Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
BISPHENOL A
Oleh :
Dyah Prabaningrum
BPA dapat berbentuk bubuk kering,cairan, padatan, dan pellet kristal. Warnanya
dapat berupa warna putih, Kristal, maupun putih hamper ke krem. Bau BPA seperti bau
fenol ringan. Ketika didekomposisi dengan menggunkan panas, BPA akan mengeluarkan
asap yang tajam dan membuat iritasi. BPA dapat larut dalam asam asetat, larutan alkali,
alcohol, aseton, dan karbon tetraklorida.
BPA banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari, seperti dalam plastik
polikarbonat yang digunakan untuk wadah makanan, wadah air, botol susu bayi, CD, dan
peralatan rumah tangga lainnya, epoksi resin yang digunakan untuk pelapis antara
makanan dengan wadah kaleng, serta untuk dental sealants (OEHHA, 2009). Senyawa
ini memiliki volatilitas rendah,pada suhu ambien, dapat berada di sedimen, memiliki
tingkat kelarutan sedang, tidak persisten karena bisa terbiodegradasi dengan cepat, tidak
terbioakumulasi dalam organisme air (Staples et al., 1998).
BPA diproduksi dengan dua metode. Metode pertama adalah dengan
mengkondensasi fenol dengan aseton dalam pH rendah dan dalam kondisi suhu tinggi
dengan bantuan katalisator, dan metode kedua hampir sama dengan metode pertama,
namun menggunakan katalis yang berbeda dan menggunakan teknologi purifikasi
sehingga limbah yang dihasilkan tidak banyak (Staples et al., 1998). BPA juga bisa
terlepas ke lingkungan sebagai emisi debu pada saat proses penanganan dan transportasi.
BPA yang terlepas itu dapat berada di air permukaan, air limbah, dapat pula berada
sebagai bentuk padat yang dibuang di landfill.
BPA merupakan zat yang diklasifikasikan sebagai Endocrine Disruptor
Compound (EDC) yang memiliki aktivitas seperti hormon estrogen.
Berdasarkan pemodelan tersebut, 50% dari BPA yang tidak terdegradasi di lingkungan
terikat pada sedimen atau tanah dan sebagian berada di air. Jejak BPA dapat diasosiasikan
dengan keberadaannya pada padatan tersuspensi dan biota. Sisanya yang berjumlah sedikit
diasosiasikan dengan keberadaannya di atmosfer. Walaupun jejak BPA dapat berada di dalam
biota, jumlahnya kemungkinan sedikit karena bioakumulasi dari BPA yang rendah, dan
organisme mungkin telah memetabolisme BPA sehingga jumlahnya sedikit (Staples et al.,
1998). Dengan menggunakan permodelan Equilibrium Criterion (EQC), dapat disimpulkan
bahwa BPA dengan volatilitas rendah berjumlah sangat sedikit di atmosfer, terdegradasi di
lingkungan dengan sangat cepat di air dan tanah sekitar 4,5 hari dan kurang dari 1 hari di
udara, dan biokonsentrasi di air tergantung pada metabolism di organisme akuatik yaitu
kurang dari 1 hari (Cousins et al., 2002). BPA juga dapat terdegradasi dengan cahaya
(photodegradation). Dalam foto-oksidasi, foton menginisiasi proses pemecahan kimiawi yang
mewakili jalur transformasi yang penting bagi banyak polutan organik di permukaan air dan
tanah (Im and Lffler, 2016).
Sebagian besar pajanan BPA pada manusia adalah melalui makanan dan minuman.
BPA dapat terlepas ke makanan dari pemanasan plastic yang digunakan sebagai wadah
makanan dan minuman atau melalui lapisan epoksi resin yang ada dalam produk makanan
olahan. Pemanasan plastic seperti dalam microwave, meningkatkan kebocoran BPA dalam
bentuk cair (OEHHA, 2009). Migrasi BPA dalam kadar tinggi bisa terjadi karena hidrolisis
rantai karbonat karena terkena air panas atau pH alkali, yang berarti BPA dapat bermigrasi
dari plastic setelah terkena larutan alkali atau air panas atau uap panas (Kang et al., 2006).
4. Pajanan perinatal
BPA dalam bentuk aktif maupun inaktif dapat menembus plasenta dan mencapai janin. Pada
janin, bentuk BPA inaktif dapat diubah menjadi bentuk aktif karena hati dan jantung janin
dapat menghasilkan enzim yang dapat mengubah senyawa konjugat BPA-glukoronid menjadi
BPA estrogenic yang toksik.
5. Toksikokinetika
a. Absorpsi
Sebagian besar pajanan BPA pada manusia melalui oral dan masuk ke dalam
saluran pencernaan, dan sedikit melalui kontak langsung dermal (Staples et al., 1998).
BPA masuk melalui oral melalui makanan dan minuman yang mengandung BPA. Pada
manusia, BPA cepat diserap dan ditransformasi. BPA mengalami glukuronidisasi oleh
UDP-glucuronyltransferase UTG2B15 menjadi BPA-glukuronid pada metabolisme awal
di dinding usus dan akan terjadi lagi di organ target, yaitu hati, dimana enzim ini ada
pada manusia namun tergantung pada usia manusia tersebut, dan sulfasi BPA dibantu
oleh enzim SULT 1A1 (Mielke and Gundert-Remy, 2012).
b. Distribusi
Organ target BPA adalah hati (Mielke and Gundert-Remy, 2012). BPA yang
masuk melalui oral akan diserap melalui dinding usus untuk kemudian didistribusi darah
ke organ target. BPA adalah senyawa lipofilik dan akan berikatan dengan protein plasma
dari darah untuk menuju ke organ target, dan kadar BPA dalam darah mencerminkan
uptake jaringan.
c. Metabolisme
BPA akan mengalami glukuronidisasi oleh UDP-glucuronyltransferase UTG2B15
menjadi BPA-glukuronid di hati (Mielke and Gundert-Remy, 2012), dan merupakan jalur
metabolism yang terjadi di manusia (Vlkel et al., 2002). BPA-glukoronid tidak memiliki
aktivitas endrokin dan bersifat larut dalam air sehingga secara cepat akan dieksresikan
melalui urin dalam waktu kurang dari 6 jam (Vlkel et al., 2002, Tominaga et al., 2006).
BPA-glukoronid, BPA konjugat, dan BPA sulfat dapat diukur kadarnya dalam tubuh. BPA
yang berpotensi merusak kesehatan hanya bentuk BPA aktif.
d. Eksresi
Lebih dari 80% dari BPA yang masuk dibersihkan dari tubuh dalam waktu 5 jam
berupa bentuk konjugat dari BPA yang tanpa aktivitas endokrin (WHO, 2009). BPA
dieksresikan melalui urin dalam bentuk BPA glukuronid (82%), unconjugated BPA
(14%), dan BPA sulfat (4%) (European Communities, 2010)
6. Mekanisme aktivitas
BPA diketahui dapat mengganggu fungsi endokrin dengan berikatan secara lemah
dengan beberapa reseptor steroid termasuk reseptor estrogen, seperti juga dengan reseptor
hirmon tiroid dan androgen. BPA memiliki afinitas ikatan yang kuat dengan trans-membran
ER, reseptor 30 pasangan protein-G (GPR30), dan orphan nuclear receptor, ERRy. BPA juga
dapat mengaktivasi transkripsi seperti reseptor x peroksisom (PXR) dan reseptor aril
hidrokarbon (AhR) yang sering terlibat dengan reseptor steroid.
7. Efek Kesehatan
BPA dalam dosis rendah di lingkungan memiliki kemungkinan mengakibatkan
penyakit metabolik kronis, kerusakan sistem reproduksi (Fenichel et al., 2013), gangguan
saraf dan penyakit akibat gangguan endokrin lainnya.
a. Sistem Imun
BPA diketahui mengganggu kerja hormone tiroid dan fungsi estrogen, dan secara
potensial dapat mengganggu kerja sistem imun. Pada uji hewan diketahui bahwa BPA
meningkatkan respon imun bawaan dengan meningkatkan produksi cytokine termasuk
faktor nekrosis tumor (TNF) dan IL-1 pada makrofag dan merangsang sel T dan B dalam
respon adaptif (OEHHA, 2009) .