Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Awal Berdiri
Menjelang akhir abad ke-15, seiring dengan kemunduran Majapahit, secara praktis
beberapa wilayah kekuasaannya mulai memisahkan diri. Bahkan wilayah-wilayah
yang tersebar atas kadipaten-kadipaten saling serang, saling mengklaim sebagai
pewaris tahta Majapahit.
Sementara Demak yang berada di wilayah utara pantai Jawa muncul sebagai kawasan
yang mandiri. Dalam tradisi Jawa digambarkan bahwa Demak merupakan penganti
langsung dari Majapahit, sementara Raja Demak (Raden Patah) dianggap sebagai
putra Majapahit terakhir.
1) Lokasi
Sebuah kesultanan islam di Provinsi Banten. Letaknya di wilayah barat Pulau Jawa sampai ke Lampung di
Sumatra. Kerajaan Banten berada di posisi yang strategis dalam perdagangan internasional.
Berkuasanya Portugis di Malaka mendorong Banten untuk membuat pelabuhan di tepi Selat Sunda dan
Teluk Banten., Pelabuhan ini dipakai untuk ekspor lada yang akan dikirim ke luar negeri. Untuk
menambah ekspor lada, Maulana Yusuf melakukan penaklukan ke Lampung. Dengan ditaklukkannya
Lampung sebagai penghasil lada terbesar mampu meningkatkan ekspor ke luar negeri dan
meningkatkan perekonomian.
Awal Berdiri
Sebelum Banten berdiri sebagai kesultanan, wilayah ini termasuk bagian Kerajaan Pajajaran. Setelah itu K.
Pajajaran jatuh ke tangan Kerajaan Demak. Seiring dengan kemunduran Demak terutama setelah
meninggalnya Trenggana, Banten yang sebelumnya vazal dari Kerajaan Demak, mulai melepaskan diri
dan menjadi kerajaan yang mandiri.
Carita Parahyangan, memaparkan bahwa sebelum islam masuk, Banten merupakan bagian penting
dari kerajaan Pajajaran (Hindu) & menyebut K. Banten dengan Wahanten Girang
Tambon Tulangbawang & Primbon Bayah , menyebut Kerajaan Banten dengan nama Medanggili
Shung Peng Hsiang Sung, memberitakan bahwa Banten berada dalam rute pelayaran yang dibuat
MaoKun
Buku Ying yai She Lan, Banten disebut Shuta yang sangat dekat pelafalanya dengan sunda
Silsilah raja:
Raja-raja yang berkuasa di Banten adalah merupakan anak dari Raja sebelumnya yang menjabat di
Kerajaan Banten. Sedangkan Maulana Hasanuddin adalah anak dari Sunan Gunung Jati.
1.Maulana Hasanuddin
1552-1670
2.Maulana Yusuf
1570 - 1585
Melanjutkan ekspansi Banten ke kawasan pedalaman Sunda, dengan menaklukan Pakuan Pajajaran pada
tahun 1579
3.Maulana Muhammad
1585 - 1596
Naik tahta dalam usia yang belum dewasa, sehingga dalam penyelengaraan pemerintahan di Banten
waktu itu ia dibantu dengan sistem perwalian.
1596 - 1647
1647 - 1651
1651-1682
7.Sultan Haji
1683 - 1687
mengirim 2 utusan menemui Raja Inggris untuk mendapat dukungan &bantuan persenjataan
1687 - 1690
1690 - 1733
1733 - 1747
1747 - 1750
1753 - 1773
1773 - 1799
1799 - 1803
1803 - 1808
1809 1813
v Faktor kemunduran :
1) Sultan Haji yang cenderung membangun hubungan baik dengan Belanda
1. Lokasi
Kesultanan Mataram Islam tidak ada hubungannya dengan Kerajaan Matara Hindu, kebetulan saja
memakai nama yang sama. Kemungkinan didorong keinginan untuk menjadi besar seperti Kerajaan
Mataram Kuno..Pemindahan pusat pemerintahan dari Pajang ke Mataram tahun 1586 oleh Senopati
menandai berdirinya Kesultanan Mataram. Pusatnya di sebelah tenggara Kota Yogyakarta, Yakni di
Kotagede.
2. Sumber-sumber Sejarah
Sutawijaya naik tahta setelah ia merebut wilayah Pajang sepeninggal Hadiwijaya dengan gelar
Panembahan Senopati. Pada saat itu wilayahnya hanya di sekitarJawa Tengah saat ini, mewarisi wilayah
Kerajaan Pajang. Pusat pemerintahan berada di Mentaok, wilayah yang terletak kira-kira di timur Kota
Yogyakarta dan selatan Bandar Udara Adisucipto sekarang. Lokasi keraton (tempat kedudukan raja)
pada masa awal terletak di Banguntapan, kemudian dipindah ke Kotagede.
Babad tanah jawi, Serat Centini, Babad sangkala, Segara Wana & Syuh Brata (adalah meriam yang
diberikan Belanda)
Sumber sejarah dari Luar Negeri mengenai Mataram Islam tidak diketahui.
Silsilah Raja-raja:
Sutawijaya anak dari Ki Ageng Pemanahan memperistri Ratu Hadi, mempunyai anak yaitu Mas Jolang,
setelah meninggal diteruskan anaknya Raden Mas Rangsang (Sultan Agung) lalu berturut-turut
diteruskan anak dari Raden Mas Rangsang dengan Putri Cirebon yaitu Amangkurat I, Amangkurat II,
Amangkurat III, raja selanjutnya yaitu Pakubuwana I ,II, III adalah raja yang dipilih oleh VOC.
1.Senopati
1586-1601
2.Mas Jolang
1601-1613
3.Sultan Agung
1613-1645
Dua kali menyerang Belanda ke Batavia tahun 1628 & 1629. Kendati gagal, serangan itu mamp
membendung pengaruh VOC di Jawa untuk sementara.
Menciptakan kalender Jawa perhitungannya sama dengan tahun Hijriah Menyusun sebuah karya sastra
berjudul Sastra Gending isinya, filsafat kehidupan & kenegaraan. Serta kitab undang-undang berjudul
Surya Alam yang merupakan perpaduan adat istiadat Jawa & hukum islam.
4.Amangkurat I
1645-1677
5.Amangkurat II
167-1703
Karena Belanda, ia menyingkir ke Desa Wonokerto & membangun ibu kota baru
6.Amangkurat III
1703-1708
7.Pakubuwana I
1708-1719
8.Amangkurat IV
1719-1726
9.Pakubuwana II
1726-1749
10.Pakubuwana III
1749-1757
v Faktor keruntuhan:
1) Setelah kalah dari Batavia rakyatnya tidak terurus karena dikerahkan perang
Corak Kerajaan ini menggantungkan kehidupan ekonominya dari sektor agraris. Hal ini karena letaknya
yang berada di pedalaman. Akan tetapi, Mataram juga memiliki daerah kekuasan di daerah pesisir utara
Jawa yang mayoritas sebagai pelaut. Daerah pesisir inilah yang berperan penting bagi arus
perdagangan Kerajaan Mataram.
D. Kesultanan Cirebon(1479-1677)
Letak Kerajaan Cirebon yaitu sebelah timur jawa barat di dekat laut,karena itu,mata pencarian uang
kerajaan Cirebon yang utama berasal dari perikanan dan pelabuhan.
2. Sumbe-sumberr Sejarah
Pendirian kesultanan ini sangat berkaitan erat dengan keberadaan Kesultanan Demak, Berdasarkan berita
dari klenteng Talang dan Semarang, tokoh utama pendiri Kesultanan Cirebon ini dianggap identik
dengan tokoh pendiri Kesultanan Banten yaitu Sunan Gunung Jati.
Babad Cirebon (ditulis abad 19), menceritakan perkembangan Kesultanan Cirebon pada awal
penjajahan belanda di pulau jawa
Carita Caruban Purwaka Nagari karya Pangeran Dipati (1702), menceritakan perkembangan Cirebon,
perjalanan para petinggi kerajaan beserta keluarganya.
Catatan Tomi Pires, Pires memberikan informasi mengenai keadaan ekonomi dan politik di jawa pada
masa paruh pertama abad ke-16.
Silsilah Raja-raja:
Fatahilah, raja kedua Kesultanan Cirebon merupakan menantu dari Sunan Gunung Jati, sedangkan
Panembahan Ratu I dan II adalah cucu Sunan Gunung Jati.
1479-1568
Bergelar sebagai Ingkang Sinuhun Kangjeng Susuhunan Jati Purba Panetep Panatagama Awlya Allah
Kutubid Jaman Khalifatur Rasulullah
Pertumbuhan dan perkembangan yang pesat pada Kesultanan Cirebon dimulailah oleh Syarif
Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati.
Sunan Gunung Jati diyakini sebagai pendiri dinasti raja-raja Kesultanan Cirebon dan Kesultanan Banten
serta penyebar agama Islam di Jawa Barat seperti Majalengka, Kuningan, Kawali (Galuh), Sunda Kelapa,
dan Banten
2.Fatahillah
1568-1570
Menduduki takhta kerajaan Cirebon hanya berlangsung dua tahun karena ia meninggal dunia pada tahun
1570
3.Panembahan Ratu I
1570-1649
Takhta kerajaan jatuh kepada cucu Sunan Gunung Jati yaitu Pangeran Mas
Pangeran Emas kemudian bergelar Panembahan Ratu I dan memerintah Cirebon selama kurang lebih
79 tahun
4.Panembahan Ratu II
1649-1677
Panembahan Girilaya pada masa pemerintahannya terjepit di antara dua kekuatan kekuasaan, yaitu
Kesultanan Banten dan Kesultanan Mataram
v Faktor kemunduran
1. Perpecahan antara saudara menyebabkan kedudukan Kesultanan Cirebon menjadi lemah sehingga
pada tahun 1681 kedua kesultanan menjadi proteksi VOC.
2. Pada waktu Panembahan Sepuh meninggal dunia (1697), terjadi perebutan kekuasaan di antara
kedua putranya. Keadaan demikian mengakibatkan kedudukan VOC semakin kokoh.
3. Dalam Perjanjian Kertasura 1705 antara Mataram dan VOC disebutkan bahwa Cirebon berada di
bawah pengawasan langsung VOC
Terletak di daerah Kartasura, dekat Surakarta/Solo, Jawa Tengah. Pajang sendiri merupakan
kelanjutan dari Pengging pada tahun 1618 yang pernah dihancurkan ibukota dan sawah ladangnya oleh
pasukan-pasukan dari Mataram karena memberontak. Daerah kekuasaan Pajang mencakup di sebelah
Barat Bagelen (lembah Bogowonto) dan Kedu (lembah Progo atas).
Nama negeri Pajang telah dikenal sejak zaman Kerajaan Majapahit. Menurut Nagarakretagama yang
ditulis tahun 1365, bahwasanya pada zaman tersebut adik perempuan Hayam Wuruk (raja Majapahit
saat itu) bernama asli Dyah Nertaja menjabat sebagai penguasa Pajang, bergelar Bhatara i Pajang, atau
disingkat Bhre Pajang. Dyah Nertaja merupakan ibu dari Wikramawardhana (raja Majapahit selanjutnya).
Berdasar naskah-naskah babad, bahwa negeri Pengging disebut sebagai cikal bakal Pajang. Cerita Rakyat
yang melegenda menyebut bahwa Pengging sebagai kerajaan kuno yang pernah dipimpin Prabu
Anglingdriya, musuh bebuyutan Prabu Baka raja Prambanan. Kisah ini dilanjutkan dengan dongeng
berdirinya Candi Prambanan.
Babad Banten, menyebutkan Ki Andayaningrat berputera 2 orang, yaitu Kebo Kenanga dan Kebo
Kanigara.
Kronik di Katasura ,menulis asal seluk beluk asal usul raja raja matram dimana Pajang dimana Pajang
dilihat sebagai pendahulunya
Kitab Negarakertagama menyebutkan pada zaman tersebut adik perempuan Hayam Wuruk bernama
asli Dyah Nertaja menjabat sebagai penguasa Pajang, bergelar Bhatara i Pajang, atau disingkat Bhre
Pajang.
1.Jaka Tingkir
Setelah menyingkirkan Arya Panangsang seorang penguasa Demak, Joko Tingkir kemudian
memindahkan istana Demak ke Pajang
2.Arya Pangiri
1583-1586
Dikisahkan hanya peduli pada usaha untuk menaklukkan Mataram daripada menciptakan kesejahteraan
rakyatnya.
Berlaku tidak adil terhadap penduduk asli Pajang. Ia mendatangkan orang-orang Demak untuk
menggeser kedudukan para pejabat Pajang. Bahkan, rakyat Pajang juga tersisih oleh kedatangan
penduduk Demak. Akibatnya, banyak warga Pajang yang berubah menjadi perampok karena kehilangan
mata pencaharian
3.Pangeran Benawa
1586-1587
Bergelar Sultan Prabuwijaya.
4. Kehidupan ekonomi
Kerajaan Pajang mengalami kemajuan di bidang pertanian sehingga menjadi lumbung beras dalam
abad ke-16 dan 17
v Faktor kemunduran
2. Pemerintahan Arya Pangiri disibukkan dengan balas dendam terhadap Kerajaan Mataram Islam
4. Perang Kerajaan Pajang melawan Kerajaan Mataram Islam dan Jipang berakhir kekalahan Arya
Pangiri.