Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
SEMINAR
PERILAKU ORGANISASI 2
TRISNINAWATI
14931011
Dosen Pengasuh: Drs. Fathul Himam, M.Psi., MA.,
Ph.D
Dalam menghadapi era globalisasi serta kompetisi yang sangat tinggi saat ini, setiap
organisasi harus dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas luaran (produk/jasa) dengan
melakukan berbagai inovasi, dan efisiensi agar mampu bersaing. Untuk itu, organisasi perlu
berubah, perubahan yang dibuat harus berhasil, karena hal ini sangat penting bagi kehidupan
organisasi dimasa mendatang (Burke, 2008). Dalam hal ini, terdapat perusahaan dan salah
satu bentuk perubahan organisasi yang memiliki dampak perubahan yang sangat besar dalam
kehidupan organisasi adalah perubahan yang memiliki skala besar (large-scale organization
change), yaitu pada waktu organisasi melakukan Merger atau Akuisisi (M&A)
Salah satu strategi korporasi yang agresif untuk meningkatkan profit dari waktu kewaktu
merupakan salah satu strategi menjadi pilihan manajer. Dengan penerapan diversifikasi
usaha, manajer dapat mengajukan reward yang lebih besar, karena semakin banyak jenis
usaha yang dikelola, semakin besar tingkat kompleksitas perusahaan. Penerapan diversifikasi
usaha salah satu juga bertujuan untuk memaksimum ukuran dan keragaman usaha, sehingga
pemilik dapat memperoleh tingkat keuntungan yang tinggi dan beberapa segmen usaha yang
dimilki.
hutang untuk mengurangi kemungkinan kebangkrutan. Biaya yang harus dikeluarkan dalam
diharapkan.
Untuk diversifikasi dibidang yang sama dengan melakukan merger dan akuisisi guna
mendapatkan kompetitif efektif yang lebih cepat. Dengan akuisisi korporasi pesaing yang
bisa menghasilkan sinergi, maka korporasi akan bisa tumbuh dengan lebih cepat. Jika
yang berbeda, cara kerja maupun budaya yang berbeda, dimana antara korporasi kita dengan
korporasi pesaing, maka akan menghasilkan sebuah korporasi yang sangat luar biasa dimana
sinergi akan menghasilkan hasil yang lebih baik dan lebih besar lagi.
Salah satu strategi perusahaan untuk melakukan diversifikasi melalui proses Merger atau
akuisisi yang banyak kita ketahui akhir-akhir ini seringkali dilakukan oleh organisasi di
seluruh dunia, termasuk di Indonesia, antara lain: penggabungan berbagai bank misalnya:
contoh lainnya. Meskipun banyak M&A dilakukan, tetapi ternyata studi empiris
menunjukkan bahwa keberhasilan dari proses tersebut kurang sesuai dengan apa yang
diharapkan bahkan ada yang dapat dikatakan gagal (Schweiger, 2002; Fairburn & Geroski
(dalam Cartwright dan Cooper, 1993); Devoge & Shiraki, 2000). Penelitian yang dilakukan di
Amerika Serikat juga bahkan menyatakan bahwa hanya sekitar 23-50% M&A itu berhasil
(McKinsey, Marks, British Institute dan Hunt dalam Cartwright dan Cooper, 1993).
Common goals or set of goals di dunia bisnis atau tujuan sebuah perusahaan adalah
memaksimalkan nilai perusahaan dengan salah satunya adalah memperoleh keuntungan yang
maksimum dalam menjalankan usahanya. Dalam pertumbuhannya organisasi juga tidak lepas
dari perubahan lingkungan yang menjadi semakin kompleks dan yang belum dikenal
sebelumnya dari segi jumlah perubahan yang terjadi maupun tingkat kecepat perubahan itu
organisasi untuk masa yang akan datang mengakibatkan terjadinya merger dan akuisisi,
sebagai berikut:
1. Perubahan teknologi
2. Perubahan struktur organisasi
3. Perubahan kondisi keuangan dan ekonomi
4. Trend negatif dalam ekonomi dan industri
5. Perkembangan industri baru
6. Tantangan akan economies of scale, economies of scope
7. Globalisasi
8. Deregulasi dan regulasi
9. Semakin lebarnya pendapatan dan kekayaan
10. Valuasi harga saham yang terlalu tinggi di masa 1990an
Strategi agresif juga bisa dilakukan merger dan akuisisi dengan perusahaan yang memilki
karakter industri yang berbeda total dengan berbagai tujuan seperti diversifikasi portofolio
bisnis unit. Akan tetapi industri yang baru ini memiliki prospek yang bagus dimasa yang akan
datang.
1. Kajian Pustaka
Diversifikasi
perusahaan, yaitu pandangan kekuatan pasar (market power view), sumber daya (resource
anti kompetensi yang bersumber pada kekuatan konglomerat. Ketika perusahaan tumbuh
menjadi besar maka pangsa pasarnya akan semakin tinggi dan akhirnya akan mengakibatkan
sebenarnya kekuatan konglomerat merupakan fungsi dari kekuatan pasar dalam pasar
individual.
Pandangan yang kedua pada sumber daya yang dimilki oleh perusahaan.diversifikasi
dilakukan untuk memnafaatkan kelebihan kapasitas dari sumberdaya yang dimilki oleh
perusahaan. Sumberdaya dan kapasitas produksi yang dimilki oleh perusahaan masih belum
digunakan secara optimal untukberopersi hnya pada satu lini bisnis. Alokasi sumberdaya
yang efisien memungkinkan perusahaan untuk tumbuh dan berkembang. Meskipun demikian,
tingkat divesifikasi yang optimal berbeda antar perusahaan tergantung pada karateristik
sumberdaya yang dimilki. Menurut Montgomery dan Wernerfelt (1988), tingkat spesifikasi
dari sumber daya yang dimilki seperti keahian pada bioteknologi, maka kemampuan untuk
Dalam literatur keuangan teori agensi (Agency Theory) teori keagenan menjelaskan hubungan
antara pemilik perusahaan dengan manajemen perusahaan. Jensen dan Mecking (1976)
menyatakan bahwa hubungan keagenan merupakan suatu kontrak antara pricipal dengan
agent. Dalam hubungan keagenan ini, terdapat pemisahan antara kepemilikan dan
Konflik keagenan ini dapat diminimumkan dengan suatu mekanisme pengawasan yang dapat
mensejajarkan kepentingan antara manajer dan pemilik perusahaan yang menimbulkan biaya
keagenan (agency cost). Ada beberapa alternatif untuk mengurangi agency cost, diantaranya
adanya kepemilikan saham oleh institusional dan kepemilikan saham oleh manajemen.
Merger dan Akuisisi
Merger dan akuisisi sama-sama merupakan bentuk penggabungan dari dua organisasi. Merger
adalah penggabungan dari 2 ataulebih organisasi menjadi satu organsiasi baru sedangkan
akuisisi adalah pengambilan suatu organisasi menjadi bagian bagian dari organisasi lain.
Latar belakang organisasi melakukan merger dan akuisi biasanya adalah pertumbuhan atau
diversifikasi untuk memperoleh akses terhadap pasar, teknologi untuk memperoleh sumber
Namun demikian pelaksanaan merger dan akuisisi terkadang juga dapat mengalami
tercapainya sinergi antara organisasi-organisasi lama, biaya terlalu mahal untuk proses
biaya mencapai economies of scale sehingga bisa mencapai penurunan biaya dan
sinergi untuk keuangan, yaitu kemampuan untuk dapat akses kepada pasar modal
Intervensi merger dan akuisisi didahului dengan diagnosis terhadap strategi organisasi.
Strategi organisasi menggambarkan rentang bisnis dimana organisasi akan turut serta,
sementara strategi bisnis menjelaskan bagaimana organisasi akan bersaing dalam bidang
tertentu. Intervensi merger dan akuisisi biasa digunakan ketika lingkungan internal organisasi
dianggap terlalu lambat, atau ketika organisasi lain (rekanan) tidak dapat mengendalikan
Untuk melihat level diversifikasi perusahaan, terdapat beberapa ukuran yang bisa dipakai
untuk mengidentifikasinya. Salah satu ukuran yang banyak dipakai adalah jumlah segmen
usaha yang dimiliki perusahaan. Dalam kaitnnya dengan hal ini, maka perusahaan akan
melaporkan segmen usaha sebagai bagian dari laporan keuangan yang diterbitkan.
Pada sisi lain, diversifikasi dapat menimbulkan dampak negatif. Banyak pendapat yang
mendukung posisi ini. Stults(1990) menyatakan bahwa perusahaan yang terdiversifikasi akan
menempatkan investasi yang terlalu besar pada lini usahanya dengan kesempatan investasi
yang rendah. Sedangkan Jensen( 1986) mengemukakan bahwa manajer perusahaan yang
memilki free cashflow yang besar cenderung untuk mengambil investasi yang menurunkan
nilai (value decreasing) dan proyek yang memilkik nilai sekarang besih (net present value)
Akan tetapi sebenarnya strategi perusahaan melakukan diversifikasi tidak selalu memilkiki
dampak negatif. Halini dibuktikan oleh Li dan Wong (2003) yang meneliti hubungan
berpendapat bahwa strategi diversifikasi tidak hanya dilihat dari aspek finansial saja tetapi
strategi perusahaan. Pemilihan strategi yang tepat akan dapat meningatkan kinerja
perusahaan. Mereka menemukan bahwa strategi diversifikasi pada bidang yang tidak
merupakan strategi optimal yang akan mengahsilkan kinerja perusahaan yang lebih baik.
Keterhubungan antara strategi diversifikasi perusahaan melalui merger dan akuisisi, manajer
dapat melakukan akuisisi korporasi pesaing yang bisa mengahsilkan sinergi, maka korporasi
akan bisa tumbuh dengan lebih cepat. Jika perusahaan memilki jaringan yang berbeda,
produk yang berbeda, kemampuan manajemen yang berbeda dan cara kerja maupun budaya
yang berbeda, dimana antara korporasi kita dengan korporasi pesaing akan mengahsilkan
sebuah korporasi yang sangat luar biasa artinya sinergi akan menghasilkan yang lebih besar.
Akan tetapi manajer dalam hal ini harus paham bagaimana melakukan sinergi tersebut.
mempertimbangkan faktor jenis sinergi yang bisa dihasilkan, sumber daya yang dimiliki oleh
kedua perusahaan,tingkat kepastian pasar, tingkat kompetisi dan kesamaan sumber daya yang
dimiliki oleh kedua perusahaan (Dyer, Kale dan Singh, 2004). Dengan diketahuinya kelima
faktor tersebut, maka keputusan strategi akan lebih mudah diambil dan mengurangi tingkat
kegagalan transaksi.
Proses M&A adalah merupakan suatu kegiatan perubahan organisasi yang berskala besar. Hal
ini antara lain karena organisasi yang melakukan M&A memiliki karakteristik sebagai
berikut: 1) adanya target finansial yang agresif, b) tenggat waktu yang pendek, c) menjadi
budaya; i) adanya
(Galpin & Herndon, 2007; Stynberg & Veldsman, 2011; Schuler & Jackson, 2001). Kondisi
ini semua, membuat proses M&A dapat dikategorikan sebagai salah satu bentuk perubahan
organisasi yang berskala besar, yang memiliki dampak psikologis lebih besar pada pekerja,
Akan tetapi dalam beberapa penelitian, merger dan akuisisi tidak selalu dapat meningkatkan
nilai perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi. Merger dapat meningkat melalui
sinergi menurut (Bradley dan Kimm, 1988), disciplinary(Alchain dan Demzes, 1972).
Ditemukan juga oleh Jensen (1986) bahwa value reducing terjadi dengan dilakukan merger
dan akuisisi karena adanya agency costs dan management entrechment (Shiefer dan
Vishny,1989) dan Value neutral hubris oleh Roll, 1986 yaitu manajer akan melakukan
akuisisi untuk meningkatkan nilai atau kepentingan pribadi dimana pasar telah menunjukkan
harga yang sesuai dengan keadaan yang ada. Merger dan akuisisi akan menghasilkan
valuecreation kepada pemegang saham untuk jangka panjang akan tetapi memiliki implikasi
yang jelek kepada karyawan daripada perusahaan yang mengalami merger dan akuisisi
(Johan, 2010).
Kesimpulan
Dalam melakukan strategi diversifikasi melalui merger dan akuisisi adalah sebagai strategi
perusahaan untuk mempeluas usaha untuk meningkatkan daya saing dan keuntungan yang
akuisisi, manajer dapat melakukan akuisisi korporasi pesaing yang bisa menghasilkan sinergi,
maka korporasi akan bisa tumbuh dengan lebih cepat. Dalam menentukan pilihan merger
dan akuisisi perusahaan manajemen perlu mempertimbangkan faktor jenis sinergi yang bisa
dihasilkan, sumber daya yang dimiliki oleh kedua perusahaan, tingkat kepastian pasar, tingkat
kompetisi dan kesamaan sumber daya yang dimiliki oleh kedua perusahaan
Daftar Pustaka