Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Deskripsi
Tujuan
Bahan Bahasan Tinjauan Pustaka Kasus
Riset Audit
Cara Membahas Diskusi Email
Presentasi + Diskusi Pos
1
mata kanan. Pasien juga mengeluh mata sebelah kanan terasa
kabur dan perih.
30 menit yang lalu pasien mengeluh mata bertambah kabur,
perih, sulit dibuka dan sakit kepala. Pasien kemudian dibawa ke
Poliklinik Mata RSUD OKU Timur.
4. Riwayat Penyakit terdahulu:
Riwayat perdarahan dimata sebelumnya disangkal
Riwayat sakit mata sebelumnya disangkal
Riwayat mata kabur sebelumnya disangkal
5. Riwayat Penyakit Dalam Keluarga
Riwayat penyakit yang sama dalam keluarga disangkal.
Pemeriksaan Keadaan Umum
Fisik Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : compos mentis
Gizi : (BB: 40kg, TB: 158 cm) IMT:
Kesan : BB ideal
Tekanan darah : 120/70 mmHg
Nadi : 92 x/menit
Pernafasan : 22 x/menit
Temperatur : 36,5 oC
Keadaan Spesifik
Kulit : Warna sawo matang, efloresensi (-), scar (-),
pigmentasi normal, ikterus (-), sianosis (-), spider naevi (-),
pucat pada telapak tangan dan kaki (-), pertumbuhan rambut
normal
Kepala
Rambut : Hitam, lurus, tidak mudah dicabut.
Mata : lihat status lokalis
Hidung : Sekret (-), nafas cuping hidung (-)
Telinga : Sekret (-)
Mulut : Mukosa mulut dan bibir basah
Tenggorok : Faring hiperemis (-), T1-T1
Leher : Kaku kuduk (-), pembesaran KGB (-), JVP
tidak meningkat
Thorak
Paru-paru
2
Inspeksi : stastis, dinamis gerakan kanan-kiri, retraksi
-/-
Palpasi : stem fremitus normal kanan = kiri
Perkusi : sonor pada kedua lapangan
Auskultasi : vesikuler (+) normal, rhonki -/-, wheezing -/-
Jantung
Inspeksi : ikordis tidak terlihat
Palpasi : iktus kordis tidak teraba
Auskultasi : HR: 92 x/menit, irama reguler, BJ I-II
normal, bising jantung (-)
Abdomen
Inspeksi : datar
Pal[pasi : lemas, hepar dan lien tidak teraba, nyeri tekan
daerah epigastrium (-)
Perkusi : timpani
Auskultasi : bising usus normal
Status oftalmologis
Oculi Dexta Oculi S
GBM
3
Lensa Jernih Jernih
Gambar:
4
dan Mahasiswa Kedokteran, edisi ke 2. Jakarta: Penerbit
Sagung Seto. 2002.
6. Tanto C, Liwang F, Hanifati S, Pradipta E A. Kapita Selekta
Kedokteran Edisi ke 4. Jakarta: Media Aesculapius; 2014
Hasil 1. Waspadai perdarahan pada mata
2. Mengenali tanda dan gejala hifema
pembelajaran
3. Diagnosis hifema
4. Penatalaksaan darurat pada pasien dengan hifema
5. Edukasi pengobatan hifema
6. Motivasi kepatuhan penggunaan obat
7. Edukasi pencegahan berulangnya perdarahan dan komplikasi
yang terjadi pada kasus hifema
Subjektif:
Seorang anak laki-laki berusaia 13 tahun datang dengan keluhan utama terdapat darah di
bola mata kanan setelah terkena lemparan botol air mineral. Selain itu pasien juga
mengeluh mata sebelah kanan terasa nyeri dan kabur sejak 1 jam yang lalu. 30 menit
yang sebelum masuk rumah sakit, pasien mengeluh mata bertambah kabur, perih, sulit
dibuka dan sakit kepala.
Objektif:
Dari pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum pasien tampak sakit sedang,
kesadaran kompos mentis, nadi 92x/menit, reguler, isi dan tegangan cukup. Pernafasan
22x/menit, dan suhu 36,5oc. Pada pemeriksaan lokalis mata didapatkan visus mata
kanan <1/60, pada bilik mata depan mata kanan didapatkan perdarahan >1/3 BMD.
Mata kiri dalam batas normal. Pada pemeriksaan generalis lainnya tidak ditemukan
kelainan.
Assesment:
Jika dilihat dari anamnesis, adanya perdarahan pada bilik mata depan, nyeri dan
pandangan kabur pada mata kanan pasien, pada pemeriksaan lokalis ditemukan
penurunan visus dan pada pemeriksaan bilik mata depan didapatkan perdarahan >1/3
5
BMD, kemudian didukung dengan adanya riwayat trauma yang terjadi pada pasien
sebelum masuk RS, dapat disimpulkan bahwa pasien ini mengalami Hifema grade 2
oculi dextra.
Plan:
Dari hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeiksaan lokalis pada mata, maka
pasien ini didiagnosis sebagai Hifema grade 2 oculi dextra. Karena pada kasus
perdarahan pada bilik mata depan diperlukan istirahat total dan pengawasan ketat agar
tidak terjadi perdarahan tambahan ataupun re-bleeding pada pasien ini maka pasien
harus dirawat inap. Terapi terbagi atas terapi non farmakologis dan farmakologis, terapi
non farmakologis berupa penjelasan tentang penyakit yang dialami, informasi tentang
penyakit dan edukasi pengobatan. Pasien harus beristirahat total diatas tempat tidur
(minimalisasi aktivitas) dan tidur dengan 3 bantal/meninggikan kepala 45 o. Terapi
farmakologi berupa: deksametasone eye drop 0,1% 2 x/sehari, Atropin sulfat eye drop
2% 2 x/sehari, Ofloxacin eye drop 6x/sehari, Asam traneksamat PO 250 mg 3 x/sehari,
Vitamin mata (Lycoten) PO 1x/sehari.