Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
KONSTRUKSI SUMUR
< 6,3 6
12,6 8
25,2 10
37,8 12
56,7 14
75,6 16
113,4 20
Panjang pipa jambang tergantung dari jenis pompa yang dipasang dan
karakteristik akuifernya. Disarankan bahwa panjang pipa jambang 10-20 ft lebih
panjang dibawah muka airtanah maksimum akibat pemompaan sumur. Disamping itu
harus benar- benar lurus teruruttama apabila pompa yang dipasang adalah jenis
pompa turbin atau pompa selam. Pemasangan konstruksi sumur termasuk pipa
jambang, lubang bor harus benar benar bersih dari serbuk. Utuk batuan yang lepas,
pipa jambang harus disemen dengan semen Portland dicampur dengan pasir sehingga
terikat erat dengan tanah atau batuan di sekitarnya. Panjang penyemenan secukupnya
jangan sampai mengenai pipa saringan, sedangkan untuk batuan kompak pipa
jambang dapat disemen dengan tanah liat. Pipa jambang terletak pada bagian teratas
dari konstruksi sumur.
II. Pipa Buta dan Pipa Saringan
Pipa buta dan pipa saringan dipasang di bawah pipa jambang dengan ukuran
garis tengah lebih kecil dan disambung dengan kerucut reduser dengan pipa jambang.
Pipa buta dipasang pada bagian lapisan kedap air atau pada akuifer yang tidak
diinginkan untuk diambil airtanahnya. Panjang pipa buta tergantung pada ketebalan
bagian yang tidak diinginkan tersebut dan dipasang 2 ft lebih panjang. Sedangkan
pipa saringan dipasang pada akuifer yang ingin kita ambil airtanahnya.
Persyaratan pipa saringan :
1. Cukup dapat melalukan air dan mempunyai hambatan (friksi) yang kecil.
2. Cukup kuat menerima tekanan/ gaya yang mungkin ada dalam sumur.
3. Cukup kuat dan tahan terhadap proses kimia, bakteriologi, korosi dan inrustasi
baik karena airtanahnya maupunakibat treatment yang dilakukan.
4. Cukup mudah diinstalasikan.
2.1. Macam Pipa Saringan
1. Pipa stainless dibuat dengan komposisi kromium 18%, nikel 8%, baja 74%
dengan warna baja keperakan. Pipa ini mempunyai daya tahan sangat baik
terhadap korosi dan baik terhadap acid treatment sehingga baik dipakai pada
kondisi airtanah dengan kandungan hidrogen sulfida, oksigen terlarut, karbon
dioksida dan bakteri besi yang tinggi.
2. Pipa besi dengan komposisi besi murni 89,84% dengan warna galvanis. Pipa
ini mempunyai daya tahan cukup terhadap korosi dan jelek terhadap acid
treatment, dapat digunakan pada sumur yang mempunyai airtanah netral.
3. Pipa baja dengan komposisi bervariasi, besi 99,36%-99,72%. Karbon 0,09%-
0,15% dan mangan 0,2%-0,5% warna galvanis. Mempunyai daya tahan
terhadap korosi namun daya tahan terhadap acid treatment buruk. Digunakan
untuk sumur yang bersifat sementara atau yang airtanahnya tidak korosif dan
inkrustasi.
4. Pipa monel dengan komposisi nikel 70%, tembaga 30% berwarna perak
kebiru-biruan. Daya tahan terhadap dan acid treatment sangat baik, sehingga
dapat dipakai pada sumur yang mempunyai airtanah dengan kandungan
sodium-klorida tinggi, oksigen terlarut pada air laut.
5. Pipa plastic, pipa ini tahan terhadap air garam, air mineral, karbon dioksida,
hidrogen sulfida, asam klorida, tidak mudah mengalami korosi akibat reaksi
kimia, disamping itu ringan sehingga memudahkan dalam transport dan juga
harganya relatif murah. Kejelakannya adalah mudah bengkok sehingga
menyulitkan dalam kontruksi sumur, mudah pecah terutama kekuatan pada
sambungan pipanya.
6. Pipa serat gelas, jenis ini lebih baik dari pada plastik karena lebih kuat dan
tahan lurus sehingga memudahkan dalam pemasangan konstruksi sumur, akan
tetapi harganya jauh lebih mahal.
Selain macam bahan seperti tersebut dapat dibedakan berdasarkan
bentuk lubang saringan yaitu jenis continous slot yang dibuat dengan
melilitkan kawat yang berpenampang segitiga sekeliling lajur-jalur kawat
berbentuk silinder. Persinggungannya dilas dengan kuat. Kawat lilitan
berbentuk segita dimaksudkan agar partikel yang masuk diantara kawat tidak
menyumbat lubang saringan, saringan ini banyak digunakan karena % luas
lubangnya cukup besar. Selain itu dapat dengan mudah jarak kawat sehingga
ukuran lubangnya akan berubah sesuai dengan kondisi geohidrologinya.
Saringan jenis louver atau shutter dari pipa silinder diberi lubang (celah)
melintang tegak lurus sumbu pipa. jarak masing-masing celah terbatas karena
akan mempengaruhi kekuatan saringan. Prosentase luas celah sangat rendah,
mudah terjadi penyumbatan. Jenis ini cocok untuk sumur produksi yang
dilengkapi engan kerikil pembalut pembuatan
Jenis slotted pipe, dibuat dari pipa baja tahan karat yang digergaji atau
diberi perforator untuk membuat celah memanjang sekeliling dinding pipa.
Jenis ini sangat murah tetapi banyak kekurangannya antara lain sepeti halnya
jenis louver di atas ditambah bahwa pada bekas gergaji mudah mnegalami
korosi dan berkarat. Jenis ini banyak digunakan pada sumur eksplorasi atau
sumur pengamat.
Jenis saringan plastic, harganya murah dengan % lubang dapat tinggi
akan tetapi dalam pemasangannya perlu hati-hati karena pipa iini tidak terlalu
kuat. Jenis saringan ini cocok untuk akuifer yang mempunyai potensi air
tanahnya kecil.
III. Penentuan Panjang Saringan
Secara umum untuk mendapatkan aitanah yang besar dengan memasang
saringfan pada seluruh lapisan akuifer yang diketemukan. Akan tetapi perlu pula
dipertimbangkan segi ekonominya karena pipa saringan tersebut relative mahal
harganya sehiongga pemasangan saringan harus seoptimal mungkin.
Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam menentukan panjang saringan adalah:
1. Luas lubang tiap satuan panjang saringan.
2. Karakter hidrolika akiifernya.
3. Besarnya kapasitas pemompaan.
4. Harga saringan.
5. Umur sumur yang direncanakan.
Menurut malton, 1970; untuk menghitung panjang saringan dengan rumus :
Dan hubungan kecepatan aliran optimum dengan kelulusan air dari akuifer
menurut Walton, 1970 adalah seperti pada table dibawah ini
Tabel 2. Hubungan antara kecepatan aliran optimum dengan kelulusan air dari
akuifer (Walton, 1970)
Besarnya luas lubang efektif rata-rata tinggal 50% dari luas lubang yang ada,
hal ini disebabkan sebagian dari lubang saringan tertutup oleh material akuifer atau
kerikil pembalutnya.
Rumus panjang saringan seperti tersebut di atas tidak mutlak, menurut
Johnson,1975 menyatakan bahwa panjang saringan optimum mempunyai hubungan
dengan ketebalan akuifer, draw down, jenis akuifernya. Dalam hal ini dianjurkan
sebagai berikut :
1. Panjang saringan pada akuifer tertekan yang homogeny. Kira-kira 70%-80% dari
ketebalan akuifernya. Dengan panjang saringan tersebut di atas berartisudah
memperoleh kira-kira 90% atau lebih bila dibandingkan dengan pemasangan
saringan pada seluruh ketebalan akuifer. Penempatan saringan pada bagian tengah
akuifer atau disusun berselang-seling dengan pipa buta.
2. Panjang saringan pada akuifer tertekan yang tidak homogen, sebaiknya
pemasangan saringfan pada seluruh akuifer yang diketemukan.
3. Panjang saringan pada akuifer bebas yang homogeny perlu mempertimbangkan
kapasitas jenis yang besar diperoleh jika saringannya cukup panjang dan jika
drawdown yang akan diambil cukup dalam, maka saringan cukup dipasang pendek
saja. Kedua hal tersebut tergantung pada persediaan saringan pompa yang akan
dipasang dan pertimbangan ekonomi.pemasanagn optimum jika dipasang pada
bagian bawah akuifernya sepanjang sepertiga sampai setengah panjang akuifer.
4. Panjang saringan pada akuifer bebas yang tidak homogeny. Prinsip
pemasangannya seperti pada akuifer tertekan yang tidak homogeny, hanya
diletakkan pada posisi paling bawah dari akuifer bebas (setengah bebas) untuk
mendapatkan drawdown yang lebih dalam.
Dari rumus tersebut, Q bervariasi dengan, dimana K adalah konstansta lain dalam
rumus pokok hidrolika sumur, dengan pemikiran bahwa harga n yang besar diperoleh
dengan memperbesar garis tengah sumur seperti pada tabel dibawah ini.
Tabel 3. Hubungan garis tengah sumur dengan yield ratio (Johnson, 1975)
DAFTAR PUSTAKA