Вы находитесь на странице: 1из 21

LAPORAN PENDAHULUAN

CA KULIT

A. PENGERTIAN
Kulit merupakan organ tubuh paling luar yang melindungi tubuh manusia
dari lingkungan hidup sekitar (Budimulya, 2005). Seperti organ tubuh lain pada
umumnya, kulit juga tersusun dari jutaan sel.2 Normalnya, sel-sel di dalam tubuh akan
membelah lebih cepat pada masa pertumbuhan, sedangkan pada masa dewasa sel akan
lebih banyak membelah untuk menggantikan sel-sel yang mati atau untuk memperbaiki
kerusakan jaringan (Marija, 2008)

Sel kanker terjadi akibat kerusakan dari DNA. Sel kanker akan terus tumbuh
dan membelah menjadi sel yang abnormal dan juga dapat meluas ke jaringan yang
normal (metastasis). Kanker pada kulit merupakan tiga serangkai keganasan pada
umumnya yang sering ditemukan di Indonesia selain kanker serviks dan kanker
payudara, oleh karena itu pengetahuan yang lebih dalam mengenai epidemiologi,
etiologi, perkembangan penyakit, dan pengobatan diperlukan agar insiden yang terjadi
tidak semakin tinggi di kemudian hari (Marija, 2008)

Kanker kulit adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh berubahnya sifat-sifat
penyusun sel kulit yang normal menjadi ganas, dimana sel-sel akan terus membelah
menjadi bentuk yang abnormal secara tidak terkontrol akibat kerusakan DNA.1,2,3 Bila
dilihat dari segi histopatologik memiliki struktur yang tidak teratur dengan diferensiasi
sel dalam berbagai tingkatan pada kromatin, nukleus, dan sitoplasma (Budimulya,
2005).

B. KLASIFIKASI
Kanker kulit memiliki tiga tipe utama yaitu :

1. Karsinoma Sel basal .

Karsinoma Sel Basal (Basalioma) adalah tipe kanker kulit terbanyak, bersifat
local invasif, jarang bermetastasis namun tetap memiliki peluang untuk menjadi
maligna karena dapat merusak dan menghancurkan jaringan sekitar.3,4 Karsinoma
Sel Basal muncul akibat radiasi sinar ultraviolet, biasanya di bagian wajah.3
Karsinoma Sel Basal jarang menyebabkan kematian serta mudah diterapi dengan
pembedahan maupun radiasi

2. Karsinoma Sel Skuamosa

Karsinoma sel skuamosa adalah tipe kedua terbanyak setelah Karsinoma Sel
Basal, berasal dari sel skuamosa pada lapisan epidermis kulit. Karsinoma Sel
Skuamosa bermetastasis lebih sering dari Karsinoma Sel basal, namun angka
metastasisnya tidak terlalu tinggi kecuali pada telinga, bibir, dan pasien
imunosupresi.

3. Melanoma Maligna

Melanoma Maligna adalah tumor yang berasal dari melanosit, merupakan


salah satu tumor yang paling ganas pada tubuh dengan resiko metastasis yang
tinggi.3 Melanoma Maligna dapat dibagi menjadi empat yaitu : Superficial
Spreading Melanoma (SSM), Nodular Melanoma (NM), Lentigo Malignant
Melanoma, dan Acral Lentiginous Melanoma (ALM).

( Mortont, 2008)
C. ETIOLOGI
Secara umum, kanker kulit memiliki banyak resiko yang potensial, antara lain :

1. Terpapar oleh radiasi sinar ultraviolet secara berlebihan (baik Ultraviolet A maupun
Ultraviolet B).

2. Luka yang lama tidak sembuh (chronic non-healing wounds), khususnya luka
bakar,diantaranya adalah Marjolins ulcer yang bisa berkembang menjadi Karsinoma
Sel Skuamosa.

3. Predisposisi genetik termasuk. Tahi lalat berukuran lebih besar dari 20 mm beresiko
tinggi berekmbang menjadi kanker.

4. Human papilloma virus (HPV) sering dihubungkan dengan Karsinoma Sel


Skuamosa pada genital, anus, mulut, faring, dan jari tangan.
5. Toksin arsenik merupakan salah satu resiko peningkatan insiden Karsinoma Sel
Skuamosa.3 Kekurangan beberapa vitamin dan mineral tertentu dan merokok

( Brannont, 2007 )
D. PATOFISIOLOGI

Kanker kulit atau skin cancer berawal dari tumor jinak ( tahi lalat, kista dll ) dan
tumor ganas ( kanker ). Diantaranya ada keadaan yang disebut prakanker, yaitu penyakit
kulit yang dapat berubah menjadi ganas atau kanker kulit. Misalnya kemerahan karena
terkena arsen atau matahari, jaringan parut menahun, beberapa jenis benjolan yang
membesar perlahan, penyakit kulit karena penyinaran, beberapa jenis tahi lalat, bercak
keputihan dirongga mulut atau lidah dan kemaluan, tahi lalat besar yang sudah ada
sejak lahir dan lain-lain. Disamping itu terdapat juga keadaan yang disebut
genodermatosis, yaitu penyakit kulit yang disebabkan oleh karena kelainan gen yang
dihubungkan dengan keganasan. Contohnya penyakit xeroderma pigmentosum.
Biasanya, sel kulit di dalam epidermis membahagi dengan teratur dan terkawal.

Sel baru lazimnya menolak sel lama ke permukaan luar kulit di mana sel lama ini
akan mati. Proses ini dikawal oleh DNA. Kanser kulit berlaku kerana terdapat gangguan
kepada proses ini di mana sel membahagi tanpa had dan membentuk ketumbuhan besar.
Keadaan-keadaan tersebut diatas ada kaitannya dengan kanker kulit.

E. TANDA DAN GEJALA


Berdasarkan klasifikasinya, tanda dan gejala kanker kulit adalah sebagai berikut:
1. Karsinoma Sel Basal (KSB)
Bagian tubuh yang terserang kanker sel basal biasanya wajah, leher dan
kulit kepala. Adapun tanda-tanda penyakit kanker berjenis ini adalah benjolan
yang agak berkilat, kemerahan dengan pinggir meninggi yang berwarna agak
kehitaman, kelainan seperti jaringan parut dan lecet atau luka yang tidak
sembuh-sembuh.
2. Karsinoma Sel Skuamosa (KSS)
Kanker jenis ini muncul sebagai nodul atau bercak-bercak merah kulit
bersisik atau mempunyai kelainan berupa benjolan-benjolan atau luka yang
tidak sembuh-sembuh.
3. Melanoma Maligna (MM)
Sel kanker ini tumbuh dari melanosit, yaitu sel kulit yang berfungsi
menghasilkan zat warna melanin sehingga informasi ini sangat penting sekali
bagi meraka yang memiliki tahi lalat yang kemudian mengalami perubahan baik
warna, ukuran maupun bentuknya. Tahi lalat terkadang terasa gatal dan bila
digaruk mengeluarkan darah. Kanker ini dicirikan dengan ABCD, yaitu A=
Asimetrik, bentuknya tak beraturan. B= Border atau pinggirannya juga tidak
rata. C= Color atau warnanya yang bervariasi dari satu area ke area lainnya, bisa
kecoklatan sampai hitam bahkan dalam kasus tertentu ditemukan berwarna
putih, merah dan biru. D= Diameternya lebih besar dari 6 mm.
(Stanganelli, 2010)

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Beberapa pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Foto polos di daerah lesi untuk melihat infiltrasi. Jika perlu dilakukan CT-scan
2. Biopsi insisi atau eksisi untuk menentukan diagnosis histopatologis
3. Radiologi, seperti X-foto toraks, X-foto tulang di daerah lesi dan CT-Scan/ MRI atas
indikasi.
4. Biopsi untuk pemeriksaan histopatologi, terdiri dari:
a. Lesi < 2 cm dilakukan biopsi eksisional
b. Lesi > 2 cm dilakukan biopsi insisional

G. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan yang dapat dilakukan pada pasien dengan penyakit kanker
kulit yaitu pembedahan, kemoterapi dan terapi biologis.
1. Pembedahan
Ahli bedah biasanya akan mengangkat lesi ditambah batas-batas
jaringan normal sekitarnya untuk mencegah berkembangnya kembali tumor.
Satu margin 1-2 cm sekeliling melanoma dipertimbangkan secara adekuat
untuk melanoma dengan ketebalan kurang dari 3mm. Lesi-lesi dengan
kedalaman lebih dari 1 mm tetapi kurang dari 3mm ditangani melalui
pembedahan dengan kesembuhan kira-kira 70-80%. Lesi dalam lebih dari 3
mm kemungkinan akan mengalami kekambuhan sekitar 40-50%. Batas-batas
reseksi sekeliling melanoma yang dalam ini biasanya direkomendasikan
menjadi paling sdikit 2-3cm. Terapi radiasi merupakan bentuk pengobatan
lainnya dengan penggunaan energi sinar X dosis tinggi, kobalt, electron atau
sumber-sumber radiasi lainnya untuk menghancurkan atau membunuh sel-sel
melanoma.
2. Kemoterapi
Kemoterapi dapat diberikan dengan berbagai cara. Salah satunya
adalah secara topikal, dimana agen-agen tersebut diberikan secara langsung
ada lesi. Agen-agen yang digunakan meliputi 5-fluorourasil atau psorelen.
Obat-obat yang paling umum digunakan untuk ini meliputi melpalan,
dakarbazasin ( DTIC) dan sisplatin. Cara yang dilakukan dalam memberikan
kemoterapi adalah secara sistemik. Saat ini, kemoterapi sistemik belum apat
membuktikan efektivitasnya dalam mencegah kambuhnya penyakit pada
pasien dengan jenis kanker fase dini. Tapi biasanya digunakan pada orang
pada penyakit yang menyebar secara luas.

3. Terapi Biologis
Terapi biologis juga disebut bioterapi atau immunoterapi. Bekerja baik
secara langsung ataupun tidak langsung melawan kanker dengan mengubah
cara-cara tubuh untuk bereaksi terhadap kanker. Bentuk umum dari bioterapi
di bawah penyelidikan untuk melanoma meliputi paksin, injeksi bskterium
yang diketahui sebagai BSG (basilus calmeete Guerin) dan penggunaan
interperon, interleunkin dan antibiotic monoclonal. Vaksinasi tersebut dibuat
dari melanoma yang diradiasi dan di nonaktifkan. Diharapkan vaksin-vaksin
tersebut akan mensintesis sistem imun untuk mengenal melanoma dan oleh
karenanya akan meningkatkan kemampuan system untuk menghancurkan
melanoma tersebut.
Injeksi BSG mempengaruhi stimulasi non spesifik dari system imun
dan sedang dipelajari sebagai terapi untuk pasien-pasien fase awal.
Diharapkan bahwa bahwa injeksi BSG secara langsung ke dalam metastase
nodul-nodul subkutan dapat menyebabkan regresi lesi. Penatalaksanaan
karsinoma ini bergantung pada lokasi tumor, tipe sel (lokasi dan kedalaman),
sifat-sifat yang invasif atau tidak anvasif dan ada tidaknya kelenjar limfe
yang mengalami metastase, tindakannya adalah sebagai berikut:
a. Eksisi Bedah
Tujuannya untuk mengangkat keseluruhan tumor.
b. Pembedahan mikrografik
Merupakan metode untuk mengangkat lesi kulit yang maligna.
c. Bedah Elektro
Merupakan teknik penghancuran atau penghilangan jaringan
dengan menggunakan energi listrik.
d. Bedah Beku
Tujuannya menghancurkan tumor dengan cara dee freezing
(alat jarumtermokopel). Dilakukan setelah dikemoterapi.

e. Terapi Radiasi
Terapi ini sering dilakukan untuk kanker kelopak mata, ujung hidung dan
daerah di dekat struktur yang vital.
Berdasarkan klasifikasinya, penatalaksanaan kanker kulit yang dapat dilakukan adalah
sebagai berikut:

1. Karsinoma Sel Basal (KSB)


Apabila diagnosa telah ditegakkan secara jelas bahwa penderita mengalami kanker
kulit berjenis sel basal maka tindakan yang dilakukan umumnya adalah pembedahan
atau pengangkatan jaringan kulit (kanker) secara komplit atau dapat pula dengan
tindakan penyinaran. Metode lainnya yang juga kerap dilakukan adalah bedah beku,
bedah listrik, laser, fotodinamik serta dengan obat-obatan baik yang dioleskan maupun
disuntikkan (kemoterapi).
2. Karsinoma Sel Skuamosa (KSS)
Tindakan terapi dan pengobatan pada kanker jenis ini cenderung sama dengan kanker
sel basal.
3. Melanoma Maligna (MM)
Melanoma Maligna merupakan jenis kanker kulit yang paling ganas, dapat menyebar
kebagian tubuh lainnya seperti kelenjar limfa. Tindakan yang dilakukan pada
penderita kanker jenis ini adalah pengangkatan secara komplit jaringan kanker dengan
jalan pembedahan, apabila telah diketahui terjadi penyebaran maka dibutuhkan
operasi lanjutan untuk mengangkat jaringan di sekitarnya. Jika sel kanker ditemukan
menyebar ke kelenjar limfa, maka mau tidak mau kelenjarnya juga diangkat.

Pada saat dilakukan terapi kanker kulit, hendaknya pasien melakukan beberapa
tindakan sebagi berikut:
1. Hindari mengkonsumsi makanan dan minuman yang mengandung zat-zat kimia.
2. Hindari segala bedak dan handbody lotion yang terbuat dari zat kimia.
3. Hindari terkena sinar matahari secara langsung diatas jam 9 pagi.
4. Minumlah suplemen yang mampu membersihkan kotoran yang melekat di
dinding usus (colon cleanshing). Dalam hal ini yang terbaik adalah kolak waluh
(labu parang) tanpa santan. Yang perlu diingat dalam mengkonsumsinya harus
ditambah air jeruk nipis. Minumlah 2 gelas sehari.
5. Buatlah suplemen yang banyak mengandung zat-zat anti oksidan, seperti juss
dari buah tomat sayur, buah anggur, buah wortel, dan taoge kacang hijau. Untuk
pembuatan juss, sebaiknya di blender selama 20 menit, jangan berhenti.
Tujuannya adalah agar ada injeksi oksigen ke dalam juss. Karena itu harus
langsung diminum habis, jangan dibiarkan lama karena oksigennya bisa
menguap lagi. Minumlah 2 gelas sehari.
6. Buatlah rebusan herbal yang banyak mengandung zat-zat anti oksidan. Herbal
ini antara lain daun benalu mangga, daun benalu teh, daun sukun, daun tapak
dara, daun mahkota dewa, temu putih.
7. Buatlah rebusan herbal yang lebih keras dari pada di atas. Bisa menggunakan
mahkota dewa, pace, jintan hitam. Minumlah 2 gelas sehari.
8. Buatlah bedak dari keladi tikus, ketela pohon tahunan yang beracun. Balurkan
bedak ini ke kankernya, 4 - 5 kali sehari.
9. Lakukanlah senam ayun tangan, 30 menit sehari.

H. PENCEGAHAN
1. Jangan mencoba berjemur untuk membuat kulit lekas berwarna coklat
kekuningan jika kulit mudah terbakar.
2. Hindari pajanan sinar matahari yang tidak diperlukan, khususnya ketika radiasi
sinar UV terjadi intensif antara pukul 10.00 15.00 WIB.
3. Jangan sekali-kali membiarkan kulit terbakar karena sinar UV.
4. Oleskan preparat tabir surya pelindung kulit jika harus berjemur di bawah terik
matahari. Preparat ini akan menghalangi pancaran sinar matahari yang
berbahaya.
5. Oleskan preparat tabir surya kembali sesudah terkena terik matahari dalam
waktu yang lama.
6. Gunakan pelembab bibir yang mengandung reparat tabir surya dengan angka
SPF tinggi.
7. Kenakan pakaian pelindung yang tepat (misalnya: topi, kemeja tangan panjang).
8. Jangan menggunakan lampu pemanas untuk membuat kulit berwarna cokelat
kekuningan.
I Konsep Asuhan Keperawatan

A. PENGKAJAN
a. Identitas klien
nama, tempat tanggal lahir, umur, jenis kelamin, alamat, suku, pendidikan, agama, no CM,
diagnosa medis.

b. Identitas penanggungjawab
nama, tempat tanggal lahir, umur, jenis kelamin, alamat, agama, suku, pendidikan, hubungan
dengan pasien.

2. Riwayat Kesehatan
Gejala pruritis, nyeri tekan dan rasa sakit yang bukan merupakan ciri khas nevus yang
benigna. Adanya perubahan yang terjadi pada nevus yang sudah ada sebelumnya atau
pertumbuhan lesi yang berpigmen.

3. Pemeriksaan Fisik
Kaca pembesar dan pencahayaan yang baik diperlukan dalam melakukan inspeksi kulit
untuk menentukan iregularitas dan perubahan pada nervus. Tanda-tanda yang menunjukkan
perubahan maligna mencakup berikut ini :
a. Warna yang bervariasi
warna yang dapat menunjukkan keganasan pada lesi yang coklat atau hitam adalah
bayangan warna merah, putih, dan biru; bayangan warna biru dianggap lebih
mengkhawatirkan.
Daerah-daerah putih dalam lesi yang berpigmen parlu dicurigai
Sebagian melanoma maligna tidak memiliki warna yang bervariasi tetapi sebaliknya
mempuntyai warna yang seragam (hitam kebiruan, kelabu kebiruan, merah kebiruan)
b. Tepi yang irreguler
identitas atau lekukan yang menyudut pada bagian tepi nevus harus dicatat
c. Permukaan yang irreguler
tonjolan permukaan yang tidak merata (topografi irreguler) dapat teraba atau terlihat.
Perubahan pada permukaan bisa licin hingga seperti sisik
sebagian melanoma noduler memiliki permukaan yang licin
Lokasi melanoma yang sering adalah kulit pada bagian punggung, tungkai (khususnya
wanita), antara jari-jari kaki dan pada kaki, muka, kulit kepala, jari-jari tangan serta bagian
dorsal tangan. Pada orang yang bekulit gelap, melanoma paling sering terdapat di tempat
yang tidak begitu mengandung pigmen seperti : telapak tangan, telapak kaki, daerah
sublingual dan membran mukusa.
Diameter nevus harus diukur karena umu

K. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL


1. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri biologis (kanker ku) dan agen
injuri fisik (jika dilakukan terapi pembedahan)
2. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan factor perkembangan penyakit
3. Cemas b.d krisis situasional (pembedahan atau kemoterapi), ancaman terhadap
konsep diri, perubahan dalam status kesehatan, stres,
4. Resiko infeksi dengan faktor resiko ketidakadekuatan pertahanan sekunder;
ketidakadekuatan pertahanan imun tubuh; imunosupresi (kemoterapi), dan
prosedur invasi
RENCANA KEPERAWATAN
DIAGNOSA KEPERAWATAN
TUJUAN (NOC) INTERVENSI (NIC)
DAN KOLABORASI
Nyeri akut berhubungan dengan NOC : Pain Control NIC: Pain Manajement
agen injuri biologis (kanker Setelah dilakukan pemberian asuhan Kaji secara komphrehensif tentang nyeri, meliputi: lokasi,
kulit) dan agen injuri fisik (jika keperawatan selama x 24 jam, diharapkan karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas/beratnya
dilakukan terapi pembedahan) respon nyeri pasien dapat terkontrol dengan nyeri, dan faktor-faktor pencetus
kriteria hasil sebagai berikut : Observasi isyarat-isyarat verbal dan non verbal dari
Klien mampu mengenal faktor-faktor ketidaknyamanan, meliputi ekspresi wajah, pola tidur,
penyebab nyeri, beratnya ringannya nasfu makan, aktitas dan hubungan sosial.
nyeri, durasi nyeri, frekuensi dan letak Kolaborasi pemberian analgetik sesuai dengan anjuran.
bagian tubuh yang nyeri Pemberian analgetik harus memperhatikan hal-hal sebagai
Klien mampu melakukan tindakan berikut : prinsip pemberian obat 6 benar (benar nama,
pertolongan non-analgetik, seperti napas benar obat, benar dosis, benar cara, benar waktu
dalam, relaksasi dan distraksi pemberian, dan benar dokumentasi)
Klien melaporkan gejala-gejala kepada Gunakan komunikiasi terapeutik agar pasien dapat
tim kesehatan mengekspresikan nyeri
Klien mampu mengontrol nyeri Kaji pengalaman masa lalu individu tentang nyeri
Ekspresi wajah klien rileks Evaluasi tentang keefektifan dari tindakan mengontrol
Klien melaporkan adanya penurunan nyeri yang telah digunakan
tingkat nyeri dalam rentang sedang Berikan dukungan terhadap pasien dan keluarga
(skala nyeri: 4 sampai 6) hingga nyeri
Berikan informasi tentang nyeri, seperti: penyebab, berapa
ringan (skala nyeri : 1 sampai 3) lama terjadi, dan tindakan pencegahan
Klien melaporkan dapat beristirahan Ajarkan penggunaan teknik non-farmakologi (seperti:
dengan nyaman relaksasi, guided imagery, terapi musik, dan distraksi)
Nadi klien dalam batas normal (80- Modifikasi tindakan mengontrol nyeri berdasarkan respon
100x/menit) pasien
Tekanan darah klien dalam batas normal Anjurkan klien untuk meningkatkan tidur/istirahat
(120/80 mmHG) Anjurkan klien untuk melaporkan kepada tenaga kesehatan
Frekuensi pernafasan klien dalam batas jika tindakan tidak berhasil atau terjadi keluhan lain
normal (12 20 x/menit)
Cemas b.d krisis situasional NOC: Anxiety Control NIC: Anxiety Reduction
(pembedahan atau kemoterapi), Setelah dilakukan asuhan keperawatann Tenangkan pasien dan kaji tingkat kecemasan pasien
ancaman terhadap konsep diri, kepada pasien selama x 24 jam, diharapkan Jelaskan seluruh prosedur tindakan kepada pasien dan
perubahan dalam status pasien dapat mengkontrol cemas dengan perasaan yang mungkin muncul pada saat melakukan
kesehatan, stres kriteria hasil sebagai berikut: tindakan
Perawat memonitor tingkat kecemasan Berusaha memahami keadaan pasien (rasa empati)
pasien Berikan informasi tentang diagnosa, prognosis dan tindakan
Klien mampu menurunkan penyebab- dengan komunikasi yang baik
penyebab kecemasan Mendampingi pasien untuk mengurangi kecemasan dan
Perawat dan keluarga dapat menurunkan meningkatkan kenyamanan
stimulus lingkungan ketika pasien cemas Dorong pasien untuk menyampaikan tentang isi perasaannya
Klien mampu mencari informasi tentang Ciptakan hubungan saling percaya
hal-hal yang dapat dilakukan untuk Bantu pasien menjelaskan keadaan yang bisa menimbulkan
menurunkan kecemasan kecemasan
Klien mampu menggunakan strategi Bantu pasien untuk mengungkapkan hal hal yang membuat
koping yang efektif cemas dan dengarkan dengan penuh perhatian
Klien melaporkan kepada perawat Ajarkan pasien teknik relaksasi
penurunan kecemasan Anjurkan pasien untuk meningkatkan ibadah dan berdoa
Klien mampu menggunakan teknik Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat-obatan yang
relaksasi untuk menurunkan cemas mengurangi kecemasan pasien
Klien mampu mempertahankan hubungan
social, dan konsentrasi
Klien melaporkan kepada perawat tidur
cukup, tidak ada keluhan fisik akibat
kecemasan, dan tidak ada perilaku yang
menunjukkan kecemasan

Kerusakan integritas kulit NOC : NIC : Pressure Management


berhubungan dengan : Tissue Integrity : Skin and Mucous Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang longgar
perkembangan penyakit Membranes Hindari kerutan pada tempat tidur
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering
selama ....x24 jam kerusakan integritas kulit Mobilisasi pasien (ubah posisi pasien) setiap dua jam sekali
pasien teratasi dengan kriteria hasil:
Monitor kulit akan adanya kemerahan
Integritas kulit yang baik bisa
Oleskan lotion atau minyak/baby oil pada derah yang tertekan
dipertahankan (sensasi, elastisitas,
Monitor aktivitas dan mobilisasi pasien
temperatur, hidrasi, pigmentasi) Monitor status nutrisi pasien
Tidak ada luka/lesi pada kulit Memandikan pasien dengan sabun dan air hangat
Perfusi jaringan baik Kaji lingkungan dan peralatan yang menyebabkan tekanan
Menunjukkan pemahaman dalam proses Observasi luka : lokasi, dimensi, kedalaman luka,
perbaikan kulit dan mencegah terjadinya karakteristik,warna cairan, granulasi, jaringan nekrotik, tanda-
sedera berulang tanda infeksi lokal, formasi traktus
Mampu melindungi kulit dan Ajarkan pada keluarga tentang luka dan perawatan luka
mempertahankan kelembaban kulit dan Kolaburasi ahli gizi pemberian diae TKTP, vitamin
perawatan alami Cegah kontaminasi feses dan urin
Menunjukkan terjadinya proses Lakukan tehnik perawatan luka dengan steril
penyembuhan luka
Berikan posisi yang mengurangi tekanan pada luka

Resiko infeksi dengan faktor NOC : NIC :


Immune Status
resiko ketidakadekuatan
Knowledge : Infection control Infection Control (Kontrol infeksi)
pertahanan sekunder; Bersihkan lingkungan setelah dipakai pasien lain
Risk control Pertahankan teknik isolasi
ketidakadekuatan pertahanan
imun tubuh; imunosupresi Setelah dilakukan tindakan keperawatan Batasi pengunjung bila perlu
selama ..x24 jam kerusakan integritas kulit
(kemoterapi), dan prosedur pasien teratasi dengan kriteria hasil: Instruksikan pada pengunjung untuk mencuci tangan saat
berkunjung dan setelah berkunjung meninggalkan pasien
invasi
Kriteria Hasil :
faktor-faktor resiko : Gunakan sabun antimikrobia untuk cuci tangan
Klien bebas dari tanda dan gejala
Prosedur Infasif infeksi Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan
Ketidakcukupan Mendeskripsikan proses penularan
pengetahuan untuk
menghindari paparan penyakit, factor yang mempengaruhi kperawtan
patogen penularan serta penatalaksanaannya,
Gunakan baju, sarung tangan sebagai alat pelindung
Trauma Menunjukkan kemampuan untuk
mencegah timbulnya infeksi Pertahankan lingkungan aseptik selama pemasangan alat
Kerusakan jaringan dan
peningkatan paparan Jumlah leukosit dalam batas normal Ganti letak IV perifer dan line central dan dressing sesuai
lingkungan dengan petunjuk umum
Menunjukkan perilaku hidup sehat
Ruptur membran amnion Gunakan kateter intermiten untuk menurunkan infeksi
kandung kencing
Agen farmasi
(imunosupresan) Tingktkan intake nutrisi

Malnutrisi Berikan terapi antibiotik bila perlu

Peningkatan paparan
lingkungan patogen
Infection Protection (proteksi terhadap infeksi)
Imonusupresi Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal
Monitor hitung granulosit, WBC
Ketidakadekuatan imum
buatan Monitor kerentanan terhadap infeksi
Tidak adekuat pertahanan Batasi pengunjung
sekunder (penurunan Hb,
Leukopenia, penekanan Saring pengunjung terhadap penyakit menular
respon inflamasi)
Partahankan teknik aspesis pada pasien yang beresiko
Tidak adekuat pertahanan
tubuh primer (kulit tidak Pertahankan teknik isolasi k/p
utuh, trauma jaringan,
Berikan perawatan kuliat pada area epidema
penurunan kerja silia,
cairan tubuh statis, Inspeksi kulit dan membran mukosa terhadap kemerahan,
perubahan sekresi pH,
perubahan peristaltik) panas, drainase
Penyakit kronik Ispeksi kondisi luka / insisi bedah

Dorong masukkan nutrisi yang cukup

Dorong masukan cairan

Dorong istirahat

Instruksikan pasien untuk minum antibiotik sesuai resep

Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan gejala infeksi

Ajarkan cara menghindari infeksi

Laporkan kecurigaan infeksi

Laporkan kultur positi


Discharge Planning

1. Berikan informasi yang jelas tentang penyakit, tanda, gejala dan pengobatan.

2. Berikan informasi tentang obat yang diberikan, baik waktu minum obat, jumlah
obat, efek samping yang mungkin muncul, cara minum obat saat di rumah.

3. Jelaskan bahwa obat antibiotic harus dihabiskan.

4. Jelaskan kapan waktu yang tepat untuk melakukan aktivitas seksual

5. Motivasi klien untuk mengkonsumsi makanan tinggi protein, buah-buahan, sayur


dan biji-bijian yang dapat membantu penyembuhan luka operasi jika dilakukan
pembedahan.

6. Berikan informasi tentang pentingnya menjaga kebersihan dan kekeringan luka pada
luka post operasi

7. Berikan informasi tentang tanda-tanda infeksi luka, yang meliputi kemerahan pada
luka, panas di area luka, bengkak, penurunan fungsi dan nyeri.

8. Motivasi pasangan dan keluarga pasien agar ikut memberi dukungan kepada pasien

9. Tekankan agar pasien kontrol rutin sesuai jadwal, dan bila terjadi hal-hal yang tidak
wajar, seperti perdarahan, nyeri yang tidak tertahan dan keluhan seperti sebelum
pengobatan, segera periksa ke rumah sakit.

10. Anjurkan agar pasien banyak istirahat dan tidak melakukan aktivitas-aktivitas berat,
seperti mengangkat beban berat, naik turun tangga,dll.
DAFTAR PUSTAKA

Johnson, M., et all. 2000. Nursing Outcomes Classification (NOC) Second Edition. New Jersey:
Upper Saddle River

Mc Closkey, C.J., et all. 1996. Nursing Interventions Classification (NIC) Second Edition. New
Jersey: Upper Saddle River

Nanda. 2005. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA : Definisi dan Klasifikasi. Jakarta :
Prima Medika.

Unandar, Budi Mulya. 2005. Morfologi Dan Cara Membuat Diagnosis; Tumor Kulit. Dalam:
Djuanda Adhi, Hamzah Mochtar, Aisah Siti, penyunting. Buku Ilmu Penyakit Kulit dan
Kelamin. Edisi ke-IV.Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia.

NR Telfer and C.A. Mortont. 2008.Guidelines For The Management of Basall Cell Carcinoma.
British Journal Of Dermatology.

Heather Brannon, MD. Basal Cell Carcinoma. Basic Information About Basal Cell Carcinoma.
Medical Review Board 1 Januari 2005 2008 [diakses 23 Maret 2015]; [1]: [3 screen].
Diunduh dari URL: http://dermatology.about.com/cs/bcc/a/bcc.htm

Stanganelli, Ignazio MD. 2010. Dermoscopy. Skin Cancer Unit 26 Februari diakses 23 Maret
2015]; [1]: [8 screen]. Diunduh dari URL:
http://emedicine.medscape.com/article/1130783-overview

Вам также может понравиться