Вы находитесь на странице: 1из 8

Uji Toksisitas Akut Oli Bekas...Syamsul Rizal dan Julianty,.. Sainmatika,.. Volume 6, No. 1,. Juni 2009 ,.

1-8

UJI TOKSISITAS AKUT OLI BEKAS TERHADAP MORTALITAS


BENIH IKAN NILA (Oreochromis niloticus L.)

Syamsul Rizal, dan Julianty


e-mail: syamsul_rizal_msi@yahoo.com

Dosen Jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas PGRI Palembang

ABSTRACT

The development of a rapidly growing industry on the one hand have to


improve the economy and welfare of the community, but on the other hand has
increased environmental pollution, one of the pollution on bodies of water. The
impact of pollution on water bodies such as the depopulation of aquatic biota, as one
as fishes. One of the pollutants entering the water body is used lubricating oil (used
oil) is discharged directly into drains and eventually into the water body. To
determine the impact of used oil contamination testing is done by using the seed of
ikan nila (Oreochromis niloticus L.) as test animals. This research was conducted in
January 2007, held in Fisheries Research Laboratory of Public Waters (BRPPU)
Palembang. This study uses bioassays (bioassay) medium with the static testing be
done in two stages, ie preliminary test and toxicity test. The results showed that the
concentration 0533%, 0.439% and 0.228% have been able to kill more than 50% by
the exposure of test animals 24, 48, and 96 hours. Then with time 1539.92 min in
0.5% concentration and time of 691.83 minutes at a concentration of 0.9% may kill
more than 50% of test animals.

Key words: lubricant oil, acute toxicity, bioassay

ABSTRAK

Perkembangan industri yang tumbuh dengan pesat di satu sisi telah


meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat, namun di sisi lain telah
meningkatkan pencemaran lingkungan, salah satunya pencemaran pada badan-badan
perairan. Dampak dari pencemaran pada badan-badan perairan diantaranya
menurunnya populasi biota perairan, salah satunya ikan. Salah satu zat pencemar yang
masuk ke badan perairan adalah minyak pelumas bekas (oli bekas) yang dibuang
langsung ke saluran air dan akhirnya masuk ke badan perairan. Untuk mengetahui
dampak dari pencemaran oli bekas maka dilakukan pengujian dengan menggunakan
benih ikan nila (Oreochromis niloticus L.) sebagai hewan uji. Penelitian ini
dilaksanakan pada bulan Januari 2007, bertempat di Laboratorium Balai Riset
Perikanan Perairan Umum (BRPPU) Palembang. Penelitian ini menggunakan metode
bioassays (uji hayati) dengan medium statik yang dilakukan dalam dua tahap
pengujian, yaitu uji pendahuluan dan uji toksisitas. Hasil penelitian menunjukkan
konsentrasi 0.533%, 0,439%, dan 0,228 % telah dapat membunuh lebih dari 50%
hewan uji dengan masa pendedahan 24, 48, dan 96 jam. Selanjutnya dengan waktu
1539,92 menit pada konsentrasi 0,5% dan waktu 691,83 menit pada konsentrasi 0,9%
dapat membunuh lebih dari 50% hewan uji.

Kata kunci: minyak pelumas, toksisitas akut, uji hayati

ISSN 1829.586x 1
Uji Toksisitas Akut Oli Bekas...Syamsul Rizal dan Julianty,.. Sainmatika,.. Volume 6, No. 1,. Juni 2009 ,.1-8

PENDAHULUAN dengan cepat ikan mempunyai


kemampuan menghindari diri bahan-
Sejak jumlah manusia bahan pencemar yang masuk ke badan
bertambah banyak maka muncul perairan. Akan tetapi ikan yang hidup
berbagai macam industri. Munculnya pada habitat yang terbatas seperti
berbagai macam industri, akan sungai, danau dan teluk akan
berdampak terhadap air. Salah satu mengalami kesulitan untuk melarikan
masalah yang merisaukan adalah diri dan menghindari bahan-bahan
pencemaran air. Pencemaran air pencemar tersebut.
mempunyai pengaruh yang sangat besar Salah satu ikan yang sangat
terhadap kehidupan manusia. Tidak peka terhadap perubahan lingkungan
hanya mengancam kehidupan manusia yang dapat menunjukkan reaksi fisik air
tetapi juga mengancam kehidupan jenis- maupun terhadap adanya senyawa
jenis jasad hidup di perairan. pencemar yaitu ikan nila (Oreochromis
Pencemaran air berasal dari niloticus L.) sehingga apabila suatu
beberapa sumber yaitu berasal dari limbah masuk ke dalam tempat
limbah rumah tangga, pestisida, bahan- pemeliharaan ikan nila maka laju
bahan kimia dari industri maupun pertumbuhan ikan tersebut akan
rumah sakit dan lembaga-lembaga terganggu hingga mengakibatkan
pemerintahan. Kegiatan sektor kematian ( Khairuman dan Amri,
pariwisata juga dapat menimbulkan 2003).
limbah melalui sarana transportasi Salah satu limbah yang
dengan limbah gas buangan di udara, mencemari perairan yaitu limbah
tumpahan minyak dan oli di laut minyak pelumas (oli) yang berasal dari
sebagai limbah perahu atau kapal. bocoran kapal atau tangki kapal yang
Komponen bahan minyak yang berat meledak serta buangan pergantian oli
akan tenggelam di dasar laut sehingga kapal di sepanjang badan perairan. Oli
berpengaruh terhadap ekosistem laut berfungsi sebagai pelumas agar mesin
(Darmono, 2001). berjalan mulus dan bebas gangguan
Pencemaran badan perairan sekaligus berfungsi sebagai pendingin
sebagai dampak dari buangan berbagai dan penyekat. Minyak pelumas atau oli
jenis industri telah menjadi suatu mengandung senyawa hydrokarbon
masalah yang cukup serius. Masalah seperti benzen yang merupakan
tersebut timbul antara lain karena belum komponen utama zat beracun sehingga
sempurnanya sistem pengendalian dan apabila oli dibuang ke perairan dapat
pengolahan industri. Sebelum bahan membunuh ikan yang menetap di
tersebut memasuki ekosistem pengaruh perairan tersebut (Sugiharto, 1987).
yang ditimbulkan oleh limbah industri Selain itu juga oli yang telah
sangat tergantung dari toksisitas bahan terpakai akan bercampur dengan
itu sendiri, selain itu juga ditentukan bahan-bahan logam yang berbahaya
oleh respon dan kemampuan faktor yang berasal dari mesin kapal seperti
lingkungan yang menetralisir pengaruh timah dan besi sehingga apabila oli
yag merugikan dari bahan tersebut yang telah dipakai dibuang ke perairan
(Anonymous, 1979). akan mengakibatkan terganggunya
Ikan merupakan jenis organisme kehidupan jasad-jasad hidup di perairan
air yang dapat bergerak dengan cepat di khususnya bagi ikan yang sangat
dalam air. Karena dapat berenang sensitif terhadap perubahan lingkungan

ISSN 1829.586x 2
Uji Toksisitas Akut Oli Bekas...Syamsul Rizal dan Julianty,.. Sainmatika,.. Volume 6, No. 1,. Juni 2009 ,.1-8

akan mengalami kerusakan pada organ- HASIL DAN PEMBAHASAN


organ tubuh hingga mengakibatkan
kematian. Oli bekas yang dibuang ke
Dari kasus-kasus pencemaran perairan memiliki kandungan kimia
air yang telah terjadi yang dapat yang bersifat toksik terhadap mortalitas
mengganggu dan merusak jasad-jasad hidup di perairan khususnya
keseimbangan ekosistem di perairan bagi ikan-ikan yang hidup di perairan
maka perlu diketahui lethal consentrtion tersebut, salah satunya adalah ikan nila
(LC50) dan lethal time (LT50) benih ikan yang memiliki daya sensitifitas yang
nila (Oreochromis niloticus L.) dengan tinggi terhadap zat-zat beracun. Untuk
melakukan pengujian toksisitas akut oli mengetahui persentase kematian benih
bekas sebagai sumber limbah dan benih ikan nila (Oreochromis niloticus L.)
ikan nila (Oreochromis niloticus L.) yang disebabkan oleh toksisitas oli
sebagai hewan uji hayati. bekas dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1 tersebut menunjukan
BAHAN DAN METODE bahwa semakin tinggi kosentrasi oli
bekas yang diaplikasikan, semakin
Penelitian ini dilaksanakan pada besar pula kandungan zat toksik yang
bulan Januari 2007, bertempat di terkandung di dalamnya yang
Laboratorium Balai Riset Perikanan mengakibatkan persentase benih ikan
Perairan Umum (BRPPU) Palembang. nila yang mati semakin tinggi. Hal ini
Alat-alat yang digunakan yaitu terjadi karena senyawa toksik yang
akuarium kaca (p = 30 cm, l = 25 cm, terkandung di dalam oli bekas
dan t = 20 cm), stopwatch, gelas ukur terakumulasi pada tubuh benih ikan
(ukuran 1000ml), beaker glass (ukuran nila, sehingga tubuh benih ikan nila
5000 ml dan 100 ml), fiber glass (d = tidak mampu menetralisir senyawa
130 cm dan T = 60 cm), filter air dan toksik tersebut. Persentase kematian
aerator. Sedangkan bahan-bahan yang tertinggi terdapat pada perlakuan 0.5%
digunakan yaitu benih ikan nila yang membunuh 100% hewan uji yaitu
(Oreochromis niloticus L.) umur 2 benih ikan nila dan persentase terendah
bulan dengan panjang rata-rata 2,0 cm terdapat pada perlakuan 0.1% dimana
dan berat 1,0 1,5 g, aquades, pakan semua hewan uji yaitu benih ikan nila
ikan, indikator pH dan oli bekas. masih dapat bertahan hidup.
Penelitian ini menggunakan Selain itu juga lama waktu
metode bioassays (uji hayati) dengan pendedahan menentukan persentase
medium statik yang dilakukan dalam kematian benih ikan nila. Semakin
dua tahap yaitu : tinggi konsentrasi oli bekas yang
1. Uji Pendahuluan yang bertujuan terkandung dalam medium stastis
untuk mendapatkan kisaran semakin singkat pula daya tahan hidup
konsentrasi (critical range) yang ikan uji tersebut artinya semakin cepat
akan digunakan pada saat uji kematian benih ikan nila yang diuji
toksisitas sebagai hewan uji.
2. Uji toksisitas akut bertujuan untuk
mengetahui jumlah dan waktu
tengahan (LC50 dan LT50) yang
menyebabkan benih ikan nila mati.

ISSN 1829.586x 3
Uji Toksisitas Akut Oli Bekas...Syamsul Rizal dan Julianty,.. Sainmatika,.. Volume 6, No. 1,. Juni 2009 ,.1-8

120
P e r s e n ta s e K e m a ti a n B e n i h

100
I k a n N i l a (% )

80

60

40

20

0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1
Konsentrasi Oli Bekas (%)

24 Jam 48 Jam 96 Jam

Gambar 1. Grafik persentase benih ikan nila (Oreochromis niloticus L.) yang mati
selama 24 jam, 48 jam dan 96 jam pendedahan pada medium statis

Selanjutnya untuk mengetahui jam, 48 jam dan 96 jam pendedahan


konsentrasi letal (LC50%) oli bekas dapat dilihat pada tabel 1.
terhadap benih ikan nila selama 24

Tabel 1. Konsentrasi letal (LC50) terhadap benih ikan nila (Oreochromis niloticus)
yang didedah selama24 jam, 48 jam dan 96 jam.

Waktu Perlakuan LC50 (%) Interval Kepercayaan 95%


(jam) Batas Atas Batas Bawah
(%) (%)
24 0.533 0.571 0.497
48 0.439 0.459 0.419
96 0.228 0.280 0.185

Dari tabel 1 dapat dilihat nilai kemampuan untuk membunuh ikan uji.
LC50 pada 24 jam sebesar 0.533% yang Bahan penting yang bersifat toksik
berarti bahwa pada pemberian oli terkandung dalam oli bekas adalah
bekas dengan konsentrasi 0.533% senyawa hidrokarbon yaitu aromatik
sudah dapat menyebabkan kematian yang mengandung senyawa benzen
ikan uji sebanyak 50% dari jumlah dan juga senyawa-senyawa logam
ikan uji dalam waktu 24 jam. Hasil yang berasal dari mesin kapal seperti
tersebut menunjukkan bahwa oli bekas tembaga, besi, alumunium, timah atau
bersifat toksik dan memiliki magnesium (Fressenden dan

ISSN 1829.586x 4
Uji Toksisitas Akut Oli Bekas...Syamsul Rizal dan Julianty,.. Sainmatika,.. Volume 6, No. 1,. Juni 2009 ,.1-8

Fressenden, 1982). Dari tabel 1 juga terhadap benih ikan nila maka semakin
dapat dilihat adanya batas atas dari singkat waktu yang dibutuhkan untuk
selang kepercayaan 95% yaitu membunuh benih ikan uji. Hal ini
0.497%, dan batas bawah 0,571% menjelaskan bahwa oli bekas memiliki
yang dapat menyebabkan 50% benih daya bunuh atau bersifat toksik dan
ika uji. tidak dapat ditoleransi oleh benih ikan
Demikian pula halnya pada 48 nila. Menurut Hanafiah (2004) oli
jam berikutnya nilai LC50 yang bekas yang dibuang ke tanah
didapatkan sebesar 0.439% yang berdampak negatif terhadap aktivitas
berarti bahwa pada pemberian oli maupun populasi mikrobia tanah, yang
bekas dengan konsentrasi 0.439% diperkirakan disebabkan oleh adanya
sudah dapat menyebabkan kematian logam-logam berat yang terkandung
ikan uji sebanyak 50% dari seluruh dalam oli bekas dan senyawa aromatik
jumlah ikan dalam waktu 48 jam hasil dekomposisi parsial dari oli
dengan batas bawah 0.419% dan batas tersebut yang bersifat toksik bagi
atas 0.459%. Pada saat pendedahan mikrobia secara umum. Sama halnya
selama 96 jam (4 hari) konsentrasi oli pada oli bekas yang dibuang ke
bekas yang dapat membunuh 50% ikan perairan akan berdampak negatif
uji sebesar 0.228% yang berarti bahwa terhadap aktivitas jasad-jasad hidup
pada pemberian oli bekas dengan diperairan, karena didalam oli bekas
konsentrasi 0.228% sudah dapat mengandung senyawa benzen yang
menyebabkan kematian benih ikan nila bersifat toksik dan mengandung
sebanyak 50% dari seluruh ikan uji senyawa logam yang dapat tenggelam
dalam waktu 96 jam. Konsentrasi ke dasar perairan, sehingga dapat
0.185% adalah konsentrasi minimum terserap oleh biota perairan dan
oli bekas yang masih mampu menimbulkan kematian bagi organisme
membunuh 50% (LC50) benih ikan nila yang hidup diperairan tersebut
dalam waktu 96 jam pendedahan. (Darmono, 2001).
Sedangkan konsentrasi 0.280% adalah Untuk melihat hubungan antara
konsentrasi maksimum oli bekas yang konsentrasi yang diberikan dengan
telah dapat membunuh 50% ikan uji. lama waktu waktu oli bekas yang dapat
Hal ini menunjukan bahwa menyebabkan 50% (LT50) kematian
semakin tinggi konsentrasi oli bekas benih ikan nila (Oreochromis
yang diberikan pada medium statis niloticus) dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Waktu kematian 50% (LT 50) benih ikan nila yang diberikan perlakuan oli
bekas pada medium statis .

Perlakuan Konsentrasi LT50 Interval Kepercayaan 95%


Oli Bekas(%) (menit) Batas Atas Batas Bawah
(menit) (menit)
0.5 1539.92 1555.24 1524.75
0.6 912.01 1047.12 792.50
0.7 758.57 812.83 691.83
0.8 691.83 724.43 648.63
0.9 691.83 731.1 653.1

ISSN 1829.586x 5
Uji Toksisitas Akut Oli Bekas.Syamsul Rizal dan Julianty., Sainmatika,.. Volume 6,. No. 1,. Juni,.. 2009 ,. 1-8

Pada tabel 2 dapat dilihat sedangkan pada 731.1 menit


adanya hubungan antara konsentrasi merupakan waktu maksimum limbah
zat toksik dengan aktivitas zat toksik oli bekas, dimana waktu tersebut
yang merupakan hubungan mampu membunuh ikan uji lebih
eksponensial dari waktu (Connell dan banyak pada konsentrasi oli bekas
Miller, 2006), yang berarti aktivitas yang diberikan sebanyak 0.9%. Hal ini
racun dalam membunuh ikan uji menjelaskan bahwa kepada kita bahwa
tergantung pada waktu atau lamanya limbah oli bekas yang dibuang
pendedahan racun terhadap ikan uji. keperairan dalam jumlah yang banyak
Pada konsentrasi 0.5%-0.9% memberikan pengaruh yang negatif
ikan yang didedah 100% mati selama terhadap kelangsungan hidup ikan nila
96 jam sehingga nilai LT50 dapat dalam waktu yang cepat dapat
dihitung. menyebabkan kematian.
Dari tabel 2 juga dapat dilihat Dampak dari toksisitas oli
bahwa dengan konsentrasi 0,5% bekas itu sendiri bagi benih ikan nila
selama 1539.92 menit oli bekas dapat yaitu terjadinya gangguan saluran
membunuh 50% dari ikan uji dengan pencernaan dan hati yang
selang kepercayaan 95%, batas atas memproduksi enzim pencernaan yang
1555.24 menit dan batas bawah masuk melalui air yang mengandung
1524.75 menit. Sedangkan nilai LT50 dosis toksik tersebut. Menurut Gardner
untuk konsentrasi 0.6% didapatkan dan Yevich (1970), ikan Fundulus
waktu kematian benih ikan nila hateroclitus yang dipelihara dalam air
selama 912.01 menit dengan selang yang mengandung senyawa toksik
kepercayaan 95%, batas atas 1047.12 logam mengalami perubahan patologi
menit dan batas bawah 792.50 menit. yang terjadi setelah 1 jam pendedahan
Untuk LT50 dengan konsentrasi 0.7% yaitu terjadinya pembengkakan
didapatkan waktu kematian benih ikan mukosa usus. Selain itu pada alat
nila selama 758.57 menit dengan pencernaan juga dapat terjadi
selang kepercayaan 95%, batas atas kerusakan pada organ eksresi yaitu
812.83 menit dan batas bawah 691.83 ginjal. Ginjal berfungsi untuk filtrasi
menit. Untuk LT50 dengan yang mengekresikan bahan yang
konsentrasi 0.8% didapatkan waktu biasanya tidak dibutuhkan oleh tubuh,
kematian benih ikan selama 691.83 termasuk bahan beracun yang berada
menit dengan selang kepercayaan 95%, didalam oli bekas seperti zat aromatik
batas atas 724.43 menit dan batas yaitu benzen dan unsur-unsur logam
bawah 648.63 menit. Selanjutnya berat. Zat-zat tersebutlah yang
untuk LT50 pada konsentrasi 0.9% menyebabkan ginjal mengalami
adalah selama 691.83 menit yang kerusakan.
berarti bahwa pada menit ke 691.83 Akibat pengaruh toksik oli
konsentasi 0.9% oli bekas dapat bekas ini yang mengandung zat
membunuh 50% ikan uji dengan selang aromatik dan unsur-unsur logam berat
kepercayaan 95% yaitu batas atas yang membahayakan menyebabkan
731.1 menit dan batas bawah 653.1 jaringan tubuh benih ikan juga dapat
menit yang berarti bahwa 653.1 menit mengalami kerusakan. Seperti hewan
merupakan waktu minimum limbah oli darat lainnya, zat-zat beracun seperti
bekas yang masih mampu membunuh logam berat biasanya terbawa oleh
ikan uji dalam jumlah yang kecil sistem aliran darah dan kemudian

ISSN 1829.586x 6
Uji Toksisitas Akut Oli Bekas.Syamsul Rizal dan Julianty., Sainmatika,.. Volume 6,. No. 1,. Juni,.. 2009 ,. 1-8

didistribusikan kedalam jaringan tubuh Examination of Water and


lainnya. Menurut Darmono (2001), Wastewater. American Public
proses bioakumulasi logam dalam Health Association. Fiveteenth
jaringan ikan cukup bervariasi, editions. Washinghton DC.
tergantung dari jenis logam dan spesies
ikan, dalam dosis yang sama Connell, D. W., dan Miller, G.J., 2006.
akumulasinya dalam jaringan berbeda- Kimia dan Ekotoksikologi
beda tetapi akumulasi logam tersebut Pencemaran. Diterjemahkan
kedalam jaringan juga tergantung pada oleh Yanti Koestoer.
faktor lingkungan yaitu suhu air, kadar Universitas Indonesia-press.
garam, pH dan bentuk senyawa logam Jakarta.
yang terlarut dalam air. Kerusakkan
akan terjadi juga pada insang benih Darmono, 2001. Lingkungan Hidup
ikan nila karena insang merupakan dan Pencemaran. Universitas
organ yang penting pada ikan, karena Indonesia. Bogor.
insang sangat peka terhadap pengaruh
toksisitas zat beracun. Dari kerusakan Fessenden, R. J. dan Fessenden, J. S.,
organ-organ tubuh benih ikan nila yang 1982. Kimia Organik.
disebabkan oleh limbah oli bekas maka Diterjemahkan oleh Aloysius
dengan waktu yang cepat dan singkat Handaya Pudjaatmaka.
akan berdampak kematian bagi benih Erlangga. Jakarta.
ikan nila tersebut.
Fujaya, Y., 2004. Fisiologi Ikan.
KESIMPULAN Rineka Cipta. Jakarta.

Dari hasil penelitian dapat Gaffar, A. K, 2006. Pengaruh


disimpulkan: Pemberian Natrium Chlorida
1. Tinggi rendahnya konsentrasi oli Terhadap Toksisitas Air Rawa
bekas yang diaplikasikan Masam Pada Ikan Mas
berpengaruh terhadap lama waktu (Cryprinus carpio L.). Jurnal
kematian benih hewan uji. Sainmatika Vol. 3 No. 1.
2. Semakin tinggi konsentrasi oli Fakultas MIPA Universitas
bekas yang diberikan semakin PGRI Palembang.
tinggi persentase kematian benih
ikan uji. Gardner, G.R. dan P.P.Yevich (1970)
3. Oli bekas yang di buang keperairan Histologibal and
akan berdampak negatif bagi jasad- Hematological Responses of an
jasad hidup di perairan, khususnya Estuariane Teleost to
benih ikan nila (Oreochromis cadmium. J. Fish. Res. Bd.
niloticus) yang memiliki daya Canada.
sensitifitas yang tinggi terhadap
zat-zat beracun. Goenarso, D., 2006. Perubahan Faal
Ikan Sebagai Indikator
DAFTAR PUSTAKA Kehadiran Insektisida dan
Deterjen Dalam Air. www.
APHA, AWWA, and WPCF, 1981. digilib.bi.itb.ac.id. 24 januari
Standard Methods for the 2007.

ISSN 1829.586x 7
Uji Toksisitas Akut Oli Bekas.Syamsul Rizal dan Julianty., Sainmatika,.. Volume 6,. No. 1,. Juni,.. 2009 ,. 1-8

Hanafiah, F. A., 2004. Dampak Manalu, A. P., 2001. Mengelola


Pencemaran Oli Bekas Limbah Katalis Menjadi
Terhadap Mikrobiodiversitas Batako dan Keramik. www.
tanah latasol. Jurnal mail-archive.com. 24 januari
Pengelolahan Lingkungan dan 2007.
Sumber Daya Alam Vol. 2 Murty, A. S., 1943. Toxicity Of
No. 1. Universitas Sriwijaya Pesticides To Fish. CRC Press,
Palembang. Inc. Boca Raton, Florida.

Julkipli, 2003. Uji Mutagenetias Sastrawijaya, A.T., 2000. Pencemaran


Limbah Oli Bekas Kendaraan Lingkungan. Rineka Cipta.
Bermotor Pada Bawang Merah Surabaya.
(Allium cepa).
www.wandaramdan@gmail.co Soemirat, J., 2003. Toksikologi
m. 10 Februari 2007. Lingkungan. Gadjah Mada
University Press. Yogyakarta.
Kardi. K. M. G., 2004.
Penanggulangan Hama dan Sugiharto, 1982. Dasar-Dasar
Penyakit Ikan. Bina Adiaksara. Pengelolahan Air dan imbah.
Jakarta. Universitas Indonesia. Jakarta.

Khairuman dan Amri, K., 2003. Suyanto, S. R., 2005. Nila. Swadaya.
Budidaya Ikan Nila. Jakarta.
Agromedia Pustaka. Jakarta.
Wijayanto, S.E., 2005. Limbah B3 dan
Kristanto, P., 2000. Ekologi Kesehatan. www.
Lingkungan. Andi Yogyakarta. diskesjatim.go.id. 24 januari
Yogyakarta. 2007.

ISSN 1829.586x 8

Вам также может понравиться