Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Adilah Yeh
Afnan abdulrahman
Dkk
Penerbit
Kidung Patani
Adilah Yeh, Afnabdulrahman, Dkk
Copyright 2016 by Landasan Ilmu
Diterbitkan oleh:
Penyunting: Bastian
Layout: Jaka Sandara, S.Sy
Editor: Iis Sugiarti & Teguh Amanah
Desain Cover: Iis Sugiarti
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayahNya, sehingga
tersusunlah Buku Antologi Puisi yang berjudul
Kidung Patani. Sholawat serta salam semoga
terlimpahkan kepada junjungan kita umat Islam
yaitu Nabi Muhammad SAW.
Kidung Patani | 2
Buku Antologi Puisi Kidung Patani ini
merupakan kumpulan puisi-puisi dari Mahasiswa
Pendidikan Bahasa dan Sastra Melayu (PBSM)
Jamiah Islam Syeikh Daud Al Fathani (JISDA) Yala,
Selatan Thailand atau dikenal dengan nama Patani.
Mengingat bahwa menulis merupakan proses
pengembangan intelektualitas dan nalar kritis
seseorang. Maka hal ini penting diwujudkan dalam
sebuah buku. Apalagi JISDA memiliki jurusan PBSM
yang erat hubungannya dengan kepenulisan sastra.
Sastra adalah realitas yang tidak terlepas
dari kehidupan itu sendiri. Artinya karya sastra
berisi tentang kehidupan manusia. Suatu hal kecil
yang terkadang kebanyakan orang tidak
memandangnya, bisa jadi menjadi suatu hal yang
besar setelah dituangkan ke dalam bentuk karya
sastra, seperti puisi. Bahkan hal tersebut bisa
menjadi jalan perenungan dan penyadaran bagi
penulis maupun pembaca.
Di Patani ini, karya sastra berbentuk puisi
masih sangat minim peminatnya dan belum
memasyarakat. Diketahui saat ini ada 3 -penyair
Patani yang masih produktif yaitu Dr. Phaosan
Jehwane, Mahroso Doloh dan Abdul Razak
Panaemalae (baca: Sastrawan Patani). Padahal
uniknya jenis karya sastra seperti nadzam, pantun,
dan syair klasik masih dipentaskan pada perayaan
hari-hari besar umat Islam di Patani. Maka cita-cita
memasyarakatkan puisi di Patani ini menjadi hal
yang perlu diperhatikan.
Untuk membangun budaya menulis di
kalangan mahasiswa perlu adanya pembinaan dan
Kidung Patani | 3
wadah kreativitas di dalam kampus, seperti
komunitas atau dari dosen itu sendiri yang
mengajak mahasiswanya untuk senang menulis.
Menulis adalah kreativitas yang harus
dibiasakan secara terus-menerus. Kegiatan menulis
tidak bisa dilepaskan dengan kegiatan membaca.
Karena intensitas membaca seseorang akan
mempengaruhi kualitas tulisannya. Membaca ibarat
jendela dunia yang menjadikan kita bisa melihat
sisi-sisi lain yang sebelumnya belum terlihat oleh
mata kita. Sehingga pengetahuan kita menjadi
bertambah dan berkembang. Maka dari itu gagasan
ataupun pemikiran perlu dituangkan ke dalam
bentuk tulisan. Sehingga ilmu yang kita punya lebih
bernilai manfaat.
JISDA merupakan satu-satunya Perguruan
Tinggi di Selatan Thailand yang mempunyai Jurusan
PBSM. Saat ini di Perguruan Tinggi yang lain hanya
berkosentrasi pada jurusan melayu saja. Maka
sangat tepat jika JISDA dijadikan pusat studi
kesusastraan di Patani. Mengingat Bahasa Melayu di
Patani saat ini berada dalam kedilemaan. Maka hal
tersebut merupakan tanggung jawab yang besar
bagi masyarakat melayu Patani terlebih bagi
Mahasiswa PBSM JISDA untuk memartabatkan
Bahasa Melayu, selain dengan menuturkan juga
dengan menuliskan.
Dengan terbitnya Buku Antologi Puisi Kidung
Patani ini merupakan langkah awal pergerakan
literasi (kepenulisan) di JISDA pada khususnya dan
di Patani pada umumnya. Semoga kedilemaan
minimnya buku-buku di Patani akan hilang perlahan,
4 | Kidung Patani
seiring dengan bermunculannya penulis-penulis
hebat yang lahir dari rahim Patani, di suatu hari
nanti.
DAFTAR ISI
Adilah Yeh
Afnan Abdulrahman
Akhiyar Abdulsamad
Al Husna Mangkuwae
Amani Doloh
Kidung Patani | 5
Aminoh Hayisulong
Annua Masa
Areena Aleemama
Arina Mako
Arinee Satengkuwae
Daniel Samael
Fadeelah Leubateh
Farhan Syafii
Fathi Mina
Fatihah Kalupae
Hasian Samoh
Hasnan Uma
Hayatee Solaso
Husna Tayek
Ibrahim Hajiabu
Imron Aket
Kareemah Binti Chesoh
Khadeejah Saemasae
Khadeejah Cekwani
Khadijah Lido
Lisana Saidmuhammad
Maruan Wanni
Masyitah Kemek
Masyitoh Samoh
Muhammadasree Minadaud
Muhammadfitree Cekteh
Muniroh Bachak
Nasirah Buereheng
Nasra Hasa
Nasriah Akok
Nasuha Beeru
Norma Domolo
Norma Laemoh
Nurhayatee Yasing
Nuruddin Lateh
Nureezan Naepaerok
Nurhuda Pohnoh
6 | Kidung Patani
Nurlaila Kengmalaphi
Nurma Masae
Nurnajlat Malee
Pattnee Sulong
Phateemoh E-tae
Rokib Besa
Rusnee Kalupae
Rusnee Madeng
Rusniah Sareh
Sufeeyah Lasoh
Sumitra Samae
Syarifah Samae
Suwaibah Jakne
Tohiroh Seksukli
Toyibah Mambado
Waena Cekteh
Yasir Ahmad
Zainab Maneeheeya
Abduljalal Kutik
Abdul Wachid BS
Abdulwahed Kamae
Adi Purnomo Wartam
Alfian Ridho Utama
Aminda Fatahu Rohma
Andit Triono
Arif Hidayat
Aulia Zulfa N
Dewandaru Ibrahim Senjahaji
Dimas Indiana Senja
Efen Nurfiana
Endah Kusumaningrum
Kidung Patani | 7
Faiz Adittian Akhyar
Gani Sahidun
Heru Mulyadi
Iis Sugiarti
Intan Nur Azizah
Irna Novia Damayanti
Isna Imroatuz Zakiyati
Mahroso Doloh
Muhammad Badrun
Pateemoh Baka
Ruzimah Bungosayu
Rifki Ismar Ismail
Sri Setya Murti K
Teguh Amanah
W. Nisawati Mafrukha
Widya Rahmawati Al Nur
Yanwi Mudrikah
Kata Penutup:
Puisi dan Sebuah Potret Kehidupan
Biodata Penyair
8 | Kidung Patani
Sajak Adilah Yeh
MIMPI
ATAP RUMAHKU
Kidung Patani | 1
Gemeretak gigi tak lagi bertaring
HARAPAN BANGSA
Bumi Pertiwi
Hijaunya rerumputan
Lebatnya hutan
Luasnya lautan
Tanah tumpah darahku tercinta
Kidung Patani | 2
Sajak Afnan Abdulrahman
HARGAI DIRI
SURGA
8 Agustus 2016
Kidung Patani | 3
GURUKU
Guruku,
Engkau adalah pelita hidupku
Jiwa pengorbananmu sungguh tinggi
Mengenalkanku pada arti
Oh, guruku
Satu hurufpun aku tak bisa membacanya
Jika engaku tak mengajariku
Wahai guruku
Engkau adalah insan yang mulia
Engkau yang membawaku pada muruah
2016
MAAF
Kidung Patani | 4
Sajak Al Husna Mangkuwae
SURAT RINDU
Wahai malam
Bawalah surat rinduku
Bisikan dalam sepi pada ibuku
Wahai malam
Bawalah surat rinduku
Dan bisikkan dalam gelap pada ayahku
Wahai malam
Bawalah surat rinduku
Dan bisikkan dalam tidur saudaraku
Wahai malam
Bawalah surat rindu puisiku
Dan sampaikan pada Tuhanku
Yang maha pengasih dan penyayang
KURELA
;Patani
Kidung Patani | 5
kurela untukmu Patani
yang lawan karena berani
yang sanggup karena yakin
yang mati karena benar
untukmu Patani
kurelakan darahku ngalir
kuberdoa padaNya
untukmu, Patani merdeka
MERDEKA
Kidung Patani | 6
Yala, 26 September 2016
SERUAN PEMUDA
Kidung Patani | 7
SENGSARA HIDUP
Kidung Patani | 8
Generasi muda tak pandai bertutur
Mereka lebih suka berbahasa pencebur
Bahasa ibunda menjadi lebur
PATANI
Patani
Aku tak pernah bosan
Mendengar kisah negerimu
Tentang nasib anak bangsamu
Tentang semangat juangmu
Malam dan siang
Kidung Patani | 9
Diriku hanya pasrah
Dalam doa-doa yang tak berkesudah
Yala, 1/10/2016
SAHABAT
Sahabat
Kaulah bintang sejati
Yang tertawa, menangis, berjalan
Dan tak henti berkelip
Di langit hidupku
GURUKU
Guruku
Kidung Patani | 10
Kau pahlawan tanpa tanda jasa
Kau jadikan kami tahu
Kau jadikan kami mengerti
Kau jadikan kami pandai
Guruku
Kau tak kenal lelah
Kau tak kenal putus asa
Kau didik kami dengan kesabaran
Kau didik kami dengan kesungguhan
Guruku
Ingin kubalas jasamu
Dengan kesungguhanku belajar
Dengan kesuksesanku
Dengan keberhasilanku
Guruku
Selalu kupanjatkan doa untukmu
Semoga tuhan membalas ketulusanmu
HUJAN
Kidung Patani | 11
Tersebab hujan rahmatMu
9 September 2016
IBU
Ibu,
Kaulah yang melahirkanku
Airmata menetes tersebab kesakitan
Kaulah yang memandikanku
Menyucikan tubuhku
Kaulah yang menyuapiku
Ketika aku lapar dan dahaga
Ibu,
Tersebab sayangmu kepadaku
Kau tak pernah mengatupkan mata
Di waktu malam, sebelum aku terlelap
Kau takut aku menangis tanpamu
Takut binatang kecil menggigit badanku
Jasamu tak terbandingkan
Dengan emas dan permata
Kau yang selalu terkenang dalam hidupku
9 September 2016
Kidung Patani | 12
Sajak Arinee Satengkuwae
BERJUANG
IBU
Oh ibu
Tahukah engkau
Setibaku di Yala ini
Matahari
Angin
Awan mendung, dan
Hujan
Seluruhnya menyenandungkan
Namamu
Oh ibu
Aku berharap dan menanti
Kidung Patani | 13
Hari pertemuan kau dan aku
2016
Kidung Patani | 14
DUNIA AKHIR
Wahai manusia
Lihatlah bumi kita kini
Kita duduk menghabiskan hari
Dengan sia-sia
Ketika bencana alam melanda
Masalah pemanasan global
Berfaktorkan penipisan lapisan ozon
Memuncakknya sikap manusia yang
Acuh terhadap lingkungan
Bumi sedang menangis
Kepada siapa yang harus dipersalahkan
Kalau bukan kita
9 September 2016
DUKA
4 Oktorber 2016
Kidung Patani | 15
Sajak Farhan Syafii
ABANGKU
Kidung Patani | 16
Setelah ibu pertiwi dirampas
Hanya derita dan sengsara
Hidup sebagai hamba dalam rumah sendiri
Hidup sebagai anak tiri dari bapak yang kejam
Aku adalah anak bungsu dari ibu yang
bernama melayu
Aku adalah anak bungsu dari bapak yang
bernama nusantara
Namun,
Aku diambil oleh penjahat
Hidup serupa dalam penjara
Darah dan airmata selalu ngalir
Wahai abangku Indonesia dan Malaysia
Bantulah dan tolonglah adikmu ini
PAHLAWAN BANGSA
Kidung Patani | 17
Sajak Fatihah Kalupae
DALAM KEHIDUPAN
PEMUDA
Kau Pemuda
Pemudi Islam
Lawanlah kemalasanmu
Semangatlah
Jangan sia-siakan
Hidup ini
Teruslah berdakwah
Sebarkanlah Islam
Allah bersama kita
Allahu Akbar
Kidung Patani | 18
Sajak Hasnan Uma
HUJAN
WAKTU
Kidung Patani | 19
PADAMLAH
Kidung Patani | 20
Darah sudah kau teteskan
Luka sudah kau bilurkan
Ke seluruh tubuhku
ALAM SEKITAR
Wahai Allah
Tanamlah kesadaran dalam diri kami
Untuk menjaga alam sekitar
Karena alam sekitar penting dalam kehidupan
kita
Wahai Allah
Jangan biarkan kami lalai
Dunia tempat berpijak
Perlu dipelihara sepanjang masa
Kidung Patani | 21
23 September 2016
WAHAI ADIKKU
Wahai adikku
Bangunlah dari mimpimu
Sesungguhnya dunia ini nyata
Bukannya khayalan manusia
Yang pernah kau peta
Wahai adikku
Hidup hanya sementara
Akhiratlah tempat kekal abadi
Bila usia disia-siakan
Apa bekal untuk dibawa
Wahai adikku
Dadah bagaikan neraka
Jangan pernah mencoba
Agar engkau selamat pulang ke rumahNya
19 September 2016
SAJAK HUJAN
Kidung Patani | 22
Gemerisiknya seperti nyanyianmu
Kidung Patani | 23
Andai aku bisa menggapainya
Akanku kupersembahkan untukmu
MAAL HIJRAH
Fajar Muharam
Sinar cemerlang tahun baru
Islam mulai menjelang
Bulan muharam
Hijrah wawasan
Menempuh arus
Gelombang perjuangan
Kisah hijrah erat sejarah
Yastrib berubah nama
; Madinah
Negara Islam yang berkhalifah
Aman makmur di bumi bertuah
ANAK BATU
Kidung Patani | 24
;Aku anak batu
Yang dipijak orang
Namun aku tetap teguh
Walau kesakitan merengkuh
AIRMATA PETANI
Jeram, 17-08-2016
SEKOLAHKU
Kidung Patani | 25
Yala, 16 september 2016
IBUKU TERSAYANG
RINDU
Kidung Patani | 26
Rindu yang menyesakan dada
Terbungkus derita
Menyayat hati
WAHAI GURUKU
Wahai guruku
Kidung Patani | 27
Kau ibarat sebatang lilin
Menerangi alam kegelapan
Meski harus membakar dirimu
Wahai guruku
Kau insan yang mulia
Mendidik dan membimbingku
Kutakzimi sepanjang waktu
Sekolah, 20/9/2016
AYAH
Ayah
Kau ajarkan untuk tegar menjalani hidup
Kau ajarkan anak-anakmu utuk selalu sabar
Kau ajarkan aku tuk menghargai
Apa yang kita miliki saat ini
Ayah
Sejak kau pergi
Jalan hidupku terlalu susah
Aku begitu menyayangimu
Tawamu yang selalua kurindu
Wahai ayah kusayang
Rumah, 25/9/2016
Kidung Patani | 28
Sajak Khadijah Lido
DOA
Tuhanku!
Dahsyatkanlah getar jiwaku
Lemah desah nafasku
Mengetuk pintu kayanganMu
Telah kuseberangi
Di mana dunia menari dan bernyanyi
Aku lelah
Hilang entah
Kuatkanlah
Bersama kuasa Mu
Termangu merindu
Kuatkanlah
Tuhanku!
Rinduku kuserahkan kepadaMu
Bidil Thungyangdeng Pattani,
15 Sebtember 2016
DALAM HARI
Kidung Patani | 29
Ada manusia menempa sejarah
Ada pula insan yang rebah
Hari-hari adalah kata-kata yang terpeta
Menjadi kisah nutuk dibicarakan
Menjadi kaca untuk orang berjaya
Dalam hari
Sejarah diabadikan
Untuk mengubah arah
Dalam hari
Kita catat peristiwa yang terjadi
Menjadi diri yang berbudi
BELAJAR
Kidung Patani | 30
Bila kita ingin dikasihi
Maka cintailah alam ini
Peduli alam tak rugi
Maka semangatlah kau cari
Tuk lindungi alam ini
Kidung Patani | 31
Sajak Maruan Wanni
IDUL ADHA
SEMANGAT JUANG
Kidung Patani | 32
Kuawali hari ini dengan senyuman
Kulangkahkan kaki dengan penuh harapan
Tetap semangat dan bertahan walau badai
menghadang
Perjuangan ini untuk menghadang penjajah
Melawan!
Tiada kata mundur!
NAFAS SEPI
Kidung Patani | 33
Andai saja kalian di sampingku
Ingin tubuh ini memelukmu
Meski airmata yang kukeluarkan
Sampai menggenangi tubuhku sendiri
Namun kalian tak akan kembali
HANYA DIA
Kidung Patani | 34
Siapa pencipta bunga itu?
SHOLAWAT CINTA
Hanya Basmalah
Kulingkarkan di jari manismu
Senyum mesra simpul yang
Hanya untukmu
Saat kubaca suara kalbu
Melalui kata-kata malaikat
Selalu menggunung impian-impian
Yang terbayang dan tercatat
Surya rembulan silih berganti
Membaca gemilang kepada semesta
Seyuman kau dan aku tak berkesudahan
Menyenandungkan bersama sholawat cinta
IBU
Kidung Patani | 35
Engkau sanggup merawatku
Hingga dewasa
Yala, 10/10/2016
Sajak Muhammadasree Minadaud
RACUN HIDUP
Wahai kawanku
Dadah menjadikanmu
Melupakan Tuhan
Melupakan harapan putih
Sungguh berbahaya
Membuat ibu dan bapak
Bersedih hati
Melupakan harapan putih
Wahai kawanku
Bertaubatlah
Jadilah anak yang saleh
BUNGA-BUNGA RAKYAT
Kidung Patani | 36
Menyejukan relung kalbu pada sunyi
Yala, 8/10/2016
SENYUMANMU
Yala,5/10/2016
Kidung Patani | 37
Sajak Muniroh Bachak
Bahasa melayu
Bahasa moyangku
Menutur kata
Sejak zaman purbakala
Namun anak cucu tak menjaga
Kini mulai hilang
Seperti diterebas angin
Nuju arah yang entah
CAHAYA
Tuntutlah ilmu
Hingga akhir hayat
Ilmu adalah cahaya
Yang mencahayai hidup
Penuh ilmu limpah rahmat
Kidung Patani | 38
Bahagia di dunia dan akhirat
CEMBURU
Kidung Patani | 39
Ingat kutanya kabarmu
Tapi teringat duri dalam soalan
Tak ingin membuat waktu menangis lagi
Hanya dia nakhoda seorang hamba
Dengan sajadah dan lingkaran tasbih
Ditemani hujan angin malam dan siang
Nyayian malaikat dan ayat-ayat
Kutanam benih cinta
Masih teringat
Saat kata-kata menjadi salju
Hanya sepatah apa kabar mendayu kalbu
Dengan cinta memuncak menjadi ranting-
ranting
Kembali cinta atas cinta hening
DESTINASI HIDUP
24 Agustus 2016
Kidung Patani | 40
Sajak Nasra Hasa
PENANTIAN
Masihku mencintaimu
Dalam rentang waktu yang kelabu
Di sini aku menunggumu
Terbayang wajahmu
Masa-masa berlalu
Bimbang dan ketakutan
25 Agustus 2016
BUNDA
Kidung Patani | 41
Kau korbankan nyawamu untuk menjaga diriku
Bunda kau wanita yang kucintai
Rumah, 19/9/59
AYAH
Ayah,
Semangatmu membuatku tuk melangkah
Menuju masa depan yang gemilang
Ayah,
Aku menggenggam mimpi
Yang pasti kuraih
Ayah,
Aku menyayangimu
Sepenuh hati
Rumah 19/9/59
IBUKU SAYANG
Oh ibu!
Aku lahir dari rahimmu
Engkau adalah malaikat yang menjagaku
Setiap waktu
Kidung Patani | 42
Engkau adalah guru yang pertama bagiku
Yang mendidikku
Oh ibu!
Engkau seperti kawanku
Yang ada saat duka cita
Yang ada saat gembira
Terima kasih telah menjagaku hingga dewasa
Memberikanku seluruh cinta tanpa putus asa
Dengan cintamu aku merasakan kekuatan
Yang sungguh luar biasa
Oh ibu!
Maafkan aku jika pernah melukai perasaanmu
Maafkan aku selalu mengecewakanmu
Maafkan anakmu
ADIKKU SAYANG
Oh adikku!
Kau lahir dari rahim ibuku
Kau lahir dari jasad ibuku
Waktu kau lahir aku sangat gembira
Oh adikku!
Sampai masa ibu dan bapak pergi kerja
Kita bermain bersama
Kunyanyikan lagu tidurmu
Wahai adik kecilku
Yang kutimang dan kusayang
Tidurlah sepenuh hati
Kidung Patani | 43
Sajak Norma Domolo
IBU
Ibu,
Aku berdoa, semoga di ampuni segala dosa
Tunggulah aku di pintu surga
Kidung Patani | 44
Dulu terkenal di Nusantara
Bumi hijau berumput rambai
Menabur benih kemesraan
Makmur sejahtera kebanggaan bangsa
Tapi mengapa ?
Kini durjana merampas di jalanan
Ditindas disiksa sebagai mangsa
Kehidupan manusia penuh dengan kecewa
WANITA
Wanita
Kau adalah mutiara yang
Memancarkan cahaya
Wanita
Kau bagai bunga yang wanginya
Menentramkan jiwa yang resah
Wanita
Engkau sangat berharga
Kidung Patani | 45
Mampu menguatkan agama
Wahai wanita
Bangkitlah semangat juangmu
Membela agama nasib ukhuwahmu
Jangan biarkan dirimu terjerat nafsu angkara
Dan terhanyut oleh dunia yang fana
Kidung Patani | 46
Sajak Nurhayatee Yasing
SENYUMU SEMANGATKU
Kidung Patani | 47
Sajak Nuruddin Lateh
CAHAYA TERANG
Oh, ibu
Kau permata di sisiku
Tiada apapun yang sebanding denganmu
Dengan pengorbanan sepenuh hati
Kan kukenang dalam sanubari
CERAH KEMBALI
Kidung Patani | 48
aku tersadar, aku seperti kaca
yang hancur berkeping-keping
seperti titik kecil di alam semesta ini
2 Oktober 2016
IBU
Oh, Ibu
Engkau yang melahirkanku
Serta merawatku
Engkau juga yang menggendongku
Sampai aku berumur satu tahun
Alangkah gembiranya
Waktu aku kecil dulu
Ibu sudah mengajari
Apa saja yang belum kutahu
AYAH
Kidung Patani | 49
Air matamu pernah mengalir
Membasahi wajah
Mengenang nasib keluarga
Pergi pagi pulang petang
Kau tabah menerima cabaran
Demi anak isteri keluarga tercinta
Usahamu demi masa depan kami
Kau rela membanting tulang bersimbah
keringat
Demi masa depan gemilang
Kami mengerti cita-citamu menggunung
Untuk anak menimba sagala ilmu
Kau idola bagi kami untuk terus berjuang
Namun, kini kau sudah pergi
Menyambut seruan Illahi
Meskipun kami tak sempat balas budi
Hanya doa yang dapat kami tunaikan
APABILA RINDU
Apabila rindu
Kusebut namamu
Kumekarkan cinta
Kuingat sejumput rasa
Dengan hati dan diri
Apabila rindu
Airmata pun jatuh
Dadaku menderu
Kidung Patani | 50
Lalu aku bersimpuh syahdu
Terkenang pada semua kebaikanmu
Apabila rindu
Namamu kusebut bertubi-tubi
Antara cinta dan pasrah
Antara rindu dan resah
Antara sendu dan gundah
Apabila rindu
Kusebut namaMu
Dengan hati yang gairah
Dengan di atas sajadah
Dengan tafakur mengharap maghfirah
Dengan cinta yang melimpah
SUARA KEADILAN
Kidung Patani | 51
Kekuasaan terampas
MEMBACA
membaca
belajar bahasa ibunda
selagi kaki masih berpijak
pada tanah
membaca
minda ceria hidup bangsa
rimba bahasa mudah dimengerti
membaca
minda berkembang wawasan terbina
menerangi jalan kehidupan
membaca
gelap gulita jadi permata
membina kita jadi pujangga
Kidung Patani | 52
BAHASA
WAHAI PEMUDA
Kidung Patani | 53
Yarang , 30 August 2016
SAMPAI BILA
Sengketa ini
Akan kembali damai
Hari-hari dalam gelisah
Suara bedil-bedil menakutkan
Bom-bom pembunuh mengerikan
Sudah berjuta jiwa menjadi syuhada
Tergadai sudah jiwa raga
Cacat cidera penuh derita
Kehilangan harta benda
Dan rumah-rumah tempat bersuka ria
Hidup mereka penuh luka
Tiada kemerdekaan sebagai manusia
Kanak-kanak yang tak berdosa
Hilang ibu hilang bapak
Sedangkan mereka masih suci
Dari noda dan dosa
Tetapi mereka tidak tahu apa-apa
Atas sengketa orang tua mereka
Sampai bila derita ini yang harus diakhiri
BAHASAKU
Kidung Patani | 54
Bahasa ku
Sudah lama bahasa ku
Dipinggirkan dan dihina
Oleh anak bangsa sendiri
Anak muda merasa malu
Bila bercakap bahasa melayu
Mereka lebih mesra
Bertutur bahasa penjajah
Ibu bapak lebih bangga
Bila anak-anak mereka
Pandai membaca
Pintar menulis
Bijak bicara
Dalam bahasa musuh moyang kita
Bahkan dalam harian mereka
Bahasa orang menjadi bahasanya
Mereka sengaja melupakan
Sehingga anak bangsaku
Menganggap bahasa ibunda
Sudah menjadi bahasa asing
Kita sendiri yang meminggirkan
Bahasa melayu tercinta
KEMENANGAN
Hari kemenangan Fathoni
Habislah resah di angan-angan
Melayu Fathoni teguh menjulang
Biar darahku mengalir ke bumi
Asalkan dapat mengibarkan bendera
Kidung Patani | 55
;Laa ilaha illallah muhammadurrosulullah
Rumah Yala, 2/9/2016
Sajak Pattnee Sulong
GURU
Guru
Pembentuk rohani
Pemandu jalan ke arah kemajuan
Penyemai ilmu di dada umat
Pebimbing jiwa insan
Guru
Tidak di minta balas jasa
Tidak menuntut di sanjung
Biar matahari membakar di jalan
Biar basah kuyup diguyur hujan
Tetap dilawan
Asal sampai tempat tujuan
Demi menyebar ilmu pengetahuan
HARAPAN
Kidung Patani | 56
Bahasa ibu bahasa air susu
Bahasa moyang bahasa melayu
Aku tahu
Aku salah
Aku melukai hatimu
Bukan maksudku
Kata-kata maaf kuucap
Tapi apalah daya
Tidak ada gunanya di benakmu
Aku tidak ingin persahabatan ini hancur
Aku ingin kita selalu tetap bersama
Maafkanlah aku kawan
Aku tak bias apa-apa tanpa kalian
Aku tidak dapat berdiri tegak tanpa kalian
Hanya kata-kata maaf yang dapat aku
utarakan
Kuserahkan jiwa ragaku untuk kalian
Kurela berkorban
Demi persahabatan kita
Kidung Patani | 57
AKU MENCINTAIMU
PEMIMPINKU
di mana pemimpinku?
pemimpin yang adil
pemimpin yang agung
kini, namamu hilang
menjadi kisah derita negeri
yang dipimpin oleh diktator
oh, pemimpinku
pemimpin yang adil
yang dapat merubah negeri
yang menjunjung tinggi
muruah agama
yang damai dan sejahtera
aku berdoa kepada Illahi
di bumi nusantara ini
Kidung Patani | 58
kau akan terlahir kembali
Rusnee Kalupae
Lelah
Kuingin lepas lepas dan lepas
Otak bilang cukup
Dada bilang peka
Jiwa bilang sakit
Aku,
Takkan memaksamu lagi
Pejamlah matamu sekarang
Jika dirimu sudah tenang dan senang
Datanglah kembali padaku l
KEMBALI
Kidung Patani | 59
waktu begitu cepat berlari
hanya bayang wajahmu yang
selalu terlukis di ingatan
mengantarkan aku
pada kenangan
cinta dan airmata
kembalilah kasih
aku menunggu wajahmu
di tempat kau aku
pernah bertemu
saling melempar senyum
dan melukis kisah paling puisi
KEKASIH BARU
RINDU
Kidung Patani | 60
Jutaan bintang terhampar
Bagai hiasan di tirai malam
Apa kabar pujaan hatiku
Akan kuhantarkan kerinduanku
Melalui hembusan angin malam
Dari detik ke detik
Tak akan kubiarkan lena
Akan kususun sepuluh jemari
MenghadapMu demi cinta yang suci
Nuju surgaMu
18 September 2016
NEGARAKU
Oh, Negaraku
Bumi tumpah darahku
Kau bagaikan jantung nafasku
Kini, pusakamu ditindas durjana
Kebudayaan ditenggelamkan kelautan
Sepanjang zaman menanggung derita
Oh, Negaraku
Dengarlah tangisan hatiku
Agama dicela pusaka dijajah
Bisingan senjata mendebur debamkan
jantungku
Biarlah tubuhku hancur tertembus peluru
Biarlah tubuhku basah darah
Aku rela menjadi debu
Asal agama, bangsa dan negaraku merdeka
Kidung Patani | 61
23 September 2016
Al-Fhatoni
Nama jati Syeikh Daud
Sayap kanan memikul agama
Sayap kiri membawa bangsa
Wawasan melayu Islam raya
Jasa pelita masih menyala nyala
Kitab melayu ukiran jawi
Dokumen lama di bumi pertiwi
Idola disambung sepanjang masa
Tadika
Telah lama kau lahir di bumi ini
Untuk menjaga nasib bangsa
Membela pewaris bahasa melayu
Kidung Patani | 62
Tadika
Awalan kanak kanak bersekolah
Demi mengembangkan agama Allah
Pengorbanan kuat para guru
Menjadi penggagas berbagai ilmu
Tadika
Orang tua dahulu sudah berwasiat
Jagalah olehmu sepanjang hayat
Bahasa melayu pengikat masyarakat
Menjadi benteng kekuatan umat
TAMAN KANAK-KANAK
03/10/2016
Kidung Patani | 63
JATUH CINTA
Kali pertama
Kumelihatmu
Aku jatuh cinta
Namun aku hanya
Tersenyum
Dalam diam
03/10/2016
Pilihan ketuamu
Untuk bersama
Kemanusian
Mencipta
Peganglah kebaikan
Yang berkembang
Di lubuk hati
Perkukuhkan letakmu
Untuk menentu
Barisan diri
Kebaikan budi
Kidung Patani | 64
Jisda, 21 September 2016
AKU CINTA
PELITAKU
;Sang Guru
Kidung Patani | 65
Kuikuti langkah kakimu
Menuju lorong-lorong
Tempat harapan dan cita-cita besar disimpan
Namun ketika kau mengajarku
Kadang-kadang aku tak peduli kepadanya
Membuat sang pelitaku
Lemah lelah marah
Kini, sudah sampai masaku
Aku harus sadar
Hidup ini penuh perjuangan
Pelitaku tak akan padam
Walau peluh terus mengucur
Tidak untuk dirinya seorang
Hanya untuk generasi penerus bangsa
Inilah pelita yang selalu kuhormati
SAHABAT
Kalianlah sahabat-sahabatku
Penyejuk bagi jiwa
Senantiasa membela saat kukecewa
Pelipur hatiku yang lara
Kalianlah sahabat-sahabatku
Bidadari-bidadari surga
Pelepas dahaga
Memayungiku dari hujan
Dan terik matahari
Kidung Patani | 66
Sajak Tohiroh Seksukli
IBUKU
Engkau ibuku
Seperti purnama yang merona
Di langit malam
Ibu relakanlah aku pergi
Doakanlah aku berhasil meraih mimpi
Aku ingin melihat,menyentuh,dan mendengar
Meskipun ada bahaya, ada rasa takut
Aku akan tersenyum dan menghapus air mata
Melawan semuanya
Ingatlah, saat aku berlayar ke sungai
Aku mencintaimu di sepanjang perjalanan
Yala, 5 September 2016
Sajak Toyibah Mambado
GUNDAH
Kidung Patani | 67
Sajak Toyibah Mambado
CINTA
KEHIDUPAN
KILOMETER
Kidung Patani | 68
Saat ini Tuhan memisahkan kita
Dengan kilometer jarak
Senyuman yang dulu terpancar
Kini tak lagi bisa kulihat
Betapa tersiksanya jauh darimu
Bayanganmu selalu menari-nari dalam pikiran
Hanya doa yang tercurah untukmu
Di antara jarak ini
Aku harus bertahan
Menunggumu kembali
Akan kudekap kau
Dengan segenap rasa rindu ini
TANAH PATANI
Akan tetapi
Banyak tangan kedzaliman
Yang tak berperikemanusiaan
Yang merusak keindahanmu
Bukit bakau dan lautan
Janganlah kau hilang
Tetaplah di tanah Patani
Kaulah Patani
Tanah kelahiranku
Tanah tercinta
Yala, 8/10/2016
Kidung Patani | 69
Sajak Yasir Ahmad
TIBA MALAM
Yala, 14/8/2016
Kidung Patani | 70
kami anak Melayu
dari nenek moyang luhur
kami bukan anak si kejam
PERTIWI MEMANGGIL
Kidung Patani | 71
Hanya lidah meraka bersuara
Kekuatan mereka hanya keangkuhan
Namun kekuatan kita adalah keimanan
Puisi
Penyai
r
Kidung Patani | 72
Tamu
Rumah Melayu,03-09-16
Kidung Patani | 73
Sajak Abduljalal Kutik
Aku memandikanmu
Dengan air pilihan surga
Mengalir lembut
Menyentuh badan yang tanpa roh
Rumah Melayu,05-09-16
Kidung Patani | 74
masjid satu pilar
di tengahnya empat sayap
seperti totem tergambar
bawah tiang kaca pelapis senyap
manusia dikelilingi
api, angin, air, dan bumi
hidup haruslah seimbang
empat penjuru
mata memandang
hati berdendang
lagu
Kidung Patani | 75
jika tak ingin terjatuh
SETIAP PAGI
rindu dendam
cemburu
ketidakberdayaan remuk redam
matahari hampir padam di sela waktu
tetapi
aku menjumpainya kembali
Kidung Patani | 76
di sepanjang trotoar kotakkotak nasib
kuisi dengan shalawat dan salam hati
agar matahari hidup tidaklah raib
hingga cakrawala
Kidung Patani | 77
Abdulwahed Kamae
API SEJUK
Kidung Patani | 78
Terbongkar hancur menjadi udara
Tinggal hanya manis senyuman
TERIMAKASIH, AWAN
Terimakasih, Awan
Tlah bersedia melahirkan hujan
Yang membantuku membasahi jalan
Debu yang sering terbang di jalan
Sudahlah diantarnya pulang
Terimakasih, Awan
Tlah bersedia melahirkan hujan
Yang mewakiliku menyiram taman
Ulat di bawah daun rambutan
Pasti sangat senang
Terimakasih, Awan
Tlah bersedia melahirkan hujan
Yang menyiram api di hutan
Saat kulupa mematikannya
Sebab perkemahan malam tadi
Kidung Patani | 79
Purwokerto, 18 Februari 2016
Benar, bukan?
Mereka tak pernah menyatakan kejujurannya
Tapi itu juga yang membuatnya
Tak pernah berdusta
SYAHDU
Kidung Patani | 80
Masih dalam Sujud
Menelusuri relung-relung waktu
Hati yang
Masih tertutup oleh kilau keemasan
Kepada yang
Mulai membiru
Bising
rapalan mantra
Memudarkan sosok yang angkuh
Memusnahkan dinding-dinding kemungkaran
Memecahkan keheningan malam
Pilu yang syahdu
SEGELAS KOPI
Kidung Patani | 81
Aminda Fatahu Rohma
MAHLIGAI HATI
Kidung Patani | 82
Duh, jatuh hati
Kepadamu pengisi mahligai hatiku
TANAH AIR
Kidung Patani | 83
Dirapalkan mulut-mulut bahagia di surga dunia
Ibunda,
Sungguh aku telah tersihir,
Oleh suara-suara merdu di tanahku ini
Negeri permai nan sahaja
Di bawah sayap mentari yang menari
KIDUNG KALUT
Kidung Patani | 84
Sayang akupun merindu
Suaramu yang begitu merdu,
Meski bergaung dengan kidung
Yang mendung
MALAM
Kidung Patani | 85
Dengan sunyi dan waktu terpisah,
aku membaca surat-suratmu
agar bisa mengabdikan setiap langkah
sebagai caraku menuju pada kerinduan,
sebuah bukit yang terjanjikan.
Ingatlah betapa tak ada lagi yang bisa kumiliki,
maka kaulah yang memilikiku
seperti juga malam ini, aku diam
tetapi berjalan dalam pendakian yang dingin.
2016
TIDUR PAGI
Kidung Patani | 86
Aku berjlan dikendalikan oleh makanan cepat
saji,
memilih baju-baju, bergaya dengan mobil dan
pikiran
yang penuh lumpur. Aku telah menjadi diri
yang lain
yang tak bisa kembali menghidupi hutan.
2016
Kidung Patani | 87
Sajak Aulia Zulfa N.
1/
Berpeluk siluet senja
Kutitipkan sebotol rindu pada samodra, yang
Menggemakan auman ombak
Menyapa awan berarak-arak
Pada tiap-tiap putaran waktu
2/
Sudahlah,
Tak pantas kau cakap soal cinta dan mencintai,
Zul !!
LAMARAN
Kidung Patani | 88
Berbeloklah pulang, Tuan.
Kau takan mampu mencipta mantera
Mantera penghitung hujan!
Gulung karpet merahmu, atau Dinda yang kan
melipatnya untukmu, Tuan?
Purwokerto, 5 September 2016
Sajak Dewandaru Ibrahim Senjahaji
CINTA
Tuhan
Jika ia menampik dengan menyulutkan api
Maka jadikan dada ini Ibrahim
Agar tercipta singgasana bagi Khajar di hatinya
MASALAH HATI
KELAK
Kidung Patani | 89
Di sana kau sadar
Cinta kita menumbuh malam
Rindu kita membunuh kelam
Saling doa dalam diam
Silang pandang dalam pejam
Aku datang dengan nawaitu
Kelak pulang dengan qabiltu
EKSTASE RINDU
Kidung Patani | 90
Sajak Efen Nurfiana
SAJADAH
SEPASANG MURAI
Kidung Patani | 91
Sajak Endah Kusumaningrum
Guruku,
Terima kasih telah bersuka cita membimbingku
mengenal aksara
Terima kasih untuk sabar yang tak pernah
habis membimbingku menulis
Terima kasih, telah melukiskan harapan di
kehidupan kami
Guruku,
Kami mencintaimu!
MELUKIS MIMPI
--pada bocah-bocah Wadas Kelir
Kidung Patani | 92
Kami bocah kecil gemar melukis dunia
sejauh jangkau mata
dan bertemu bukubuku
dari negeri segapai angan
BALI NGUMAH
- Kemutan Mamake
Kidung Patani | 93
Nang dina-dinaku
Ana mangsa sing
Mlayu-mlayu nang ndasku
Banjur kelingan
Nek akeh cerita nang risban
Panggonanku turu awan
Turu nang kempole mboke
Dilus-lus kanti alus
Mboke tabah
Kidung Patani | 94
Nyangga tangis
Gawe gerimis
Nang lemah-lemah sing pecah
Kidung Patani | 95
Sajak Gani Sahidun
ROMANSA SONGKLA
GURINDAH BERKASIH
Kidung Patani | 96
Merapal surga yang membekas pada tubuh
adam yang wingit
Tena, sudahkah kau basuh mukamu
dengan muhaf yang tergenang pada secawan
kautsar itu?
aku kembali pada ketukan pertama
yang kini menyisakan derai hujan yang
menetas basah
pada awal suci dan dasawulan
Kidung Patani | 97
Mungkin kita tak satu sarang
29-03-2016
SUNGAI KEHIDUPAN
29-03-2016
Kidung Patani | 98
;Patani
Kidung Patani | 99
Antara kebebasan dan penindasan
Cukong-cukong politik yang
Mempermainkan kekuasaan
Kau mesti tak kehilangan syukur
Mendongengi anak-anakmu tentang
Moyang yang luhur dan beradab
Negeri ini tetap punya cerita harum
Harum darah perwira
Yang bela bangsa
Hingga gugur bunga
FRAGMEN SENYUMAN
; Untukmu yang paling luka
Kau tahu,
Yang ku ingat dari senyumanmu
Bukanlah kebahagiaan
Melainkan guratan luka yang tak bermuara.
DZIKIR ANGIN
Dan
Mari kita selalu sambut dzikir angin
Dengan kedamaian
SEPANJANG YALA
Ohkawan
Tulus ikhlas dari beribu hati
Setiap detik kedamaian selalu dirindu
Kesejahteraan ingin kami miliki
Seperti merpati melayang bebas
Penuh kedamaian yang
Tiada batasnya
Di saat nanti
Mungkin kita akan mengucapkan
"selamat tinggal wahai pusaka
Maafkan kami wahai budaya
Ampunkanlah wahai bangsa
Yang sementara ini
Kami harus tersenyum dan
Menggadaikan hak kami sendiri
Jati diri kami terjual
Bangsa berbudaya mulai lenyap
Terhapus di lembar hati kami"
Oh...politik
Ternyata ini politik
Politik mereka
Penipuan mereka yang lebih tajam dari
Politik para syaitan
Diam-diam tapi meluka
Sekalipun ia senyum
Pun dilahirkan dari rahim kepura-puraan
Dan kita mulai habis-habisan;
Telok belanga, baju kurung, songkok hitam
Tidak lagi kita memperkenalkannya
Baik kepada anak-anak kita sendiri
Dan senjata berbudaya
Sepertinya tidak sanggup lagi kita menjaga
Sebelum mereka merampas habis-habisan
Malah kita sendiri yang mulai melepaskannya
Lalu apa yang kita ingin mempertahankan
Segala warisan sepertinya tulus ikhlas
Kita jadikan milik dia
Thailand, 2016
Sajak Muhammad Badrun
EMBUN
Embun pagi
Menggantung pada selembar daun
Untuk bersatu menjadi air
Ketemu aku saat membuka jendela
Engkau datang padaku
Mendiam sebuah kalbu
UNTUKMU AYAH
Ayah
Seorang lelaki yang kukenal
Yang sangat luar biasa dalam hidup ku
Kau bimbing kumengarungi hidup
Kau sentiasa berdoa untukku
KABAR UNTUKMU
Thailand, 04/03/15
Sajak Sri Setya Murti K.
TRANSISI
Sedulurku Patani,
Uwis atusan sasi
Uwis ewonan wong mati
Kanggo mbela negeri
Melayu sing disenengi
Awak krasa mrinding tur wedi
Ngrungu saben ndina kabar lelayu wara wiri
Liwat trus mrambat siji siji
Gari dienteni kapan giliran didekep pati
Aku mung sekuku ireng gole ngerti
Crita lawas sing rasane kaya nguliti
Kabeh seawak karo dicocogi ri
Nanging koh kaya-kaya milu ngrasani
Kawit pucuk sikil gedug lati
Gemrungsung nang njero ati
Awan nganti mbengi
Reang ngumyang mlebu ngimpi
Duh Alloh Gusti,
Kulo nyuwun diparingi
Kabeh sehat waras slamet teng dunyo niki
Ngantos suwarga umahe pidadari
Paringana kito kiat lan rejeki
Kangge ngurip uripi
Bangsa Melayu Patani
GERIMIS BUNGA
Bersimpuh tengadah
Bagai debu di kubah bumi
Dalam doa berselimut tanya
Meraba tabir
Kekasihku
Kecantikanku yang kau sanjung
Hanya fatamorgana yang
Kau ciptakan sendiri
Cinta, rindu dan doa
Terikat oleh jiwa-jiwa yang
Berkelebat dalam jagad fana, bukan raga
Kita adalah ilusi yang
Tuhan rangkai dalam scenario_Nya
Sementara jiwa kita abadi
Meski bumi, rembulan dan matahari
Menghentikan lajunya
MAHABAH KALBU
PERMOHONANKU
TANGAN
AKU
Aku,
Saksikan bocah
Mematung
KATA PENUTUP
SAJAK HUJAN
BIODATA PENULIS
AFNANABDULRAHMAN. Lahir
di Yala, 5 Mei 1997. Sekarang tengah
menjadi mahasiswa Fakulti Tarbiyah,
Jurusan Pendidikan Bahasa dan
Sastra Melayu, JISDA, Yala Selatan
Thailand. Penulis bisa di hubungi melalui
facebook: Ismee Afnan Abdulrohman.
AL HUSNA MANGKUWAE.
Lahir pada 6 Januari 1994. Sekarang
menjadi mahasiswa di Jamiah Islam
Syeikh Daud Al Fathani, jurusan
Pendidikan Bahasa dan Sastra
Melayu. Pemulis bisa di hubungi
melalu FB: Ana Husna, HP: 0612467464.
AMINOH HAYISULONG
Kelahiran Patani, 9 Januari 1997.
Sekarang tengah menjadi mahasiswa
Fakulti Tarbiyah, Jurusan Pendidikan
Bahasa dan Sastra Melayu, di Jamiah
Islam Syeikh Daud Al-Fathani (JISDA)
Yala Selatan Thailand. Penulis bisa dihubung
melalui akun facebook: Aminoh Hayisulong.
No.HP: 0904781337.
ARINEE SATENGKUWAE.
Kelahiran Patani 27 Juli 1997.
Sekarang tengah menjadi Mahasiswi
Fakulti Tarbiyah, Jurusan Pendidikan
Bahasa dan Sastra Melayu, Jamiah
Islam Syeikh Daud Al-Fathani (JISDA),
Yala Selatan Thailand. Penulis bisa dihubungi
melalui akan Facebook: Senyum Pertama. No
HP: 0932275306.
m
FADEELAH LEUBATEH.
Kelahiran Yala, 27 Mei 1995.
Beralamat di , no 4/4 sekarang
tengah menjadi Mahasiswa Jamiah
Islamiah Syiekh Daud Al-fathoni
(JISDA), Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra
HAYATEE SOLASO.
Beralamat: di No.43/1
M.Kabang D.kabang W.Yala.
Kelahiran Yala, 10 June
1995. Sekarang tengah menjadi
Mahasiswa Jamiah Islam Syeikh Daud Al
Fhathani (JISDA). Jurusan Pendidikan Bahasa
dan Sastra Melayu. melalui akun Facebook :
Hayatee Solaso. No HP:080-733202.
HUSNA TAYEK. Mahasiswa Jamiah Islam
Syeikh Daud Al Fathoni, Yala Selatan Thailand,
Jurusan Pendidikan dan Bahasa dan Sastra
Melayu. FB:Husna Tayek.
KHADEEJAH SAEMASAE.
Kelahiran: 20 september 1994.
Beralamat : 109 T.5 K.yarang
D.yarang, W. fathani 94160. Sekarang
sedang menjadi mahasiswa Jamiah
Islam Syeikh Daud Al-fathani (JISDA) . Jurusan
Pendidikan Bahasa Dan Sastra Melayu (PBSM
II ). Penulis dapat dihubungi melalui akun :
-Facebok : Khadeejah Saemasae, Instagram :
khadeejahsaemasae.
NUREEZAN NAEPAEROK.
Alamat rumah 50/3 T.4 M.Patae D.Yaha
W.Yala 95120. Sekarang tengah
menjadi mahasiswi Fakulti Tarbiah
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra
Melayu di JISDA, Yala, Selatan Thailand.
FB: Tentang Rasa.
NURLAILA KENGMALAPHI.
Beralamat di Batan No.51 M.Lidon
D.Meqhang W.jala. Kelahiran Yala,23
Februari 1996. Sekarang tengah
menjadi mahasiswa Jamiah Islam
Syeikh Daud Al Fathani (JISDA),
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Melayu.
Penulis dapat dihubungi melalui akun
Facebook : , Line : Laila5176.
SUWAIBAH JEKNAE.
Merupakan putri dari Bapak Asman
Jeknae dan Ibu Aishah Madiyok. Lahir
pada 13 Maret 1996. Sekarang tinggal
di Kepala Buket dan merupakan
mahasiswa PBSM 1 Fakulti Tarbiyah JISDA. HP.
0806171054.
DEWANDARU IBRAHIM
SENJAHAJI. Lahir di
Banyumas 03 Juni 1994.
Mahasiswa Fakultas
Tarbiyah dan keguruan IAIN
Purwokerto. Beberapa
puisinya termaktub dalam antologi puisi
Negeri Laut (Negeri Poci 6). Kini aktif di
komunitas sastra Gubuk Kecil. Sekarang tinggal
di Desa Pasir Lor rt 03/02 kecamatan karang
lewas kabupaten Bannyumas. Fb: Dewandaru
Ibrahim.
MAHROSO DOLOH.
Mahasiswa alumni Jurusan
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP)
Universitas Muhammadiyah Purwoketo
Indonesia yang berasal dari Negeri Patani
(Selatan Thailand). Sekarang Mahroso
mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan
studinya di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY)
W. NISAWATI MAFRUKHA.
Kelahiran Purwokerto, 26 Mei 1992.
Jl. Pahlawan, Tanjung, RT 09 RW 04,
No. 594, Purwokerto Selatan.
Merupakan alumni S1 di IAIN
Purwokerto, dan sekarang tengah
menempuh Pascasarjana di IAIN
Purwokerto. Aktif sebagai Koordinator Bahasa
dan Budaya, Pusat Studi Budaya Jawa-Patani
(PBJP). Dan di beberapa organisasi intra
maupun ekstra kampus. Penah mengikuti
PPL/KKN di Pattani, Selatan Thailand. Email:
niesamafrukha @yahoo.co.id.
Wassalam,
@jakasandara