Siklus pengeluaran (expenditurecycle) terdiri aktivits-aktivitas yang berkaitan dengan akuisisi dan pembayaran barang serta jasa, aktivitas utama utama dari siklus pengeluaran adalah (1) membeli barang dan jasa-transaksi pembelian dan (2) melakukan pembayaran-transaksi pengeluaran kas. 2. Tujuan audit Manajemen akan menetapkan asersi implisit dan eksplisit tentang transaksi dan saldo siklus pengeluaran dalam laporan keuangan perusahaan 3. Materialitas Siklus pengeluaran merupakan proses inti bagi banyak industry dan mencerminkan jumlah serta volume transaksi dalam siklus ini di mana risiko terjadinya salah saji yang material adalah tinggi. 4. Risiko inheren Dalam menilai risiko inheren untuk asersi-asersi siklus pengeluaran auditor harus mempertimbangkan faktor-faktor penting yang bisa mempengaruhi asersi-asersi diseluruh laporan keuangan serta faktor- faktor yang hanya berkaitan dengan asersi-asersi spesifik dalam siklus pengeluaran. Faktor-faktor penting yang dapat memotivasi manajemen untuk menyalah sajikan asersi-asersi siklus pengeluaran meliputi : a. Tekanan untuk menetapkan terlalu rendah beban agar dapat membuat laporan yang memenuhi target profitabilitas atau norma industry yang telah ditetapkan. Yang dalam kenyataan tidak tercapai akibat faktor-faktor seperti kondisi ekonomi global, nasional, atau regional yang mempengaruhi biaya operasi, dampak perkembangan teknologi terhadap produktivitas perusahaan, atau manajemen yang tidak baik. b. Tekanan untuk menetapkan terlalu rendah hutang agar bisa membuat laporan yang menunjukan tingkat modal kerja yang lebih tinggi pada saat perusahaan sedang menghadapi masalah likuiditas atau keraguan tentang kelangsungan usahanya Siklus pengeluaran cendererung menanggung resiko kecurangan yang dilakukan karyawan melalui pengeluaran kas yang tidak diotorisasi. Faktor-faktor lainnya yang dapat menimbulkan salah saji dalam asersi siklus pengeluaran mencakup : a. Volume transaksi dalam sikus ini biasanya tinggi b. Pembelian dan pengeluaran kas bisa dilakukan tanpa otorisasi c. Pembelian aktiva dapat diselewengkan d. Pembayaran atas faktur penjual mungkin dilakukan dua kali e. Masalah akuntansi yang tidak tepat mungkin terjadi berlaitan dengan hal-hal seperti apakah biaya harus dibebankan atau dikapitalisasi 5. Risiko prosedur analitis Pengujian analitis merupakan hal yang efektif dalam mengidentifikasikan akun-akun siklus pengeluaran yang mengandung salah saji. Risiko prosedur analitis merupakan unsur resiko deteksi bahwa prosedur analitis tersebut akan gagal mendeteksi kekeliruan yang material. Prosedur analitis yang hanya berfokus pada pembelian dan hutang usaha akan memberikan informasi yang akan sangat dapat diandalkan. Komponen pengendalian internal a. Lingkungan pengendalian b. Penilaian resiko manajemen c. Informasi dan komunikasi (system akuntansi) d. Pemantauan e. Penilaian awal atas resiko penendalian 6. Aktivitas penendalian-transaksi pembelian a. Dokumen dan catatan yang umum Dokumen dan catatan yang sering ditemukan dalam system akuntansi : 1) Permintaan pembelian 2) Pesanan pembelian 3) Laporan penerimaan 4) Faktur penjua 5) Voucher 6) Laporan pengecualian 7) Ikhtisar voucher 8) register voucher 9) file induk pemasok yang telah disetujui 10) file pemesanan pembelian terbuka 11) file penerimaan 12) file transaksi pembelian 13) file induk hutang usaha 14) file suspense atau penolakan b. fungsi-fungsi pemrosesan transaksi pembelian mencakup fungsi-fungsi pembelian berikut : 1) pengajuan pembelian. Permintaan yang diajukan oleh perusahaan untuk melakukan transaksi dengan perusahaan lain, yang meliputi : a) pencantuman nama pemasok pada daftar pemasok yang telah disetujui b) pengajuan kembali permintaan barang dan jasa c) pembuatan pesanan pembelian 2) penerimaan barang dan jasa, penerimaan atau pengiriman fisik barang atau jasa, yang mencakup : a) penerimaan barang b) penyimpanan barang yang diterima untuk persediaan c) pengembalian barang ke pemasok 3) pencatatan kewajiban, pengakuan formal oleh perusahaan atas kewajiban hukum yang meliputi : a) pembuatan voucher pembayaran dan pencatatan kewajiban b) pertanggungjawaban atas transaksi yang telah dilakukan
7. perolehan pemahaman dan penilaian resiko pengendalian
Auditor harus memperoleh pemahaman tentang siklus pembelian yang mencukupi untuk merencanakan audit, yaitu auditor harus memiliki pemahaman yang cukupa agar mampu mengidentifikasikan jenis-jenis salah saji yang potensial, mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi risiko salah saji yang material, dan merancang pengujian subtantif jika auditor merencanakan untuk menilai risiko pengendalian pada tingkat yang rendah untuk suatu asersi.
Jika auditor merencanakan menilai resiko pengendalian pada tingkat yang
sedang atau tinggi, maka ia dapat menggunakan pengetahuan tentang keefektifan pengendalian yang diperolehnya ketika memahami pengendalian internal
Jika auditor merencanakan untuk menilai risiko pengendalian pada
tingkat rendah, maka ia biasanya harus (1) menguji keefektifan pengendalian umum, (2) menggunakan teknik audit berbantuan komputer (3) menguji keefektifan prosedur untuk menindaklanjuti pengecualian yang diidentifikasi oleh pengendalian terprogram. 8. Pengujian subtantif atas saldo hutang usaha Hutang usaha biasanya merupakan kewajiban lancar terbesar dalam neraca dan merupakan faktor yang signifikan dalam mengevaluasi solvensi jangka pendek perusahaan. 9. Penentuan resiko deteksi untuk pengujian rincian Hutang usaha dipegnaruhi baik oleh transaksi pembelian yang menambah saldo maupun oleh transaksi pengeluaran kas yang menurunkan saldo tersebut. Jadi, resiko pengujian rincian untuk asersi hutang usaha dipengaruhi oleh risiko inheren, risiko prosedur analitis, dan faktor-faktor risiko pengendalian yang berkaitan dengan kedua kelompok transaksi.
10. Perancangan pengujian subtantif
Perancangan pengujian subtantif meliputi : a. prosedur awal b. prosedur analitis c. pengujian rincian transaksi 1) menelusuri hutang yang dicatat ke dokumentasi pendukung 2) melaksanakan pengujian pisah batas pembelian 3) melaksanakan pengujian pisah batas pengeluaran kas 4) melakukan pencarian hutang yang belum tercatat a) pembayaran kemudian b) prosedur lainnya c) pengujian rincian saldo 5) konfirmasi hutang usaha 6) merekonsiliasi hutang yang belum dikonfirmasi dengan laporan pemasok
Rencana akumulasi yang dibuat sederhana: Bagaimana dan mengapa berinvestasi di bidang keuangan dengan membangun rencana akumulasi otomatis yang disesuaikan untuk memanfaatkan tujuan Anda