Вы находитесь на странице: 1из 17

BAB KEWAJIBAN BERDAKWAH

Standar Kompetensi:
Memahami Al- Hijr: 94-96 QS. Asy Syuara: 214-216, QS. An-
Nahl: 125,
dan hadist tentang kewajiban berdawah.
A. Pendahuluan
Risalah tauhid yang dibawa oleh Rasulullah Saw agar dapat disampaikan kepada umatnya,
maka harus dilakukan dengan cara berdakwah. Berdakwah merupakan tugas mulia, setiap rasul
mempunyai tugas dakwah kepada umatnya tertentu, sedangkan dakwah Rasulullah Saw
ditujukan untuk seluruh umat manusia. Dakwah Rasulullah Saw dilakukan dengan dua fase,
yaitu;
Fase pertama, berdakwah secara sembunyi-sembunyi, dakwah ini dilakukan setelah
turunnya surah Al-Muddatsir dari ayat 1-7. Pada fase ini beliau memulai berdakwah kepada:
1. Dakwah ditujukan kepada orang-orang yang serumah dengan beliau,
2. Dakwah ditujukan kepada sahabat-sahabat baik beliau
3. Dakwah ditujukan kepada orang-orang yang dekat dengan beliau.
Tempat yang dipilih beliau untuk berdakwah ialah rumah sahabat Al-Arqam bin Abil Arqam Al-
Makhzumy
Fase kedua, Rasulullah Saw berdakwah dengan terang-terangan yaitu setelah turunnya Q.S
Al-Hijr:94 berikut:







Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu)
dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik
Dakwah ini dilakukan setelah kurang lebih 3 tahun Rasulullah Saw berdakwah secara sembunyi-
sembunyi. Para sahabat yang telah beriman sampai awal fase kedua kurang lebih berjumlah 39
orang banyaknya. Setelah turunnya Q.S Al-Hijr:94 maka dakwah dilakukan dengan terang-
terangan, kemudian setelah itu turunlah ayat berikutnya Q.S Asy-Syuara:214 berikut:



Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat

Selanjutnya banyak wahyu yang turun kepada beliau sebagai bahan materi dakwah dan
risalah beliau. Lalu beliau sampaikan wahyu tersebut kepada para sahabat, dan para sahabat
menyampaikan kembali kepada anak, isteri dan keluarganya. Dalam berdakwahnya Rasulullah
Saw menjadikan prilaku beliau sebagai suri tauladan, ucapan beliau yang lembut dan menari,
ramah, tidak kasar, tidak keras, tetapi sangat familiar dan sebagainya, sehingga dakwah beliau
dengan cepat diterima masyarakat jahiliyah ketika itu dan pengikutnya bertambah banyak. Di
dalam Al-Quran disebutkan 3 cara dalam berdakwah yaitu; dengan hikmah, pelajaran yang baik,
dan berdebat dengan cara terbaik.
Sepeninggal Rasulullah Saw maka yang melanjutkan misi dakwah ialah para ulama secara
khusus dan umat seluruhnya secara umum sesuai dengan kemampuan.
Agar anda dapat menyelami dengan baik, marilah kita kenali ayat Al-Quran dan hadits
yang berbicara dalam tema dakwah. Dan yang perlu diingat bahwa dakwah adalah kewajiban
setiap individu muslim-muslimah, dan anda tentu berada di dalamnya.

B. Berdakwah dengan terang-terangan Al- Hijr: 94-96


1. Membaca Al- Hijr: 94-96

(94)9





(95)9


Belajar Interaktif Al-Quran-Hadits Kelas XII MA 1


(96)9




2. Mufrodat
Lapadz Makna

Maka sampaikanlah olehmu secara
terang-terangan

segala apa yang diperintahkan


(kepadamu)


dan berpalinglah


dari orang-orang yang musyrik.




Sesungguhnya Kami memelihara kamu
daripada (kejahatan)
orang-orang yang memperolok-olokkan
(kamu),

(yaitu orang-orang yang menganggap


disamping Allah

adanya tuhan yang lain

maka mereka kelak akan mengetahui


(akibat-akibatnya).


3. Terjemah
(94) Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan
(kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik.
(95) Sesungguhnya Kami memelihara kamu daripada (kejahatan) orang-orang yang
memperolok-olokkan (kamu),
(96) yaitu orang-orang yang menganggap adanya tuhan yang lain disamping Allah; maka
mereka kelak akan mengetahui (akibat-akibatnya).

4. Munasabah Al-Ayat
Ayat sebelumnya menjelaskan perbuatan Yahudi dan Nasrani yang membagi-bagi Al-Quran
yaitu mempercayai kepada sebagian dan kufur dengan bagian yang lainnya. Pada ayat ini
Rasulullah Saw diperintahkan untuk berdakwah secara terang-terangan setelah selama tiga
tahun 10 bulan berdakwah dengan secara sembunyi.

5. Sabab Nuzul
Sabab nuzul ayat 95 ialah diriwayatkan bahwa ketika nasbi Muhammad Saw lewat
dihadapan orang-orang kafir Makah, mereka saling mengedipkan matanya tanpa setahu nabi
dengan mengejeknya sambil berkata kepada sesamanya: Inilah orangnya yang menganggap
dirinya nabi. Pada waktu itu kebetulan Jibril menyertai nabi Saw, lalu Jibril menusuk
punggung mereka dengan jarinya sehingga berbekas di badan mereka sebesar kuku dan
menjadi radang dan luka-luka yang busuk baunya, tiada seorangpun sanggup dekat kepada
mereka.
Ayat ini turun berkenaan dengan peritiwa tersebut diatas yang menegaskan bahwa nabi
Muhammad Saw selalu dilindungi oleh Allah Swt dari gangguan mereka. (HR. Al-Bazzar dan
Thabrani bersumber dari Anas bin Malik)

Belajar Interaktif Al-Quran-Hadits Kelas XII MA 2


6. Penjelasan (Tafsir)
yang berarti Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan ialah fiil
Kalimat
Analisis amar yang menunjukkan wajib. Asal katanya dari
yang berarti menerangkan
Teks
(kebenaran) dengan terang-terangan. Dan huruf
pada kalimat
mempunyai makna
isim maushul yang bermakna
dengan apa-apa yang. Jadi yang dimaksud dengan



ialah bahwa Allah Swt memerintahkan Rasulullah Saw supaya
bergerak dan berdakwah secara terang-terangan dengan menyiarkan atau mengajarkan apa-
apa yang telah diperintahkan oleh Allah Swt.

Yang dimaksud dengan Dan kalimat


yang bermakna dan
berpalinglah dari orang-orang yang musyrik, maksudnya ialah agar Rasulullah Saw tidak
memperdulikan gangguan orang-orang yang tidak percaya karena mereka menyekutukan
Allah Swt.
Dan yang dimaksud dengan ayat
yang artinya

Sesungguhnya Kami memelihara kamu daripada (kejahatan) orang-orang yang memperolok-
olokkan (kamu) ialah bahwa Allah Swt senantiasa memelihara, menjaga dan melindungi
peribadi Rasulullah Saw dari perbuatan orang-orang yang memperolok-olokan atau mengejek
beliau. Ayat ini merupakan jaminan Allah kepada Rasululllah Saw Lalu ayat selanjutnya
menjelaskan bahwa yang memperolok-olokan nabi ialah




yang berarti (yaitu orang-orang yang menganggap
adanya tuhan yang lain disamping Allah; maka mereka kelak akan mengetahui (akibat-
akibatnya). Orang-orang yang mengejek beliau itu diantaranya ialah Walid bin Mughirah,
Ash bin Wail, Adi bin Qais, Aswad bin Abdil Muthalib, dan Aswad bin Abd Yaguts.
Dakwah dengan cara sembunyi-sembunyi ini dilakukan kurang lebih 3 tahun, ada juga yang
menyebutkan 3 tahun 10 hari. Para sahabat yang telah beriman pada fase ini kurang lebih
berjumlah 39 orang banyaknya. Setelah turunnya Q.S Al-Hijr:94 maka dakwah dilakukan
dengan terang-terangan, kemudian setelah itu turunlah ayat berikutnya Q.S Asy-Syuara:214
berikut:



Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat

KH. Munawar Khalil menyebutkan dalam bukunya Kelengkapan Tarikh Muhammad Saw1
menyatakan bahwa Rasulullah Saw setelah menerima wahyu-wahyu tersebut, beliau tinggal
dirumah sampai kurang lebih satu bulan. Mungkin karena beratnya melaksanakan perintah itu,
sampai sanak saudara dan pamannya mengira nabi Muhammad Saw sakit. Kemudian sanak
saudara dan pamannya Abu Thalib dan isterinya menjenguk beliau. Mereka menanyakan
tentang sakitnya beliau lalu nabi Muhammad Saw menjawab bahwa ia tidak sakit, namun
yang menyebabkan beliau tidak keluar rumah, karena baru mendapatkan wahyu dari Allah
Swt yang berisi perintah untuk berdakwah secara terang-terangan mengajak beriman kepada
Allah Swt dan percaya kepada seruan beliau. Setelah mendengarkan jawaban Rasulullah Saw,
sanak keluarga dan paman beliau Abu Thalib mengijinkan nabi untuk menunaikan kewajiban
berdakwah seluas-luasnya. Namun ketika berdakwah mereka berpesan agar nabi Muhammad
Saw tidak mengikutsertakan Abdul Uzza yang tak lain ialah Abu Lahab.

1
Lihat KH. Munawar Khalil, Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad Saw, (Jakarta: Bulan Bintang, 1977),
Cet.Ke.VI, Jilid 1A hlm.248 dengan perubahan
Belajar Interaktif Al-Quran-Hadits Kelas XII MA 3
Setiap pertemuan dilalui oleh Rasulullah Saw dengan jaminan perlindungan Allah Swt.
Sehingga dakwah beliau berhasil dengan banyaknya orang yang masuk Islam ketika itu.

C. Memberi Peringatan Kepada Keluarga Terdekat QS. Asy Syuara: 214-216


1. Membaca QS. Asy Syuara: 214-216

(214)9
(215)9




(216)9



2. Mufrodat
Lapadz Makna
Dan berilah peringatan


kepada kerabat-kerabatmu


yang terdekat,


dan rendahkanlah


dirimu


terhadap orang-orang yang
mengikutimu

Jika mereka mendurhakaimu



Sesungguhnya aku tidak bertanggung
jawab
terhadap apa yang kamu kerjakan



3. Terjemah
(214) Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat,
(215) dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang mengikutimu, yaitu orang-orang
yang beriman.
(216) Jika mereka mendurhakaimu maka katakanlah: "Sesungguhnya aku tidak bertanggung
jawab terhadap apa yang kamu kerjakan.

4. Munasabah Al-Ayat
Ayat sebelumnya (26:213) menjelaskan larangan menyekutukan Allah Swt, berbuat musyrik
merupakan sebab adzab. Pada ayat ini merupakan perintah berdakwah kepada kerabat
terdekar juga memperhatikan kaum mukmin lainnya.

5. Sabab Nuzul
Ibnu Jarir at-Thabari mengeluarkan dari Ibnu Juraij ia berkata ketika turun ayat



Raulullah Saw memulai dakwahnya kepada keluarga serumahnya,
kemudian keluarga yang terdekat. Hal ini menyinggung perasaan kaum muslimin (merasa
terabaikan) sehingga Allah menurunkan ayat selanjutnya (26:215)







sebagai perintah untuk memperhatikan kaum mukmin lainnya.

6. Penjelasan (Tafsir)

Belajar Interaktif Al-Quran-Hadits Kelas XII MA 4


Dalam menjalankan dakwahnya Rasulullah Saw memulai dengan dakwah secara sembunyi-
sembunyi, yaitu dengan mendakwahi keluarga sekasur, sedapur, sesumur. Rasulullah Saw
berkata kepada keluarganya; wahai Fatimah binti Muhammad, wahai Sofiyah binti Abdil
Muthalib, wahai bani Abdi Muthalib, aku tidak memiliki bagimu dari Allah sesuatu apapun,
mintalah kepadaku dari hartaku apa yang kamu inginkan! (HR. Ahmad bersumber dari
Aisyah ra.)


Ibnu Abbas ra. Ia berkata setelah turun ayat nabi Muhammad
Saw mendatangi bukit shafa lalu naik dan menyeru, maka berkumpullah orang-orang
kepadanya, lalu beliau berkata: wahai bani Abdi lMuthalib, wahai bani Fihr, wahai bani
Luai, apakah kamu melihat kalau aku beritakan kepadamu bahwa kuda akan keluar dari
gunung ini, ia akan menyerangmu, apakah kamu mempercayaiku! Lalu mereka menjawab:
Ya, Rasulullah Saw bersabda: aku membawa peringatan bagimu antara kedua tanganku
adzab yang pedih, kemudian Abu Lahab berkata:celaka seluruh harimu Muhammad,
hanya untuk ini engkau memanggil kami kemudian turunlah surat Lahab.
Dan hadits lain bersumber dari Abu Hurairah menjelaskan sebagai berikut:
: 120



( ) 9












*

Diriwayatkan daripada Abu Hurairah r.a katanya: Ketika turunnya ayat al-Quran surah As-

Syura, ayat 214 ( ) Yang bermaksud: Berilah peringatan
berbentuk ancaman kepada kaum kerabatmu yang terdekat. Rasulullah s.a.w telah menyeru
kaum Quraisy lalu mereka semua berkumpul. Rasulullah s.a.w telah berbicara secara umum
dan secara khusus. Baginda bersabda lagi: Wahai Bani Ka'ab bin Luaiy. Selamatkanlah diri
kamu dari Neraka. Wahai Bani Murrah bin Ka'ab. Selamatkanlah diri kamu dari Neraka.
Wahai Bani Abdul Syams. Selamatkanlah diri kamu dari Neraka. Wahai Bani Abdul Manaf.
Selamatkanlah diri kamu dari Neraka. Wahai Bani Hasyim. Selamatkanlah diri kamu dari
Neraka. Wahai Bani Abdul Muttalib. Selamatkanlah diri kamu dari Neraka. Wahai Fatimah.
Selamatkanlah diri kamu dari Neraka. Sesungguhnya aku tidak boleh menolak sebarang
siksaan Allah kepada kamu, maka janganlah merasa selamat dari azab Allah dengan sebab
mempunyai hubungan kerabat denganku melainkan kamu menjalinkan hubungan silaturahim
iaitu Islam. Tentu aku akan menguatkan hubungan itu dengan hubungan yang kuat iaitu ihsan

D. Cara Berdakwah QS. An-Nahl: 125


1. Membaca QS. An-Nahl: 125














2. Mufrodat

Belajar Interaktif Al-Quran-Hadits Kelas XII MA 5


Lapadz Makna
Serulah (manusia)

kepada jalan Tuhanmu

dengan hikmah.

dan pelajaran yang baik



dan bantahlah mereka


dengan cara yang baik.





Dialah yang lebih


mengetahui tentang siapa yang tersesat


dari jalan-Nya

orang-orang yang mendapat petunjuk

3. Terjemah
Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan
bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih
mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui
orang-orang yang mendapat petunjuk.

4. Munasabah Al-Ayat
Ayat sebelumnya menjelaskan perayaan orang Yahudi pada hari sabtu dan Allah akan
menghukumi mereka pada hari kiamat. Pada ayat ini menjelaskan cara menyeru manusia
dengan hikmah, pelajaran yang baik, dan membantah mereka dengan cara yang baik.

5. Penjelasan (Tafsir)
Kalimat yang berarti serulah olehmu, merupakan fiil amar kata kerja perintah, perintah
atau amr dalam ushul fiqh asalnya ialah lilwujub atau wajib, dan wajib ialah mengerjakan
mendapatkan pahala meninggalkan mendapat dosa. Dan dalam ayat ini kalimat perintah
mempunyai faedah lilwujub atau wajib. Maka perintah menyeru atau berdakwah ialah
kewajiban, di dalam ayat ini khithab khususnya ialah Rasulullah Saw, namun dengan
demikian umumnya ialah umatnya, jadi menyeru ke dalam agama Allah Swt merupakan
kewajiban umat Islam seluruhnya. Dan yang dimaksud dengan kalimat

yang
berarti jalan Tuhanmu ialah agama Allah Swt yaitu Islam yang dibawa oleh Rasulullah Saw.
Yang dimaksud dengan yang artinya dengan hikmah ialah dalil yang

menjelaskan kebenaran. Ada juga yang berpendapat bahwa hikmah mempunyai makna

yang berarti suri teladan yang baik, sebagaimana firman Allah Swt dalam
QS. Al-Ahzab:21 berikut:










Belajar Interaktif Al-Quran-Hadits Kelas XII MA 6


Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi
orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak
menyebut Allah.
Imam Baidhawi berpendapat bahwa hikmah untuk menyeru umat khusus yang mencari
hakekat kebenaran, sedangkan mauidzah ialah untuk menyeru umat yang awam.
Kalimat
yang berarti pelajaran yang baik mempunyai makna

pelajaran-pelajaran, perumpamaan-perumpamaan bermanfaat, dan kata-kata lembut lagi
menarik namun umumnya orang menerjemahkan mauidzah itu dengan nasehat berarti ia
adalah perkataan yang baik.
Dan kalimat
yang berarti dan bantahlah mereka mempunyai makna mendebat
mereka tetapi dengan cara yang paling baik seperti lunak, lembut, mempengaruhi jiwa, kata-
kata yang mudah dimengerti, dalil-dalil yang kuat, yang mampu membuka akal mereka, juga
hati mereka dari pengaruh-pengaruh nafsu dan syaitan. Karena cara ini sangat bermanfaat
terhadap ketidaktahuan dan keegoan mereka.
Seorang penjuru dakwah harus memperhatikan perkara-perkara berikut:
- Menghindari perkataan yang menyinggung dan menyakitkan
- Berdebat dengan mereka secara familiar
- Balaslah keburukan dengan kebaikan
- Mendebat dengan maksud menyampaikan kebenaran
- Bahasa dengan intonasi yang lembut, tidak keras
- Tidak mencaci mereka, tetapi menghormati mereka dengan penghormatan sewajarnya.
Dalam hal mendebat ini Allah Swt berfirman dalam QS.Al-Ankabut:46 berikut:












Dan janganlah kamu berdebat dengan Ahli Kitab, melainkan dengan cara yang paling baik,
kecuali dengan orang-orang zalim di antara mereka, dan katakanlah: "Kami telah beriman
kepada (kitab-kitab) yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepadamu; Tuhan
kami dan Tuhanmu adalah satu; dan kami hanya kepada-Nya berserah diri".

Ini merupakan perintah Allah Swt kepada Rasulullah Saw untuk berlaku lemah lembut dan
kata-kata yang menarik hati, sebagaimana Allah Swt memerintahkan cara demikian kepada
nabi-nabi sebelumnya seperti nabi Musa As dan nabi Harun ketika keduanya diperintah untuk
berdakwah kepada Firaun, sebagaimana firman Allah Swt dalam QS.Thaha:44 berikut:





maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-
mudahan ia ingat atau takut".

Jadi tujuan perkataan yang lemah lembut dan cara-cara yang baik dalam berdakwah ialah
supaya ia ingat atau takut dalam artian segan, sehingga ia mengikuti apa yang diserukan
kepadanya.
Juga firman Allah Swt dalam Q.S Ali Imran: 159 berikut:












Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah-lembut terhadap mereka.
Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari
sekelilingmu. Karena itu ma`afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan

Belajar Interaktif Al-Quran-Hadits Kelas XII MA 7


bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah
membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai
orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.

Dengan sebab lemah lembut pula kaum kuffar Quraisy mendekat dan mau mendengarkan apa
yang disampaikan oleh Rasulullah Saw. Sebab jika ia berkata kasar lagi keras maka mereka
akan lari dan tidak akan mau mendengarkan apa yang akan diserukan kepada mereka. Bahkan
sebagai bentuk penghormatan dan memang sudah menjadi keharusan Rasulullah mengajak
mereka memutuskan perkara dengan musyawarah.
Setelah menyebutkan tiga cara berdakwah, yaitu: dakwah dengan hikmah, mauidzah
hasanah dan mendebat dengan cara yang terbaik. Lalu Allah menjelaskan bahwa Ia maha
mengetahui terhadap orang yang tersesat di jalan-Nya dan orang-orang yang memperoleh
petunjuk.
Penutup ayat tersebut memberikan pelajaran bahwa hasil dari berdakwah tidaklah menjadi
sebuah kewajiban, karena yang wajib ialah menyampaikan dakwah tersebut dengan cara
terbaik. Adapun mereka mau menerima seruan dakwah atau tidak itu kembali kepada mereka,
dan urusan hidayah adalah urusan Allah Swt. Jadi tugas juru dakwah hanyalah menyampaikan
atau tabligh. Dalam hal ini Rasulullah Saw-pun tidak dapat menyeru pamannya Abu Thalib
yang senantiasa menjaga beliau dari gangguan kafir Makkah untuk masuk Islam. Dan Allah
Swt berfirman dalam QS. Al-Qashash:56 berikut:











Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi,
tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih
mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk.

Dan QS. Al-Baqarah:272 berikut:








Bukanlah kewajibanmu menjadikan mereka mendapat petunjuk, akan tetapi Allah-lah yang
memberi petunjuk (memberi taufiq) siapa yang dikehendaki-Nya.
(tuliskan cerita yang meminta berjina)

Mutiara Hikmah
Toleransi Nabi Dalam Berdakwah

Ketika Rasululullah Saw sedang duduk bersama para sahabat, tiba-tiba datang
seorang pemuda menemui Rasululullah Saw, lalu berkata: Ya Nabi Allah
"Izinkanlah saya untuk berzina." Mendengar perkataan biadab itu, para sahabat-
sahabat terheran-heran dan marah.
Namun Rasululullah Saw tetap tenang dan melayani dengan baik. Lalu beliau
menyuruh pemuda itu mendekat sampai duduk di depannya dan bertanya
"Mahukah engkau berzina dengan ibumu?" Pemuda itu menjawab "Tidak!". Lantas
Rasululullah Saw bersabda "Kalau begitu, orang-orang lain juga tidak suka
berbuat jahat kepada ibu-ibu mereka.".
Rasululullah Sawpun bertanya untuk kedua kali "Sukakah kamu kalau puterimu
dinodai oleh orang laini? Pemuda itu menjawab "Tidak!". Dan Rasululullah Saw
berkata "Kalau begitu, orang-orang lain juga tidak mau puterinya dinodai oleh
orang lain.".
Lalu Rasulullah Saw bertanya kembali sukakah kamu sekiranya saudara
perempuanmu dinodai oleh orang lain?" Pemuda itu menjawab "Tidak!". Dan
Rasululullah Saw berkata "Kalau begitu, orang-orang lain juga tidak mau
saudaranya dinodai oleh orang lain.". dalam riwayat lain ialah istri.
Rasulullah Saw kemudian meletakkan tangannya yang mulia ke atas pemuda itu
sambil berdoa


Belajar Interaktif
,
Al-Quran-Hadits Kelas
,



XII MA 8
E. Hadits Tentang Berdakwah
1. Membaca Hadits: Pesan Rasulullah Saw Kepada Muadz bin Jabal
: 12
















*
2. Mufrodat
Lapadz Makna
Telah mengutus kepadaku (Rasulullah
)Saw
Engkau akan mendapati


golongan Ahli Kitab,



oleh itu dakwahlah mereka



Jika mereka menerima





ajarkanlah mereka



bahawa Allah mewajibkan kepada mereka




mendirikan sembahyang lima waktu

sehari semalam




mengeluarkan zakat

Yang diambil


Dari yang kaya diantara mereka

Belajar Interaktif Al-Quran-Hadits Kelas XII MA 9


Lalu dikembalikan

Kepada orang yang fakir diantara


mereka
beritahulah mereka supaya berhati-hati
terhadap harta mereka



dan takutlah



doa orang yang teraniaya


Karena tidak ada antara ia


Penghalang

3. Terjemah
Diriwayatkan dari Muadz r.a katanya: Rasulullah Saw telah mengutusku lalu beliau bersabda:
Engkau akan mendapati golongan Ahli Kitab, oleh itu dakwahlah mereka supaya mengucap
Dua Kalimah Syahadat. Jika mereka menerima Dua Kalimah Syahadat tersebut, ajarkanlah
mereka bahawa Allah mewajibkan kepada mereka mendirikan sembahyang lima waktu sehari
semalam. Sekiranya mereka tetap mentaati perintah tersebut, ajarkanlah pula kepada mereka
bahawa Allah mewajibkan kepada mereka agar mengeluarkan zakat yang diambil dari kaya
diantara merekam, lalu diberikan kepada orang yang fakir diantara mereka. Jika mereka
tetap mentaatinya, maka jagalah kemuliaan harta mereka dan takutlah doa orang yang
teraniaya karena anatara doa merekadan Allah tidak ada penghalang. (HR.Bukhari
bersumber dari Muadz)

4. Kedudukan Hadits
Hadits ini adalah hadits shahih, diriwayatkan oleh banyak rawi sebagaimana berikut:
- Yang ditulis disini ialah hadits no.12 HR. Bukhari dan dalam kitab zakat no.1308, 1365,
1401. dalam bab orang yang didzalimi no.2268 dalam kitab Maghazi no.4000, dalam kitab
tauhid no. 6824 dan 6824.
- HR. Muslim dalam kitab iman hadits no. 27
- HR. Tirmidzi dalam kitab zakat hadits no. 507
- HR. Nasai dalam kitab zakat hadits no.2392
- HR. Abu Daud dalam kitab zakat hadits no. 1351
- HR. Ibnu Majah dalam kitab zakat hadits no.1773
- HR. Ahmad bin Hanbal dalam kitab zuj 1 hlm. 233
- HR. Ad-Darimi dalam kitab zakat hadits no.1563

5. Sabab Wurud
Ketika itu Muadz hendak diutus ke negeri Yaman, sebagai seorang qadhi atau hakim. Di
kota Yaman sudah ada ahli kitab. Maka nabi berpesan kepada Muadz agar mendakwahi
mereka sebagaimana dalam hadits ini.

6. Penjelasan Hadits (Syarh)


Hadits diatas menjelaskan bahwa ketika Muadz ra. Hendak diutus ke Yaman sebagai Qadhi
atau hakim, lalu Rasulullah Saw berpesan agar Muadz berdakwah mengajak orang-orang
Yaman untuk memeluk Islam. Diantara penduduk Yaman ialah terdapat Ahli Kitab dan
Rasulullah Saw berpesan juga agar Muadz mengajak mereka untuk bersyahadat dengan
kalimat:

Belajar Interaktif Al-Quran-Hadits Kelas XII MA 10













Saya bersaksi bahwa tidak ada Tuhan melainkan Allah Swt dan saya bersaksi bahwa
Muhammad ialah utusan Allah Swt.

Lalu setelah mereka bersyahadat, artinya mereka mau menerima dan taat terhadap
dakwahnya, Rasululullah Saw memerintahkan Muadz agar mengajarkan mereka mengenai
kewajiban shalat 5 waktu sehari semalam yaitu Dzuhur, Ashar, Maghrib, Isya dan Subuh,
tentunya dengan tata caranya.
Setelah mereka menerima, maka Muadz harus mengajarkan mereka mengenai zakat yang
diwajibkan bagi yang kaya diantara mereka, maksud yang kaya ialah yang mampu untuk
mengeluarkannya, dan dibagikan kepada orang yang fakir diantara mereka juga.
Setelah mereka mentaati semuanya maka kewajiban Muadz sebagai Qadhi atau pemegang
kekuasaan dan tokoh agama ialah menjaga kehormatan mereka dan hartanya berada dalam
perlindungan umat Islam.
Dan Rasulullah Saw memberi pesan agar jangan sampai Muadz berbuat dzalim kepada
mereka, sebab doa orang yang di dzalimi atau teraniaya ialah mustajab, artinya dikabul oleh
Allah Swt, sebab antara doanya dan Allah Swt tidak ada penghalang.
Lebih jauhnya bahwa dalam berdakwah harus:
- Sifat berlemah-lembut dan toleransi amat perlu ada dalam setiap pendakwah,
- Sifat lemah-lembut kunci bagi kejayaan dakwah.
- Sifat toleransi merupakan satu rahmat dan pemberian Allah yang bersifat dengan Ar-
Rahman dan Ar-Rahim.
- Perkataan yang kasar dan kesat bukan menghampirkan orang lain kepada kita malah akan
menjauhkannya lagi.
- Sebelum melakukan sesuatu perkara, perlulah bermesyuarat atau berbincang (bertukar-
tukra fikiran) dengan orang lain.
- Jauhkan bertindak mengikut hawa nafsu kerana ia datang dari syaitan.
- Kemukakanlah soalan kepada orang lain walaupun soalan itu kemungkinan tidak ada
logiknya; sementara orang yang ditanya pula berikanlah layanan yang sepatutnya dengan
ikhlas.
- Berikanlah nasihat atau teguran kepada orang yang memerlukan namun teguran itu
hendaklah dilakukan dengan ihsan kerana Allah semata-mata semoga orang yang
berkenaan tidak berasa diperhinakan dan terus menerus terbiar menjadi mangsa syaitan.
- Berdakwah dengan hikmah memberikan kesedaran dan keinsafan kepada orang yang
didakwah.

Perhatikanlah hadits berikut yang diriwayatkan oleh Aisyah ra.


: 1271









*
Diriwayatkan daripada Aisyah r.a katanya: Sekumpulan orang-orang Yahudi meminta izin
kepada Rasulullah Saw mereka mengucapkan: Assaamualaikum. Maka Aisyah menyahut: Bal
Alaikumussaam walla'nah iaitu bahkan atas kamulah, moga-moga mendapat kematian dan
kutukkan. Rasulullah Saw menegur: Wahai Aisyah! Sesungguhnya Allah menyukai
keramahan dalam segala hal. Aisyah berkata: Tidakkah engkau mendengar apa yang mereka
ucapkan Rasulullah s.a.w bersabda: Aku telah menjawab Wa'alaikum yaitu begitu pula kamu.

Belajar Interaktif Al-Quran-Hadits Kelas XII MA 11


F. Implementasi
Ada sejumlah orang yang menganggap bahwa kewajiban berdakwah hanya untuk para
ustadz, dai, kiayi, ulama dan seterusnya yang bergelut dalam bidang agama.
Padahal berdakwah dapat dilakukan oleh siapa saja dan dimana saja, berdakwah tidak
mengenal waktu dan usia, berdakwah juga tidak mengenal tempat asalkan sesuai dan layak
sebagai tempat berdakwah maka di situ dapat dijadikan tempat berdakwah.
Berdakwah juga tidak hanya dilakukan oleh ustadz atau kiayi, tetapi juga dapat dilakukan
oleh pejabat, pedagang, guru, pemborong, banker, insinyur, arsitek termasuk anda sebagai
pelajar. Karena berdakwah merupakan kewajiban bagi siapa saja yang merasa dirinya muslim-
muslimah/mukmin-mukminah. Sebagaimana sabda Rasulullah Saw berikut

() 9 [ ] :
sampaikanlah dariku walaupun satu ayat
Anda sebagai pelajar maka anda mempunyai kewajiban berdakwah sesuai dengan
kemampuan anda. Cobalah anda mengajak teman anda untuk shalat berjamaah, anda membuat
kajian kelompok diskusi dalam ajaran Islam seperti para ahlus shufah yaitu sekelompok sahabat
yang senantiasa mendalami ajaran Islam mereka berkumpul di masjid kemudian memahami apa
yang telah disampaikan oleh Rasulullah Saw.
Atau anda membuat kegiatan ekskul dalam bidang dakwah, misalnya setiap selesai upacara
atau dikelas ada yang membacakan ayat Al-Quran atau hadits tertentu secara terjadwal dan
terorganisir.

G. Penutup
1. Dalam QS. Al-Hijr:94 Allah Swt memerintahkan Rasulullah Saw untuk berdakwah secara
terang-terangan dan berpaling dari gangguan kaum musyrikin dengan tidak menghiraukannya.
2. Dalam QS. Al-Hijr:95 Allah menjamin dakwah Rasulullah Saw dengan melindungi beliau
dari olok-olok atau ejekan kaum musyrikin.
3. Yang dimaksud dengan kaum musyrikin ialah orang-orang yang menjadikan tuhan lain selain
Allah Swt.
4. Dalam QS. Asy-Syuara:214 Allah memerintahkan supaya Rasulullah Saw memberikan
peringatan kepada keluarga terdekat.
5. Dalam QS. Asy-Syuara:215 Allah Swt juga memerintahkan agar Rasulullah Saw
memperhatikan kaum mukminin lainnya selain keluarga terdekat. Dan pada ayat 216
ditegaskan jika mereka maksiat maka Rasulullah Saw lepas dari apa yang mereka perbuat.
6. Dakwah Rasulullah Saw dibagi 2 fase yaitu; fase sembunyi-sembunyi dan fase terang-
terangan.
7. Dakwah secara sembunyi-sembunyi dilakukan oleh Rasulullah Saw kurang lebih 3 tahun
dengan + 39 pengikut.
8. Melakukan Dakwah harus dilakukan dengan cara hikmah, mauidzah hasanah, dan berdebat
dengan cara terbaik.

Mutiara Hikmah

Dialog Abu Hanifah Dengan Ilmuan Kafir Tentang Ketuhanan 2

Imam Abu Hanifah pernah bercerita : Ada seorang ilmuwan besar, Atheis dari kalangan
bangsa Rom, tapi ia orang kafir. Ulama-ulama Islam membiarkan saja, kecuali seorang, iaitu
Hammad guru Abu Hanifah, oleh kerana itu dia segan bila bertemu dengannya.
Pada suatu hari, manusia berkumpul di masjid, orang kafir itu naik mimbar dan mahu
mengadakan tukar fikiran dengan sesiapa saja, dia hendak menyerang ulama-ulama Islam. Di
antara shaf-shaf masjid bangunlah seorang laki-laki muda, dialah Abu Hanifah dan ketika
sudah berada dekat depan mimbar, dia berkata: "Inilah saya, hendak tukar fikiran dengan
2
Kisah ini diambil dari E-Book Kisah-Kisah Teladan
Belajar Interaktif Al-Quran-Hadits Kelas XII MA 12
tuan". Mata Abu Hanifah berusaha untuk menguasai suasana, namun dia tetap merendahkan
diri kerana usia mudanya. Namun dia pun angkat berkata: "Katakan pendapat tuan!".
Ilmuwan kafir itu hairan akan keberanian Abu Hanifah, lalu bertanya:
Atheis : Pada tahun berapakah Rabbmu dilahirkan?
Abu Hanifah : Allah berfirman: "Dia (Allah) tidak dilahirkan dan tidak pula melahirkan"
Atheis : Masuk akalkah bila dikatakan bahawa Allah ada pertama yang tiada apa-apa sebelum-
Nya?, Pada tahun berapa Dia ada?
Abu Hanifah : Dia berada sebelum adanya sesuatu.
Atheis : Kami mohon diberikan contoh yang lebih jelas dari kenyataan!
Abu Hanifah : Tahukah tuan tentang perhitungan?
Atheis : Ya.
Abu Hanifah : Angka berapa sebelum angka satu?
Atheis : Tidak ada angka (nol).
Abu Hanifah : Kalau sebelum angka satu tidak ada angka lain yang mendahuluinya, kenapa
tuan hairan kalau sebelum Allah Yang Maha satu yang hakiki tidak ada yang mendahuluiNya?
Atheis : Dimanakah Rabbmu berada sekarang?, sesuatu yang ada pasti ada tempatnya.
Abu Hanifah : Tahukah tuan bagaimana bentuk susu?, apakah di dalam susu itu keju?
Atheis : Ya, sudah tentu.
Abu Hanifah : Tolong perlihatkan kepadaku di mana, di bahagian mana tempatnya keju itu
sekarang?
Atheis : Tak ada tempat yang khusus. Keju itu menyeluruh meliputi dan bercampur dengan
susu diseluruh bahagian.
Abu Hanifah : Kalau keju makhluk itu tidak ada tempat khusus dalam susu tersebut, apakah
layak tuan meminta kepadaku untuk menetapkan tempat Allah Ta'ala?, Dia tidak bertempat
dan tidak ditempatkan!
Atheis : Tunjukkan kepada kami zat Rabbmu, apakah ia benda padat seperti besi, atau benda
cair seperti air, atau menguap seperti gas?
Abu Hanifah : Pernahkan tuan mendampingi orang sakit yang akan meninggal?
Atheis : Ya, pernah.
Abu Hanifah : Sebermula ia berbicara dengan tuan dan menggerak-gerakan anggota
tubuhnya. Lalu tiba-tiba diam tak bergerak, apa yang menimbulkan perubahan itu?
Atheis : Kerana rohnya telah meninggalkan tubuhnya.
Abu Hanifah : Apakah waktu keluarnya roh itu tuan masih ada disana?
Atheis : Ya, masih ada.
Abu Hanifah : Ceritakanlah kepadaku, apakah rohnya itu benda padat seperti besi, atau cair
seperti air atau menguap seprti gas?
Atheis : Entahlah, kami tidak tahu.
Abu Hanifah : Kalau tuan tidak boleh mengetahui bagaimana zat mahupun bentuk roh yang
hanya sebuah makhluk, bagaimana tuan boleh memaksaku untuk mengutarakan zat Allah
Ta'ala?!!
Atheis : Ke arah manakah Allah sekarang menghadapkan wajahnya? Sebab segala sesuatu
pasti mempunyai arah?
Abu Hanifah : Jika tuan menyalakan lampu di dalam gelap malam, ke arah manakah sinar
lampu itu menghadap?
Atheis : Sinarnya menghadap ke seluruh arah dan penjuru.
Abu Hanifah : Kalau demikian halnya dengan lampu yang cuma buatan itu, bagaimana dengan
Allah Ta'ala Pencipta langit dan bumi, sebab Dia nur cahaya langit dan bumi.
Atheis : Kalau ada orang masuk ke syurga itu ada awalnya, kenapa tidak ada akhirnya?
Kenapa di syurga kekal selamanya?
Abu Hanifah : Perhitungan angka pun ada awalnya tetapi tidak ada akhirnya.
Atheis : Bagaimana kita boleh makan dan minum di syurga tanpa buang air kecil dan besar?
Abu Hanifah : Tuan sudah mempraktekkanya ketika tuan ada di perut ibu tuan. Hidup dan
makan minum selama sembilan bulan, akan tetapi tidak pernah buang air kecil dan besar
disana. Baru kita melakukan dua hajat tersebut setelah keluar beberapa saat ke dunia.
Atheis : Bagaimana kebaikan syurga akan bertambah dan tidak akan habis-habisnya jika
dinafkahkan?
Abu Hanifah : Allah juga menciptakan sesuatu di dunia, yang bila dinafkahkan malah
bertambah banyak, seperti ilmu. Semakin diberikan (disebarkan) ilmu kita semakin
berkembang (bertambah) dan tidak berkurang.
"Ya! kalau segala sesuatu sudah ditakdirkan sebelum diciptakan, apa yang sedang Allah
kerjakan sekarang?" tanyak Atheis. "Tuan menjawab pertanyaan-pertanyaan saya dari atas
mimbar, sedangkan saya menjawabnya dari atas lantai. Maka untuk menjawab pertanyaan
tuan, saya mohon tuan turun dari atas mimbar dan saya akan menjawabnya di tempat tuan",
Belajar Interaktif Al-Quran-Hadits Kelas XII MA 13
pinta Abu Hanifah. Ilmuwan kafir itu turun dari mimbarnya, dan Abu Hanifah naik di atas.
"Baiklah, sekarang saya akan menjawab pertanyaan tuan. Tuan bertanya apa pekerjaan Allah
sekarang?". Ilmuwan kafir mengangguk. "Ada pekerjaan-Nya yang dijelaskan dan ada pula
yang tidak dijelaskan. Pekerjaan-Nya sekarang ialah bahawa apabila di atas mimbar sedang
berdiri seorang kafir yang tidak hak seperti tuan, Dia akan menurunkannya seperti sekarang,
sedangkan apabila ada seorang mukmin di lantai yang berhak, dengan segera itu pula Dia
akan mengangkatnya ke atas mimbar, demikian pekerjaan Allah setiap waktu". Para hadirin
puas dengan jawapan yang diberikan oleh Abu Hanifah dan begitu pula dengan orang kafir
itu.

Kisah ini didapati dalam dua versi yang berbeza sedikit, satu mengatakan Atheis dan yang lain
mengatakanya ilmuan kafir, persoalan-persoalan yang dikemukakannya adalah hampir sama,
lalu saya combine soalan-soalannya dan menyusunnya sekali.

Evaluasi
A. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan jelas, tepat dan singkat!

1. Dakwah Rasulullah Saw dilakukan dalam dua fase yaitu;.........................dan.......... .


2. Dakwah secara terang-terang dilakukan setelah turunnya ayat...
3. Siapakah orang-orang yang mengolok-ngolok Rasulullah Saw dalam Q.S Al-Hijr:95?
4. Sebutkan 3 cara dakwah!
5. Apa yang harus anda lakukan jika terdapat teman yang terkena narkoba dan sejenisnya!

B. Tentukan jawaban yang paling tepat diantara pilihan di bawah ini!

1. Berdakwah wajib bagi:


a. Ustadz
b. Guru
c. Kiayi
d. Dai
e. Semua Muslim-Muslimah

2. Rasulullah Saw berdakwah secara sembunyi-sembunyi selama:


a. 22 Tahun 2 Bulan
b. 3 Tahun 3 Bulan
c. 3 Tahun
d. 10 tahun
e. 13 Tahun

3. Yang dimaksud dengan berpaling dari kaum musyrikin ialah:


a. Rasulullah Saw bergerak berdakwah tanpa memperdulikan gangguan mereka
b. Berdakwah dengan memaksa mereka masuk Islam
c. Berdakwah dengan diumumkan di Kabah
d. Menegur orang yang tidak mau masuh Islam
e. Mengajak semua Quraisy untuk masuk Islam bagi yang mau dan membiarkan yang tidak
mau

Belajar Interaktif Al-Quran-Hadits Kelas XII MA 14


4. Allah Swt menjamin dengan melindungi beliau dari ejekan kaum musyrikin, ayat yang
menyatakan demikian ialah:
a. QS. Al-Hijr: 94
b. QS. Al-Hijr: 95
c. QS. Al-Hijr: 96
d. QS. Asy-Syuara:214
e. QS. An-Nahl:125

5. Dibawah ini ialah orang-orang yang memperolok-olok Rasulullah Saw, kecuali:


a. Walid bin Mughirah,
b. Ash bin Wail,
c. Abu Jahal
d. Adi bin Qais,
e. Aswad bin Abdil Muthalib,.

6. Yang selalu menghalangi dakwah Rasulullah Saw ialah:


a. Abu Thalib
b. Abdul Muthalib
c. Abu Lahab
d. Abu Jahal
e. Abu Gosok

7. Potongan ayat berikut ialah



...


a.
..
b. ..
c. ..
d. ..
e. ..
8. Makna kalimat yang bergaris bawah ialah




a. Orang-orang yang memperolok-olok
b. Orang-orang yang memanggil buruk
c. Orang-orang yang inkar
d. Orang-orang yang munafik
e. Orang-orang yang musyrik

9. Makna kalimat yang bergaris bawah ialah











a. Jalan Allah
b. Jalan Nabi
c. Jalan Kafir
d. Jalan Musyrik
e. Jalan Mukmin

10. Makna kalimat yang bergaris bawah ialah










a. Aku tidak bertanggungjawab

Belajar Interaktif Al-Quran-Hadits Kelas XII MA 15


b. Aku bertanggungjawab
c. Aku ikut
d. Aku berhak
e. Aku berbuat

11. Yang dimaksud dakwah dengan hikmah ialah


a. Pelajaran yang baik
b. Teladan yang baik
c. Prilaku yang baik
d. Bijaksana
e. Dermawan

12. Yang dimaksud dakwah dengan berdebat ialah:


a. Debat terbuka
b. Debat tertutup
c. Debat dengan cara terbaik
d. Debat dengan ikut meyakini akidah mereka sebagai bentuk toleransi
e. Debat Publik

13. Dakwah yang paling efektif ialah:


a. Pelajaran yang baik
b. Teladan yang baik
c. Prilaku yang baik
d. Debat dengan cara terbaik
e. Debat terbuka

14. Muadz diutus Rasulullah Saw menjadi hakim ke negri:


a. Syam
b. Yaman
c. Kufah
d. Basrah
e. Hadramaut

15.
Arti lengkap hadits yang berbunyi ialah:

a. Sampaikanlah olehku darimu walaupun satu ayat
b. Sampaikanlah dariku walaupun satu ayat
c. Sampaikanlah olehku dariku walaupun satu ayat
d. Sampaikanlah olehku darimu walaupun satu ayat
e. Sampaikanlah olehmu dariku walaupun satu ayat

***

Belajar Interaktif Al-Quran-Hadits Kelas XII MA 16


Belajar Interaktif Al-Quran-Hadits Kelas XII MA 17

Вам также может понравиться