Вы находитесь на странице: 1из 81

Proses Reaksi

& Jamur Fermentasi Tempe

FERMENTASI TEMPE

Tempe adalah produk fermentasi yang dikenal oleh masyarakat Indonesia dan
mulai digemari pula oleh berbagi kelompok masyarakat barat. Tempe dapat
dibuat dari berbagai bahan. Namun demikian yang biasa dikenal sebagai tempe
oleh masyarakat pada umumnya ialah tempe yang dibuat dari kedelai.

Melalui proses fermentasi, kedelai menjadi lebih enak dan meningkatkan nilai
nutrisinya. Rasa dan aroma kedelai memang berubah sama sekali setelah
menjadi tempe. Tempe lebih banyak diterima untuk dikonsumsi bukan saja oleh
orang Indonesia, tetapi juga oleh bangsa lain. Tempe yang masih baru (baik)
memiliki rasa dan bau yang spesifik. Bau dan rasa khas tempe ini tidak mudah
dideskripsikan tetapi dapat dimengerti dan dihayati bagi masyarakat yang telah
lama mengenal tempe.

Fermentasi tempe mampu menghilangkan zat-zat yang tidak diinginkan yang


terdapa pada kedelai. Tempe memiliki kandungan vitamin B12 yang sangat
tinggi, yaitu 3,9-5,0 gram /100 gram. Selain vitamin B12, tempe juga
mengandung vitamin B lainnya, yaitu niasin dan riboflavin (vitamin B2). Tempe
juga mampu mencukupi kebutuhan kalsium sebanyak 20% dan zat besi 56 %
dari standar gizi yang dianjurkan. Kandungan protein dalam termpe dapat
disejajarkan dengan daging. Dengan demikian tempe dapat menggantikan
daging dalam susunan menu yang seimbang.

Tempe banyak dikonsumsi di Indonesia, tetapi sekarang telah mendunia. Kaum


vegetarian di seluruh dunia banyak yang telah menggunakan tempe sebagai
pengganti daging. Akibatnya sekarang tempe diproduksi di banyak tempat di
dunia, tidak hanya di Indonesia. Berbagai penelitian di sejumlah negara, seperti
Jerman, Jepang, AS, dan Indonesia sekarang berusaha mengembangkan galur
(strain) unggul Rhizopus untuk menghasilkan tempe yang lebih cepat,
berkualitas, atau memperbaiki kandungan gizi tempe.
TAHAPAN PEMBUATAN TEMPE
1. Hidrasi dan pengasaman biji kedelai dengan direndam beberapa lama (untuk
daerah tropis kira-kira semalam).
2. Sterilisasi terhadap sebagian biji kedelai.
3. Fermentasi oleh jamur tempe yang diinokulasikan segera setelah sterilisasi.
Jamur tempe yang banyak digunakan adalah rhizopus oligosporus.

MEKANISME PEMBENTUKAN TEMPE


1. Perkecambahan spora
Perkecambahan rhizopus oligosporus berlangsung melalui dua tahapan yang
amat jelas, yaitu pembengkakan dan penonjolan keluar tabung kecambah.
Kondisi optimal perkecambahan adalah suhu 420 C dan pH 4,0. Beberapa
senyawa karbohidrat tertentu diperlukan agar awal pembengkakan spora ini
dapat terjadi. Pembengkakan tersebut diikuti dengan penonjolan keluar tabung
kecambahnya, bila tersedia sumber-sumber karbon dan nitrogen dari luar.
Senyawa-senyawa yang dapat menjadi pendorong terbaik agar terjadi proses
perkecambahan adalah asam amino prolin dan alanin, dan senyawa gula glukosa
annosa dan xilosa.

2. Proses miselia menembus jaringan biji kedelai


Proses fermentase hifa jamur tempe dengan menembus biji kedelai yang keras
itu dan tumbuh dengan mengambil makanan dari biji kedelai. Karena penetrasi
dinding sel biji tidak rusak meskipun sisi selnya dirombak dan diambil. Rentang
kedalaman penetrasi miselia kedalam biji melalui sisi luar kepiting biji yang
cembung, dan hanya pada permukaan saja dengan sedikit penetrasi miselia,
menerobos kedalam lapisan sel melalui sela-sela dibawahnya. Konsep tersebut
didukung adanya gambar foto mikrograf dari beberapa tahapan terganggunya
sel biji kedelai oleh miselia tidak lebih dari 2 lapisan sel. Sedangkan perubahan
kimiawi seterusnya dalam biji terjadi oleh aktifitas enzim ekstraseluler yang
diproduksi / dilepas ujung miselia.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBUATAN TEMPE


Cara pengelupasan
PH pada proses pengasaman kedelai
Inokulum tempe

KUALITAS JAMUR YANG BAIK UNTUK DIPAKAI SEBAGAI STARTER TEMPE ANTARA
LAIN :
1. Mampu memproduksi spora dalam jumlah banyak.
2. Mampu bertahan beberapa bulan tanpa mengalami perubahan genetis
maupun kemampuan tumbuhnya.
3. Memiliki persentase perkecambahan spora yang tinggi segera setelah
diinokulasikan.
4. Mengandung biakan jamur yang tempe yang murni, dan bila digunakan
berupa kultur campuran harus mempunyai proporsi yang tepat.
5. Bebas dari mikrobia kontaminan
6. Mampu menghasilkan produk yang stabil berulang-ulang.
7. Pertumbuhan miselia setelah diinokulasi harus kuat, lebat berwarna putih
bersih, memiliki aroma spesifik tempe yang enak, dan tidak mengalami sporulasi
yang terlalu awal.

TAHAPAN PROSES PEMBENTUKAN TEMPE


1. Penghilangan kotoran, sortasi, dan penghilangan kulit.
2. Perendaman atau prefermentasi
3. Proses perebusan
4. Penirisan dan penggilingan
5. Inokulasi

PROSES FERMENTASI TEMPE DAPAT DIBEDAKANATAS ATAS TIGA FASE, YAITU:


1. Fase pertumbuhan cepat (0-30 jam fermentasi) terjadi penaikan jumlah asam
lemak bebas, penaikan suhu, pertumbuhan jamur cepat, terlihat dengan
terbentuknya miselia pada permukaan biji yang semakin lama semakin lebat
sehingga menunjukkan masa yang lebih kompak.
2. Fase transisi (30-50 jam fermentasi) merupakan fase optimal fermentasi
tempe dimana tempe siap dipasarkan. Pada fase ini terjadi penurunan suhu,
jumlah asam lemak yang dibebaskan dan pertumbuhan jamur hampir tetap atau
bertambah sedikit, flavor spesifik tempe optimal, dan tekstur lebih kompak.
3. Fase pembusukan atau fermentasi lanjutan (50-90 jam fermentasi) terjadi
penaikan jumlah bakteri dan jumlah asam lemak bebas, pertumbuhan jamur
menurun, dan pada kadar air tertentu pertumbuhan jamur terhenti, terjadi
perubahan flavor karena degradasi protein lanjut yang membentuk amonia.

JAMUR YANG BERPERAN DALAM FERMENTASI


1. Rhizopus arrhizus
Aktivitas amilase kedua setelah R. oryzae
Mempunyai aktivitas pektinase
2. Rhizopus stolonifer
Tidak memiliki aktivitas amilase
Bagus untuk tempe serealia/kedelai
Aktivitas protease paling rendah
Tumbuh pada suhu rendah (250C)
3. Rhizopus oligosporus:
Aktivitas protease & lipase paling kuat
Aktivitas amilase paling lemah
Baik untuk tempe dari serealia atau campuran kedelai -serealia
4. Rhizopus oryzae
Aktivitas amilase paling kuat
Tidak baik untuk tempe serealia
Aktivitas protease di bawah R. Oligospporus

DAFTAR PUSTAKA
http://www.mycology.adelaide.edu.au/Fungal_Descriptions/Zygomycetes/Rhizopu
s/
http://medicafarma.blogspot.com/2008/06/fermentasi-tempe.html
http://www.scribd.com/doc/9739014/FERMENTASI
Diposkan oleh calondoktergantengsekali di 22.39

Tidak ada komentar:

Poskan Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Mengenai Saya
calondoktergantengsekali

Lihat profil lengkapku

Morfologi Kapang dan Khamir


Maret 28, 2013 by sketsaist

1. A. TUJUAN

1. Mengetahui ciri-ciri mikroskopis kapang

2. Mengetahui ciri-ciri mikroskopis khamir

3. Mengetahui perbedaan morfologi kapang dan khamir

1. B. PENDAHULUAN

Fungi (jamur) merupakan organisme eukariot yang memiliki dinding sel yang tersusun dari
kitin dan memiliki nukleat yang banyak. Fungi bersifat kemoorganotrof, karena mendapatkan
nutrisi dengan cara mensekresikan enzim ekstraselular yang dapat mencerna senyawa organik
kompleks seperti polisakarida dan protein menjadi penyusun monomer, dan kemudian diserap
ke dalam sel fungi (Madigan, 2009).

Fungi berbeda dengan tanaman, diantara perbedaannya adalah: (1) Tidak berklorofil; (2)
Komposisi dinding sel berbeda, (3) Reproduksi dengan spora, (4) Tidak ada batang, cabang,
akar atau daun; (5) Tidak mempunyai system vaskular seperti tanaman; (6) Multiseluler
namun tidak mempunyai pembagian fungsi seperti tanaman (Pelczar, 2005).

Fungi berperan di ekosistem sebagai decomposer, hidup dengan mencerna materi organic dari
sisa-sisa makhluk hidup seperti sampah daun, kayu tumbang serta jasad organisme yang
sudah mati.Fungi juga bisa berperan sebagai parasit, hidup dengan menyerap nutrient dari sel
hidup dari organism inang yang mereka serang (Madigan, 2009).
Fungi memiliki habitat yang beragam.Beberapa fungi akuatik, sebagian besar hidup di
perairan tawar, ada juga yang hidup di perairan laut.Sebagian besar dari fungi bersifat
terrestrial.Mereka hidup di tanah atau tumbuhan yang sudah mati dan memainkan peran yang
sangat penting dalam mengurai materi organik.Sebagian besar fungi ada juga yang menjadi
parasit bagi tumbuhan, sebagian kecil menjadi agen penyakit bagi hewan. Fungi bukan hanya
menjadi parasit bagi tanaman, ada juga yang bersimbiosis dengan akar tanaman,
membantunya dalam proses penyerapan mineral dari tanah (Madigan, 2009).

Fungi berkembangbiak secara vegetatif dan generatif dengan berbagai macam spora. Macam
spora yang terjadi secara vegetatif ialah: (1) Spora biasa yang terjadi karena protoplasma
dalam suatu sel tertentu berkelompok kecil-kecil, masing-masing mempunyai membran inti
sendiri; (2) Konidiospora, yaitu spora yang terjadi karena ujung suatu hifa berbelah-belah
seperti tasbih; (3) Pada beberapa spesies, bagian-bagian miselium dapat membesar serta
berdinding tebal; bagian itu merupakan alat pembiak yang disebut klamidiospora; (4) Jika
bagian miselium-miselium itu tidak menjadi lebih besar daripada aslinya, maka bagian-
bagian itu disebut artrospora(Natsir, 2003).

Secara umum fungi dapat dibagi menjadi dua kelompok berdasarkan atas tipe selnya
yaitu,fungi bersifat uniselluler yang biasa disebut khamir dan fungi bersifat multiselluler yang
biasa disebut kapang (Pelczar, 2005).

1. 1. Kapang (Mould)

Kapang adalah fungi multiseluler yang mempunyai filamen, dan pertumbuhannya pada
makanan mudah dilihat karena penampakannya yang berserabut seperti kapas.
Pertumbuhannya mula-mula akan berwarna putih, tetapi jika spora telah timbul akan
terbentuk berbagai warna tergantung dari jenis kapang. Kapang terdiri dari suatu thallus
(jamak = thalli) yang tersusun dari filamen yang bercabang yang disebut hifa ( tunggal =
hypha, jamak = hyphae). Kumpulan dari hifa disebut miselium ( tunggal = mycelium, Jamak
= mycelia) (Pelczar,2005).

Tubuh atau talus kapang pada dasarnya terdiri dari 2 bagian yaitu miselium dan spora (sel
resisten, istirahat atau dorman).Miselium merupakan kumpulan beberapa filamen yang
dinamakan hifa.Setiap hifa lebarnya 5-10 m, dibandingkan dengan sel bakteri yang biasanya
berdiameter 1 m.Disepanjang setiap hifa terdapat sitoplasma bersama (Syamsuri, 2004).

Menurut fungsinya ada dua macam hifa, yaitu hifa fertil dan hifa vegetatif.Hifa fertil dapat
membentuk sel-sel reproduktif atau badan buah (spora).Biasanya arah pertumbuhannya ke
atas sebagai hifa udara.Hifa vegetatif berfungsi mencari makanan ke dalam substrat.
Sedangkan menurut morfologinya, ada 3 macam hifa: (1) Aseptat atau senosit, hifa seperti ini
tidak mempunyai dinding sekat atau septum; (2) Septat dengan sel-sel uninukleat, sekat
membagi hifa menjadi ruang-ruang atau sel-sel berisi nucleus tunggal, pada setiap septum
terdapat pori ditengah-tengah yang memungkinkan perpindahan nucleus dan sitoplasma dari
satu ruang keruang yang lain, setiap ruang suatu hifa yang bersekat tidak terbatasi oleh suatu
membrane sebagaimana halnya pada sel yang khas, setiap ruang itu biasanya dinamakan sel;
(3) Septat dengan sel-sel multinukleat, septum membagi hifa menjadi sel-sel dengan lebih
dari satu nukleus dalam setiap ruang. (Syamsuri 2004).

Kapang melakukan reproduksi dan penyebaran menggunakan spora.Spora kapang terdiri dari
dua jenis, yaitu spora seksual dan spora aseksual.Spora aseksual dihasilkan lebih cepat dan
dalam jumlah yang lebih banyak dibandingkan spora seksual.Spora aseksual memiliki ukuran
yang kecil (diameter 1-10 m) dan ringan, sehingga penyebarannya umumnya secara pasif
menggunakan aliran udara. Apabila spora tersebut terhirup oleh manusia dalam jumlah
tertentu akan mengakibatkan gangguan kesehatan.

Kerusakan oleh kapang

Kapang mempunyai kisaran pH pertumbuhan yang luas, yaitu 1.5-11.Kebusukan makanan


kaleng yang disebabkan oleh kapang sangat jarang terjadi, tetapi mungkin saja
terjadi.Kebanyakan kapang tidak tahan panas sehingga adanya kapang pada makanan kaleng
disebabkan oleh kurangnya pemanasan (under process) atau karena terjadi kontaminasi
setelah proses.Kapang memerlukan oksigen untuk tumbuh sehingga pertumbuhan pada
kaleng hanya mungkin terjadi apabila kaleng bocor.

Kapang lebih tahan asam, sehingga kapang sering membusukkan makanan asam, seperti
buah-buahan asam dan minuman asam.Kapang sepertiBysochamys fulva, Talaromyces
flavus, Neosartorya fischeri dan lain-lain telah diketahui sebagai penyebab kebusukan
minuman sari buah kaleng dan produk-produk yang mengandung buah.Spora kapang-kapang
ini ternyata mampu bertahan pada pemanasan yang digunakan untuk mengawetkan produk
tersebut.Spora kapang ini tahan terhadap pemanasan selama 1 menit pada 920C dalam kondisi
asam atau pada makanan yang diasamkan.Akan tetapi untuk mencapai konsistensi yang
seperti ini, kapang tersebut memerlukan waktu untuk membentuk spora, sehingga sanitasi
sehari-hari terhadap peralatan sangat penting untuk mencegah pertumbuhan kapang ini dan
pembentukan sporanya.Pada umumnya kapang yang tumbuh pada makanan yang diolah
dengan panas tidak menyebabkan penyakit pada manusia.

Gangguan kesehatan yang diakibatkan spora kapang terutama akan menyerang saluran
pernapasan. Asma, alergi rinitis, dan sinusitis merupakan gangguan kesehatan yang paling
umum dijumpai sebagai hasil kerja sistem imun tubuh yang menyerang spora yang terhirup.
Penyakit lain adalah infeksi kapang pada saluran pernapasan atau disebut mikosis. Salah satu
penyakit mikosis yang umum adalah Aspergillosis, yaitu tumbuhnya kapang dari
genusAspergillus pada saluran pernapasan.Selain genus Aspergillus, beberapa spesies dari
genus Curvularia dan Penicillium juga dapat menginfeksi saluran pernapasan dan
menunjukkan gejala mirip seperti Aspergillosis.

1. 1. Khamir (Yeast)

Khamir (yeast) adalah fungi bersel satu yang mikroskopik, beberapa generasi ada yang
membentuk miselium dengan percabangan.Khamir hidupnya sebagian ada yang saprofit dan
ada beberapa yang parasitik. Sel khamir mempunyai ukuran yang bervariasi, yaitu dengan
panjang 1-5 m sampai 20-50 m, dan lebar 1-10 m. (Pelczar,2005).

Khamir termasuk fungi tetapi dibedakan dari kapang karena bentuknya yang bersifat
uniseluler. Reproduksi khamir terutama dengan cara pertunasan. Sebagai sel tunggal khamir
tumbuh dan berkembang biak lebih cepat jika dibandingkan dengan kapang karena
mempunyai perbandingan luas permukaan dengan volume yang lebih besar.

Khamir pada umumnya diklasifikasikan berdasarkan sifat-sifat fisiologinya dan tidak atas
perbedaan morfologinya seperti pada kapang.Yeast dapat dibedakan atas dua kelompok
berdasarkan sifat metabolismenya yaitu bersifat fermentatif dan oksidatif. Jenis fermentatif
dapat melakukan fermentasi alkohol yaitu memecah gula (glukosa) menjadi alkohol dan gas
contohnya pada produk roti.Sedangkan oksidatif (respirasi) maka akan menghasilkan
CO2 dan H2O. Keduanya bagi yeast adalah dipergunakan untuk energi walaupun energi yang
dihasilkan melalui respirasi lebih tinggi dari yang melalui fermentasi(Natsir, 2003).

Dibandingkan dengan bakteri, yeast dapat tumbuh dalam larutan yang pekat misalnya larutan
gula atau garam lebih juga menyukai suasana asam dan lebih bersifat menyukai adanya
oksigen. Yeast juga tidak mati oleh adanya antibiotik dan beberapa yeast mempunyai sifat
antimikroba sehingga dapat menghambat pertumbuhan bakteri dan mould.

Adanya sifat-sifat yang tahan pada lingkungan yang stress (garam, asam dan gula) maka
dalam persaingannya dengan mikroba lain yeast lebih bisa hidup normal.

Kelompok Khamir

Kelompok yeast sejati pada dasarnya termasuk kedalam kelasAscomycetes, dengan ciri
memiliki spora.Termasuk kedalam kelompok ini adalah berbagai spesies Saccharomyces,
Schizosaccharomyces, Zygosaccharomyces, Pichia, Hansenula, Debaryomyces dan
Hanseniaspora. Pada kelompok jenis yeast sejati ini spesies yang umum digunakan dalam
industri adalah Saccharomyces cerevisiae yaitu untuk pembuatan roti, minuman beralkohol,
glyserol dan enzim invertase.

Kelompok yeast yang liar tidak mempunyai spora. Yeast liar ini pertumbuhannya terkadang
diharapkan ada yang tidak diharapkan dalam suatu fermentasi. Termasuk dalam kelompok
yeast ini adalah Candida, Torulopsis, Brettanomyces, Rhodotorula, Trichosporon dan
Kloeckera.

Kerusakan oleh khamir

Khamir mempunyai kisaran pH pertumbuhan 1.5-8.5.Namun kebanyakan khamir lebih cocok


tumbuh pada kondisi asam, yaitu pada pH 4-4.5, sehingga kerusakan oleh khamir lebih
mungkin terjadi pada produk-produk asam.Suhu lingkungan yang optimum untuk
pertumbuhan khamir adalah 25-30oC dan suhu maksimum 35-47oC.Beberapa khamir dapat
tumbuh pada suhu 0oC atau lebih rendah.Khamir tumbuh baik pada kondisi aerobik, tetapi
khamir fermentatif dapat tumbuh secara anaerobik meskipun lambat.

Khamir hanya sedikit resisten terhadap pemanasan, dimana kebanyakan khamir dapat
terbunuh pada suhu 60oC.Jika makanan kaleng busuk karena pertumbuhan khamir, maka
dapat diduga pemanasan makanan tersebut tidak cukup atau kaleng telah bocor.Pada
umumnya kebusukan karena khamir disertai dengan pembentukan alkohol dan gas CO2 yang
menyebabkan kaleng menjadi kembung.Khamir dapat membusukkan buah kaleng, jam dan
jelly serta dapat menggembungkan kaleng karena produksi CO2.Seperti halnya kapang,
khamir yang tumbuh pada makanan yang diolah dengan pemanasan tidak menyebabkan
penyakit pada manusia.

Manfaat Khamir Dalam Produk Pangan

Dengan memperhatikan aktivitas yeast yang sangat reaktif dan beragam terhadap bahan
makanan, maka dapat dikatakan yeast mempunyai potensi yang besar selain sebagai agen
fermentasi, dapat memberi perubahan yang sangat signifikan baik dalam rasa, aroma maupun
tekstur dari pangan tersebut. Seperti kita lihat selain pada pembuatan roti dan minuman yang
beraroma alkohol, atau dari sayur dan buah fermentasi secara umum
pemanfaatan yeast dalam mengembangkan produk pangan dapat diketahui seperti di bawah
ini :

Produk Yeast spesies

Susu segar, pasteurisasi Rhodotorula spp., Candida famata, C. diffluens,


C.curvata, Kluyveromyces marxianus,
Cryptococcus flavus.

Mentega Rhodotorula rubra, R. glutinis, Candida famata,

C. diffluens, C. lipolytica, Cryptococcus laurentii.

Yogurt Kluyveromyces marxianus, Candida


famata,Debaryomyces hansenii, Saccharomyces
cerevisiae,Hansenula anomala.

Keju Cottage dan segar Kluyveromyces marxianus, C. lipolytica, Candida


famata

dan Candida yang lain, Debaryomyces hansenii,

Cryptococcus laurentii, Sporobolmyces roseus.

Keju lunak Kluyveromyces marxianus, Candida famata,


dimatangkandengan jamur Candida
(mold)
lipolytica, Pichia membranafaciens, P. fermentans,

Debaryomyces hansenii, Saccharomyces cerevisiae,

Zigosaccharomyces rouxii.

Daging segar merah dan Candida spp., Rhodotorula spp., Debaryomyces


unggas spp., Trichosporon(jarang diteliti).

Daging Domba beku Cryptococcus laurentii, Candida


zeylanoides,Trichosporon pullulans.

Daging kalkun beku Cryptococcus laurentii, Candida zeylanoides.

Daging potong atau cincang Candida lipolytica, C. zeylanoides, C. lambica, C.


sake, Cryptococcus laurentii, Debaryomyces
hansenii, Pichia membranaefaciens.

Daging yang diolah (sosis, Debaryomyces hansenii, Candida spp.,


ham) Rhodotorula spp.

Reproduksi Pada Jamur

Jamur uniseluler berkembang biak dengan cara seksual dan dengan cara aseksual. Pada
perkembangbiakannya yang secara seksual jamur membentuk tunas,sedangkan secara
aseksual jamur membentuk spora askus (Pelczar,2005).

Jamur multiseluler berkembangbiak dengan cara aseksual,yaitu dengan cara memutuskan


benang hifa (fragmentasi),membentuk spora aseksual yaitu zoospora,endospora dan konidia.
Sedangkan perkembangbiakan secara seksual melalui peleburan antara inti jantan dan inti
betina sehingga terbentuk spora askus atau spora basidium (Coyne, 1999).

Pengamatan Morfologi Fungi

Hal-hal yang diperhatikan dalam pengamatan makroskopik khamir adalah warna koloni,
tekstur koloni, permukaan koloni, profil, dan tepi koloni, sedangkan pada pengamatan
mikroskopik khamir bagian-bagian yang diamati adalah bentuk sel, pertunasan (budding),
dan miselium semu (pseudomiselium) (Gandjar, 1992)

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengamatan makroskopik kapang adalah warna
koloni, tekstur koloni, zonasi, radial furrow, exudate drop, reverse colony, dan growing zone.
Bagian-bagian yang diamati dalam pengamatan mikroskopik kapang adalah miselium,
konidia, spora, konidiofor, sporangiofor, kolumela, vesikula, metula, dan fialid (Gandjar,
1992).

BAHAN DAN METODE

1. 1. Morfologi kapang

ALAT:

Object glass

Cover glass

Jarum inokulasi

Jarum preparat

Mikroskop

BAHAN:

Biakan murni Rhizopus oryzae, Aspergillus niger, dan Mucor hiemalis

Larutan lactopnenol cotton blue

Alkohol 70%

Kertas hisap

E. PEMBAHASAN

Pengamatan morfologi kapang dilakukan dengan menggunakan biakan murni Rhizopus


oryzae, Aspergillus niger, dan Mucor hiemalissedangkan pengamatan morfologi khamir
menggunakan biakan murni Debaryomyces nepalensis.

Medium yang digunakan adalah medium PDA (Potato Dextrose Agar).Berdasarkan


susunannya, medium ini merupakan medium organik semi alamiah atau semi sintetis sebab
terdiri dari bahan alamiah yang ditambah dengan senyawa kimia; berdasarkan konsistensinya
merupakan medium padat karena mengandung agar yang memadatkan medium; berdasarkan
kegunaannya merupakan medium untuk pertumbuhan jamur.Medium PDA terdiri dari
kentang yang berfungsi sebagai sumber energi, nitrogen organik, karbon dan vitamin,
dekstrosa sebagai sumber karbon, agar sebagai bahan pemadat medium dan aquadest sebagai
pelarut untuk menghomogenkan medium dan sumber O2.
Sebagai pewarna, digunakan lactophenol cotton blue untuk kapang dan methylen blue untuk
khamir.Larutan laktofenol dapat digunakan dalam pewarnaan pada khamir dan kapang.
Organisme yang tersuspensikan ke dalam larutan tersebut akan mati akibat phenol yang
terdapat di dalamnya dan akan memberi efek transparan, sedangkan methylen blue hanya
memberi warna pada kapang dan khamir. Konsentrasi fenol yang tinggi membuat enzim yang
terdapat dalam sel terdeaktifasi tanpa menyebabkan terjadinya lisis. Laktofenol tidak mudah
menguap seperti akuades sehingga preparat tidak cepat kering dan sel kapang tidak cepat
rusak. Kerugian dari penggunaan laktofenol adalah apabila dipakai terlalu lama laktofenol
dapat mengubah bentuk sel. Laktofenol dapat mencegah penguapan dan pengerutan sel,
sehingga sel mudah diamati (Jutono, 1980).

Pada pengamatan dengan metode Henricis slide culturedigunakan kapas yang dibasahi degan
aquades untuk menjaga kelembaban.Batang korek digunakan untuk menyangga object glass
agar tidak berhubungan langsung dengan kapas yang basah agar fungi dapat tumbuh lebih
baik.

Pada pengamatan Rhizopus oryzae diperoleh hasil sporangium berwarna biru karena
menyerap warna cotton blue dan sporangiofor tampak transparan karena pengaruh laktofenol.
Hasil yang diperoleh sesuai dengan referensi, yakni sporangiofora tumbuh dari stolon dan
mengarah ke udara, baik tunggal atau dalam kelompok (hingga 5 sporangiofora); rhizoid
tumbuh berlawanan dan terletak pada posisi yang sama dengan sporangiofora; sporangia
globus atau sub globus dengan dinding berspinulosa (duri-duri pendek), yang berwarna coklat
gelap sampai hitam bila telah masak; kolumela oval hingga bulat, dengan dinding halus atau
sedikit kasar; spora bulat, oval atau berbentuk elips atau silinder. Berdasarkan asam laktat
yang dihasilkan Rhizopus oryzae termasuk mikroba heterofermentatif (Kuswanto dan Slamet,
1989)

Jamur Rhizopus oryzae merupakan jamur yang sering digunakan dalam pembuatan tempe
(Soetrisno, 1996). Jamur Rhizopus oryzae aman dikonsumsi karena tidak menghasilkan
toksin dan mampu menghasilkan asam laktat (Purwoko dan Pamudyanti, 2004).Jamur
Rhizopus oryzae mempunyai kemampuan mengurai lemak kompleks menjadi trigliserida dan
asam amino (Septiani, 2004).Selain itu jamur Rhizopus oryzae mampu menghasilkan protease
(Margiono, 1992).

Pada pengamatan Aspergillus niger diperoleh hasil yang sesuai dengan referensi, yakni
memiliki bulu dasar berwarna putih atau kuning dengan lapisan konidiospora tebal berwarna
coklat gelap sampai hitam. Konidiospora memiliki dinding yang halus, hialin tetapi juga
berwarna coklat.Hifa bersekat (Madigan, 2009)

Aspergillus niger merupakan salah satu spesies yang paling umum dan mudah diidentifikasi
dari genus Aspergillus, famili Moniliaceae, ordo Monoliales dan kelas Fungi imperfecti.
Aspergillus niger dapat tumbuh dengan cepat, diantaranya digunakan secara komersial dalam
produksi asam sitrat, asam glukonat dan pembuatan berapa enzim seperti amilase, pektinase,
amiloglukosidase dan sellulase. Aspergillus niger dapat tumbuh pada suhu 35C-37C
(optimum), 6C-8C (minimum), 45C-47C (maksimum) dan memerlukan oksigen yang
cukup (aerobik).Aspergillus niger memerlukan mineral (NH4)2SO4, KH2PO4, MgSO4, urea,
CaCl2.7H2O, FeSO4, MnSO4.H2O untuk menghasilkan enzim sellulase. Sedangkan untuk
enzim amilase khususnya amiglukosa diperlukan (NH4)2SO4, KH2PO4 .7H2O, Zn SO4, 7H2O.

Pada pengamatan Mucor hiemalis diperoleh hasil sporangium berwarna biru karena
menyerap warna cotton blue dan sporangiofor tampak transparan karena pengaruh laktofenol.

Pada pengamatan Debaryomyces nepalensis, sesuai dengan referensi,diperoleh hasilbentuk


bulat dengan permukaan dan tepi yang rata. Khamir ini terlihat berwarna kebiruan karena
pengaruh metilen blue sebagai pewarna yang ditambahkan untuk memudahkan pengamatan.

F. KESIMPULAN

1. Rhizopus oryzae sporangiofora tumbuh dari stolon dan mengarah ke


udara, baik tunggal atau dalam kelompok (hingga 5 sporangiofora); rhizoid
tumbuh berlawanan dan terletak pada posisi yang sama dengan
sporangiofora; sporangia globus atau sub globus dengan dinding
berspinulosa (duri-duri pendek), yang berwarna coklat gelap sampai hitam
bila telah masak; kolumela oval hingga bulat, dengan dinding halus atau
sedikit kasar; spora bulat, oval atau berbentuk elips atau silinder.

2. Aspergillus niger memiliki bulu dasar berwarna putih atau kuning dengan
lapisan konidiospora tebal berwarna coklat gelap sampai hitam.
Konidiospora memiliki dinding yang halus, hialin tetapi juga berwarna
coklat. Hifa bersekat Bakteri gram positif cenderung membentuk zona
jernih lebih luas daripada bakteri gram negatif, disebabkan oleh
perbedaan komposisi dan struktur dinding selnya.

3. Mucor hiemalis sporangiofor tampak transparan.

4. Debaryomyces nepalensisbulat dengan permukaan dan tepi yang rata.

5. Kapang mempunyai filamen yang bercabang yang disebut hifa dan


pertumbuhannya pada makanan mudah dilihat karena penampakannya
yang berserabut seperti kapas.

6. Khamir bersifat uniseluler, diklasifikasikan berdasarkan sifat-sifat


fisiologinya.

DAFTAR PUSTAKA

Dwidjoseputro. 2003. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan. Jakarta

Madigan MT, Martinko JM, Brock TD. 2009. Brock Biology of Microorganisms. Pearson
Prentice Hall. New Jersey
Pelczar, M.J dan E.C.S Chan. 2005.Dasar-Dasar Mikrobiologi. UI Press. Jakarta

Soetrisno. 1996. Taksonomi Spermatophyta Untuk Farmasi edisis I. Fakultas Farmasi


Universitas Pancasila: Jakarta.

Natrsir .2003.Mikrobiologi Farmasi Dasar. Universitas Hasanudin. Makassar

Coyne, Mark S. 1999. Soil Microbiology: An Exploratory Approach. USA : Delmar Publisher

Syamsuri, Istamar. 2004. Biologi. Erlangga. Jakarta

Gandjar, I., R.A. Samson, K.U.D. Tweel-Vermenlen, A. Oetari, & I. Santoso.


1996. Pengenalan Kapang Tropik Umum. Yayasan Obor Indonesia. Jakarta

Jutono, J. Soedarsono, S. Hartadi, S. Kabirun, Suhadi & Susanto. 1980. Pedoman Praktikum
Mikrobiologi Umum. Departemen Mikrobiologi Fakultas Pertanian UGM, Yogyakarta

Tentang iklan-iklan ini

Terkait

Determinasi Bakteri

Desinfeksi dan desinfektanDengan 2 komentar

Jaringan pada TumbuhanDengan 2 komentar

Uncategorized 3 Komentar
Navigasi pos
Desinfeksi dan desinfektan

Ngampus sendiri

3 thoughts on Morfologi Kapang dan Khamir

1. Khayasar

Oktober 22, 2013 pukul 9:51 pm

SubhanAllah, kunjungi juga http://khayasar.wordpress.com/

Balas

2. sketsaist

November 1, 2013 pukul 4:26 am

wah..udah liat blog khayasar agak beda nih. sudah dimodif. boleh belajar nih urusan
wordpress?

Balas

3. Gita

Oktober 25, 2014 pukul 2:24 pm

Thankyou so much
ngebantu banget :)

Balas

Berikan Balasan
Hargai Waktu

Jumlah Pengunjung

Tulisan Terakhir

Konsep Cicilan dalam Kehidupan

Kosong Adalah Isi..Isi Adalah Kosong

Tulus seperti Merpati. Cerdik seperti Ular. SABARRR sepertiSerigala!

Janjiku Padanya

Musuh di Duniamu, adalah dirimu Sendiri

Mutiara Islam :)

Kalender
MEMBUAT RAGI TEMPE SENDIRI

Tempe merupakan produk olahan pangan asli Indonesia yang terbuat dari biji
kacang kedelai (sojae); walaupun sebetulnya banyak ragam (macam) tempe
yang bisa dibuat dari beberapa macam biji kacang-kacangan lain seperti tempe
koro (dari koro benguk), tempe lamtoro (biji petai cina/lamtoro), tempe kacang
hijau; atau dibuat dari limbah/bungkil/ampas olahan pangan seperti tempe
gembus (dari ampas tahu), tempe bongkrek (ampas kelapa), oncom (ampas
tahu+onggok); atau dari bahan lain seperti tempe biji karet.
Nilai gizi tempe tidak perlu diragukan lagi, sehingga makanan olahan tempe
sangat dianjurkan untuk dimasukkan ke dalam menu makan sehari-hari keluarga,
sebagai penyumbang nutrisi (kaya akan protein, lemak, vitamin B, kalsium, zat
besi, dan serat pangan yang siap cerna) bagi tubuh; disamping itu tempe juga
mempunyai fungsi sebagai makanan fungsional karena potensinya dalam
memelihara kesehatan tubuh dan bermanfaat untuk penyembuh beberapa jenis
penyakit (seperti diare, darah tinggi, kanker) karena terkandung juga antibiotik
dan antioksidan di dalamnya.

Dalam pembuatan tempe dibutuhkan biakan/starter/kultur jamur/kapang


tempe yang disebut inokulum/ragi tempe; biakan jamur ini dibutuhkan dalam
proses fermentasi butiran kedelai atau sejenisnya, sehingga akan terbentuk
tempe yang kompak dan berpenampilan menarik serta nilai gizinya semakin
lengkap apabila dibandingkan dengan nilai gizi kacang kedelai. Jenis jamur yang
tumbuh pada tempe terdiri dari : Rhizopus oligosporus, R. oryzae, R. arrhizus
dan Mucor rouxii (tempe daerah Malang dan sekitarnya) atau R. oryzae dan R.
stolonifer (tempe daerah Solo dan sekitarnya). Sedangkan pada tempe dari
daerah Jakarta kapangnya adalah Mucor javanicus, Trichosporum pullulans dan
Fusarium sp.

Ada beberapa sebutan inokulum tempe di masyarakat,/pasaran seperti ragi


tempe, laru, dan usar; dimana masing-masing inokulum tersebut bisa didapatkan
dengan cara membeli di pasaran atau di Primkopti atau kita dapat pula membuat
sendiri. Ada beberapa cara pembuatan inokulum/ragi tempe, sebagai berikut :

1. Usar dari daun pembungkus tempe


Dibuat dari bekas pembungkus tempe dari daun (daun pisang, daun waru,
daun jati, dll) yang dipermukaannya masih terdapat jamur tempe yang melekat,
dikeringkan (sehingga bisa disimpan); kemudian untuk menggunakannya cukup
permukaan daun yang ditempeli jamur di usar-usarkan (di usap-
usapkan/dibalurkan) ke biji kedele yang telah siap untuk difermentasi.

2. Usar dari daun Waru atau Jati

Pilih daun Waru (Hibiscus tiliaceus) atau Jati (Tectona grandis) yang
permukaan daun bagian bawahnya ditumbuhi jamur berbentuk benang-benang
berwarna putih; letakkan 1 lembar daun dengan permukaan bagian bawah
menghadap ke atas, kemudian di atas permukaannya disebar selapis biji kedelai
yang telah direbus hingga lunak (dalam kondisi dingin); setelah itu tutup dengan
daun lain dengan posisi permukaan bawah menutupi biji kedelai. Pasangan daun
tersebut dibungkus plastik yang telah dilubangi dengan lidi; biarkan
terfermentasi selama 12-24 jam. Setelah itu dikeringkan dan dapat gunakan
untuk pembuatan tempe (seperti point 1.)

3. Ragi dari tempe kering (tepung tempe)

Pilih tempe yang jamurnya sudah berubah warna menjadi berwarna hitam (
tempe segar yang disimpan beberapa hari); iris tipis-tipis; jemur sampai kering;
kemudian blender hingga menjadi tepung.; ayak. Campur dengan tepung terigu
yang telah disangrai (perbandingan 1 : 10). Kemas dalam kantong plastik atau
gunakan tepung tempe tersebut dengan cara mencampur dengan biji kedelai
yang telah siap untuk difermentasi.

4. Ragi tempe dari nasi/beras

Siapkan beras (300 g), tepung tempe (3 g), beras sangrai (1,5 kg) yang
telah dihaluskan/dibuat tepung. Cuci bersih beras, masak sampai menjadi nasi
kemudian dinginkan. Letakkan nasi di atas permukaan tampah yang bersih
secara merata, taburkan tepung tempe pada nasi, aduk rata, tutup dengan daun
pisang atau plastik, biarkan terfermentasi sampai semua permukaan nasi
ditumbuhi jamur berwarna hitam (daun atau plastik kadangkala perlu dibuka
agar embun tidak menetes ke atas nasi). Jemur nasi berjamur sampai kering;
blender sampai menjadi tepung halus kemudian diayak. Campur ragi dengan
tepung beras sangrai (kira-kira 10 g ragi untuk mencampur 50-100 g tepung
beras), aduk rata, kemudian kemas dalam kantong plastik; ragi siap digunakan.
Penggunaan ragi tempe berbentuk tepung/bubuk untuk pembuatan tempe
sekitar 2-3 g untuk tiap 1 kg kedelai kering.

Diposkan oleh BKPA USM di 14:40

Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan


ke Pinterest

Label: inokulum tempe, laru, ragi tempe, tempe, usar

Ketertarika
n:

17 komentar:

1.

ivan18 Januari 2012 06.36

terima kasih informasinya. membantu sekali untuk membuat proposal PKL.

Balas

Balasan

1.

BKPA USM23 Januari 2012 06.08

Selamat PKL, selalu ikuti artikel-artikel dari BKPA-USM.


Kunjungi juga webblog : www.pojokkampusblog.blogspot.com

Balas

2.

hera purwanto25 Agustus 2012 14.25


Trimakasih ingo nya..sy pnggemar tempe..disingapore tempenya ga mcm di
indonesia.dg mmbca artikel ini sy mau mncoba bkin tempe sndri....aseeekkkkk..

Balas

Balasan

1.

BKPA USM28 Agustus 2012 08.38

terima kasih atas komentarnya. Dalam pembuatan tempe yang perlu


diperhatikan, selain kualitas ragi tempe, adalah kebersihan/higienis daribahan
dan peralatan kerja. Untuk pembungkus tempe bisa juga dipakai aluminium
foil, sehingga bisa dipakai berulang, asal di rebus dulu sebelum dipakai
lagi;jangan lupa dilubangi de tusuk gigi.Selamat mencoba

Balas

3.

cam12 November 2012 18.48

Nice blog and such a great information i really impress.


Affiliate Promo Formula Review

Balas

Balasan

1.

BKPA USM10 Maret 2013 16.41

thank's for your attention

Balas

4.

Toko Online Kalistajaya20 November 2012 12.33

thanks infonya gan..


Balas

Balasan

1.

BKPA USM10 Maret 2013 16.49

terima kasih, saling bertukar info..

Balas

5.

Alissa Paill12 Februari 2013 05.57

Terima kasih atas sharing article yg sangat menarik. Saya ada per Tanyaan bahaya kah
jika k8ta menggunakan ragi tempeh yg sudah kadal luarsa terima kasih

Balas

6.

Alissa Paill12 Februari 2013 06.06

Apa kah ragi tempehyg sdh kadal luarsa seperty gambar di atas bisa k8ta gunakan
berbahaya kah terima kasih

Balas

Balasan

1.

BKPA USM16 Februari 2013 06.17

Mbak Alissa maaf baru bisa balas komentarnya. Ragi tempe yang kadaluarsa
akan berakibat pada tidak jadinya tempe yang kita buat, karena
"mungkin"kapang/jamur tempenya sudah berkurang aktivitasnya atau bahkan
sudah 'mati", sehingga yang aktif jenis lain. Kalau yang aktif jamur yang bisa
memproduksi racun (toksin) maka tempenya bisa berbahaya. Cirinya kalau
jamur yang tumbuh warnanya putih seperti kapas, tidak timbul bau asing,
tekstur tidak berubah, jamur tempe masih aktif/baik
Balas

7.

inna8 Maret 2013 19.45

maaf mo nanya tepung tempe itu.....yg gmn ya.....

Balas

Balasan

1.

BKPA USM10 Maret 2013 16.44

tepung tempe dibuat dari tempe mentah yg sudah dibiarkan 2-3 hari sampai
warna jamurnya hitam, iris tipis-tipis, keringkan, blender, saring, jadilah
tepung tempe. Tepung ini bisa dijadikan bibit (inokulan) untuk membuat
tempe.

Balas

8.

Anonim10 Maret 2013 08.14

Yang saya heran kenapa mesti dicampur tepung beras yang di sanrai.
Saya coba jamur tempenja kurang bagus, sedangkan kalau langsung stater tempe
jadinja bagus.
Kan kalau dijampur denga beras kulitas ragi menurun karena tepung beras, bukan?
Bagaimana process penjampuranja, setelah tepung beras matang atau tungu sampai
dngin?

Balas

9.

BKPA USM10 Maret 2013 16.48

tepung beras disangrai, didinginkan, baru dicampur. Karena kalau masih panas, bibit
jamur tempe akan mati. Tepung beras sebagai bahan pengikat tepung tempe, agar bisa
lebih awet kalau disimpan.
Balas

10.

Hanifa Ni'mah17 Maret 2013 11.17

Apakah tepung beras yang kita beli di pasaran itu, harus disangrai dulu ya? .
Kemudian kalau diganti dengan tepung tapioka apakah bisa ? . Terima kasih
informasinya .

Balas

11.

BKPA USM21 Maret 2013 21.18

Tepung beras harus disangrai, agar steril, sehingga jamur tempe tetap optimal, tidak
terkontaminasi oleh mikroba lain. tepung beras tidak bisa diganti dengan tepung
tapioka, karena setiap tepung punya karakteristik yang berbeda.

Balas
My Music

My Facebook
Al Qorina

Create Your Badge

Blog di WordPress.com. | Tema Something Fishy.

Ikuti

Ikuti Sketsaist mAsterPiece

Kirimkan setiap pos baru ke Kotak Masuk Anda.

Buat situs dengan WordPress.com

ahan-bahan

1. 500 gram kedelai

2. 1 sendok teh ragi Tempe

3. 1 sendok makan tepung beras

4. 1 sendok makan cuka

+
Langkah
1. Rendam kedelai sampai kulit ari nya mudah dilepaskan. tip: rendam dengan air
panas selama kurang lebih setengah jam. Air panas memudahkan proses melepas kulit
ari kedelai

Lepaskan kulit ari. Cuci. Kemudian rendam kembali minimal 1 jam

Rebus kedelai. tip: rebus air pakai panci presto tanpa tutup sampai mendidih.
Setelah air mendidih, masukan kedelai. Tutup dengan panci presto. Rebus cukup 5 menit saja.
Proses ini mengurangi proses normal perebusan yang bisa memakan waktu 30-40 menit.

Buang air rebusan. tip: Setelah air rebusan dibuang masih tersisa sedikit air rebusan.
Untuk mempercepat proses pengeringan, tempatkan kembali kedelai rebus yg masih didalam
panci ke kompor dengan api sangat kecil, sampai air benar benar kering. Campurkan cuka.
Cuka disini tugasnya sebagai anti micro bacteria. Supaya spora bisa tumbuh tanpa gangguan.

Dinginkan kedelai

Masukan ragi dan tepung. Tepung beras bersifat menyerap moisture/ kelembapan.
Selain itu juga sebagai media pertumbuhan spora tempe. Kedelai yang basah bisa
menyebabkan spora tidak tumbuh sempurna atau tempe menjadi busuk

Packaging: packaging bisa dengan daun pisang, daun jati, plastic zip lock atau plastic
biasa. Apabila menggunakan plastic, plastic harus dilubangi supaya spora bisa bernafas.

Simpan bakal Tempe dengan alas dan tutup menggunakan serbet sampai spora tumbuh
dengan sempurna

1
foto calon-dokter-ganteng-sekali

Google okezone.com

Get to Know Google's Alphabet Empire: Google X, DeepMind, Nest, Youtube and
More

The Inquisitr

Google is now a subsection of a bigger tech umbrella called Alphabet. This


umbrella company is still founded and created by Google's founders, but this
company has a bigger scope. Alphabet' website has an open letter to the users
from the founders of ...

A Hollywood producer claims Google is 'aiding and abetting criminal activity'

Business Insider

A Hollywood producer has published a furious essay attacking Google and other
search engines, claiming they don't do enough to tackle piracy and that they are
"aiding and abetting criminal activity." Writing in The Hollywood Reporter,
Richard Gladstein ...

Google's Weather Card Interface Is Getting A Cute, Cartoonish Makeover

Tech Times

Google has yet to release an official statement about the design overhaul,
although, the new weather card's limited release suggests the overhaul is
undergoing a small trial test. Google Now users will have to wait if the weather
forecasts in the next ...

Where was Google's smart home at CES?

The Verge
It's true that Google's smart home system is present in some subtle ways. At
CES, Brillo and Weave are being presented inside a security camera, a speaker,
an oven, a printer, a scanner, a series of light bulbs and some door locks, coming
from ...

Related Articles

powered by

Pengikut

Arsip Blog

2009 (6)

o Mei (2)

o April (3)

Biosynthesis of cholesterol. The numbered ...

Proses Reaksi & Jamur Fermentasi Tempe

Struktur Sel

o Maret (1)

12

Tabel 2.
Rerata Kadar
Air Serbuk
Pewarna
Daun Suji
Konsentrasi
Dekstrin (%)
Konsentrasi
Putih Telur (%)
Rerata Kadar
Air (%)
10 8 3,89

9 4,03

10 4,41
a
11 8 3,70

9 3,24
c

10 3,52
c

12 8 3,05
c
9 2,37

10 2,09

Ket: Notasi
yang berbeda
menunjukkan
perlakuan
berbeda
nyata pada
P<0,05
Tabel 3.
Rerata

Rendemen
Serbuk
Pewarna
Daun Suji
Konsentrasi
Dekstrin (%)
Konsentrasi
Putih Telur (%)
Rerata
Rendemen (%)
10 8 28,84
c

9 30,44
c

10 25,90

11 8 30,75
c
9 28,05
c

10 29,03
c

12 8 34,46

9 34,73
10 38,16
a

Ket: Notasi
yang berbeda
menunjukkan
perlakuan
berbeda
nyata pada
P<0,05
Tabel 4.
Rerata

Kelarutan
Serbuk
Pewarna
Daun Suji
Konsentrasi
Dekstrin (%)
Konsentrasi
Putih Telur (%)
Rerata
Kelarutan (%)
10 8 49,76

9 58,22
c

10 61,90
c

11 8 69,07
9 59,39
c

10 68,25

12 8 67,67

9 70,27
10 74,40
a

Ket : Notasi
yang berbeda
menunjukkan
perlakuan
berbeda
nyata pada
P<0,05
Tabel 5.
Rerata

Kandungan
Klorofil
Serbuk
Pewarna
Daun Suji
Perbedaan
Konsentrasi
Dekstrin
13

Konsentrasi
Dekstrin (%)
Rerata Kadar
Klorofil (%)
BNT 5 %
10 27,5533
a
0,2998

11 19,1203
b

12 14,3956
c

Ket: Notasi
yang berbeda
menunjukkan
perlakuan
berbeda
nyata pada
P<0,05
Tabel 6.
Rerata
Kandungan
Klorofil
Serbuk
Pewarna
Daun Suji
Perbedaan
Konsentrasi
Putih Telur
Konsentrasi
Putih Telur (%)
Rerata Kadar
Klorofil (%)
BNT 5 %
8 33,0001
a

0,2998
9 31,3338
b

10 27,2701
c

Ket: Notasi
yang berbeda
menunjukkan
perlakuan
berbeda
nyata pada
P<0,05
Tabel 7.
Rerata
Absorbansi
Serbuk
Pewarna
Daun Suji
Konsentrasi
Dekstrin (%)
Konsentrasi
Putih Telur (%)
Rerata
Absorbansi
(%)
10 8 1,03
a

9 0,86
a

10 0,31
c

11 8 0,59

9 1,00
a

10 0,37
c

12 8 0,46
c
9 0,57

10 0,20
c

Ket: Notasi
yang berbeda
menunjukkan
perlakuan
berbeda
nyata pada
P<0,05
Tabel 8.
Karakteristik
Perlakuan
Terbaik
Serbuk
Pewarna
Daun Suji
Parameter
Nilai
Perbandingan
pada
Penelitian
Penelitian
Kadar Air (%)

2,37 (%) 5,64


% Serbuk
ekstrak daun
katuk *
Rendemen
(%)
34,73 (%)
5,36 %
Ekstrak daun
suji+dekstrin
+seng
klorida*
Kelarutan (%)
70,27(%)
97,99 %
Ekstrak buah
pinang*
14
Kandungan
Klorofil (mg/g)

5,14(mg/g)
3,84 %
Ekstrak daun
suji+dekstrin
+seng
klorida*
Absorbansi
(%)

0,57(%) - -
Gambar 1.
Serbuk
Pewarna
Daun Suji
Terbaik

Job Board

About

Press

Blog

People

Terms

Privacy
Copyright

We're Hiring!

Help Center

Find new research papers in:

Physics

Chemistry

Biology

Health Sciences

Ecology

Earth Sciences

Cognitive Science

Mathematics

Computer Science

Engineering

Academia 2016
Membuat Ekstrak Daun Pandan Alami

Secara praktisnya, aroma wangi pandan bisa diperoleh dari penggunaan pasta
atau esens pandan. Tetapi apabila anda memiliki tanaman pandan di rumah akan
lebih baik jika memanfaatkannya. Selain lebih alami, aromanya juga lebih kuat.
Berikut adalah tips dan cara membuatnya berdasarkan pengalaman pribadi.

Peralatan dan Bahan:


20 lembar daun pandan tua, potong-potong, bersihkan. Bila ingin warnanya
lebih pekat lagi, tambahkan 5 lembar daun suji. Tetapi bagi saya daun pandan
saja sudah cukup menarik warnanya.
Air secukupnya
Blender
Saringan
Gelas
Plastik segitiga atau plastik kaca

Ekstrak yang diinapkan beberapa jam (ditandai panah)

Keesokan harinya (setelah semalaman) diperoleh ekstrak yang pekat.


Cara membuat:
1. Masukkan daun pandan ke dalam tabung blender, tambahkan sedikit air.
Blender hingga halus.
2. Peras dan saring airnya, masukkan jus pandan ke dalam plastik segitiga. Ikat
bagian atasnya.
3. Letakkan di dalam gelas dengan posisi berdiri, bagian runcing plastik
dibagian dasar gelas. Biarkan semalaman di dalam kulkas.
4. Keluarkan, anda akan melihat ekstrak pandan yang paling hijau mengendap
pada bagian bawah plastik, volumenya memang hanya sekitar 4 - 5 sdm, tetapi
ekstrak yang sedikit inilah yang akan memberikan aroma yang kuat pada kue.
5. Bila ingin mengeluarkannya, cukup gunting sedikit ujung plastik dan
tampung aliran ekstrak. Hentikan dan tutup ujung plastik bila semua ekstrak
yang paling hijau tersebut telah keluar.
Cara mudah lainnya adalah dengan memasukkan jus pandan yang telah
diinapkan semalaman tadi ke dalam freezer dengan posisi ujung plastik di
bagian bawah. Setelah beku potong dan ambil ekstrak bagian warna paling
hijau, tunggu hingga mencair pada suhu ruang. Siap dipakai.
Silahkan klik salah satu di bawah ini:

Bolu Gulung Pandan

Klappertaart Pandan

Stik Pandan

Linkwithin
Posted by mila_faemom at 5:31 PM
photos uncategorized

11 komentar:

Al Chizu mengatakan...

simple yaa

1 September 2013 07.41

mila_faemom mengatakan...

simple & mudah^^


5 September 2013 01.57

Lavina Safitri mengatakan...

kalo untuk memberi warna pada klepon bisa gak? terus apa tampilannya
akan tetap menarik?

28 Oktober 2014 03.04

mila_faemom mengatakan...

tetap cantik walaupun tidak pekat, warnanya hijau soft

29 Oktober 2014 07.50

Anonim mengatakan...

Boleh tanya, ekstrak pandan bisa bertahan berapa lama di kulkas/freezer.


Jadi blender sekaligus agak banyak, lalu disimpan. Kalau tdk bisa tahan
lama, ya buat secukupnya saja. Saya punya banyak tanaman pandan
wangi di rumah. Setelah baca posting-an ini, saya berminat membuat
ekstrak pandan dari pandan wangi tsb. Terima kasih.
Sisca - Surabaya

12 November 2014 22.07

mila_faemom mengatakan...

Pengalaman saya menyimpan ekstrak pandan ini selama dua hari saja,
lebih dari itu blm pernah coba

13 November 2014 06.21

Anonim mengatakan...

O.. begitu. Baik, saya akan coba. Terima kasih.


Sisca - Surabaya

13 November 2014 17.57

Anonim mengatakan...

Saya sdh coba bikin ekstrak pandan dg langkah2 di atas, dan berhasil!
Saya pake daun pandan wangi dan daun pandan suji, krn wkt pertama
bikin tanpa daun pandan suji, hasil kue sangat pucat, padahal sdh pake
daun pandan wangi banyak sekali.
Saya pernah mendiamkan ekstrak pandan di kulkas selama 1 minggu, dan
masih ok. Namun, selanjutnya saya buat 1-2 hari seblm
menggunakannya.
Sekarang saya keranjingan buat ekstrak pandan untuk aneka kue,
sayangnya daun pandan suji harus ambil dari tetangga, kalau pandan
wangi sih ada di kebun sendiri.
Terima kasih telah berbagi.

19 Januari 2015 19.50

Anonim mengatakan...

Maaf, saya lupa kasih nama wkt posting yg masuk 19 Januari 19:50.
Sisca - Surabaya

20 Januari 2015 19.15

Anonim mengatakan...

mau tanya. saya udah coba buat. saya diamkan semalam di kulkas kok
tidak mengendap ya. warnanya hijaunya tetap rata, tdk ada ekstrak yg
mngendap. trimakasih. bekti

28 Oktober 2015 21.09

mila_faemom mengatakan...

Ada 2 faktor yang membuat ekstrak lama mengendap, yaitu air yang
digunakan terlalu banyak dan daun pandan terlalu sedikit. Jadi gunakan
air seperlunya cukup hingga daun pandannya bisa diblender sehingga
nantinya ekstrak cepat mengendap. Good luck ya..^^

28 Oktober 2015 22.17

Poskan Komentar

Links to this post

Buat sebuah Link


Cara Membuat Ragi Tempe

Kategori : Bahan Pembuat Tempe, Ragi Tempe


Tempe merupakan komponen kuliner yang dekat dengan lidah rakyat. Nutrisi
serta harganya yang murah menjadikan tempe alternatif konsumsi terbaik.
Tempe sendiri dihasilkan dari fermentasi kacang kedelai dengan ripang atau
jamur tempe. Jamur ini merekatkan bebijian kedelai dengan miselia. Warna
miselia sendiri putih serupa kapas dan terdiri dari berkas-berkas halus yang
merupakan bagian tubuh jamur itu sendiri. Jamur tempe atau kapang tempe
dijual bebas di luar sana. Harganya terbilang bervariatif namun tetap terjangkau.
Meski banjir di pasaran, namun ada beberapa pengusaha tempe yang membuat
sendiri ripang tempe yang hendak digunakan. Sebab pada prinsipnya, jamur
tempe bisa diracik dengan mudah. Tak percaya? berikut cara membuat ragi
tempe yang wajib Anda ketahui.

Siapkan Bahan-Bahan Yang Diperlukan

Ragi tempe merupakan bibit yang sangat penting peranannya dalam pembuatan
tempe. Ragi ini mengandung jamur seperti Rhizopus Sp. Pada dasarnya, jamur
atau ragi tempe biasanya diperoleh dari daun pisang bekas pembungkus tempe.
Namun cara tradisional ini tidak sanggup menjawab produksi tempe dalam skala
besar. Karena itu dibutuhkan cara membuat ragi tempe lainnya yang bisa
digunakan untuk produksi tempe dalam sakala besar. Untuk pembuatan ragi ini,
berikut alat dan bahan yang diperlukan.

Siapkan Bahan:

Beras sebanyak 300 gram

Tepung tempe sebanyak 3 gram atau setara dengan 1% dari jumlah total
beras yang dipakai.

Tepung beras yang sudah digoreng sangan.


Alat Yang Dibutuhkan

Kukusan

Tampah Bambu

Pengaduk dari bahan kayu

Lembaran Plastik. Lebih baik lagi jika ada daun pisang.

Alat penggiling atau penumbuk.

Ayakan untuk tepung.

Wajan untuk menggoreng beras

Kantong plastik secukupnya.

Cara Membuat Ragi Tempe

1. Langkah pertama dalam pembuatan ragi tempe adalah dengan mencuci


beras sampai bersih. Setelah itu ditanam sampai menjadi nasi. Angkat dan
dinginkan.

2. Nasi yang telah dingin kemudian ditaburi dengan tepung tempe sebanyak
3 gram. Aduk hingga tercampur merata.
3. Nasi yang telah dibubuhi bubuk tempe disimpan di atas tampah bambu
yang sebelumnya telah dibersihkan. Setelah itu tutupi dengan lembaran
daun pisang atau plastik.

4. Simpan tampah dengan nasi tersebut di tempat pemeraman sampai


semua nasi ditumbuhi jamur. Jamur yang tumbuh tersebutlah yang
dimaksud jamur tempe. Jamur yang telah siap atau matang adalah jamur
yang telah lengkap dengan spora dan akan tampak berwarna hitam.
Dalam mas pemeraman, sekali-kali bukalah penutup baik itu plastik atau
daun pisang. Tapi jangan juga terlalu sering.

5. Setelah nasi berwarna kehitaman akibat spora jamur, ambil dan jemur di
bawah terik sinar matahari sampai kering merata.

6. Setelah kering, haluskan nasi dengan cara ditumbuk atau digiling. Setelah
halus sempurna, ayak bubuk nasi tersebut. Hasil ayakan simpan di wadah.

7. Selanjtnya, hasil ayakan disebut dengan starter tempe diencerkan dengan


tepung beras yang telah digoreng sangan. Perbandingannya, untuk tiap 10
gram starter tempe ditambahkan 50 sampai 100 gram tepung beras
sangan.

8. Setelah selesai, simpan starter tempe/ragi tempe dalam kantong plastik,


kunci agar kedap dari udara. Cara membuat ragi tempe cukup mudah
bukan? Jadi apa salahnya dicoba.

Вам также может понравиться