Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Mesocarp terdiri dari serabut dan daging buah. Serabut terdiri dari tenunan
tenunan serat yang keras dan sels-selanya terdapat tenunan sel yang lunak dan
buah yang masak mengandung minyak.
b. Endocarp (temputung atau cangkang)
Pada buah masak, tempurung ini tebal dan keras sekali karena mengandung SiO2.
Tempurung (cangkang) dapat digunakan sebagai bahan bakar atau pengeras jalan-
jalan kebun dan belakangan ini dapat diolah menjadi Activated carbon, yang
sangat berguna untuk mengatasi polusi udara.
c. Kernel (Inti)
Bagian ini terletak disebelah dalam tempurung. Dalam satu buah terdapat satu biji
yang mengandung inti. Inti ini mengandung minyak yang warnanya jernih, dan
kualitas minyak inti lebih jika dibandingkan dengan kualitas minyak daging buah
(mesocarp). Hanya saja kandungan minyaknya lebih sedikit dibanding dengan
kandungan minyak daging buah. Minyak inti sawit sangat baik digunakan dalam
industri, misalnya industri pembuatan minyak margarine. Selain dari minyak inti
yang dihasilkan, terdapat juga ampas dari inti sawit yang digunakan pada industri
fermentasi alkohol.
b. Minyak inti sawit (PKO) yang berasal dari inti (kernel) kelapa sawit.
Buah kelapa sawit mengandung 35-60% daging buah dan 6-13% inti sawit,
kandungan minyak dan daging buah kelapa sawit adalah 50-55%. Minyak inti sawit
mirip
sekali dengan minyak kelapa baik dalam tetapan-tetapan kimia seperti Iodium
dan bilangan penyabunan kandungan asam lemak bebas terutama asam laurat. Oleh
karena itu minyak inti sawit bersama-sama dengan minyak kelapa sawit digolongkan
dalam minyak laurik. Pada umumnya minyak sawit mengandung lebih banyak asam-
asam palmitat, oleat dan linoleat dibandingkan dengan minyak inti.
Minyak sawit merupakan gliserida yang terdiri dari berbagai asam lemak,
sehingga titik lebur dari gliserida tersebut tergantung kepada kejenuhan asam
lemaknya. Semakin jenuh asam lemaknya semakin tinggi titik leburnya dari minyak
tersebut.
Tabel 2.2 Titik Lebur Beberapa Gliserida dan Berbagai Asam Lemak
Gliserida Titik Lebur (0C) Asam Lemak Titik Lebur (0C)
46,6 Laurat 43,6
Tri-Laurin
Tri-Miristat 57 Miristat 54,4
Tri-Palmitat 65,5 Palmitat 62,2
Tri-Stesrin 75,5 Stearat 69,9
Tri-Olein 4,9 Oleat 16
Tri-Linolein -12,5 Linoleat -5
b. Panas Spesifik
Dalam keadaan padat perubahan yang terjadi pada panas spesifik sangat
kecil akibat adanya variasi dari berat molekul, tapi peningkatan panas spesifik
terutama disebabkan oleh peningkatan bilangan iodiumnya. Dalam keadaan cair
panas spesifik meningkat dengan tajam akibat perubahan berat molekulnya dan
menurun dengan tajam akibat perubahan bilangan iodiumnya. Secara praktek
panas spesifik dari minyak cair (termasuk minyak kelapa sawit) dapat ditulis
dengan rumus :
d. Viskositas
Minyak dan lemak menunjukkan sifat-sifat dari cairan Newton nyata,
pendekatan dari titik leleh cairan Newton terjadi karena adanya kristal lemak.
Viskositas dari minyak dan lemak alam tidak jauh berbeda. Viskositas naik dengan
naiknya berat molekul dan menurun dengan peningkatan ketidakjenuhan dan
kenaikan temperatur. Viskositas minyak menurun sebesar 30% untuk setiap kenaikan
100C.
a. Hidrolisa
Ikatan ester dari molekul trigliserida dapat dihidrolisa menjadi asam lemak
bebas. Hidrolisa ini terjadi karena adanya air atau kelmbaban tinggi dan
temperatur tinggi mempercepat hidrolisa dalam asam lemak bebas yang
tinggi. Jumlah FFA dalam minyak, tidak hanya berpengaruh terhadap rafinasi,
tetapi juga kualitas minyak keseluruhan, sehingga reaksi ini tidak diinginkan.
b. Oksidasi
Minyak sawit relatif stabil dengan panas dan oksidasi disebabkan kandungan
asam lemak rendah. Akan tetapi minyak masih dapat dipengaruhi oleh
beberapa oksidasi disebabkan tingginya persentasi asam oleat yang bersama-
sama asam linoleat dan lain-lainnya membentuk labih kurang setengah asam
lemak yang berat molekulnya rendah di dalam sawit, aldehid dan keton.
Senyawa senyawa ini menimbulakan bau dan rasa yang tidak diinginkan
(bau tengik). Tipe dari bau tengik yang tidak diinginkan ini tergantung pada
komposisi asam lemak minyak, ketidak jenuhannya (asam oleat), dan adanya
anti oksidasi asam.
2.4 Komponen komponen Pada Minyak Sawit
Lemak dan minyak merupakan senyawa yang tidak terlarut dalam air dan
komponen penyusutan utamanya adalah trigliserida dan non trigliserida.
2.4.1 Komponen Trigliserida
Asam lemak penyusun trigliserida dapat merupakan asam lemak jenuh
asam lemak non jenuh. Contoh-contoh asam lemak jenuh dan asam lemak tak
jenuh dapat dilihat pada Tabel 2.7 dan Tabel 2.8.
Tabel 2.7 Asam Lemak tidak Jenuh dengan jumlah atom C genap dan memiliki
satu Ikatan Rangkap
a. Karoten
senyawa ini menimbulkan warna orange tua pada CPO.Karoten lerut dalam
minyak, lemak dan pelarut minyak serta pelarut lemak akan tetapi tidak larut
dalam air.senyawa ini dapat dihilangkan dengen proses adsorbsi dengan tanah
pemucat.Fraksi akroten yang paling berpengaruh dalam CPO adalah B-
karoten,pigmen ini juga tidak tahan terhadap pemanasan.
Komponen Ppm
Karoten 500-700
Tokoferol 800-900
Sterol <300
Phospatida 500
Besi (Fe) 2,0-5,0
Tembaga (Cu) <0,3
Air 0,07-0,18
Kotoran 0,02
b. Tokoferol
Tokoferol merupakan anti oksidan dalam minyak sawit (CPO). Tokoferol
dapat dibedakan atas alpa,beta, tokoferol
c. Senyawa Sterol
Sterol adalah komponen karakteristik semua minyak. Senyawa ini merupakan
senyawa unsaponifiable. Pengambilan senyawa ini dari minyak banyak dilakukan
karena senyawa ini penting karena senyawa ini penting untuk pembentukan vitamin
D dan untuk membuet obat obatan lain. Senyawa sterol yang berasal dari tumbuh
tumbuhan disebut phytosterol. Dua senyawa phytosterol yang telah dapat
diidentifikasikan adalah sitosterol dan stigmasterol.
-CH(CH3)CH2CH2CHCH(CH3)2- -CH(CH3)CH-CHCHCH(CH3)2
C2H5 C2H5
( sitosterol) ( stigmasterol)
d. Senyawa Phosphatida
Senyawa ini diangggap sebagai senyawa trigliserida yang salah satu asam
lemak nya digantikan oleh asam phospat yang terpenting dalam CPO adalah lecithin.
Senyawa inilarut dalam alkohol. Kontaminan logam besi (Fe) dan tembaga (Cu)
merupakan katalisator yang baik dalam proses oksidasi, walaupun dalam jumlah yang
sedikit. Kotoran merupakan sumber makanan bagi pertumbuhan jamur lipolitik yang
mengakibatkan hidrolisis.
Air merupakan bahan perangsang tumbuhnya mikroorganisme lipolitik karena
itu dalam perdagangan kadar air juga menetukan kualitas minyak, jika kandungan air
dalam minyak tinggi maka dapat menaikkan kadar FFAnya pada waktu tertentu .
Tetapi minyak yangterlalu kering mudah teroksidasi, jadi nilai optimum kadar air dan
bahan menguap harus diuji.
Petualang Eropa, yang mengunjungi Afrika pada abad 15 dan 16, adalah yang
pertama kalinya mengembangkan dan memperkenalakannya, Petualang sebelumnya
seperti orang Arab dan Marcopolo belum ada yang menyebutnya. Petualangan Diego
Gomes ada menyebut palm tetapi tidak begitu jelas maksudnya. Petualang Cada
Mosto (1435-1460) ada menulis beberapa kalimat yang jelas maksudnya adalah
kelapa sawit, sevagai berikut Dinegeri ini dapat dijumpai spesies pohon yang
berbuah banyak tetapi kecil-kecil berwarna merah dan hitam, memiliki tiga bagian,
harum, rasanya seperti olive berwarna kuning kunyit tetapi lebih aktif.
Minyak yang lebih ringan akan naik, sedangkan cairan Lumpur akan turun
kekentalan, suhu dan ketenangan cairan dalam CST (T-02) merupakan faktor yang
sangat penting dalam proses pemisahan minyak. Pemisahan minyak di CST (T-02)
memerlukan kondisi berikut :
- Suhu cairan minimal 920C.
- Ketebalan minyak minimal 60 cm.
- Waktu tinggal minyak kasar di CST minimal 6 jam.
Cairan minyak yang sudah dipisahkan di CST (T-02) mengandung kadar air
0,40-0,80% dan kotoran 0,20-0,40% dialirkan ke oil tank (T-04). Selanjutnya minyak
dialirkan ke dalam oil purifier (OP-01) untuk dipisahkan kotorannya. Minyak yang
tinggal dari oil purifier (OP-01) mengandung kadar air 0,20-0,50% dan kadar kotoran
0,02%. Sedangkan untuk mengurangi kadar air, minyak dialirkan ke vacuum drayer
(VD-01) yang sudah memenuhi standart mutu yang kadar air 0,15% dan kadar
kotoran 0,02% dialirkan ketangki tibun (T-05). Sementara itu, cairan sludge yang
keluar dari CST (T-02) dialirkan ke dalam sludge tank (ST-02) dan dipanaskan
dengan menginjeksikan uap langsung sampai 95-1000C. Selanjutnya cairan sludge
dialirkan ke sludge dialirkan ke sludge seperator (SS-01) melalui stariner (S-01) dan
pre cleaner (PC-02).
Stariner berfungsi untuk memisahkan atau menghilangkan serat-serat halus
yang masih ada dalam cairan sludge dengan maksud untuk meringankan beban kerja
di sludge seperator. Sedangkan fungsi dari pre cleaner adalah untuk menghilangkan
pasir.
Sludge seperator dioperasikan dalam konsisi suhu cairan sludge 90-950C.
Sisa cairan sludge yang telah dihilangkan serat-serat kasar dan pasirnya dialirkan ke
sludge seperator untuk dikutip minyaknya. Cairan minyak yang dikutip di sludge
seperator dipompakan ke CST (T-02), sedangkan sisanya berupa sludge yang masih
mengandung minyak <1% dialirkan ke fat pit. Dalam bak fat Pit dilakukan
pengutipan kembali sisa-sisa minyak yang masih ada dengan sistem pengendapan dan
pemanasan. Setelah itu cairan dialirkan ke instalasi pengolahan air limbah (IPAL)
untuk diproses sebelum dibuang keperairan umum. Sedangkan sisa-sisa minyak yang
dikutip dipompakan ke bak (T-01).
Hal penting yang harus dilakukan dalam stasiun pemurnian adalah melakukan
spui CST (T-02), sludge tank dan sand trap minimal satu kali pada saat sebelum
mengolah dengan maksud membuang pasir-pasir dan benda-benda lain yang
mengendap. Spui atau pembuangan pasir atau endapan agar dihindarkan minyak
jangan sampai terbawa. Bak RO (T-01) dibersihkan setiap minggu.
Melalui cake breaker conveyor (CBC) ampas yang keluar dari pressan
dialirkan ke depericarper (D-01) untuk memisahkan antara ampas dan biji. Ampas
dialirkan keketel uap melului blower (fiber cyclone) (FC-01) untuk dipakai sebagai
bahan bakar. Sedangkan biji melalui polishing drum (PD-01) dan timba biji
dimasukkan ke silo biji (TS-01) untuk diperam selama 18 jam dengan suhu bagian
atas 800C, tengan 700C dan bawah 600C. Biji yang berasal dari silo biji melalui
shaking grade atau nut grading screen (NG-01) dimasukkan ke dalam creaker untuk
dipecah.
Biji yang sudah dimasukkan ke dalam hidrocyclone seperator atau claybath
(HC-01) untuk dipisahkan cangkangnya selama minimal 12 jam dan dipanasi dengan
suhu bagian atas 800C, tengah 700C dan bawah 600C. Sedangkan cangkang yang
telah dipisahkan dari inti dimasukkan kedalam silo cangkang (SC-01) sebagai bahan
bakar ketel uap. Dan inti sawit dimasukkan ketangki silo (KS-01) untuk dikeringkan.
Inti sawit yang sudah kering dibersihkan dengan blower yang dimasukkan
kedalam tangki timbun silo inti (KS-03). Kenudian digonikan, ditimbang dan
selanjutnya dimasukkan kedalam gudang inti. Mutu inti akan baik dan persentase
kehilangan inti akan kecil bila proses pengolahan biji sampai pengeringan atau
penghisapan kotoran dilaksanakan dengan baik