Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Oleh:
Marids Abidondifu
Hikmah Awalia
Christian N O Mambai
Juan Lainsamputty
Vill Mozath Ramandey
Christian Y Nayoan
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
JAYAPURA
2016
ABSTRACT
1
DAFTAR ISI
ABSTRACT...........................................................................................................................1
DAFTAR ISI..........................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................3
1.1 Latar Belakang Penelitian........................................................................................3
1.2 Tujuan Penelitian.....................................................................................................3
1.3 Waktu dan Tempat Penelitian..................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................................4
2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi..............................................................................4
2.2 Pengertian E-Learning.............................................................................................4
2.3 Keuntungan dan Kekurangan E-Learning...............................................................5
2.4 Komponen E-learning.............................................................................................5
2.5 Metode Penyampaian E-learning............................................................................6
BAB III METODE PENELITIAN.........................................................................................7
3.1 Sumber dan Cara Penentuan Data...........................................................................7
BAB IV ANALISA................................................................................................................8
4.1 Analisis Permasalahan.............................................................................................8
4.2 Analisis Kebutuhan.................................................................................................9
BAB V KESIMPILAN DAN SARAN................................................................................10
5.1 Kesimpulan............................................................................................................10
5.2 Saran......................................................................................................................10
LAMPIRAN.........................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................12
2
BAB I PENDAHULUAN
Tinjauan pustaka sebagai salah satu penerapan metode penelitian. Manfaat dari tinjauan
pustaka mengidentifikasi metode yang pernah dilakukan dan yang relevan, meneruskan
penelitian yang telah dilakukan sebelumnya dan sebagai acuan dalam pengerjaan penelitian
ini. Beberapa penelitian tersebut adalah sebagai berikut.
2. Pada penelitian yang berjudul Analisis Dan Perancangan Sistem Informasi E-Learning
Pada Siswa (Studi Kasus : R-SMA-Bi Kesatrian 1 Semarang) oleh Widhy
Cahyaningtyas tahun 2013 dijelaskan bahwa muncul permasalahan yang menuntut
perkembangan sistem informasi dibidang internet yaitu dengan membuat sistem
informasi metode E-learning pada siswa atau sistem pembelajaran elektronik. Dalam
hal ini, sistem informasinya akan memberikan kemudahan bagi para guru maupun
siswa dalam mendapatkan dan juga mengelola informasi yang dibutuhkan dengan
mengembangkan web yang telah ada. Ketidak hadiran guru dalam kelas adalah alasan
mengapa metode E-learning merupakan suatu kebutuhan dalam mendukung proses
belajar mengajar yang tidak lagi bergantung pada guru sebagai satu-satunya sumber
belajar. Atau saat siswa izin karena suatu hal yang membuat mereka tidak dapat
mengikuti proses belajar mengajar, E-learning mampu membantu siswa untuk dapat
mempelajari materi yang telah disampaikan oleh guru melalui internet dengan
mendownload materi-materi yang dibutuhkan. Dengan analisis PIECES dapat
dideskripsikan sistem informasi e-learning ini mampu memberikan informasi yang
tepat, cepat dan akurat sehingga kedepannya diharapkan mampu menjadi sistem
pendamping proses belajar mengajar dimana dan kapan saja.
3. Pada penelitian yang berjudul Rancang Bangun Sistem Informasi E-Learning Berbasis
Web di SMK Negeri 1 Tangerang berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh penulis
mengenai Rancang Bangun Sistem Informasi E-learning berbasis web di SMK Negeri
1 Tangerang sebagai sarana bantu kegiatan belajar mengajar Sistem Informasi E-
learning SMK Negeri 1 Tangerang memudahkan siswa dalam memperoleh referensi
pembelajaran. Karena disediakan halaman materi untuk melihat dan mendownload
dokumen sesuai mata pelajaran yang di upload oleh guru mata pelajaran tersebut.
Sehingga siswa termotivasi belajar secara mandiri serta memudahkan para guru untuk
dapat mendistribusikan materi pelajaran dan tugas.
4
4. Pada penelitian yang berjudul Analysis Implementasi E-Learning Pada Universitas Esa
Unggul oleh Noprilia,dkk. Tahun 2012 di jelaskan Selain dimensi teknologi ada dimensi
pedagogi (pembelajaran) yang dikaitkan denganE-learning. E-learning dibangun atau
dikembangkan sebagai usaha peningkatan kualitas pembelajaran. Pembelajaran yang
berlangsung selama ini hanya bertumpu atau didominasi aktivitas tatap-muka (face-to-
face), sehingga banyak yang mengatakan hal tersebut sebagai teaching (pengajaran).
Teknologi informasi - khususnya internet - memungkinkan merubah paradigma tersebut
menjadi E-learning. Selain, teknologi informasi juga dapat membuat pembelajaran jauh
lebih menarik, karena ia dapat mengintegrasikan tulisan, gambar, film dan suara menjadi
format multimedia dalam menjelaskan bahan- bahan. (Cahyaningtyas, 2013)
5
2. Kekurangan E-learning
E-learning juga tidak terlepas dari berbagai kekurangan. Berbagai kritik (Bullen, 2001,
Beam, 1997), antara lain:
I. Kurangnya interaksi antara guru dan siswa atau bahkan antar siswa itu sendiri.
Kurangnya interaksi ini bisa memperlambat terbentuknya values dalam proses
belajar dan mengajar.
II. Kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau aspek sosial dan sebaliknya
mendorong tumbuhnya aspek bisnis/komersial.
III. Proses belajar dan mengajarnya cenderung ke arah pelatihan dari pada pendidikan.
(Cahyaningtyas, 2013)
2.3 Komponen E-learning
E-learning memiliki komponen penting guna melaksanakannya, yaitu:
1. Jarak
E-learning memerlukan jarak dan waktu dalam proses pelaksanaannya, oleh karena
itu dikenal juga sebagai distance learning atau proses pengajaran jarak jauh. Namun dalam
prakteknya elearning dapat juga dihibridasi dengan cara pengajaran konvensional.
2. Pelaksana E-learning
Pelaksana e-learning pada dasarnya adalah sama dengan pengajaran konvensional
yaitu harus adanya pengajar dan murid atau mahasiswa itu sendiri, karenanya tidak
terdapat istilah objek elearning namun baik pengajar maupun mahasiswa berperan menjadi
subjek e-learning. Konteks e-learning tidak menerapkan sistem pengajaran satu arah,
namun sistem pengajaran dua arah, di samping membutuhkan kreativitas dan inisiatif
mahasiswa guna mencari studi literatur lain yang terkait. Administrator merupakan pihak
pelaksana yang tidak kalah penting keberadaannya dalam proses elearning. Pengajar pun
dapat berperan ganda sebagai administrator jika memang diperlukan.
3. Infrastruktur E-learning
Infrastruktur e-learning dapat berupa personal computer (PC), jaringan komputer,
internet, dan perlengkapan multimedia seperti DVD/ VCD player, e-book media, termasuk
peralatan teleconference apabila kita memberikan layanan synchronous learning melalui
teleconference.
6
2.4 Metode Penyampaian E-learning
Metode penyampaian e-learning terbagi menjadi dua jenis, yaitu:
1. Synchrounous E-learning
Metode ini merupakan pola pengajaran yang mana dosen dan mahasiswa berada
dalam kelas atau tempat yang berbeda namun dalam waktu yang sama. Peran
teleconference sangat penting dalam enggunaan metode ini. Metode ini memerlukan
infrastruktur yang sangat memadai baik dari segi peralatan maupun sumber daya
manusianya agar terlaksana dengan baik di samping kenyataan bahwa biaya yang
diperlukan guna terlaksananya metode ini sangat mahal.
2. Asynchronous E-learning
Metode ini mengkondisikan dosen dan mahasiswa berada dalam kelas yang sama
kelas virtual), meskipun dalam waktu dan tempat yang berbeda. Peranan sistem (aplikasi)
e-learning berupa Learning Management System dan content baik yang berbasis text atau
multimedia sangat diperlukan. Sistem dan content tersedia dan online dalam 24 jam
nonstop di Internet. Dosen dan mahasiswa dapat melakukan proses belajar mengajar di
mana pun dan kapan pun.
Tahapan implementasi e-learning yang umum adalah bahwa metode asynchronous
e-learning dimatangkan terlebih dahulu dan kemudian dikembangkan menjadi metode
synchronous e-learning ketika diperlukan. (Maulana, 2013)
7
BAB III METODE PENELITIAN
Metodologi yang digunakan dalam penulisan paper ini adalah bersifat studi literatur
deskriptif analitis yang menggunakan buku-buku, jurnal-jurnal ilmiah, dan juga internet.
Metodologi penelitian adalah perencanaan menyeluruh dari suatu penelitian yang meliputi
metode penelitian, perencanaan populasi dan sampel, variabel dan data, instrumentasi serta
teknik analisis data. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dan
verifikatif. Metode deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan atau
menggambarkan fenomena, faktual dan akurat. Metode deskriptif digunakan untuk
mencari fakta dengan interpretasi yang tepat dan tujuannya adalah mencari gambaran yang
sistematis, fakta yang akurat.
3.1 Sumber dan Cara Penentuan Data
1. Sumber data
Data yang dipergunakan dalam penelitian ini dibagi menjadi jenis dan macamnya.
Adapun jenis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah:
I. Data primer, adalah data yang diperoleh atau didapat langsung dari
responden melalui observasi langsung. Penulis melakukan observasi
langsung dengan terlibat dalam proses belajar mengajar.
II. Data sekunder, yaitu sumber yang tidak langsung memberikan data kepada
pengumpul data yang diperoleh melalui studi literatur perpustakaan maupun
dari pihak-pihak terkait.
8
BAB IV ANALISA
Fasilitas yang tersedia dalam teknologi internet dan berbagai software yag terus
berkembang turut membantu dalam mempermudah pengembangan materi belajar
elektronik.
9
II. Apabila ada materi yang kurang dipahami, mahasiswa bisa secara langsung
bertanya pada guru pengajar.
10
b. Weaknesses (kelemahan)
- Apabila mahasiswa tidak masuk sekolah, mahasiswa tidak mendapat ilmu atau
materi yang disampaikan oleh dosen, karena dosen tidak akan menyampaikan
materi ulang kepada satu mahasiswa.
- Mahasiswa harus meminjam buku atau catatan kepada temannya apabila tidak
mempunyai materi yang lengkap.
- Terbatasnya waktu tatap muka di kelas membuat pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan oleh mahasiswa tidak semua bisa dijawab secara langsung.
- Sulitnya mencari materi dari buku maupun media lainnya.
c. Opportunities (peluang)
- Tidak membutuhkan biaya infrastruktur yang tinggi karena metode pembelajaran
bersifat konvensional.
d. Threats (ancaman)
- Apabila dosen berhalangan hadir, siswa tidak mendapatkan materi yang
seharusnya dipelajari pada hari itu.
- Tidak ada interaksi antara mahasiswa dan dosen karena mahasiswa cenderung
malu-malu atau takut dengan dosen yang bersangkutan.
11
BAB V KESIMPILAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Pengembangan e-learning merupakan suatu upaya untuk meningkatkan kemudahan
pada proses pembelajaran. Dan penerapan e-learning ini memiliki beberapa tujuan
diantaranya untuk meningkatkan penguasaan mahasiswa terhadap materi pembelajaran,
dan juga untuk meningkatkan interaksi antara dosen dengan mahasiswa. Namun
sedemikian canggih apapun fasilitas e-learning yang dimiliki, tetap bergantung pada
pengguna dari e-learning tersebut. Oleh karena itu, akan lebih baik, jika para dosen dan
mahasiswa dapat menyikapi secara optimis dengan memanfaatkan e-learning untuk
memaksimalkan proses belajar dan mengajar.
Penerapan e-learning sebaiknya disesuaikan dan diimbangi dengan pengajaran
secara konvensional dalam rangka menjaga efek negatif dari sifat pengajaran jarak jauh
sehingga universitas masih menjadi media pembelajaran dan pendidikan bagi mahasiswa.
5.2 Saran
Saran yang dapat penulis berikan untuk pengembangan sistem e-learning adalah:
I. Mempersiapkan komponen pendukung, seperti rencana pembelajaran yang
lebih sistematis agar lancar serta jelas apa yang akan dilakukan, kemudian
materi serta tugas di dalam E-Learning harus sudah disediakan sebelum
pembelajaran dimulai.
II. Media pembelajaran E-Learning membutuhkan waktu ekstra dalam persiapan,
sehingga sebelum memulai pembelajaran dipersiapkan dengan sangat matang.
III. Fasilitas laboratorium komputer dan koneksi internet sebagai faktor pendukung
penerapan pembelajaran ini harus memadai, agar efektivitas pembelajaran dapat
terlaksana dengan baik. Proses pembelajaran dengan media E-Learning berbasis
web sangat tergantung oleh adanya ketersediaan koneksi internet, sehingga
ketika fasilitas jaringan internet terganggu, maka proses pembelajaran pun
dapat terganggu.
IV. Melakukan sosialisasi dengan training atau pelatihan-pelatihan untuk
menggunakan fasilitas e-learning.
Diharapkan untuk kedepannya sistem informasi e-learning dapat terapkan, sehingga dapat
menghasilkan sistem yang baik dan mampu meningkatkan mutu dan kualitas KBM di
lingkungan kampus UNCEN
1.
12
LAMPIRAN
Jajak pendapat mengenai peranan sistem informasi untuk studi kasus yang dikerjakan.
Juan A. J. Lainsamputty : Di era globalisasi saat ini e-learning sangat berguna dalam
dunia pendidikan di karenakan dapat mempermudah proses
belajar mengajar para guru dan murid maupun para dosen
dan mahasiswa
13
DAFTAR PUSTAKA
14