Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
FERMENTASI TEMPE
Tempe adalah produk fermentasi yang dikenal oleh masyarakat Indonesia dan
mulai digemari pula oleh berbagi kelompok masyarakat barat. Tempe dapat
dibuat dari berbagai bahan. Namun demikian yang biasa dikenal sebagai tempe
oleh masyarakat pada umumnya ialah tempe yang dibuat dari kedelai.
Melalui proses fermentasi, kedelai menjadi lebih enak dan meningkatkan nilai
nutrisinya. Rasa dan aroma kedelai memang berubah sama sekali setelah
menjadi tempe. Tempe lebih banyak diterima untuk dikonsumsi bukan saja oleh
orang Indonesia, tetapi juga oleh bangsa lain. Tempe yang masih baru (baik)
memiliki rasa dan bau yang spesifik. Bau dan rasa khas tempe ini tidak mudah
dideskripsikan tetapi dapat dimengerti dan dihayati bagi masyarakat yang telah
lama mengenal tempe.
KUALITAS JAMUR YANG BAIK UNTUK DIPAKAI SEBAGAI STARTER TEMPE ANTARA
LAIN :
1. Mampu memproduksi spora dalam jumlah banyak.
2. Mampu bertahan beberapa bulan tanpa mengalami perubahan genetis
maupun kemampuan tumbuhnya.
3. Memiliki persentase perkecambahan spora yang tinggi segera setelah
diinokulasikan.
4. Mengandung biakan jamur yang tempe yang murni, dan bila digunakan
berupa kultur campuran harus mempunyai proporsi yang tepat.
5. Bebas dari mikrobia kontaminan
6. Mampu menghasilkan produk yang stabil berulang-ulang.
7. Pertumbuhan miselia setelah diinokulasi harus kuat, lebat berwarna putih
bersih, memiliki aroma spesifik tempe yang enak, dan tidak mengalami sporulasi
yang terlalu awal.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.mycology.adelaide.edu.au/Fungal_Descriptions/Zygomycetes/Rhizopu
s/
http://medicafarma.blogspot.com/2008/06/fermentasi-tempe.html
http://www.scribd.com/doc/9739014/FERMENTASI
Diposkan oleh calondoktergantengsekali di 22.39
Poskan Komentar
Mengenai Saya
calondoktergantengsekali
1. A. TUJUAN
1. B. PENDAHULUAN
Fungi (jamur) merupakan organisme eukariot yang memiliki dinding sel yang tersusun dari
kitin dan memiliki nukleat yang banyak. Fungi bersifat kemoorganotrof, karena mendapatkan
nutrisi dengan cara mensekresikan enzim ekstraselular yang dapat mencerna senyawa organik
kompleks seperti polisakarida dan protein menjadi penyusun monomer, dan kemudian diserap
ke dalam sel fungi (Madigan, 2009).
Fungi berbeda dengan tanaman, diantara perbedaannya adalah: (1) Tidak berklorofil; (2)
Komposisi dinding sel berbeda, (3) Reproduksi dengan spora, (4) Tidak ada batang, cabang,
akar atau daun; (5) Tidak mempunyai system vaskular seperti tanaman; (6) Multiseluler
namun tidak mempunyai pembagian fungsi seperti tanaman (Pelczar, 2005).
Fungi berperan di ekosistem sebagai decomposer, hidup dengan mencerna materi organic dari
sisa-sisa makhluk hidup seperti sampah daun, kayu tumbang serta jasad organisme yang
sudah mati.Fungi juga bisa berperan sebagai parasit, hidup dengan menyerap nutrient dari sel
hidup dari organism inang yang mereka serang (Madigan, 2009).
Fungi memiliki habitat yang beragam.Beberapa fungi akuatik, sebagian besar hidup di
perairan tawar, ada juga yang hidup di perairan laut.Sebagian besar dari fungi bersifat
terrestrial.Mereka hidup di tanah atau tumbuhan yang sudah mati dan memainkan peran yang
sangat penting dalam mengurai materi organik.Sebagian besar fungi ada juga yang menjadi
parasit bagi tumbuhan, sebagian kecil menjadi agen penyakit bagi hewan. Fungi bukan hanya
menjadi parasit bagi tanaman, ada juga yang bersimbiosis dengan akar tanaman,
membantunya dalam proses penyerapan mineral dari tanah (Madigan, 2009).
Fungi berkembangbiak secara vegetatif dan generatif dengan berbagai macam spora. Macam
spora yang terjadi secara vegetatif ialah: (1) Spora biasa yang terjadi karena protoplasma
dalam suatu sel tertentu berkelompok kecil-kecil, masing-masing mempunyai membran inti
sendiri; (2) Konidiospora, yaitu spora yang terjadi karena ujung suatu hifa berbelah-belah
seperti tasbih; (3) Pada beberapa spesies, bagian-bagian miselium dapat membesar serta
berdinding tebal; bagian itu merupakan alat pembiak yang disebut klamidiospora; (4) Jika
bagian miselium-miselium itu tidak menjadi lebih besar daripada aslinya, maka bagian-
bagian itu disebut artrospora(Natsir, 2003).
Secara umum fungi dapat dibagi menjadi dua kelompok berdasarkan atas tipe selnya
yaitu,fungi bersifat uniselluler yang biasa disebut khamir dan fungi bersifat multiselluler yang
biasa disebut kapang (Pelczar, 2005).
1. 1. Kapang (Mould)
Kapang adalah fungi multiseluler yang mempunyai filamen, dan pertumbuhannya pada
makanan mudah dilihat karena penampakannya yang berserabut seperti kapas.
Pertumbuhannya mula-mula akan berwarna putih, tetapi jika spora telah timbul akan
terbentuk berbagai warna tergantung dari jenis kapang. Kapang terdiri dari suatu thallus
(jamak = thalli) yang tersusun dari filamen yang bercabang yang disebut hifa ( tunggal =
hypha, jamak = hyphae). Kumpulan dari hifa disebut miselium ( tunggal = mycelium, Jamak
= mycelia) (Pelczar,2005).
Tubuh atau talus kapang pada dasarnya terdiri dari 2 bagian yaitu miselium dan spora (sel
resisten, istirahat atau dorman).Miselium merupakan kumpulan beberapa filamen yang
dinamakan hifa.Setiap hifa lebarnya 5-10 m, dibandingkan dengan sel bakteri yang biasanya
berdiameter 1 m.Disepanjang setiap hifa terdapat sitoplasma bersama (Syamsuri, 2004).
Menurut fungsinya ada dua macam hifa, yaitu hifa fertil dan hifa vegetatif.Hifa fertil dapat
membentuk sel-sel reproduktif atau badan buah (spora).Biasanya arah pertumbuhannya ke
atas sebagai hifa udara.Hifa vegetatif berfungsi mencari makanan ke dalam substrat.
Sedangkan menurut morfologinya, ada 3 macam hifa: (1) Aseptat atau senosit, hifa seperti ini
tidak mempunyai dinding sekat atau septum; (2) Septat dengan sel-sel uninukleat, sekat
membagi hifa menjadi ruang-ruang atau sel-sel berisi nucleus tunggal, pada setiap septum
terdapat pori ditengah-tengah yang memungkinkan perpindahan nucleus dan sitoplasma dari
satu ruang keruang yang lain, setiap ruang suatu hifa yang bersekat tidak terbatasi oleh suatu
membrane sebagaimana halnya pada sel yang khas, setiap ruang itu biasanya dinamakan sel;
(3) Septat dengan sel-sel multinukleat, septum membagi hifa menjadi sel-sel dengan lebih
dari satu nukleus dalam setiap ruang. (Syamsuri 2004).
Kapang melakukan reproduksi dan penyebaran menggunakan spora.Spora kapang terdiri dari
dua jenis, yaitu spora seksual dan spora aseksual.Spora aseksual dihasilkan lebih cepat dan
dalam jumlah yang lebih banyak dibandingkan spora seksual.Spora aseksual memiliki ukuran
yang kecil (diameter 1-10 m) dan ringan, sehingga penyebarannya umumnya secara pasif
menggunakan aliran udara. Apabila spora tersebut terhirup oleh manusia dalam jumlah
tertentu akan mengakibatkan gangguan kesehatan.
Kapang lebih tahan asam, sehingga kapang sering membusukkan makanan asam, seperti
buah-buahan asam dan minuman asam.Kapang sepertiBysochamys fulva, Talaromyces
flavus, Neosartorya fischeri dan lain-lain telah diketahui sebagai penyebab kebusukan
minuman sari buah kaleng dan produk-produk yang mengandung buah.Spora kapang-kapang
ini ternyata mampu bertahan pada pemanasan yang digunakan untuk mengawetkan produk
tersebut.Spora kapang ini tahan terhadap pemanasan selama 1 menit pada 920C dalam kondisi
asam atau pada makanan yang diasamkan.Akan tetapi untuk mencapai konsistensi yang
seperti ini, kapang tersebut memerlukan waktu untuk membentuk spora, sehingga sanitasi
sehari-hari terhadap peralatan sangat penting untuk mencegah pertumbuhan kapang ini dan
pembentukan sporanya.Pada umumnya kapang yang tumbuh pada makanan yang diolah
dengan panas tidak menyebabkan penyakit pada manusia.
Gangguan kesehatan yang diakibatkan spora kapang terutama akan menyerang saluran
pernapasan. Asma, alergi rinitis, dan sinusitis merupakan gangguan kesehatan yang paling
umum dijumpai sebagai hasil kerja sistem imun tubuh yang menyerang spora yang terhirup.
Penyakit lain adalah infeksi kapang pada saluran pernapasan atau disebut mikosis. Salah satu
penyakit mikosis yang umum adalah Aspergillosis, yaitu tumbuhnya kapang dari
genusAspergillus pada saluran pernapasan.Selain genus Aspergillus, beberapa spesies dari
genus Curvularia dan Penicillium juga dapat menginfeksi saluran pernapasan dan
menunjukkan gejala mirip seperti Aspergillosis.
1. 1. Khamir (Yeast)
Khamir (yeast) adalah fungi bersel satu yang mikroskopik, beberapa generasi ada yang
membentuk miselium dengan percabangan.Khamir hidupnya sebagian ada yang saprofit dan
ada beberapa yang parasitik. Sel khamir mempunyai ukuran yang bervariasi, yaitu dengan
panjang 1-5 m sampai 20-50 m, dan lebar 1-10 m. (Pelczar,2005).
Khamir termasuk fungi tetapi dibedakan dari kapang karena bentuknya yang bersifat
uniseluler. Reproduksi khamir terutama dengan cara pertunasan. Sebagai sel tunggal khamir
tumbuh dan berkembang biak lebih cepat jika dibandingkan dengan kapang karena
mempunyai perbandingan luas permukaan dengan volume yang lebih besar.
Khamir pada umumnya diklasifikasikan berdasarkan sifat-sifat fisiologinya dan tidak atas
perbedaan morfologinya seperti pada kapang.Yeast dapat dibedakan atas dua kelompok
berdasarkan sifat metabolismenya yaitu bersifat fermentatif dan oksidatif. Jenis fermentatif
dapat melakukan fermentasi alkohol yaitu memecah gula (glukosa) menjadi alkohol dan gas
contohnya pada produk roti.Sedangkan oksidatif (respirasi) maka akan menghasilkan
CO2 dan H2O. Keduanya bagi yeast adalah dipergunakan untuk energi walaupun energi yang
dihasilkan melalui respirasi lebih tinggi dari yang melalui fermentasi(Natsir, 2003).
Dibandingkan dengan bakteri, yeast dapat tumbuh dalam larutan yang pekat misalnya larutan
gula atau garam lebih juga menyukai suasana asam dan lebih bersifat menyukai adanya
oksigen. Yeast juga tidak mati oleh adanya antibiotik dan beberapa yeast mempunyai sifat
antimikroba sehingga dapat menghambat pertumbuhan bakteri dan mould.
Adanya sifat-sifat yang tahan pada lingkungan yang stress (garam, asam dan gula) maka
dalam persaingannya dengan mikroba lain yeast lebih bisa hidup normal.
Kelompok Khamir
Kelompok yeast sejati pada dasarnya termasuk kedalam kelasAscomycetes, dengan ciri
memiliki spora.Termasuk kedalam kelompok ini adalah berbagai spesies Saccharomyces,
Schizosaccharomyces, Zygosaccharomyces, Pichia, Hansenula, Debaryomyces dan
Hanseniaspora. Pada kelompok jenis yeast sejati ini spesies yang umum digunakan dalam
industri adalah Saccharomyces cerevisiae yaitu untuk pembuatan roti, minuman beralkohol,
glyserol dan enzim invertase.
Kelompok yeast yang liar tidak mempunyai spora. Yeast liar ini pertumbuhannya terkadang
diharapkan ada yang tidak diharapkan dalam suatu fermentasi. Termasuk dalam kelompok
yeast ini adalah Candida, Torulopsis, Brettanomyces, Rhodotorula, Trichosporon dan
Kloeckera.
Khamir hanya sedikit resisten terhadap pemanasan, dimana kebanyakan khamir dapat
terbunuh pada suhu 60oC.Jika makanan kaleng busuk karena pertumbuhan khamir, maka
dapat diduga pemanasan makanan tersebut tidak cukup atau kaleng telah bocor.Pada
umumnya kebusukan karena khamir disertai dengan pembentukan alkohol dan gas CO2 yang
menyebabkan kaleng menjadi kembung.Khamir dapat membusukkan buah kaleng, jam dan
jelly serta dapat menggembungkan kaleng karena produksi CO2.Seperti halnya kapang,
khamir yang tumbuh pada makanan yang diolah dengan pemanasan tidak menyebabkan
penyakit pada manusia.
Dengan memperhatikan aktivitas yeast yang sangat reaktif dan beragam terhadap bahan
makanan, maka dapat dikatakan yeast mempunyai potensi yang besar selain sebagai agen
fermentasi, dapat memberi perubahan yang sangat signifikan baik dalam rasa, aroma maupun
tekstur dari pangan tersebut. Seperti kita lihat selain pada pembuatan roti dan minuman yang
beraroma alkohol, atau dari sayur dan buah fermentasi secara umum
pemanfaatan yeast dalam mengembangkan produk pangan dapat diketahui seperti di bawah
ini :
Zigosaccharomyces rouxii.
Jamur uniseluler berkembang biak dengan cara seksual dan dengan cara aseksual. Pada
perkembangbiakannya yang secara seksual jamur membentuk tunas,sedangkan secara
aseksual jamur membentuk spora askus (Pelczar,2005).
Hal-hal yang diperhatikan dalam pengamatan makroskopik khamir adalah warna koloni,
tekstur koloni, permukaan koloni, profil, dan tepi koloni, sedangkan pada pengamatan
mikroskopik khamir bagian-bagian yang diamati adalah bentuk sel, pertunasan (budding),
dan miselium semu (pseudomiselium) (Gandjar, 1992)
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengamatan makroskopik kapang adalah warna
koloni, tekstur koloni, zonasi, radial furrow, exudate drop, reverse colony, dan growing zone.
Bagian-bagian yang diamati dalam pengamatan mikroskopik kapang adalah miselium,
konidia, spora, konidiofor, sporangiofor, kolumela, vesikula, metula, dan fialid (Gandjar,
1992).
1. 1. Morfologi kapang
ALAT:
Object glass
Cover glass
Jarum inokulasi
Jarum preparat
Mikroskop
BAHAN:
Alkohol 70%
Kertas hisap
E. PEMBAHASAN
Pada pengamatan dengan metode Henricis slide culturedigunakan kapas yang dibasahi degan
aquades untuk menjaga kelembaban.Batang korek digunakan untuk menyangga object glass
agar tidak berhubungan langsung dengan kapas yang basah agar fungi dapat tumbuh lebih
baik.
Pada pengamatan Rhizopus oryzae diperoleh hasil sporangium berwarna biru karena
menyerap warna cotton blue dan sporangiofor tampak transparan karena pengaruh laktofenol.
Hasil yang diperoleh sesuai dengan referensi, yakni sporangiofora tumbuh dari stolon dan
mengarah ke udara, baik tunggal atau dalam kelompok (hingga 5 sporangiofora); rhizoid
tumbuh berlawanan dan terletak pada posisi yang sama dengan sporangiofora; sporangia
globus atau sub globus dengan dinding berspinulosa (duri-duri pendek), yang berwarna coklat
gelap sampai hitam bila telah masak; kolumela oval hingga bulat, dengan dinding halus atau
sedikit kasar; spora bulat, oval atau berbentuk elips atau silinder. Berdasarkan asam laktat
yang dihasilkan Rhizopus oryzae termasuk mikroba heterofermentatif (Kuswanto dan Slamet,
1989)
Jamur Rhizopus oryzae merupakan jamur yang sering digunakan dalam pembuatan tempe
(Soetrisno, 1996). Jamur Rhizopus oryzae aman dikonsumsi karena tidak menghasilkan
toksin dan mampu menghasilkan asam laktat (Purwoko dan Pamudyanti, 2004).Jamur
Rhizopus oryzae mempunyai kemampuan mengurai lemak kompleks menjadi trigliserida dan
asam amino (Septiani, 2004).Selain itu jamur Rhizopus oryzae mampu menghasilkan protease
(Margiono, 1992).
Pada pengamatan Aspergillus niger diperoleh hasil yang sesuai dengan referensi, yakni
memiliki bulu dasar berwarna putih atau kuning dengan lapisan konidiospora tebal berwarna
coklat gelap sampai hitam. Konidiospora memiliki dinding yang halus, hialin tetapi juga
berwarna coklat.Hifa bersekat (Madigan, 2009)
Aspergillus niger merupakan salah satu spesies yang paling umum dan mudah diidentifikasi
dari genus Aspergillus, famili Moniliaceae, ordo Monoliales dan kelas Fungi imperfecti.
Aspergillus niger dapat tumbuh dengan cepat, diantaranya digunakan secara komersial dalam
produksi asam sitrat, asam glukonat dan pembuatan berapa enzim seperti amilase, pektinase,
amiloglukosidase dan sellulase. Aspergillus niger dapat tumbuh pada suhu 35C-37C
(optimum), 6C-8C (minimum), 45C-47C (maksimum) dan memerlukan oksigen yang
cukup (aerobik).Aspergillus niger memerlukan mineral (NH4)2SO4, KH2PO4, MgSO4, urea,
CaCl2.7H2O, FeSO4, MnSO4.H2O untuk menghasilkan enzim sellulase. Sedangkan untuk
enzim amilase khususnya amiglukosa diperlukan (NH4)2SO4, KH2PO4 .7H2O, Zn SO4, 7H2O.
Pada pengamatan Mucor hiemalis diperoleh hasil sporangium berwarna biru karena
menyerap warna cotton blue dan sporangiofor tampak transparan karena pengaruh laktofenol.
F. KESIMPULAN
2. Aspergillus niger memiliki bulu dasar berwarna putih atau kuning dengan
lapisan konidiospora tebal berwarna coklat gelap sampai hitam.
Konidiospora memiliki dinding yang halus, hialin tetapi juga berwarna
coklat. Hifa bersekat Bakteri gram positif cenderung membentuk zona
jernih lebih luas daripada bakteri gram negatif, disebabkan oleh
perbedaan komposisi dan struktur dinding selnya.
DAFTAR PUSTAKA
Madigan MT, Martinko JM, Brock TD. 2009. Brock Biology of Microorganisms. Pearson
Prentice Hall. New Jersey
Pelczar, M.J dan E.C.S Chan. 2005.Dasar-Dasar Mikrobiologi. UI Press. Jakarta
Coyne, Mark S. 1999. Soil Microbiology: An Exploratory Approach. USA : Delmar Publisher
Jutono, J. Soedarsono, S. Hartadi, S. Kabirun, Suhadi & Susanto. 1980. Pedoman Praktikum
Mikrobiologi Umum. Departemen Mikrobiologi Fakultas Pertanian UGM, Yogyakarta
Terkait
Determinasi Bakteri
Uncategorized 3 Komentar
Navigasi pos
Desinfeksi dan desinfektan
Ngampus sendiri
1. Khayasar
Balas
2. sketsaist
wah..udah liat blog khayasar agak beda nih. sudah dimodif. boleh belajar nih urusan
wordpress?
Balas
3. Gita
Thankyou so much
ngebantu banget :)
Balas
Berikan Balasan
Hargai Waktu
Jumlah Pengunjung
Tulisan Terakhir
Janjiku Padanya
Mutiara Islam :)
Kalender
MEMBUAT RAGI TEMPE SENDIRI
Tempe merupakan produk olahan pangan asli Indonesia yang terbuat dari biji
kacang kedelai (sojae); walaupun sebetulnya banyak ragam (macam) tempe
yang bisa dibuat dari beberapa macam biji kacang-kacangan lain seperti tempe
koro (dari koro benguk), tempe lamtoro (biji petai cina/lamtoro), tempe kacang
hijau; atau dibuat dari limbah/bungkil/ampas olahan pangan seperti tempe
gembus (dari ampas tahu), tempe bongkrek (ampas kelapa), oncom (ampas
tahu+onggok); atau dari bahan lain seperti tempe biji karet.
Nilai gizi tempe tidak perlu diragukan lagi, sehingga makanan olahan tempe
sangat dianjurkan untuk dimasukkan ke dalam menu makan sehari-hari keluarga,
sebagai penyumbang nutrisi (kaya akan protein, lemak, vitamin B, kalsium, zat
besi, dan serat pangan yang siap cerna) bagi tubuh; disamping itu tempe juga
mempunyai fungsi sebagai makanan fungsional karena potensinya dalam
memelihara kesehatan tubuh dan bermanfaat untuk penyembuh beberapa jenis
penyakit (seperti diare, darah tinggi, kanker) karena terkandung juga antibiotik
dan antioksidan di dalamnya.
Pilih daun Waru (Hibiscus tiliaceus) atau Jati (Tectona grandis) yang
permukaan daun bagian bawahnya ditumbuhi jamur berbentuk benang-benang
berwarna putih; letakkan 1 lembar daun dengan permukaan bagian bawah
menghadap ke atas, kemudian di atas permukaannya disebar selapis biji kedelai
yang telah direbus hingga lunak (dalam kondisi dingin); setelah itu tutup dengan
daun lain dengan posisi permukaan bawah menutupi biji kedelai. Pasangan daun
tersebut dibungkus plastik yang telah dilubangi dengan lidi; biarkan
terfermentasi selama 12-24 jam. Setelah itu dikeringkan dan dapat gunakan
untuk pembuatan tempe (seperti point 1.)
Pilih tempe yang jamurnya sudah berubah warna menjadi berwarna hitam (
tempe segar yang disimpan beberapa hari); iris tipis-tipis; jemur sampai kering;
kemudian blender hingga menjadi tepung.; ayak. Campur dengan tepung terigu
yang telah disangrai (perbandingan 1 : 10). Kemas dalam kantong plastik atau
gunakan tepung tempe tersebut dengan cara mencampur dengan biji kedelai
yang telah siap untuk difermentasi.
Siapkan beras (300 g), tepung tempe (3 g), beras sangrai (1,5 kg) yang
telah dihaluskan/dibuat tepung. Cuci bersih beras, masak sampai menjadi nasi
kemudian dinginkan. Letakkan nasi di atas permukaan tampah yang bersih
secara merata, taburkan tepung tempe pada nasi, aduk rata, tutup dengan daun
pisang atau plastik, biarkan terfermentasi sampai semua permukaan nasi
ditumbuhi jamur berwarna hitam (daun atau plastik kadangkala perlu dibuka
agar embun tidak menetes ke atas nasi). Jemur nasi berjamur sampai kering;
blender sampai menjadi tepung halus kemudian diayak. Campur ragi dengan
tepung beras sangrai (kira-kira 10 g ragi untuk mencampur 50-100 g tepung
beras), aduk rata, kemudian kemas dalam kantong plastik; ragi siap digunakan.
Penggunaan ragi tempe berbentuk tepung/bubuk untuk pembuatan tempe
sekitar 2-3 g untuk tiap 1 kg kedelai kering.
Ketertarika
n:
17 komentar:
1.
Balas
Balasan
1.
Balas
2.
Balas
Balasan
1.
Balas
3.
Balas
Balasan
1.
Balas
4.
Balasan
1.
Balas
5.
Terima kasih atas sharing article yg sangat menarik. Saya ada per Tanyaan bahaya kah
jika k8ta menggunakan ragi tempeh yg sudah kadal luarsa terima kasih
Balas
6.
Apa kah ragi tempehyg sdh kadal luarsa seperty gambar di atas bisa k8ta gunakan
berbahaya kah terima kasih
Balas
Balasan
1.
Mbak Alissa maaf baru bisa balas komentarnya. Ragi tempe yang kadaluarsa
akan berakibat pada tidak jadinya tempe yang kita buat, karena
"mungkin"kapang/jamur tempenya sudah berkurang aktivitasnya atau bahkan
sudah 'mati", sehingga yang aktif jenis lain. Kalau yang aktif jamur yang bisa
memproduksi racun (toksin) maka tempenya bisa berbahaya. Cirinya kalau
jamur yang tumbuh warnanya putih seperti kapas, tidak timbul bau asing,
tekstur tidak berubah, jamur tempe masih aktif/baik
Balas
7.
Balas
Balasan
1.
tepung tempe dibuat dari tempe mentah yg sudah dibiarkan 2-3 hari sampai
warna jamurnya hitam, iris tipis-tipis, keringkan, blender, saring, jadilah
tepung tempe. Tepung ini bisa dijadikan bibit (inokulan) untuk membuat
tempe.
Balas
8.
Yang saya heran kenapa mesti dicampur tepung beras yang di sanrai.
Saya coba jamur tempenja kurang bagus, sedangkan kalau langsung stater tempe
jadinja bagus.
Kan kalau dijampur denga beras kulitas ragi menurun karena tepung beras, bukan?
Bagaimana process penjampuranja, setelah tepung beras matang atau tungu sampai
dngin?
Balas
9.
tepung beras disangrai, didinginkan, baru dicampur. Karena kalau masih panas, bibit
jamur tempe akan mati. Tepung beras sebagai bahan pengikat tepung tempe, agar bisa
lebih awet kalau disimpan.
Balas
10.
Apakah tepung beras yang kita beli di pasaran itu, harus disangrai dulu ya? .
Kemudian kalau diganti dengan tepung tapioka apakah bisa ? . Terima kasih
informasinya .
Balas
11.
Tepung beras harus disangrai, agar steril, sehingga jamur tempe tetap optimal, tidak
terkontaminasi oleh mikroba lain. tepung beras tidak bisa diganti dengan tepung
tapioka, karena setiap tepung punya karakteristik yang berbeda.
Balas
My Music
My Facebook
Al Qorina
Ikuti
ahan-bahan
+
Langkah
1. Rendam kedelai sampai kulit ari nya mudah dilepaskan. tip: rendam dengan air
panas selama kurang lebih setengah jam. Air panas memudahkan proses melepas kulit
ari kedelai
Rebus kedelai. tip: rebus air pakai panci presto tanpa tutup sampai mendidih.
Setelah air mendidih, masukan kedelai. Tutup dengan panci presto. Rebus cukup 5 menit saja.
Proses ini mengurangi proses normal perebusan yang bisa memakan waktu 30-40 menit.
Buang air rebusan. tip: Setelah air rebusan dibuang masih tersisa sedikit air rebusan.
Untuk mempercepat proses pengeringan, tempatkan kembali kedelai rebus yg masih didalam
panci ke kompor dengan api sangat kecil, sampai air benar benar kering. Campurkan cuka.
Cuka disini tugasnya sebagai anti micro bacteria. Supaya spora bisa tumbuh tanpa gangguan.
Dinginkan kedelai
Masukan ragi dan tepung. Tepung beras bersifat menyerap moisture/ kelembapan.
Selain itu juga sebagai media pertumbuhan spora tempe. Kedelai yang basah bisa
menyebabkan spora tidak tumbuh sempurna atau tempe menjadi busuk
Packaging: packaging bisa dengan daun pisang, daun jati, plastic zip lock atau plastic
biasa. Apabila menggunakan plastic, plastic harus dilubangi supaya spora bisa bernafas.
Simpan bakal Tempe dengan alas dan tutup menggunakan serbet sampai spora tumbuh
dengan sempurna
1
foto calon-dokter-ganteng-sekali
Google okezone.com
Get to Know Google's Alphabet Empire: Google X, DeepMind, Nest, Youtube and
More
The Inquisitr
Business Insider
A Hollywood producer has published a furious essay attacking Google and other
search engines, claiming they don't do enough to tackle piracy and that they are
"aiding and abetting criminal activity." Writing in The Hollywood Reporter,
Richard Gladstein ...
Tech Times
Google has yet to release an official statement about the design overhaul,
although, the new weather card's limited release suggests the overhaul is
undergoing a small trial test. Google Now users will have to wait if the weather
forecasts in the next ...
The Verge
It's true that Google's smart home system is present in some subtle ways. At
CES, Brillo and Weave are being presented inside a security camera, a speaker,
an oven, a printer, a scanner, a series of light bulbs and some door locks, coming
from ...
Related Articles
powered by
Pengikut
Arsip Blog
2009 (6)
o Mei (2)
o April (3)
Struktur Sel
o Maret (1)
12
Tabel 2.
Rerata Kadar
Air Serbuk
Pewarna
Daun Suji
Konsentrasi
Dekstrin (%)
Konsentrasi
Putih Telur (%)
Rerata Kadar
Air (%)
10 8 3,89
9 4,03
10 4,41
a
11 8 3,70
9 3,24
c
10 3,52
c
12 8 3,05
c
9 2,37
10 2,09
Ket: Notasi
yang berbeda
menunjukkan
perlakuan
berbeda
nyata pada
P<0,05
Tabel 3.
Rerata
Rendemen
Serbuk
Pewarna
Daun Suji
Konsentrasi
Dekstrin (%)
Konsentrasi
Putih Telur (%)
Rerata
Rendemen (%)
10 8 28,84
c
9 30,44
c
10 25,90
11 8 30,75
c
9 28,05
c
10 29,03
c
12 8 34,46
9 34,73
10 38,16
a
Ket: Notasi
yang berbeda
menunjukkan
perlakuan
berbeda
nyata pada
P<0,05
Tabel 4.
Rerata
Kelarutan
Serbuk
Pewarna
Daun Suji
Konsentrasi
Dekstrin (%)
Konsentrasi
Putih Telur (%)
Rerata
Kelarutan (%)
10 8 49,76
9 58,22
c
10 61,90
c
11 8 69,07
9 59,39
c
10 68,25
12 8 67,67
9 70,27
10 74,40
a
Ket : Notasi
yang berbeda
menunjukkan
perlakuan
berbeda
nyata pada
P<0,05
Tabel 5.
Rerata
Kandungan
Klorofil
Serbuk
Pewarna
Daun Suji
Perbedaan
Konsentrasi
Dekstrin
13
Konsentrasi
Dekstrin (%)
Rerata Kadar
Klorofil (%)
BNT 5 %
10 27,5533
a
0,2998
11 19,1203
b
12 14,3956
c
Ket: Notasi
yang berbeda
menunjukkan
perlakuan
berbeda
nyata pada
P<0,05
Tabel 6.
Rerata
Kandungan
Klorofil
Serbuk
Pewarna
Daun Suji
Perbedaan
Konsentrasi
Putih Telur
Konsentrasi
Putih Telur (%)
Rerata Kadar
Klorofil (%)
BNT 5 %
8 33,0001
a
0,2998
9 31,3338
b
10 27,2701
c
Ket: Notasi
yang berbeda
menunjukkan
perlakuan
berbeda
nyata pada
P<0,05
Tabel 7.
Rerata
Absorbansi
Serbuk
Pewarna
Daun Suji
Konsentrasi
Dekstrin (%)
Konsentrasi
Putih Telur (%)
Rerata
Absorbansi
(%)
10 8 1,03
a
9 0,86
a
10 0,31
c
11 8 0,59
9 1,00
a
10 0,37
c
12 8 0,46
c
9 0,57
10 0,20
c
Ket: Notasi
yang berbeda
menunjukkan
perlakuan
berbeda
nyata pada
P<0,05
Tabel 8.
Karakteristik
Perlakuan
Terbaik
Serbuk
Pewarna
Daun Suji
Parameter
Nilai
Perbandingan
pada
Penelitian
Penelitian
Kadar Air (%)
5,14(mg/g)
3,84 %
Ekstrak daun
suji+dekstrin
+seng
klorida*
Absorbansi
(%)
0,57(%) - -
Gambar 1.
Serbuk
Pewarna
Daun Suji
Terbaik
Job Board
About
Press
Blog
People
Terms
Privacy
Copyright
We're Hiring!
Help Center
Physics
Chemistry
Biology
Health Sciences
Ecology
Earth Sciences
Cognitive Science
Mathematics
Computer Science
Engineering
Academia 2016
Membuat Ekstrak Daun Pandan Alami
Secara praktisnya, aroma wangi pandan bisa diperoleh dari penggunaan pasta
atau esens pandan. Tetapi apabila anda memiliki tanaman pandan di rumah akan
lebih baik jika memanfaatkannya. Selain lebih alami, aromanya juga lebih kuat.
Berikut adalah tips dan cara membuatnya berdasarkan pengalaman pribadi.
Klappertaart Pandan
Stik Pandan
Linkwithin
Posted by mila_faemom at 5:31 PM
photos uncategorized
11 komentar:
Al Chizu mengatakan...
simple yaa
mila_faemom mengatakan...
kalo untuk memberi warna pada klepon bisa gak? terus apa tampilannya
akan tetap menarik?
mila_faemom mengatakan...
Anonim mengatakan...
mila_faemom mengatakan...
Pengalaman saya menyimpan ekstrak pandan ini selama dua hari saja,
lebih dari itu blm pernah coba
Anonim mengatakan...
Anonim mengatakan...
Saya sdh coba bikin ekstrak pandan dg langkah2 di atas, dan berhasil!
Saya pake daun pandan wangi dan daun pandan suji, krn wkt pertama
bikin tanpa daun pandan suji, hasil kue sangat pucat, padahal sdh pake
daun pandan wangi banyak sekali.
Saya pernah mendiamkan ekstrak pandan di kulkas selama 1 minggu, dan
masih ok. Namun, selanjutnya saya buat 1-2 hari seblm
menggunakannya.
Sekarang saya keranjingan buat ekstrak pandan untuk aneka kue,
sayangnya daun pandan suji harus ambil dari tetangga, kalau pandan
wangi sih ada di kebun sendiri.
Terima kasih telah berbagi.
Anonim mengatakan...
Maaf, saya lupa kasih nama wkt posting yg masuk 19 Januari 19:50.
Sisca - Surabaya
Anonim mengatakan...
mau tanya. saya udah coba buat. saya diamkan semalam di kulkas kok
tidak mengendap ya. warnanya hijaunya tetap rata, tdk ada ekstrak yg
mngendap. trimakasih. bekti
mila_faemom mengatakan...
Ada 2 faktor yang membuat ekstrak lama mengendap, yaitu air yang
digunakan terlalu banyak dan daun pandan terlalu sedikit. Jadi gunakan
air seperlunya cukup hingga daun pandannya bisa diblender sehingga
nantinya ekstrak cepat mengendap. Good luck ya..^^
Poskan Komentar
Ragi tempe merupakan bibit yang sangat penting peranannya dalam pembuatan
tempe. Ragi ini mengandung jamur seperti Rhizopus Sp. Pada dasarnya, jamur
atau ragi tempe biasanya diperoleh dari daun pisang bekas pembungkus tempe.
Namun cara tradisional ini tidak sanggup menjawab produksi tempe dalam skala
besar. Karena itu dibutuhkan cara membuat ragi tempe lainnya yang bisa
digunakan untuk produksi tempe dalam sakala besar. Untuk pembuatan ragi ini,
berikut alat dan bahan yang diperlukan.
Siapkan Bahan:
Tepung tempe sebanyak 3 gram atau setara dengan 1% dari jumlah total
beras yang dipakai.
Kukusan
Tampah Bambu
2. Nasi yang telah dingin kemudian ditaburi dengan tepung tempe sebanyak
3 gram. Aduk hingga tercampur merata.
3. Nasi yang telah dibubuhi bubuk tempe disimpan di atas tampah bambu
yang sebelumnya telah dibersihkan. Setelah itu tutupi dengan lembaran
daun pisang atau plastik.
5. Setelah nasi berwarna kehitaman akibat spora jamur, ambil dan jemur di
bawah terik sinar matahari sampai kering merata.
6. Setelah kering, haluskan nasi dengan cara ditumbuk atau digiling. Setelah
halus sempurna, ayak bubuk nasi tersebut. Hasil ayakan simpan di wadah.