Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Agustus 2013
Abstrak : Latar Belakang. Hipertensi merupakan masalah kesehatan yang umum terjadi di
negara berkembang dan negara maju. Perubahan gaya hidup modern, seperti merokok,
minuman alkohol, pada makanan yang tidak seimbang dan kurangnya aktivitas fisik dapat
memicu meningkatnya angka kejadian penyakit hipertensi. Alkohol memiliki efek yang
hampir sama dengan karbon monoksida, yaitu dapat meningkatkan keasaman darah. Darah
menjadi lebih kental dan jantung dipaksa untuk memompa darah lebih kuat lagi agar darah
yang sampai ke jaringan mencukupi. Ini berarti juga terjadi peningkatan tekanan darah.
Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan mengonsumsi alkohol dengan
kejadian hipertensi Pada Laki-Laki Di Desa Tompasobaru II Kecamatan Tompasobaru
Kabupaten Minahasa Selatan.
Metode. Jenis penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan menggunakan
rancangan penelitian Cross Sectional untuk mengetahui hubungan mengonsumsi alkohol
dengan kejadian hipertensi Pada Laki-Laki Di Desa Tompasobaru II Kecamatan
Tompasobaru Kabupaten Minahasa Selatan. Penetuan sampel dilakukan dengan cara
1
ejurnal keperawatan (e-Kp) Volume 1. Nomor 1. Agustus 2013
purposive sampling (non probability sampling), didapat jumlah sampel sebanyak 368 orang
dari 512 populasi yang berusia 25-60 tahun. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji
chi square dengan confidence interval 90% dan nilai = 0,1.
Hasil Penelitian. laki-laki dalam penelitian ini sebagian besar telah mengonsumsi alkohol
>10 tahun, dan yang mengalami hipertensi sebanyak 139 responden (72%), terdapat 150
responden (51%) yang mengonsumsi alkohol golongan C mengalami hipertensi, dan
berdasarkan frekuensi konsumsi diperoleh 88 oresponden (83%) mengalami hipertensi yang
mengonsumsi minuman beralkohol 4-7 kali dalam seminggu. Hasil Analisis statistik
diperoleh p = 0,000 hubungan antara mengonsumsi alkohol dengan kejadian hipertensi. Ada
hubungan antara lama konsumsi, jenis alkohol, dan frekuensi konsumsi dengan kejadian
hipertensi.
Kata kunci : alkohol, hipertensi, laki-laki, mengonsumsi
PENDAHULUAN Menurut Riset Kesehatan Dasar
Hipertensi merupakan masalah kesehatan (RISKESDAS) 2007 Kementerian
yang umum terjadi di negara berkembang Kesehatan RI, prevalensi hipertensidi
dan negara maju. Perubahan gaya hidup Indonesia pada usia diatas 18 tahun
modern, seperti merokok, minuman mencapai 29,8%. Prevalensi ini semakin
alkohol, pola makan yang tidak seimbang bertambah seiring dengan bertambahnya
dan kurangnya aktivitas fisik dapat usia. Riset ini juga menunjukkan bahwa
memicu meningkatnya angka kejadian sebanyak 76% kasus hipertensi dalam
penyakit hipertensi (Martha, 2012). masyarakat belum terdiagnosis
Sesungguhnya jika orang peduli (Medicinus, 2012).
keberadaan hipertensi dapat diketahui Alkohol memiliki efek yang hampir
sejak dini sehingga tidak menimbulkan sama dengan karbon monoksida, yaitu
komplikasi dan merusak organ-organ dapat meningkatkan keasaman darah.
lainnya. Sekitar 40% kematian di bawah Darah menjadi lebih kental dan jantung
usia 60 tahun diakibatkan oleh hipertensi dipaksa untuk memompa darah lebih kuat
yang tidak terkontol (Junaidi, 2010). lagi agar darah yang sampai ke jaringan
Hasil penelitian WHO menunjukan mencukupi. Ini berarti juga terjadi
hampir setengah dari kasus serangan peningkatan tekanan darah (Anonim
jantung dipacu oleh tekanan darah tinggi. 2012). Berdasarkan data dari Riset
Menurut data Lancet menyebutkan, jumlah Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2007
penderita hipertensi di India tahun 2000 prevalensi Nasional peminum alkohol di
adalah 60,4 juta dan diperkirakan pedesaan lebih tinggi dari perkotaan,
sebanyak 107,3 juta pada tahun 2025 prevalensi peminum alkohol menurut jenis
(terjadi kenaikan sebesar 56%). Di cina kelamin, lebih besar laki-laki dibanding
pada tahun 2000 sebanyak 98,5 juta orang perempuan.
menderita hipertensi dan tahun 2025 Desa Tompasobaru II adalah salah
sebesar 67,3 juta (kenaikan sebesar 57%). satu Desa yang berada di Kecamatan
Dua pertiga penderita hipertensi hidup di Tompasobaru Kabupaten Minahasa
negara miskin dan berkembang, Selatan. Desa ini berada di dataran tinggi
berdasarkan data WHO dari 50% penderita Kabupaten Minahasa Selatan sehingga
Hipertensi yang diketahui hanya 25% yang suhu udara di desa ini cukup dingin, selain
mendapat pengobatan, dan hanya 12,5% itu orang Minahasa pada umumnya
yang diobati dengan baik. Tiap tahunnya, mempunyai kebiasaan mengonsumsi
7 juta orang di seluruh dunia meninggal alkohol, hal ini menyebabkan kebiasaan
akibat hipertensi. Tahun 2000 saja hampir masyarakat untuk mengonsumsi alkohol
1 miliar penduduk dunia menderita cukup tinggi. Selain itu ada beberapa
hipertensi (dikutip dari Anna, 2011). tempat yang dekat dengan desa ini
memproduksi jenis minuman alkohol
2
ejurnal keperawatan (e-Kp) Volume 1. Nomor 1. Agustus 2013
3
ejurnal keperawatan (e-Kp) Volume 1. Nomor 1. Agustus 2013
4
ejurnal keperawatan (e-Kp) Volume 1. Nomor 1. Agustus 2013
responden berada pada kelompok umur prevalensi mencapai 16% (1988), 17%
>40 tahun. (1993), dan 12,2 (2000). Secara umum,
Responden dengan tingkat prevalensi hipertensi pada usia lebih dari
pendidikan paling banyak adalah SMA 50 tahun berkisar antara 15%-20%. Survei
dengan jumlah 153 orang, diikuti dengan di pedesaan Bali menemukan prevalensi
responden yang lulus SMP 101 orang. hipertensi laki-laki sebesar 46,2% dan
Distribusi responden menurut jenis 53,9% pada wanita. Prevalensi di Pulau
pekerjaan laki-laki yang paling banyak Jawa 41,9% dengan kisaran di masing-
adalah petani dengan jumlah 170 orang, masing provinsi 36,6%-47,7%. Prevalensi
dan responden yang bekerja sebagai di perkotaan 39,9% (37,0%-45,8%) dan di
wiraswasta sebanyak 94 orang. Penelitian pedesaan 44,1% (36,2%-51,7%).
yang dilakukan Rusasastra (2006) Disamping itu, kebanyakan dari mereka
menjelaskan bahwa presentase penduduk tidak menyadari bahwa tekanan darah
di Indonesia yang bekerja di bidang mereka diatas normal. Dari 15 juta
pertanian berjumlah 64% penduduk yang penderita hipertensi di Indonesia hanya 4%
bekerja di sektor informal berjumlah 75%. yang melakukan kontrol terhadap
Dari penjelasan diatas menjelaskan bahwa hipertensi. Yang dimaksud dengan
responden pada umumnya berpendidikan hipertensi terkontrol adalah orang yang
rendah sehingga banyak dari laki-laki sudah terdiagnosa hipertensi dan
bekerja di sektor non formal. Sebagian melakukan pengobatan(Bustan, 2007).
besar dari responden bekerja sebagai
petani. Faktor sosial diatas menyebabkan Konsumsi Alkohol
tingginya angka konsumsi alkohol pada Dari hasil penelitian menunjukan jumlah
responden, selainitu di Desa Tompasobaru responden yang mengonsumsi alkohol 1-3
II terdapat beberapa tempat produksi kali per hari berjumlah 262 responden
alkohol tradisional, sehingga daya beli (71,2%), sedangkan responden yang
masyarakat untuk jenis minuman yang mengonsumsi 4-7 kali per minggu
diproduksi tersebut cukup tinggi. berjumlah 106 responden dengan
presentase 28,8%. Hasil penelitian jenis
Hipertensi minuman yang paling banyak dikonsumsi
Dari hasil penelitian responden yang responden adalah jenis alkohol golongan C
mengonsumsi alkohol dalam penelitian ini berjumlah 294 responden dengan
adalah 368 orang dari jumlah populasi 512 presentase 79,9%, jenis alkohol golongan
responden umur 25-60 tahun yang A berjumlah 40 responden (10,9%), dan
dikategorikan dari pola konsumsinya. golongan B berjumlah 34 responden
Hasil penelitian menunjukan responden dengan presentase (9,2%). Responden
dengan status tekanan darah tinggi yaitu yang mengonsumsi alkohol alkohol >10
sebesar 161 orang dengan presentase tahun berjumlah 193 dengan presentase
43,8%, sedangkan responden yang tidak 52,4% sedangkan responden yang
hipertensi sebanyak 207 orang atau 56,3%. mengonsumsi 5-10 tahun berjumlah 175
Hal ini sebanding dengan angka prevalensi responden dengan presentase 47,6%.
hipertensi di Indonesia yang sangat besar. Konsumsi alkohol golongan C (20-55%)
Berdasarkan penelitian hipertensi lebih cepat berpengaruh terhadap
Survei faktor risiko penyakit hipertensi dari pada mengonsumsi alkohol
kardiovaskuler oleh proyek WHO di golongan A (1-5%) ataupun golongan B
Jakarta, menunjukan angka prevalensi (5-20%). Ini diakibatkan oleh kadar yang
hipertensi dengan tekanan darah 160/90 berbeda, semakin tinggi kadar etanol yang
mmHg masing-masing pada laki-laki dikonsumsi semakin tinggi pula faktor
adalah 13,6% (1988), 16,5% (1993), dan risiko hipertensi yang mempengaruhinya.
12,1% (2000). Pada wanita, angka
5
ejurnal keperawatan (e-Kp) Volume 1. Nomor 1. Agustus 2013
6
ejurnal keperawatan (e-Kp) Volume 1. Nomor 1. Agustus 2013
alkohol 1-3 kali ada 73 orang (27,9%) http :// pjnkh. Id. Anna, Lusia Kus (2011),
yang mengalami hipertensi. Berdasarkan penyakit hipertensi. Diakes
hasil uji statistik Chi Squere membuktikan tanggal 10 April 2013, pukul
bahwa ada hubungan antara frekuensi 13:30 WIB
mengonsumsi alkohol dengan kejadian Junaidi, I . 2010. Hipertensi: pengenalan,
hipertensi pada laki-laki di Desa pencegahan dan pengobatan.
Tompasobaru II dengan nilai p = 0,000. BIP. Jakarta.
Keterbatasan peneliti : mengukur dengan Martha, K. 2012. Panduan cerdas
tepat banyaknya alkohol yang dikonsumsi. mengatasi Hipertensi. Yogyakarta
Penelitian yang dilakukan pada laki- :Araska.
laki dewasa di Korea, bahwa Malonda, N. S. H. 2010. Pola Makan dan
mengonsumsi 30 gram alkohol per hari Konsumsi Alkohol Sebagai Faktor
beresiko mengalami hipertensi (Lee et al, Risiko Hipertensi Pada Lansia di
2007). Dalam penelitian ini dibuktikan Kota Tomohon Sulawesi Utara.
adanya pengaruh dalam kebiasaan Tesis. UGM. Jogjakarta.
mengonsumsi alkohol dengan kejadian Medicinus, Vol. 25 , No. 1 Edition April
hipertensi. 2012. Scientific Journal of
Pharmageutical Development and
SIMPULAN Medical Application
Jenis alkohol terbanyak yang dikonsumsi HYPERTENSION.
responden adalah alkohol golongan C, Lee, S.H, Kim, Y.S Sunwo, S. dan Huh, B.
frekuensi mengonsumsi alkohol terbanyak Y. 2007. A Retrosprktive Cohort
pada responden adalah yang mengonsumsi Study on Obesiry and
1-3 kali, lama konsumsi alkohol terbanyak Hipertension Risk among Korea
yang mengonsumsi >10 tahun. Adults. J Korean Medical
Ada hubungan antara lama Science. 20 : 188-95.
mengonsumsi alkohol dengan kejadian Rusasastra, W. dan T. Napitupuli. 2006.
hipertensi pada laki-laki di Desa Karakteristik Wilayah dan
Tompasobaru II, ada hubungan antara Keluarga Miskin Di Pedesaan.
jenis minuman yang dikonsumsi dengan Jurnal. Pusat Analisis Sosial
kejadian hipertensi pada laki-laki di Desa Ekonomi dan Kebijakan
Tompasobaru II, ada hubungan antara Pertanian. Bogor.
frekuensi mengonsumsi alkohol dengan
kejadian hipertensi pada laki-laki di Desa Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar
Tompasobaru II. (RISKESDAS) Indonesia- Tahun
2007, Jakarta.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim1. 2012 Infomasi Global Sistem
Alkohol dan Kesehatan
(GISAH)http://WHO.com/2012/0
2/2012/ status-global-laporan-
pada-alkohol-dan-kesehatan/.
Diakes tanggal 24 Februari 2013.
Barlin, R. Karouw, S, dan Pasang, P. 2006.
Pengaruh Sabut Kelapa Terhadap
Kualitas Nira Aren dan Palm
Wine. Jurnal. Litri.
Bustan, M.N. 2007. Epidemiologi Penyakit
Tidak Menular. Rineka Cipta.
Jakarta