strategis karena TNI memilik tugas untuk mempertahankan
kedaulatan Negara dan keutuhan wilayah, melindungi kehormatan dan keselamata bangsa,
melaksanakan operasi militer selain perang dan ikut serta secara aktif dalam tugas pemeliharaan
perdamaian regional dan internasional.
d. Pengabdian sesuai dengan profesi
Pengabdian sesuai dengan profesi Adalah pengabdian warga Negara yang mempunyai profesi
tertentu untuk kepentingan pertahanan Negara termasuk dalam menanggulangi dan memperkecil
akibat yang ditimbulkan oleh perang, bencana alam, seperti polisi, tim SAR, pramuka dan Palang
Merah Indonesi (PMI)
Pada dasarnya setiap orang mempunyai kewajiban untuk menjaga keutuan dan keamanan
serta ketertiban wilayah sekitarnya mulai dari lingkungan rumah sendiri, lingkungan masyarakat
sekitar, sampai lingkungan wilayah yang lebih luas, membela Negara tidak harus dalam wujud
perlawanan dalam bentuk militer, tetapi bisa diwujudkan dengan cara lain
Bentuk partisipasi warga masyarakat dalam menjaga lingkunganya antara lain melalui
kegiatan system keamanan lingkungan (siskamling) ikut serta menanggulangi akibat bencana
alam, ikut serta mengatasi kerusuhan masal dan konflik komunal.
Bagi kami sebagai pelajar banyak hal yang dapat dilakukan sebagai bentuk bela Negara,
diantaranya belajar dengan giat, mengikuti kegiatan ekstrakulikuler (PASKIBRA, PMR, DLL)
serta peduli dengan lingkungan sekitarnya

Pramuka termasuk bentuk bela Negara melalui kegiatan positif ini secara tidak langsung kita
berpartisipasi dalam pembelaan Negara dalam wujud mengikuti ekstrakulikuler pramuka,
pembelaan Negara bisa kita lakukan tidak hanya dalam wujud perlawanan namun juga bisa
dalam wujud belajar dengan giat serta berpasrtisipasi mengikuti kegiatan kegiatan positif
MAKALAH STRATEGI MENGATASI BERBAGAI ANCAMAN DALAM
MEMBANGUN PERSATUAN DAN KESATUAN BANGSA INDONESIA

MAKALAH
STRATEGI MENGATASI BERBAGAI ANCAMAN DALAM MEMBANGUN
PERSATUAN DAN KESATUAN BANGSA INDONESIA

OLEH :

NAMA :
KELAS :
SMAN 1 MASBAGIK

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah.. Puji syukur kehadirat Allah SWT. atas segala rahmat dan hidayah-Nya.
Segala pujian hanya layak kita aturkan kepada Allah SWT. Tuhan seru sekalian alam atas segala
berkat, rahmat, taufik, serta petunjuk-Nya yang sungguh tiada terkira besarnya, sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah yang penulis beri judul STRATEGI MENGHADAPI
ANCAMAN.
Dalam penyusuna makalah ini, penulis mendapat banyak bantuan dari berbagai pihak,
oleh karena itu penulis mengucapkan rasa berterimakasih yang sebesar-besarnya kepada mereka,
kedua orang tua dan segenap keluarga besar penulis yang telah memberikan dukungan, moril,
dan kepercayaan yang sangat berarti bagi penulis.
Berkat dukungan mereka semua kesuksesan ini dimulai, dan semoga semua ini bisa
memberikan sebuah nilai kebahagiaan dan menjadi bahan tuntunan kearah yang lebih baik lagi.
Penulis tentunya berharap isi makalah ini tidak meninggalkan celah, berupa kekurangan atau
kesalahan, namun kemungkinan akan selalu tersisa kekurangan yang tidak disadari oleh penulis.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah
ini dapat menjadi lebih baik lagi. Akhir kata, penulis mengharapkan agar makalah ini bermanfaat
bagi semua pembaca.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Strategi Mengatasi Berbagai Ancaman dalam Membangun Persatuan dan Kesatuan
Bangsa Indonesia
B. Cara Mengatasi Dan Menyelesaikan Ancaman Bagi Bangsa Indonesia Baik yang Berasal
dari Dalam dan Luar Negeri yaitu :
C. Jenis Pertahanan:
D. Pentingnya Integrasi Nasional dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika
E. Faktor-faktor Pendorong, Pendukung, dan Penghambat Integrasi Nasional
F. Upaya Membangun Integrasi Nasional
G. Faktor Pendorong Tercapainya Integrasi Nasional
BAB III KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Strategi pertahanan dalam menghadapi ancaman militer disesuaikan dengan jenis ancaman
dan besarnya risiko yang dihadapi.
Strategi Pertahanan untuk menghadapi ancaman militer berupa agresi militer berbeda dengan
strategi pertahanan dalam menghadapi ancaman yang jenisnya bukan agresi militer. Agresi
militer mengancam totalitas eksistensi bangsa dan negara sehingga harus dihadapi dengan
strategi pertahanan dalam kerangka operasi militer perang dengan pengerahan segenap kekuatan
nasional. Sebaliknya, ancaman militer yang lain tidak selalu harus dihadapi dengan OMP.
Ancaman Militer yang jenisnya bukan agresi militer dihadapi dengan kekuatan pertahanan
yang besarnya terbatas dan proporsional dengan besarnya ancaman yang dihadapi serta dengan
pola OMSP. Penerapan strategi pertahanan berlapis berlaku untuk konteks menghadapi jenis
ancaman militer agresi militer dan ancaman militer yang bukan agresi.
Apabila ancaman aktual berupa ancaman militer yang karakteristiknya memerlukan
penanganan melalui OMP, lapis pertahanan militer didayagunakan sebagai inti kekuatan. Dalam
hal ini lapis pertahanan militer yang berintikan komponen utama, dan didukung oleh komponen
cadangan dan komponen pendukung, di samping disokong oleh lapis pertahanan nirmiliter yang
melaksanakan fungsi-fungsi diplomasi serta upaya-upaya lain dalam bentuk perlawanan tidak
bersenjata.
Apabila ancaman aktual berupa ancaman militer yang karakteristiknya tidak memerlukan
penanganan melalui OMP, lapis pertahanan militer didayagunakan sebagai inti kekuatan
pertahanan untuk melaksanakan OMSP.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana Strategi Mengatasi Berbagai Ancaman dalam Membangun Persatuan dan Kesatuan
Bangsa Indonesia
Bagaimana Cara Mengatasi Dan Menyelesaikan Ancaman Bagi Bangsa Indonesia Baik yang
Berasal dari Dalam dan Luar Negeri yaitu :
Apa saja Jenis Pertahanan:
Apa arti Pentingnya Integrasi Nasional dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika
Apa saja Faktor-faktor Pendorong, Pendukung, dan Penghambat Integrasi Nasional
Apa saja Upaya Membangun Integrasi Nasional
Apa saja Faktor Pendorong Tercapainya Integrasi Nasional
C. Tujuan
Untuk mengetahui Strategi Mengatasi Berbagai Ancaman dalam Membangun Persatuan dan
Kesatuan Bangsa Indonesia
Untuk mengetahui Cara Mengatasi Dan Menyelesaikan Ancaman Bagi Bangsa Indonesia Baik
yang Berasal dari Dalam dan Luar Negeri yaitu :
Untuk mengetahui Jenis Pertahanan:
Untuk mengetahui Pentingnya Integrasi Nasional dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika
Untuk mengetahui Faktor-faktor Pendorong, Pendukung, dan Penghambat Integrasi Nasional
Untuk mengetahui Upaya Membangun Integrasi Nasional
Untuk mengetahui Faktor Pendorong Tercapainya Integrasi Nasional

BAB II
PEMBAHASAN

A. Strategi Mengatasi Berbagai Ancaman dalam Membangun Persatuan dan Kesatuan


Bangsa Indonesia
1. Strategi Menghadapi Ancaman Militer
Menurut pasal 30 ayat 2 UUD 1945, dalam menghadapi berbagai macam ancaman militer,
Indonesia melaksanakan sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta (Sishankamrata).
Penyelenggaraan Sishankamrata didasarkan pada kesadaran hak dan kewajiban seluruh warga
negaraserta keyakinan akan kekuatan sendiri untuk mempertahankan kelangsungan hidup bangsa
dan negara Indonesia.
Ciri sistem pertahanan dan keamanan yang bersifat semesta :
a. Kerakyatan, yaitu hankam negara diabdikan oleh dan untuk rakyat.
b. Kesemestaan, yaitu sumber daya nasional digunakan semaksimal mungkin sebagai upaya
pertahanan.
c. Kewilayahan, yaitu melaksanakan di seluruh wilayah NKRI sesuai kondisi geografis sebagai
negara kepulauan.
Dalam mengahadapi ancaman militer, disiapkan komponen utama untuk melaksanakan
Operasi Militer dalam Perang (OMP) dan komponen cadangan dilaksanakan sebagai pengganda
komponen utama bila diperlukan, melalui proses mobilisasi/demobilisasi. Selagi komponen
pertahanan siap dikerahkan, namun setiap bentuk perselisihan diutamakan melalui jalan damai
terlebih dahulu. Penggunaan kekuatan pertahanan hanya dilaksanakan apabila cara damai tidak
berhasil.
Berikut adalah beberapa ancaman militer yang saat ini terjadi dan pernah terjadi di Indonesia:
a. Saat ini, TNI terpecah menjadi beberapa kubu sehingga memungkinkan perang saudara antar
TNI yang berkelanjutan yang dapat membuat integrasi Indonesia terancam.
b. 19 Desember 1948 : Agresi militer Belanda II di kota Yogyakarta yang saat itu masih ibu kota
Indonesia.
c. 4 Desember 2011 : kekerasan bersenjata di Nanggroe Aceh Darussalam
d. 24 dan 25 Februari 2007 terjadi pelanggaran wilayah yang dilakukan Malaysia terhadap
Indonesia yang berlokasi di Ambalat yaitu terletak di laut Sulawesi

2. Strategi Menghadapi Ancaman Nir Militer


a. Strategi dalam menghadapi ancaman di bidang ideology
Strategi menghadapi ancaman ini dihadapi dengan konsep pertahanan berlapis berikut:
1) Lapisan terdepan dalam konsep penanganannya terdiri atas unsur pertahanan nir-militer, yakni
kementrian atau lembaga pemerintah non-kementrian yang membidangi ideologi.
2) Unsur pemerintah yang membidangi politik dalam dan luar negeri mengerahkan seluruh
istrumen pemerintahan untuk menangkal pihak lain yang mengancam ideologi Pancasila.
3) Unsur pemerintah yang membidangi informasi mempercepat gerakan untuk melakukan operasi
informasi imbangan sehingga masyarakat dapat menangkal berbagai pengaruh asing yang
mengancam ideologi.
4) Unsur pemerintah yang membidangi pendidikan melaksanakan proses pembelajaran dan
kesadaran akan ideologi Pancasila secara bertingkat dan berlanjut.
5) Unsur pemerintah yang membidangi agama memberdayakan para pemimpin agama untuk
membangun kerjasama dengan pemerintah demi membetengi masyarakat dari penetrasi ideologi
asing.
6) Peran lapis pertahanan militer seperti program pelaksanaan bakti TNI.
b. Strategi dalam menghadapi ancaman di bidang politik
Strategi pertahanan ancaman di bidang politik ditentukan oleh kemampuan sistem politik
dalam menanggulangi segala bentuk ancaman yang ditujukan kepada kehidupan politik bangsa
Indonesia. Terwujud dengan kehidupan politik berlandaskan demokrasi Pancasila dan politik luar
negeri bebas aktif. Langkah langkah yang ditempuh:
1. Pendekatan ke dalam
Pembangunan sistem politik demokrasi yang menghargai kebhinnekaan atau kemajemukan
bangsa. Tertulis dalam 3 pilar penataan kedalam :
Penguatan penyelenggaraan pemerintah Negara yang sah, efektif, bersih, berwibawa, dan
bebas KKN, serta bertanggung jawab.
Penguatan lembaga legislative
Penguatan kekuatan politik nasional
2. Pendekatan keluar
Menciptakan diplomasi dengan Negara lain secara dinamis , diwujudkan dengan:
Pada lingkup internal: Penciptaan kestabilan Negara dan ekonomi bangsa.
Pada lingkup regional: diplomasi aktif dalam peningkatan kerjasama.
Pada lingkup supraregional : politik luar negeri Indonesia untuk meningkatkan kerjasama
antar Negara dengan fokus menjaga keutuhan wilayah NKRI.
Pada lingkup global : memperjuangkan kepentingan nasional melalui keberadaan Indonesia
dalam PBB serta mengidentifikasi ancaman yang mungkin terjadi sehingga dapat mencegah
ancaman tersebut.
c. Strategi dalam menghadapi ancaman di bidang ekonomi
Diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Menghadapi ancaman ekonomi dari internal :
penciptaan lapangan kerja padat karya
pembangunan infrastruktur,
penciptaan iklim usaha yang kondusif,
pemilihan teknologi tepat guna
2. Menghadapi ancaman ekonomi dari eksternal:
Indonesia harus membangun dan menjaga hubungan baik dengan negara-negara yang
memiliki kekuatan ekonomi-politik dunia.
3. Untuk pertahanan militer dalam menghadapi ancaman berdimensi ekonomi:
mengembangkan pilihan strategis untuk membantu unsur utama dari pertahanan nir-militer
meningkatkan usaha pertahanan untuk menciptakan kondisi keamanan nasional dan
kebutuhan pokok masyarakat terutama di daerah-daerah pedalaman.
Program Bakti TNI yang melibatkan kerja sama dengan unsur pertahanan nir-militer lainnya
lebih ditingkatkan pada perbaikan sarana prasarana masyarakat yang membawa dampak pada
peningkatan kemampuan ekonomi masyarakat.

d. Strategi dalam menghadapi ancaman di bidang sosial budaya


Memelihara keseimbangan dan keselarasan fundamental, yaitu:
Keseimbangan antara manusia dengan Tuhan
Keseimbangan antara manusia dengan alam semesta
Keseimbangan antara manusia dengan masyarakat
Keseimbangan kemajuan lahir dan kesejahteraan batin
Meningkatkan semangat persatuan bangsa dengan memperhatikan perkembangan tradisi,
pendidikan, kepemimpinan, integrasi nasional, kepribadian bangsam persatuan dan kesatuan
bangsa dan pelestarian alam.

B. Cara Mengatasi Dan Menyelesaikan Ancaman Bagi Bangsa Indonesia Baik yang Berasal
dari Dalam dan Luar Negeri yaitu :
1. Ancaman dari dalam
a. Perang antar suku
Melakukan mediasi terhadap pihak yang bertikai dengan mempertemukan tokoh
adat/perwakilan masing-masing pihak yang bertikai
Melakukan sosialisasi tentang pentingnya perdamaian dan kerugian adanya pertikaian
Meningkatkan kerja sama dan gotong royong antar kelompok masyarakat atau suku untuk
memperkuat tali persaudaraan dan solidaritas di lingkungan masyarakat
Pemerataan pembangunan agar tidak terjadi kecemburuan antar suku
b. Korupsi
Menanamkan jiwa anti korupsi yang diikuti dengan peningkatan Iman dan Taqwa
Memperberat sanksi dan hukuman para koruptor sehingga menimbulkan efek jera dan rasa
takut pejabat negara untuk melakukan tindakan yang hina itu
Menciptakan pemerintah bersih dan berwibawa, bebas KKN dan konsisten melaksanakan
peraturan dan Undang-undang
Melakukan pengawasan yang ketat pada jalannya pemerintahan terutama pada bidang
keuangan
Bila memungkinkan melakukan pengawasan terhadap rekening para pejabat
Belajar bersikap jujur sejak dini
Meningkatkan dan menjaga independenitas KPK dalam tugasnya memberantas korupsi
Meningkatkan kesejahteraan pegawai pemerintahan untuk meminimalisir keinginan korupsi
c. Terorisme
Menertibkan bahan baku pembuatan bom ataupun bahan yang diperlukan dalam pembuatan
bom
Penarikan peredaran persenjataan yang dimiliki masyarakat sipil
Pemberantasan sekelompok terorisme yang berkeliaran di masyarakat
Meningkatkan kinerja pihak militer dengan mempelajari motif di setiap kasus terorisme
Membasmi hal-hal yang membantu perkembangan terorisme misalnya dukungan materiil
dan keuangan, kontrol, kepemimpinan, dan faham yang disebarkan oleh teroris
Meningkatkan rasa nasionalisme
Meningkatkan ketahanan nasional dan mempersolid setiap susunan Hankamrata
Melaporkan warga yang diduga teroris, misalnya warga yang mengisolasikan diri dari
masyarakat sekitar
d. Pemberontakan
Pemerataan pembangunan sampai pelosok daerah sehingga tidak muncul kecemburuan
nasional
Meningkatkan keamanan dari pusat hingga satuan terkecil daerah sesuai prinsip Hankamrata
Meningkatkan rasa nasionalisme dengan mempelajari pendidikan kewarganegaraan dan
sejaarah perjuangan Indonesia dalam merebut NKRI
Mengakui persamaan derajat dan HAM sehingga kaum minoritas tidak terdesak
e. Ekstrim kanan dan kiri
Mengamalkan nilai-nilai Pancasila
Menanamkan pendidikan agama sebagai pendidikan formal
Memberantas segala tindakan ekstrim
Meningkatkan keefisienan dan kinerja pemerintah dan lebih transparan agar tidak muncul
masyarakat anti pemerintah
Meningkatkan Nasionalisme dan Imtaq
f. Kemiskinan atau kesenjangan sosial
Meningkatkan sumber daya manusia
Memperluas lapangan kerja untuk mengimbangi jumlah angkatan kerja
Meningkatkan kualitas SDM siap kerja melalui pendidikan, seperti kerja sama antar
perusahaan dengan SMK
Melakukan subsidi sembako bagi rakyat miskin
Peningkatan pelayanan atau kebutuhan dasar kepada masyarakat miskin, misalnya sekolah
gratis, Kartu Jakarta Sehat dan lain-lain
Pemerataan pembangunan di seluruh pelosok tanah air
g. Narkoba dan HIV/AIDS
Mengawasi dengan ketat daerah yang diduga tempat-tempat prostitusi dan mewajibkan
menggunakan pengaman sebelum berhubungan
Mempersempit peredaraan narkoba dengan memperketat pemeriksaan di bandara,
pelabuhan, maupun daerah perbatasan
Melakukan dan ikut dalam kegiatan sosialisasi tentang bahaya narkoba dan HIV/AIDS dan
menanamkan jiwa anti narkoba
Menyaring budaya asing dengan Pancasila
Melakukan uji urine untuk mengetahui siapa yang terkena HIV/AIDS terutama supir, pilot
atau orang yang bertanggung jawab atas keamanan orang banyak
Melakukan razia tempat yang diduga pabrik maupun penjualan narkoba seperti diskotik atau
klub malam
2. Ancaman dari luar
1. Agresi militer
Menjalin hubungan persahabatan antar negara berdasarkan prinsip bebas aktif dengan kata
lain bangsa Indonesia bersifat netral dan berhubungan baik dengan negara lain
Meningkatkan peralatan, pertahanan militer dan ketahanan nasional diiringi dengan
peningkatan dari kualitas TNI sebagai inti pertahanan dalam sistem Hankamrata (pertahanan
keamanan rakyat semesta)
Selalu waspada terhadap segala kemungkinan yang dapat membahayakan keutuhan NKRI
seperti mengikuti wajib militer dan belajar dasar-dasar kemiliteran dan selalu siap apabila
dibutuhkan dalam mempertahankan NKRI

2. Penerobosan wilayah
Mengadakan patroli secara rutin, terutama daerah rawan penerobosan batas
Membangun pos-pos pertahanan dan memperjelas tapal batas yang lebih kuat dan permanen
sehingga tidak dapat dipindah
Mensejahterakan penduduk di wilayah perbatasan agar tidak bergantung pada negara
tetangga sehingga penduduk di wilayah perbatasan tidak berpindah kewarganegaraan
3. Penyeludupan
Meningkatkan transparansi pihak bea cukai dalam tugasnya mengawasi lalu lintas barang
antar negara
Meningkatkan pengamanan daerah perbatasan untuk mengantisipasi penyeludupan barang
illegal, karena memasukkan barang tanpa dikenai pajak impor
Meningkatkan pengamanan daerah jalur perdistribusian seperti bandara, pelabuhan.
4. Infiltrasi ( penyusupan ideologi )
Memahami nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila serta mengamalkannya
Menyaring nilai ideologi asing dengan Pancasila, agar memperoleh dampak positifnya saja
Mempertebal Iman dan Taqwa (imtaq)
Melakukan kegiatan-kegiatan yang bersifat kecintaan terhadap tanah air tercinta sertan
menanamkan semangat juang untuk membela bangsa, negara, serta mempertahankan Pancasila
sebagai landasan idiil dan UUD sebagai landasan konstitusional serta landasan Nusantara
sebagai landasan fisional
5. Penitrasi ( penyusupan budaya )
Penguasaan IPTEK yang diimbangi Imtaq, sebagai perisai diri di era globalisasi
Pengenalan budaya nusantara melalui pendidikan formal, misal membuka ekstrakulikuler
sekolah
Meningkatkan rasa Nasionalisme dan mempelajari kebudayaan yang berasal dari berbagai
suku bangsa di Indonesia
Melakukan penyaringan budaya yang masuk dengan menggunakan nilai-nilai Pancasila
6. Spionase
Meningkatkan keamanan di titik-titik vital nasional misal pabrik senjata, pembangkit listrik
serta penyimpanan dokumen rahasia negara
Tetap waspada terhadap segala ancaman yang mungkin terjadi
Meningkatkan keimanan para pemimpin dan pejabat negara
Meningkatkan rasa nasionalisme dan patriotisme
Melakukan pengawasan baik di wilayah darat, air, maupun udara yang dilakukan oleh TNI,
AD, AL, AU

C. Jenis Pertahanan:
1. Pertahanan militer untuk menghadapi ancaman militer, dan
2. Pertahanan nonmiliter/nirmiliter untuk menghadapi ancaman nonmiliter/nirmiliter.

D. Pentingnya Integrasi Nasional dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika


Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang beragam. Keberagaman masyarakat Indonesia
ditandai oleh adanya keberagaman budaya. Misalnya perbedaan suku bangsa menyebabkan adat-
istiadat, bentuk rumah, pakaian serta kesenian yang memiliki ciri khas yang berbeda. Bangsa
Indonesia menyadari dan menghormati adanya perbedaan budaya tersebut. Bangsa Indonesia
sejak dahulu telah dipersatukan dalam semboyan Bhineka Tunggal Ika yang artinya berbeda-
beda, tetapi tetap satu.
Integrasi nasional adalah usaha dan proses mempersatukan perbedaan yang ada pada suatu
Negara sehingga terciptanya keserasian dan keselarasan secara nasional. Integrasi nasional
berasal dari dua kata, yaitu integrasi dan nasional. Integrasi berasal dari bahasa Inggris,
integrate, artinya menyatupadukan, menggabungkan, mempersatukan. Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia, integrasi artinya pembauran hingga menjadi satu kesatuan yang bulat dan
utuh. Kata Nasional berasal dari bahasa Inggris, nation yang artinya bangsa. Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia, integrasi nasional mempunyai arti politis dan antropologis.
1. Integrasi nasional secara politis berarti penyatuan berbagai kelompok budaya dan
sosial dalam kesatuan wilayah nasional yang membentuk suatu identitas nasional.
2. Integrasi nasional secara antropologis berarti proses penyesuaian di antara unsur-
unsur kebudayaan yang berbeda sehingga mencapai suatu keserasian fungsi dalam
kehidupan masyarakat.

Syarat Integrasi
Integrasi masyarakat merupakan kondisi yang diperlukan bagi Negara untuk membangun
kejayaan nasional demi mencapai tujuan yang diharapkan. Ketika masyarakat suatu Negara
senatniasa diwarnai pertentangan atau konflik, maka akan banyak kerugian yang diderita baik
kerugian berupa fisik materi, seperti kerusakan sarana dan prasarana yang sangat dibutuhkan
oleh masyarakat maupun kerugian mental spiritual. Seperti perasaan kekawatiran, cemas dan
ketakutan bahkan juga tekanan mental yang berkepanjangan.. Adapun syarat keberhasilan suatu
integrasi di suatu negara adalah sebagai berikut.
Anggota-anggota masyarakat merasa bahwa mereka berhasil saling mengisi
kebutuhankebutuhan satu dengan lainnya.
Terciptanya kesepakatan (konsensus) bersama mengenai norma-norma dan nilai-nilai
sosial yang dilestarikan dan dijadikan pedoman.
Norma-norma dan nilai-nilai sosial dijadikan aturan baku dalam melangsungkan proses
integrasi sosial.
Di dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 disebutkan bahwa
setiap warga negara memiliki hak dan kewajiban yang harus dilakukan dengan sebaik-baiknya.
Jangan sampai menyalahgunakan hak karena banyak sekali orang yang bisa seenaknya
melakukan sesuatu hal yang bisa merugikan orang lain. Begitu pula dengan orang yang selalu
berusaha menghindar dari kewajibannya sebagai warga negara. Perilaku ini bisa dijadikan salah
satu contoh perilaku yang bisa merugikan masyarakat lain, khususnya bagi pemerintah.
Pelanggaran akan hak orang akan menyebabkan terjadinya disintegrasi sehingga orang tersebut
tidak menjalankan kewajibannya. Beberapa kewajiban dan hak sebagai warga negara Indonesia
dalam menjaga integrasi nasional baik dalam keluarga, sekolah dan masyarakat antara lain
sebagai berikut.
No. Lingkungan Kewajiban Hak
1. Keluarga 1. Menghormati orang tua, 1. Bergaul dengan anak
wali dan guru sebaya
2. Mencintai keluarga, 2. Hak menyatakan dan
masyarakat dan menyayangi didengar pendapatnya
teman 3. Hak dihargai dan
3. Menghargai orang yang dihormati dalam keluarga
lebih tua. 4. Hak beribadah menurut
4. Melaksanakan etika dan agamanya
akhlak yang mulia
2. Sekolah 1. Mengikuti seluruh 1. Menggunakan fasilitas
kegiatan sekolah sesuai dengan pembelajaran.
ketentuan yang berlaku. 2. Mendapatkan porsi
2. Mewujudkan dan pengembangan sesuai potensi
memelihara ketertiban, yang dimiliki.
keamanan, keindahan, 3. Memperoleh bimbingan
kekeluargaan dan kerindangan dan konsultasi secara optimal.
3. Hadir di sekolah 4. Mendapatkan
sebelum bel sekolah perlindungan selama berada di
dibunyikan. lingkungan sekolah
4. Memberi keterangan
izin/sakit/berhalangan yang
sah.
3. Masyarakat 1. Menjaga kerukunan 1. Menggunakan fasilitas
hidup dengan tetangga atas umum yang disediakan
dasar saling menghormati; pemerintah
2. Ikut menjaga keamanan 2. Mendapat pelayanan
dan kebersihan lingkungan; dari pemerintah
3. Menaati peraturan yang 3. Memiliki hak untuk
berlaku di dalam lingkungan itu menyampaikan pendapat di
atas dasar kepentingan lingkungan masyarakat
bersama; 4. Hak untuk mendapatkan
4. Membatasi diri jangan rasa aman.
sampai mengganggu hak dan 5. Hak mendapatkan
kemerdekaan orang lain atas perlindungan hukum.
dasar hak dalam negara
Diperlukan keseimbangan dalam menjalankan hak dan kewajiban. Hal ini agar tidak terjadi
kesalahpahaman yang bisa mengakibatkan kerugian bagi orang lain dan diri sendiri. Misalnya,
pertumbuhan pembangunan infrastruktur (jalan dan jembatan) di satu daerah dengan daerah
lainnya harus sama. Jika berbeda akan terjadi kecemburuan dan berakibat terganggunya integrasi
nasional. Dengan demikian, sangat penting integrasi nasional bagi pembangunan bangsa dalam
masyarakat yang berbeda-beda. Setiap warga masyarakat di daerah harus menyadari adanya
perbedaan etnik, suku, agama, budaya, bahasa, dan sebagainya. Perbedaan tersebut jangan
sampai dijadikan sebagai pemicu terjadinya disintegrasi nasional. Oleh karena itu, kalian harus
memahami hak dan kewajiban dalam kehidupan sehari-hari.
Disintegrasi adalah keadaan tidak bersatu padu yang menghilangnya keutuhan atau
persatuan serta menyebabkan perpecahan. Adapun ciri-ciri terjadinya disintegrasi di suatu
masyarakat antara lain: Ketidaksamaan tujuan antara anggota suatu kelompok sehingga tidak ada
keterpaduan. Sebagian besar anggota kelompok tidak mematuhi norma-norma yang berlaku.
Menurunnya wibawa tokoh-tokoh pemimpin kelompok. Kurang berfungsinya sanksi
sebagaimana mestinya. Beberapa sikap dan perilaku yang dapat menyebabkan terjadinya
disintegrasi nasional melalui lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, dan bangsa antara lain
sebagai berikut.
No Lingkungan Sikap dan Perilaku Akibat dari Sikap Alternatif agar
. yang Menyebabkan dan Perilaku Tidak Terulang
Disintegrasi Nasional Tersebut
1. Keluarga 1. Tidak 1. Mendap 1. Mendengarka
mendengarkan at hukuman atas n dan melaksanakan
nasehat orang tua perbuatan nasehat orang tua.
2. Bermusuhan tersebut 2. Saling
dengan kakak atau 2. Terjadi menyayangi dan
adik pertengkaran mengasihi sesama
dan permusuhan anggota keluarga
2. Sekolah 1. Tidak 1. Terjadi 1. Menghragai
menghargai pertentangan perbedaan pendapat.
pendapat teman. pendapat yang 2. Menghargai
2. Saling berujung keberagaman suku,
mengejek dan perselisihan. ras, dan
menghina sesama 2. Terjadi antargolongan
teman permusuhan dan
saling acuh tak
acuh
3. Masyarakat 1. Menggunak 1. Tumpan 1. Menggunaka
an hak tanpa g tindih n hak dengan tidak
memperhatikan pelaksanaan hak merugikan orang
kepentingan orang dalam lain.
lain. masyarakat. 2. Bergaul tanpa
2. Bergaul 2. Terjadi membedakan asal-
hanya dengan konflik antar usul mereka
masyarkat sedaerah suku, ras, dan
antargolongan
4. Bangsa 1. Sikap 1. Terjadi 2. Menghargai
kurang menghargai pertentangan, dan ikut memiliki
dan merasa ikut konflik dan budaya daerah lain.
memiliki masalah. 3. Mengutamak
kebudayan daerah 2. Terjadi an toleransi dalam
lain pepecahan antar pelaksanaan kegiatan
2. Sikap umat beragama keagamaan
kurang toleransi yang berujung
antarumat perselisihan.
beragama,
walaupun agama

Rakyat Indonesia harus memiliki sikap untuk mempersiapkan diri jika terdapat ancaman,
tantangan, hambatan, dan gangguan (ATHG) yang dapat mengganggu integrasi nasional.

E. Faktor-faktor Pendorong, Pendukung, dan Penghambat Integrasi Nasional


1. Faktor pendorong tercapainya integrasi nasional
Adanya rasa senasib dan seperjuangan yang diakibatkan oleh faktor sejarah.
Adanya ideologi nasional yang tercermin dalam simbol negara yaitu Garuda Pancasila dan
semboyan Bhinneka Tunggal Ika.
Adanya tekad serta keinginan untuk bersatu di kalangan bangsa indonesia seperti yang
dinyatakan dalam Sumpah Pemuda.
Adanya ancaman dari luar yang menyebabkan munculnya semangat nasionalisme di
kalangan bangsa Indonesia.
2. Faktor pendukung integrasi nasional
Penggunaan bahasa Indonesia.
Adanya semangat persatuan dan kesatuan dalam bangsa, bahasa, dan tanah air Indonesia.
Adanya kepribadian dan pandangan hidup kebangsaan yang sama, yaitu Pancasila.
Adanya jiwa dan semangat gotong royong, solidaritas, dan toleransi keagamaan yang kuat.
Adanya rasa senasib sepenanggungan akibat penderitaan penjajahan.
3. Faktor penghambat integrasi nasional
Kurangnya penghargaan terhadap kemajemukan yang bersifat heterogen.
Kurangnya toleransi antargolongan.
Kurangnya kesadaran dari masyarakat Indonesia terhadap ancaman dan gangguan dari luar.
Adanya ketidakpuasan terhadap ketimpangan dan ketidakmerataan hasil-hasil pembangunan.

F. Upaya Membangun Integrasi Nasional


1. Membangun dan menghidupkan terus komitmen, kesadaran dan kehendak untuk bersatu.
2. Menciptakan kondisi dan membiasakan diri untuk selalu membangun consensus.
3. Membangun kelembagaan (pranata) yang berakarkan nilai dan norma yang menyuburkan
persatuan dan kesatuan bangsa.
4. Merumuskan kebijakan dan regulasi yang konkret, tegas dan tepat dalam aspek kehidupan dan
pembangunan bangsa yang mencerminkan keadilan bagi semua pihak, semua wilayah.
5. Upaya bersama dan pembinaan integrasi nasional memerlukan kepemimpinan yang arif dan
bijaksana, serta efektif.

G. Faktor Pendorong Tercapainya Integrasi Nasional


2. Adanya rasa yang senasib dan seperjuangan yang diakibatkan oleh faktor-faktor sejarah.
3. Adanya ideologi nasional yang tercermin di dalam simbol negara yakni Garuda Pancasila dan
Semboyan Bhinneka Tunggal Ika.
4. Adanya sikap tekad dan keinginan untuk kembali bersatu di dalam kalangan Bangsa Indonesia
seperti yang telah dinyatakan di dalam Sumpah Pemuda.
5. Adanya ancaman dari luar yang menyebabkan adanyadan munculnya semangat nasionalisme
dalam kalangan Bangsa Indonesia.
Faktor Pendukung Integrasi Nasional
1. Penggunaan bahasa Indonesia.
2. Semangat persatuan serta kesatuan di dalam Bangsa, Bahasa dan Tanah Air Indonesia.
3. Adanya Kepribadian dan pandangan hidup kebangsaan yang sama yakni Pancasila.
4. Adanya jiwa dan rasa semangat dalam bergotong royong, solidaritas serta toleransi keagamaan
yang sangat kuat.
5. Adanya rasa senasib dan sepenanggungan yang diakibatkan oleh penderitaan semasa
penjajahan.
Faktor Penghambat Integrasi Nasional
1. Kurangnya penghargaan terhadap kemajemukan yang memiliki sifat heterogen.
2. Kurangnya toleransi antar sesama golongan.
3. Kurangnya kesadaran di dalam diri masing-masing rakyat Indonesia terhadap segala ancaman
dan gangguan yang mucul dari luar.
4. Adanya sikap ketidakpuasan terhadap segala ketimpangan dan ketidak merataan hasil
pembangunan.
BAB III
KESIMPULAN

A. Strategi Mengatasi Berbagai Ancaman dalam Membangun Persatuan dan Kesatuan


Bangsa Indonesia
1. Strategi Menghadapi Ancaman Militer
o Saat ini, TNI terpecah menjadi beberapa kubu sehingga memungkinkan perang saudara antar TNI
yang berkelanjutan yang dapat membuat integrasi Indonesia terancam.
o 19 Desember 1948 : Agresi militer Belanda II di kota Yogyakarta yang saat itu masih ibu kota
Indonesia.
o 4 Desember 2011 : kekerasan bersenjata di Nanggroe Aceh Darussalam
o 24 dan 25 Februari 2007 terjadi pelanggaran wilayah yang dilakukan Malaysia terhadap
Indonesia yang berlokasi di Ambalat yaitu terletak di laut Sulawesi
2. Strategi Menghadapi Ancaman Nir Militer
a. Strategi dalam menghadapi ancaman di bidang ideology
b. Strategi dalam menghadapi ancaman di bidang politik
c. Strategi dalam menghadapi ancaman di bidang ekonomi
d. Strategi dalam menghadapi ancaman di bidang sosial budaya
B. Jenis Pertahanan:
6. Pertahanan militer untuk menghadapi ancaman militer, dan
7. Pertahanan nonmiliter/nirmiliter untuk menghadapi ancaman nonmiliter/nirmiliter.
C. Faktor-faktor Pendorong, Pendukung, dan Penghambat Integrasi Nasional
Faktor pendorong tercapainya integrasi nasional
Adanya rasa senasib dan seperjuangan yang diakibatkan oleh faktor sejarah.
Adanya ideologi nasional yang tercermin dalam simbol negara yaitu Garuda Pancasila dan
semboyan Bhinneka Tunggal Ika.
Adanya tekad serta keinginan untuk bersatu di kalangan bangsa indonesia seperti yang
dinyatakan dalam Sumpah Pemuda.
Adanya ancaman dari luar yang menyebabkan munculnya semangat nasionalisme di kalangan
bangsa Indonesia.
Faktor pendukung integrasi nasional
Penggunaan bahasa Indonesia.
Adanya semangat persatuan dan kesatuan dalam bangsa, bahasa, dan tanah air Indonesia.
Adanya kepribadian dan pandangan hidup kebangsaan yang sama, yaitu Pancasila.
Adanya jiwa dan semangat gotong royong, solidaritas, dan toleransi keagamaan yang kuat.
Adanya rasa senasib sepenanggungan akibat penderitaan penjajahan.
Faktor penghambat integrasi nasional
Kurangnya penghargaan terhadap kemajemukan yang bersifat heterogen.
Kurangnya toleransi antargolongan.
Kurangnya kesadaran dari masyarakat Indonesia terhadap ancaman dan gangguan dari luar.
Adanya ketidakpuasan terhadap ketimpangan dan ketidakmerataan hasil-hasil pembangunan.
D. Upaya Membangun Integrasi Nasional
Membangun dan menghidupkan terus komitmen, kesadaran dan kehendak untuk bersatu.
Menciptakan kondisi dan membiasakan diri untuk selalu membangun consensus.
Membangun kelembagaan (pranata) yang berakarkan nilai dan norma yang menyuburkan
persatuan dan kesatuan bangsa.
Merumuskan kebijakan dan regulasi yang konkret, tegas dan tepat dalam aspek kehidupan dan
pembangunan bangsa yang mencerminkan keadilan bagi semua pihak, semua wilayah.
Upaya bersama dan pembinaan integrasi nasional memerlukan kepemimpinan yang arif dan
bijaksana, serta efektif.
.

DAFTAR PUSTAKA

http://iwanttohappierever.blogspot.co.id/2014/04/cara-mengatasi-ancaman-dari-luar-dan.html
http://swastiniramaya.blogspot.co.id/2015/09/rangkuman-materi-bab-vi-kelas-xii.html

Setrategi Indonesia Menghadapi Ancaman di Berbagai Bidang


POSTED BY SEPTIANI ASHARI POSTED ON 1:37 PM WITH NO COMMENTS

Pasal 30 Ayat (2) UUD 1945 memberikan gambaran bahwa strategi pertahanan dan keamanan
Negara untuk mengatasi berbagai macam ancaman militer dilaksanakan dengan menggunakan
sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta (Sishankamrata). Ini merupakan segala upaya
menjaga pertahanan dan keamanan negara dengan seluruh rakyat dan segenap sumber daya,
sarana dan prasarana nasional, serta seluruh wilayah negara merupakan satu kesatuan pertahanan
yang utuh dan menyeluruh.

Sishankamrata didasarkan pada kesadaran akan hak dan kewajiban seluruh warga negara serta
keyakinan akan kekuatan sendiri untuk mempertahankan kelangsungan hidup bangsa dan negara
Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
Sistem pertahanan dan keamanan negara yang bersifat semesta bercirikan aspek-aspek
berikut.

1. Kerakyatan, yaitu orientasi pertahanan dan keamanan negara diabdikan oleh dan untuk
kepentingan seluruh rakyat.
2. Kesemestaan, yaitu seluruh sumber daya nasional didayagunakan bagi upaya pertahanan.

3. Kewilayahan, yaitu gelar kekuatan pertahanan dilaksanakan secara menyebar di seluruh


wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, sesuai dengan kondisi geografis sebagai
negara kepulauan.

Agar pengerahan dan penggunaan kekuatan pertahanan dapat terlaksana secara efektif dan
efisien, diupayakan keterpaduan yang sinergis antara unsur militer dengan unsur militer lainnya,
maupun antara kekuatan militer dengan kekuatan nir-militer. Keterpaduan antara unsur militer
diwujudkan dalam keterpaduan tiga kekuatan militer Republik Indonesia, yaitu keterpaduan
antara kekuatan darat, kekuatan laut, dan kekuatan udara. Adapun, keterpaduan antara kekuatan
militer dan kekuatan nir-militer diwujudkan dalam keterpaduan antara komponen utama,
komponen cadangan, dan komponen pendukung. Keterpaduan tersebut diperlukan dalam
pengerahan dan penggunaan kekuatan pertahanan, baik dalam rangka menghadapi ancaman
militer maupun ancaman nir-militer.

Kekuatan pertahanan siap dikerahkan untuk melaksanakan OMP (Operasi Militer dalam Perang),
namun setiap bentuk perselisihan dengan negara lain selalu diupayakan penyelesaiannya melalui
jalan damai. Penggunaan kekuatan pertahanan untuk tujuan perang hanya dilaksanakan sebagai
jalan terakhir apabila cara-cara damai tidak berhasil.

Bagaimana dengan ancaman Nir-Militer, bagaimanakan setrategi Bangsa Indonesia menghadapi


ancaman di bidang tersebut? Ancaman nirmiliter merupakan golongan ancaman pertahanan
yang sifatnya tidak secara langsung mengancam kedaulatan, keutuhan, dan keselamatan bangsa
seperti Ancaman terhadap aspek ideologi, politik, ekonomi, sosial dan budaya Bangsa Indonesia
adalah merupakan ancaman nir-militer. Akan tetapi risiko yang ditimbulkan dari ancaman nir-
militer dapat berimplikasi mengganggu stabilitas nasional. Terganggunya stabilitas nasional tidak
saja menghambat pembangunan nasional, tetapi lambat-laun dapat berkembang menjadi
permasalahan yang mengancam persatuan dan kesatuan bangsa. Oleh karena itu, untuk
menghadapi ancaman tersebut diperlukan strategi yang tepat.

Berikut ini diuraikan secara singkat strategi Bangsa Indonesia untuk menghadapi ancaman nir-
militer.

a. Strategi dalam Menghadapi Ancaman di Bidang Ideologi


Strategi di bidang ideologi ditujukan untuk mengatasi segala ancaman, tantangan, hambatan,
serta gangguan yang akan membahayakan kelangsungan kehidupan Pancasila sebagai dasar
filsafat bangsa dan negara. Strategi di bidang ideologi menurut Noor Ms. Bakry
(2009:363) dirumuskan sebagai kondisi mental bangsa Indonesia yang berlandaskan ke yakinan
kebenaran ideologi Pancasila yang mengandung kemampuan untuk menggalang dan memelihara
persatuan dan kesatuan nasional dan kemampuan untuk menangkal penetrasi ideologi asing serta
nilainilai yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa. Pancasila sebagai dasar negara,
merupakan pandangan hidup bangsa yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan bangsa
Indonesia, sekaligus merupakan ideologi Bangsa Indonesia karena dapat mengarahkan Bangsa
Indonesia dalam bernegara.

Upaya menghadapi atau menangkal ancaman yang berdimensi Ideologi adalah dengan kebijakan
dan langkah-langkah politik yang tepat dan intensif untuk mencegah meluasnya pengaruh
ideologi lain terhadap ideologi Pancasila. Konsep penanganannya ditempatkan dalam kerangka
upaya bela negara. Strategi menghadapi ancaman ini dihadapi dengan konsep pertahanan
berlapis berikut.

1. Lapisan terdepan dalam konsep penanganannya terdiri atas unsur-unsur pertahanan


nirmiliter, yakni kementerian atau lembaga pemerintah nonkementerian yang
membidangi ideologi.
2. Kementerian serta unsur pemerintahan yang membidangi politik dalam negeri
mengerahkan seluruh kekuatan politik serta instrumen pemerintahan dalam negeri mulai
dari tingkat pusat sampai dengan tingkat daerah guna menghadapi ancaman berdimensi
ideologi, sementara kementerian serta unsur pemerintahan yang membidangi politik luar
negeri mengerahkan jajarannya yang tersebar di setiap negara untuk penguatan langkah
serta upaya diplomasi dalam menangkal usaha-usaha pihak lain yang mengancam
ideologi Pancasila.

3. Unsur pemerintah yang membidangi informasi mendinamisasikan kekuatan nasional di


bidang informasi untuk melakukan operasi informasi imbangan sehingga masyarakat
mendapatkan informasi yang dapat menangkal berbagai pengaruh asing yang dapat
memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa.

4. Unsur pemerintah yang membidangi pendidikan melaksanakan proses pembelajaran


dan kesadaran akan ideologi Pancasila secara bertingkat dan berlanjut kepada para siswa
dan mahasiswa di semua tingkat dan jenjang pendidikan, salah satunya melalui proses
pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Pendidikan Kewarganegaraan.

5. Unsur pemerintah yang membidangi agama memberdayakan para pemimpin agama


untuk menjadi mitra pemerintah dalam menyinergikan strategi untuk membentengi
masyarakat dari ancaman penetrasi ideologi asing yang membahayakan serta merusak
harmonisasi kehidupan kebangsaan serta membahayakan keamanan negara.
6. Peran lapis pertahanan militer dalam hal ini dilaksanakan melalui program pelaksanaan
bakti TNI yang secara intensif sesuai dengan wilayah kerja unit TNI. Titik berat
pelaksanaannya adalah dengan peningkatan komunikasi sosial TNI yang diselenggarakan
dalam format meningkatkan kesadaran bela negara, dengan memanfaatkan program bela
negara di lingkungan pekerjaan, pendidikan dan perumahan dalam rangka revitalisasi
Pancasila (Buku Putih Pertahanan Indonesia Tahun 2008: 81-83).

b. Strategi dalam Mengatasi Ancaman di Bidang Politik


Dalam menghadapi ancaman yang berdimensi politik, strategi pertahanan di bidang politik
ditentukan oleh kemampuan sistem politik dalam menanggulangi segala bentuk ancaman yang
ditujukan kepada kehidupan politik bangsa Indonesia. Menurut Noor Ms Bakry (2009:366),
strategi di bidang politik terwujud dengan adanya kehidupan politik bangsa yang berlandaskan
demokrasi Pancasila yang telah mampu memelihara stabilitas politik yang sehat dan dinamis
serta mampu Melaksanakan politik luar negeri yang bebas aktif.

Adapun, langkah-langkah yang ditempuh untuk melaksanakan strategi dalam menghadapi


ancaman berdimensi politik dilakukan melalui dua pendekatan berikut.

1) Pendekatan ke dalam

Yaitu pembangunan dan penataan sistem politik dalam negeri yang sehat dan dinamis dalam
kerangka negara demokrasi yang menghargai kebhinnekaan atau kemajemukan bangsa
Indonesia. Hasil yang diharapkan adalah terciptanya stabilitas politik dalam negeri yang dinamis
serta memberikan efek penangkal yang tinggi. Penataan ke dalam diwujudkan melalui
pembangunan dan penataan sistem politik dalam negeri yang dikemas ke dalam penguatan tiga
pilar berikut.

Penguatan penyelenggaraan pemerintahan negara yang sah, efektif, bersih,


berwibawa, bebas KKN (korupsi, kolusi, nepotisme) dan bertanggung jawab yang
berkemampuan mewujudkan tujuan pembentukan pemerintah negara, seperti tercantum
dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Penguatan lembaga legislatif sehingga menjadi lembaga yang berkualitas dan
profesional pada bidangnya. Lembaga legislatif yang mampu bekerja sama dengan
pemerintah dalam memproses dan melahirkan produk-produk legislasi (berupa peraturan
perundang-undangan) bagi kepentingan pembangunan nasional. Lembaga legislatif yang
melaksanakan fungsi kontrol secara efektif terhadap penyelenggaraan pemerintahan
dalam kerangka kepentingan bangsa dan negara bukan atas kepentingan golongan atau
pribadi, serta berdasarkan kaidah dan etika bernegara dalam negara demokrasi.

Penguatan kekuatan politik nasional baik partai politik maupun organisasi masyarakat
sebagai alat untuk memberdayakan masyarakat sebagai subjek politik dan pembangunan
nasional. Kekuatan politik berkewajiban mewujudkan dan meningkatkan perannya dalam
pendidikan politik bagi warga negara, terutama konstituennya sehingga menjadi warga
negara yang sadar hukum yang memahami kewajiban dan hak sebagai warga negara.
(Buku Putih Pertahanan Indonesia Tahun 2008: 85)

2) Pendekatan ke luar
Pendekatan keluar diarahkan untuk mendinamisasikan strategi dan upaya diplomatik melalui
peningkatan peran instrumen politik luar negeri dalam membangun kerja sama dan saling
percaya dengan negara-negara lain sebagai kondisi untuk mencegah atau mengurangi potensi
konflik antarnegara, yang dimulai dari tataran internal, regional, supraregional, hingga global.
Pendekatan keluar diwujudkan dengan cara berikut.
Pada lingkup internal, yaitu melalui penciptaan, pembangunan, dan peningkatan
kondisi dalam negeri yang semakin mantap dan stabil, yang dibarengi dengan upaya-
upaya peningkatan dan perbaikan pertumbuhan ekonomi yang sehat dan kuat serta
penguatan dan peningkatan kehidupan sosial kemasyarakatan.
Pada lingkup regional, politik dan diplomasi Indonesia diarahkan untuk selalu aktif dan
berperan dalam membangun dan meningkatkan kerja sama dengan negara lain dalam
kerangka prinsip saling percaya, saling menghargai, dan tidak saling mengintervensi
urusan dalam negeri.

Pada lingkup supraregional, politik luar negeri dikembangkan untuk berperan dalam
penguatan ASEAN plus Enam yang terdiri atas 10 negara anggota bersama-sama dengan
Cina, Jepang, Korea Selatan, India, Australia, dan Selandia Baru, melalui hubungan
bilateral yang harmonis dan terpelihara serta diwujudkan dalam kerja sama yang lebih
konkret. Dalam kerangka penguatan ASEAN plus Enam tersebut, kinerja politik luar
negeri Indonesia harus mampu membangun hubungan dan kerja sama yang memberikan
jaminan atas kedaulatan dan keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia,
tidak adanya intervensi, terutama jaminan tidak adanya agresi terhadap wilayah
kedaulatan Indonesia.

Pada lingkup global, politik luar negeri harus memainkan perannya secara maksimal
dalam memperjuangkan kepentingan nasional melalui keberadaan Indonesia sebagai
anggota PBB, Gerakan Non-Blok, Organisasi Konferensi Islam (OKI) dan Forum
Regional ASEAN (ARF). Peran diplomasi harus mampu mengidentifikasi potensi-potensi
ancaman berdimensi politik yang mengancam kedaulatan dan kepentingan nasional
Indonesia serta melakukan langkah-langkah pencegahan. Lapis pertahanan militer dalam
menghadapi ancaman politik yang membahayakan kedaulatan, keutuhan wilayah NKRI,
mengembangkan strategi pertahanan militer dalam konteks memperkuat usaha-usaha
diplomasi yang dilakukan unsur pertahanan nir-militer. Implementasi upaya pertahanan
militer dalam konteks menghadapi ancaman berdimensi politik (Buku Putih Pertahanan
Indonesia Tahun 2008: 86).
c. Strategi dalam Mengatasi Ancaman di Bidang Ekonomi
Pembangunan di bidang ekonomi ditujukan untuk menciptakan kehidupan perekonomian bangsa
Indonesia yang berlandaskan demokrasi ekonomi yang mampu memelihara stabilitas ekonomi
yang sehat dan dinamis serta mampu menciptakan kemandirian ekonomi nasional berdaya saing
yang tinggi (Noor Ms Bakry, 2009:368). Kondisi tersebut dapat tercipta apabila negara kita
mempunyai strategi yang tepat untuk menghadapi berbagai macam ancaman di bidang ekonomi.

Dalam menghadapi ancaman berdimensi ekonomi, sistem dan upaya pertahanan negara yang
ditempuh adalah dengan membangun ketahanan di bidang ekonomi melalui penataan sistem
ekonomi nasional yang sehat dan berdaya saing. Sasaran pembangunan bidang ekonomi adalah
pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi bagi perwujudan stabilitas ekonomi yang memberikan
efek kesejahteraan dan penangkalan yang efektif sekaligus mampu menjadi pemenang dalam era
globalisasi. Aspek ekonomi dalam kerangka pertahanan negara memiliki peran vital. Ekonomi
dengan pertumbuhan yang cukup tinggi akan memungkinkan terselenggaranya pembangunan
pertahanan yang efektif tantangan perekonomian Indonesia ke depan dihadapkan dengan era
komunitas bebas ASEAN 2015, dengan produk-produk asing akan masuk secara bebas dan
bersaing dengan produk dalam negeri. Untuk menghadapi tantangan tersebut, diperlukan upaya
akselerasi pembangunan perekonomian nasional yang berdaya saing melalui pertumbuhan
ekonomi yang cukup tinggi.

Adapun, strategi untuk menghadapi ancaman di bidang ekonomi diantaranya adalah sebagai
berikut;

1. Untuk menghadapi ancaman berdimensi ekonomi dari internal, prioritas kebijakan dapat
berupa penciptaan lapangan kerja padat karya sebagai solusi memberantas kemiskinan,
pembangunan infrastruktur, penciptaan iklim usaha yang kondusif, dan pemilihan
teknologi tepat guna sebagai solusi pemerataan kesempatan kerja.
2. Untuk menghadapi ancaman berdimensi ekonomi dari eksternal, Indonesia harus
membangun dan menjaga hubungan baik deng an negara-negara uta ma dalam tatanan
ekonomi-politik dunia. Membangun dan menjaga hubungan baik dengan kekuatan-
kekuatan ekonomi dunia sangat penting dalam upaya peningkatan kemajuan ekonomi
dalam negeri.

3. Unsur pertahanan militer dalam menghadapi ancaman berdimensi ekonomi,


mengembangkan pilihan strategis untuk membantu unsur utama dari pertahanan nir-
militer. Dalam hal ini keterlibatan lapis pertahanan militer diwujudkan dalam
meningkatkan usaha pertahanan untuk menciptakan kondisi keamanan nasional yang
terkendali, membantu kelancaran distribusi komoditas dan kebutuhan pokok masyarakat,
terutama di daerah-daerah pedalaman dan terisolasi yang tidak dapat dijangkau dengan
sarana transportasi umum. Program Bakti TNI yang melibatkan kerja sama dengan unsur
pertahanan nir-militer lainnya lebih ditingkatkan pada perbaikan sarana prasarana
masyarakat yang membawa dampak pada peningkatan kemampuan ekonomi masyarakat
(Buku Putih Pertahanan Indonesia Tahun 2008: 88).

d. Strategi dalam Mengatasi Ancaman di Bidang Sosial Budaya


Ancaman yang berdimensi sosial budaya dapat dibedakan atas ancaman dari dalam dan ancaman
dari luar. Ancaman dari dalam didorong oleh isu kemiskinan, kebodohan, keterbelakangan, dan
ketidakadilan. Isuisu tersebut menjadi titik pangkal segala permasalahan, seperti separatisme,
terorisme, kekerasan yang mengancam persatuan dan kesatuan bangsa, nasionalisme, dan
patriotisme. Ancaman dari luar berupa penetrasi nilai-nilai budaya dari luar negeri yang sulit
dibendung mempengaruhi tata nilai sampai pada tingkat lokal. Kemajuan teknologi informasi
mengakibatkan dunia menjadi desa global tempat interaksi antarmasyarakat terjadi secara
langsung. Sebagai akibatnya, terjadi benturan tata nilai sehingga lambat-laun nilai-nilai persatuan
dan kesatuan bangsa semakin terdesak misalnya oleh nilai-nilai individualisme, konsumerisme
dan hedonisme.

Dalam menghadapi pengaruh dari luar yang dapat membahayakan kelangsungan hidup sosial
budaya, Bangsa Indonesia berusaha memelihara keseimbangan dan keselarasan fundamental,
yaitu keseimbangan antara manusia dengan alam semesta, manusia dengan masyarakat, manusia
dengan Tuhan, keseimbangan kemajuan lahir dan kesejahteraan batin. Kesadaran akan perlunya
keseimbangan dan keserasian melahirkan toleransi yang tinggi, sehingga menjadi bangsa yang
berbhinneka dan bertekad untuk selalu hidup bersatu dengan memperhatikan perkembangan
tradisi, pendidikan, kepemimpinan, integrasi nasional, kepribadian bangsa, persatuan dan
kesatuan bangsa, dan pelestarian alam.
Strategi dalam Mengatasi Ancaman Militer
Ancaman militer akan sangat berbahaya apabila tidak diatasi. Oleh karena itu, harus diterapkan
startegi yang tepat untuk mengatasinya. UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 telah
mengatur strategi pertahanan dan keamanan bangsa Indonesia dalam mengatasi ancaman militer
tersebut. Pasal 30 ayat (1) sampai (5) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang
menyatakan bahwa:

(1) Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan
negara.
(2) Usaha pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui sistem pertahanan dan
keamanan rakyat semesta oleh Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Indonesia
Republik Indonesia, sebagai kekuatan utama, dan rakyat, sebagai kekuatan pendukung.
(3) Tentara Nasional Indonesia terdiri atas Angkatan Darat, Angkatan Laut dan Angkatan
Udara sebagai alat negara bertugas mempertahankan, melindungi, dan memelihara keutuhan
dan kedaulatan negara.
(4) Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai alat negara yang menjaga kemanan dan
ketertiban masyarakat bertugas melindungi, mengayomi, melayani masyarakat, serta
menegakkan hukum.
(5) Susunan dan kedudukan Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian Negara Republik Indonesia,
hubungan kewenangan Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia
di dalam menjalankan tugasnya, syarat-syarat keikutsertaan warga negara dalam usaha
pertahanan dan keamanan diatur dengan undang-undang.

Ketentuan di atas menegaskan bahwa usaha pertahanan dan keamanan negara Indonesia
merupakan tanggung jawab seluruh Warga Negara Indonesia. Dengan kata lain, pertahanan dan
keamanan negara tidak hanya menjadi tanggung jawab TNI dan POLRI saja, tetapi masyarakat
sipil juga sangat bertanggung jawab terhadap pertahanan dan kemanan negara, sehingga TNI dan
POLRI manunggal bersama masyarakat sipil dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 juga memberikan gambaran bahwa strategi
pertahanan dan kemanan negara untuk mengatasi berbagai macam ancaman militer dilaksanakan
dengan menggunakan sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta (Sishankamrata). Sistem
pertahanan dan kemanan rakyat semesta pada hakikatnya merupakan segala upaya menjaga
pertahanan dan keamanan negara yang seluruh rakyat dan segenap sumber daya nasional, sarana
dan prasarana nasional, serta seluruh wilayah negara sebagai satu kesatuan pertahanan yang utuh
dan menyeluruh. Dengan kata lain, Sishankamrata penyelenggaraannya didasarkan pada
kesadaran akan hak dan kewajiban seluruh warga negara serta

keyakinan akan kekuatan sendiri untuk mempertahankan kelangsungan hidup bangsa dan negara
Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Sistem pertahanan dan kemanan
yang bersifat semesta merupakan pilihan yang paling tepat bagi pertahanan Indonesia yang
diselenggarakan dengan keyakinan pada kekuatan sendiri serta berdasarkan atas hak dan
kewajiban warga negara dalam usaha pertahanan negara. Meskipun Indonesia telah mencapai
tingkat kemajuan yang cukup tinggi nantinya, model tersebut tetap menjadi pilihan strategis
untuk dikembangkan, dengan menempatkan warga negara sebagai subjek pertahanan negara
sesuai dengan perannya masing-masing.

Sistem pertahanan dan keamanan negara yang bersifat semesta bercirikan:

a. Kerakyatan, yaitu orientasi pertahanan dan kemanan negara diabdikan oleh dan untuk
kepentingan seluruh rakyat.
b. Kesemestaan, yaitu seluruh sumber daya nasional didayagunakan bagi upaya pertahanan.
c. Kewilayahan, yaitu gelar kekuatan pertahanan dilaksanakan secara menyebar di seluruh
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, sesuai dengan kondisi geografis sebagai negara
kepulauan.

Pengerahan dan penggunaan kekuatan pertahanan didasarkan pada doktrin dan strategi
Sishankamrata yang dilaksanakan berdasarkan pertimbangan ancaman yang dihadapi Indonesia.
Agar pengerahan dan penggunaan kekuatan pertahanan dapat terlaksana secara efektif dan
efisien, diupayakan keterpaduan yang sinergis antara unsur militer dengan unsur militer lainnya,
maupun antara kekuatan militer dengan kekuatan nir militer. Keterpaduan antara unsur militer
diwujudkan dalam keterpaduan tiga kekuatan militer Republik Indonesia, yaitu keterpaduan
antar kekuatan darat, kekuatan laut, dan kekuatan udara. Sedangkan keterpaduan antara kekuatan
militer dan kekuatan non-militer diwujudkan dalam keterpaduan antar komponen utama,
komponen cadangan, dan komponen pendukung.

Keterpaduan tersebut diperlukan dalam pengerahan dan penggunaan kekuatan pertahanan, baik
dalam rangka menghadapi ancaman tradisional maupun ancaman non-tradisional. Berdasarkan
analisa lingkungan strategik, maka ancaman militer dari negara lain (ancaman tradisional) yang
berupa invasi, adalah kecil kemungkinannya. Namun demikian, kemungkinan ancaman tersebut
tidak dapat diabaikan dan harus tetap dipertimbangkan. Ancaman tradisional yang lebih mungkin
adalah konflik terbatas yang berkaitan dengan pelanggaran wilayah dan atau menyangkut
masalah perbatasan. Komponen Utama disiapkan untuk melaksanakan Operasi Militer untuk
Perang (OMP). Penggunaan komponen cadangan dilaksanakan sebagai pengganda kekuatan
komponen utama bila diperlukan, melalui proses mobilisasi/demobilisasi. Kendatipun kekuatan
pertahanan siap dikerahkan untuk melaksanakan OMP, namun setiap bentuk perselisihan dengan
negara lain selalu diupayakan penyelesaiannya melalui jalan damai. Penggunaan kekuatan
pertahanan untuk tujuan perang hanya dilaksanakan sebagai jalan terakhir apabila cara-cara
damai tidak berhasil.

Ancaman non-tradisional adalah ancaman yang dilakukan oleh aktor nonnegara terhadap
keutuhan wilayah, kedaulatan negara, dan keselamatan bangsa Indonesia. Ancaman non-
tradisional merupakan ancaman faktual yang saat ini dihadapi oleh Indonesia. Termasuk didalam
ancaman ini adalah gerakan separatis bersenjata, terorisme internasional maupun domestik, aksi
radikal, pencurian sumber daya alam, penyelundupan, kejahatan lintas negara, dan berbagai
bentuk aksi ilegal lain yang berskala besar. Oleh karenanya kekuatan pertahanan, terutama TNI,
juga disiapkan untuk melaksanakan Operasi Militer Selain Perang (OMSP) guna menghadapi
ancaman non-tradisional. Pengerahan kekuatan TNI untuk
OMSP dilaksanakan berdasarkan keputusan politik pemerintah.

Strategi dalam Mengatasi Ancaman Non-Militer


Seperti yang diungkapkan pada bagian sebelumnya, bahwa globalisasi telah berpengaruh kepada
semua bidang kehidupan, diantaranya dalam bidang politik, ekonomi, sosial budaya serta
pertahanan dan keamanan. Hal tersebut membawa dampak bahwa ancaman yang dihadapi oleh
Bangsa Indonesia dalam membangun integrasi nasional tidak hanya bersifat militer, tetapi
ancaman non-militer pun tidak kalah bahanya. Oleh karena itu diperlukan strategi pertahanan
non-militer yang tidak kalah hebat dengan strataegi untuk mengatasi ancaman militer.
Strategi pertahanan non-militer merupakan segala usaha untuk mempertahankan kedaulatan
negara, keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan keselamatan segenap
bangsa dari ancaman aspek ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, keamanan, teknologi,
informasi, komunikasi, keselamatan umum, dan hukum. Dengan kata lain sebagai subsistem
pertahanan negara, pertahanan normiliter memiliki kepentingan pertahanan, yakni kedaulatan
negara, keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan keselamatan segenap
bangsa. Sekaitan dengan hal tersebut, Indonesia sebagai bangsa yang besar harus mempunyai
sikap yang tegas terhadap segala pengaruh negatif yang datang dari luar sebagai wujud dari
globalisasi. Hal itu penting dilakukan untuk menjalankan strategi pertahanan non-milter dalam
menghadapi berbagai macam ancaman yang bersifat non-milter. Berikut ini dipaparkan strategi
yang dilakukan oleh bangsa Indonesia dalam menghadapi berbagai macam ancaman non-militer.

Strategi Mengatasi Ancaman di Bidang Ideologi dan Politik


Ada empat hal yang selalu dikedepankan oleh globalisasi dalam bidang ideologi dan politik,
yaitu demokratisasi, kebebasan, keterbukaan dan hak asasi manusia. Keempat hal tersebut oleh
negara-negara adidaya (Amerika Serikat dan sekutunya) dijadikan standar atau acuan bagi
negara-negara lainnya yang tergolong sebagai negara berkembang. Acuan tersebut dibuat
berdasarkan kepentingan negara adidaya tersebut, tidak berdasarkan kondisi negara yang
bersangkutan.

Tidak jarang jika suatu negara tidak mengedepankan empat hal tersebut dalam kehidupan politik
di negaranya, maka negara tersebut akan dianggap sebagai musuh bersama, bahkan lebih
menyedihkan lagi dianggap sebagai teroris dunia serta akan diberikan sanksi berupa embargo
dalam segala hal yang menyebabkan timbulnya kesengsaraan seperti kelaparan, konflik dan
sebagainya. Sebagai contoh Indonesia pernah diembargo dalam bidang ekonomi oleh Amerika
Serikat, yaitu tidak memberikan suku cadang pesawat F-16 dan bantuan militer lainnya, karena
pada waktu itu Indonesia dituduh tidak demokratis dan melanggar hak asasi manusia.

Sanksi tersebut hanya diberlakukan kepada negara-negara yang tidak menjadi sekutu Amerika
Serikat, sementara sekutunya tetap dibiarkan meskipun melakukan pelanggaran. Misalnya Israel
yang banyak membunuh rakyat Palestina dan meyerang Libanon tetap direstui tindakannya
tersebut oleh Amerika Serikat. Di sisi lain, isu demokratisasi pada saat ini benar-benar
mempengaruhi kehidupan berbangsa dan bernegara. Segala peristiwa selalu dikaitkan dengan
demokratisasi.

Akan tetapi demokratisasi yang diusung adalah demokrasi yang dikehendaki oleh negara-negara
adidaya yang digunakan untuk menekan bahkan menyerang negara-negara berkembang yang
bukan sekutunya. Akibatnya adalah selalu terjadi konflik kepentingan yang pada akhirnya
mengarah pada pertikaian antar negara. Berkaitan dengan hal tersebut, Indonesia sebagai negara
yang menganut paham demokrasi Pancasila harus mampu menumbuhkan pemerintahan yang
kuat,mandiri dan tahan uji serta mampu mengelola konflik kepentingan yang dapat
menghancurkan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia yang pluralistik, dengan tetap
memperteguh wawasan kebangsaan yang berlandaskan Bhinneka Tunggal Ika.

Bangsa Indonesia harus mempu menunjukkan eksistensinya sebagai negara yang kuat dan
mandiri, namun tidak meninggalkan kemitraan dan kerjasama dengan negara-negara lain dalam
hubungan yang seimbang, saling menguntungkan, saling menghormati dan menghargai hak dan
kewajiban masing-masing. Untuk mencapai hal tersebut, bangsa Indonesia harus segera
mewujudkan hal-hal sebagai berikut:

1) Mengembangkan demokrasi politik.


2) Mengaktifkan masyarakat sipil dalam arena politik.
3) Mengadakan reformasi lembaga-lembaga politik agar menjalankan fungsi
dan peranannya secara baik dan benar.
4) Memperkuat kepercayaan rakyat dengan cara menegakkan pemerintahan
yang bersih dan berwibawa.
5) Menegakkan supremasi hukum.
6) Memperkuat posisi Indonesia dalam kancah politik internasional.

Strategi Mengatasi Ancaman di Bidang Ekonomi


Sebenarnya sebelum menyentuh bidang politik, globalisasi lebih dahulu terjadi pada bidang
ekonomi. Sejak digulirkannya liberalisasi ekonomi oleh Adam Smith sekita abad ke-15 telah
melahirkan perusahaan-perusahaan multinasional yang melakukan aktivitas perdagangannya ke
berbagai negara. Mulai abad 20, paham liberal kembali banyak dianut oleh negara-negara di
dunia terutama negara maju. Hal ini membuat globalisasi ekonomi semakin mempercepat
perluasan jangkauannya ke semua tingkatan negara mulai negara maju sampai negara
berkembang seperti Indonesia.

Kenyataan yang terjadi, globalisasi ekonomi lebih dikendalikan oleh negaranegara maju.
Sementara negara-negara berkembang kurang diberi ruang dan kesempatan untuk memperkuat
perekonomiannya. Negara-negara berkembang semacam Indonesia lebih sering dijadikan objek
yang hanya bertugas melaksanakan keinginan-keinginan negara maju. Keberadaan lembaga-
lembaga ekonomi dunia seperti IMF (International Monetary Fund), Bank Dunia (World Bank)
dan WTO (World Trade Organization) belum sepenuhnya memihak kepentingan negaranegara
berkembang. Dengan kata lain negara-negara berkembang hanya mendapat sedikit manfaat
bahkan menderita karena kebijakan yang salah dan aturannya yang tidak jelas. Hal tersebut
dikarenakan ketiga lembaga tersebut selama ini selalu berada di bawah pengawasan
pemerintahan negara-negara maju, sehingga semua kebijakannya selalu memihak kepentingan-
kepentingan negara maju. Sistem ekonomi kerakyatan merupakan senjata ampuh untuk
melumpuhkan ancaman di bidang ekonomi dan memperkuat kemandirian bangsa kita dalam
semua hal. Untuk mewujudkan hal tersebut, perlu kiranya segera diwujudkan hal-hal di bawah
ini:

1. Sistem ekonomi dikembangkan untuk memperkuat produksi domestik untuk pasar dalam
negeri, sehingga memperkuat perekonomian rakyat.
2. Pertanian dijadikan prioritas utama, karena mayoritas penduduk Indonesia
bermatapencaharian sebagai petani. Industri-industri haruslah menggunakan bahan baku dari
dalam negeri, sehingga tidak tergantung impor dari luar negeri.
3. Diadakan perekonomian yang berorientasi pada kesejahteraan rakyat.
Artinya segala sesuatu yang menguasai hajat hidup orang banyak, haruslah
bersifat murah dan terjangkau.
4. Tidak bergantung pada badan-badan multilateral seperti pada IMF, Bank
Dunia dan WTO.
5. Mempererat kerjasama dengan sesama negara berkembang untuk bersamasama
mengahadapi kepentingan negara-negara maju.

Strategi Mengatasi Ancaman di Bidang Sosial Budaya


Kehidupan sosial budaya di negara-negara berkembang, perlu diperhatikan gejala perubahan
yang terjadi, terutama mengenai sebab-sebabnya. Banyak faktor yang mungkin menimbulkan
perubahan sosial, diantaranya yang memegang peranan penting, ialah faktor teknologi dan
kebudayaan. Faktorfaktor itu berasal dari dalam maupun dari luar. Biasanya, yang berasal dari
luar lebih banyak menimbulkan perubahan. Agar dapat memahami perubahan sosial yang terjadi,
perlu dipelajari bagaimana proses perubahan itu terjadi, dan bagaimana perubahan itu diterima
masyarakat. Pengaruh dari luar perlu diperhatikan adalah hal-hal yang tidak menguntungkan
serta dapat membahayakan kelangsungan hidup kebudayaan nasional. Bangsa Indonesia harus
selalu waspada akan kemungkinan adanya kesengajaan pihak luar untuk memecah kesatuan
bangsa dan negara Indonesia.

Dalam menghadapi pengaruh dari luar yang dapat membahayakan kelangsungan hidup sosial
budaya, bangsa Indonesia berusaha memelihara keseimbangan dan keselarasan fundamental,
yaitu keseimbangan antara manusia dengan alam semesta, manusia dengan masyarakat, manusia
dengan Tuhan, keseimbangan kemajuan lahir dan kesejahteraan batin. Kesadaran akan perlunya
keseimbangan dan keserasian melahirkan toleransi yang tinggi, sehingga menjadi bangsa yang
berbhinneka dan bertekad untuk selalu hidup bersatu.

Вам также может понравиться