Вы находитесь на странице: 1из 8

1.

Kesultanan Demak (1500-1568)


A. Lokasi Kesultanan Demak
Kesultanan Demak berlokasi di Demak (Jateng), adalah kesultanan islam pertama & terbesar di pantai
utara Jawa. Posisi kerajaan Demak sangat strategis dalam perdagangan laut, pelabuhannya sering
dipakai transit kapal-kapal dagang dari wilayah Barat yang hendak ke Selat Malaka, begitupun
sebaliknya. Keinginan untuk menjadi kerajaan maritime dilakukan dengan usaha menaklukan Malaka
dari Portugis. Usaha ini gagal, walau demikian tidak meruntuhkan perekonomiannya karena didukung
hasil pertanian yang besar.
.Sumber Sejarah

Awal Berdiri

Menjelang akhir abad ke-15, seiring dengan kemunduran Majapahit, secara praktis
beberapa wilayah kekuasaannya mulai memisahkan diri. Bahkan wilayah-wilayah
yang tersebar atas kadipaten-kadipaten saling serang, saling mengklaim sebagai
pewaris tahta Majapahit.

Sementara Demak yang berada di wilayah utara pantai Jawa muncul sebagai kawasan
yang mandiri. Dalam tradisi Jawa digambarkan bahwa Demak merupakan penganti
langsung dari Majapahit, sementara Raja Demak (Raden Patah) dianggap sebagai
putra Majapahit terakhir.

Ada juga yang mengatakan dari:


Babad Tanah Jawi, yang isinya mengenai perkawinan antara Kertabhumi dan putri Champa yang
ditentang kalangan istana. Karena itu, Kertabhumi dengan berat hati menghibahkan putri Champa
yang tengah mengandung Raden Patah kepada Arya Damar adipati Palembang.
Serat Kandha yang isinya tentang larangan Sunan Ampel kepada Raden Patah untuk menyerang
Majapahit
Dari Luar Negeri
Berita Asing dari Cina yang ditulis Ma Huan sekitar 1433 M
Berita Portugis terutama dari Tomi Pires (1512-1515) memberikan gambaran tentang kehadiran para
pedagang dan ulama di kota-kota pelabuhan pesisir utara Jawa Timur ,Jawa Tengah, dan Jawa Barat.
3. Kehidupan Politik Kerajaan Demak
Silsilah Raja K.Demak
Raja-raja yang pernah memerintah:
1.Raden Patah
1500-1518
Putra dari Kertabhumi (Brawijaya V) & Putri Champa ( Tiongkok),
Raden Patah membuka pesantren Hutan Bintara atas perintah Sunan Ampel
Pada saat Majapahit mulai melemah, raden Patah berniat menyerang Majapahit, namun dilarang oleh
Sunan Ampel karena meskipun berbeda agama, Brawijaya tetaplah Ayahnya
Kemungkinan Raden Patah menyerang Majapahit pada masa pemerintahan Ranawijaya.
Setelah hancur Majapahit menjadi bawahan Demak
2.Pati Unus
1518-1521
Anak dari Raden Patah
Ia pernah diutus Raden Patah untuk menyerang Portugis di Malaka
Karena keberaniannya Pati unus dijuluki Pangeran Sabrang Lor , karena pernah menyebrangi Laut Jawa
menuju Malaka
3.Sultan Trenggana
1521-1546
Dibawah kepemimpinanya Demak mencapai masa kejayaan.
Menyerang Batavia dibawah pimpinan Fatahilah agar tidak dikuasai Portugis
4.Sunan Prawoto
1546-1549
Ia lebih cenderung sebagai seorang ahli agama daripada ahli politik
Pada masa kekuasaannya, daerah bawahan Demak seperti Banten, Cirebon, Surabaya, dan Gresik,
berkembang bebas tanpa mampu dihalanginya
Disebut Pangeran Sekar Seda ing Lepen, artinya "bunga yang gugur di sungai
5.Arya Panangsang
1549-1568
Arya Penangsang juga terkenal sakti mandraguna namun memiliki kepribadian yang tempramental dan
kurang sabar dalam melakukan sesuatu.
Ia melakukan pembunuhan terhadap Sunan Prawoto, tahun 1549,
CORAK KERAJAAN
Keinginan untuk menjadi kerajaan maritime dilakukan dengan usaha menaklukan Malaka dari Portugis.
Usaha ini gagal, walau demikian tidak meruntuhkan perekonomiannya karena didukung hasil pertanian
yang besar.jadi kerajaan demak bercorak agraris.
v Faktor Kemunduran
1. Terjadi pertikaian antar keluarga sepeninggal Sultan Trenggana
2. Naiknya Arya Panangsang ke tahta kerajaan
3. Arya Panangsang dapat dikalahkan Jaka Tingkir

B. Kerajaan Banten (1526-1813)

1) Lokasi

Sebuah kesultanan islam di Provinsi Banten. Letaknya di wilayah barat Pulau Jawa sampai ke Lampung di
Sumatra. Kerajaan Banten berada di posisi yang strategis dalam perdagangan internasional.
Berkuasanya Portugis di Malaka mendorong Banten untuk membuat pelabuhan di tepi Selat Sunda dan
Teluk Banten., Pelabuhan ini dipakai untuk ekspor lada yang akan dikirim ke luar negeri. Untuk
menambah ekspor lada, Maulana Yusuf melakukan penaklukan ke Lampung. Dengan ditaklukkannya
Lampung sebagai penghasil lada terbesar mampu meningkatkan ekspor ke luar negeri dan
meningkatkan perekonomian.

2). Sumber-sumber Sejarah

Awal Berdiri

Sebelum Banten berdiri sebagai kesultanan, wilayah ini termasuk bagian Kerajaan Pajajaran. Setelah itu K.
Pajajaran jatuh ke tangan Kerajaan Demak. Seiring dengan kemunduran Demak terutama setelah
meninggalnya Trenggana, Banten yang sebelumnya vazal dari Kerajaan Demak, mulai melepaskan diri
dan menjadi kerajaan yang mandiri.

Carita Parahyangan, memaparkan bahwa sebelum islam masuk, Banten merupakan bagian penting
dari kerajaan Pajajaran (Hindu) & menyebut K. Banten dengan Wahanten Girang

Tambon Tulangbawang & Primbon Bayah , menyebut Kerajaan Banten dengan nama Medanggili

Dari Luar Negeri

Shung Peng Hsiang Sung, memberitakan bahwa Banten berada dalam rute pelayaran yang dibuat
MaoKun

Buku Ying yai She Lan, Banten disebut Shuta yang sangat dekat pelafalanya dengan sunda

Silsilah raja:

Raja-raja yang berkuasa di Banten adalah merupakan anak dari Raja sebelumnya yang menjabat di
Kerajaan Banten. Sedangkan Maulana Hasanuddin adalah anak dari Sunan Gunung Jati.

Raja-raja yang pernah memerintah:

1.Maulana Hasanuddin

1552-1670

Memindahkan pusat pemerintahan dari Banten Girang ke Surosowan

Membangun benteng pertahanan di Banten

2.Maulana Yusuf

1570 - 1585

Melanjutkan ekspansi Banten ke kawasan pedalaman Sunda, dengan menaklukan Pakuan Pajajaran pada
tahun 1579

3.Maulana Muhammad
1585 - 1596

Naik tahta dalam usia yang belum dewasa, sehingga dalam penyelengaraan pemerintahan di Banten
waktu itu ia dibantu dengan sistem perwalian.

4.Sultan Abu al-Mafakhir Mahmud Abdulkadir

1596 - 1647

5.Sultan Abu al-Ma'ali Ahmad

1647 - 1651

6.Sultan Ageng Tirtayasa

1651-1682

Pada masa pemerintahanya Banten mencapai masa kejayaan

Pada masa ini Banten berusaha keluar dari tekanan VOC

Memperkenalkan pembukaan sawah di daerah pedalaman

7.Sultan Haji

1683 - 1687

mengirim 2 utusan menemui Raja Inggris untuk mendapat dukungan &bantuan persenjataan

8.Sultan Abu Fadhl Muhammad Yahya

1687 - 1690

9.Sultan Abul Mahasin Muhammad Zainul Abidin

1690 - 1733

10.Sultan Abul Fathi Muhammad Syifa Zainul Arifin

1733 - 1747

11.Ratu Syarifah Fatimah

1747 - 1750

12.Sultan Arif Zainul Asyiqin al-Qadiri

1753 - 1773

13.Sultan Abul Mafakhir Muhammad Aliuddin

1773 - 1799

14.Sultan Abul Fath Muhammad Muhyiddin Zainussalihin

1799 - 1803

15.Sultan Abul Nashar Muhammad Ishaq Zainulmutaqin

1803 - 1808

16.Sultan Muhammad bin Muhammad Muhyiddin Zainussalihin

1809 1813

Kerajaan ini bercorak maritim.

v Faktor kemunduran :
1) Sultan Haji yang cenderung membangun hubungan baik dengan Belanda

2) Terjadii perang saudara di kalangan istana

3) Diserahkannya Lampung kepada VOC

4) Diwajibkan mengganti kerugian perang oleh VOC

C. Kerajaan Mataram Islam (1586-1755)

1. Lokasi

Kesultanan Mataram Islam tidak ada hubungannya dengan Kerajaan Matara Hindu, kebetulan saja
memakai nama yang sama. Kemungkinan didorong keinginan untuk menjadi besar seperti Kerajaan
Mataram Kuno..Pemindahan pusat pemerintahan dari Pajang ke Mataram tahun 1586 oleh Senopati
menandai berdirinya Kesultanan Mataram. Pusatnya di sebelah tenggara Kota Yogyakarta, Yakni di
Kotagede.

2. Sumber-sumber Sejarah

Sutawijaya naik tahta setelah ia merebut wilayah Pajang sepeninggal Hadiwijaya dengan gelar
Panembahan Senopati. Pada saat itu wilayahnya hanya di sekitarJawa Tengah saat ini, mewarisi wilayah
Kerajaan Pajang. Pusat pemerintahan berada di Mentaok, wilayah yang terletak kira-kira di timur Kota
Yogyakarta dan selatan Bandar Udara Adisucipto sekarang. Lokasi keraton (tempat kedudukan raja)
pada masa awal terletak di Banguntapan, kemudian dipindah ke Kotagede.

Babad tanah jawi, Serat Centini, Babad sangkala, Segara Wana & Syuh Brata (adalah meriam yang
diberikan Belanda)

Sumber sejarah dari Luar Negeri mengenai Mataram Islam tidak diketahui.

Silsilah Raja-raja:

Sutawijaya anak dari Ki Ageng Pemanahan memperistri Ratu Hadi, mempunyai anak yaitu Mas Jolang,
setelah meninggal diteruskan anaknya Raden Mas Rangsang (Sultan Agung) lalu berturut-turut
diteruskan anak dari Raden Mas Rangsang dengan Putri Cirebon yaitu Amangkurat I, Amangkurat II,
Amangkurat III, raja selanjutnya yaitu Pakubuwana I ,II, III adalah raja yang dipilih oleh VOC.

1.Senopati

1586-1601

Berhasil menundukan Cirebon dan Kerajaan Galuh

2.Mas Jolang

1601-1613

Karena meninggal di Krapyak ia dijuluki Pangeran Sedo Krapyak

Pemerintahannya diwarnai pemberontakan dari kerajaan-kerajaan vassal

3.Sultan Agung

1613-1645

Mataram mencaoai puncak kejayaannya

Dua kali menyerang Belanda ke Batavia tahun 1628 & 1629. Kendati gagal, serangan itu mamp
membendung pengaruh VOC di Jawa untuk sementara.

Menciptakan kalender Jawa perhitungannya sama dengan tahun Hijriah Menyusun sebuah karya sastra
berjudul Sastra Gending isinya, filsafat kehidupan & kenegaraan. Serta kitab undang-undang berjudul
Surya Alam yang merupakan perpaduan adat istiadat Jawa & hukum islam.

4.Amangkurat I
1645-1677

Memerintah dengan kejam

Menjalin hubungan yang mesra dengan Belanda

5.Amangkurat II

167-1703

Ia sangat patuh pada VOC

Karena Belanda, ia menyingkir ke Desa Wonokerto & membangun ibu kota baru

6.Amangkurat III

1703-1708

Tidak disukai VOC

7.Pakubuwana I

1708-1719

Diangkat menjadi sultan oleh VOC

8.Amangkurat IV

1719-1726

9.Pakubuwana II

1726-1749

10.Pakubuwana III

1749-1757

v Faktor keruntuhan:

1) Setelah kalah dari Batavia rakyatnya tidak terurus karena dikerahkan perang

2) Terjadi pemberontakan dari kerajaan vassal (kerajaan bawahan)

3) Terjadi intervensi dengan Belanda

4) Terjadi perselisihan diantara Amangkurat III & Pakubuwana II

Corak Kerajaan ini menggantungkan kehidupan ekonominya dari sektor agraris. Hal ini karena letaknya
yang berada di pedalaman. Akan tetapi, Mataram juga memiliki daerah kekuasan di daerah pesisir utara
Jawa yang mayoritas sebagai pelaut. Daerah pesisir inilah yang berperan penting bagi arus
perdagangan Kerajaan Mataram.

D. Kesultanan Cirebon(1479-1677)

1. Letak kerajaan Cirebon

Letak Kerajaan Cirebon yaitu sebelah timur jawa barat di dekat laut,karena itu,mata pencarian uang
kerajaan Cirebon yang utama berasal dari perikanan dan pelabuhan.

2. Sumbe-sumberr Sejarah

Pendirian kesultanan ini sangat berkaitan erat dengan keberadaan Kesultanan Demak, Berdasarkan berita
dari klenteng Talang dan Semarang, tokoh utama pendiri Kesultanan Cirebon ini dianggap identik
dengan tokoh pendiri Kesultanan Banten yaitu Sunan Gunung Jati.
Babad Cirebon (ditulis abad 19), menceritakan perkembangan Kesultanan Cirebon pada awal
penjajahan belanda di pulau jawa

Carita Caruban Purwaka Nagari karya Pangeran Dipati (1702), menceritakan perkembangan Cirebon,
perjalanan para petinggi kerajaan beserta keluarganya.

Dari Luar Negeri

Catatan Tomi Pires, Pires memberikan informasi mengenai keadaan ekonomi dan politik di jawa pada
masa paruh pertama abad ke-16.

Silsilah Raja-raja:

Fatahilah, raja kedua Kesultanan Cirebon merupakan menantu dari Sunan Gunung Jati, sedangkan
Panembahan Ratu I dan II adalah cucu Sunan Gunung Jati.

Raja-raja yang penah memerintah:

1.Sunan Gunung Jati

1479-1568

Nama asli Syarif Hidayatullah

Bergelar sebagai Ingkang Sinuhun Kangjeng Susuhunan Jati Purba Panetep Panatagama Awlya Allah
Kutubid Jaman Khalifatur Rasulullah

Pertumbuhan dan perkembangan yang pesat pada Kesultanan Cirebon dimulailah oleh Syarif
Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati.

Sunan Gunung Jati diyakini sebagai pendiri dinasti raja-raja Kesultanan Cirebon dan Kesultanan Banten
serta penyebar agama Islam di Jawa Barat seperti Majalengka, Kuningan, Kawali (Galuh), Sunda Kelapa,
dan Banten

2.Fatahillah

1568-1570

Menduduki takhta kerajaan Cirebon hanya berlangsung dua tahun karena ia meninggal dunia pada tahun
1570

3.Panembahan Ratu I

1570-1649

Takhta kerajaan jatuh kepada cucu Sunan Gunung Jati yaitu Pangeran Mas

Pangeran Emas kemudian bergelar Panembahan Ratu I dan memerintah Cirebon selama kurang lebih
79 tahun

4.Panembahan Ratu II

1649-1677

Panembahan Girilaya pada masa pemerintahannya terjepit di antara dua kekuatan kekuasaan, yaitu
Kesultanan Banten dan Kesultanan Mataram

Kerajaan ini bercorak agraris.

v Faktor kemunduran

1. Perpecahan antara saudara menyebabkan kedudukan Kesultanan Cirebon menjadi lemah sehingga
pada tahun 1681 kedua kesultanan menjadi proteksi VOC.

2. Pada waktu Panembahan Sepuh meninggal dunia (1697), terjadi perebutan kekuasaan di antara
kedua putranya. Keadaan demikian mengakibatkan kedudukan VOC semakin kokoh.
3. Dalam Perjanjian Kertasura 1705 antara Mataram dan VOC disebutkan bahwa Cirebon berada di
bawah pengawasan langsung VOC

E. KERAJAAN PAJANG (1549-1618)

Silsilah Raja K.Pajang

1. Letak kerajaan pajang

Terletak di daerah Kartasura, dekat Surakarta/Solo, Jawa Tengah. Pajang sendiri merupakan
kelanjutan dari Pengging pada tahun 1618 yang pernah dihancurkan ibukota dan sawah ladangnya oleh
pasukan-pasukan dari Mataram karena memberontak. Daerah kekuasaan Pajang mencakup di sebelah
Barat Bagelen (lembah Bogowonto) dan Kedu (lembah Progo atas).

2.. Sumber-sumber Sejarah

Dari Dalam negeri:

Nama negeri Pajang telah dikenal sejak zaman Kerajaan Majapahit. Menurut Nagarakretagama yang
ditulis tahun 1365, bahwasanya pada zaman tersebut adik perempuan Hayam Wuruk (raja Majapahit
saat itu) bernama asli Dyah Nertaja menjabat sebagai penguasa Pajang, bergelar Bhatara i Pajang, atau
disingkat Bhre Pajang. Dyah Nertaja merupakan ibu dari Wikramawardhana (raja Majapahit selanjutnya).

Berdasar naskah-naskah babad, bahwa negeri Pengging disebut sebagai cikal bakal Pajang. Cerita Rakyat
yang melegenda menyebut bahwa Pengging sebagai kerajaan kuno yang pernah dipimpin Prabu
Anglingdriya, musuh bebuyutan Prabu Baka raja Prambanan. Kisah ini dilanjutkan dengan dongeng
berdirinya Candi Prambanan.

Babad Banten, menyebutkan Ki Andayaningrat berputera 2 orang, yaitu Kebo Kenanga dan Kebo
Kanigara.

Kronik di Katasura ,menulis asal seluk beluk asal usul raja raja matram dimana Pajang dimana Pajang
dilihat sebagai pendahulunya

Kitab Negarakertagama menyebutkan pada zaman tersebut adik perempuan Hayam Wuruk bernama
asli Dyah Nertaja menjabat sebagai penguasa Pajang, bergelar Bhatara i Pajang, atau disingkat Bhre
Pajang.

Raja-raja yang pernah memerintah:

1.Jaka Tingkir

Nama aslinya adalah Mas Karbt, bergelar Sultan Hadiwijaya

Setelah menyingkirkan Arya Panangsang seorang penguasa Demak, Joko Tingkir kemudian
memindahkan istana Demak ke Pajang

Kerajaan Pajang mencapai Puncak Kejayaan

2.Arya Pangiri

1583-1586

Bergelar Sultan Ngawantipura

Dikisahkan hanya peduli pada usaha untuk menaklukkan Mataram daripada menciptakan kesejahteraan
rakyatnya.

Berlaku tidak adil terhadap penduduk asli Pajang. Ia mendatangkan orang-orang Demak untuk
menggeser kedudukan para pejabat Pajang. Bahkan, rakyat Pajang juga tersisih oleh kedatangan
penduduk Demak. Akibatnya, banyak warga Pajang yang berubah menjadi perampok karena kehilangan
mata pencaharian

3.Pangeran Benawa

1586-1587
Bergelar Sultan Prabuwijaya.

Pangeran Benawa dikisahkan sebagai seorang yang lembut hati.

4. Kehidupan ekonomi

Kerajaan Pajang mengalami kemajuan di bidang pertanian sehingga menjadi lumbung beras dalam
abad ke-16 dan 17

v Faktor kemunduran

1. Sultan hadiwijaya sakit dan kemudian wafat

2. Pemerintahan Arya Pangiri disibukkan dengan balas dendam terhadap Kerajaan Mataram Islam

3. Pangeran Benawa bersekutu dengan Sutawijaya menyerbu Kerajaan Pajang.

4. Perang Kerajaan Pajang melawan Kerajaan Mataram Islam dan Jipang berakhir kekalahan Arya
Pangiri.

5. Tidak ada pengganti tahta kerajaan setelah Pangeran Benawa.

6. Sutawijaya sendiri mendirikan Kerajaan Mataram Islam.

Вам также может понравиться