Вы находитесь на странице: 1из 9

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI LANJUT

STERILISASI DAN TEKNIK PEMINDAHAN KULTUR SECARA


ASEPTIS

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Praktikum Mikrobiologi Lanjut

Disusun Oleh :

Nama : Tuti Muflihah

Nim :1157020075

Kelas / Kelompok : 4 B / 2

Dosen Pengampu :1. Bahiyah, M.Si

2. Neng Hilma,S.Si

Asisten Praktikum : Fauziyah Kirana

Tanggal Praktikum : 21Februari 2017

Tanggal Pengumpulan: 28 Februari 2017

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2017
BAB III
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
3.1 HASIL PENGAMATAN
Aspergillus
Foto sebelum Foto sesudah Literatur

Hari ke-3 Hari ke-4

(Syamsuri, 2004)

Pembahasan
Telah dilakukan pengamatan mengenai teknik pemindahan kultur
secara aseptis. Berdasarkan hasil pemindahan kultur biakan kapang
kemedia lain telah diperoleh hasil dari kultur berupa Aspergillus Sp. Pada
percobaan digunakan medium PDA (Potato Dextrose Agar) karena medium
ini sangat cocok untuk pertumbuhan kapang. Aspergillus termasuk dalam
kelompok kapang.Awalnya sebelum dipindahkan kemedia PDA pada
tabung reaksi yang miring Aspergillus memiliki karakteristik memiliki
spora yang berwarna hitam. Pemindahan kultur ini bertujuan untuk
menumbuhkan Aspergillus pada media PDA pada tabung reaksi miring.
Pada saat pengkulturan pada media PDA miring Aspergillus belum terlihat
jelas. Hal ini dikarenakan pertumbuhan Aspergillus belum tumbuh.

Namun pada hari ketiga pertumbuhan Aspergillus mulai terlihat


dengan ditandai adanya substrat yang berwarna hitam. Sedangkan pada
hari ke-4 pertumbuhan dari Aspergillus mulai terlihat lebih banyak
daripada hari sebelumnya. Pertumbuhan kapang ini dipengaruhi adanya
nutrisi yang terdapat pada media PDA. Hal ini sesuai dengan pernyataan
Leong,dkk (2004) kapang akan membentuk koloni yang dapat dilihat
dalam 3 hari inkubasi. Aspergillus dapat hidup sebagai saprofit dan parasit
pada substrat makanan, pakaian, manusia, dan burung. Aspergillus
biasanya tumbuh berkoloni pada makanan, pakaian, dan alat-alat rumah
tangga. Koloni Aspergillus biasanya tampak berwarna abu-abu, hitam,
cokelat, dan kehijauan.

Menurut Roberts (1959) Secara alamiah kapang berkembang biak


dengan berbagai cara, baik aseksual dengan pembelahan, penguncupan,
atau pembentukan spora. Dapat pula secara seksual dengan peleburan
nukleus dari kedua induknya. Pada pembelahan, suatu sel membelah diri
untuk membentuk dua sel anak yang serupa. Pada penguncupan suatu sel
anak tumbuh dari penonjolan kecil pada sel inangnya. Menurut Pitt,dkk
(1983) secara aseksual spora kapang diproduksi dalam jumlah banyak,
berukuran kecil dan ringan, serta tahan terhadap keadaan kering. Spora
ini mudah beterbangan di udara, dan bila berada pada substrat yang
cocok, maka spora tersebut tumbuh menjadi miselium baru.

Menurut Satish,dkk (2007) Sifat fisiologi kapang antara lain adalah


sebagai berikut :

a Kebutuhan air

Pada umumnya kebanyakan kapang membutuhkan Aw minimal untuk


pertumbuhan lebih rendah dibandingkan dengan khamir dan
bakteri.Kadar air bahan pangan kurang dari 14-15%, misalnya pada
beras dan serealia, dapat menghambat ataumemperlambat
pertumbuhan kebanyakan khamir.

b Suhu pertumbuhan

Kebanyakan kapang bersifat mesofi lik yaitu tumbuh baik pada


suhu kamar.Suhu optimum pertumbuhan untuk kebanyakan kapang
adalah sekitar 25-300C tetapi beberapa dapat tumbuh pada suhu 35-
370C atau lebih tinggi. Beberapa kapang bersifat psikrotrofik dan
beberapa bersifat termofilik.

c Kebutuhan oksigen dan pH

Semua kapang bersifat aerobic, yaitu membutuhkan oksigen untuk


pertumbuhannya. Kebanyakan kapang dapat tumbuh pada kisaran pH
yang luas, yaitu2-8,5 tetapi biasanya pertumbuhannya akan
lebih baik pada kondisi asam atau pH rendah.

d Makanan

Pada umumnya kapang dapat menggunakan berbagai komponen


makanan, dariyang sederhana hingga kompleks.Kebanyakan kapang
memproduksi enzim hidrolitik, missal amylase, pectinase, proteinase
dan lipase, oleh karena itu dapat tumbuh pada makanan-makanan
yang mengandung pati, pektin, protein atau lipid.

e Komponen penghambat

Beberapa kapang mengeluarkan komponen yang dapat menghambat


organisme lainnya. Komponen itu disebut antibiotic, misalnya penisilin
yang diproduksi oleh Penicillium chrysogenu dan clavasin yang
diprosukdi oleh Aspergillus clavatus.Pertumbuhan kapang biasanya
berjalan lambat bila dibandingkan dengan pertumbuhan khamir dan
bakteri.Oleh karena itu jika kondisi pertumbuhanmemungkinkan
semua mikroorganisme untuk tumbuh, kapang biasanya kalah dalam
kompetisi dengan khamir dan bakteri.Tetapi sekali kapanh dapat mulai
tumbuh, pertumbuhan yang ditandai dengan pembentukan miselium
dapat berlangsung dengan cepat .
Pada saat pengamatan hasil inokulasi kapang yang dikultur pada media
PDA berhasil dan tidak kontaminasi hal ini dikarenakan pada saat
pengkulturan dilakukan secara septis sehingga tidak terjadi kontaminasi
dan inokulasi berhasil. Hal ini sesuai dengna pernyataan Sudjadi,dkk.
(2006) Faktor-faktor yang mempegaruhi berhasil tidaknya suatu inokulasi
yaitu :
Sterilisasi media untuk menghindari kontaminasi oleh mikroba lain
yang tidak diinginkan kehidupannya.
disterilisasi Pengisolasian mikroba dilakukan dalam kondisi steril
dekat pijaran dari api bunsen agar mikroba yang berada disekitar
ruang isolasi tidak mengkontaminasi medium PDA
Jarum ose yang akan digunakan untuk mengambil biakan terlebih

dahulu disterilisasi dengan alkohol kemudian dibenamkan diatas api


bunsen hingga merah membara kemudian celupkan ke cairan

alkohol dan dilewatkan diatas api


Medium PDA yang telah disiapkan NA dan PDA yang sedang
ditanami mikroba.
Bukan hanya karena kondisi yang tidak steril sehingga terjadi

kontaminasi adapula faktor lain yakni ketersediaan nutrisi pada

media. Indikasi faktor ini jika tak ada satupun koloni mikroba yang

tumbuh pada media. Adapula kesalahan lain yang bisa

menyebabkan mikroba tidak bisa hidup yakni kesalahan pada saat

proses penggoresan biakan, jarum ose masih terlalu panas sehingga

mikroba sebelum ditanam sudah mati terlebih dahulu.

Saccharomycess
Foto sebelum Foto sesudah Literatur

Hari ke-3 Hari ke-4

(Ergun, 2000)
Pengamatan selanjutnya yaitu mengenai pemindahan kultur pada
khamir atau yeast. Khamir atau yeast adalah kategori non-takson yang
mencakup semua fungi uniseluler yang berasal dari kingdom Zygomycota,
Ascomycota, and Basidiomycota. Hal ini sesuai dengan pernyataan
Bardford & Hall. (1979) Khamir (yeast) merupakan sel tunggal
(uniseluler) yang membentuk tunas dan pseudohifa. Hifanya panjang,
dapat bersepta atau tidak bersepta dan tumbuh di miselium. Yeast
memiliki ciri khusus bereproduksi secara aseksual dengan cara pelepasan
sel tunas dari sel induk. Beberapa khamir dapat bereproduksi secara
seksual dengan membentuk aski atau basidia dan dikelompokkan ke
dalam Ascomycota dan Basidiomycota.
Adapun khamir yang digunakan dalam pemindahan kultur ini yaitu
jenis Saccharomyces serevicae. Pada percobaan digunakan medium PDA
(Potato Dextrose Agar) karena medium ini sangat cocok untuk
pertumbuhan khamir atau yeast. Pemindahan kultur ini bertujuan untuk
menumbuhkan Saccharomyces cerevisae pada media PDA pada tabung
reaksi miring. Pada saat pengkulturan pada media PDA miring
Saccharomyces cerevisae belum terlihat jelas. Hal ini dikarenakan
pertumbuhan Saccharomyces cerevisae belum tumbuh. Namun pada hari
ketiga pertumbuhan Saccharomyces cerevisae mulai terlihat dengan
ditandai adanya substrat yang berwarna putih berbentuk lonjong.
Sedangkan pada hari ke-4 pertumbuhan dari Saccharomyces cerevisae
mulai terlihat lebih banyak daripada hari sebelumnya. Hal ini sesuai
dengan pernyataan Alexander & T.W. Jeffries. (1990) Saccharomyces
cerevisae merupakan khamir sejati yang secara morfologi hanya
membentuk blastospora berbentuk bulat lonjong, silindris, oval atau bulat
telur yang dipengaruhi oleh strainnya. Dapat berkembang biak dengan
membelah diri melalui budding cell.

Pertumbuhan Saccharomyces pada hari ke-4 bertambah banyak hal


ini dikarenakan nutrisi yang dibutuhkan tersedia pada media PDA yang
merupakan media yang paling cocok untuk pertumbuhan Saccharomyces.
Hal ini sesuai dengan pernyataan Camacho,dkk. (2003) Pertumbuhan
Saccharomyces dipengaruhi oleh adanya penambahan nutrisi yaitu unsur
C sebagai sumber carbon, unsur N yang diperoleh dari penambahan urea,
ZA, amonium dan pepton, mineral dan vitamin.[2] Suhu optimum untuk
fermentasi antara 28 30 oC.

Menurut Bailey, dkk. (1986) Reproduksinya dapat dipengaruhi oleh


keadaan lingkungan serta jumlah nutrisi yang tersedia bagi pertumbuhan
sel.Khamir umumnya berkembang biak baik secara seksual maupun
aseksual. Cara aseksual yaitu dengan bertunas dan fisi (membelah
menjadi duasetelah mitosis). Cara seksual yaitu dengan fusi
(penggabungan) dua sel dengan mating type (tipe perkawinan) yang
berbeda, zigot hasil fusi ini kemudian akanmembentuk 4 hingga 8 spora yang
kemudian menyebar.

Menurut Ghasem (2004) khamir hidupnya sebagian ada yang


saprofit dan ada beberapa yang parasitik. Sel khamir mempunyai ukuran
yang bervariasi, yaitu dengan panjang 1-5 m sampai 20-50 m, dan
lebar 1-10 m. Khamir termasuk fungi tetapi dibedakan dari kapang
karena bentuknya yang bersifat uniseluler. Reproduksi khamir terutama
dengan cara pertunasan. Sebagai sel tunggal khamir tumbuh dan
berkembang biak lebih cepat jika dibandingkan dengan kapang karena
mempunyai perbandingan luas permukaan dengan volume yang lebih
besar.

Pada saat pengamatan hasil inokulasi khamir yang dikultur pada


media PDA berhasil dan tidak kontaminasi hal ini dikarenakan pada saat
pengkulturan dilakukan secara septis sehingga tidak terjadi kontaminasi
dan inokulasi berhasil. Hal ini sesuai dengna pernyataan Sudjadi,dkk.
(2006) Faktor-faktor yang mempegaruhi berhasil tidaknya suatu inokulasi
yaitu Bukan hanya karena kondisi yang tidak steril sehingga terjadi
kontaminasi adapula faktor lain yakni ketersediaan nutrisi pada media.
Indikasi faktor ini jika tak ada satupun koloni mikroba yang tumbuh pada
media. Ada pula kesalahan lain yang bisa menyebabkan mikroba tidak
bisa hidup yakni kesalahan pada saat proses penggoresan biakan, jarum
ose masih terlalu panas sehingga mikroba sebelum ditanam sudah mati
terlebih dahulu.

KESIMPULAN
1Fungi (jamur) merupakan organisme eukariotik yang memiliki inti sel, memproduksi
spora, tidak memiliki klorofil, dapat berkembang biak baik seksual maupun
aseksual, dan beberapa jenis memiliki bagian tubuh berbentuk filamen.
2Fungi terbagi atas dua jenis yaitu kapang dan khamir. Kapang hidup berkoloni dan
mempunyai filamen yang membentuk miselium, sedangkan khamir merupakan sel
tunggal yang tidak berfilamen.
3Pemindahan kultur bertujuan untuk menumbuhkan jamur pada media PDA
Penggunaan media PDA dikarenakan untuk pertumbuhan jamur
4Teknik sterilisasi mempengaruhi proses berhasil tidaknya suatu kultur serta
digunakan untuk mematikan mikroorganisme yang dapat merugikan pertumbuhan
kapang dan khamir.
DAFTAR PUSTAKA

Alexander, M.A. & T.W. Jeffries. 1990. Respiratory efficiency and metabolize
partitioning as regulatory phenomena in yeasts. Enzyme Micobe. Technol.
12(1): 2-29.

Bailey, James E. and David F. Ollis.1986. Biochemical Engineering


Fundamentals, 2nd edition. McGraw-Hill Book Co: Singapore.

Bardford, J.P. & R.J. Hall. 1979. An examination of the crabtree effect in
Saccharomyces cerevisiae: The role of respiration adaptation. Journal of
General Microbiology.11(4): 267 275.

Camacho-Ruiz L, Prez-Guerra N, Roses RP. 2003. Factors affecting the growth of


Saccharomyces cerevisiae in batch culture and in solid state fermentation.
Electron J Environ Agric Food Chem.2(5): 531-542.

Ergun M, Mutlu SF, 2000, Application of a Statistical Technique to Production of


Ethanol From Sugar Beet Molasses by Saccharomyces
cerevisiae.Bioresour Technol.73(1): 251-255.

Ghasem N, Habibollah Y., Ku S, Ku I., 2004, Ethanol Fermentation In An


Immobilized Cell Reactor Using Saccharomyces cerevisiae. Bioresour
Technol.92(1):251260.

LEONG, S. L., Hocking, A. D., & Pitt, J. I. (2004). Occurrence of fruit rot fungi
(Aspergillus section Nigri) on some drying varieties of irrigated grapes.
Australian Journal of Grape and Wine Research.10(1):83-88.

Pitt, J. I., Hocking, A. D., & Glenn, D. R. 1983. An improved medium for the
detection of Aspergillus flavus and A. parasiticus. Journal of Applied
Bacteriology.54(1):109-114.

Roberts, C. F. (1959). A replica plating technique for the isolation of nutritionally


exacting mutants of a filamentous fungus (Aspergillus nidulans).
Microbiology.20(3):540-548.

Satish, S., Mohana, D. C., Ranhavendra, M. P., & Raveesha, K. A. 2007.


Antifungal activity of some plant extracts against important seed borne
pathogens of Aspergillus sp. An International Journal of Agricultural
Technology.3(1):109-119.

Sudjadi, Bagod., dan S. Laila. 2006. Biologi : Sains Dalam Kehidupan. Penerbit
Yudhistira.:Jakarta.

Syamsuri, Istamar. 2004. Biologi. Penerbit Erlangga:Jakarta.

Вам также может понравиться

  • Review Tuti Muflihah 2 Oktober 2017
    Review Tuti Muflihah 2 Oktober 2017
    Документ16 страниц
    Review Tuti Muflihah 2 Oktober 2017
    Putri Mustika Pratiwi
    Оценок пока нет
  • Studi Hipoglike
    Studi Hipoglike
    Документ36 страниц
    Studi Hipoglike
    Putri Mustika Pratiwi
    Оценок пока нет
  • Bab 2 Metode (Uti0
    Bab 2 Metode (Uti0
    Документ6 страниц
    Bab 2 Metode (Uti0
    Putri Mustika Pratiwi
    Оценок пока нет
  • Makalah Bioetika Kelompok 10 Uty
    Makalah Bioetika Kelompok 10 Uty
    Документ40 страниц
    Makalah Bioetika Kelompok 10 Uty
    Putri Mustika Pratiwi
    100% (1)
  • Lamaran Azizi Fix
    Lamaran Azizi Fix
    Документ7 страниц
    Lamaran Azizi Fix
    Putri Mustika Pratiwi
    Оценок пока нет
  • PAKU SUPLIR
    PAKU SUPLIR
    Документ8 страниц
    PAKU SUPLIR
    Putri Mustika Pratiwi
    Оценок пока нет
  • Lamaran Azizi Fix
    Lamaran Azizi Fix
    Документ7 страниц
    Lamaran Azizi Fix
    Putri Mustika Pratiwi
    Оценок пока нет
  • Flu Burung Manusia
    Flu Burung Manusia
    Документ3 страницы
    Flu Burung Manusia
    Putri Mustika Pratiwi
    Оценок пока нет
  • OPTIMASI METABOLISME GLUKOSA
    OPTIMASI METABOLISME GLUKOSA
    Документ14 страниц
    OPTIMASI METABOLISME GLUKOSA
    Putri Mustika Pratiwi
    Оценок пока нет
  • Arti Penting Lingkngan
    Arti Penting Lingkngan
    Документ3 страницы
    Arti Penting Lingkngan
    Putri Mustika Pratiwi
    Оценок пока нет
  • Makalah Bioetika Kelompok 10 Uty
    Makalah Bioetika Kelompok 10 Uty
    Документ1 страница
    Makalah Bioetika Kelompok 10 Uty
    Putri Mustika Pratiwi
    Оценок пока нет
  • Siklus Hidup Drosophila SP
    Siklus Hidup Drosophila SP
    Документ4 страницы
    Siklus Hidup Drosophila SP
    Indah Suciati Akanselaluberusaha
    Оценок пока нет
  • Brontok Krim
    Brontok Krim
    Документ5 страниц
    Brontok Krim
    Putri Mustika Pratiwi
    Оценок пока нет
  • Virus Tidak Dapat Dikatakan Sebagai Sel
    Virus Tidak Dapat Dikatakan Sebagai Sel
    Документ1 страница
    Virus Tidak Dapat Dikatakan Sebagai Sel
    Putri Mustika Pratiwi
    100% (3)
  • Fermentasi Karbohidrat
    Fermentasi Karbohidrat
    Документ5 страниц
    Fermentasi Karbohidrat
    Putri Mustika Pratiwi
    Оценок пока нет
  • Fermentasi Karbohidrat
    Fermentasi Karbohidrat
    Документ1 страница
    Fermentasi Karbohidrat
    Putri Mustika Pratiwi
    Оценок пока нет
  • Hasil Pengamatan Fermentasi
    Hasil Pengamatan Fermentasi
    Документ2 страницы
    Hasil Pengamatan Fermentasi
    Putri Mustika Pratiwi
    Оценок пока нет
  • Brontok Krim
    Brontok Krim
    Документ5 страниц
    Brontok Krim
    Putri Mustika Pratiwi
    Оценок пока нет
  • Fermentasi Karbohidrat
    Fermentasi Karbohidrat
    Документ5 страниц
    Fermentasi Karbohidrat
    Putri Mustika Pratiwi
    Оценок пока нет
  • Hasil Pengamatan Fisiologi Tumbuhan Klorofil
    Hasil Pengamatan Fisiologi Tumbuhan Klorofil
    Документ4 страницы
    Hasil Pengamatan Fisiologi Tumbuhan Klorofil
    Putri Mustika Pratiwi
    Оценок пока нет
  • Metabolisme Mikroba
    Metabolisme Mikroba
    Документ10 страниц
    Metabolisme Mikroba
    Putri Mustika Pratiwi
    Оценок пока нет
  • Daster Gentika Manusia
    Daster Gentika Manusia
    Документ3 страницы
    Daster Gentika Manusia
    Putri Mustika Pratiwi
    Оценок пока нет
  • Laporan Praktikum Mikroteknik Kutu Fix
    Laporan Praktikum Mikroteknik Kutu Fix
    Документ12 страниц
    Laporan Praktikum Mikroteknik Kutu Fix
    Putri Mustika Pratiwi
    Оценок пока нет
  • Pengujian Sifat Biokimia
    Pengujian Sifat Biokimia
    Документ5 страниц
    Pengujian Sifat Biokimia
    Putri Mustika Pratiwi
    Оценок пока нет
  • Bakteri Anaerob
    Bakteri Anaerob
    Документ2 страницы
    Bakteri Anaerob
    Putri Mustika Pratiwi
    Оценок пока нет
  • RESPON-BURUNG
    RESPON-BURUNG
    Документ11 страниц
    RESPON-BURUNG
    Putri Mustika Pratiwi
    Оценок пока нет
  • Proses Metabolisme Bakteri Anaerob untuk Produksi Biogas
    Proses Metabolisme Bakteri Anaerob untuk Produksi Biogas
    Документ6 страниц
    Proses Metabolisme Bakteri Anaerob untuk Produksi Biogas
    Putri Mustika Pratiwi
    Оценок пока нет
  • SDG
    SDG
    Документ8 страниц
    SDG
    Putri Mustika Pratiwi
    Оценок пока нет
  • 826 - Data Anggota Sativa 17
    826 - Data Anggota Sativa 17
    Документ12 страниц
    826 - Data Anggota Sativa 17
    Putri Mustika Pratiwi
    Оценок пока нет
  • Formol
    Formol
    Документ1 страница
    Formol
    Putri Mustika Pratiwi
    Оценок пока нет