15 30 45 60

KA KI Rat KA KI Rat KA KI Rata KA KI Rat

a- a- -rata a-
rata rata rata
Antalgin 50% 3,0 5 4,3 5,1 4,9 5 5,6 4,5 5,05 4, 6,6 5,7
500mg/70kgBB 9 5

Antalgin 50% 2,8 4 3,4 5,1 2,2 3,6 1,4 3,5 2,45 3, 2,6 2,8
750mg/70kgBB 5 0

Codein HCl 5,8 3,6 4,7 2,8 3,2 3 3,6 1,0 2,5 5, 6,2 6,0
20% 9 5
30mg/70kgBB

Codein 0,2% 3,7 3,5 3,6 3,4 2,7 3,0 7,0 6,0 6,6 4, 4,7 4,5
50mg/kgBB 5 2 4 5
HASIL

PEMBAHASAN
Pada praktikum ini dilakukan penelitian mengenai aktivitas obat analgesik pada
hewan coba. Prinsip dari percobaan ini adalah hewan coba disuntikkan dengan obat
analgesik tertentu lalu dimasukkan dalam wadah plantar dan dilihat respon dari
hewan coba pada menit ke 15,30,45 dan ke 60 dengan pemberian rangsangan
panas sampai hewan coba mengangkat dan menjilat kaki. Hewan coba yang
digunakan adalah tikus jantan galur wistar. Digunakan analgesik kodein hcl 0,2%
50mg/70kgBB sebagai anaklgesik golongan opioid dengan jalur pemberian
intraperitoneal. Kodein bekerja dengan menstimulasi reseptor sistem penghambat
nyeri endogen. Efek kodein bekerja apabila kodein berikatan secara agois dengan
reseptor opioid diberbagai tempat susunan saraf pusat.(Williams & wilkins,2009)
Dilakukan pengamatan terhadap hewan coba yang diberi rangsangan panas pada
kaki mencit setelah diberi kodein 0,2% 50mg/kgBB dengan hasil pada menit ke 15
hewan coba merespon rangsangan panas dengan rata-rata 3,6 pada menit ke 30
rata-rata 3,05 menit ke 45 dengan rata-rata 6,6 dan pada waktu 60 mendapat hasil
4,55 hasil yang diperoleh menunjukan hasil yang naik turun. Hal ini tidak sesuai
dengan sifatnya bahwa semakin besar konsentrasi obat maka efek analgesiknya
semakin tinggi. Hal ini dapat disebabkan karena kesalahan ketika pemberian obat
karena ketika dilakukan penyuntikkan secara intraperitoneal spuilt sempat tertarik
sehingga obat tidak dapat masuk semua atau pada saat dilakukan penimbangan
berat badan pada hewan coba terjadi kesalahan sehingga pada perhitungan
pemberian volume dosis obat terjadi kesalahan.