Вы находитесь на странице: 1из 6

JURNAL SINERGI VOL. III NO.

12 JUNI 2OO7

SWITCH PERALATAN AC PHASE SATU DENGAN


MENGGUNAKAN SOLID STATE RELAY
Hamzah Hilal, Badaruddin, BudiYanto Husodo
Teknik Elektro, Fakultas Teknologi lndustri
Universitas Mercu Buana Jakarta

ABSTRAK

Kelemahan yang sering terjadi pada relay adalah mudah aus pada kontak-kontaknya karena
sering teriadi percikan bunga apiterutama bila digunakan untuk mengendalikan peralatan yang
menggunakan daya tinggi.
Dalam pembahasan yang akan penulis susun mengenai suatu slsfem kontrol yang
menggunakan komponen Solid State Relay (SSR) dimana fungsi utama dari dari komponen
tersebut adalah sebagai pengganti relay, sehingga diharapkan dapat berumur lebih panjang
dibandingkan dengan menggunakan relay biasa. Adapun sebagai pengontrotnya penutis
menggunakan saklar sentuh (touch switch) dan saklar suara (sound switch), dimana sitem ini
menggunakan rangkaian elektronik yang hanya memerlukan daya relatif kecil. Agar tegangan
tinggi pada peralatan/mesin yang dikontrol terpisah dengan tegangan rendah pada
pengontrolnya maka digunakan komponen opto coupler, dimana alat tersebut juga berguna
untuk menjamin keamanan pada manusia.

LANDASAN TEORI Pada saat output buffer 0 V (logika 0), maka


LED tersebut tidak menghantar
Opto Coupler cahaya) sehingga
(memancarkan
Penggunaan komponen opto coupler dalam phototransistor juga tidak bekerja (mati). Pada
sistim yang dirancang adalah untuk saat phototransistor tidak bekerja, maka pada
memisahkan jalur ground utama tegangan titik C akan terukur tegangan yang besarnya
rendah pada rangkaian saklar sentuh dan mendekati VCC. Titik C ini dihubungkan ke
saklar suara serta rangkaian buffer dengan basis transistor 8C107. Karena transistor
jalur ground pada rangkaian yang 8C107 ini merupakan transistor jenis NPN,
menggunakan daya yang besar yaitu pada maka bila pada basis diberikan tegangan
bagian SSR dan beban atau alat yang positif, transistor ini akan bekerja sehingga
dikendalikan. Gambar di bawah menunjukkan titik C pada 8C107 akan terukur tegangan
gambar kemasan sebuah opto coupler. mendekati 0 volt. Titik C dari BC107 itu
digunakbn untuk mengendalikan SSR, maka
saat titik C tersebut memiliki tegangan 0 volt,
SSR tidak bekerja.

Gambar Opto coupler

Dalam gambar tersebut ditunjukkan


bahwa dalam sebuah opto coupler terdiri dari
sebuah LED dan sebuah phototransistor.
Adapun cara kerja opto coupler pada gambar
di bawah dapat dijelaskan sebagai berikut;
Anoda dari LED pada opto coupler Gambar Opto coupler dalam rangkaian
dikendalikan oleh output buffer (lC 7432).
SWITCH PEMLATAN AC PHASE SATU DENGAN MENGGUNAKAN SOLID STATE RELAY (Hamzah Hilal et al)

Sedangkan pada saat output buffer


berlogika 1 (5 volt), maka LED akan Karena sebuah relay menggunakan
memancarkan cahaya.Dengan demikian pelat-pelat yang berfungsi sebagai kontak-
phototransistor juga bekerja karena mendapat kontak untuk menghubungkan/memutuskan
cahaya dari LED tersebut. Pada saat suatu rangkaian terutama untuk daya-daya
phototransistor tersebut bekerja, maka titik C yang besar, maka seringkali terjadi percikan
pada phototransistor akan mendekati 0 volt. bunga api pada pelat-pelat tersebut sehingga
Pada kondisi ini transistor BC 107 tidak lama-kelamaan pelat-pelat tersebut akan
bekerja karena basisnya mendapat sinyal 0 menjadi aus dan tentu saja tidak dapat
volt. Karena 8C107 tidak bekerja, maka berfungsi sebagaimana mestinya, hal tersebut
tegangan di titik C pada 8C107 tersebut menunjukkan bahwa relay sudah dalam
besarnya akan mendekati VCC, sehingga kondisi rusak. Berbeda halnya dengan
SSR akan aktif. Keuntungan besar dari opto sebuah komponen yang disebut Solid State
coupler adalah adanya isolasi listrik (e/ecfrlcal Relay. Komponen ini merupakan rangkaian
isolation) antara rangkaian input dan output. diskrit yang biasanya sudah dikemas dalam
Dinyatakan dengan cara lain bahwa common bentuk satu kemasan. Secara blok SSn
untuk rangkaian input berbeda dengan tersebut dapat digambarkan seperti
common untuk rangkaian output. Oleh sebab ditunjukkan pada gambar.
itu tidak ada bagian yang konduktif antara dua
rangkaian tersebut. Dengan demikian dapat
dilakulan ground pada salah satu dari
rangkaian tersebut, sedangkan rangkaian 0utpul
yang lain dapat digunakan untuk keperluan Daya Rendah
yang lain.
Dalam kaitannya dengan sistem yang
dirancang, maka rangkaian input pada opto
coupler digunakan sebagai rangkaian Gambar SSR
pengendali, yang menggunakan sumber
daya kecil (rgndah), sedangkan bagian output
digunakan untuk hubungan dengan peralatan
lishik yang dikendalikan dimana memiliki Secara komersil (khususnya di
sumber daya besar. lndonesia), komponen seperti ini belum
banyak tersedia, kalaupun ada maka
solrD STATE RELAY (SSR) harganyapun masih relatif mahal.
Solid State Relay merupakan komponen Mengingat hal tersehut di atas, maka
utama yang digunakan dalam sistem. penulis merancang suatu rangkaian
Komponen ini berfungsi sebagai interface elektronik yang bedungsi sebagai Solid
(perantara) terutama antara rangkaian yang Sfate Relay (SSR/. Rangkaian tersebut
menggunakan daya rendah dengan rangkaian ditunjukkan pada gambar.
peralatan yang menggunakan daya tinggi.
Pada prinsipnya komponen ini
mempunyai fungsi yang sama dengan relay.
Perbedaan yang ada terutama dari segi fisik
ataupun bahan yang digunakan. Sebuah relay
terdiri dari sebuah komponen dengan sebuah
inti, yang bila dialiri arus listrik menjadi
magnet dan menutup (kontak penutup) atau
memutuskan (kontak pemutus) kontak-kontak
bila dialiri arus. Penggunaan relay
diantaranya untuk menghubungkan daya-
daya yang besar dengan perantaraan daya- Gambar rangkaian SSR
daya yang kecil. Simbol relay dapat
ditunjukkan pada gambar.
Pada gambar tersebut ditunjukkan
?
^\ *'-" bahwa rangkaian SSR dibangun dari empat
E;-'-
f "*--.-
buah dioda D1, D2, D3, dan D4 yang
dirangkaikan sebagai jembatan serta sebuah
komponen Silicon Controlled Rectifier (SCR).
Gambar Relay
Untuk memperjelas mengenai rangkaian
JURNAL SIGRG| VOt_ ill No. 12 JUN| 2oo7

diatas, berikut penulis uraikan masing-masing


jenis komponen yang digunakan.
Thyristor
Thyristor biasa digunakan untuk pengaturan
Dioda
peralatan berfasa tunggal yang menggunakan
Dioda merupakan suatu komponen daya yang besar. Thyristor atau SCR (Silicon
semikonduktor yang memiliki dua terminal
Controlled Rectifier) dapat diterjemahkan
dan disebut sebagai Anoda dan Katoda.
sebagai penyatu arah silikon yang terkontrol.
Simbol sebuah dioda ditunjukkan pada Gambar bagan penggantinya ditunjukkan
gambar
pada gambar a dan simbol SCR ditunjukkan
Ao-)-*K pada gambar b.

A
Gambar Simbol Dioda I

+
Sebagaimana ditunjukkan pada
gambar, maka simbol dioda mirip dengan
mata anak panah yang arahnya dari anoda K
menuju katoda. Sesuai dengan arah simbol
tersebut maka pada sebuah dioda hanya a.
akan menghantarkan arus listrik pada satu
arah yaitu dari anoda menuju katoda. Jadi bila
pada anoda diberikan sumber tegangan Gambar SCR
positif dan katoda dihubungkan dengan
sumber tegangan negatif, maka dioda akan Prinsip kerja dari thyristor dapat
menghantar. Hal seperti ini disebut bahwa dijelaskan melalui gambar rangkalan
dioda diberi bias maju (fonrvard). pengaturan daya dengan thyristor yaitu
seperti ditunjukkan oleh gambar a dah b.
Pada gamba a terlihat bahwa antara Gate (G)
dan Katoda (K) bekerla sebuah rangkaian
kemudi. Tegangan{egangan dan arus-
arusnya digambarkan pada gambar b. Bila
selama pertengahan perioda positif dari
tegangan sumber Ui disalurkan pulsa arus lG
kepada Gate, maka thyristor menyulut atau
menghantar.Jadi thyristor itu berperilaku
Gambar Bias maju pada dioda
sebagai hubungan terusan setelah
penyaluran pulsa Gate. Maka sisa dari
pertengahan perioda positif itu berada
Gambar menunjukkan pemberian bias
sepanjang RC.
maju pada dioda. Bila sumber tegangan yang
digunakan adalah tegangan AC-, maki
gelombang positif saja yang akan dilalukan
dari anoda menuju katoda. Gambar
menunjukkan rangkaian penyearah setengah
gelombang, dan gambar menunjukkan bentuk
gelombang pada titik A dan K. pada gambar b
jelas terlihat bahwa gelombang yang dilalukan (Ji
To
oleh dioda hanya setengah gelombang saja, IC I

yaitu pada perioda positifnya sehingga 1sL1\ ;ar


. +t
rangkaian tersebut dinamakan penyearah uL^I r i
ll r'r r-.- _
setengah gelombang. Untuk mendapatkan
penyearahan gelombang penuh, maka dapat
digunakan dua buah dioda. Gambar_ Rangkaian pengaturan Daya
dengan Thyristor

Setelah thyristor menghantar,


tegangan Gate-nya tidak mempunyai
SWITCH PERALATAN AC PHASE SATU DENGAN MENGGUNAKAN SOLID STATE RELAY (HAMZAh H|IAIEt AI)

pengaruh lagi. Jadi thyristor yang menghantar maka SCR tidak akan menghantar dan
tidak dapat kita buka dengan bantuan motorpun akan berhenti berputar.
tegangan Gate. Thyristor itu berperilaku lagi
sebagai suatu pemutusan, dengan mengatur
tegangan anodanya menjadi nol dan
kemudian negatif. Pengaturan arus pada Gate
dilakukan dengan menggeser-geser pulsa
pada rangkaian kemudi. Bila pulsa-pulsa itu
menggeser ke kanan, maka turunlah daya
pada RL. Jadi thyristor itu dapat kita anggap
sebagai dioda lapis empat yang kita sulut
dengan menyalurkan pulsa arus pada
elektroda kemudinya. Pada waktu
pertengahan perioda negatif, thyristor itu
berperilaku sebagai dioda-Si normal dan tidak
dapat menghantar.
Dengan memahami prinsiP kerja
thyristor tersebut, maka komponen ini
digunakan sebagai rangkaian SSR seperti Gambar Arah arus pada setengah perioda
ditunjukkan pada gambar Pada gambar positif
ditunjukkan bahwa gate SCR dikemudikan
oleh opto coupler, sedangkan beban
(peralatan) listrik AC yang dikontrol dipasang
antara titik D2, D3 dengan line AC. Sebagai
contoh, maka beban yang dipasang adalah
sebuah motor listrik AC seperti ditunjukkan
pada gambar

Gambar. Rangkaian SSR untuk Gambar Arah arus pada setengah


mengontrol Motor AC perioda negatif

Prinsip keria rangkaian tersebut dapat Untuk pengontrolan beban atau


diielaskan sebagai berikut: peralatan dengan daya yang besar, maka
Pada saat opto coupier memberikan sinyal pemasangan SCR dan dioda-dioda yang
listrik sebesar V volt, maka SCR akan digunakan harus disesuaikan dengan daya
menghantar. Pada setengah perioda beban yang dikontrol. Sebagai contoh, bila
gelombang sinus yang berasal dari sumber beban yang dikontrol memerlukan arus
listrik, maka arah arus yang mengalir adalah sebesar 10 Amper, maka kemampuan yang
melalui D1, SCR, D3, dan motor seperti harus dimiliki oleh SCR dan dioda harus
ditunjukkan pada gambar Sedangkan pada diatas 10 Amper.
setengah perioda berikutnya, maka arus listrik
mengalir melalui motor, D2, SCR, dan D4 3. SWITCH PERALATAN AG PHASE SATU
seperti ditunjukkan oleh gambar 2.24. Karena DENGAN MENGGUNAKAN SSR
beban yang dalam hal ini sebagai contoh
digunakan sebuah motor listrik AC mendapat Blok Diagram
sumber daya AC maka motor tersebut akan Blok diagram dari sistem yang dirancang
jalan (berputar). Pada saat opto coupler ditunjukkan pada gambar 3.1. Dalam blok
memberikan tegangan 0 volt pada Gate SCR, diagram tersebut digambarkan beberapa
JURNALSII{ERGIVOL III NO. 12 JUNI 2OO7

buah blok dari sistem yang masing-masing indikator. LED tersebut akan menyala saat
memiliki fungsi yang berbeda-beda. Adapun saklar berada pada kondisi hidup, dan akan
nama-nama blok beserta penjelasannya padam saat saklar berada pada kondisi mati.
adalah sebagai berikut : 3. Buffer
1. Touch Switch (saklar sentuh). Blok buffer terdiri dari rangkaian
Blok touch switch merupakan gerbang logika yang berfungsi untuk
rangkaian elektronik yang berfungsi sebagai mengendalikan sinyal-sinyal masukan yang
saklar elektronik yang dihasilkan berdasarkan -dan
berasal dari rangkaian saklar sentuh
sentuhan pada bagian masukannya. Kondisi saklar suara. Bagian keluaran pada rangkaian
persaklaran yang terjadi adalah kondisi hidup ini akan menghasilkan tegangan logika 1
atau mati pada tiap kali pena bagian 15V1
saat salah satu atau kedua rangkaian saklar
masukkanya disentuh oleh tangan, dimana berada pada kondisi hidup. Sedingkan pada
kondisi pada bagian outputnya akan berbalik saat kedua rangkaian berada pada kondisi
dari kondisi sebelumnya, yaitu bila kondisi mati maka bagian keluarannya menghasilkan
sebelumnya pada kondisi hidup, maka setelah tegangan logika 0 (0V).
disentuh akan berbalik menjadi mati begitu
pula sebalikny?. Untuk mengetahui kondisi_ 4. Opto-Coupter
kondisi tersebut maka dipasangkan sebuah Bagian opto-coupler terdiri dari
LED in9ikator pada bagian outfut rangkaian rangkain LED yang dikopet dengan
ini LED tersebut akan menyala untuk
.
phototransistor dan dikemas dalam satu
menunjukkan bahwa rangkaian saklar kemasan. Bagian ini berfungsi untuk
tersebut pada kondisi hidup dan LED akan memisahkan jalur ground antara rangkaian
padam pada saat kondisi saklar adalah hidup. yang. memiliki daya rendah dengan bagian
2. Sound Switch (saklar suara). rangkaian yang memiliki daya tinggi.
Bagian blok sound switch (saklar
suara) terdirl dari rangkaian elektronik yang 5. B/ok SSR
berfungsi sebagai saklar yang dihasilkan oleh Blok SSR (Sotid State Retay)
:yara (getaran) melalui transduser yang
dipasangkan pada bagian masukanya.
merupakan rangkaian elektronik yang
berfungsi sebagai perantara antara sinyat
Prinsip kerja rangkaian saklar suara tegang.an rendah yang berasal dari rangkaian
ini seperti prinsip kerja dari saklar sentuh, kendali (rangkaian saklar) dengan linyat
perbedaannya yaitu pada saklar sentuh maka tegangan tinggi pada peralatan yang
kondisi persaklaran diakibatkan oleh dikontrol.
sentuhan, sedangkan pada rangkaian saklar Rangkaian SSR ini terdiri dari empat
suara maka kondisi persaklaran diakibatkan buah dioda yang dirangkaikan secara
ole.h suara yaitu kondisi persaklaran yang
t^e1pa!1 (bridge) dan sebuah komponen
terjadi adalah kondisi hidup atau mati iadi SCR (Silicon Controiled Rectifier). Dengan
tiap kali mikrofon bagian masukkannya SCR inilah suatu sinyal tegangan renlah
mendapatkan suara, dan kondisi outputnya dapat {iumpankan melalui gate-nya guna
akan berbalik dari kondisi sebelumnya, yaitu mengendalikan suatu peralatan AC dengan
bila kondisi sebelumnya hidup maka seielah daya yang cukup tinggi.
mendapatkan suara akan berbalik menjadi
mati begitu pula sebaliknya. Untut< Blok diagram pengontrol peralatan AC phase
mengetahui kondisi output pada rangkaian satu dengan menggunakan SSR
saklar suara dipasangkan sebuah LED
SWITCH PEMLATAN AC PHASE SATU DENGAN MENGGUNAKAN SOLID STATE RELAY (Hamzah Hilal et al)

Rangkaian Switch Peralatan AC Phase Satu Dengan Menggunakan SSR

4. ANALISA HASIL PENGUJIAN . mengendalikan peralatan dengan


Setelah dilakukan pengujian pada alat yang daya besar.
dibuat, dalam hal ini sebagai beban . Penggunaan relay dapat digantikan
digunakan sebuah motor kipas angin dan dengan menggunakan sistem
sebuah lampu, maka beban-beban tersebut elektronik yang disebut SSR (Solid
ketika diaktifkan dapat bekerja dengan State Relay).
normal sehingga alat berfungsi dengan . SSR dapat dibangun dengan
baik. Dalam sistem yang dibuat ini, maka menggunakan sebuah komponen
beban dapat dijalankan dengan SCR dan empat buah dioda yang
mengaktifkan salah satu sistem persaklaran dirangkaikan menjadi jembatan
atau kedua-duanya. (bridge) atau sebuah kemasan
Penggunaan saklar suara dioda bridge.
mempunyai kelemahan, yaitu apabila o Dengan menggunakan sistem SSR
saklar suara menerima masukan suara akan memungkinkan umur dari
secara berturut turut maka secara otomatis komponen lebih panjang.
beban yang terpasang akan berada pada . Pengendalian suatu peralatan listrik
kondisi hidup/mati secara berturut-turut (mesin listrik) dapat dilakukan
pula. Untuk mengatasinya dilakukan dengan bermacam-macam cara,
pengaturan sensitifitas suara, yaitu dengan diantaranya . menggunakan saklar
mengatur variable resistor yang terdapat sentuh dan atau saklar suara.
pada rangkaian saklar suara.
6. DAFTAR PUSTAKA
1. ...., "Data BookTTL'
5. KESIMPULAN 2. Malvino, A.P, "Prinsip-Prinsip
o Pada prinsipnya, sistem Elektronika", Jilid 2, Erlangga,
pengoperasian saklar dalam teknik Jakarta,199'1.
kelistrikanielektronik berfungsi 3. Mohammad, N, Wibisono, B.J,"llmu
untuk memutus/menghubungkan Elektronika 3", Depdikbud, 1979.
antara rangkaian/peralatan dengan 4. Raras, A, "Komponen dan Rangkaian
sumber daya atau dengan Elektronika", Karya Utama, 1989.
rangkaian lain. 5. Ruslam, dkk, "Elektronika 2", Angkasa,
o Kelemahan yang sering terjadi Bandung, 1986
pada relay adalah mudah aus pada 6. Sutrisno, "Elektronika Teori dan
kontak-kontaknya karena sering Penerapannya", lTB, Bandung, 1986.
terjadi percikan bunga api terutama
bila digunakan untuk

Вам также может понравиться