Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PEMBAHASAN
a. Manajemen1
Secara ethimology, istilah manajemen berasal dari
kata management (bahasa Inggris), berasal dari kata to
manage yang artinya mengurus atau tata laksana.
Sehingga manajemen dapat diartikan dengan
bagaimana cara mengatur, membimbing dan memimpin
semua orang yang menjadi bawahannya agar usaha yang
sedang dikerjakan dapat mencapai tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya. Sedangkan secara terminology,
ditemukan banyak ahli yang memberikan definisi tentang
manajemen, diantaranya adalah
1. George R. Terry dalam bukunya yang berjudul
Principles of Management memberikan definisi:
manajemen adalah suatu proses yang
membedakan atas perencanaan, pengorganisasian,
penggerakkan pelaksanaan dan pengawasan,
dengan memanfaatkan baik ilmu maupun seni, agar
dapat menyelesaikan tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya.
2. Ensiclopedia of The Social Sciences, manajemen
diartikan sebagai proses pelaksanaan suatu tujuan
tertentu yang diselenggarakan dan diarvasi.
3. James A. F. Stoner, manajemen diartikan sebagai
proses perencanaan, pengorganisasian,
kepemimpinan, dan pengawasan upaya (usaha-
usaha) anggota organisasi dan menggunakan semua
sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan.
Dari sejumlah pengertian di atas, dapat dimengerti
bahwa manajemen merupakan sebuah proses yang khas,
yang terdiri atas tindakan-tindakan perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan yang
1 Mundir, Jurnal Volume No. 1, Maret 2012, Konsep Manajemen Mutu
Terpadu(Jember: STAIN Jember, 2012) hal. 44
1
dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-
sasaran yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumber
daya manusia serta sumber-sumber lain.
2
b. Mutu2
Dalam Kamus Indonesia-Inggris kata mutu dalam
bahasa Inggris disebut quality artinya taraf atau tingkatan
kebaikan; nilaian sesuatu. Jadi mutu berarti kualitas atau
nilai kebaikan suatu hal.
Sedangkan menurut beberapa tokoh, pengertian mutu
adalah sebagai berikut :
a. Joseph Moses Juran menyebutkan bahwa mutu
produk adalah kecocokan penggunaan produk untuk
memenuhi kebutuhan dan kepuasan pelanggan.
b. Phil Crosby mendefinisikan mutu adalah
conformance to requirement, yaitu sesuai dengan
yang disyaratkan atau distandarkan.
c. Pendapat Garvin dan Davis menyebutkan bahwa
mutu adalah suatu kondisi dinamis yang
berhubungan dengan produk, manusia/tenaga kerja,
proses dan tugas, serta lingkungan yang memenuhi
atau melebihi harapan pelanggan atau konsumen.
Dari beberapa pendapat tersebut di atas, mutu dapat
dipahami sebagai sebuah kondisi produk (baik berupa
barang atau jasa) yang telah sesuai standar yang telah
ditetapkan, sesuai kebutuhan dan kepuasan pelanggan,
atau bahkan lebih dari standar, dan kebutuhan serta
kepuasan pelanggan.
Meskipun tidak ada definisi mutu yang diterima
secara universal, namun dari definisi diatas terdapat
persamaan, yaitu dalam elemen-elemen sebagai berikut.
a. Mutu mencakup usaha memenuhi atau melebihi
harapan pelanggan.
b. Mutu mencakup produk, tenaga kerja, proses, dan
lingkungan.
c. Mutu merupakan kondisi yang selalu berubah
(misalnya apa yang dianggap merupakan mutu saat
ini, mungkin dianggap kurang bermutu pada masa
mendatang).
Dengan memperhatikan subtansi yang terkandung
dalam definisi mutu tersebut di atas, maka dapat dipahami
bahwa mutu memiliki standar, yaitu standar produk dan
jasa, dan standar pelanggan.
Standar produk dan jasa terdiri dari atas:
a) kesesuaian dengan spesifikasi;
b) kesesuaian dengan tujuan dan manfaat;
c) tanpa cacat (zero defects);
d) selalu baik sejak awal.
Standar pelanggan terdiri dari atas:
3
a) kepuasan pelanggan;
b) memenuhi kebutuhan pelanggan;
c) menyenangkan pelanggan.
Selain definisi tentang mutu, perlu juga dipahami
perbedaan mendasar antara kontrol mutu (quality control),
jaminan mutu (quality assurance), dan mutu terpadu (total
quality).
4
Kontrol mutu merupakan sebuah proses pasca-produksi
yang melacak dan menolak item-item yang cacat dengan
menggunakan metode inspeksi dan pemeriksaan. Ini sudah
digunakan dalam pendidikan untuk memeriksa apakah
standar-standar telah dipenuhi atau belum.
Jaminan mutu bertujuan mencegah terjadi kesalahan
sejak awal proses produksi untuk menciptakan produk tanpa
cacat (zero deffect) dan selalu baik sejak awal (right first
time every time).
Sedangkan mutu terpadu adalah tentang usaha
menciptakan sebuah kultur mutu yang disesuaikan dengan
perubahan harapan dan gaya pelanggan.
Istilah pelanggan jika diaplikasikan dalam pendidikan,
terpisahkan ke dalam beberapa jenis. Pelanggan utama
yaitu pelajar yang secara langsung menerima jasa,
pelanggan kedua adalah orang tua, perusahaan, atau
sponsor pelajar yang memiliki kepentingan langsung, dan
pelanggan ketiga yaitu pihak yang memiliki peran penting
meskipun tak langsung, seperti pemerintah dan masyarakat
secara keseluruhan. Masing-masing pelanggan memiliki
kebutuhan yang bervariasi, dan MMT ingin memastikan
bahwa proses intitusi harus menempatkan sudut pandang
pelajar sebagai pusat dari setiap proses perencanaan
strategis.
c. Terpadu3
Kata terpadu merupakan terjemahan dari kata total
(bahasa Inggris). Total dalam konsep Total Quality
Management diartikan sebagai pengintegrasian seluruh staf,
penyalur, pelanggan dan stakeholder lainnya (total is the
integration of the staff, suppliers, customers and other
stakeholders). Hal ini berarti semua orang yang ada di
dalam organisasi dilibatkan dalam menyelesaikan produk
atau melayani pelanggan. Dengan kata lain, konsep total
dalam TQM, atau konsep terpadu dalam MMT ini diartikan
bahwa setiap orang berperan dalam menyukseskan seluruh
proses pekerjaan atau aktivitas.
d. Manajemen Mutu Terpadu
Manajemen Mutu Terpadu adalah suatu prosedur di
mana setiap orang berusaha keras secara terus menerus
memperbaiki jalan menuju sukses. Manajemen Mutu
Terpadu juga menselaraskan usaha-usaha orang banyak
sebaik mungkin sehingga orang-orang tersebut menghadapi
tugasnya dengan penuh semangat dan berpartisipasi dalam
perbaikan pelaksanaan pekerjaan.
Hadari Nawari (2005:46) menambahkan, Manajemen
5
Mutu Terpadu adalah manejemen fungsional dengan
pendekatan yang secara terus menerus difokuskan pada
peningkatan kualitas, agar produknya sesuai dengan standar
kualitas dari masyarakat yang dilayani dalam pelaksanaan
tugas pelayanan umum (public service) dan pembangunan
masyarakat (community development).
6
Konsepnya bertolak dari manajemen sebagai proses
atau rangkaian kegiatan mengintegrasikan sumber daya
yang dimiliki, yang harus diintegrasi pula dengan
pentahapan pelaksanaan fungsifungsi manajemen, agar
terwujud kerja sebagai kegiatan memproduksi sesuai yang
berkualitas. Setiap pekerjaan dalam manajemen mutu
terpadu harus dilakukan melalui tahapan perencanaan,
persiapan (termasuk bahan dan alat), pelaksanaan teknis
dengan metode kerja/cara kerja yang efektif dan efisien,
untuk menghasilkan produk berupa barang atau jasa yang
bermanfaat bagi masyarakat.
Dari definisi-definisi tersebut di atas, kiranya MMT
dapat didefinisikan sebagai suatu sistem manajemen yang
melibatkan semua unsur kepegawaian di lingkungan suatu
perusahaan baik sektor barang maupun sektor jasa yang
bertujuan untuk meningkatkan mutu, efisiensi dan
efektivitas produksi baik di lingkungan industri maupun
institusi lainnya. MMT merupakan sebuah pendekatan
praktis namun juga strategis dalam menjalankan roda
organisasi yang memfokuskan diri pada terpenuhinya
ekspektasi pelanggan dengan melakukan perbaikan terus
menerus serta melibatkan seluruh sumber daya yang ada
secara efektif dan efisien.
Berdasarkan uraian tentang pengertian MMT, dapat
diketahui adanya lima unsur utama dalam penerapan MMT,
yaitu:
(1) berfokus pada pelanggan,
(2) perbaikan pada proses secara sistematik,
(3) pemikiran jangka panjang,
(4) pengembangan sumberdaya manusia,
(5) komitmen pada mutu.
Perbaikan pada proses secara sistematik, menunjuk
pada kondisi dimana setiap kegiatan hendaknya
direncanakan dengan baik, dilaksanakan secara cermat, dan
hasilnya dievaluasi dibandingkan dengan standar mutu yang
ditentukan sebelumnya. Selain itu, bahwa setiap prosedur
kerja yang sedang dilaksanakan juga perlu ditinjau apakah
telah mendatangkan hasil yang diharapkan. Bila tidak, maka
prosedur itu perlu diubah dan diganti dengan yang lebih baik
dan sesuai.
Jadi disini, harus ada keterbukaan dan kesediaan
berubah dan menggantikan hal yang lama dengan hal yang
baru jika memang diperlukan. Ini berlaku bagi multilevel, baik
dari tingkat pimpinan sampai dengan staf terbawah.
B. Teori-Teori Manajemen Mutu Terpadu
7
Beberapa teori tentang manajemen mutu adalah4
1. Trilogi Juran
Juran merupakan pakar manajemen mutu yang
berpendapat bahwa ada tiga tahapan (trilogi) yang perlu
dilakukan dalam konteks manajemen mutu yaitu :
a. Perencanaan Mutu (Quality Planning)
Tahapan perencaan tentang mutu yang
diinginkan dari suatu produk atau layanan. Pada
tahapan ini dilakukan fokus pada penyusunan kebijakan
mutu, tujuan mutu, dan proses operasional untuk
mencapai tujuan mutu.
2. Prinsip Deming
Tokoh penting yang mengembangkan manajemen
kualitas adalah Edward Deming. Menurut Deming meskipun
kualitas mencakup kesesuaian atribut produk dengan
tuntutan konsumen, namun kualitas harus lebih dari itu.
Menurut Deming terdapat empat belas poin atau
prinsip penting yang dapat membawa atau membantu
manager mencapai perbaikan dalam kualitas yaitu:
a. Menciptakan kepastian tujuan perbaikan produk dan
jasa
b. Mengadopsi filosofi baru dimana cacat tidak bisa
diterima
c. Berhenti tergantung pada inspeksi missal
d. Berhenti melaksanakan bisnis atas dasar harga saja
e. Tetap dan kontinyu memperbaiki sistem produksi dan
jasa
f. Melembagakan metode pelatihan kerja modern
4 Uhar Syharsaputra, Administrasi Pendidikan, (Bandung:Refika
Aditama, 2013) hal. 256
8
g. Melembagakan kepemimpinan
h. Menghilangkan rintangan antardepartemen
i. Menghilangkan ketakutan
j. Menghilangkan atau mengurangi tujuan-tujuan
jumlah pada pekerja
k. Menghilangkan manajemen berdasarkan sasaran
l. Menghilangkan rintangan yang merendahkan pekerja
jam-jaman.
m. Melembagakan program pendidikan dan pelatihan
yang cermat
n. Menciptakan struktur dalam manajemen puncak yang
dapat melaksanakan transformasi seperti dalam poin-
poin di atas.
9
Kualitas dalam pendekatan ini didasarkan pada
pemikiran bahwa kualitas tergantung pada orang yang
memandangnya, dan produk yang paling memuaskan
preferensi seseorang atau cocok dengan seseorang
(fitness for used) merupakan produk yang berkualitas
paling tinggi. Pandangan yang subjektif ini mengakibatkan
konsumen yang berbeda memiliki kebutuhan dan
keinginan yang berbeda pula, sehingga kualitas bagi
seseorang adalah kepuasan maksimum yang dapat
dirasakan.
4. Manufacturing-based approach
Kualitas dalam pendekatan ini adalah bersifat
supply-based atau dari sudut pandang produsen yang
mendefenisikan kualitas sebagai sesuatu yang sesuai
dengan persyaratan/spesifikasi (conformance quality) dan
prosedur. Pendekatan ini berfokus pada kesesuaian
spesifikasi yang ditetapkan perusahaan secara internal.
Oleh karena itu yang menentukan kualitas adalah standar-
standar yang ditetapkan oleh perusahaan, dan bukan
konsumen yang menggunakannya.
5. Value-based Approach
Kualitas dalam pendekatan ini adalah memandang
kualitas dari segi nilai dan harga. Kualitas didefenisikan
sebagai affordable excellence. Oleh karena itu kualitas
dalam pandangan ini bersifat relatif, sehingga produk yang
memiliki kualitas paling tinggi belum tentu produk yang
paling bernilai. Produk yang paling bernilai adalah produk
yang paling tepat beli.
10
TQM emerge in US Zero defect
TQC emerge
movement
in USin(Deming,
US Juran, Feigenbaung, 1960-an)
Taguchi, Crosby, 1980-an(Crosby, 1960-an s.d.1970-an)
s.d. 1990-an)
Increa
Statistical Me
(
11
Gambar Model Manajemen Mutu Terpadu
12
E. Proses Manajemen Mutu Terpadu
7 Diunduh di
http://sukabumikota.kemenag.go.id/file/documen/DOOO167.pdf
13
2. Waktu wajar (timeliness)
Maksudnya selesai dengan waktu yang standar (wajar). Misalnya
memulai dan mengakhiri pelajaran tepat waktu. Walau ulangan tepat. Batas
waktu pemberian PR wajar. Waktu untuk guru naik pangkat juga wajar.
3. Handal (realibility)
Yaitu usia pelayanan prima berjalan lama. Misalnya pelayanan prima
yang diberikan sekolah bertahan dari tahun ke tahun, mutu sekolah tetap
bertahan dari tahun ke tahun.
Sebagai sekolah favorit bertahan dari tahun ke tahun. Sekolah menjadi
juara tertentu bertahan dari tahun ke tahun. Guru jarang sakit. Kerja keras
guru bertahan dari tahun ke tahun.
4. Daya tahan (durability)
Yaitu tahan banting. Misalnya meskipun kritis moneter, sekolah masih
tetap bertahan (tidak tutup). Siswa dan guru tidak putus asa dan selalu sehat.
5. Indah (aestetics)
Misalnya eksterior dan interior sekolah ditata menarik, taman
ditanami bungan dan terpelihara dengan baik, guru-guru membuat media
pendidikan yang menarik, dan warga sekolah berpenampilan rapi.
6. Hubungan manusiawi (personal interface)
Yaitu menjunjung tinggi nilai-nilai moral dan profesionalisme.
Misalnya warga sekolah saling menghormati, baik warga intern maupun
ekstern sekolah, demokratis, dan menghargai profesionalisme.
7. Mudah penggunaannya (easy of use)
Yaitu sarana dan prasarana mudah dipakai. Misalnya aturan-aturan
sekolah mudah diterapkan, buku-buku perpustakaan mudah dipinjam dan
dikembalikan tepat waktu, penjelasan guru di kelas mudah dipahami
siswanya, kemudian contoh-contoh soal yang diberikan kepada siswa juga
mudah dipahami, dan demonstrasi praktik mudah diterapkan siswa.
8. Bentuk khusus (feature)
Yaitu keunggulan tertentu. Misalnya sekolah ada yang unggul engan
hamper semua lulusannya diterima di universitas bermutu, unggul dengan
bahasa inggrisnya, unggul dengan penguasaan teknologi informatikanya
(komputerisasi), dan ada yang unggul dengan karya ilmiah kesenian atau
olahraga.
9. Standar tertentu (conformance to specification)
Yaitu memenuhi standar tertentu. Misalnya sekolah sudah memenuhi
Standar Pelayanan Minimal (SPM), sekolah sudah memenuhi standar
minimal ujian nasional atau sekolah sudah memenuhi TOEFL dengan skor
650.
10. Konsistensi (consistency)
Yaitu keajegan konstan atau stabil. Misalnya mutu sekolah dari dulu
sampai sekarang tidak menurun seperti harus mengatrol nilai siswa-
siswanya, warga sekolah konsisten antara perkataan dengan perbuatan
(apabila berkata tidak berbohong, apabila berjanji ditepati, dan apabila
dipercaya tidak mengkhianati).
14
11. Seragam (uniformity)
Yaitu tanpa variasi, tidak tercampur. Misalnya sekolah
menyeragamkan pakaian sekolah dan pakaian dinas, sekolah melaksanakan
aturan tidak pandang bulu atau pilih kasih.
12. Mampu melayani (service ability)
Yaitu mampu memberikan pelayanan prima. Misalnya sekolah
menyediakan kotak saran dan saran-saran yang masuk tersebut mampu
dipenuhi dengan sebaik-baiknya, dan sekolah mampu memberikan
pelayanan primanya kepada pelanggan sekolah sehingga semua pelanggan
merasa puas.
13. Ketepatan (accuracy)
Yaitu ketepatan dalam pelayanan. Misalnya sekolah mampu
memberikan pelayanan sesuai dengan yang diinginkan pelanggan sekolah,
guru-guru tidak salah melayani siswanya, semua warga sekolah bekerja
dengan teliti, dan jam belajar di sekolah berlangsung tepat waktu.
15
Perbaikan secara berkelanjutan seharusnya menjadi tujuan permanen
dari organisasi.
7. Fatual Approach to Decision Making/Menggunakan Pendekatan Faktual
dalam Pembuatan Keputusan
Bahwa keputusan yang efektif didasarkan pada analisis data dan
informasi.
8. Mutually Benefical Supplier Relationships/Memiliki Hubungan yang
Saling Menguntungkan dengan Supplier
16
5. Ganjaran dan Pengakuan
Tim dan/ individu yang berhasil menerapkan prinsip-prinsip mutu
dalam proses harus diakui dan diberi ganjaran sebagaimana kemampuan
organisasi, sehingga pegawai lainnya akan mengetahui apa yang
diharapkan dan dapat menjadi panutan/contoh bagi pegawai lainnya.
6. Pengukuran
Evaluasi menjadi sangat penting didalam menetapkan proses
manajemen mutu. Hasil pengukuran merupakan informasi umpan balik
mengenai kondisi riil bagaimana gambaran proses mutu yang ada dalam
organisasi, kepuasan pelanggan harus diukur secara konsisten untuk
mengetahui seberapa jauh kebutuhan benar-benar dipenuhi.
Menurut West-Burnham, menyatakan bahwa komponen-
komponen manajemen mutu terpadu, pendidikan ada 4 yakni :
1. Prinsi-prinsip
Hal-hal yang harus dilakukan warga sekolah dalam
mewujudkan misi, visi, tujuan, sasaran, strategi, policy
sekolah.
2. Proses
Upaya-upaya yang dilakukan warga sekolah untuk
memuaskan pelanggannya.
3. Pencegahan
Upaya sekolah untuk menghindari kesalahan sejak awal,
pencegahan lebih baik daripada perbaikan harus mejadi
filosofi warga sekolah.
4. Manusia
Warga sekolah yang bekerja secara sinergi dalam suatu
manajemen kolegial serta lebih menekankan pada pentingnya
hubungan manusiawi.
17
Hal ini berarti semua karyawan pada setiap level berusaha
melaksanakan setiap aspek pekerjaannya berdasarkan perspektif Bagaiman
kita dapat melakukannya dengan lebih baik? Bila suatu organisasi terobsesi
dengan kualitas, maka berlaku prinsip Good enough is never good
enough.
3. Pendekatan ilmiah
Pendekatan ini sangat diperlukan untuk mendesain pekerjaan dan
dalam proses pengambilan keputusan dan pemecahan masalah yang
berkaitan dengan pekerjaan yang didesain tersebut. Dengan demikian , data
diperlukan dan dipergunakan dalam menyusun patok duga (benchmark),
memantau prestasi, dan melaksanakan perbaikan.
4. Komitmen jangka panjang
TQM merupakan paradigma baru dalam melaksanakan bisnis. Untuk
itu, dibutuhkan budaya perusahaan yang baru pula. Oleh karena itu,
komitmen jangka panjang sangat penting guuna mengadakan perubahan
budaya agar penerapan TQM dapat berjalan dengan baik.
5. Kerja sama tim (Teamwork)
Dalam organisasi yang dikelola secara tradisional, seringkali
diciptakan persaingan antar departemen yang ada dalam organisasi tersebut
agar daya saingnya terdongkrak. Akan tetapi, persaingan internal tersebut
cenderung hanya menggunakan dan menghabiskan energy yang seharusnya
dipusatkan pada upaya perbaikan kualitas, yang pada dilirannya untuk
meningkatkan daya saing eksternal.
6. Perbaikan sistem secara berkesinambungan
Setiap produk dan atau jasa dihasilkan dengan memanfaatkan proses-
proses tertentu didalam suatu sistem atau lingkungan. Oleh karena itu,
system yang ada perlu diperbaiki secara terus-menerus agar kualitas yang
dihasilkannya dapat semakin meningkat.
7. Pendidikan dan pelatihan
Dewasa ini masih banyak peusahaan yang menutup mata terhadap
pentingnya pendidikan dan pelatihan karyawan. Mereka beranggapan bahwa
perusahaan bukan sekolah, yang diperlukan adalah tenaga terampil siap
pakai.
Jadi, perusahaan-perusahaan seperti itu hanya akan memberikan
pelatihan ekedarnya kepada para karyawannya. Konsidi ini menyebabkan
perusahaan yang bersangkutan tidak berkembang dan sulit bersaing dengan
perusahaan lainnya, apalagi dalam era persaingan global.
8. Kebebasan yang terkendali
Dalam TQM, keterlibatan dan pemberdayaan karyawan dalam
pngambilan keputusan dan pemecahan masalah merupakan unsure yang
sangat penting. Hal ini dikarenakan unsur tersebut dapat meningkatka rasa
memiliki dan tanggung jawab karyawan terhadap keputusan yang telah
dibuat. Selain itu, unsur ini juga dapat memperkaya wawasan dan pandangan
dalam suatu keputusan yang diambil karena pihak yang terlibat lebih banyak.
9. Keatuan tujuan
Supaya TQM dapat diterapkan dengan baik, maka perusahaan harus
memiliki kesatuan tujuan. Dengan demikian, setiap usaha dapat diarahkan
pada tujuan yang sama. Akan tetapi, kesatuan tujuan ini tidak berarti bahwa
18
harus selalu ada persetjuan atau kesepakatan antara pihak manajemen dan
karyawan, misalnya mengenai upah dan kondisi kerja.
10. Adanya keterlibatan dan pemberdayaan karyawan
Usaha untuk melibatkan karyawan dalam penerapan TQM membawa dua
manfaat utama:
a. Meningkatkan kemungkinan dihasilkannya keputusan yang baik, rencana
yang baik, atau perbaikan yang lebih efektif, karena jugga mencakup
pandangan dan pemikiran dari pihak-pihak yang langsung berhubungan
dengan situasi kerja.
b. Keterlibatan karyawan meningkatkan rasa memiliki dan tanggung jawab
atas keputusan dengan melibatkan orang-ornag yang harus
melaksanakannya.
Ada beberapa teknik yang digunakan di dalam manajemen mutu terpadu, yaitu:
1. Quality Control
2. Quality Assurance
3. Benchmarking
4. School review
19
Masalah-masalah yang menyebabkan Manajemen Mutu Terpadu tidak
dapat diterapkan, yaitu karena :
c. Tim mania
20
c. Inventarisasi aset organisasi semakin sempurna, terkendali dan
tidak berkurang/hilang tanpa diketahui sebab sebabnya.
21
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
22