Вы находитесь на странице: 1из 22

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Manajemen Mutu Terpadu

Konsep Manajemen Mutu Terpadu merupakan bangunan


konsep yang terdiri atas tiga unsur, yaitu manajemen, mutu,
dan terpadu. Untuk memahami konsep ini, dijelaskan sebagai
berikut :

a. Manajemen1
Secara ethimology, istilah manajemen berasal dari
kata management (bahasa Inggris), berasal dari kata to
manage yang artinya mengurus atau tata laksana.
Sehingga manajemen dapat diartikan dengan
bagaimana cara mengatur, membimbing dan memimpin
semua orang yang menjadi bawahannya agar usaha yang
sedang dikerjakan dapat mencapai tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya. Sedangkan secara terminology,
ditemukan banyak ahli yang memberikan definisi tentang
manajemen, diantaranya adalah
1. George R. Terry dalam bukunya yang berjudul
Principles of Management memberikan definisi:
manajemen adalah suatu proses yang
membedakan atas perencanaan, pengorganisasian,
penggerakkan pelaksanaan dan pengawasan,
dengan memanfaatkan baik ilmu maupun seni, agar
dapat menyelesaikan tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya.
2. Ensiclopedia of The Social Sciences, manajemen
diartikan sebagai proses pelaksanaan suatu tujuan
tertentu yang diselenggarakan dan diarvasi.
3. James A. F. Stoner, manajemen diartikan sebagai
proses perencanaan, pengorganisasian,
kepemimpinan, dan pengawasan upaya (usaha-
usaha) anggota organisasi dan menggunakan semua
sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan.
Dari sejumlah pengertian di atas, dapat dimengerti
bahwa manajemen merupakan sebuah proses yang khas,
yang terdiri atas tindakan-tindakan perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan yang
1 Mundir, Jurnal Volume No. 1, Maret 2012, Konsep Manajemen Mutu
Terpadu(Jember: STAIN Jember, 2012) hal. 44

1
dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-
sasaran yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumber
daya manusia serta sumber-sumber lain.

2
b. Mutu2
Dalam Kamus Indonesia-Inggris kata mutu dalam
bahasa Inggris disebut quality artinya taraf atau tingkatan
kebaikan; nilaian sesuatu. Jadi mutu berarti kualitas atau
nilai kebaikan suatu hal.
Sedangkan menurut beberapa tokoh, pengertian mutu
adalah sebagai berikut :
a. Joseph Moses Juran menyebutkan bahwa mutu
produk adalah kecocokan penggunaan produk untuk
memenuhi kebutuhan dan kepuasan pelanggan.
b. Phil Crosby mendefinisikan mutu adalah
conformance to requirement, yaitu sesuai dengan
yang disyaratkan atau distandarkan.
c. Pendapat Garvin dan Davis menyebutkan bahwa
mutu adalah suatu kondisi dinamis yang
berhubungan dengan produk, manusia/tenaga kerja,
proses dan tugas, serta lingkungan yang memenuhi
atau melebihi harapan pelanggan atau konsumen.
Dari beberapa pendapat tersebut di atas, mutu dapat
dipahami sebagai sebuah kondisi produk (baik berupa
barang atau jasa) yang telah sesuai standar yang telah
ditetapkan, sesuai kebutuhan dan kepuasan pelanggan,
atau bahkan lebih dari standar, dan kebutuhan serta
kepuasan pelanggan.
Meskipun tidak ada definisi mutu yang diterima
secara universal, namun dari definisi diatas terdapat
persamaan, yaitu dalam elemen-elemen sebagai berikut.
a. Mutu mencakup usaha memenuhi atau melebihi
harapan pelanggan.
b. Mutu mencakup produk, tenaga kerja, proses, dan
lingkungan.
c. Mutu merupakan kondisi yang selalu berubah
(misalnya apa yang dianggap merupakan mutu saat
ini, mungkin dianggap kurang bermutu pada masa
mendatang).
Dengan memperhatikan subtansi yang terkandung
dalam definisi mutu tersebut di atas, maka dapat dipahami
bahwa mutu memiliki standar, yaitu standar produk dan
jasa, dan standar pelanggan.
Standar produk dan jasa terdiri dari atas:
a) kesesuaian dengan spesifikasi;
b) kesesuaian dengan tujuan dan manfaat;
c) tanpa cacat (zero defects);
d) selalu baik sejak awal.
Standar pelanggan terdiri dari atas:

2 Mundir, Jurnal Volume No. 1, Maret 2012, Konsep Manajemen Mutu


Terpadu(Jember: STAIN Jember, 2012) hal. 45

3
a) kepuasan pelanggan;
b) memenuhi kebutuhan pelanggan;
c) menyenangkan pelanggan.
Selain definisi tentang mutu, perlu juga dipahami
perbedaan mendasar antara kontrol mutu (quality control),
jaminan mutu (quality assurance), dan mutu terpadu (total
quality).

4
Kontrol mutu merupakan sebuah proses pasca-produksi
yang melacak dan menolak item-item yang cacat dengan
menggunakan metode inspeksi dan pemeriksaan. Ini sudah
digunakan dalam pendidikan untuk memeriksa apakah
standar-standar telah dipenuhi atau belum.
Jaminan mutu bertujuan mencegah terjadi kesalahan
sejak awal proses produksi untuk menciptakan produk tanpa
cacat (zero deffect) dan selalu baik sejak awal (right first
time every time).
Sedangkan mutu terpadu adalah tentang usaha
menciptakan sebuah kultur mutu yang disesuaikan dengan
perubahan harapan dan gaya pelanggan.
Istilah pelanggan jika diaplikasikan dalam pendidikan,
terpisahkan ke dalam beberapa jenis. Pelanggan utama
yaitu pelajar yang secara langsung menerima jasa,
pelanggan kedua adalah orang tua, perusahaan, atau
sponsor pelajar yang memiliki kepentingan langsung, dan
pelanggan ketiga yaitu pihak yang memiliki peran penting
meskipun tak langsung, seperti pemerintah dan masyarakat
secara keseluruhan. Masing-masing pelanggan memiliki
kebutuhan yang bervariasi, dan MMT ingin memastikan
bahwa proses intitusi harus menempatkan sudut pandang
pelajar sebagai pusat dari setiap proses perencanaan
strategis.
c. Terpadu3
Kata terpadu merupakan terjemahan dari kata total
(bahasa Inggris). Total dalam konsep Total Quality
Management diartikan sebagai pengintegrasian seluruh staf,
penyalur, pelanggan dan stakeholder lainnya (total is the
integration of the staff, suppliers, customers and other
stakeholders). Hal ini berarti semua orang yang ada di
dalam organisasi dilibatkan dalam menyelesaikan produk
atau melayani pelanggan. Dengan kata lain, konsep total
dalam TQM, atau konsep terpadu dalam MMT ini diartikan
bahwa setiap orang berperan dalam menyukseskan seluruh
proses pekerjaan atau aktivitas.
d. Manajemen Mutu Terpadu
Manajemen Mutu Terpadu adalah suatu prosedur di
mana setiap orang berusaha keras secara terus menerus
memperbaiki jalan menuju sukses. Manajemen Mutu
Terpadu juga menselaraskan usaha-usaha orang banyak
sebaik mungkin sehingga orang-orang tersebut menghadapi
tugasnya dengan penuh semangat dan berpartisipasi dalam
perbaikan pelaksanaan pekerjaan.
Hadari Nawari (2005:46) menambahkan, Manajemen

3 Mundir, Jurnal Volume No. 1, Maret 2012, Konsep Manajemen Mutu


Terpadu(Jember: STAIN Jember, 2012) hal. 47

5
Mutu Terpadu adalah manejemen fungsional dengan
pendekatan yang secara terus menerus difokuskan pada
peningkatan kualitas, agar produknya sesuai dengan standar
kualitas dari masyarakat yang dilayani dalam pelaksanaan
tugas pelayanan umum (public service) dan pembangunan
masyarakat (community development).

6
Konsepnya bertolak dari manajemen sebagai proses
atau rangkaian kegiatan mengintegrasikan sumber daya
yang dimiliki, yang harus diintegrasi pula dengan
pentahapan pelaksanaan fungsifungsi manajemen, agar
terwujud kerja sebagai kegiatan memproduksi sesuai yang
berkualitas. Setiap pekerjaan dalam manajemen mutu
terpadu harus dilakukan melalui tahapan perencanaan,
persiapan (termasuk bahan dan alat), pelaksanaan teknis
dengan metode kerja/cara kerja yang efektif dan efisien,
untuk menghasilkan produk berupa barang atau jasa yang
bermanfaat bagi masyarakat.
Dari definisi-definisi tersebut di atas, kiranya MMT
dapat didefinisikan sebagai suatu sistem manajemen yang
melibatkan semua unsur kepegawaian di lingkungan suatu
perusahaan baik sektor barang maupun sektor jasa yang
bertujuan untuk meningkatkan mutu, efisiensi dan
efektivitas produksi baik di lingkungan industri maupun
institusi lainnya. MMT merupakan sebuah pendekatan
praktis namun juga strategis dalam menjalankan roda
organisasi yang memfokuskan diri pada terpenuhinya
ekspektasi pelanggan dengan melakukan perbaikan terus
menerus serta melibatkan seluruh sumber daya yang ada
secara efektif dan efisien.
Berdasarkan uraian tentang pengertian MMT, dapat
diketahui adanya lima unsur utama dalam penerapan MMT,
yaitu:
(1) berfokus pada pelanggan,
(2) perbaikan pada proses secara sistematik,
(3) pemikiran jangka panjang,
(4) pengembangan sumberdaya manusia,
(5) komitmen pada mutu.
Perbaikan pada proses secara sistematik, menunjuk
pada kondisi dimana setiap kegiatan hendaknya
direncanakan dengan baik, dilaksanakan secara cermat, dan
hasilnya dievaluasi dibandingkan dengan standar mutu yang
ditentukan sebelumnya. Selain itu, bahwa setiap prosedur
kerja yang sedang dilaksanakan juga perlu ditinjau apakah
telah mendatangkan hasil yang diharapkan. Bila tidak, maka
prosedur itu perlu diubah dan diganti dengan yang lebih baik
dan sesuai.
Jadi disini, harus ada keterbukaan dan kesediaan
berubah dan menggantikan hal yang lama dengan hal yang
baru jika memang diperlukan. Ini berlaku bagi multilevel, baik
dari tingkat pimpinan sampai dengan staf terbawah.
B. Teori-Teori Manajemen Mutu Terpadu

7
Beberapa teori tentang manajemen mutu adalah4
1. Trilogi Juran
Juran merupakan pakar manajemen mutu yang
berpendapat bahwa ada tiga tahapan (trilogi) yang perlu
dilakukan dalam konteks manajemen mutu yaitu :
a. Perencanaan Mutu (Quality Planning)
Tahapan perencaan tentang mutu yang
diinginkan dari suatu produk atau layanan. Pada
tahapan ini dilakukan fokus pada penyusunan kebijakan
mutu, tujuan mutu, dan proses operasional untuk
mencapai tujuan mutu.

b. Pengendalian Mutu (Quality Control)


Langkah untuk memastikan apakah terjadi
pemenuhan persyaratan mutu sesuai dengan rencana
yang ditentukan.

c. Perbaikan Mutu (Quality Improvement)


Langkah untuk memperbaiki mutu yang telah
dicapai sesuai dengan prinsip perbaikan terus menerus
(Continously Improvement)

2. Prinsip Deming
Tokoh penting yang mengembangkan manajemen
kualitas adalah Edward Deming. Menurut Deming meskipun
kualitas mencakup kesesuaian atribut produk dengan
tuntutan konsumen, namun kualitas harus lebih dari itu.
Menurut Deming terdapat empat belas poin atau
prinsip penting yang dapat membawa atau membantu
manager mencapai perbaikan dalam kualitas yaitu:
a. Menciptakan kepastian tujuan perbaikan produk dan
jasa
b. Mengadopsi filosofi baru dimana cacat tidak bisa
diterima
c. Berhenti tergantung pada inspeksi missal
d. Berhenti melaksanakan bisnis atas dasar harga saja
e. Tetap dan kontinyu memperbaiki sistem produksi dan
jasa
f. Melembagakan metode pelatihan kerja modern
4 Uhar Syharsaputra, Administrasi Pendidikan, (Bandung:Refika
Aditama, 2013) hal. 256

8
g. Melembagakan kepemimpinan
h. Menghilangkan rintangan antardepartemen
i. Menghilangkan ketakutan
j. Menghilangkan atau mengurangi tujuan-tujuan
jumlah pada pekerja
k. Menghilangkan manajemen berdasarkan sasaran
l. Menghilangkan rintangan yang merendahkan pekerja
jam-jaman.
m. Melembagakan program pendidikan dan pelatihan
yang cermat
n. Menciptakan struktur dalam manajemen puncak yang
dapat melaksanakan transformasi seperti dalam poin-
poin di atas.

C. Konsep Manajemen Mutu Terpadu

1. Perkembangan Konsep Mutu

Menurut Garvin, perspektif tentang konsep mutu


mengalami evolusi, dan dia mengidentifikasi adanya lima
alternatif perspektif kualitas5 yang biasa digunakan, yaitu

1. Pendekatan transendental (Transcendent Approach)


Kualitas dalam pendekatan ini adalah sesuatu yang
dapat dirasakan, tetapi sulit didefinisikan dan dioperasikan
maupun diukur. Perspektif ini umumnya diterapkan dalam
karya seni seperti musik, seni tari, seni rupa.
Dalam tataran produk dan jasa pelayanan,
perusahaan dapat mempromosikan dengan menggunakan
pernyataan-pernyaatan seperti kelembutan dan kehalusan
kulit (produk sabun mandi). Defenisi seperti ini sangat sulit
untuk dijadikan sebagai dasar perencanaan dalam
manajemen kualitas.
2. Pendekatan Produk (The product-based Approach)
Kualitas dalam pendekatan ini adalah suatu
karasteristik atau atribut yang dapat diukur. Perbedaan
kualitas mencerminkan adanya perbedaan atribut yang
dimiliki produk secara objektif, tetapi pendekatan ini tidak
dapat menjelaskan perbedaan dalam selera dan preferensi
individual.
3. User-based Approach

5 Uhar Suharsana, Administrasi Pendidikan, (Bandung: Refika Aditama,


2013), hal. 249-250

9
Kualitas dalam pendekatan ini didasarkan pada
pemikiran bahwa kualitas tergantung pada orang yang
memandangnya, dan produk yang paling memuaskan
preferensi seseorang atau cocok dengan seseorang
(fitness for used) merupakan produk yang berkualitas
paling tinggi. Pandangan yang subjektif ini mengakibatkan
konsumen yang berbeda memiliki kebutuhan dan
keinginan yang berbeda pula, sehingga kualitas bagi
seseorang adalah kepuasan maksimum yang dapat
dirasakan.
4. Manufacturing-based approach
Kualitas dalam pendekatan ini adalah bersifat
supply-based atau dari sudut pandang produsen yang
mendefenisikan kualitas sebagai sesuatu yang sesuai
dengan persyaratan/spesifikasi (conformance quality) dan
prosedur. Pendekatan ini berfokus pada kesesuaian
spesifikasi yang ditetapkan perusahaan secara internal.
Oleh karena itu yang menentukan kualitas adalah standar-
standar yang ditetapkan oleh perusahaan, dan bukan
konsumen yang menggunakannya.
5. Value-based Approach
Kualitas dalam pendekatan ini adalah memandang
kualitas dari segi nilai dan harga. Kualitas didefenisikan
sebagai affordable excellence. Oleh karena itu kualitas
dalam pandangan ini bersifat relatif, sehingga produk yang
memiliki kualitas paling tinggi belum tentu produk yang
paling bernilai. Produk yang paling bernilai adalah produk
yang paling tepat beli.

2. Perkembangan Manajemen Mutu6

TQM telah menjadi perhatian sejak tahun 1920-an,


dengan konsep awalnya adalah pengendalian kualitas, ide
dasarnya adalah inspeksi pada hasil produksi melalui
penyeleksian produk yang baik dan yang gagal, sejak saat
itu upaya pengembangan konsep pengendalian kualitas
terus berkembang dengan lahirnya pakar-pakar bidang
kualitas seperti Shewart, Deming, Juran, dan Crosby.
Pakar-pakar tersebut banyak memberi kontribusi yang
penting bagi perkembangan manajemen kualitas total.
Filosofi TQM terus berkembang dengan kepeloporan
Deming yang dipandang sebagai bapaknya TQM, salah
satu pandangannya ialah bahwa TQM mesti menjadi
komitmen bersama organisasi bukan hanya bagian
produksi. Pandangan Deming mendapat respon yang
positif di Jepang, sementara di Amerika sendiri kurang

6 Ibid, hal. 252

10
TQM emerge in US Zero defect
TQC emerge
movement
in USin(Deming,
US Juran, Feigenbaung, 1960-an)
Taguchi, Crosby, 1980-an(Crosby, 1960-an s.d.1970-an)
s.d. 1990-an)

Increa
Statistical Me
(

ketika McArthur membawanya ke Jepang dan


menjadikannya sebagai Konsultan Manajemen.
Sejak saat itu TQM berkembang menjadi kepedulian
bersama hampir di seluruh dunia, bila digambarkan
kemunculan atau perkembangan TQM tampak sebagai
berikut.

Gambar Perkembangan Manajemen Mutu

D. Model Manajemen Mutu Terpadu

Berikut adalah model dari Total Quality Management (Manajemen Mutu


Terpadu.

11
Gambar Model Manajemen Mutu Terpadu

12
E. Proses Manajemen Mutu Terpadu

Berikut adalah proses manajemen Mutu Pendidikan yang merupakan

langkah untuk melakukan manajemen7.

F. Karakteristik Manajemen Mutu Terpadu


Menurut Husaini Usman dalam bukunya Manajemen : Teori, Praktik, dan
Riset pendidikan mengatakan bahwa mutu memiliki 13 karakteristik, yaitu:8
1. Kinerja (perform)
Merupakan segala sesuatu yang berkaitan dengan aspek fungsional.
Misalnya kinerja guru dalam mengajar baik memberikan penjelasan
meyakinkan, sehat dan rajin mengajar, dan menyiapkan bahan pelajaran
lengkap. Pelayanan administrative dan edukatif sekolah baik yang ditandai
dengan hasil belajar tinggi, lulusannya banyak, putus sekolah sedikit, dan
yang lulus tepat waktu banyak. Akibat kinerja yang baik maka sekolah
tersebut menjadi sekolah favorit.

7 Diunduh di
http://sukabumikota.kemenag.go.id/file/documen/DOOO167.pdf

8Husaini Usman, Manajemen (Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan),


(Jakarta:Bumi Aksara, 2013) hal 411

13
2. Waktu wajar (timeliness)
Maksudnya selesai dengan waktu yang standar (wajar). Misalnya
memulai dan mengakhiri pelajaran tepat waktu. Walau ulangan tepat. Batas
waktu pemberian PR wajar. Waktu untuk guru naik pangkat juga wajar.
3. Handal (realibility)
Yaitu usia pelayanan prima berjalan lama. Misalnya pelayanan prima
yang diberikan sekolah bertahan dari tahun ke tahun, mutu sekolah tetap
bertahan dari tahun ke tahun.
Sebagai sekolah favorit bertahan dari tahun ke tahun. Sekolah menjadi
juara tertentu bertahan dari tahun ke tahun. Guru jarang sakit. Kerja keras
guru bertahan dari tahun ke tahun.
4. Daya tahan (durability)
Yaitu tahan banting. Misalnya meskipun kritis moneter, sekolah masih
tetap bertahan (tidak tutup). Siswa dan guru tidak putus asa dan selalu sehat.
5. Indah (aestetics)
Misalnya eksterior dan interior sekolah ditata menarik, taman
ditanami bungan dan terpelihara dengan baik, guru-guru membuat media
pendidikan yang menarik, dan warga sekolah berpenampilan rapi.
6. Hubungan manusiawi (personal interface)
Yaitu menjunjung tinggi nilai-nilai moral dan profesionalisme.
Misalnya warga sekolah saling menghormati, baik warga intern maupun
ekstern sekolah, demokratis, dan menghargai profesionalisme.
7. Mudah penggunaannya (easy of use)
Yaitu sarana dan prasarana mudah dipakai. Misalnya aturan-aturan
sekolah mudah diterapkan, buku-buku perpustakaan mudah dipinjam dan
dikembalikan tepat waktu, penjelasan guru di kelas mudah dipahami
siswanya, kemudian contoh-contoh soal yang diberikan kepada siswa juga
mudah dipahami, dan demonstrasi praktik mudah diterapkan siswa.
8. Bentuk khusus (feature)
Yaitu keunggulan tertentu. Misalnya sekolah ada yang unggul engan
hamper semua lulusannya diterima di universitas bermutu, unggul dengan
bahasa inggrisnya, unggul dengan penguasaan teknologi informatikanya
(komputerisasi), dan ada yang unggul dengan karya ilmiah kesenian atau
olahraga.
9. Standar tertentu (conformance to specification)
Yaitu memenuhi standar tertentu. Misalnya sekolah sudah memenuhi
Standar Pelayanan Minimal (SPM), sekolah sudah memenuhi standar
minimal ujian nasional atau sekolah sudah memenuhi TOEFL dengan skor
650.
10. Konsistensi (consistency)
Yaitu keajegan konstan atau stabil. Misalnya mutu sekolah dari dulu
sampai sekarang tidak menurun seperti harus mengatrol nilai siswa-
siswanya, warga sekolah konsisten antara perkataan dengan perbuatan
(apabila berkata tidak berbohong, apabila berjanji ditepati, dan apabila
dipercaya tidak mengkhianati).

14
11. Seragam (uniformity)
Yaitu tanpa variasi, tidak tercampur. Misalnya sekolah
menyeragamkan pakaian sekolah dan pakaian dinas, sekolah melaksanakan
aturan tidak pandang bulu atau pilih kasih.
12. Mampu melayani (service ability)
Yaitu mampu memberikan pelayanan prima. Misalnya sekolah
menyediakan kotak saran dan saran-saran yang masuk tersebut mampu
dipenuhi dengan sebaik-baiknya, dan sekolah mampu memberikan
pelayanan primanya kepada pelanggan sekolah sehingga semua pelanggan
merasa puas.
13. Ketepatan (accuracy)
Yaitu ketepatan dalam pelayanan. Misalnya sekolah mampu
memberikan pelayanan sesuai dengan yang diinginkan pelanggan sekolah,
guru-guru tidak salah melayani siswanya, semua warga sekolah bekerja
dengan teliti, dan jam belajar di sekolah berlangsung tepat waktu.

G. Prinsip Manajemen Mutu Terpadu

Sejumlah asumsi yang dinilai an diyakini memiliki kekuatan untuk


mewujudkan mutu. Prinsip mutu berdasarkan ISO9 :
1. Costumer Focused Organization/Orientasi Pada Pelanggan
Organisasi tergantung pada pelanggannya karena harus memahami
berbagai kebutuhan pelanggan pada saat ini dan dimasa yang akan datang.
Kenali persyaratan/tuntutan pada pelanggan dan berusaha untuk memenuhi.
2. Leadership/Kepemimpinan Organisasi
Pemimpin itu menentukan kesatuan arah dan tujuan organisasi dan
harus menciptakan dan menjaga/memelihara lingkungan internal dimana
orang-orang dapat terlibat secara penuh dalam pencapaian tujuan.
3. Involvement of People/Keterlibatan Orang-Orang (SDM)
Orang-orang pada semua tingkatan merupakan esensi organisasi dan
keterlibatan mereka secara penuh memungkinkan digunakannya kemampuan
mereka untuk keuntungan organisasi.
4. Process Approach/Menggunakan Pendekatan Proses
Bahwa hasil yang diinginkan dicapai secara lebih efisien manakala
sumber daya dann aktivitas yang berhubungan dikelola sebagai suatu proses.
5. System Approach to Management/Merupakan Pendekatan Sistem pada
Manajemen
Pengidentifikasian, pemahaman, dan pengelolaan sistem dan proses-
proses yang terkait untuk memberikan perbaikan-perbaikan terhadap
efektivitas dan efisiensi pada organisasi secara objektif.
6. Continual Improvement/Peningkatan atau Perbaikan secara
Berkelanjutan
9 Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia,
Manajemen Pendidikan (Bandung: Alfabeta, 2011), hal. 298-301

15
Perbaikan secara berkelanjutan seharusnya menjadi tujuan permanen
dari organisasi.
7. Fatual Approach to Decision Making/Menggunakan Pendekatan Faktual
dalam Pembuatan Keputusan
Bahwa keputusan yang efektif didasarkan pada analisis data dan
informasi.
8. Mutually Benefical Supplier Relationships/Memiliki Hubungan yang
Saling Menguntungkan dengan Supplier

Bahwa suatu organisasi dan suppliernya adalah saling


berhubungan/membutuhkan, dan mempunyai kerjasama yang saling menguntungkan
akan meningkatkan kemampuan kedua belah pihak untuk menciptakan nilai
keberhasilan.

H. Komponen Manajemen mutu terpadu10

Merupakan bagian-bagian yang harus ada dalam upaya untukj


mewujudkan mutu, bagian-bagian ini merupakan pendukung dan menjadi
prasyarat dimilikinya mutu :
1. Kepemimpinan yang Berorientasi pada Mutu
Pemimpin harus mengerti bahwa TQM adalah suatu proses yang
harus bersinergi dan terdiri dari prinsip-prinsip dan komponen-komponen
pendukung yang harus dikelola agar mencapai perbaikan mutu secara
berkesinambungan sebagai kunci keunggulan bersaing.
2. Pendidikan dan Pelatihan/Diklat
Perwujudan mutu didasarkan pada keterampilan setiap pegawai
sebagaimana tuntutan pelanggan. Dinamisasi tuntutan mengharuskan
diupgradenya kemampuan pegawai secara terus menerus. Diklat terkait
dengan keterampilan menjadi utama dalam membentuk pegawai yang
kompeten.
3. Struktur Pendukung
Manajer puncak akan memerlukan dukungan untuk melakukan
perubahan yang dianggap perlu dalam melaksanakan strategi pencapaian
mutu. Dukungan dapat diperoleh dari luar melalui konsultan/tim mutu,
namun lebih baik diperoleh daari dalam organisasi itu sendiri.
4. Komunikasi
Komunikasi perlu ditempuh dengan cara bervariasi agar pesan
yang disampaikan dapat diterima secara efektif. Secara ideal manajer
harus bertemu dengan pegawai untuk menyampaikan informasi,
pengarahan, maupun pertanyaan. Penyampaian mengenai komitmen
organisasi terhadap mutu harus disampaikan secara terus menerus dan
konsisten.

10 Ibid. hal. 302-304

16
5. Ganjaran dan Pengakuan
Tim dan/ individu yang berhasil menerapkan prinsip-prinsip mutu
dalam proses harus diakui dan diberi ganjaran sebagaimana kemampuan
organisasi, sehingga pegawai lainnya akan mengetahui apa yang
diharapkan dan dapat menjadi panutan/contoh bagi pegawai lainnya.
6. Pengukuran
Evaluasi menjadi sangat penting didalam menetapkan proses
manajemen mutu. Hasil pengukuran merupakan informasi umpan balik
mengenai kondisi riil bagaimana gambaran proses mutu yang ada dalam
organisasi, kepuasan pelanggan harus diukur secara konsisten untuk
mengetahui seberapa jauh kebutuhan benar-benar dipenuhi.
Menurut West-Burnham, menyatakan bahwa komponen-
komponen manajemen mutu terpadu, pendidikan ada 4 yakni :
1. Prinsi-prinsip
Hal-hal yang harus dilakukan warga sekolah dalam
mewujudkan misi, visi, tujuan, sasaran, strategi, policy
sekolah.
2. Proses
Upaya-upaya yang dilakukan warga sekolah untuk
memuaskan pelanggannya.
3. Pencegahan
Upaya sekolah untuk menghindari kesalahan sejak awal,
pencegahan lebih baik daripada perbaikan harus mejadi
filosofi warga sekolah.
4. Manusia
Warga sekolah yang bekerja secara sinergi dalam suatu
manajemen kolegial serta lebih menekankan pada pentingnya
hubungan manusiawi.

I. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Manajemen Mutu Terpadu


Menurut pendapat Goetsch dan Davis, terdapat unsur-unsur pokok yang
mempengaruhi peningkatan mutu antara lain:11
1. Fokus pada pelanggan
Dalam TQM, baik pelanggan internal maupun eksternal merupakan
driver. Pelanggan eksternal menentukan kualitas produk atau jasa yang
disampaikan kepada mereka, sedangkan pelanggan internal berperan besar
dalam menentukan kualitas tenaga kerja proses, dan lingkungan yang
berhubungan dengan produk atau jasa.
2. Obsesi terhadap kualitas
Dalam organiasi yang menerapkan TQM, pelanggan internal dan
eksternal menentukan kualitas. Dengan kualitas yang ditetapkan tersebut ,
organisasi harus terobsesi untu memenuhi atau melebihi apa yang ditentukan
tersebut.

11 Onisimus Amtu, Manajemen Pendidikan di Era Otonomi Daerah:


Konsep, Strategi, dan Implementasi, (Bandung: Alfabeta, 2013), hlm. 127-
130.

17
Hal ini berarti semua karyawan pada setiap level berusaha
melaksanakan setiap aspek pekerjaannya berdasarkan perspektif Bagaiman
kita dapat melakukannya dengan lebih baik? Bila suatu organisasi terobsesi
dengan kualitas, maka berlaku prinsip Good enough is never good
enough.
3. Pendekatan ilmiah
Pendekatan ini sangat diperlukan untuk mendesain pekerjaan dan
dalam proses pengambilan keputusan dan pemecahan masalah yang
berkaitan dengan pekerjaan yang didesain tersebut. Dengan demikian , data
diperlukan dan dipergunakan dalam menyusun patok duga (benchmark),
memantau prestasi, dan melaksanakan perbaikan.
4. Komitmen jangka panjang
TQM merupakan paradigma baru dalam melaksanakan bisnis. Untuk
itu, dibutuhkan budaya perusahaan yang baru pula. Oleh karena itu,
komitmen jangka panjang sangat penting guuna mengadakan perubahan
budaya agar penerapan TQM dapat berjalan dengan baik.
5. Kerja sama tim (Teamwork)
Dalam organisasi yang dikelola secara tradisional, seringkali
diciptakan persaingan antar departemen yang ada dalam organisasi tersebut
agar daya saingnya terdongkrak. Akan tetapi, persaingan internal tersebut
cenderung hanya menggunakan dan menghabiskan energy yang seharusnya
dipusatkan pada upaya perbaikan kualitas, yang pada dilirannya untuk
meningkatkan daya saing eksternal.
6. Perbaikan sistem secara berkesinambungan
Setiap produk dan atau jasa dihasilkan dengan memanfaatkan proses-
proses tertentu didalam suatu sistem atau lingkungan. Oleh karena itu,
system yang ada perlu diperbaiki secara terus-menerus agar kualitas yang
dihasilkannya dapat semakin meningkat.
7. Pendidikan dan pelatihan
Dewasa ini masih banyak peusahaan yang menutup mata terhadap
pentingnya pendidikan dan pelatihan karyawan. Mereka beranggapan bahwa
perusahaan bukan sekolah, yang diperlukan adalah tenaga terampil siap
pakai.
Jadi, perusahaan-perusahaan seperti itu hanya akan memberikan
pelatihan ekedarnya kepada para karyawannya. Konsidi ini menyebabkan
perusahaan yang bersangkutan tidak berkembang dan sulit bersaing dengan
perusahaan lainnya, apalagi dalam era persaingan global.
8. Kebebasan yang terkendali
Dalam TQM, keterlibatan dan pemberdayaan karyawan dalam
pngambilan keputusan dan pemecahan masalah merupakan unsure yang
sangat penting. Hal ini dikarenakan unsur tersebut dapat meningkatka rasa
memiliki dan tanggung jawab karyawan terhadap keputusan yang telah
dibuat. Selain itu, unsur ini juga dapat memperkaya wawasan dan pandangan
dalam suatu keputusan yang diambil karena pihak yang terlibat lebih banyak.
9. Keatuan tujuan
Supaya TQM dapat diterapkan dengan baik, maka perusahaan harus
memiliki kesatuan tujuan. Dengan demikian, setiap usaha dapat diarahkan
pada tujuan yang sama. Akan tetapi, kesatuan tujuan ini tidak berarti bahwa

18
harus selalu ada persetjuan atau kesepakatan antara pihak manajemen dan
karyawan, misalnya mengenai upah dan kondisi kerja.
10. Adanya keterlibatan dan pemberdayaan karyawan
Usaha untuk melibatkan karyawan dalam penerapan TQM membawa dua
manfaat utama:
a. Meningkatkan kemungkinan dihasilkannya keputusan yang baik, rencana
yang baik, atau perbaikan yang lebih efektif, karena jugga mencakup
pandangan dan pemikiran dari pihak-pihak yang langsung berhubungan
dengan situasi kerja.
b. Keterlibatan karyawan meningkatkan rasa memiliki dan tanggung jawab
atas keputusan dengan melibatkan orang-ornag yang harus
melaksanakannya.

J. Teknik dan Strategi Manajemen Mutu Terpadu

Ada beberapa teknik yang digunakan di dalam manajemen mutu terpadu, yaitu:

1. Quality Control

Quality Control merupakan teknik dan kegiatan operasional


yang digunakan untuk memenuhi persyaratan mutu. QC merujuk pada
deteksi dan eliminasi komponen-komponen atau hasil akhir suatu
produk atau jasa yang tidak cocok dengan standar. QC diketahui
setelah proses berakhir.

2. Quality Assurance

Quality Assurance adalah penjaminan mutu sebelum diproses,


sedang diproses, dan setelah diproses. Jadi, QA bersifat pencegahan.
QA merupakan seluruh kegiatan terencana dan sistematis yang
diterapkan di dalam sistem manajemen mutu untuk meyakinkan
bahwa suatu produk akan memenuhi persyaratan mutu.

3. Benchmarking

Suatu kegiatan untuk menerapkan standar dan target yang akan


dicapai dalam suatu periode tertentu. Tiga pertanyaan mendasar yang
akan dijawab oleh bencmarking adalah seberapa baik kondisi kita,
harus menjadi seberapa baik kita, dan bagaimana cara untuk mencapai
yang baik tersebut.

4. School review

Proses dimana semua komponen sekolah bekerja sama,


khusunya dengan orang tua dan tenaga ahli untuk mengevaluasidan
menilai efektivitas sekolah serta mutu lulusan. School review akan
menghasilkan rumusan tentang kelemahan, kelebihan, dan prestasi
siswa, serta pengembangan program selanjutnya.

K. Kendala Manajemen Mutu Terpadu

19
Masalah-masalah yang menyebabkan Manajemen Mutu Terpadu tidak
dapat diterapkan, yaitu karena :

a. Usaha dilakukan setengah hati

b. Delegasi dan kepemimpinan yang tidak baik dari manajemen senior

c. Tim mania

d. Proses penyebarluasan pendekatan yang terbatas dan dogmatis

e. Harapan yang berlebihan/tidak realistis

f. Pemberdayaan karyawan yang bersifat prematur12

L. Implementasi Manajemen Mutu Terpadu


Implementasi Menajemen Mutu Melalui Konsep MPMBS Manajemen
Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah, kata mutu dalam MPMBS ini memiliki
makna mutu proses pendidikan yang bermutu melibatkan berbagai input seperti
bahan ajar, metodologi, sasaran sekolah, dukungan administrasi, sarana dan
prasarana dan sumber daya lainnya serta penciptaan suasana yang kondusif.
Mutu hasil pendidikan mengacu pada prestasi yang dicapai oleh sekolah
pada setiap kurun waktu tertentu. Pretasi yang dicapai/hasil pendidikan dapat
berupa prestasi akademik maupun nonakademik. Bahkan prestasi sekolah dapat
berupa kondisi yang tidak dapat dipegang (intangible) seperti suasana disiplin,
keakraban, saling menghormati, kebersihan dsb. 13
Kerangka MPMBS meliputi sumber daya, pertanggungjawaban,
kurikulum, dan personil sekolah. Strategi implementasinya dilakukan melulaui 4
tahapan, yaitu penyusunan berbasis data dan profil sekolah, penyusunan evaluasi
diri, mengidentifikasi kebutuhan sekolah dan merumuskan visi misi dan tujuan
serta merencanakan dan menyusun program jangka pendek/panjang.14

M. Indikator Berhasilnya Manajemen Mutu Terpadu

Implementasi TQM di bidang pendidikan dikatakan berhasil jika dapat


ditemukan ciri ciri sebagai berikut :

a. Tingkat konsistensi produk dalam memberikan pelayanan


umum dan pelaksanaan pembangunan untuk kepentingan
peningkatan kualitas SDM terus meningkat.

b. Disiplin waktu dan disiplin kerja semakin meningkat

12 Husaini Usman, Manajemen (Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan),


(Jakarta:Bumi Aksara, 2013)

13 Op.cit. hal. 306

14 Op. cit. hal. 308

20
c. Inventarisasi aset organisasi semakin sempurna, terkendali dan
tidak berkurang/hilang tanpa diketahui sebab sebabnya.

d. Kontrol berlangsung efektif terutama dari atasan langsung


melalui pengawasan melekat, sehingga mampu menghemat
pembiayaan, mencegah penyimpangan dalam pemberian
pelayanan umum dan pembangunan sesuai dengan kebutuhan
masyarakat.

e. Pemborosan dana dan waktu dalam bekerja dapat dicegah.

f. Peningkatan ketrampilan dan keahlian bekerja terus


dilaksanakan sehingga metode atau cara bekerja selalu mampu
mengadaptasi perubahan dan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi, sebagai cara bekerja yang paling efektif, efisien
dan produktif, sehingga kualitas produk dan pelayanan umum
terus meningkat.

N. Penyebab Rendahnya Mutu Pendidikan

1. Rendahnya kualitas sarana fisik : gedung, media,


laboratorium, perpustakaan

2. Rendahnya kualitas guru : blm profesor

3. Rendahnya kesejahteraan guru

4. Kurangnya pemerataan kesempatan pendidikan

5. Rendahnya relevansi pendidikan dengan kebutuhan

6. Mahalnya biaya pendidikan15

7. Tidak konsekuen dalam pelaksanaan

8. Sertralistik, sehinggan tergantung pada birokrasi

15 Nur Hamidi, Handout Administrasi Pendidikan (Yogyakarta: UIN


Sunan Kalijaga)

21
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan materi yang telah dipaparkan sebelumnya dapat ditarik


kesimpulan :

1. Pengertian dari Manajemen Mutu Terpadu adalah suatu


sistem manajemen yang melibatkan semua unsur
kepegawaian di lingkungan suatu perusahaan baik
sektor barang maupun sektor jasa yang bertujuan
untuk meningkatkan mutu, efisiensi dan efektivitas
produksi baik di lingkungan industri maupun institusi
lainnya. MMT merupakan sebuah pendekatan praktis
namun juga strategis dalam menjalankan roda
organisasi yang memfokuskan diri pada terpenuhinya
ekspektasi pelanggan dengan melakukan perbaikan
terus menerus serta melibatkan seluruh sumber daya
yang ada secara efektif dan efisien.

2. Hal-hal yang berkaitan dengan Manajemen Mutu


Terpadu yaitu teori-teori manajemen mutu terpadu,
konsep manajemen mutu terpadu, model manajemen mutu
terpadu, proses manajemen mutu terpadu, karakteristik manajemen
mutu terpadu, prinsip manajemen mutu terpadu, komponen
manajemen mutu terpadu, faktor-faktor yang memengaruhi
manajemen mutu terpadu, kendala manajemen mutu terpadu,
implementasi manajemen mutu terpadu, indikator berhasilnya
manajemen mutu terpadu, dan penyebab rendahnya mutu pendidikan

B. SARAN

Kita diharapkan dapat mempelajari dan lebih memahami mengenai


manajemen mutu terpadu. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
dan menambah referensi begi penyusun dan juga pembaca, sehingga dapat
menambah dan memperluas wawasan dalam rangka meningkatkan
pengetahuan.

22

Вам также может понравиться