Вы находитесь на странице: 1из 22

Nama : Sherlie Jennyara

NIM : 151341127

PENYAKIT UMUM YANG TERKAIT DENGAN MASALAH GIZI

KURANG ENERGI PROTEIN (KEP)/PROTEIN ENERGI MALNUTRITION


(PEM)/PROTEIN CALORI MALNUTRITION (PCM)

Adalah penyakit gizi akibat defisiensi energi dalam jangka waktu yang cukup lama.

Prevalensi tinggi terjadi pada balita, ibu hamil (bumil) dan ibu menyusui/meneteki
(buteki)

Pada derajat ringan pertumbuhan kurang, tetapi kelainan biokimiawi dan gejala klinis
(marginal malnutrition)

Derajat berat adalah tipe kwashiorkor dan tipe marasmus atau tiep marasmik-
kwashiorkor

Terdapat gangguan pertumbuhan, muncul gejala klinis dan kelainan biokimiawi yang
khas

Penyebab

Masukan makanan atau kuantitas dan kualitas rendah

Gangguan sistem pencernaan atau penyerapan makanan

Pengetahuan yang kurang tentang gizi

Konsep klasik diet cukup energi tetapi kurang pprotein menyebabkan kwashiorkor

Diet kurang energi walaupun zat gizi esensial seimbang menyebabkan marasmus

Kwashiorkor terjadi pada hygiene yang buruk , yang terjadi pada penduduk desa yang
mempunyai kebiasaan memberikan makanan tambahan tepung dan tidak cukup
mendapatkan ASI

Terjadi karena kemiskinan sehingga timul malnutrisi dan infeksi

Gejala klinis KEP ringan

Pertumbuhan mengurang atau berhenti

BB berkurang, terhenti bahkan turun

Ukuran lingkar lengan menurun

Maturasi tulang terlambat


Nama : Sherlie Jennyara
NIM : 151341127

Rasio berat terhadap tinggi normal atau menurun

Tebal lipat kulit normal atau menurun

Aktivitas dan perhatian kurang

Kelainan kulit dan rambut jarang ditemukan

Pembagian

Marasmus

Kwashiorkor

Marasmus-kwashiorkor

Marasmus adalah kekurangan energi pada makanan yang menyebabkan cadangan protein
tubuh terpakai sehingga anak menjadi kurus dan emosional. Sering terjadi pada bayi
yang tidak cukup mendapatkan ASI serta tidak diberi makanan penggantinya, atau terjadi
pada bayi yang sering diare.

Penyebab

Ketidakseimbangan konsumsi zat gizi atau kalori didalam makanan

Kebiasaan makanan yang tidak layak

Penyakit-penyakit infeksi saluran pencernaan

Tanda dan gejala

Wajah seperti orang tua, terlihat sangat kurus

Mata besar dan dalam, sinar mata sayu

Mental cengeng

Feces lunak atau diare

Rambut hitam, tidak mudah dicabut

Jaringan lemak sedikit atau bahkan tidak ada, lemak subkutan menghilang hingga
turgor kulit menghilang

Kulit keriput, dingin, kering dan mengendur

Torax atau sela iga cekung


Nama : Sherlie Jennyara
NIM : 151341127

Atrofi otot, tulang terlihat jelas

Tekanan darah lebih rendah dari usia sebayanya

Frekuensi nafas berkurang

Kadar Hb berkurang

Disertai tanda-tanda kekurangan vitamin

Kwashiorkor adalah penyakit yang disebabkan oleh kekurangan protein dan sering timbul
pada usia 1-3 tahun karena pada usia ini kebutuhan protein tinggi.

Meski penyebab utama kwashiorkor adalah kekurangan protein, tetapi karena bahan makanan
yang dikonsumsi kurang menggandung nutrient lain serta konsumsi daerah setempat yang
berlainan, akan terdapat perbedaan gambaran kwashiorkor di berbagai negara.

Penyebab

Kekurangan protein dalam makanan

Gangguan penyerapan protein

Kehilangan protein secara tidak normal

Infeksi kronis

Perdarahan hebat

Tanda dan gejala

Wajah seperti bulan moon face

Pertumbuhan terganggu

Sinar mata sayu

Lemas-lethargi

Perubahan mental (sering menangis, pada stadium lanjut menjadi apatis)

Rambut merah, jarang, mudah dicabut

Jaringan lemak masih ada

Perubahan warna kulit (terdapat titik merah kemudian menghitam, kulit tidak keriput)
Nama : Sherlie Jennyara
NIM : 151341127

Iga normal-tertutup oedema

Atrofi otot

Anoreksia

Diare

Pembesaran hati

Anemia

Sering terjadi acites

Oedema

Kwashiorkor-marasmik memperlihatkan gejala campuran antara marasmus dan


kwashiorkor

Penatalaksanaan

Secara umum

Ruangan cukup hangat dan bersih

Posisi tubuh diubah-ubah (karena mudah terjadi dekubitus)

Pencegahan infeksi nosokomial

Penimbangan BB tiap hari

Secara khusus

Resusitasi dan terapi komplikasi

Koreksi dehidrasi dan asidosis (pemberian cairan oralit atau infus)

Mencegah atau mengobati defisiensi vitamin A

Terapi Ab bila ada tanda infeksi atau sakit berat

Dietetik

Prinsip TKTP dan suplemen vitamin mineral

Bentuk makanan disesuaikan secara individual (cair, lunak, biasa, makanan dengan
porsi sedikit-sedikit tapi sering)
Nama : Sherlie Jennyara
NIM : 151341127

Pemantauan masukan makanan tiap hari (perubahan diet biasanya dilakukan setiap
saat)

Persiapan pulang

Gejala klinik tidak ada

Nafsu makan baik

Pembekalan terhadap orang tua tentang gizi, perilaku hidup dan lingkungan yang
sehat

Komplikasi

Infeksi saluran pencernaan

Defisiensi vitamin

Depresi mental

Program pemerintah penanggulangan KEP

Diprioritaskan pada daerah-daerah miskin dengan sasaran utama

Ibu hamil

Bayi

Balita

Anak-anak sekolah dasar

Keterpaduan kegiatan

Penyuluhan gizi

Peningkatan pendapatan

Peningkatan pelayanan kesehatan

Keluarga berencana

Peningkatan peran serta masyarakat

Kegiatan
Nama : Sherlie Jennyara
NIM : 151341127

Peningkatan upaya pemantauan tumbuh kembang anak melalui keluarga, dasawisma dan
posyandu

Penanganan secara khusus KEP berat

Rujukan pelayanan gizi di posyandu

Peningkatan gerakan sadar pangan dan gizi

ASI eksklusif

OBESITAS

adalah penyakit gizi yang disebabkan kelebihan kalori dan ditandai dengan akumulasi
jaringan lemak secara berlebihan diseluruh tubuh.

Merupakan keadaan patologis dengan terdapatnya penimbunan lemak yang berlebihan


dari yang diperlukan untuk fungsi tubuh

Gizi lebih (over weight) dimana berat badan melebihi berat badan rata-rata, namun
tidak selalu identik dengan obesitas

BB >>> tidak selalu obesitas

Penyebab

Perilaku makan yang berhubungan dengan faktor keluarga dan lingkungan

Aktifitas fisik yang rendah

Gangguan psikologis (bisa sebagai sebab atau akibat)

Laju pertumbuhan yang sangat cepat

Genetik atau faktor keturunan

Gangguan hormon

Gejala

Terlihat sangat gemuk

Lebih tinggi dari anak normal seumur

Dagu ganda
Nama : Sherlie Jennyara
NIM : 151341127

Buah dada seolah-olah berkembang

Perut menggantung

Penis terlihat kecil

Terdapat 2 golongan obesitas

Regulatory obesity, yaitu gangguan primer pada pusat pengatur masukan makanan

Obesitas metabolik, yaitu kelainan metabolisme lemak dan karbohidrat

Resiko/dampak obesitas

Gangguan respon imunitas seluler

Penurunan aktivitas bakterisida

Kadar besi dan seng rendah

Penatalaksanaan

Menurunkan BB sangat drastis dapat menghentikan pertumbuhannya. Pada obesitas


sedang, adakalanya penderita tidak memakan terlalu banyak, namun aktifitasnya
kurang, sehingga latihan fisik yang intensif menjadi pilihan utama

Pada obesitas berat selain latihan fisik juga memerlukan terapi diet. Jumalh energi
dikurangi, dan tubuh mengambil kekurangan dari jaringan lemak tanpa mengurangi
pertumbuhan, dimana diet harus tetap mengandung zat gizi esensial.

Kurangi asupan energi, akan tetapi vitamin dan nutrisi lain harus cukup, yaitu dengan
mengubah perilaku makan

Mengatasi gangguan psikologis

Meningkatkan aktivitas fisik

Membatasi pemakaian obat-obatan yang untuk mengurangi nafsu makan

Bila terdapat komplikasi, yaitu sesak nafas atau sampai tidak dapat berjalan, rujuk ke
rumah sakit

Konsultasi (psikologi anak atau bagian endokrin)

ANEMIA

Anemia defisiensi adalah anemia yang disebabkan oleh kekurangan satu atau beberapa
bahan yang diperlukan untuk pematangan eritrosit.
Nama : Sherlie Jennyara
NIM : 151341127

Keadaan dimana kadar hemoglobin (Hb), hematokrit (Ht) dan eritrosit lebih rendah dari nilai
normal, akibat defisiensi salah satu atau beberapa unsur makanan yang esensial yang dapat
mempengaruhi timbulnya defisiensi tersebut.

Macam-macam anemia

Anemia defisiensi besi adalah anemia karena kekurangan zat besi atau sintesa hemoglobin

Anemia megaloblastik adalah terjadinya penurunan produksi sel darah merah yang matang,
bisa diakibatkan defisiensi vitamin B12

Anemia aplastik adalah anemia yang berat, leukopenia dan trombositopenia, hipoplastik atau
aplastik

ANEMIA DEFISIENSI BESI

Prevalensi tertinggi terjadi didaerah miskin, gizi buruk dan penderita infeksi

Hasil studi menunjukan bahwa anemia pada masa bayi mungkin menjadi salah satu
penyebab terjadinya disfungsi otak permanen

Defisiensi zat besi menurunkan jumlah oksigen untuk jaringan, otot kerangka,
menurunnya kemampuan berfikir serta perubahan tingkah laku.

Ciri

Akan memperlihatkan respon yang baik dengan pemberian preparat besi

Kadar Hb meningkat 29% setiap 3 minggu

Tanda dan gejala

Pucat (konjungtiva, telapak tangan, palpebra)

Lemah

Lesu

Hb rendah

Sering berdebar

Papil lidah atrofi


Nama : Sherlie Jennyara
NIM : 151341127

Takikardi

Sakit kepala

Jantung membesar

Dampak

Produktivitas rendah

SDM untuk generasi berikutnya rendah

Penyebab

Sebab langsung

Kurang asupan makanan yang mengandung zat besi

Mengkonsumsi makanan penghambat penyerapan zat besi

Infeksi penyakit

Sebab tidak langsung

Distribusi makanan yang tidak merata ke seluruh daerah

Sebab mendasar

Pendidikan wanita rendah

Ekonomi rendah

Lokasi ggeografis (daerah endemis malaria)

Kelompok sasaran prioritas

Ibu hamil dan menyusui

Balita

Anak usia sekolah

Tenaga kerja wanita

Wanita usia subur


Nama : Sherlie Jennyara
NIM : 151341127

Penanganan

Pemberian Komunikasi,informasi dan edukasi (KIE) serta suplemen tambahan pada


ibu hamil maupun menyusui

Pembekalan KIE kepada kader dan orang tua serta pemberian suplemen dalam bentuk
multivitamin kepada balita

Pembekalan KIE kepada guru dan kepala sekolah agar lebih memperhatikan keadaan
anak usia sekolah serta pemeberian suplemen tambahan kepada anak sekolah

Pembekalan KIE pada perusahaan dan tenaga kerja serta pemberian suplemen kepada
tenaga kerja wanita

Pemberian KIE dan suplemen dalam bentuk pil KB kepada wanita usia subur (WUS)

DEFISIENSI VITAMIN A

Prevalensi tertinggi terjadi pada balita

Penyebab

Intake makanan yang mengandung vitamin A kurang atau rendah

Rendahnya konsumsi vitamin A dan pro vitamin A pada bumil sampai melahirkan
akan memberikan kadar vitamin A yang rendah pada ASI

MP-ASI yang kurang mencukupi kebutuhan vitamin A

Gangguan absorbsi vitamin A atau pro vitamin A (penyakit pankreas, diare kronik,
KEP dll)

Gangguan konversi pro vitamin A menjadi vitamin A pada gangguan fungsi kelenjar
tiroid

Kerusakan hati (kwashiorkor, hepatitis kronik)

Sifat

Mudah teroksidasi

Mudah rusak oleh sinar ultraviolet

Larut dalam lemak


Nama : Sherlie Jennyara
NIM : 151341127

Tanda dan gejala

Rabun senja-kelainan mata, xerosis konjungtiva, bercak bitot, xerosis kornea

Kadar vitamin A dalam plasma <20ug/dl

Tanda hipervitaminosis

Akut

Mual, muntah

Fontanela meningkat

Kronis

Anoreksia

Kurus

Cengeng

Pembengkakan tulang

Upaya pemerintah

Penyuluhan agar meningkatkan konsumsi vitamin A dan pro vitamin A

Fortifikasi (susu, MSG, tepung terigu, mie instan)

Distribusi kapsul vitamin A dosis tinggi pada balita 1-5 tahun (200.000 IU pada bulan
februari dan agustus), ibu nifas (200.000 IU), anak usia 6-12 bulan (100.000 IU)

Kejadian tertentu, ditemukan buta senja, bercak bitot. Dosis saat ditemukan (200.000
IU), hari berikutnya (200.000 IU) dan 4 minggu berikutnya (200.000 IU)

Bila ditemukan xeroptalmia. Dosis saat ditemukan :jika usia >12 bulan 200.000 IU,
usia 6-12 bulan 100.000 IU, usia < 6 bulan 50.000 IU, dosis pada hari berikutnya
diberikan sesuai usia demikian pula pada 1-4 minggu kemudian dosis yang diberikan
juga sesuai usia

Pasien campak, balita (200.000 IU), bayi (100.000 IU)

Catatan

Vitamin A merupakan nutrient esensial, yang hanya dapat dipenuhi dari luar tubuh,
dimana jika asupannya berlebihan bisa menyebabkan keracunan karena tidak larut
dalam air
Nama : Sherlie Jennyara
NIM : 151341127

Gangguan asupan vitamin A bisa menyebabkan morbili, diare yang bisa berujung
pada morbiditas dan mortalitas, dan pneumonia

GANGGUAN AKIBAT KEKURANGAN YODIUM (GAKY)

Adalah sekumpulan gejala yang dapat ditimbulkan karena tubuh menderita


kekurangan yodium secara terus menerus dalam waktu yang lama.

Merupakna masalah dunia

Terjadi pada kawasan pegunungan dan perbukitan yang tanahnya tidak cukup
mengandung yodium

Defisiensi yang berlangsung lama akan mengganggu fungsi kelenjar tiroid yang
secara perlahan menyebabkan pembesaran kelenjar gondok

Dampak

Pembesaran kelenjar gondok

Hipotiroid

Kretinisme

Kegagalan reproduksi

Kematian

Defisiensi pada janin

Dampak dari kekurangan yodium pada ibu

Meningkatkan insiden lahir mati, aborsi, cacat lahir

Terjadi kretinisme endemis

Jenis syaraf (kemunduran mental, bisu-tuli, diplegia spatik)

Miksedema (memperlihatkan gejala hipotiroid dan dwarfisme)

Defisiensi pada BBL

Penting untuk perkembangan otak yang normal


Nama : Sherlie Jennyara
NIM : 151341127

Terjadi penurunan kognitif dan kinerja motorik pada anak usia 10-12 tahun pada
mereka yang dilahirkan dari wanita yang mengalami defisiensi yodium

Defisiensi pada anak

Puncak kejadian pada masa remaja

Prevalensi wanita lebih tinggi dari laki-laki

Terjadi gangguan kinerja belajar dan nilai kecerdasan

Klasifikasi tingkat pembesaran kelenjar menurut WHO (1990)

Tingkat 0 : tidak ada pembesaran kelenjar

Tingkat IA : kelenjar gondok membesar 2-4x ukuran normal, hanya dapat diketahui
dengan palpasi, pembesaran tidak terlihat pada posisi tengadah maksimal

Tingkat IB : hanya terlihat pada posisi tengadah maksimal

Tingkat II : terlihat pada posisi kepala normal dan dapat dilihat dari jarak 5 meter

Tingkat III : terlihat nyata dari jarak jauh

Sasaran

Ibu hamil

WUS

Dosis dan kelompok sasaran pemberian kapsul yodium

Bayi < 1tahun : 100 mg

Balita 1-5 tahun : 200 mg

Wanita 6-35 tahun : 400 mg

Ibu hamil (bumil) : 200 mg

Ibu meneteki (buteki) : 200 mg

Pria 6-20 tahun : 400 mg


Nama : Sherlie Jennyara
NIM : 151341127

GAKY tidak berhubungan denga tingkat sosek melainkan dengan geografis

Spektrum gangguan akibat kekurangan yodium

Fetus : abortus, lahir mati, kematian perinatal, kematian bayi, kretinisme nervosa
(bisu tuli, defisiensi mental, mata juling), cacat bawaan, kretinisme miksedema,
kerusakan psikomotor

Neonatus : gangguan psikomotor, hipotiroid neonatal, gondok neonatus

Anak dan remaja : gondok, hipotiroid juvenile, gangguan fungsi mental (IQ rendah),
gangguan perkembangan

Dewasa : gondok, hipotiroid, gangguan fungsi mental, hipertiroid diimbas oleh


yodium

Sumber makanan beryodium yaitu makanan dari laut seperti ikan, rumput laut dan sea food.
Sedangkan penghambat penyerapan yodium (goitrogenik) seperti kol, sawi, ubi kayu, ubi
jalar, rebung, buncis, makanan yang panas, pedas dan rempah-rempah.

Pencegahan/penanggulangan

Fortifikasi : garam

Suplementasi : tablet, injeksi lipiodol, kapsul minyak beryodium

http://www.alodokter.com/perhatikan-berbagai-penyakit-akibat-malnutrisi-di-bawah-ini

SUMBER DATA KEMATIAN IBU

A. Kematian Ibu
Angka kematian ibu juga merupakan salah satu target yang telah ditentukan dalam
tujuan pembangunan millenium yaitu tujuan ke 5 yaitu meningkatkan kesehatan ibu dimana
target yang akan dicapai sampai tahun 2015 adalah mengurangi sampai resiko jumlah
kematian ibu. Dari hasil survei yang dilakukan AKI telah menunjukkan penurunan dari waktu
Nama : Sherlie Jennyara
NIM : 151341127

ke waktu, namun demikian upaya untuk mewujudkan target tujuan pembangunan millenium
masih membutuhkan komitmen dan usaha keras yang terus menerus.

a. Jumlah Kematian Ibu di Indonesia


Jumlah angka kematian ibu antara tahun 1991 sampai dengan tahun 2012 dapat di lihat
pada gambar 1.

Gambar 1. Angka kematian ibu di indonesia tahun 1991 2012


(Sumber: BPS, SDKI 1991-2012)

Dari Gambar 1 tersebut dapat dilihat bahwa AKI di Indonesia sejak tahun 1991
hingga 2007 mengalami penurunan dari 390 menjadi 228 per 100.000 kelahiran hidup. Sejak
tahun 1990 pemerintah telah melakukan upaya strategis dalam upaya menekan AKI dengan
pendekatan safe motherhood yaitu memastikan semua wanita mendapatkan perawatan yang
dibutuhkan sehingga selamat dan sehat selama kehamilan dan persalinannya. Di Indonesia,
Safe Motherhood Initiative ditindaklanjuti dengan peluncuran program Gerakan Sayang Ibu
di tahun 1996 oleh presiden yang melibatkan berbagai sektor pemerintahan disamping sektor
kesehatan.
Salah satu program utama yang ditujukan untuk mengatasi masalah kematian ibu
adalah penempatan bidan di tingkat desa secara besar-besaran yang bertujuan untuk
mendekatkan akses pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir ke masyarakat. Pada tahun
2000 Kementerian Kesehatan RI memperkuat strategi intervensi sektor kesehatan untuk
mengatasi kematian ibu dengan mencanangkan strategi Making Pregnancy Safer (Profil
Kesehatan RI, 2014).
Nama : Sherlie Jennyara
NIM : 151341127

Namun, pada tahun 2012 SDKI kembali mencatat kenaikan AKI yang signifikan, yakni dari
228 menjadi 359 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup. Oleh karena itu, pada tahun 2012
Kementerian Kesehatan meluncurkan program Expanding Maternal and Neonatal Survival
(EMAS) dalam rangka menurunkan angka kematian ibu dan neonatal sebesar 25%. Program
ini dilaksanakan di provinsi dan kabupaten dengan jumlah kematian ibu dan neonatal yang
besar, yaitu Sumatera Utara, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi
Selatan. Dasar pemilihan provinsi tersebut dikarenakan 52,6% dari jumlah total kejadian
kematian ibu di Indonesia berasal dari enam provinsi tersebut. Sehingga dengan menurunkan
angka kematian ibu di enam provinsi tersebut diharapkan akan dapat menurunkan angka
kematian ibu di Indonesia secara signifikan (Profil Kesehatan RI, 2014).

ANGKA KEMATIAN BAYI

a. Kematian Neotanal Bayi


Sebagian besar umur Neonatal kurang dari 10 hari. Berat badan neonatal pada saat
lahir kurang dari 2500 gram. Berdasarkan Neonatal meninggal disebabkan berat badan lahir
rendah. Sebagian besar kematian Neonatal karena infeksi banyak dipengaruhi pada saat
kehamilan ibu (antenatal). Sebagian besar kematian Neonatal karena Asfiksia banyak pada
tingkat asfiksia berat (Wati, 2013).
Nama : Sherlie Jennyara
NIM : 151341127

b. Penyebab Kematian Neotanal Bayi


Kematian neonatus terjadi karena neonatus komplikasi. Neonatus komplikasiadalah
neonatus dengan penyakit dan atau kelainan yang didapat menyebabkan kecacatan dan atau
kematian, seperti asfiksia, ikterus, hipotermia, tetanus neonatorum, infeksi/sepsis, trauma
lahir, BBLR (Berat lahir < 2500 gram), sindrom gangguan pernapasan, dan kelainan
kongenital (WHO, 2012). Determinan kematian neonatus menurut WHO pada tahun 2012
yaitu Permaturitas dan BBLR (30%), Infeksi neonatus (25%), Asfiksia dan trauma lahir
(23%), Kelainan kongenital (7%), Tetanus Neonatorum (3%), Diare (3%), dan penyebab lain
(9%).

Gambar 3. Kecenderungan kematian bayi di Indonesia


(Depkes)

c. Angka Kematian Bayi Indonesia

Angka Kematian Bayi (AKB) atau Infant Mortality Rate merupakan indikator yang
lazim digunakan untuk menentukan derajat kesehatan masyarakat, baik pada tatanan provinsi
maupun nasional. AKB merujuk pada jumlah bayi yang meninggal pada fase antara kelahiran
hingga bayi belum mencapai umur 1 tahun per 1.000 kelahiran hidup. Saat ini Angka
Kematian Bayi (AKB) di Indonesia adalah tertinggi dibandingkan dengan negara ASEAN
lainnya. Menurut data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007, Angka
Nama : Sherlie Jennyara
NIM : 151341127

Kematian Bayi (AKB) di Indonesia 34 per 1000 kelahiran hidup (Depkes, 2009). Bila
dirincikan 157.000 bayi meninggal dunia per tahun atau 430 bayi meninggal dunia per hari.

Gambar 3. Kecenderungan kematian bayi di Indonesia (Depkes)


Dalam Millenium Development Goals (MDGS), Indonesia menargetkan pada tahun 2015
Angka Kematian Bayi (AKB) menurun menjadi 17 bayi per 1000 kelahiran. Penyebab
kematian bayi baru lahir salah satunya disebabkan oleh asfiksia (27%) (SKRT, 2007) yang
merupakan penyebab kedua kematian bayi baru lahir setelah BBLR (Departemen Kesehatan
RI, 2008). Pada tahun 2009 angka terjadinya asfiksia di dunia menurut World Health
Organization (WHO) adalah 19%. Kecenderungan kematian bayi dan balita dapat dilihat
pada gambar 3 di bawah ini.

Gambar 3. Kecenderungan kematian bayi di Indonesia


(Depkes)

http://www.negeripesona.com/2016/04/angka-kelahiran-natalitas-angka.html

CONTOH MALNUTRISI

Berikut ini beberapa penyakit yang disebabkan oleh malnutrisi:

Kwashiorkor

Kwashiorkor terjadi karena tidak cukupnya asupan protein dalam makanan yang masuk ke
dalam tubuh. Protein diperlukan untuk memperbaiki sel, membuat sel baru, serta penting
Nama : Sherlie Jennyara
NIM : 151341127

untuk pertumbuhan selama masa kanak-kanak dan kehamilan. Penyakit malnutrisi ini paling
umum menimpa anak-anak dan terjadi di negara-negara berkembang.

Gejala-gejala penyakit kwashiorkor antara lain merasa kelelahan, warna kulit dan rambut
berubah menjadi oranye kemerah-merahan/kuning/putih, sistem kekebalan tubuh rusak,
hilangnya massa otot, pembengkakan di bawah kulit (edema), mudah marah, susah
menambah berat badan dan tinggi, perut buncit, kulit beruam, hingga syok.

Kwashiorkor dapat dicegah dan ditangani dengan mengonsumsi makanan yang mengandung
protein seperti daging, susu, keju, ikan, telur, kedelai, kacang-kacangan, dan biji-bijian.

Marasmus

Marasmus disebabkan oleh kekurangan hampir semua nutrisi dan sumber tenaga, terutama
protein, karbohidrat, dan lipid (zat kemak). Marasmus dapat menimpa anak-anak dan orang
dewasa serta menyebabkan kematian jika tidak diobati. Ciri-ciri seseorang terkena marasmus
antara lain tubuh kurus kering hanya tinggal kulit dan tulang yang menonjol (tulang iga dan
bahu menonjol, kulit lengan atas, paha, dan bokong kendur), wajah seperti orang yang sudah
tua.

Beri-beri

Beri-beri terjadi karena tubuh kekurangan vitamin B1 (thiamine). Ada dua jenis beri-beri,
yaitu beri-beri basah dan beri-beri kering. Beri-beri basah memengaruhi sistem
kardiovaskular (jantung dan pembuluh darah). Ciri-ciri dari beri-beri basah di antaranya
bangun tidur di malam hari dengan sesak napas, denyut jantung meningkat, sesak napas saat
beraktivitas, dan kaki bagian bawah bengkak. Sedangkan beri-beri kering memengaruhi
sistem saraf. Tanda -tandanya adalah susah berjalan, kaki dan tangan mati rasa atau
kesemutan, fungsi otot kaki bagian bawah menurun, nyeri, kesulitan bicara, muntah, dan
mata bergerak-gerak terus (nistagmus).

Vitamin B1 terlibat dalam fungsi sistem saraf dan otot, aliran elektrolit menuju ke dalam dan
keluar sel-sel saraf dan otot, pencernaan, dan metabolisme karbohidrat. Agar tidak terserang
beri-beri, konsumsilah makanan kaya vitamin B1 seperti susu, biji-bijian, gandum, jeruk,
daging babi, daging sapi, ragi, kacang-kacangan, beras, dan sereal dari biji-bijian utuh.

Scurvy

Penyakit malnutrisi ini akibat tubuh kekurangan vitamin C (asam askorbat). Vitamin C
penting bagi tubuh untuk membuat kolagen (sejenis protein yang ditemukan dalam jaringan
kulit, pembuluh darah, tulang dan tulang rawan). Ciri-ciri penyakit scurvy termasuk nyeri
otot dan sendi, kelelahan, munculnya titik-titik merah di kulit, perdarahan dan pembengkakan
pada gusi, hilangnya nafsu makan, berat badan turun, diare, napas cepat, dan demam.

Vitamin C bisa didapat dari sayuran dan buah-buahan seperti kentang, asparagus, brokoli,
tomat, kiwi, stroberi, lemon, jeruk, limau, kubis, paprika, bayam, wortel, pepaya, jambu
merah (guava) atau hati dan tiram.

Anemia
Nama : Sherlie Jennyara
NIM : 151341127

Anemia akibat kekurangan zat besi. Zat besi digunakan untuk memproduksi sel darah merah,
yang membantu menyimpan dan membawa oksigen dalam darah ke jaringan tubuh. Jika sel
darah merah sedikit, organ dan jaringan tidak akan mendapatkan oksigen yang cukup.

Gejala anemia akibat defisiensi besi meliputi kesemutan di kaki, kurangnya nafsu makan,
detak jantung cepat, kuku rapuh, nyeri dan radang lidah, tangan dan kaki dingin, pusing atau
sakit kepala, infeksi, sakit dada, sesak napas, tubuh lemah, dan kulit pucat. Anemia dapat
diatasi dengan mengonsumsi suplemen zat besi atau makan makanan yang kaya akan zat besi
seperti kismis, telur, daging, ikan, tahu, kacang-kacangan, biji-bijian, beras merah, dan
sayuran berdaun hijau tua.

Kebanyakan masalah yang disebabkan oleh malnutrisi akan berhenti setelah kekurangan
nutrisi diatasi. Namun, ada pula yang menimbulkan efek samping berkepanjangan. Ini
biasanya terjadi ketika malnutrisi sudah parah dan berlangsung lama. Oleh karena itu
sebaiknya cegah penyakit malnutrisi dengan mengonsumsi asupan yang kaya gizi.

http://www.duniamedis.net/post/read/contoh-malnutrisi-adalah.html

CONTOH KEJADIAN KEMATIAN LANGSUNG DAN TIDAK LANGSUNG

Penyebab Kematian Ibu Langsung Dan Tidak Langsung

Kematian ibu melahirkan di negara kita termasuk nomor tinggi di bandingkan dengan negara-
negara ASEAN lainnya. Keadaan yang memang harus menjadi perhatian pemerintah dan juga
kita sendiri sebagai warga negara untuk turut andil dalam menurunkan angka kematian ibu
Nama : Sherlie Jennyara
NIM : 151341127

(AKI) ini yang tentunya juga berkaitan erat dengan pengetahuan masyarakat sendiri dan juga
pelayanan serta fasilitas kesehatan yang tersedia di masyarakat.

Pengertian angka kematian ibu (AKI) adalah banyaknya kematian perempuan pada saat hamil
atau dalam masa kehamilan atau selama 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang
lama dan tempat persalinan, yang di sebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya, dan
bukan karena sebab-sebab lain, per 100.000 kelahiran hidup.

Kematian ibu adalah kematian yang terjadi pada ibu hamil, bersalin dan nifas (sampai 42 hari
setelah bersalin), sebagai akibat dari kelainan yang berkaitan dengan kehamilannya atau
penyakit lain yang di perburuk oleh kehamilan, dan bukan karena kecelakaan. Beberapa ahli
menyebut kematian ibu adalah ukuran penting dari kematian suatu bangsa dan masyarakat
serta mengindikasikan kesenjangan dalam kesehatan dan akses ke pelayanan kesehatan.

Penyebab langsung : Berhubungan dengan komplikasi obstetrik selama masa


kehamilan, persalinan dan masa nifas (post-partum). Mayoritas penyebab kematian
ibu adalah penyebab langsung.

Penyebab tidak langsung : Diakibatkan oleh penyakit yang telah di derita ibu, atau
penyakit yang timbul selama kehamilan dan tidak ada kaitannya dengan penyebab
langsung obstetrik, tapi penyakit tersebut diperberat oleh efek fisiologik kehamilan.

Terdapat banyak faktor yang dapat menjadi penyebab dan dapat berpengaruh terhadap
kematian ibu di Indonesia. Secara umum akronim, diantaranya kita mengenal istilah 3T (tiga
fase terlambat) dan 4T (menghindari empat terlalu). Tiga fase terlambat (3T) yaitu: Terlambat
Satu: terlambat memutuskan untuk mencari pertolongan baik secara individu, keluarga atau
keduanya. Faktor-faktor yang mempengaruhi fase satu ini adalah terlambat mengenali
kehamilan dalam situasi gawat, jauh dari dari fasilitas kesehatan, biaya, persepsi mengenai
kualitas dan efektivitas dari pelayanan kesehatan.

Penyebab Kematian Ibu Langsung

Penyebab langsung kematian ibu merupakan aspek medis yang harus ditangani oleh tenaga
medis atau tenaga kesehatan. Kasus- kasus tersebut antara lain :

Pendarahan

Eklampsia

Partus lama

Komplikasi aborsi

Infeksi.

Penyebab kematian ibu yang terbanyak adalah pendarahan (29.35%) dan Pre
Eklamsi/Eklamsi (27.27%).
Nama : Sherlie Jennyara
NIM : 151341127

Penyebab Kematian Ibu Tidak Langsung

Penyebab tidak langsung kematian ibu adalah aspek Non medis yang merupakan penyebab
yang mendasar antara lain :

Status perempuan dalam keluarga

Keberadaan anak

Sosial budaya

Pendidikan

Sosial ekonomi

Geografis daerah.

https://dokterindonesiaonline.com/tag/penyebab-langsung-kematian-ibu-paling-sering/

Вам также может понравиться