Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT. Yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
referat yang berjudul Penyakit Membran Hialin ini. Referat ini dibuat untuk
memenuhi salah satu syarat dalam menjalankan kepaniteraan Radiologi di Rumah
Sakit Ibnu Sina periode 14 Maret 2 April 2016. Hyaline membrane disease
penyebab tersering dari gagal nafas pada bayi prematur yang merupakan salah
satu penyebab kematian pada bayi baru lahir. Karena itu, penulis menyadari
betapa pentingnya mempelajari penyakit ini sehingga nantinya kita dapat
mendiagnosa serta mengetahui penatalaksanaan dari penyakit ini.
Penulis
1
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
2
PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI
2.2 EPIDEMIOLOGI
Keadaan ini merupakan penyebab tersering kematian pada bayi bru lahir.
Diperkirakan 30% dari kematian neonatus diakibatkan oleh penyakit membran
hialin (PMH) atau komplikasinya. Di Amerika Serikat, 20% dari kematian
neonatus setiap tahunnya diakibatkan oleh penyakit membran hialin.4,5
3
Gambar 1. dikuti dari pustaka no. 10
2.3 ETIOLOGI
4
pada waktu di antara 28 dan 32 minggu. Tingkat maturitas dari surfaktan paru
biasanya terjadi setelah 35 minggu.4,7
2.4 PATOFISIOLOGI
5
Kegagalan untuk mencapai kapasitas residu fungsional (Fungsional
Residual Capacity [FRC]) yang memadai dan kecenderungan paru-paru yang
terkena untuk menjadi atelektatik berkorelasi dengan tegangan permukaan yang
tinggi dan tidak adanya surfaktan paru. Atelektasis alveolar, pembentukan
membran hialin, dan edema interstisial membuat paru-paru kurang komplians,
sehingga tekanan lebih besar diperlukan untuk mengembangkan alveoli dan
saluran-saluran napas yang kecil. Pada bayi yang sudah terkena PMH, bagian
bawah dinding dada ditarik ke dalam apabila diafragma menurun, dan tekanan
intratoraks menjadi negatif, sehingga membatasi jumlah tekanan intratoraks yang
dapat diproduksi, hasilnya akan terjadi atelektasis. Dinding dada yang sangat
komplians pada bayi prematur memberikan ketahanan lebih rendah dari bayi yang
matur dengan kecenderungan paru-paru untuk kolaps. Dengan demikian, pada
akhir ekspirasi, volume toraks dan paru-paru cenderung untuk mendekati volume
residu, dan atelektasis dapat terjadi.4,8
6
secara struktural menyebabkan influks sel inflamasi, yang memperburuk cedera
vaskular, menyebabkan displasia bronkopulmonal (Bronchopulmonary Dysplasia
[BPD]). Kekurangan antioksidan dan cedera radikal bebas memperburuk
kecederaan. Pada evaluasi makroskopik, paru-paru bayi baru lahir yang terkena
tampak pengap dan kemerahan (yaitu, seperti hepar). Oleh karena itu, paru-paru
memerlukan peningkatan tekanan pembukaan yang penting untuk mengembang.
Atelektasis difus rongga udara distal bersama dengan distensi saluran napas distal
dan daerah perilimfatik dapat diamat isecara mikroskopis. Atelektasis progresif,
barotrauma atau volutrauma, dan toksisitas oksigen merusak sel-sel endotel dan
epitel pada lapisan saluran udara distal ini, mengakibatkan eksudasi matriks fibrin
yang berasal dari darah. Membran hialin yang melapisi alveoli (lihat gambar di
bawah) dapat membentuk dalam waktu setengah jam setelah kelahiran. Pada bayi
prematur lebih besar, epitel mulai menyembuh dalam waktu 36-72 jam setelah
lahir, dan sintesis surfaktan endogen dimulai. Fase pemulihan ditandai dengan
regenerasi sel-sel alveolar, termasuk sel tipe II, dengan peningkatan dalam
aktivitas surfaktan. Proses penyembuhan ini adalah kompleks. Sebuah proses
kronis sering terjadi kemudian pada bayi yang sangat immatur dan sakit berat dan
pada bayi lahir dari ibu dengan korioamnionitis, sehingga menyebabkan BPD.
Pada bayi yang sangat prematur, penghentian dalam pengembangan paru-paru
sering terjadi selama tahap sakular, mengakibatkan penyakit paru-paru kronis
yang disebut BPD baru.5,8
7
Gambar 2. Patofisiologi penyakit membran hialin5
Takipnea
Sianosis
8
Pada neonatus yang sangat immatur dapat terjadi apnea dan/atau
hipotermia.
9
interstisial, pneumotoraks), perdarahan paru, atau intraventricular
hemorrhage (IVH). Kematian mungkin tertunda beberapa minggu atau
bulan jika BPD berkembang pada bayi dengan PMH yang parah yang
dipasang ventilasi mekanik.4,10
Scoring system yang sering digunakan pada bayi preterm dengan PMH
adalah skor downes
Skor
Pemeriksaan
0 1 2
Frekuensi napas <60 kali/menit 60-80 kali/menit >80 kali/menit
Retraksi Tidak ada Retraksi ringan Retraksi berat
retraksi
Sianosis Tidak ada Stenosis hilang Sianosis menetap
sianosis dengan O2 walaupun diberikan
O2
Air entry Udara masuk Penurunan Tidak ada udara masuk
ringan udara
masuk
Merintih Tidak merintih Dapat didengar Dapat didengar tanpa
dengan alat bantu
stetoskop
Sumber : Wood DW,Downes JJ Locks HI. Dikutip dari pustaka no. 2
EVALUASI
Total Diagnosis
1-3 Sesak napas ringan
4-5 Sesak napas sedang
6 Sesak napas berat
Sumber : Wood DW,Downes JJ Locks HI.
Dikutip dari pustaka no. 2
10
Kelainan kimia darah yang ditemukan disebabkan karena adanya
asidosis metabolik pada bayi. Pada pemeriksaan akan terlihat peninggian
asam laktat dan asam organik lain. Tinggi rendahnya asam laktat tersebut
tergantung dari berat ringannya penyakit. Bila kadarnya lebih dari 45
mg/dl, maka prognosis penyakit akan buruk. Pada pemeriksaan gas darah
akan ditemukan pula tanda asidosis metabolik lainnya seperti
merendahnya bikarbonat standar, adanya defisit basa dan penurunan pH.
Gambara pH darah kadang-kadang dapat menentukan prognosis bayi; pH
darah kadang-kadang dapat menentukan prognosis bayi; pH darah yang
menetap dibawah 7,20 untuk beberapa jam menandakan proses asidosis
yang berat dan prognosisnya buruk. Pemeriksaan gas darah menunjukkan
PaO2 yang menurun disebabkan berkurangnya absorpsi dalam paru dan
adanya pirau venoarterial, dan pCO2 akan meningkat.6
11
2.6.2 Gambaran Radiologi
12
Gambar 3. Klasik penyakit membran hialin (PMH). Dada berbentuk lonceng adalah
karena kurang aerasi umum. Volume paru-paru berkurang, parenkim paru-paru
memiliki pola retikulogranular menyebar, dan terdapat bronkogram udara perifer
memperluas.3
13
Gambar 5. Penyakit membran hialin (PMH) berat. Kekeruhan reticulogranular
didapatkan sepanjang kedua lapang paru-paru, dengan air bronchogram menonjol dan
mengaburkan bayangjantung secara total. Daerah kistik di paru-paru kanan dapat
14
jantung tidak kelihatan dan pembentukan bronkogram udara menjadi
lebih menonjol. Pada penyakit yang lebih berat, paru-paru muncul
opak dan bronkograms udara menjadi jelas, dengan bayang-bayang
cardiomediastinal tidak kelihatan sama sekali. 3
15
interstitial emphysema [PIE]), yang memiliki gambaran berliku-liku, 1 -
untuk 4-mm linier lusen yang berukuran relatif seragam. Ini memancar
keluar dari daerah hilus.Setelah mendapat dukungan ventilasi selama
berhari-hari, fibrosis interstisial terjadi akibat dari efek kumulatif dari
beban terapeutik pada parenkim paru. Fibrosis ini sering disertai dengan
nekrosis eksudatif dan gambaran sarang lebah dari paru-paru pada
radiografi dada. Kondisi ini disebut sebagai displasia bronkopulmonalis
(bronchopulmonary dysplasia [BPD]). Penampilan sarang lebah
menunjukkan kelompok alveolar yang mengalami distensi secara fokal
pada paru-paru terluka dan immatur. 3
Ultrasonografi3,8
16
2.6.3 Uji Kematangan Paru7
Tes yang dipercaya saat ini untuk menilai kematangan paru janin adalah
tes kematangan paru yang biasanya dilakukan pada bayi prematur
yang mengancam jiwa untuk mencegah terjadinya Neonatal Respiratory
Distress Syndrome (RDS).
17
yang tak teridentifikasi yang susunannya mirip lesithin, sehingga hasil
rasio L/S meningkat palsu.
Shake test ini bardasarkan sifat dari permukaan cairan fosfolipid yang
membuat dan menjaga agar gelembung tetap stabil. Pada janin, cairan
paru biasanya ditelan sehingga aspirasi dari cairan lambung dalam 30
menit setelah lahir sebagian besar terdiri dari cairan paru yang ditelan atau
cairan amnion. Oleh karena itu, aspirasi dari cairan lambung dapat
digunakan untuk evaluasi apabila surfaktan terdapat pada paru-paru janin
sewaktu lahir. Dengan mengocok cairan aspirat lambung 0.5 cc, NaCl
0.9% 0.5 cc dan alkohol 1 cc lalu dikocok dengan keras dan didiamkan
selama 15 menit. Dengan mengocok cairan amnion dengan alkohol akan
terjadi hambatan pembentukan gelembung oleh unsur yang lain dari
cairan amnion seperti protein, garam empedu dan asam lemak bebas. Pada
alkohol dengan konsentrasi 47.5%, stable bubble yang dibentuk oleh
karena pengocokan akan menetap oleh karena adanya lechitin.
Bila didapatkan ring yang utuh dengan pengenceran lebih dari 2 kali
(cairan amnion: alkohol) atau hasil positive gelembung (+), maka
merupakan indikasi maturitas paru janin
18
Gambar. 3 Cara melakukan shake test7
Kelainan metabolik
Kelainan hematologik
Kebocoran udara paru
Anomali kongenital dari paru-paru
Antara diagnosis differensial penyakit membran hialin adalah:
Anemia, akut
Sindrom Aspirasi
Reflux gastroesofageal
Hipoglikemia
Pneumomediastinum
Pneumonia
Pneumotoraks
Polisitemia
Sindrom Kematian Bayi Mendadak
19
Takipnea Transien dari Bayi
2.8 PENATALAKSANAAN6,7
Tindakan umum ini terutama dilakukan pada penderita ringan atau sebagai
tindakan penunjang pada penderita ringan atau sebagai tindakan penunjang pada
penderita berat. Termasuk dalam tindakan ini adalah mengurangi manipulasi
terhadap penderita dan mengusahakan agar penderita ada dalam suasana
lingkungan yang paling optimal. Suhu bayi dijaga agar tetap normal (36,3 37C)
dengan meletakkan bayi dalam inkubator antara 70 80%.
Makanan peroral sebaiknya tidak diberikan dan bayi diberi cairan intravena yang
disesuaikan dengan kebutuhan kalorinya. Adapun pemberian cairan ini bertujuan
untuk memberikan kalori yang cukup, menjaga agar bayi tidak mengalami
dehidrasi, mempertahankan pengeluaran cairan melalui ginjal dan
mempertahankan keseimbangan asam basa tubuh. Dalam 48 jam pertama
biasanya cairan yang diberikan terdiri dari glukosa/dekstrose 10% dalam jumlah
100 ml/KgBB/hari. Dengan pemberian secara ini diharapkan kalori yang
dibutuhkan (40 kkal/KgBB/hari) untuk mencegah katabolisme tubuh dapat
dipenuhi. Tergantung ada tidaknya asidosis, maka cairan yang diberikan dapat
pula berupa campuran glukosa 10% dan natrium bikarbonat 1,5% dengan
perbandingan 4 : 1. Untuk hal ini pemeriksaan keseimbangan asam basa tubuh
perlu dilakukan secara sempurna. Disamping itu pemeriksaan elektrolit perlu
diperhatiakn pula.
20
Tindakan khusus meliputi :
1.Pemberian O2
21
2. Pemberian Antibiotik
Ruptur alveolar
Infeksi
Perdarahan intrakranial dan leukomalasia periventrikular
Patent ductus arteriosus (PDA) dengan meningkatnya pirau kiri-ke-
kanan
Perdarahan paru-paru
Necrotizing enterocolitis (NEC) dan / atau perforasi
gastrointestinal (GI)
Apnea pada bayi prematur
22
Komplikasi kronis penyakit membran hialin meliputi:
Bronchopulmonary dysplasia (BPD)
Gangguan neurologis
a. Ruptur alveolar
b. Infeksi
23
membrane hialin yang membutuhkan ventilasi mekanik.
Ultrasonografi kranial dilakukan pada minggu pertama dan
selanjutnya seperti yang diindikasikan pada neonatus prematur
yang lebih muda dari usia kehamilan 32 minggu. Profilaksis
terapi indometasin dan steroid antenatal telah menurunkan
frekuensi perdarahan intrakranial pada pasien dengan PMH.
Hypokarbia dan korioamnionitis dikaitkan dengan peningkatan
leukomalacia periventrikular.
e. Perdarahan paru
24
f. NEC dan/atau perforasi GI
g. Apnea prematuritas
h. Bronkopulmonary displasia
25
i. Retinopati pada bayi prematur (RBP)
j. Gangguan neurologis
2.10 PENCEGAHAN2
26
Pemberian kortikosteroid yang dilakukan pada persalinan prematur kurang
dari 37 minggu yang dapat ditunda selama 48 jam ternyata menurunkan angka
kejadian penyakit membran hialin dan merangsang pembentukan surfaktan pada
paru yang belum matang.
2.11 PROGNOSIS6
27
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Hyalin membran disease atau yang dikenal juga sebagai sindrom
gangguan napas pada bayibaru lahir adalah suatu penyakit paru-paru akut yang
disebabkan oleh defisiensi surfaktan yang dapat menyebabkan kolapsnya alveolar.
Kondisi ini terutama terlihat pada bayi prematur usia kehamilan dibawah 32
minggu. Keadaan ini merupakan penyebab tersering kematian pada bayi bru lahir.
Diperkirakan 30% dari kematian neonatus diakibatkan oleh penyakit membran
hialin (PMH) atau komplikasinya. PMH terutama terjadi pada bayi premature,
insidennya berbanding terbalik dengan umur kehamilan dan berat badannya.
28
DAFTAR PUSTAKA
29